Disampaikan oleh
Dr. Barita Simanjuntak, S.H., M.H., CFrA
Pada Acara Rapat Kerja Teknis Bidang Pengawasan
Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020
-Lord Acton- 3
Perspektif Negara Hukum 4
HTN
LN
KEJAKSAAN FUNGSIONALISASI
HAN
ILMU KEKUASAAN
POLITIK
TEORI KEKUASAAN
ILMU NEGARA
Good Governance
Peradilan Administrasi
MENCEGAH ANARKI
Tindakan rakyat yang dilakukan menurut
kehendak sendiri
NEGARA HUKUM
RECHTSTAAT; RULE OF LAW 6
1. Pembatasan Kekuasaan 1. Asas Legalitas dan Kepastian Hukum 1. Asas Legalitas (Due Process of Law, Miranda Rule,
Miranda Warning)
2. Peradilan Tata Usaha Negara 2. Asas Kesamaan di Hadapan Hukum 2. Asas Kewajiban Menjalankan Proses Hukum Tanpa
Kecuali
3. Penegak Hukum Bersifat Independen
3. Peradilan Tata Negara 3. Penegak Hukum Independen dan Berkewajiban
Menerapkan Prosedur Hukum Yang Sama Dan Berkeadilan
4. Peradilan Bebas Tidak Memihak
4. Perlindungan HAM
4. Peradilan Bebas Tidak Memihak
5. Perlindungan HAM
5. Demokratis
5. Perlindungan HAM
6.Terwujudnya Kesejahteraan
6.Transparansi Kontrol Sosial
SISTEM HUKUM DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 7
LEGAL SUBSTANCE
KOMPOLNAS
UU 23 /2014
UU 30/2014 KKRI
PP 12 /2017 KOMITE ETIK
PERPRES 3 / 2016
INPRES 1 / 2016
KOMISI YUDISIAL
LEGAL CULTURE
PREVENTIF
KORDINATIF
NEGARA HUKUM : CHECK & BALANCHES SYSTEM 8
NEGARA HUKUM
EKSEKUTIF
C&B C&B
TIDAK
EKSPOSE
KASUS
9
ITIKAD BAIK
SAMPAI
DENGAN
TUNTUTAN
Politik Hukum
POLITIK HUKUM
KERUGIAN
NEGARA
Percepatan
Proyek KOORDINASI
PEMERINTAHAN
KONKRIT
DAN NYATA Strategis
Nasional
JOKOWI-JK TENTANG
PERCEPATAN PROYEK
STRATEGIS NASIONAL
TEMUAN (19 Juli 2016)
BPK DISKRESI
KERUGIAN TIDAK
NEGARA 60 DIPIDANA
HARI
TINDAKAN
ADMINISTRATIF
TIDAK
DIPIDANA
SKEMA PENEGAKAN HUKUM INTERNAL 10
1. PEJABAT PEMERINTAH
CEO
Pencegahan
ADMINISTRASI
NEGARA
koreksi pengawasan Rehabilitasi mal administrasi
(khusus, sempit) monitoring evaluasi
Reward & Punishmen
2. APIP
Quasi Administratif Yudisial Proses
Peningkatan
dan
Kesinambungan
Dasar
Hukum
Visi &
Profil
Misi
Komisi
Kejaksaan
Hak RI Tugas
Kewa- Kewe-
Jiban nangan
Komisi Kejaksaan Republik Indonesia
Dasar Hukum
❖ UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia
❖ Perpres No. 18 tahun 2011 tentang Komisi Kejaksaan
Republik Indonesia
❖ MoU Komisi Kejaksaan – Kejaksaan Agung
Nomor: KEP-099/A/JA/05/2011 dan Nomor: NK-
001/KK/05/2011
Latar Belakang
Visi Misi
1. Melakukan Penguatan
Menjadi Lembaga Mandiri dan Kelembagaan KKRI.
tepercaya yang 2. Meningkatkan kinerja
Bertanggungjawab kepada Kejaksaan RI yang Profesional
Presiden untuk Kejaksaan RI dan Modern
yang Profesional 3. Meningkatkan Partisipasi
dan Kepercayaan Publik.
Profe-
sional
Santun Integr
KODE
Integri-
itas
tas
Keber-
samaan
ETIK
KKRI
SPIKe
1 Menggerak-
2 Kemitraan
strategis dan
kan kemandirian
partisipasi
untuk
masyarakat
dan mewujudkan
komponen Kejaksaan
lain yang lebih
baik
Strategi KKRI
Tugas
(Pasal 3 Perpres No.18 Tahun 2011)
1. Pengawasan, pemantauan dan penilaian terhadap kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau pegawai
Kejaksaan serta pemantauan dan penilaian kondisi organisasi, tata kerja, kelengkapan sarana dan
prasarana, serta sumber daya manusia di lingkungan Kejaksaan yang dilakukan oleh Komisi
Kejaksaan melalui: kunjungan ke daerah; permintaan data ke pihak internal Kejaksaan di pusat
dan daerah; dan dengan membuka akses secara luas kepada publik untuk berperan serta dalam
mendukung tugas-tugas tersebut, yang pelaksanaannya Komisi Kejaksaan dapat meminta
didampingi oleh aparat pengawasan Kejaksaan Agung.
2. Dalam penanganan Lapdu dan Lapmas, Komisi Kejaksaan melalui berbagai rangkaian tugas:
a) Lapdu/Lapmas yang disampaikan ke Komisi Kejaksaan perihal kinerja serta perilaku para Jaksa dan/atau
pegawai Kejaksaan akan diteliti/ditelaah oleh para komisioner dan kemudian akan dibahas dalam rapat
pleno untuk diambil keputusan sebagai tindak lanjut penyelesaian Lapdu/Lapmas tersebut.
b) Komisi Kejaksaan merekomendasikan kepada Jaksa Agung RI untuk menindaklanjuti Lapdu/Lapmas
sebagai hasil putusan rapat pleno.
c) Terhadap rekomendasi tersebut, Jamwas/Kajati menerbitkan surat perintah pemeriksaan dengan
tembusan kepada Komisi Kejaksaan.
d) Untuk pengaduan atau laporan masyarakat yang langsung dikirmkan kepada Kejaksaan Agung, Kejaksaan
Agung wajib mengirimkan salinannya kepada Komisi Kejaksaan untuk dipantau tindak lanjutnya.
e) Komisi Kejaksaan dapat meminta kelengkapan laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang telah dikirimkan ke
Komisi Kejaksaan.
f) Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak diterimanya rekomendasi Komisi Kejaksaan oleh
Jaksa Agung RI (Jamwas), hasil pemeriksaan harus sudah dilaporkan kepada Komisi Kejaksaan.
g) Komisi Kejaksaan berhak mendapatkan tembusan atas hasil akhir tentang putusan penghukuman dari Jamwas ke
Jaksa Agung RI.
h) Jaksa Agung RI dapat meminta pendapat Komisi Kejaksaan sebelum menjatuhkan sanksi berupa hukuman disiplin
berat kepada Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan.
i) Kejaksaan memberitahukan kepada Komisi Kejaksaan, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari sebelum hari
pelaksanaan, dalam hal:
1. Melakukan gelar perkara terhadap kasus-kasus yang menarik perhatian publik yang dipimpin oleh Jaksa Agung RI;
2. Melakukan gelar perkara terhadap kasus-kasus dan/atau perkara yang dilaporkan masyarakat kepada Komisi
Kejaksaan, yang menurut Komisi Kejaksaan dan/atau Jaksa Agung RI dianggap menarik perhatian masyarakat.
3. Pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan dilakukan oleh Komisi Kejaksaan, setelah secara nyata
ketentuan Pasal 5 ayat (1) huruf a dan/atau b Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2011 dipenuhi dan
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Jaksa Agung RI.
4. Pengambilalihan pemeriksaan dilakukan oleh Komisi Kejaksaan, setelah secara nyata ketentuan Pasal 5 ayat (1)
huruf a dan/atau b Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2011 dipenuhi dan menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada Jaksa Agung RI.
Peraturan Pemerintah No.
53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Definisi
Pelanggaran Disiplin
• setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan
ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun diluar jam kerja
Ucapan
• setiap kata-kata yang diucapkan dihadapan atau
dapat didengar oleh orang lain, seperti dalam rapat,
ceramah, diskusi, melalui telepon, radio, televisi,
rekaman atau alat komunikasi lainnya
Definisi
Tulisan
• pernyataan pikiran dan/atau perasaan secara tertulis
baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk
gambar, karikatur, coretan dan lain-lain yang serupa
dengan itu
Perbuatan
• setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang
dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu
yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan
Perundang-undangan
Maladministrasi
35
Pengertian maladministrasi
Tidak
Penundaan Penyalahgunaan Penyimpangan
memberikan Tidak kompeten
berlarut wewenang prosedur
pelayanan
Permintaan Konflik
Tidak patut Berpihak Diskriminasi
imbalan kepentingan
Pencegahan Maladministrasi 38
Kemandirian
Nilai dalam
Kode Perilaku
Jaksa Ketidakberpihakan
Perlindungan
42
Problematika
Lapdu Yang
Diterima KKRI
43
LAPORAN TRIWULAN II
KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
61 57
66
MEI
APRIL JUNI
1. Sisa Laporan pengaduan Triwulan I (Januari- 0 1. Diteruskan ke Kejaksaan RI, sebagai berikut:
Maret) Tahun 2020
2. Diteruskan kepada:
a. Pelapor 18
b. Komisi Kepolisian Nasional 0
c. Komisi Yudisial 0
d. Komnas HAM 1
3. Diarsipkan 22
5. Dimonitor Perkembangannya 86
30
25
20
15
27 26
22 21
10
17
5
0
SUMATERA UTARA JAWA TIMUR DKI JAKARTA JAWA BARAT SUMATERA SELATAN
Prosentase Tindak Lanjut Laporan Triwulan II Tahun 2020 47
Diarsipkan, 4.89%
Monitoring/Pemantauan, 49.46%
Rekomendasi Klarifikasi Rekomendasi Ditindaklanjuti Segera Monitoring/Pemantauan Diarsipkan Diteruskan ke Instansi Lain/Pelapor Minta Data Klarifikasi Lapangan / Langsung
Rekapitulasi Laporan Pengaduan Berdasarkan
Wilayah Triwulan II Tahun 2020 48
No. WILAYAH APRIL MEI JUNI TOTAL
1 ACEH 3 0 0 3
2 BALI 1 0 2 3
3 BANTEN 0 1 3 4
4 BANGKA BELITUNG 0 0 0 0
5 BENGKULU 0 0 0 0
6 DKI JAKARTA 6 8 8 22
7 DI YOGYAKARTA 2 0 0 2
8 GORONTALO 0 0 0 0
9 JAMBI 1 1 3 5
10 JAWA BARAT 10 6 5 21
11 JAWA TENGAH 0 1 5 6
12 JAWA TIMUR 9 9 8 26
13 KEJAKSAAN AGUNG 2 12 0 4
14 KALIMANTAN BARAT 1 0 1 2
15 KALIMANTAN TENGAH 0 1 1 2
16 KALIMANTAN SELATAN 2 2 2 6
17 KALIMANTAN TIMUR 2 1 2 5
18 KEPULAUAN RIAU 0 0 0 0
19 LAMPUNG 0 0 2 2
20 MALUKU 0 0 0 0
21 MALUKU UTARA 0 0 0 0
22 NUSA TENGGARA BARAT 0 0 0 0
23 NUSA TENGGARA TIMUR 2 1 0 3
24 PAPUA 0 0 1 1
25 RIAU 1 0 3 4
26 SUMATERA UTARA 10 6 11 27
27 SUMATERA BARAT 1 6 2 9
28 SUMATERA SELATAN 6 7 4 17
29 SULAWESI UTARA 0 0 0 0
30 SULAWESI TENGAH 1 2 0 3
31 SULAWESI TENGGARA 0 1 0 1
32 SULAWESI SELATAN 1 2 3 6
TOTAL 61 57 66 184
Rekapitulasi Laporan Pengaduan Berdasarkan
49
Kualifikasi Perbuatan Triwulan II Tahun 2020
NO. MATERI LAPORAN PENGADUAN JML KATEGORI
1. Diduga Tidak / lamban / keliru melaksanakan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai Kekuatan Hukum Tetap (P-48)
6 KINERJA
c. Tidak prosedural dalam melakukan prapenuntutan / P-18,P-19 ( Memberi petunjuk yang berlebihan atau tidak tepat, merekayasa berkas perkara)
7
• Tidak memberikan salinan berkas perkara padahal hal itu sudah diminta
oleh tersangka dan penasihat hukum, menjadi salah satu subtansi
laporan pengaduan mengenai kinerja Jaksa/Penuntut Umum yang sering
diadukan kepada Komisi Kejaksaan.
• Pasal 143 ayat (4) KUHAP: Turunan surat pelimpahan perkara beserta
surat dakwaan disampaikan kepada tersangka atau kuasanya atau
penasihat hukumnya dan penyidik, pada saat yang bersamaan dengan
penyampaian surat pelimpahan perkara tersebut ke pengadilan negeri.
Dalam penjelasannya, yang dimaksud "surat pelimpahan perkara" adalah
surat pelimpahan perkara itu sendiri lengkap beserta surat dakwaan dan
berkas perkara.
• Oleh karena pemberiaan berkas perkara bersifat wajib, maka
seharusnya Kejaksaan dapat menganggarkan penyediaan berkas perkara
tersebut, atau setidak-tidaknya mewajibkan kepada penyidik agar
menyerahkan 3 (tiga) rangkap berkas perkara pada saat pelimpahan dari
tahap penyidikan ke penuntutan.
Bolak Balik Berkas Perkara 51
58