Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Faris al Hakim

B. Tujuan Ibadah
Tujuan ibadah yang banyak diketahui oleh semua umat Islam adalah untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan salah satu fitrah
manusia. Fitrah keagamaan yang senantiasa memunculkan ketundukan dan pengagungan kepada
Allah dan merupakan pembawaan dan pengetahuan asli manusia. Fitrah itu merupakan hakikat
keberadaan manusia.1 Ibadah merupakan satu pola hubungan yang menghubungkan diri seorang
hamba dengan Tuhannya. Dengan beribadah, seseorang akan dekat dengan Allah. Hal ini
bermakna bahwa Allah dengan segala keagungan dan kebesaran Nya, akan terhubung dengan
manusia. Memahami makna ibadah tersebut, seorang muslim dapat terhubung dengan kasih
sayang Allah, karunia dan perlindungan Allah, pertolongan dan pemeliharaan-Nya yang maha
luas.

Sering kali kita sebagai orang Islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai makhluk
yang paling sempurna yaitu ibadah, atau terkadang tahu tentang kewajiban tapi tidak mengerti
terhadap apa yang dilakukan. Iman yang kuat itu mungkin diperoleh bila rajin melakukan
latihan, latihan itu antara lain ialah melakukan ibadah. Ibadah itu ada dua macam, yang umum
(ibadah ‘am) dan yang khusus (ibadah mahdhah) kedua macam ibadah ini perlu dilakukan.

Salah satu contoh misalnya dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa shalat dapat mencegah
seseorang dari perbuatan keji dan munkar[ CITATION QSA \l 1033 ]. Shalat dapat menjadi
penghalang dari kejahatan, tetapi masih ada orang setelah shalat tetap melakukan kejahatan. Hal
ini rata-rata setiap orang pernah mengalami sendiri pengalaman ketika ada seseorang setelah
shalat isya’ di masjid dia mencoba mencuri uang dalam kotak amal saat sudah tidak ada orang di
masjid tersebut. Dan ternyata kejadian seperti itu sudah sering terjadi di setiap masjid. Kejadian
lain yaitu ketika ada seseorang kehilangan sandal sampai berkali-kali di suatu masjid.

Ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, nazar, sumpah dan lain-lain, yang merupakan
hubungan vertikal hamba kepada Tuhan. Hukum-hukum semacam ini dimaksudkan adalah untuk

1
Yunasril Ali, Buku Induk Rahasia Dan Makna Ibadah (Jakarta: Zaman, 2011).
merealisir kesadaran mendalam hamba akan tujuan utama kejadiannya, yaitu untuk mengabdi
kepada Allah SWT.. Oleh karena itu ibadah ini merupakan pekerjaan utama dan pokok.
Kewajiban pribadi hamba pada dasarnya merupakan sebutan yang mengandung makna bahwa
ibadah-ibadah tersebut secara umum tidak dapat diwakilkan atau diwakili oleh orang lain. Tuhan
mengatakan : “Aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Az-
Zariyat :56).2

Sebagai seorang muslim kita harus selalu melaksanakan perintah Allah salah satunya
yaitu beribadah dan selalu ingat terhadap kematian. Bukan karena seorang muslim akan
meninggalkan keluarga, orang-orang tercinta, dan kenikmatan dunia, ini adalah pandangan
sempit. Tetapi karena kematian berarti berpisah dari amal ibadah dan bercocok tanam untuk
akhirat.3 Oleh karena itu, beribadahlah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT selagi
manusia diberikan kesempatan hidup sampai akhir hayatnya.

REFRENSI
Ali, Yunasril. Buku Induk Rahasia Dan Makna Ibadah. Jakarta: Zaman, 2011.
At-Tuwaijri, Syaikh Muhammad bin Ibrahim. Ringkasan Fiqih Islam. Team Indonesia
Islamhouse.com, 2012.
Ibrahim, Duski. AL-QAWA`ID AL-FIQHIYAH (KAIDAH-KAIDAH FIQIH). Palembang:
Noerfikri, 2019.

2
Duski Ibrahim, AL-QAWA`ID AL-FIQHIYAH (KAIDAH-KAIDAH FIQIH) (Palembang: Noerfikri, 2019).
3
Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri, Ringkasan Fiqih Islam (Team Indonesia Islamhouse.com, 2012).

Anda mungkin juga menyukai