Apakah bank harus cemas dengan keberadaan fintech? Tergantung tipe fintechnya:
1. Melayani nasabah yang dianggap tidak menarik bagi bank, misal Kickstarter yang
menyediakan platform pendanaan bagi start-up yang cenderung akan ditolak jika mengajukan
pinjaman ke bank.
2. Mengeksploit inefisiensi dari proses perbankan dan menghadirkan pelayanan yang lebih baik.
3. Berkompetisi secara langsung dengan bank melalui jasa yang sejenis, misal Jenius.
4. Merupakan double agent yang coexist dengan bank dan dibangun berdasarkan struktur
perbankan yang sudah ada, misal PayPal atau OVO.
5. Fintech yang menyediakan produk atau jasa yang disruptif dan punya potensi untuk mengubah
industri keuangan, misalnya Bitcoin.
Regulator Fintech
OJK Bank Indonesia
1. P2P Lending:Crowdfunding 1. Penyelenggara e-Money.
pinjaman/kredit. 2. Payment Gateway.
2. Equity Crowdfunding Equity: Seperti IDX 3. e-Wallet.
tapi untuk perusahaan private.
3. IKD (Inovasi Keuangan Digital), ada 15 sub.
Kemensos
1. Donation Crowdfunding Equity:
Kitabisa.com
Bapepti
1. Cryptocurrency: Indodux
Bagaimana inklusi keuangan digital berpengaruh terhadap GDP? Dengan adanya keuangan
digital, transaksi keuangan baik itu menerima maupun melakukan pembayaran menjadi semakin
mudah, termasuk orang-orang yang tidak tersentuh oleh perbankan (misalnya dijangkau oleh
PPoB) sehingga berdampak antara lain:
(1) Meminimalisir dampak asimetris informasi, misalnya memudahkan profiling credit risk)
(2) Mengurangi biaya yang timbul dari pemakaian cash, misalnya jadi tidak perlu ke ATM; dan
(3) Kemudahan bertransaksi, misalnya yang tidak ada akses ke ATM tetap bisa bertransaksi.
Blockchain is a distributed ledger which is accessible to anyone. Once a data has been recorded
to a blockchain, it becomes very difficult to change it. Cara kerja blockchain1:
Blockchain terdiri dari
dua jenis record,
transaksi dan blok.
Transaksi ini disimpan
secara bersama-sama
dalam satu blok. Setiap
blok berisi hash
kriptografi sehingga
membentuk jaringan.
Fungsi hash kriptografi
adalah mengambil data dari blok sebelumnya dan mengubahnya menjadi compact string. String
ini memungkinkan sistem bisa mudah mendeteksi adanya sabotase. Artinya setiap blok tidak
perlu memiliki nomor seri, hash memungkinkan setiap blok dapat memverifikasi integritasnya.
Setiap blok akan menegaskan validitasnya dari blok sebelumnya. Keterkaitan blok bukanlah
satu-satunya hal yang membuat jaringan tetap aman.
Teknologi ini juga terdesentralisasi, setiap komputer dengan perangkat lunak yang diinstal
memiliki salinan Blockchain yang terus diperbarui dengan blok baru. Tidak ada server terpusat
yang memegang transaksi, dan karena setiap blok baru harus memenuhi persyaratan dalam rantai
atau jaringan, maka tidak ada yang bisa menimpa transaksi sebelumnya.
Persyaratan transaksi lainnya, yaitu dapat digunakan untuk menentukan entri yang valid. Di
Bitcoin, misalnya, transaksi yang valid harus ditandatangani secara digital, dan harus
1
Dikutip dari https://www.jojonomic.com/blog/blockchain/#:~:text=Bagaimana%20cara%20kerja%20Blockchain
%3F,hash%20kriptografi%20sehingga%20membentuk%20jaringan pada 14 Agustus 2020.
1
Gambar diambil dari https://digitalis.id/blog/infografis-cara-kerja-mekanisme-blockchain/ pada 14 Agustus 2020.
mengeluarkan satu atau lebih output yang tidak terpakai dari transaksi sebelumnya, serta jumlah
keluaran transaksi tidak dapat melebihi jumlah input.
Blockchain elements
1. Peer-to-Peer Network.
2. Cryptography.
3. Consensus algorithm (proof of work).
4. Punishment and reward.
5. Market adoption.
Cryptocurrency merupakan2 mata uang digital yang dipakai untuk bertransaksi virtual dalam
jaringan internet. Mata uang ini belum diakui oleh negara manapun sebagai basis yang valid.
Walaupun demikian, di Indonesia sendiri transaksinya tetap diatur oleh Bapepti dan yang umum
digunakan hanya Bitchoin dan Ethereum. Untuk Bitcoin, jumlahnya saat ini ada sekitar 21 juta
BTC dan tidak akan bertambah, makanya harganya terus naik karena supplynya tetap.
Bagaimanakah cara kerja Cryptocurrency3: Sistem uang terdesentralisasi adalah sebuah
jaringan yang mampu menghubungkan konsumennya tanpa melalui perantara atau pihak ketiga
seperti perbankan atau pemerintah. Melalui smartphone dan laptop yang tersambung ke internet,
konsumen dapat mengirimkan atau menerima uang kapanpun dan dimanapun di seluruh dunia
dalam hitungan menit.
Problem solving yang dihadirkan Crypto currency: Selain masalah sentralisasi dimana biaya
operasionalnya lebih mahal serta atura-aturan ketat yang menjadikannya kurang efisien dan
2
Dikutip dari https://www.akseleran.co.id/blog/cryptocurrency-adalah/ pada 14 Agustus 2020.
3
Dikutip dari https://binus.ac.id/knowledge/2019/06/mengenal-lebih-jauh-cryptocurrency/` pada 14 Agustus 2020.
efektif, cryptocurrency juga menjawab biaya ekonomis yang mahal dari mahalnya charge
remmitance dimana cryptocurrency itu sangat kecil,