INDONESIA
Dinamika Kependudukan Indonesia adalah perubahan yang terjadi pada perubahan jumlah suatu
pendidik di wilayah tertentu di Indonesia yang disebabkan oleh angka kelahiran (natalitas),
kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi) (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 38). Indonesia
memiliki potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah populasi penduduk Indonesia
mencapai 271,7 juta jiwa (WPDS, 2020). Hal tersebut disebabkan oleh dinamika kependudukan.
Memaksimalkan sumber daya manusia yang ada sangatlah penting untuk memastikan semua
penduduknya mendapatkan kesejahteraan yang pastinya selalu didambakan oleh semua populasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui dinamika kependudukan Indonesia.
2. PERSEBARAN PENDUDUK
Distribusi Penduduk atau persebaran penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di
suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak (Tim
Kemdikbud, 2017, hlm. 39). Persebaran penduduk dapat dikenali dari kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk merupakan indikator atau tanda adanya perbedaan
sumber daya yang dimiliki suatu wilayah.
Wilayah yang memiliki sumber daya yang lebih baik, baik sumber daya fisik, alam,
maupun manusianya, akan cenderung lebih dipadati oleh penduduk. Kepadatan penduduk
juga memberikan informasi berharga kepada pemerintah mengenai pemerataan
pembangunan. Wilayah yang penduduknya jarang menunjukkan pembangunan belum
sampai dengan merata ke wilayah tersebut atau wilayah lainnya.
Sayangnya, persebaran penduduk di Indonesia masih kurang merata. Hal ini ditunjukkan
dengan wilayah yang masih sedikit penduduknya seperti Papua yang kepadatan penduduk
rata-ratanya hanya 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara itu pulau Jawa kepadatan
penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi.
Bahkan pulau-pulau lain di Indonesia yang memiliki luas berkali lipat dari pulau Jawa
jika dijumlahkan seluruh penduduknya tidak akan mencapai jumlah penduduk yang
tinggal di Pulau Jawa. Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata indikasi dan
masalah dan penghambat pelaksanaan pembangunan.
3. KOMPOSISI PENDUDUK
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin,
mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-
lain (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 42). Data dan analisis terhadap komposisi penduduk
diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
Salah satu contohnya adalah kenyataan bahwa setiap penduduk pasti memiliki usia dan
jenis kelamin yang berbeda, sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda
pula. Berdasarkan informasi tersebut pemerintah dapat menyusun strategi dan kebijakan
yang tepat dalam memaksimalkan potensinya komposisi penduduk yang dimilikinya.
e. MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian adalah salah satu dari beberapa tolok ukur kualitas penduduk.
Pertambahan penduduk yang tinggi berpotensi menyebabkan jumlah angkatan
kerja meningkat. Jika pertambahan itu tidak diimbangi dengan mata pencaharian
yang memadai, maka akan timbul masalah pengangguran.
Hal ini kurang menguntungkan usaha pembangunan secara nasional karena
golongan muda kurang produktif tersebut merupakan beban. Masalah tenaga kerja
dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus ditangani secara serius
karena sangat peka terhadap ketahanan nasional.
Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, berbeda
dengan di negara maju yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya
berada di sektor Industri. Meskipun begitu, kini Indonesia juga tengah
menghadapi perpindahan dari mata pencaharian utama bertani ke sektor industri.
a. RUMAH ADAT
Indonesia kaya akan budaya yang beraneka ragam dan tersebar di berbagai
provinsi pada umumnya. Salah satunya adalah rumah adat yang di setiap daerah
memiliki keunikannya masing-masing. Berikut adalah beberapa contoh rumah
adat di setiap daerah di Indonesia.
Nama Daerah Nama Rumah Adat
Bali Rumah adat Gapura Candi Bentar
Kalimantan Tengah Betang
Kalimantan Timur Rumah adat Lamin
Kalimantan Selatan Banjar atau Betang
Nanggroe Aceh Darussalam Krong Bade
Nusa Tenggara Timur Musalaki
Papua Rumah adat Honai
Papua Honai
Sulawesi Utara Rumah adat Istana Buton
Sumatra Barat Rumah Gadang
Yogyakarta Rumah Joglo
b. PAKAIAN ADAT
Pakaian adat tradisional di Indonesia begitu banyak dan beragam, ini merupakan
nilai-nilai budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Berikut adalah pakaian-
pakaian adat yang ada di Indonesia.
Nama Daerah Nama Pakaian Adat
Aceh Ulee Balang
Bali Payas Agung
Bangka Belitung Paksian
Banten Pangsi
Bengkulu Rejang Lenong
DI Yogyakarta Kebaya Kesatrian
DKI Jakarta Sadariah
Gorontalo Biliu dan Makuta
Jambi Baju Kurung Tanggung
Jawa Barat Bedahan
Jawa Tengah Kebaya
Jawa Timur Pesa’an
Kalimantan Barat King Baba atau King Tompang
Kalimantan Selatan Babaju Kun Galung Pacinan
Kalimantan Tengah Sangkarut
Kalimantan Timur Kustin
Kalimantan Utara Ta’a dan Sapei Sapaq
Kepulauan Riau Kebaya Laboh dan Teluk Belanga
Lampung Tulang Bawang
Maluku Cele
Maluku Utara Manteren Lamo dan Kimun Gia
Nama Daerah Nama Pakaian Adat
Nusa Tenggara Rimpu
Barat
Nusa Tenggara Baju Adat Sabu, Helong, Rote, dan Dawan
Timur
Papua Holim (Koteka) dan Rok Rumbai
Papua Barat Ewer
Riau Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Suamtera Barat Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang
Sulawesi Barat Pattuqduq Towaine
Sulawesi Selatan Bodo
Sulawesi Tengah Nggembe
Sulawesi Tenggara Babu Nggawi
Sulawesi Utara Laku Tepu
Sumatera Selatan Aesan Gede
Sumatera Utara Ulos
c. TARIAN DAERAH
Tari daerah di berbagai daerah Indonesia memiliki ciri khasnya tersendiri. Tarian
ini juga biasanya memiliki makna dan simbol tertentu yang terkandung
didalamnya. Berikut adalah tarian-tarian daerah yang ada di Indonesia.
Nama Daerah Nama Tarian Adat
Bengkulu Tari Andun, Tari Bidadari Teminang Anak
Sulawesi Tenggara Tari Balumpa, Tari Dinggu, Tari Malulo
Nusa Tenggara Tari Batunganga, Tari Mpaa Sampari
Barat
Lampung Tari Cangget, Tari Bedana, Tari Malinting
Nusa Tenggara Tari Gareng Lameng, Tari Bidu
Timur
Kalimantan Timur Tari Kancet Papatai, Tari Gong
Bali Tari Kecak dan Tari Legong
Sulawesi Selatan Tari Kipas, Tari Bosara
Maluku Tari Lenso, Tari Cakalele
Sulawesi Utara Tari Maengket, Tari Tidi Lo Polopalo
Kalimantan Barat Tari Momong, Tari Tandak Sambas
Maluku Utara Tari Perang, Tari Nabar Illa
Sulawesi Tengah Tari Peulu Cinde, Tari Pamonte
Suamtera Barat Tari Piring, Tari Payung, Tari Tabuik
Kalimantan Selatan Tari Radab Rahayu, Tari Baksa Kembang
Jawa Timur Tari Remo, Tari Reog Ponorogo
Jambi Tari Sekapur Sirih, Tari Rangguk
Papua Tari Selamat Datang, Tari Musyoh
Sumatera Utara Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor Tor, Tari
Manduda
DI Yogyakarta Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya, Tari Merak,
Tari Lawung Agung
Jawa Tengah Tari Serimpi, Tari Bambangan Cakil, Tari
Kendalen
Aceh Tari Seudati, Tari Saman, Tari Pukat
Papua Barat Tari Suanggi, Tari Perang
Kalimantan Tengah Tari Tambun dan Bungai, Tari Balean Dadas
Kepulauan Riau Tari Tandak Riau, Tari Joged Lambak
Sumatera Selatan Tari Tanggai, Tari Bekhusek
Jawa Barat Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak
DKI Tari Topeng, Tari Yapong
Riau Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
6. REFERENSI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs
Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan