PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui sifat coklat
yang dihasilkan dengan cara tempering berbeda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Cokelat merupakan hasil pengolahan biji kakao yang oaling banyak digemari.
Dalam hal ini cokelat merupakan katehori makanan yang udah dicerna oleh tubuh dan
mengandung banyak vitain seperti vitamin A1 , B1, B2, C , D , dan E serta beberapa
mineral seperti fosfor,magnesium , zat besi , zinc , dan juga tembaga. Selain iu ,
cokelat terkenal mengandung antioksidan dan flavonoid yang sangat berguna untuk
mencegah masuknya radikal bebas ke dalam tubuh yang bisa menyebabkan kanker.
Beberapa kandungan senyawa aktif cokelat seperti kafein, theobromine , methyil-
xantine , dan phenylethlyalanine dipercaya dapat mengurangi kelelahan sehingga
bisa digunakan sebagai obat anti depresi ( Wahyuni dkk , 2008).
2.2.1 Lesithin
Lesitin merupakan sebutan untuk emulsifier utama dari alam dari agen permukaan
yang aktif. Sejak dikenalkan secara komersil sekitar lima puluh tahun, lesitin telah
memberikan pengaruh yang cukup besar dalam industri pangan khususnya pada
industri coklat. Lesitin terbentuk secara alami dalam makhluk hidup, hewani dan
nabati dengan kandungan tertinggi pada kuning telur (8-10)% basis basah dan
mentega mengandung 0,5-1,2% (Minifie, 1999).
Lemak kakao mengandung asam oleat, palmitat dan stearat. Lemak kakao yang
digunakan dalam pembuatan permen coklat harus memiliki ciri-ciri yakni akan
mencair pada suhu 32OC – 35OC, mempunyai tekstur yang keras dan sedikit rapuh,
serta warnanya tidak buram dan tetap cerah jika dicampur pada bahan lain serta
memadat pada suhu kamar. Retensi waktu untuk penyimpanan juga harus disesuaikan
dengan kondisi cokelat, karena jika tidak maka dapat menyebabkan cokelat akan
melekat pada cetakan, menghasilkan warna yang buram serta menimbulkan blooming
di permukaan cokelat. Dimana fungsi dari lemak kakao pada pembuatan coklat yakni
untuk memadatkan (Ketaren, 1986).
2.2.3 Pasta cokelat
Pasta kakao merupakan campuran lemak kakao yang berbentuk cair dan partikel
non-lemak yang mempunyai bentuk padat. Pasta coklat atau cocoa mass atau cocoa
pasta atau cocoa paste dibuat dari biji kakao kering melalui beberapa tahapan proses
sehingga biji kakao yang memiliki tekstur padat menjadi bentuk cair atau semi cair.
Pasta coklat dapat diolah menjadi lemak dan bubuk coklat yang merupakan bahan
baku pembuatan produk makanan dan minuman (Subaedah, 2008).
Gula adalah bentuk dari karbohidrat. Jenis gula yang sering digunakan adalah
krisal sukrosa padat. Penambahan komponen gula dalam pembuatan coklat batang
bertujuan untuk menambah rasa manis dan sedikit menutupi rasa pahit dari kakao,
menghasilkan flavor yang lembut, membantu memperbaiki body dan tekstur, serta
sebagai pengawet alami (Marshaal et al., 1996).
2.2.6 Vanilli
Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa
dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk
polong. Buah yang telah masak berwarna coklat tua. Jika dibiarkan masak di pohon,
buah akan pecah menjadi dua bagian, dan menyebarkan aroma vanili (Ruhnayat,
2003).
Menurut Afoakwa (2010), proses pembuatan permen coklat secara umum yaitu
pencampuran (mixing), refining (penghalusan dan penggilingan), conching,
tempering.
1. Mixing
Pencampuran bahan-bahan dalam pembuatan coklat merupakan tahap yang
sangat penting dengan menggunakan kombinasi dari waktu dan suhu atau pada batch
pencampur untuk mempertahankan konsistensi formula. Pencampuran bahan yaitu
coklat pasta, gula, lemak kakao, lemak susu, dan bubuk susu (berdasarkan coklat
yang akan dibuat) secara menyeluruh dicampur selama 12-15 menit pada suhu 40-50
derajat celcius.
2. Refining
Refining (penghalusan dan penggilingan) dilakukan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang lebih kecil dari bahan padat seperti gula, proses ini akan
membuat tekstur menjadi lebih lembut. Refining ini dilakukan sebanyak 4-5 kali
tergantung tingkat kehalusan yang diinginkan. Untuk melakukan pencetakan, adonan
coklat didinginkan sampai suhu 30oC agar coklat yang dihasilkan memiliki tingkat
kekerasan yang baik.
3. Proses Conching
Proses penghalusan (conching) adalah proses pencampuran untuk
menghasilkan coklat dengan flavor yang baik dan tekstur yang halus. Biasanya
dilakukan dua tahap, proses dilakukan pada suhu 80oC selama 24 – 96 jam. Adonan
coklat dihaluskan terus-menerus dan lesitin ditambahkan pada akhir conching untuk
mengurangi kekentalan coklat. Pada tahapan ini, air dan senyawa pengganggu flavor
menguap, lemak kakao akan menyelimuti partikel coklat, gula dan susu secara
sempurna sehingga memberikan sensasi tekstur yang halus.
4. Proses Tempering
Tempering merupakan tahapan proses yang dilakukan untuk memperoleh
coklat yang stabil, karena akan menghasilkan kristal-kristal lemak berukuran kecil
dengan titik leleh yang tinggi. Tempering bertujuan untuk membentuk salah satu jenis
kristal tertentu yang terdapat pada lemak cokelat. Cara yang paling umum adalah
o
pertama-tama memanaskan cokelat sampai bersuhu lebih dari 45 C untuk
melelehkan keenam jenis kristal. Melalui proses thermal ini, struktur cokelat akan
leleh. Pendinginan cepat menjadi suhu 26-27 oC akan menyebabkan pembentukan
polimorf stabil dan tidak stabil menjadi kristal. Suhu dipertahankan pada titik ini
untuk meratakan pembentukan kristal secara menyeluruh pada campuran pasta dan
untuk pembentukan kristal secara lengkap. Selanjutnya suhu dinaikkan kembali
menjadi 30-32 oC untuk melelehkan semua kristal yang tidak stabil. Tempering akan
membentuk kristal cokelat yang lebih stabil. Ketika melakukan proses tempering,
cokelat dipertahankan agar dalam keadaan kering oleh karena itu dibutuhkan proses
conching sebelum dilakukan tempering.
Tempering
Pencetakan
Pengemasan
Penyimpanan 1 minggu
Pengamatan
BAB 4. DATA PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Pembuatan coklat 1
5 = sangat suka
4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Uji pembuatan coklat 1
5
4.5
4
3.5
3
kenampakan
2.5 tekstur
2 kecepatan leleh
1.5
1
0.5
0
527 875 980
Keterangan:
1. 527 : tempering pada suhu 28oC tanpa pengadukan
2. 875 : tempering pada suhu 28oC-33oC dengan pengadukan
3. 980 : tempering pada suhu 28oC dengan pengadukan
5.1.2 Kenampakan
Adapun kesimpulan dari praktikum pembuatan coklat adalah sifat coklat yang
dihasilkan pada proses tempering berbeda-beda baik dari segi tekstur, kemanpakan,
dan tingkat kelelehan coklat. Sifat coklat yang baik dan disukai oleh panelis adalah
coklat yang memiliki tekstur yang rapuh, kenampakan mengkilap, dan tingkat
kelelehan dimulut yang lebih cepat.
6.2 Saran
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama.
Jakarta : UI-Press.
Minife, B.W. 1999. Chocolate Cacao and Confectionary Science and Technology.The
Avi Publishing Co. Westport. Connecticut.
1. Kenampakan
a. Sampel 527
Rata-rata=
3+4 +1+4 +2+4 +5+4 +5+ 4+2+ 4+ 4+3+ 4+ 3+3+4 +3+ $+ 4+3+ 3+4 +5
=
25
3,56
b. Sampel 875
Rata-rata=