Anda di halaman 1dari 17

Meningitis Dan Kejang

Pada Anak
Ito Wardin, S.Kep., Ns., M.Kep
Meningitis
Meningitis adalah radang dari
selaput otak yaitu lapisan arachnoid
dan piameter yang disebabkan oleh
bakteri dan virus

Gejala yang spesifik nyaitu dari


sistem saraf pusat, gangguan
kesadaran, gejala rangsang
meningkat, gejala peningkatan
tekanan intrakranial dan gejala
defisit neurologi
(Zainel et al., 2021)
Etiologi
• Haemophilus influenza (tipe B), streptococcus
pneumonia, Neisseria meningitis, hemolytic
streptococcus, staphylococcus aureu, e. coli
• Sering terjadi pada laki-laki di banding
perempuan
• Faktor maternal : ruptur membrane fetal, infeksi
maternal pada minggu terakhir kehamilan
• Gangguan pada imunologi
• Gangguan pada syarafnya/ pos OP

(Alamarat & Hasbun, 2020)


Gejala Yang Sering Muncul

1. Fase Akut
• Lesu
• Mudah terangsang
• Hipertermia
• Anoreksia
• Sakit kepala
2. Peningkatan tekanan intrakranial. Tanda-
tanda terjadinya tekanan intracranial
• Penurunan kesadaran
• Muntah yang sering proyektil (menyembur)
• Tangisan yang merintihd.Sakit kepala
3. Kejang baik secara umum maupun local
4. Kelumpuhan ekstremitas (paresis atau
paralisis)
5. Gangguan frekwensidan rama pernafasan
(cepat dengan irama kadang dangkal dan
kadang dalam)
6. Munculnya tanda-tanda rangsangan
meningeal seperti ; kaku kuduk, regiditas
umum, refleksi Kernig dan Brudzinky
positif.
Woc Meningitis
YOU COULD USE THREE COLUMNS, WHY NOT?
NEONATUS
• Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama
kehidupan. Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai
4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm.

• Neonatus memiliki frekuensi denyut jantung 120-160


x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan
lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk
dengan baik
UNICEF, & WHO. (2018). Neonatal Care Clinical Guidelines.
Klasifikasi Neonatus
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1. Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
3. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut beratlahir :
1. Berat lahir rendah: <2500 gram
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3. Berat lahir lebih : >4000 gram.
Prematuritas
• Prematuritas merupakan kelahiran yang berlangsung pada umur
kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Ada 3 subkategori usia kelahiran prematur (Jaya et al.,
2019)

1. Extremely preterm(<28 minggu)


2. Very preterm(28 hingga <32 minggu)
3. Moderate to late preterm(32 hingga<37 minggu).
(Rida Darotin, Nurdiana, 2019)
Penyebab persalinan prematuritas
• Iatrogenik (20%), infeksi (30%),ketuban pecah dini saat preterm (20-
25%), dan persalinan preterm spontan(20-25%).
• Faktor risiko premature dibagi menjadi 4 faktor, yaitu factor
iatrogenik, faktor maternal, factor janin, dan faktor perilaku. Faktori
atrogenik merupakan faktor dari kesehatan medis
• Faktor maternal meliputi riwayat prematur sebelumnya,umur ibu,
paritas ibu, plasenta previa,kelainan serviks (serviksinkompetensi),
hidramnion, infeksiintra-amnion, hipertensi dan trauma
Respiratory Distress Syndrome/ RDS
• Sindrom gawat napas atau RDS, Sindrom ini merupakan penyakit
yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas
paru. Selain itu juga sebagai penyakit membran hialin (hyalin
membrane disease, (HMD)) atau penyakit paru akibat difisiensi
surfaktan (surfactant deficient lung disease (SDLD). (Schreiber, M.
L. 2016).
• Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan
oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membran
alveolus-kapiler .
Next
• Gangguan pertukaran gas merupakan keadaan individu mengalami
penurunan gas baik oksigen maupun karbon dioksida antara alveoli
paru dengan sistem vascular, dapat dipicu oleh sekresi yang kental
atau imobilisasi akibat adanya penyakit pada sistem neurologis,
terjadi depresi pada susunan saraf pusat, atau terjadi penyakit radang
pada paru
Referensi
1) Jaya, I. G. A., Suryawan, I. W. B., & Rahayu, P. P. (2019). Hubungan prematuritas dengan kejadian sepsis
neonatorum yang dirawat di ruang perinatologi dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Wangaya kota
Denpasar. Intisari Sains Medis, 10(I), 18–22. https://doi.org/10.1556/ism.v10i1.319

2) UNICEF, & WHO. (2018). Neonatal Care Clinical Guidelines.

3) Alamarat, Z., & Hasbun, R. (2020). Management of acute bacterial meningitis in children. Infection and Drug
Resistance, 13, 4077–4089. https://doi.org/10.2147/IDR.S240162

4) Zainel, A., Mitchell, H., & Sadarangani, M. (2021). Bacterial meningitis in children: Neurological complications,
associated risk factors, and prevention. Microorganisms, 9(3), 1–12.
https://doi.org/10.3390/microorganisms9030535

5) Rida Darotin, Nurdiana, T. H. nasution. (2019). NurseLine Journal. NurseLine JOurnal, 2(2), 9.

Anda mungkin juga menyukai