Anda di halaman 1dari 2

Tugas Ips

A.Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imprealisme


1.Perlawanan terhadap VOC dan Portuis dipelopori oleh kerajaan-
kerajaan bercorak islam di nusantara.
a.Perlawanan Kerajaan Ternate:Pada tahun 1512 portugis datang ke
kerajaan ternate, portugis disambut baik oleh rakyat ternate.mereka
berharap portugs menjai pembeli tetap rempah rempah dengan harga
yang tinggi .dibawah pimpinan sultan baabullah ,ternate berhasil
merebut benten sao paulo,dan akhirnya portugis diusir dari tenate dan
portugis pinah ke ambon. Di Ternate Portugis akhirnya dapat mendirikan
benteng Sao Paulo dan banyak melakukan monopoli perdagangan.
Tindakan ini menimbulkan perlawanan yang dipimpin oleh Sultan
Khairun (1550-1570). Tindakan Musquita menangkap Sultan Khairun
dilepas setelah kembali, tetapi kemudian dibunuh setelah paginya
disuruh berkunjung ke benteng Portugis.
Sultan Baabullah (1570-1583) memimpin perlawanan untuk
mengenyahkan Portugis dari Maluku sebagai balasan terhadap kematian
ayahnya. Benteng Portugis dikepung selama 5 tahun, tetapi tidak
berhasil. Sultan Tidore yang berselisih dengan Ternate kemudian
membantu melawan Portugis. Akhirnya, benteng Portugis dapat dikuasai
setelah Portugis menyerah karena dikepung dan kekurangan makanan.
Tokoh dari Tidore yang anti-Portugis adalah Sultan Nuku.
Pada tanggal 17 Juli 1780, Pata Alam dinobatkan sebagai vasal dari
VOC dengan kewajiban menjaga keamanan di wilayahnya, yaitu Maba,
Weda, Patani, Gebe, Salawatti, Missol, Waiguna, Waigen, negeri-negeri
di daratan Irian, Pulau Bo, Popa, Pulau Pisang, Matora, dan sebagainya.
Di sisi lain, Nuku terus mengadakan perlawanan terhadap Belanda di
Ternate dan Tidore.
Pada tahun 1783, Pata Alam menjalankan strategi untuk meraih loyalitas
raja-raja Irian. Akan tetapi, usaha tersebut menemui kegagalan, karena
para utusan dengan pasukan mereka berbalik memihak Nuku. Akhirnya,
Pata Alam dituduh oleh Kompeni bersekongkol dengan Nuku. Pata
Alam ditangkap dan rakyat pendukungnya dihukum. Peristiwa ini sering
disebut Revolusi Tidore (1783).
Untuk mengatur kembali Tidore, pada tanggal 18 Oktober 1783, VOC
mengangkat Kamaludin untuk menduduki takhta Tidore sebagai vasal
VOC. Di sisi lain, perjuangan Nuku mengalami pasang surut. Pada tahun
1794, gerakan tersebut mendapat dukungan dari Inggris. Sekembalinya
dari Sailan, Pangeran Jamaludin beserta angkatannya menggabungkan
diri dengan Nuku. Pada tanggal 12 April 1797 Angkatan Laut Nuku
muncul di Tidore. Hampir seluruh pembesar Tidore menyerah, kecuali
Sultan Kamaludin berserta pengawalnya. Mereka menyerahkan diri ke
Ternate. Tidore diduduki oleh Nuku hingga meninggal tanggal 14
November 1805 dan digantikan oleh Zaenal Abidin.

b.Perlawanan Kerajaan Aceh

Anda mungkin juga menyukai