05 Sujarwo Mapnj

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN BISNIS KOPERASI KAMPUS

(Era Milenial dan Revolusi Industri Ke-4.0)


¹Sujarwo, ²Rodiana Listiawati
Program Studi Keuangan dan Perbankan Polteknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok
¹sijarwo@akuntansi.pnj.ac.id
rodianalistiawati@akuntansi.pnj.ac.id
²

Abstrak — Kontribusi koperasi terhadap perekonomian di Indonesia masih rendah yang disebabkan karena kinerja
yang rendah dan tata kelola koperasi tidak berdasarkan good cooperative governance. Koperasi sulit berkembang
karena tidak mampu mengikuti perubahan lingkungan bisnis. Pada era revolusi gelombang ke-4 koperasi dituntut
melakukan transformasi agar tidak ditinggal oleh anggota dan masyarakat. Koperasi kampus terdiri dari Kopma dan
Kopkar mempunyai potensi melakukan perubahan karena kualitas SDM lebih baik dibandingkan dengan koperasi
lainnya. Koperasi harus membangun karakter kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi melalui pendidikan
dan pelatihan. Koperasi pada era digital dengan menerapkan Jejaring informasi, penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. Penggunaan medsos untuk mempromosikan produk dan jasa, penggunaan fintech dan platform digital
transaksi online. Pengembangan jalur koperasi kampus berupa Student Co-Op dan Worker Co-Op. Untuk menerapkan
tata kelola koperasi yang baik dibutuhkan sistem akuntansi yang real time yang setiap saat dapat diketahui indikator
keuangan secara cepat. Laporan keuangan yang dibuat harus mudah dan sistematis, akuntabel, akurat. Aplikasi harus
user friendly, fitur dan modul lengkap berbasis web.

Kata kunci — pengembangan, bisnis, koperasi, era milenial

Abstract-Cooperative contribution to the economy in Indonesia is still low due to low performance and cooperative
governance is not based on good cooperative governance. Cooperatives are difficult to develop because they are unable
to keep up with changes in the business environment. In the revolutionary era, the 4th wave of cooperatives was
demanded to transform so that members and society would not be left behind. Campus cooperatives consisting of
Kopma and Kopkar have the potential to make changes because the quality of human resources is better than other
cooperatives. Cooperatives must build creative and innovative characters for people who drive cooperatives through
education and training. Cooperatives in the digital era by implementing information networks, the use of information
and communication technology. The use of social media to promote products and services, the use of fintech and digital
platforms for online transactions. Development of campus cooperative paths in the form of Student Co-Op and Worker
Co-Op. To implement good cooperative governance, a real-time accounting system is needed that can be quickly
identified by financial indicators. The financial statements that are made must be easy and systematic, accountable,
accurate. The application must be user friendly, features and complete web-based modules.

Keywords - development, business, cooperatives, millennial era

I. PENDAHULUAN kinerja koperasi (Susiyanto dan Suyatno, 2016).


Mengabaikan penerapan prinsip-prinsip GCG
Koperasi merupakan badan usaha yang berdampak buruk terhadap kesehatan koperasi
melakukan aktivitas ekonomi dalam sistem bisnis (Budiyono dan Susilowati, 2017). Koperasi adalah
tertentu, sesuai nilai dan prinsip koperasi. Koperasi perusahaan yang demokratis, dijalankan oleh anggota
dituntut untuk melakukan bisnis secara efisien dan dan dibiayai oleh anggota (Nkuranga, 2013).
berdaya saing untuk kesejahteraan anggota (Suwandi, Pertumbuhan koperasi tidak diimbangi
2016). Jumlah koperasi di Indonesia pada tahun 2017 dengan kualitas dan kinerja, sehingga banyak koperasi
sebanyak 153.171 unit dengan jumlah anggota sekitar yang pasif. Partisipasi anggota berperan penting untuk
26 juta orang dan kontribusi terhadap PDB 4,48%. memajukan dan mengembangkan koperasi. Koperasi
Rendahnya kontribusi disebabkan karena tidak perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan
dikelola secara profesional dan praktek binis yang serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan
baik. Pengelolaan koperasi tidak menerapkan prinsip bersaing. Perbaikan dilaksanakan terus-menerus,
good cooperative governance (GCG) yaitu sehingga kinerja koperasi makin baik dan dapat terus
keterbukaan informasi, akuntabilitas, unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat
pertanggungjawaban, fairness berpengaruh terhadap bertahan.

Diterima pada : XX XX XXXX || Di-review pada : XX XX XXXX || Disetujui Pada : XX XX XXXX 1


ICA (2011) menetapkan prinsip dan nilai berpengaruh terhadap kinerja koperasi (Susiyanto dan
yang harus dijalankan oleh koperasi. Ada tujuh prinsip, Suyatno, 2016).
yaitu: 1) keanggotaan sukarela dan terbuka; 2) kontrol Mahasiswa sebagai kelompok kaum
anggota demokratis; 3) partisipasi ekonomi anggota; 4) milenial menganggap bahwa koperasi sebagai “barang
otonomi dan kemerdekaan; 5) pendidikan, pelatihan jadul” hanya sebagai pelengkap pelajaran di sekolah.
dan informasi; 6) kerjasama antar koperasi; dan 7) Menjadi anggota koperasi “kurang keren” dan “tidak
kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi didasarkan hits”. Pandangan tersebut memang tidak salah karena
pada nilai-nilai self-help, tanggung jawab diri, koperasi tidak mampu mengantisipasi perkembangan
demokrasi, kesetaraan, kesetaraan dan solidaritas, dan lingkungan bisnis. Koperasi tidak mampu memenuhi
keyakinan anggota dalam kejujuran, keterbukaan, kebutuhan anggota dan tidak memberikan pelayanan
tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang dengan cara kekinian. Kegiatan bisnis koperasi masih
lain. bersifat tradisional dengan mengandalkan
Koperasi merupakan lembaga yang harus perdagangan ritel dan jasa simpan pinjam.
dikelola sebagaimana layaknya lembaga Memasuki era revolusi industri ke-4 yang
bisnis. Manajemen koperasi melibatkan 4 (empat) ditandai pesatnya perkembangan teknologi digital,
unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan menjadikan masa depan akan mengalami perubahan-
karyawan. Koperasi bisa berjalan dengan lancar dan perubahan besar. Beberapa perubahan tersebut
berkembang jika dikelola dengan menerapkan prinsip- diprediksi akan terjadi di berbagai aspek kehidupan, di
prinsip tata kelola koperasi yang baik. antaranya sektor industri, pemerintahan, termasuk di
Proses bisnis koperasi harus diiringi dengan sektor pendidikan.
program pendidikan dan pelatihan bagi anggota, Dengan dimulainya era revolusi industri ke-
pengurus, pengelola, pengawas, dan pembina. 4, tantangan baru yang dihadapi koperasi di Indonesia
Pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat terasa semakin kompleks dan rumit. Hal ini
menyelesaikan masalah kronis di koperasi, seperti; disebabkan adanya perubahan gaya hidup generasi
lemahnya pengelolaan organisasi dan manajemen, milenial. Pola dan gaya hidup generasi milenial
gagal paham tentang jati diri koperasi, kurang mampu bercirikan segala sesuatu yang lebih cepat, mudah,
bersaing, kurang mampu memanfaatkan peluang murah, nyaman, dan aman. Kusuma (2018), teknologi
usaha serta akuntabilitas yang rendah. Kelemahan digital telah menjadi bagian dari hidup kaum milenial
tersebut tercermin dari: dan sangat bergantung pada teknologi dan Internet
 Layanan koperasi melenceng dari jati diri koperasi untuk seluruh kegiatan mereka. Mereka juga pandai
 Ketiadaan rencana strategis koperasi dan belum dalam memanfaatkan internet untuk mendapatkan
adanya Standar Operasional Prosedur penghasilan dan memberikan kontribusi positif bagi
 Lemahnya fungsi perencanaan dan pengendalian orang lain dan lingkungan.
 Kurangnya transparansi antara anggota dengan Dunia digital merubah hidup kita dengan
pengelola koperasi cara yang tidak terbayangkan. Teknologi berubah dari
 Lemahnya strategi bisnis dengan anggota dan sesuatu yang terlihat menjadi sesuatu yang tidak
calon anggota terlihat, dimana kita diperkenalkan pada teknologi
 Kurangnya kerjasama antar koperasi, koperasi yang invisible seperti Internet of Things dan Cloud
dengan pemerintah dan pelaku usaha lainnya Computing (Kusuma, 2018).
Koperasi kampus terdiri dari koperasi Koperasi pada era revolusi industri ke-4
mahasiswa (Kopma) dan koperasi karyawan (Kopkar). harus beradaptasi dan bertransformasi dalam
Koperasi Kampus mempunyai fungsi membentuk menghadapi lingkungan yang senantiasa dinamis.
mental enterpreneurship mahasiswa dan sekaligus Langkah awal yang perlu dilakukan dalam
pemberdayaan ekonomi di kampus. Potensi usaha transformasi koperasi adalah membangun karakter
koperasi kampus sangat besar melayani anggota dan kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi.
non-anggota di lingkungan kampus. Masing-masing Kreatifitas mengharuskan insan koperasi dapat
koperasi bersaing didalam kampus sehingga berpikir berbeda dibandingkan insan yang lain,
menimbulkan iklim usaha yang tidak sehat yang sedangkan inovatif mengharuskan insan koperasi
menyebabkan koperasi kampus sulit berkembang. dapat bertindak berbeda dengan insan yang lain. Insan
Pengelolaan koperasi kampus harus yang kreatif dan inovatif akan dapat lebih cepat
menerapkan good cooperative governance (GCG), beradaptasi dengan lingkungannya. Insan koperasi
berkembangnya bisnis koperasi kampus tergantung yang harus disiapkan di era revolusi industri ke-4
kesadaran dan partisipasi anggota memilih pengurus adalah insan koperasi yang mempunyai kreativitas dan
yang paham tentang jati diri koperasi dan mampu inovasi yang tinggi. Dengan insan yang kreatif dan
mengembangkan bisnis koperasi secara sehat. inovatif koperasi dapat memulai transformasi dirinya
Koperasi kampus membutuhkan para pengelola yang untuk menata organisasi dan strategi bisnisnya sesuai
berintegritas, kompeten, dan terampil. era industri ke-4.
Tata kelola koperasi yang tidak berbasis Koperasi kampus mempunyai keunggulan
pada prinsip good cooperative governance (GCG) dibidang sumber daya manusia yang berkualitas
berpotensi memunculkan dampak buruk bagi dibandingkan dengan koperasi lain, sehingga lebih
kesehatan dan kinerja koperasi (Budiyono dan mampu melakukan adaptasi terhadap lingungan bisnis.
Susilowati, 2017). Penerapan prinsip-prinsip GCG Koperasi kampus diharapkan mampu melakukan
transformasi pada era revolusi industri ke-4.

Diterima pada : XX XX XXXX || Di-review pada : XX XX XXXX || Disetujui Pada : XX XX XXXX 2


Dalam rangka mempersiapkan koperasi  Keberadaan Kopma selain untuk kepentingan
kampus melakukan transformasi terhadap lingkungan bisnis, juga bertujuan sebagai wadah dan sarana
bisnis, maka dilakukan pendidikan dan pelatihan belajar mahasiswa dalam mengelola suatu usaha.
manajemen dan pengembangan bisnis bagi pengurus  Kepengurusan koperasi dalam tempo yang
koperasi karyawan dan koperasi mahasiswa Perguruan singkat karena dibatasi masa studi, rata-rata hanya
Tinggi di Jabodetabek dan Banten dalam rangka berjalan selama 2 tahun.
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang  Bidang usaha perdagangan ritel alat tulis kantor,
diselenggarakan oleh Program Studi Keuangan dan keperluan mahasiswa, makanan dan minuman,
Perbankan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri foto copy, penjilidan dll.
Jakarta bekerjasama dengan PT Jamkrida Jakarta yaitu  Jumlah aset relatif kecil dengan pertumbuhan
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang yang rendah, karena iuran anggota sangat kecil,
penjaminan kredit UKM dan Koperasi. ada yang tiap bulan anggota Rp 10.000
 Sistem akuntansi dan administrasi masih manual
II. METODE dengan transaksi relatif kecil.
Tahapan dan proses pelaksanaan kegiatan  Tingkat partisipasi anggota rata-rata 70%,
pengabdian kepada masyarakat: ditandai dengan kehadiran RAT dan bertransaksi
a. Tahap Persiapan sebagai konsumen.
1. Merancang kebutuhan pelatihan  Belum sepenuhnya mempunyai pedoman dan
2. Menentukan peserta dan narasumber SOP yang lengkap yang mengatur tentang
3. Menentukan waktu dan tempat pelatihan organisasi dan manajemen.
4. Menyiapkan materi dan akomodasi
b. Tahap Pelaksanaan Pelatihan Karakteristik Koperasi Karyawan Kampus
1. Pre dan post test  Kopkar anggotanya karyawan dan dosen
2. Ceramah dan diskusi perguruan tinggi setempat, dengan keanggotaan
3. Demo aplikasi sistem akuntansi koperasi sukarela dan tertutup berstatus sebagai karyawan
berbasis android atau dosen baik tetap maupun tidak tetap.
4. Klinikal bisnis  Legalitas Kopkar lebih lengkap dibandingkan
c. Pasca Pelaksanaan dengan Kopma.
1. Evaluasi kegiatan
 Kopkar bertujuan untuk memenuhi dan melayani
2. Laporan pertanggungjawaban
kebutuhan anggota dan non anggota untuk
3. Rekomendasi program pelatihan lanjutan
kesejahteraaan anggota.
4. Perluas kerjasama dengan mitra strategis
 Bidang usaha perdagangan ritel berupa kebutuhan
Metode pelaksanaan kegiatan dengan ceramah dan
bahan pokok anggota dan non anggota, makanan
diskusi interaktif serta klinikal bisnis membedah kasus
dan minuman, perabot rumah tangga, alat tulis
permasalahan yang dihadapi oleh koperasi kampus.
kantor, keperluan mahasiswa, foto copy dan
Materi disampaiakan berdasarkan data dan kondisi
penjilidan, jasa simpan pinjam.
koperasi terkini. Khusus materi dari PT Jamkrida
Jakarta berupa aplikasi sistem akuntansi koperasi  Jumlah aset mengalami peningkatan karena tidak
berbasis android yang akan diberikan secara cuma- mengalami kesulitan pemotongan pembayaran
cuma kepada peserta. simpanan pokok dan wajib.
 Pengurus masih merangkap sebagai pengelola
koperasi, sehingga sulit melakukan pengawasan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
operasional harian.
Pelaksanaan pelatihan manajemen dan
 Integritas dan kompetensi pengurus menjadi
pengembangan bisnis koperasi kampus dengan materi :
permasalahan utama dalam pengembangan bisnis.
1. Manajemen koperasi di era gelombang keempat
era kreatif  Pengurus secara terus menerus tidak tergantikan,
2. Sistem akuntansi koperasi berbasis android hal ini karena sulit mencari anggota menjadi
Peserta dari koperasi mahasiswa dan koperasi pengurus, atau pengurus menghegemoni
karyawan perguruan tinggi negeri dan swasta di organisasi koperasi sehingga sulit tergantikan.
Jabodetabek dan Banten. Kedua koperasi yaitu Kopma dan Kopkar
beroperasi di lingkungan kampus dengan bisnis dan
Karakteristik Koperasi Mahasiswa layanan yang sama dan target konsumen yang sama.
Bisnis Kopkar lebih beragam dan diversifikasi usaha,
 Koperasi mahasiswa (Kopma) merupakan
Kopma tidak memberikan pinjaman kepada anggota.
koperasi untuk para mahasiswa, yang masa
Pelayanan bisnis masih bersifat tradisional. Sistem
pendidikannya berada di perguruan tinggi.
akuntansi dan adminsitrasi belum memanfaatkan
 Keanggotaannya bersifat sukarela dan tertutup
teknologi informasi secara penuh. Keanggotaan
melalui rekruitmen pada saat awal masuk kuliah.
sukarela tetapi tertutup.
Tertutup karena berstatus sebagai mahasiswa,
Berdasarkan hasil diskusi dan tanya jawab Kopma
apabila sudah lulus sudah tidak menjadi anggota.
sulit menambah modal karena simpanan wajib kecil,
 Kopma sebagai salah satu Unit Kegiatan ada yang Rp 10.000 per bulan, sehingga jumlah aset
Mahasiswa (UKM) yang bertujuan untuk dapat kecil dan sulit tumbuh, oleh karena itu perlu
menumbuhkan mental enterpreneurship ditingkatkan jumlah simpanan wajib minimal per
(kewirausahaan).
Diterima pada : XX XX XXXX || Di-review pada : XX XX XXXX || Disetujui Pada : XX XX XXXX 3
bulan Rp 100.000. Disamping faktor modal juga USAID (2013) menetapkan indek kinerja koperasi
jumlah anggota yang sulit bertambah, karena setelah (Cooperative Performance Index/CPI), ada lima
lulus mereka terhenti menjadi anggota, perlu ada dimensi dalam mengukur indek kinerja koperasi yaitu :
terobosan baru bahwa mahasiswa setelah lulus tetap (1) status hukum & strategi dan perencanaan koperasi;
sebagai anggota, setelah mereka menjadi alumni akan (2) struktur manajemen dan sistem akuntansi; (3)
memperkuat jaringan dan mempunyai kemampuan produksi dan kualitas input; (4) pengaruh pasar dan
keuangan sehingga akan memperkuat permodalan. hubungan bisnis; (5) rekruitmen dan strategi retensi
Sistem keuangan dan administrasi perlu ditingkatkan anggota.
dengan menerapkan sistem informasi proses bisnis
dan layanan anggota.
Kopkar lebih mampu mengembangkan bisnis
dibandingkan dengan Kopma. Pengumpulan simpanan
wajib lebih mudah karena memotong gaji, andalan
bisnis Kopkar adalah memberikan pinjaman kredit
kepada anggota berupa barang maupun uang, sehingga
menjadi sumber pendapatan utama.
Kopkar hanya mampu melayani anggota dan non
anggota didalam kampus, belum ada yang berani
melakukan ekspansi memberikan pelayanan kepada
masyarakat diluar kampus. Faktor pengambilan
keputusan dan mengelola risiko bisnis menjadi hal
yang sangat penting agar bisnis koperasi mampu
berkembang dengan kinerja yang baik.
Gambar 2. Dimensions of Cooperative
Kinerja Non-Finansial Koperasi Development (USAID, 2013).
Ukuran kinerja non-finansial sekarang menjadi Restrukturisasi Koperasi
rujukan meningkatkan kinerja, kinerja non-finansial Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk
sebagai pemicu kinerja finansial dan sifatnya jangka memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja
panjang. Ukuran kinerja non-finansial tergantung perusahaan (Bramantyo, 2004). Restrukturisasi
kebutuhan dan saaran. Matei dan Drumasu (2015), koperasi secara bisnis sama seperti restrukturisasi
menekankan prinsip-prinsip corporate governance perusahaan pada umumnya. Keputusan melakukan
(integritas, kejujuran/ketulusan, transparansi dan restrukturisasi ada pada rapat umum anggota (RAT),
tanggung jawab), manajemen risiko yang jelas dan keputusan yang dipilih menyangkut kelembagaan,
mekanisme kontrol merupakan elemen penting yang bidang usaha, dan organisasi manajemen. Keputusan
diperlukan mencapai tujuan bagi entitas publik. kelembagaan terkait dengan legalitas dan
Amene (2017) ada lima faktor yang mempengaruhi keanggotaan koperasi, sedangkan keputusan bidang
kinerja koperasi pertanian, yaitu: faktor tata kelola usaha terkait dengan unit-unit usaha yang perlu
koperasi, faktor keuangan, faktor infrastruktur, faktor dikembangkan atau dirampingkan agar lebih efisien
pemasaran, dan faktor nilai anggota. dan produktif. Sedangkan keputusan organisasi
ICA (2013) dalam menyusun blue print strategy manajemen terkait dengan struktur organisasi, SDM,
penataan koperasi dimasa yang akan datang dengan dan fungsi-fungsi manajemen. Restrukturisasi usaha
menetapkan lima tema penting yang saling terkait, menyangkut aspek produksi, pemasaran, SDM, dan
yaitu: partisipasi, keberlanjutan, identitas, legalitas, keuangan (Suwandi, 2016).
permodalan. Tujuan penetapan tema tersebut agar
koperasi dimasa depan lebih kuat dan efisien dalam Daya Saing Koperasi
menghadapi persaiangan global, dengan cara Daya saing perusahaan ditentukan oleh
melakukan bisnis yang lebih baik, dan membawa banyak faktor, diantaranya adalah: keahlian atau
keseimbangan yang lebih efektif terhadap ekonomi tingkat pendidikan pekerja, keahlian pengusaha,
global. ketersediaan modal, sistem organisasi dan manajemen
yang baik (sesuai kebutuhan bisnis), ketersediaan
teknologi, ketersediaan informasi, dan ketersediaan
input-input lainnya seperti energi, dan bahan baku
(Tambunan, 2015), seperti yang tertera dalam gambar
3.

Gambar 1. Blue Print Startegy (ICA, 2013).

Diterima pada : XX XX XXXX || Di-review pada : XX XX XXXX || Disetujui Pada : XX XX XXXX 4


Keahlian
Pengurus
Keahlian Organisasi dan
Anggota Manajemen
Daya
Saing Kewirausahan Kewirakoperasi
Ketersediaan Ketersediaan Program PKM
Koperasi Mahasiswa Kampus
Input Lainnya Modal

Ketersediaan Ketersediaan
Informasi Teknologi
Gambar 3. Daya Saing Koperasi
Gambar 4. Tahap Pengembangan Koperasi
Rebranding Koperasi
Koperasi agar diminati oleh mahasiswa sebagai Pengembangan jalur koperasi kampus selanjutnya
kaum milenial harus melakukan rebranading. Persepsi dapata berupa.
mahasiswa harus dirubah bahwa menjadi anggota • Student Co-Op, koperasi kampus yang
koperasi adalah “keren”. Oleh karena itu diperlukan memanfaatkan kemampuan kewirausahaan
perencanaan strategis agar koperasi diminati oleh mahasiswa menjadi anggota sehingga akan tumbuh
mahasiswa. Bisnis koperasi harus mengikuti kewirakoperasi kampus sebagai wadah
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berhimpunnya mahasiswa yang mempunai jiwa
yang sudah masuk era digital. Transaksi melalui kewirausahaa.
media sosial harus mulai dilakukan dengan • Worker Co-Op, koperasi kampus dapat
memanfaatkan platform digital. memanfaatkan alumni yang mempunyai jiwa
Rebranding dengan menjalankan fungsi-fungsi kewirausahaan atau yang bekerja tetapi
manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan mempunyai minat tetap menjadi anggota koperasi.
pengawasan. Efisiensi bisnis agar memberikan
keuntungan pada anggota. Langkah strategis yang Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi dan
harus ditempuh: Keuangan
 Menerapkan prinsip tata kelola koperasi yang Untuk menerapkan tata kelola koperasi yang baik
baik: dibutuhkan sistem akuntansi yang real time yang
 Akuntabilitas setiap saat dapat diketahui indikator keuangan secara
 Pertanggungjawaban cepat. Laporan keuangan yang dibuat harus mudah
 Kemandirian dan sistematis, akuntabel, akurat. Diperlukan software
 Keadilan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan yang
akuntabel, akurat, yang setiap saat dapat disajikan dan
 Inovatif dan kreatif dengan ide dan konsep brilian
mudah melakukan penilaian dan evaluasi kinerja
yang dapat dieksekusi.
koperasi.
 Jejaring informasi, penggunaan teknologi
PT Jamkrida Jakarta menawarkan software laporan
informasi dan komunikasi, penggunaan medsos
keuangan koperasi berbasis android. Software
untuk mempromosikan produk dan jasa,
diberikan secara cuma-cuma kepada koperasi untuk
penggunaan fintech dan platform digital transaksi
diinstal dan diberikan pelatihan mulai dari input data,
on-line.
migrasi data, dan output laporan keuangan.
Aplikasi dapat diakses secara mudah oleh banyak
Pengembangan Koperasi Kampus
pengguna dalam komputer yang berbeda. Pengguna
Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 1992 sudah
bisa melihat neraca keuangan melalui aplikasi.
tidak memadai untuk memberikan stimulasi daya tarik
Pengguna bisa melihat laporan laba rugi yang bisa
koperasi bagi generasi milenial. Setiap orang
digunakan mempermudah akses permodalan kepada
mempunyai hak satu suara, keanggotaan koperasi
bank dan lembaga keuangan bukan bank. Koperasi
minimal 20. Mahasiswa sulit mengembangkan
yang menggunakan aplikasi ini dapat menghitung
koperasi mahasiswa pada saat aktif kuliah, oleh karena
dengan mudah pembagian SHU beserta laporannya.
itu tahapan pengembangannya dapat dimulai dari
Manfaat bagi koperasi yang menggunakan aplikasi
program PKM sehingga menghasilkan kewirausahaan
ini dapat mendukung kegiatan koperasi antara lain
mahasiswa yang selanjutnya akan menumbuhkan
modul anggota, modul simpan pinjam, neraca, dan
kewirakoprasi kampus.
laporan SHU. Aplikasi juga mendukung usaha
perdagangan dalam hal penginputan barang hingga
pencatatan laba/rugi sebuah toko/unit usaha.
Keunggulan aplikasi ini dirancang dengan
memperhatikan aspek kemudahan pengguna dalam
mengoperasionalkannya sehingga pengguna bisa
menggunakan aplikasi tanpa harus mengetahui teori
akuntansi.

Diterima pada : XX XX XXXX || Di-review pada : XX XX XXXX || Disetujui Pada : XX XX XXXX 5


 User friendly, aplikasi dirancang untuk operatives in Malaysia: an analysis of co-
memudahkan koperasi menjalankan aktivitasnya. operative groups using a data envelopment
 Fitur dan modul lengkap, aplikasi memiliki fitur analysis approach. Journal Asia Pacific Business
dan modul lengkap yang dapat digunakan oleh Review Volume 20, 2014 - Issue 3: Co-
penggiat koperasi dan perdagangan. operatives in the Asia Pacific Region
 Web-Based, aplikasi berbasis web sehingga dapat [5] Padmakusumah , Rizal, Ramdan. 2012.
dipantau kapanpun dan dimanapun melalui gatget. Developing Cooperative Performance Indicators
Ada 5 modul dalam aplikasi akuntansi yang Using Combination Methods {Balanced
dikembangkan oleh PT Jamkrida Jakarta: Scorecard (Bsc), Performance Prism, And Key
1. Modul Akuntansi Performance Indicators (KPIs).
2. Modul Keanggotaan Proceeding of ICEBM-Untar Jakarta-ISBN: 978-
3. Modul Simpanan 602-18994-0-3
4. Modul Kredit/Pinjaman [6] Suwandi. 2016 : Restrukturisasi Sebagai
5. Modul Perdagangan Instrumen Kebijakan Ke Arah Pemulihan Sektor
Riil. Materi Pelatihan Kementerian Koperasi dan
Kesimpulan UKM
1. Kopma dan Kopkar menjalankan bidang usaha [7] Tambunan, Tulus T.H. 2015. The Likely Impact
yang hampir sama dengan sasaran konsumen yang of the Implementation of ASEAN Economic
sama pada lokasi yang sama, sehingga terjadi Community 2015 on Local Small And Medium
persaingan yang tidak sehat. Enterprises. International Journal of Small and
2. Kopma dan Kopkar belum menerapkan tata kelola Medium Enterprises and Business Sustainability.
koperasi yang baik sehingga kinerjanya rendah. Volume1, No.1 : 1-23.
3. Kopma dan Kopkar belum menggunakan teknologi [8] The National Centre for Business and
informasi dan komunikas untuk menunjang proses Sustainability for Co-operatives UK. 2004. Key
bisnis dan pelayanan anggota. Social and Co-operative Performance Indicators.
4. Sistem transaksi bersifat tradisional, belum Guidance document
menggunakan media sosial dan jaringan internet [9] Tuilus, Robby. Modernisasi Koperasi Berbasis
untuk melakukan transaksi secara on-line. IT dan ICT dalam rangka pengembangan produk
koperasi dan UKM di pasar global.
Saran http://diskumkm.jabarprov.go. id
1. Rehabilitasi gerakan koperasi yang mengikuti
perkembangan revolusi industri ke-4 pada era
milenial
2. Rebranding koperasi dengan menerapkan tata
kelola koperasi yang baik melalui prinsip-prinsip
GCG, inovasi dan kreatifitas, pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikas, jejaring
sosial.
3. Restrukturisasi Koperasi
• Kebijakan (Peraturan dan perundang-
undangan)
• Kelembagaan
• Usaha
• Keuangan
4. Koperasi kampus mempelopori restrukturisasi
(SDM dan potensi bisnis memadai)
5. Dibutuhkan model skema restrukturisasi koperasi

REFERENSI

[1] Amene, Tewodros, Biset. 2017. Assessment of


factors affecting performance of agricultural
cooperatives in wheat market: The case of Gedeb
Hasasa District, Ethiopia African Journal of
Business Management Vol. 11(16), pp. 393-414
[2] Duguid, Fiona. 2017. Non-Financial Tools And
Indicators For Measuring The Impact Of Co-
Operatives. Journal Of Co-Operative Accounting
And Reporting, Volume 5, Issue 1.
[3] International Co-Operative Alliance. 2013.
Blueprint For A Co-Operative Decade
[4] Othman, Azmah; Mansor, Norma & Kari
Fatimah: Assessing the performance of co-
Diterima pada : XX XX XXXX || Di-review pada : XX XX XXXX || Disetujui Pada : XX XX XXXX 6

Anda mungkin juga menyukai