Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Enyvia Purnomo 1)
Untung Sriwidodo 2)
Edi Wibowo 3)
1, 2, 3)
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
e-mail: 1) enyvia0@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the CAR, NPL, NIM, BOPO and LDR against ROA.
Types of data used in this study are Qualitative Data and Quantitative Data. The data
source used in this research is obtained from the annual financial statements of Foreign
Exchange Private National Banks listed on the Indonesia Stock Exchange during the
period 2013 - 2016 published on the BEI website (www.idx.co.id). The population in this
study were 35 Banks, the sampling technique used purposive sampling that is 16 banks.
Data analysis techniques used classical assumption test, multiple linear regression
analysis, t test, F test and coefficient of determination. The result of the research shows
that: CAR has no significant effect on ROA, NPL has no significant effect on ROA,
significant effect on ROA, BOPO has no significant effect on ROA and it can be seen that
Capital Adequacy Ratio (CAR) Non-Performing Loan (NPL), Net Interest Margin
(NIM), Operating Expenses to Operating Income (BOPO) and Loan to Deposit Ratio
(LDR) have significant effect on Return On Assets (ROA).
PENDAHULUAN
Perbankan sebagai suatu lembaga keuangan kepercayaan masyarakat yang memegang
peranan penting dalam sistem perekonomian, sehingga dapat dikatakan bank merupakan urat
nadi dari sistem keuangan yang beraktivitas menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, giro, deposito dll, yang kemudian dana yang terkumpul dari masyarakat tersebut
disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Sebagai badan usaha yang bergerak
dalam bidang jasa, kepercayaan dari semua pihak yang terkait adalah hal yang sangat penting
baik bagi pemilik dan pengelola bank maupun masyarakat sebagai pengguna jasa bank.Dengan
demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi
memang diarahkan dalam konteks bagaimana menjadikan uang efektif untuk meningkatkan nilai
tambah ekonomi.
Fahmi (2012: 2), menyatakan bahwa Kinerja keuangan merupakan gambaran dari
pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas
berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Sebelum laporan keuangan perusahaan disebarkan ke publik, setidaknya perusahaan sudah
menganalisis sendiri laporan keuangannya dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk
mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaan baik atau buruk. Beberapa rasio akan
membantu dalam menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan,
dengan menggunakan laporan keuangan yang diperbandingkan, termasuk tentang perubahan-
perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, persentase, serta trendnya. Menurut Irham Fahmy
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan pada … (Enivia P., Untung SW., & Edi W.) 189
(2011: 106), rasio keuangan adalah hasil yang diperoleh dari perbandingan jumlah, dari satu
jumlah dengan jumlah lainnya.
Pentingnya perbankan bagi perekonomian dan taraf hidup masyarakat di Indonesia
mewajibkan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan untuk menjaga kestabilan dan
kelancaran kinerja keuangan di dalamnya. Perbankan dengan kinerja keuangan yang baik
mampu mewujudkan perekonomian Indonesia yang baik dan juga mampu untuk membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat indonesia, sebaliknya perbankan dengan kinerja keuangan
yang buruk menjadi salah satu penghambat untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang
sekarang sedang menjalani proses sebagai negara yang berkembang. Sebagai negara
berkembang terutama dalam perkembangan ekonomi, Indonesia membutuhkan perbankan yang
profesional dalam melakukan kegiatan perekonomian pada setiap daerah di Indonesia. Baik atau
buruknya kegiatan perekonomian yang dilakukan dapat dilihat dari kinerja keuangan perbankan
tersebut.
Perusahaan perbankan yang beroperasi di Indonesia meliputi beberapa jenis dan dalam
penelitian ini, bank yang digunakan adalah bank yang termasuk kategori bank umum swasta
nasional devisa. Bank devisa adalah bank yang telah memperoleh surat penunjukan dari Bank
Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan valuta asing. Bank devisa
menawarkan jasa-jasa bankyang berkaitan dengan mata uang asing seperti transfer keluar
negeri, jual-beli valuta asing, transaksi ekspor-impor, dan jasa valuta asing lainnya. Pengertian
devisa dapat dikategorikan secara fisik dan nonfisik. Secara fisik devisa merupakan valuta asing
non logam yang digunakan untuk alat pembayaran yang sah, sedangkan secara non fisik adalah
saldo dalam bentuk valuta asing pada Bank Indonesia.
Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On
Asset (ROA). Menurut Harmono (2014:119), rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan
antara laba sebelum pajak terhadap total aktiva. Semakin besar ROA akan menunjukkan kinerja
keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Return On
Asset merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan melalui total asset yang dimiliki. Semakin besar ROA semakin baik juga tingkat
pengembaliannya. Beberapa rasio yang dapat mempengaruhi ROA dalam mengukur kinerja
suatu bank, diantaranya Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net
Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to
Deposit Ratio (LDR).
CAR adalah rasio yang berkaitan dengan faktor permodalan bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko.
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko
dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. CAR merupakan indikator kemampuan bank
untuk menutup penurunan aktivanya akibat kerugian-kerugian yang dialami. Jika modal yang
dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,
maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan bank
diharapkan akan semakin meningkat demikian juga sebaliknya. Dengan demikian Capital
Adequacy Ratio mempunyai pengaruh terhadap kinerja bank.
Non Performing Loan merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam mengcover risiko pengembalian kredit oleh debitur. Semakin tinggi NPL
mengakibatkan semakin tinggi tunggakan bunga kredit yang berpotensi menurunkan pendapatan
bunga serta menurunkan laba demikian juga sebaliknya.
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas suatu
bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga.
Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.
190 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 18 Edisi Khusus April 2018: 189 – 198
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisiensi biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan atau dengan kata lain semakin tinggi
rasio BOPO maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Net Interest Margin digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga
bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka
meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Dengan demikian besarnya
NIM akan mempengaruhi laba-rugi bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank
tersebut.
Sektor perbankan pada saat ini sudah mulai mengalami perkembangan yang cukup
signifikan, dalam proses perkembangan tersebut perbankan selalu berusaha untuk meningkatkan
kinerja keuangannya. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dengan sehat atau
tidaknya suatu bank, yang mana pada umumnya untuk menilai hal-hal tersebut digunakan lima
aspek penilian yaitu CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity) yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem
penilaian tingkat kesehatan bank umum. Faktor yang menjadi dasar penilaian tingkat kesehatan
bank adalah Capital (permodalan), Asset (aktiva), Management (manajemen), Earning
(Rentabilitas), Liquidity (likuiditas) dan Sensitivity to Market Risk (Sensitivitas terhadap risiko
pasar). CAMEL merupakan faktor yang digunakan untuk menentukan predikat kesehatan suatu
bank dan saling berkaitan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis signifikansi pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2016. (2) untuk menganalisis
signifikansi pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return on Assetpada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2016. (3) untuk
menganalisis signifikansi pengaruh Net Interest Margin(NIM) terhadap Return on Asset pada
Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 -
2016. (4) untuk menganalisis signifikansi pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2016. (5) untuk menganalisis signifikansi pengaruh Loan
to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2016. (6) untuk menganalisis signifikansi
pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR secara simultan terhadap ROA pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2016.
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan pada … (Enivia P., Untung SW., & Edi W.) 191
2. Pengaruh NPL terhadap ROA
Menurut Herman Darmawi (2011: 16) pengertian Non Performing Loan adalah salah
satu pengukuran dari rasio risiko usaha bank yang menunjukkan besarnya risiko kredit
bermasalah yang ada pada suatu bank. Kredit bermasalah diakibatkan oleh ketidaklancaran
pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang secara langsung dapat menurunkan kinerja
bank dan menyebabkan bank tidak efisien. NPL adalah perbandingan total kredit
bermasalah terhadap total kredit.
H2: Ada pengaruh signifikan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets
(ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2013 - 2016.
3. Pengaruh NIM terhadap ROA
NIM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin
besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola
bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. NIM adalah
perbandingan pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aset produktif.
H3: Ada pengaruh signifikan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Assets (ROA)
pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2013 - 2016.
4. Pengaruh BOPO terhadap ROA
Rasio BOPO adalah Perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
opersional. Semakin kecil BOPO maka semakin efisiensi biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan atau dengan kata lain semakin tinggi rasio BOPO
maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
H4: Ada pengaruh signifikan Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) terhadap
Return On Assets (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013 - 2016.
5. Pengaruh LDR terhadap ROA
Loan to Deposit Ratio yaitu perbandingan antara kredit dengan Dana Pihak Ketiga
(DPK). Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi
jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga.
H5: Ada pengaruh signifikan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Assets
(ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2013 - 2016.
6. Pengaruh CAR, NPL,NIM, BOPO dan LDR terhadap ROA
ROA merupakan rasio yang digunakan untukmengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara
keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank
semakin baik atau sehat. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan
yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar. ROA adalah Perbandingan
antara laba sebelum pajak dengan total aktiva (Harmono, 2014: 119).
H6: Ada pengaruh signifikan secara simultan dari CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR
terhadap Return On Assets (ROA) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2013 - 2016.
192 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 18 Edisi Khusus April 2018: 189 – 198
Kerangka Pemikiran
CAR
(Capital Adequacy Ratio)
NPL
( Non Performing Loan)
Kinerja Bank
NIM (Return On
(Net Interest Margin) Asset )
BOPO
(Biaya Operasional
Pendapatan Operasional)
LDR
(Loan to Deposit Ratio )
Dari skema kerangka pemikiran di atas, terlihat bahwa terdapat dua variabel, yaitu:
a. Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, yang termasuk
variabel bebas adalah CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR.
b. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini adalah
ROA.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Data Kualitatif dan Data Kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 - 2016 yang dipublikasikan pada website BEI
(www.idx.co.id).
Populasi yang digunakan adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2013 - 2016. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan publikasi tentang rasio keuangan dari Bank
Umum Swasta Nasiona Devisa dan diperoleh dari sumber www.idx.co.id.
Teknik analisis data menggunakan:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013: 105), dengan memperhatikan nilai tolerance
dan VIF (variance Inflation Factor). Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel terikat dan variabel bebas, keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini digunakan Kolmogorov-Smirnov. Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain. Untuk
menguji ada tidaknya heterokedastisitas di dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan pada … (Enivia P., Untung SW., & Edi W.) 193
yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan perode t-1 (sebelumnya).
Salah satu cara adalah dengan menggunakan Uji Run Test, yaitu untuk menguji apakah
antara residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi adalah teknik untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel,
khususnya variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat yaitu variabel dependen
dengan variabel independen (Subagyo dan Djarwanto, 2005).
3. Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t, uji F dan koefisien determinasi.
Di mana:
Y = Kinerja bank (ROA)
a = Konstanta
, , , = Koefisien regresi
= CAR
= NPL
= NIM
194 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 18 Edisi Khusus April 2018: 189 – 198
= BOPO
= LDR
e = error
Berdasarkan hasil analisis dapat disajikan dalam tabel 2 berikut ini:
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis regresinya
sebagai berikut:
Y= 8,768 -0,014 X₁ – 0,001 X₂ + 0,196 X₃ – 0,089 X₄ – 0,004 X₅
Interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah
a : 8,768 artinya jika CAR (X₁), NPL (X₂), NIM (X₃), BOPO (X₄) dan LDR (X₅) sama dengan
nol, maka ROA adalah sebesar 8,768 %.
b₁: -0,014 artinya pengaruh variabel CAR terhadap ROA negatif, artinya apabila CAR
meningkat sebesar 1% maka dapat menurunkan ROA sebesar -0,014 %, dengan asumsi
variabel NPL (X₂), NIM (X₃), BOPO (X₄) dan LDR (X₅) dianggap tetap.
b₂: -0,001 artinya pengaruh variabel NPL terhadap ROA negatif, artinya apabila NPL meningkat
sebesar 1% maka dapat menurunkan ROA sebesar 0,001 %, dengan asumsi variabel CAR
(X₁), NIM (X₃), BOPO (X₄) dan LDR (X₅) dianggap tetap.
b₃: 0,196 artinya pengaruh variabel NIM terhadap ROA positif, artinya apabila NIM meningkat
sebesar 1% maka dapat meningkatkan ROA sebesar 0,196 %, dengan asumsi variabel CAR
(X₁), NPL (X₂), BOPO (X₄) dan LDR (X₅) dianggap tetap.
b₄: -0,089 artinya pengaruh variabel BOPO terhadap ROA negatif, artinya apabila BOPO
meningkat sebesar 1% maka dapat menurunkan ROA sebesar 0,089 %, dengan asumsi
variabel CAR (X₁), NPL (X₂), NIM (X₃) dan LDR (X₅) dianggap tetap.
b₅: -0,004 artinya pengaruh variabel LDR terhadap ROA negatif, artinya apabila LDR
meningkat sebesar 1% maka dapat menurunkan ROA sebesar 0,004 %, dengan asumsi
variabel CAR (X₁), NPL (X₂), NIM (X₃) dan BOPO (X₄) dianggap tetap.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh CAR (X₁) terhadap ROA (Y)
Koefisien regresi variabel CAR bernilai negatif sebesar -0,014 dengan Nilai
signifikansi 0,138, di mana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis menyatakan variabel CAR berpengaruh
signifikan terhadap variabel ROA tidak terbukti.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kenaikan modal tidak digunakan untuk
operasional tetapi digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan pada … (Enivia P., Untung SW., & Edi W.) 195
perkreditan sehingga ROA menurun. Bila CAR naik sebesar 1% maka ROA turun sebesar
0,014% dengan asumsi variabel NPL,NIM, BOPO dan LDR konstan.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Listyorini Wahyu Widati (2012) dan
Deden Edwar Yokeu Bernardin (2016), hasil penelitian tersebut menunjukkan CAR
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
196 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 18 Edisi Khusus April 2018: 189 – 198
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa variabel BOPO berpengaruh terhadap
ROA, hal ini menandakan bahwa semakin besar BOPO menandakan perusahaan lebih
banyak mengeluarkan biaya operasional dalam menghasilkan laba. Kondisi ini berarti
semakin tidak efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Luh Eprima Dewi, Nyoman Trisna
Herawati, Luh Gede Erni Sulindawati (2015) dan Mismiwati (2016), hasil penelitian
tersebut menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Listyorini Wahyu Widati (2012) hasil
penelitian tersebut menunjukkan BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta dari hipotesis yang telah disusun dan telah
diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Variabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, artinya bahwa kenaikan modal
tidak digunakan untuk operasional tetapi digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian
di dalam kegiatan perkreditan sehingga ROA menurun.
2. Variabel NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, artinya bahwa semakin tinggi
rasio NPL mengakibatkan semakin rendah tingkat ROA. Hal ini disebabkan NPL
mengindikasikan tingkat kredit macet pada suatu bank yang diakibatkan oleh
ketidaklancaran nasabah dalam melakukan pembayaran bank yang secara langsung
menurunkan kinerja bank dan menyebabkan bank tidak efisien.
3. Variabel NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA, artinya bahwa perubahan suku bunga
serta kualitas aktiva produktif pada perusahaan perbankan dapat menambah laba rugi bagi
perusahaan. Pendapatan bunga bersih yang tinggi akan meningkatnya laba sebelum pajak
sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil dan kinerja bank
tersebut akan semakin baik.
4. Variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA, artinya bahwa semakin besar BOPO
menandakan perusahaan lebih banyak mengeluarkan biaya operasional dalam menghasilkan
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan pada … (Enivia P., Untung SW., & Edi W.) 197
laba. Kondisi ini berarti semakin tidak efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang bersangkutan.
5. Variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, artinya bahwa peningkatan
LDR hanya peningkatan pada kuantitas dana yang dikreditkan bukan pada kualitasnya
(kredit lancar/ macet).
6. Variabel CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
ROA, artinya bahwa para manajemen dapat memperhatikan rasio keuangan CAR, NPL,
NIM, BOPO, dan LDR dengan tujuan meningkatkan kinerja keuangan bank dalam kategori
bank sehat sehingga para investor dan masyarakat memilih untuk melakukan investasi dan
transaksi pada bank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bursa Efek Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Tahunan (IDX). Diunduh pada di
www.idx.co.id. Tanggal 13 Desember 2017.
_____. 2014. Laporan Keuangan Tahunan (IDX). Diunduh pada di www.idx.co.id. Tanggal 13
Desember 2017.
_____. 2015. Laporan Keuangan Tahunan (IDX). Diunduh pada di www.idx.co.id. Tanggal 13
Desember 2017.
_____. 2016. Laporan Keuangan Tahunan (IDX). Diunduh pada di www.idx.co.id. Tanggal 13
Desember 2017.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Bumi Aksara. Jakarta.
Edwar, Deden. 2016. “Pengaruh CAR dan LDR terhadap Return on Assets.”Ecodemica, Vol.
IV, No. 2, hal 232-241.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta. Lampulo
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Listyorini. 2012. “Analisis Pengaruh Camel terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Go
Publik.”Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol.1, No.2, November hal 105-
119.
Luh, Nyoman Trisna dan Luh Gede. 2015. “Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR dan NPL
terhadap Profitabilitas.”Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 1.
Mismiwati. 2016. “Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR dan NPL terhadap ROA.”Jurnal
Keuangan, Vol. 2, No. 1, Juli hal 55-74.
Mudrajad, Kuncoro dan Suhardjono. 2011. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. BPFE.
Yogyakarta.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta.
Putu, Fridayana dan I Wayan. 2014. “Pengaruh Non Perfoming Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014.” e-Journal Bisma
Unisversitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4 Tahun 2016.
Subagyo dan Djarwanto. 2005. Statistika Induktif. BPFE.Yogyakarta.
Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004.
198 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 18 Edisi Khusus April 2018: 189 – 198