Anda di halaman 1dari 8

Dan sukanya.

dengan bangga dan Allah, dengan suasana hingar

riang, dia kenakan pakaian serba bingar sampai terkadang

baru termasuk sepatu baru hadiah melampaui batas dari garis yang

dari ayah. Mungkin saja dapat dilarang oleh Allah. Sungguh

menjalankan puasa sebulan sangat disayangkan dimana

penuh. Begitulah agaknya suasana sebulan penuh menjalankan

sebahagian besar keluarga kita ibadah soumu ramadhan namun

dalam menyambut tibanya hari dia kotori dengan pekerjaan

raya. Membesarkan hari jamuan maksiat. Hal ini mari kita


mengenang suatu kisah: yaitu robeknya kembali. Hal ini di

seorang yang sudah tua renta. abadikan oleh Allah dalam al-

Badannya lemah jalan pun payah. Qur’an surah an-Nahl ayat 92 :

Namun semangat untuk memintal    


   
sehelai benang sungguh sangat
 ......... 
kuat. Agar menjadi selembar kain.
Dan janganlah kamu seperti
Namun apa yang terjadi setelah
seorang perempuan yang
selesai kain tersebut tidak
menguraikan benangnya yang
dikenakannya, justru dirobek-
sudah dipintal dengan kuat, truk. Kalau sempat nambrak truk,

menjadi cerai berai kembali, maka badanya akan remuk seperti

Misalnya, salah satu contoh nyata kerupuk. Begitu pula halnya

dari sebahagian pemuda. Hari sebagaian remaja putri dimana

raya diisi dengan acara mabuk jika aidil fitri dia rayakan dengan

tak neguk maunya ngamuk. sesuka hati dia kenakan rok model

Setelah neguk jalannya ngangguk- mini dengan baju model yukensi

ngangguk, meliak meliuk kayak pakainya lipstick tebal setengah

orang pauk untung tidak nabrak inci jalanya kekanan dan kekiri
perasaannya dia seorang bidadari. Sejenak kita alihkan pandangan

Tapi ternyata dia itu frustasi kea rah fukoro wal masakin, bagi

karena ditinggal kekasih sebab mereka aidil fitri tidaklah

imannya tipis sekali. Hal ini adalah dirayakan dengan mengenakan

merupakan tugas kita untuk pakaian baru dan hidangan yang

membenahi putra putri agar lezat. Tiada pula hati gembira

menjadi islami yang sejati. mereka rayakan dengan perasaan

Saudara-saudara yang di muliakan pilu bercampur duka sebab,

Allah. karena tiada atau barangkali


belum mendapat uluran tangan hampa belaka. Dengan hati pilu di

dari para aghniak. Sejenak pula iringi isakan tangis, karena mereka

kita alihkan pandangan kearah menyaksikan anak-anak lain

anak-anak yatim piatu yang tidak penuh dengan suka ria, dan

ber ayah dan tidak ber ibu. menghambur-hamburkan uang di

Mereka ingin mengenakan baju hari raya. Hatinya terasa di iris-iris

yang diharapkan pemberian bagai disayat sembilu, sungguh

seorang bibi atau sepatu baru dari pedih dia rasakan, seolah-olah

paman, namun kesemuanya baginya hidup tiada ber arti.


Kemana dan kepada siapa mereka saudaraku, marilah kita jadikan

mengadukan nasib? . yang dia idul fitri sebagai momentum

rasakan tidak lebih hanya isapan dalam mereformasi diri yang

jempol belaka. Coba kita tanyakan mungkin selama ini lalai terhadap

kepada hati nurani, berdosakah anak yatim dan orang miskin. Mari

kita bila, menutup mata dan tidak kita bantu mereka dengan se

peduli akan nasibnya yang tak ikhlas sedaya tenaga, baik yang

menentu arah tujuan menuju ada berupa moril atau materi.

masa depan. Untuk itu wahai Kepada para aghniak, yaitu orang-
orang yang kaya, untuk mencoba yang mampu untuk membayarkan

menyisihkan sebagian rizki yang zakat fitrah.

ada untuk kita berikan kepada

mereka yang selalu

mengharapkan uluran tangan. SAUDARAKU SEIMAN DAN

Suatu hal yang mustahil, adanya SEAKIDAH, Kenapa kita harus

orang kaya tanpa adanya orang merasa bangga dengan harta yang

miskin, makanya sebelum masuk ada dimana-mana, sementara itu

bulan syawwal, kepada orang hanya titipan dunia semata-mata.


Tapi hendaknya jadilah jutawan

yang senantiasa dermawan.

Kenapa kita harus sungkan untuk

mengulurkan tangan tapi binalah

persahabatan dan persaudaraan

diiringi desiran qolbu dari lubuk

hati yang sangat dalam untuk

menyampaikan ucapan maaf

kepada saudara kita sesama islam.

Anda mungkin juga menyukai