Sengketa Bisnis Internasional (Newmont Vs RI)
Sengketa Bisnis Internasional (Newmont Vs RI)
Keempat, saham yang didivestasikan harus bebas dari gadai (”Clean and
Clear”) dan sumber dana untuk pembelian saham tersebut bukan menjadi
urusan PT NNT. Terakhir, memerintahkan PT NNT untuk mengganti biaya-
biaya yang sudah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk kepentingan Arbitrase
dalam perkara ini, dan harus dibayar dalam tempo 30 hari sesudah tanggal
putusan Arbitrase.
***
Tentu saja sang lawan jadi meradang mendengar kabar itu. perusahaan
yang berinduk di Amerika Serikat itu balikmengancam. Pemerintah diminta
mencabut kembali status lalai (default) tersebut dan memberi waktu yang
lebih layak untuk menuntaskan proses divestasi. Bila status itu tak dicabut,
mereka akan mengajukan gugatan melalui arbitrase internasional.
Pemerintah melalui Dirjen Minerbapabum ESDM menyatakan siap
menghadapinya.
***
Namun, catatan yang perlu diingat sebenarnya kasus yang berkaitan dengan
investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asing di Indonesia,
khusus di bidang pertambangan, kasus Newmont Nusa Tenggara ini bukan
merupakan kasus yang pertama. Sebelumnya ada kasus Divestasi dan
Tailing PT Freeport; kasus pencemaran Teluk Buyat yang dituduhkan kepada
PT Newmont Minahasa Raya; Kasus Monsanto; PT Kaltim Prima Coal; dll.
Lalu RPP Kegiatan Usaha Minerba mengatur tentang isi Pasal 34 (3), Pasal
63, Pasal 49, Pasal 65 (2), Pasal 76 (3), Pasal 84, Pasal 86 (2), Pasal 5 (5),
Pasal 103 (3), Pasal 109, Pasal 112 (2), Pasal 116, Pasal 111 (2), dan Pasal
156. Kemudian RPP Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan didasarkan
pada Pasal 144 dan Pasal 71 (2). Sementara RPP Reklamasi dan Pasca-
Tambang dilandasi Pasal 101.
2. Subyek Hukumnya
2. Subyek Hukumnya
Subyek hukum ialah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum.
ialah individu (orang) dan badan hukum (perusahaan, organisasi, institusi).
Ada 2 pihak yang terkait dengan sengketa ini yaitu Pemerintah Republik
Indonesia dan Pt.Newmont Nusa Tenggara yang juga menjadi subyek hukum.