Anda di halaman 1dari 18

PAPER

SKENARIO 3. MIKROSIRKULASI JARINGAN PERIODONSIUM


“ Bagian-Bagian Mikrosirkulasi Rongga Mulut “

Dosen tutorial : Dr. drg. Zahreni Hamzah MS

Disusun oleh :
Amara Kanya Maharani
191610101142
Tutorial L

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rongga mulut manusia teraktivasi karena mikrosirkulasi pada pulpa gigi.
Mikrosirkulasi yang merupakan jalan untuk sel-sel darah merah membawa
oksigen ke jaringan dan membuang karbondioksia keluar jaringan. Mikrosirkulasi
juga mengedarkan glukosa dan asam amino ke seluruh sel dan membuang sisanya.
Mikrosirkulasi rongga mulut berperan penting dalam homeostasis atau pertahanan
tubuh dari patogen atau injuri mupun infeksi dan melakukan pergantian substansi
(Creanor, 2019). Pergantian substansi ini bisa diakibatkan karena jumlah kapiler
yang banyak, permukaan membran kapiler lebih besar sehingga volume dalam
melakukan pertukaran lebih besar, kemudian kecepatan aliran dalam kapiler
paling rendah, sehingga waktu untuk pertukaran panjang.
Mikrosirkulasi rongga mulut merupakan fungsi terpenting sirkulasi yang
berupa transfer zat nutrisi ke jaringan rongga mulut dan pembuangan ekskreta sel
(Guyton and Hall, 2006). Fungsi ini akan dilakukan oleh rangkaian pembuluh
darah yang dimulai dari arteri, arteriol, kapiler, venula, dan terakhir vena. Arteriol
kecil mengendalikan aliran darah ke setiap jaringan, dan kondisi setempat di
jaringan tersebut selanjutnya mengendalikan diameter arteriol. Jadi, setiap
jaringan, pada sebagian besar keadaan, akan mengendalikan aliran darahnya
sendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Oleh karena itu, tulisan ini
menjelaskan bagian-bagian mikrosirkulasi rongga mulut pada manusia dalam
menjalankan perannya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud denga mikrosirkulasi ?
2. Apa saja bagian mikrosirkulsi rongga mulut ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami dan mengkaji tentang mikrosirkulasi rongga mulut
2. Untuk memahami dan mengkaji tentang bagin bagian mikrosirkulasi
rongga mulut
1.4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrosirkulasi
Fungsi terpenting sirkulasi terjadi pad mikrosirkulasi. Berupa transpor zat
nutrisi ke jaringan dan pembuangan eksreta sel. Mikrosirkulasi merupakan jalan
dimana sel-sel darah merah membawa oksigen ke jaringan dan membuang
karbondioksida keluar jaringan. Mikrosirkulasi juga merupakan rangkaian
pembuluh darah yang berawal dari arteri, arteriol, metarteriol, kapiler, venule, dan
vena (Wei et al., 2018). Pembuluh mikrosirkulasi semuanya terletak dalam organ
dan disusun secara khusus untuk memnuhi kebutuhan organ tersebut. Pada
umumnya, setiap arteri akan bercabang sebanyak enam sampai delapan kali
sebelum arteri tersebut menjadi cukup kecil utnuk disebut arteriol, umunya
berdiameter interna hanya 10-15 mikrometer. Arteriol kecil mengendalikan aliran
darah ke setiap jaringan, dan kondisi setempat di jaringan mengendalikan
diameter arteriol. Selanjutnya arteriol akan bercabang dua sampai lima kali hingga
mencapai diameter 5 sampai 9 mikrometer, dan pada ujungnya tempat arteriol
tersebut memasok darah ke kapiler.(Guyton and Hall, 2006)
Menurut Silverthorn D, (2013), mikrosirkulasi rongga mulut dimulai dari
darah yang dibawa oleh arteri-arteriol menjauhi jantung menuju jaringan rongga
mulut dan selanjutnya menuju kapiler yang akan terjadi pertukaran materi nutrisi
ke sel jaringan. Pertukaran zat yang terjai di kapiler bergantung pada
permeabilitas membran dinding kapiler terhadap bahan yang dipertukarkan.
Bahan-bahan yang larut dengan air akan masuk melalui proi yang terdapat di
kapiler. Jadi setiap jaringan, akan mengendalikan aliran darahnya sendiri sesuai
dengan kebutuhannya asing-masing. pertukaran di kapiler ini adalah tujuan utama
sistem sirkulasi. Kapiler akan menyatu kembali membentuk venula kecil, yang
lebih lanjut menyatu mebentuk vena kecil yang keluar dari organ. Vena-vena kecil
ini akan menyatu pula membentuk vena besar.
2.2 Arteriol
Arteriole merupakan hasil percabangan dari arteri yang membawa darah dari
jantung ke organ yaitu rongga mulut, bercabang membentuk ‘‘pohon’’ pembuluh
darah yang semain kecil, dnegan berbagai cabang menyalurkan darah ke berbagai
ke bagian tubuh. Ketika mencapai rongga mulut, arteri kecil ini akan bercabang
banyak membentuk banyak arteriol (sherwood). Arteriol sangat berotot, dan
diameternya dapat berubah beberapa kali lipat. Volume darah yang mengalir
melalui suatu organ dapat disesuaikan dengan mengatur kaliber (diameter
internal) arteriol rgan tersebut. Arteriol kemudian bercabang-cabang di dalam
organ menjadi kapiler. (Sherwood, 2010)
2.3 Kapiler
Kapiler merupakan tempat ideal untuk terjadinya pertukaran bahan anatar
darah dan sel jaringan. Kapiler bercabang-cabang secara ekstensif untuk
membawa darah agar dapat dijangkau oleh setiap sel. Kapiler adalah pembuluh
darah terkecil, dengan diameter rerata 8 µm, hampir sama dengan ukuran
eritrosit (sel darah merah). Terdapat tiga jenis kapiler: vas capillare continuum,
vas capillare fenestratum, vas capillare sinusoideum. Variasi struktual kapiler ini
memungkinkan berlangsungnya berbagai jenis pertukaran metabolik antara darah
dan jaringan di sekitarnya. (Eroschenko, 2007)
2.4 Venule
Venule merupakan kapiler-kapiler yang tekah menyatu kembali untuk
mebentuk pembuluh darah yang lebih besar. Darah vena mulanya mengalir ke
dalam venula postcapillaris kemudia kedalam vena yang semakin besar. Venula
lebih besar daripada arteriol dan mempunyai lapisan otot lebih lemah. Namun,
tekanan di dalam venula jauh lebih kecil dibandingkan tekanan di dalam arteriol,
sehingga venula tetap masih dapat berkontraksi meskipun ototnya lemah.
(Eroschenko, 2007)
2.5 Pembuluh limfe
Sistem limfe terdiri atas kapiler limfe (vas lymphocapillare) dan pembuluh
limfe (vasa lymphatica). Sistem ini mulanya berupa saluran buntu atau kapiler
limfe di dalam jaringan ikat berbagai organ. Pembuluh ini menampung kelebihan
cairan interstisial (limfe) dari jaringan dan mengembalikannyake darah vena
melalui pembuluh limfe besar, duktus torasikus (ductus thoracicus) dan duktus
limfatikus (ductus lymphaticus) kanan. Endotel pada kapiler dan pembuluh limfe
sangat tipis agar lebih permeabel. Struktur pembuluh limfe besar mirip vena
namun dindingnya lebih tipis.Aliran limfe di dalam pembuluh limfe mirip dengan
aliran darah; yaitu, kontraksi otot rangka mendorong limfe bergerak maju.
Pembuluh limfe juga mengandung lebih banyak katup (valva lymphatica) untuk
mencegah aliran balik limfe. Pembuluh limfe ditemukan di semua jaringan kecuali
di SSP tulang rawan, tulang dan sumsum tulang, timus, plasenta, dan gigi.
(Sherwood, 2010)

2.6
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Bagian Mikrosirkulasi Rongga Mulut


Mikrosirkulasi rongga mulut meliputi suplai darah ke gigi, palatum dan
jaringan periodontal. Pada gigi tervaskularisasi oleh arteri dental (ad) yang
merupakan cabang dari arteri alveolar superior dan inferior (aai), membuang arteri
intraseptal (ai) sebelum memasuki soket gigi. Cabang terminal dari arteri
itraseptal yaitu rami perforantes (rr.p) menembus tulng alveolar yang tepat di
kanal kanal disemua tingkat soket gigi. Mereka mengalami anastomosis di ruang
ligamen periodontal, bersama dengan pembuluh darah yang berasal dari bagian
apikal ligamen periodontal dan dnegan cabang arteri lainnya dari arteri intraseptal.
Sebelum arteri dental memasuki saluran akar, ia mngeluarkan cabang lain yang
memasok bagian apikal ligmen periodontal. (lihat gambar 3.1) (Blackwell, 2015)

Gambar 3. 1 Blackwell, 2015 Gambar 3. 2 Blackwell,2015


Terlihat jaringan lunak gingiva menerima suplai darahnya melalui
pembuluh darah supraperiosteal yang merupakan cabang terminal dari arteri
sublingual (as), arteri mental (am), arteri bukal (ab), arteri fasial (af), arteri
palatinus mayus (ap), arteri infra orbital (ai) dan arteri dental superior posterior
(a.ap.). (lihat Gambar 3.2). Arteri palatine yang lebih besar, yang merupakan
cabang terminal dari arteri palatina ascenden (dari arteri maksila, "maksila
internal"), berjalan melalui kanal palatine yang lebih besar (panah) ke palatum.
Ketika arteri ini berjalan ke arah frontal, ia mengeluarkan cabang-cabang yang
memasok gingiva dan mukosa pengunyah langit-langit mulut (lihat gambar 3.3).

Menunjukkan segmen vestibular rahang atas dan mandibula dari monyet


yang diperfusi dengan plastik saat pengorbanan. Perhatikan bahwa suplai darah
gingiva vestibular terutama melalui pembuluh darah supraperiosteal (panah) (lihat
Gambar 3.4 ). Pembuluh darah (panah) yang berasal dari pembuluh darah di
ligamen periodontal melewati puncak tulang alveolar dan berkontribusi pada
suplai darah gingiva bebas. (lihat Gambar 3.5)
Gambar 3. 4 Blackwell, 2015

Gambar 3. 5 Blackwell, 2015


Gambar 3. 6 Blackwell, 2017

Di sebelah kanan, pembuluh darah supraperiosteal (sv) dapat dilihat.


Selama perjalanan mereka menuju free gingiva, mereka mengajukan banyak
cabang ke pleksus subepitel (sp), yang terletak tepat di bawah epitel oral gingiva
yang bebas dan melekat. Pleksus subepitel ini pada gilirannya menghasilkan loop
kapiler tipis ke masing-masing papilla jaringan ikat yang memproyeksikan ke
epitel oral (OE). Jumlah loop kapiler tersebut konstan selama waktu yang sangat
lama dan tidak diubah oleh aplikasi epinefrin atau histamin ke margin gingiva. Ini
menyiratkan bahwa pembuluh darah bagian lateral gingiva, bahkan dalam
keadaan normal, sepenuhnya digunakan dan bahwa aliran darah ke gingiva bebas
diatur sepenuhnya oleh perubahan kecepatan. Pada free gingiva, pembuluh darah
supraperiosteal (sv) anastomose dengan pembuluh darah dari ligamentum
periodontal dan tulang. Di bawah epitel junctional (JE), terlihat ke kiri, adalah
pleksus pembuluh darah yang disebut pleksus dentogingival (dp). Pembuluh darah
di pleksus ini memiliki ketebalan sekitar 40μm, yang berarti bahwa mereka
terutama venula. Pada gingiva yang sehat, tidak ada loop kapiler yang terjadi pada
pleksus dento-gingiva. 

Gambar 3. 7 Blackwell,2015

Pada gambar 3.7, Spesimen ini menggambarkan bagaimana pleksus


subepitel (sp), di bawah epitel oral gingiva yang bebas dan melekat, menghasilkan
loop kapiler tipis untuk setiap papilla jaringan ikat. Loop kapiler ini memiliki
diameter sekitar 7μm, yang berarti mereka adalah ukuran kapiler sejati. 

Gambar 3. 8 Blackwell, 2015


Pada gambar 3.8, menunjukkan pleksus dentogingival pada bagian yang
sejajar dengan permukaan epitel junctional. Seperti dapat dilihat, pleksus
dentogingival terdiri dari jaringan pembuluh darah yang menyatu. Pada bagian
atas gambar, loop kapiler milik pleksus subepitel dapat dilihat di bawah epitel
sulkular oral. 

Gambar 3. 9 Blackwell,2015

Pada gambar 3.9 adalah gambar skematik dari suplai darah ke gingiva
gratis. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, suplai darah utama gingiva bebas
berasal dari pembuluh darah supraperiosteal (SV) yang, dalam gingiva,
anastomosis dengan pembuluh darah dari tulang alveolar (ab) dan ligament
periodontal (pl). Ke kanan, epitel oral (OE) digambarkan dengan pleksus subepitel
yang mendasari pembuluh (sp). Di sebelah kiri di bawah epitel junctional (JE),
pleksus dentogingival (dp) dapat dilihat, yang, dalam kondisi normal, terdiri dari
jaringan fine-meshed tanpa loop kapiler. 
Gambar 3. 10 Blackwell, 2015 Gambar 3. 11 Blackwell, 2015

Pada gambar 3.10, menunjukkan bagian yang disiapkan melalui gigi (T)
dengan periodonsiumnya. Pembuluh darah (rami perforasi; panah) yang timbul
dari arteri intraseptal di tulang alveolar berjalan melalui kanal (kanal Volkmann)
di dinding soket (VC) ke dalam ligament periodontal (PL), di mana mereka
anastomosa. Pada gambar 3.11, menunjukkan pembuluh darah di ligamen
periodontal pada bagian yang sejajar dengan permukaan akar. Setelah memasuki
ligamen periodontal, pembuluh darah (perforasi rami; panah) anastomosa dan
membentuk jaringan polihedral yang mengelilingi akar seperti stocking.
Mayoritas pembuluh darah di ligamentum periodontal ditemukan dekat dengan
tulang alveolar. Pada bagian koronal dari ligament periodontal, pembuluh darah
mengalir ke arah koronal, melewati lekukan tulang alveolar, ke gingiva bebas
(lihat Gambar 3.1). (Blackwell, 2015)
Gambar 3. 12 Blackwell,2015 Gambar 3. 13 Balckwell,2015

Pada gambar 3.12 adalah gambar skematik dari suplai darah


periodonsium. Pembuluh darah di ligamen periodontal membentuk jaringan
polihedral yang mengelilingi akar. Perhatikan bahwa gingiva bebas menerima
suplai darahnya dari (1) pembuluh darah supraperiosteal, (2) pembuluh darah
ligament periodontal, dan (3) pembuluh darah tulang alveolar.
  Pada gambar 3.13 mengilustrasikan secara skematis apa yang disebut
sirkulasi ekstravaskular melalui mana nutrisi dan zat-zat lain dibawa ke sel-sel
individual dan produk-produk limbah metabolisme dikeluarkan dari jaringan. Di
ujung arteri (A) kapiler, di sebelah kiri, tekanan hidrolik sekitar 35mmhg
dipertahankan sebagai hasil dari fungsi pemompaan jantung. Karena tekanan
hidrolik lebih tinggi daripada tekanan osmotik (OP) dalam jaringan (sekitar
30mmhg), pengangkutan zat akan terjadi dari pembuluh darah ke ruang
ekstravaskular (ES). Pada ujung vena (V) sistem kapiler, di sebelah kanan,
tekanan hidrolik telah menurun hingga sekitar 25mmhg (yaitu 5mmhg lebih
rendah dari tekanan osmotik dalam jaringan). Ini memungkinkan pengangkutan
zat dari ruang ekstravaskular ke pembuluh darah. Dengan demikian, perbedaan
antara tekanan hidrolik dan tekanan osmotik menghasilkan pengangkutan zat dari
pembuluh darah ke ruang ekstravaskular di bagian arteri kapiler, sedangkan di
bagian vena, pengangkutan zat terjadi dari ruang ekstravaskular ke darah.
Pembuluh. Sirkulasi ekstravaskular dengan ini dibuat (panah kecil).
Menurut Wheeler (2008) Cabang arteri dan saraf pada gigi adalah
smabungan dari sistem pusat. Sambungan ini akan menyuplai drah ke gigi dan
mendukung struktur dari gigi tersebut. Berikut arteri beserta cabang-cabangnya,
antara lain :
a. Internal maxillary artery
Penyuplaian darah pada tulang rahang dan gigi berasal dari arteri maksila.
Yang erupakan cabang dari arteri carotis external. Arteri maksilaris akan
bercabang menjadi arteri alveolaris superior dan inferior yang secara
langsung menyupali pada gigi.
1. Inferior Alveolar Arteries
Percabangan arteri alveolar inferior dari medial arteri maksila ke ramus
Mandibula. Dilindungi oleh ligamentum sphenomandibular, melepaskan
cabang mylohyoid yang terletak di alur mylohyoid dari mandibula dan
berlanjut sepanjang sisi medial di bawah garis mylohyoid. Setelah
mengeluarkan cabang mylohyoid, ia segera memasuki foramen mandibula
dan terus ke bawah dan ke depan melalui kanal mandibula, memberikan
cabang ke gigi premolar dan molar. Di sekitar foramen mental, ia terbagi
menjadi cabang mental dan cabang yang tajam. Cabang mental melewati
mental foramenuntuk memasok jaringan dagu dan ke anastomose dengan
labial dan inferior arteri submental.
2. Superior Alveolar Arteries
Arteri alevolaris superior posterior merupakan percabangan dari arteri
maksilaris yang mengvaskularisasi tuberositas maksila memasuki ke
canal alveolar dengan nervus alveolari superior posterior dan
menyuplai gigi rahang atas, tulang alveolar, dan sinus membran.
3.2 Sistem limfatik periodontium

Gambar 3. 14 Blackwell,2015

Pembuluh limfa terkecil, kapiler limfa, membentuk jaringan luas di


jaringan ikat. Dinding kapiler limfa terdiri dari satu lapisan sel endotel. Untuk
alasan ini kapiler seperti itu sulit untuk diidentifikasi di bagian histologis biasa.
Getah bening diserap dari cairan jaringan melalui dinding tipis kegetah bening
kapiler. Dari kapiler, getah bening masuk ke pembuluh getah bening yang lebih
besar yang sering di sekitar pembuluh darah yang sesuai. Sebelum getah bening
memasuki aliran darah, ia melewati satu atau lebih kelenjar getah bening di mana
getah bening disaring dan disuplai dengan limfosit. Pembuluh getah bening
seperti pembuluh darah karena memiliki katup. Getah bening dari jaringan
periodontal mengalir ke kelenjar getah bening kepala dan leher. Gingiva labial
dan lingual dari daerah insisivus rahang bawah dikeringkan ke kelenjar getah
bening submental (sme). Gingiva palatal dari maxilla dikeringkan ke kelenjar
getah bening serviks yang dalam (cp). Gingiva bukal dari rahang atas dan gingiva
bukal dan lingual di daerah premolar-molar mandibular dikeringkan ke kelenjar
getah bening submandibular (sma). Kecuali untuk gigi molar ketiga dan gigi seri
rahang bawah, semua gigi dengan jaringan periodontal yang berdekatan
dikeringkan ke kelenjar getah bening submandibular. Geraham ketiga dikeringkan
ke kelenjar getah bening jugulodigastrik (jd) dan gigi seri mandibula ke kelenjar
getah bening submental. (lihat gambar 3.14)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mikrosirkulasi adalah rangkaian pembuluh darah yang diawali dengan
arteri, kemudian arteriol, kapiler, vnula dan berakhir di vena. Pembuluh
mikrosirkulasi semuanya terletak dalam organ dan disusun secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan organ tersebut. Bagian bagian mikrosirkulasi rongga mulut
mevaskularisasi gigi, tulang rahang, lidah, palatum dan jaringan periodontal.
Percabangan arteri saat mikrosirkulasi rongga mulut berasal dari percabangan
arteri maksilaris yang merupakan cabang dari arteri koronalis ekstenal.
Percabangan kecil dari arteri maksilaris akan mengvaskularisasi organ maupun
jaringan yang ada di dalam mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Blackwell, W., 2015. Clinical Periodontology and Implant Dentistry, 6th ed. SPi
Publisher Services, India.
Creanor, S., 2019. Dasar-Dasar Biologi Oral Klinis. EGC, Jakarta.
Eroschenko, V.P., 2007. diFiore’s Atlas of Histology With Functional
Correlations, 11th ed. Baltimore, MD.
Guyton, A.C., Hall, J.E., 2006. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, 12th ed. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
Sherwood, L., 2010. Introduction to Human Physiology, 8th ed. Brooks/Cole
Cengage Learning.
Silverthorn D, U., 2013. Human physiology an integrated approach 6th edition,
6th ed. Pearson College Division, United States.
Wei, W., Choi, W.J., Wang, R.K., 2018. Microvascular imaging and monitoring
of human oral cavity lesions in vivo by swept-source OCT based
angiography. Lasers Med Sci 33, 123–134.
https://doi.org/10.1007/s10103-017-2350-3
Wheeler, S., 2008. Dental Anatomy, Physiology, dan Occlusion, 7th ed. W.B.
SAUNDERS COMPANY, Amerika.

Anda mungkin juga menyukai