Anda di halaman 1dari 86

SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KONDENSOR SEBELUM DAN


SESUDAH OVERHAUL DI PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Skripsi Pada Program


Studi Sarjana Teknik Mesin Institut Teknologi PLN

Disusun Oleh :

NAMA : RADI ROHATA

NIM : 2015 – 12 - 114

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN BISNIS ENERGI
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA, 2020
SKRIPSI
CONDENSOR PERFORMANCE ANALYSIS BEFORE AND AFTER
OVERHAUL IN PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Submitted as requirement to get a Bachelor of Engineering Degree in the


Departement of Mechanical Engineering Institut Teknologi PLN

Compiled by :

NAME : RADI ROHATA

NIM : 2015 – 12 - 114

BACHELOR STUDY PROGRAM


FACULTY OF TECHNOLOGY AND ENERGY BUSINESS
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA, 2020
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Radi Rohata


NIM 201512114
Fakultas / Prodi : FTBE / S1 Teknik Mesin
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Kondensor Sebelum dan Sesudah

Overhaul di PLTU Unit 3 UP Gresik

Telah disidangkan pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021


dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Fakultas Teknologi dan Bisnis
Energi Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi-PLN pada tanggal
25 Agustus 2020

Jakarta, 1 September 2020


Mengetahui,
Kaprodi S1 signed
Digitally Teknik MesinNurhasanah
by Roswati

Roswati DN: OU=Institut Teknologi PLN, O=Fakultas


Teknologi dan Bisnis Energi, CN=Roswati
Nurhasanah, E=roswati@itpln.ac.id
Reason: I am the author of this document

Nurhasanah Location: your signing location here


Date: 2020-09-19 21:18:25
Foxit Reader Version: 10.0.0
(Roswati Nurhasanah, S.T, M.T)

iii
iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

Arfianto Fendy Pratama, S.T, M.Sc

Selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan


petunjuk, saran-saran, serta bimbingan dan waktunya sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 1 September 2020

Radi Digitally signed by Radi


Rohata
DN: C=ID, OU=Prodi S1
Teknk Mesin, O=IT PLN,

Rohat
CN=Radi Rohata,
E=radi1512114@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed this
document
Location: Karawang

a Date: 2020-09-19 07:26:44


Foxit Reader Version: 9.7.2

Radi Rohata

2015-12-114

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Institut Teknologi PLN, saya bertanda tangan


dibawah ini :

Nama : Radi Rohata

NIM : 2015-12-114

Program Studi : Sarjana Teknik Mesin

Fakultas : Teknologi Dan Bisnis Energi

Jenis Karya : Skripsi


Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
institut Teknologi – PLN Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul :
”Analisis Kinerja Kondensor Sebelum dan Sesudah Overhaul di PLTU Unit 3
UP Gresik”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Ekskulsif ini Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pengkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian Pernyataan saya ini buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 1 September 2020

Yang menyatakan
Digitally signed by Radi
Rohata

Radi
DN: C=ID, OU=Prodi S1
Teknk Mesin, O=IT PLN,
CN=Radi Rohata,
E=radi1512114@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed this

Rohata document
Location: Karawang
Date: 2020-09-19 07:27:28
Foxit Reader Version: 9.7.2
Radi Rohata

v
ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KONDENSOR SEBELUM DAN SESUDAH OVERHAUL


DI PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Radi Rohata

2015-12-114
S1 Teknik Mesin Institut Teknologi-PLN

Dibawah Bimbingan Arfianto Fendy Pratama, S.T, M.Sc

Kondensor merupakan komponen yang penting untuk mencapai nilai efisiensi yang bagus.
Unjuk kerja kondenser dipengaruhi oleh perpindahan panas yang bagus, sehingga tekanan
vakum pada kondenser dapat dijaga tetap tinggi. PLTU Unit 3 UP Gresik telah dilakukan
overhaul pada November 2018 sehingga didapat data sebelum overhaul Oktober 2018 dan
sesudah overhaul Desember 2018 dengan data performance test yang diambil dalam tiga
waktu kemudian dirata-rata. Data yang diambil merupakan pada beban 100 MW. Untuk
mengetahui laju perpindahan panas total digunakan metode Logarithmic Mean Temperature
Differential dan Number of Transfer Unit. Didapat LMTD terkecil sebelum dan sesudah overhaul
masing-masing 7.18 oC dan 6.33 oC dan didapat nilai NTU terbesar sebelum dan sesudah
overhaul masing-masing didapat 0.5 dan 1.16. Selisih kenaikan nilai perhitungan efektifitas dari
sebelum dan sesudah overhaul yaitu 36.67 % naik menjadi 65.15 %. Diharapkankan dari hasil
kondisi setelah overhaul harus lebih baik dari pada sebelum overhaul.

Kata kunci : PLTU, Kondensor, Efisiensi, Overhaul

vi
ABSTRACT

CONDENSOR PERFORMANCE ANALYSIS BEFORE AND AFTER OVERHAUL


IN PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Radi Rohata

2015-12-114
S1 Teknik Mesin Institut Teknologi-PLN

Under the guidance of Arfianto Fendy Pratama, S.T, M.Sc

The condenser is an important component to achieve a good efficiency value. Condenser


performance is affected by good heat transfer, so that the vacuum pressure on the condenser
can be kept high. PLTU Unit 3 UP Gresik was overhauled in November 2018 so that data was
obtained before the October 2018 overhaul and after the December 2018 overhaul with
performance test data taken in three times then averaged. The data taken is at a load of 100
MW. To determine the total heat transfer rate, the Logarithmic Mean Temperature Differential
and Number of Transfer Unit methods are used. The smallest LMTD before and after the
overhaul were respectively 7.18 oC and 6.33 oC and the largest NTU values before and after
the overhaul were obtained 0.5 and 1.16, respectively. The difference in the increase in the
value of the effectiveness calculation from before and after the overhaul, namely 36.67%,
increased to 65.15%. It is expected that the results of the condition after overhaul must be better
than before the overhaul.

Keywords : Thermal Power Plant, Condenser, Efficiency, Overhaul

vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
judul “Analisis Kondensor Sebelum dan Sesudah Overhaul di PLTU Unit 3 UP
Gresik” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Mesin di Institut Teknologi PLN.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada

1. Bapak Nana Mulyana dan Ibu Ikah selaku kedua orang tua saya yang telah berikan
doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Arfianto Fendy Pratama S.T, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan arahan, saran serta bimbingannya hingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
3. Ibu Roswati Nurhasanah, S.T, M.T selaku kepala program studi Teknik Mesin
Institut Teknologi PLN Jakarta
4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Teknik Mesin
5. Rekan-rekan S1 Teknik Mesin Institut Teknologi PLN terkhusus angkatan 2015
6. Para alumni S1 Teknik Mesin Institut Teknologi PLN

Penulis menyadari pada skripsi ini jauh dari sempurna, maka diharapkan ada saran
dan kritik yang membangun agar dapat menyempurnakan skripsi ini, semoga ini
pengetahuan yang tertulis pada skripsi ini dapat berguna bagi siapapun.
Jakarta, 1 September 2020
Digitally signed by Radi
Rohata

Radi
DN: C=ID, OU=Prodi S1
Teknk Mesin, O=IT PLN,
CN=Radi Rohata,
E=radi1512114@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed this

Rohata document
Location: Karawang
Date: 2020-09-19 07:28:05
Foxit Reader Version: 9.7.2

( Radi Rohata )

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI................................................. v
ABSTRAK................................................................................................................................................ vi
ABSTRACT ............................................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. xii
DAFTAR SIMBOL ................................................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
1.2. Permasalahan Penelitian ................................................................................................................. 4
1.2.1. Identifikasi Masalah ............................................................................................................ 4
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah ...................................................................................................... 4
1.2.3. Rumusan Masalah................................................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................................................... 5
1.5. Kerangka Penulisan .................................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................................................... 6
2.1. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ........................................................................ 6
2.1.1. Komponen Utama PLTU ..................................................................................................... 7
2.1.2. Komponen Alat Bantu PLTU .............................................................................................. 8
2.1.3. Siklus Rankine PLTU .......................................................................................................... 9
2.2. Boiler….. .................................................................................................................................. 12
2.2.1 Klasifikasi Boiler ........................................................................................................................ 12
2.2.2. Turbin ..................................................................................................................................... 13
2.2.3 Klasifikasi Turbine .................................................................................................................. 13
2.3. Condenser ................................................................................................................................. 14
2.3.1. Klasifikasi Kondensor ....................................................................................................... 14
2.3.2. Kelengkapan Kondensor.................................................................................................... 15
2.3.3. Sistem Air Pendingin ......................................................................................................... 15
2.3.4. Sistem pembersih tube kondensor ..................................................................................... 18
2.3.5. Waktu Pembersihan ........................................................................................................... 20
2.3.6. Sistem penghisap udara ..................................................................................................... 20

ix
2.3.7. Prinsip Kerja Kondensor ................................................................................................... 22
2.3.6. Pengertian Umum Condensor ................................................................................................ 23
2.3.7. Komponen Utama Kondensor ................................................................................................ 25
2.3.8. Komponen Utama Dan Alat Bantu Condenser ...................................................................... 26
2.3.9. Penyebab Penurunan Vacum Condenser ........................................................................... 26
2.3.10. Perawatan pada water box ................................................................................................. 27
2.3.10. Perpindahan Panas............................................................................................................... 27
2.3.11. Efisiensi Kondensor ............................................................................................................. 29
2.3.12. Overhaul.... ........................................................................................................................... 29
2.3.13. Hipotesis… ........................................................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................................... 32
3.1. Metodologi Penelitian ............................................................................................................... 32
3.2. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................................ 34
3.2.1. Metode Pengamatan Tidak Langsung ............................................................................... 34
3.2.2. Metode Wawancara ........................................................................................................... 34
3.2.3. Studi Literatur .................................................................................................................... 34
3.3. Teknik Pengolahan Data ........................................................................................................... 34
3.4. Teknik Analisi Data .................................................................................................................. 35
3.5. Software.. .................................................................................................................................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................. 37
4.1. Data Spesifikasi dan Primer Kondensor Unit 3 PLTU Gresik ..................................................... 37
4.2. Hasil pengolahan Data Primer Sebelum Overhaul .................................................................... 39
4.3. Analisis.. ................................................................................................................................... 47
4.3.1. Pengaruh perpindahan panas terhadap temperatur air laut ................................................ 47
4.3.2. Koefisien perpindahan panas (U) Sebelum dan Sesudah Overhaul ................................. 48
4.3.3. Logarithmic Mean Temperature Differential (LMTD) ..................................................... 50
4.3.4. Number of Transfer Unit (NTU) ....................................................................................... 54
4.3.5. Efektifitas Kondensor ........................................................................................................ 55
4.3.6. Pembebanan ....................................................................................................................... 57
4.3.7. Efisiensi Kondensor........................................................................................................... 58
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................. 59
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................................... 59
5.2. Saran….. ................................................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................................ 62
LAMPIRAN .......................................................................................................................................................... 64

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rencana pembangunan pembangkit di Indonesia tahun 2017-2026. .................................... 1
Gambar 2 1. Siklus Rankine ( PLTU sederhana ) ...................................................................................... 7
Gambar 2 2. Siklus Rankine dalam diagram p - v,diagram T - s dan digram h - s. ................................. 10
Gambar 2 3. Diagram h-s (kanan) dan diagram T - S (kiri) siklus Rankine Reheat ................................ 11
Gambar 2 4. Cara Kerja Turbin Uap PLTU............................................................................................. 12
Gambar 2 5. Bentuk blades turbin reaksi dan turbin impulse.................................................................. 14
Gambar 2 6. Susunan turbin tekanan rendah dan kondensor ................................................................... 17
Gambar 2 7. Sistem air pendingin kondensor .......................................................................................... 18
Gambar 2 8. Sistem pembersih pipa kondensor ...................................................................................... 19
Gambar 2 9. Ejector ................................................................................................................................. 21
Gambar 2 10. Kondensor ......................................................................................................................... 22
Gambar 3 1. Kerangka Pemecahan ..........................................................................................................33
Gambar 3 2. Steam Table ........................................................................................................................ 36
Gambar 3 3. Microsoft Excel................................................................................................................... 36
Gambar 4 1. Hasil perhitungan nilai entalpi vapor ................................................................................. 40
Gambar 4 2. Hasil perhitungan nilai entalpi liquid .................................................................................. 41
Gambar 4 3. Temperatur air laut sebelum dan sesudah overhaul ............................................................ 47
Gambar 4 4. Grafik Koefisien perpindahan panas (U) Sebelum Dan Setelah Overhaul ......................... 48
Gambar 4 5. LMTD sebelum dan sesudah Overhaul............................................................................... 50
Gambar 4 6. Diagram fishbone Kenaikan effisiensi terhadap performa kondensor ................................ 51
Gambar 4 7. Grafik Number of Transfer Unit Sebelum dan Sesudah Overhaul ..................................... 54
Gambar 4 8. Grafik Efektifitas Sebelum dan Sesudah Overhaul............................................................. 55
Gambar 4 9. Grafik beban sebelum dan sesudah overhaul ...................................................................... 57
Gambar 4 10. Grafik Efisiensi Kinerja Kondensor Sebelum dan Sesudah Overhaul .............................. 58

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4 1. Condenser Specification ........................................................................................................................ 37
Tabel 4 2. Data sebelum overhaul........................................................................................................................... 38
Tabel 4 3. Data sesudah overhaul ........................................................................................................................... 39
Tabel 4 4. Hasil Perhitungan Sebelum Overhaul .................................................................................................... 45
Tabel 4 5. Data Perhitungan Sesudah Overhaul ..................................................................................................... 46
Tabel 4 6. Temperatur air laut................................................................................................................................. 48

xii
DAFTAR SIMBOL

Q Laju perpindahan panas MW

U koefisien perpindahan panas W/m²°c


A Luas penampang m²
k Konduktifitas termal W/m.N
Ts Temperature Steam °c
Tc Temperature fluida °c

m°c Massa jenis air laut Ton/h

m°h Massa jenis steam Ton/h

Cpc kalor spesifik fluida dingin kj/kg c

Cpc Capasitas rasio

ɛ efektifitas %

ᶯc efesiensi condenser %

P Pressure condenser Bar

Cc Laju kapasitas air pendingin Kj/s.c

Ch Laju kapasitas steam Kj/s.c

Qc laju aliran air pendingin Mw

Qh Laju aliran steam Mw

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsumsi energi merupakan trouble yang paling penting dalam era saat ini. Pada
zaman seperti saat ini, konsumsi energi per-kapitanya menentukan tingkat perkembangan
bangsa tersebut. Dengan meningkatnya kesadaran, bahwa sumber daya energi dunia
terbatas telah menyebabkan banyak negara menilai kembali kebijakan energi mereka dan
mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan ataupun mengurangi limbah pada
pabrik-pabrik itu seperti halnya perusahaan pembangkit energi listrik. Hal ini juga memicu
minat para ilmuwan dan peneliti untuk mencermati perangkat konversi energi dan
mengembangkan teknik baru untuk pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan lebih
baik. (Sarang j gulhane, 2013)

Pada Gambar 1 menunjukan data dari rencana pembangunan pembangkit oleh PT.
PLN (persero) per tanggal 27 september 2017 telah menunjukan kebutuhan listrik
yang terus meningkat dari tahun 2017 sampai 2026. (Sarang j gulhane, 2013)

Gambar 1.1 Rencana pembangunan pembangkit di Indonesia tahun 2017-2026. ( S a r a n g


j gulhane, 2013)

Menurut dari data tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan
energi yang paling banyak digunakan dari 2017 hingga 2026. Di lain itu diketahui saat ini
pembangkit yang berbahan bakar fosil seperti batu bara mempunyai masalah dari
keberadaan bahan bakar yang terbatas. Hal ini disebabkan bahan bakar
1
fosil adalah salah satu jenis bahan bakar yang tidak dapat diperbarui. Dengan adanya
tantangan tersebut, maka harus dilakukan banyak usaha yang dilakukan untuk
penggunaan energi pada pembangkit listrik tenaga uap yang lebih efisien. Unit
pembangkitan Tanjung Awar-awar mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) dengan kapasitas 1938 MW untuk mendukung sistem. (Effendy, 2018)

Salah satu pembangkit yang ada di negara ini ialah PLTU, Pembangkit Listrik
Tenaga Uap adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang memiliki sekala cukupbesar
dan paling banyak ditemui dan kurang lebih 75% kebutuhan listrik yang ada di Jawa-
Bali disupply dari jenis pembangkit PLTU. Pembangkit Listrik Tenaga Uap mempunyai
banyak kelebihan/keuntungan daripada jenis pembangkit yang lain. Pada PLTU– PLTU
besar dengan daya mampu di atas 100.000Kw, siklus yang digunakan pada umumnya di
gunakan merupakan bukan siklus rankin murni, namun siklus yang telah dimodif
lanjutan menjadi siklus rankine panas ulang (reheat). kemudian sebutan untuk siklus
rankin reheat yang biasa hanya disebut dengan sebutan siklus reheat. Susunan-susunan
peralatan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan siklus rankine panas ulang.
(Effendy, 2018)

Condenser merupakan salah satu komponen utama didalam pembangkit seperti


PLTGU, PLTU, PLTG dan lain sebagainya. Kegunaan kondensor adalah komponen
besar yang mana untuk merubah fasa uap hasil pembuangan ekstraksi turbin menjadi
titiktitik air (air kondensat) atau dikenal dengan istilah pengkondensasian, selanjutnya
uap yang tersebut berubah menjadi air ditampung ke tangki hotwell. Kemudian air yang
terkondensasi tadi disirkulasikan menuju ke boiler untuk diproses kembali menjadi
steam. Ketika proses pengkondensasian tersebut ada berbagai macam parameter yang
harus diperhatikan, diantaranya: titik vakum didalam kondensor, suhu dan tekanan air
pendinginnya, serta suhu uap yang akan dikondensasi. Parameter tersebut sangat
berpengaruh terhadap efektivitas kondensor pada khususnya dan efisiensi pembangkit
pada umumnya. (Apollo, Musrady Mulyadi, 2014)

Kondensor merupakan komponen yang penting untuk mencapai nilai efisiensi


yang bagus. Unjuk kerja kondenser dipengaruhi oleh perpindahan panas yang bagus,
sehingga tekanan vakum pada kondenser dapat dijaga tetap tinggi. Tekanan vakum
condensor selalu dipantau karena semakin tingi tekanan vakum condenser menunjukkan
bahwa kinerja condensor semakin baik. Agar unjuk kerja condenser terjaga maka perlu
dilakukannya pembersihan pada kondensor. Perawatan serta

2
pembersihan kondensor bisa dilaksanakan dalam kondisi unit sedang beroperasi.
Keberhasilan pembersihan dapat dipantau dari penurunan tekanan condensor dan
kenaikan tekanan vakum di kondensor. (Harun Al Rosyid, Retno Aita Diantara, 2017)

Kondensor shell dan tube adalah penukar kalor yang paling umum digunakan
dalam industri karena proses pembuatannya yang relatif sederhana dan kemampuan
adaptasinya terhadap berbagai kondisi operasi. Meskipun jenis kondensor ini
membedakan dirinya dengan tetesan tekanan rendah dengan kecepatan aliran tinggi,
persyaratan modal, serta persyaratan biaya terkait (yaitu daya gabungan dan modal)
karena tetesan tekanan aliran yang dipompa dan dikompresi dalam Unit bisa sangat
mahal. Selain itu, ketergantungan total biaya ke modal atau persyaratan saat ini sangat
dipengaruhi oleh kebijakan komersial negara tempat situs tersebut berada. (B. Khalifeh
Soltan, 2004)

Berdasarkan informasi, bahwa pada unit 3 PLTU UP Gresik telah terjadi overhaul
pada tahun 2018, sehingga penulis ingin menganalisis terhadap kinerja kondensor
sebelum dan sesudah overhaul sesuai dengan data yang telah diperoleh. Oleh sebab itu
penulis ingin mengambil judul tugas akhir “Analisis Kinerja Kondensor Sebelum dan
Sesudah Overhaul di PLTU Unit 3 UP Gresik”.

3
1.2. Permasalahan Penelitian
1.2.1. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:

1. Keadaan performa kondensor dapat mempengaruhi terhadap efisiensi kondensor.


Maka dari itu overhaul dilakukanagar kinerja dari kondensor tetap optimal.
2. Kehancuran/kerugian kondensor mempengaruhi ketidak efesienan suatu sistem
pembangkit.
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah
Penulisan skripsi ini terfokus pada pembahasan tentang analisis unjuk kerja dari
kondensor sebelum dan sesudah overhaul di PT.PJB UP Gresik Unit 3 agar hasil penelitian
dapat diterima seperti yang diharapkan serta agar pembahasan objek Analisa tidak
melebar, maka ditentukan batasan-batasan penelitian, yaitu:

1) Penelitian ini hanya membahas terbatas pada komponen kondensor, tidak


membahas spesifik pada alat bantu unit 3 PLTU UP Gresik.
2) Data yang digunakan merupakan data performance test sebelum dan
sesudah overhaul.
1.2.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka perumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah overhaul di PLTU dapat menaikan Efektifitas kondensor?


2. Apakah setelah dilakukan overhaul dapat meningkatkan laju perpindahan panas
pada kondensor?

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini beberapa manfaat antara lain yaitu:

1. Agar mengetahui efektifitas kondensor setelah di lakukan overhaul.

2. Agar mengetahui efek overhaul terhadap laju perpindahan panas pada kondensor.

4
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuannya antara lain, yakni:
1. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis pada komponen
kondensor PLTU.
2. Sebagai referensi dalam pengembangan pengetahuan tentang perpindahan panas pada
kondensor
3. Sebagai pertimbangan refrensi oleh pihak PJB UP Gresik.
1.5. Kerangka Penulisan
Kerangka penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk mempermudah dalam
pembacaan dan memberikan pencerahan mengenai pembahasan tugas akhir, adapun
susunannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Didalam bab ini menjelaskan secara rinci mengenai latar belakang masalah yang akan
dianalisa dan teliti, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Menjelaskan beberapa teori dasar yang diperlukan untuk mengembangkan analisis
perpindahan panas pada kondensor, beberapa teori dasar yang dibahas antara lain: Prinsip kerja
PLTU, Siklus Rankine dan Perpindahan Kalor pada Kondensor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Menjelaskan bagaimana cara-cara yang akan digunakan agar mendapatkan data dan
pengambilannya, perhitungan serta data pemecahan masalahnya.

BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas mengenai pengolahan data yang sudah dikumpulkan sebelumnya, serta
analisa unjuk kerja dari kondensor untuk mendapatkan perbandingan sebelum dan sesudah
overhaul.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari masalah yang ditanyakan pada tujuan dari
skripsi tersebut, dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ialah salah satu jenis pembangkit listrik
yang memiliki sekala besar dan paling banyak ditemui di pulau jawa dan bali. PLTU
memiliki banyak keuntungan/kelebihan daripada jenis pembangkit lainnya antara lain
sebagai berikut, yaitu: (Rochani, 2013)
• Dapat menggunakan berbagai macam jenis bahan bakar, cair gas maupun padat
dapat digunakan PLTU.
• Mampu menghasilkan energi bersekala besar, mencapai 1.200 MW dalam satu
unitnya.

• Lifetime bisa bertahan lama.

• Biaya listrik yang diproduksi dapat terjangkau apabila yangdigunakan bahan


bakar yang biaya kalorinya kecil
• Tidak terlalu berpengaruh banyak oleh kondisi atmosfire.
Selain itu memiliki banyak keuntungan/kelebihan, namun ada juga kerugian/kekurangan
antara lain, yaitu: (Rochani, 2013)

• Membutuhkan air pendingin (cooling water) dengan jumlah yang sangat banyak,
maka dari itu banyak diapply di tepi pesisir atau pantai.
• Dikarenakan bahan bakarnya dapat menimbulkan pencemaran udara dan laut
yang relatif besar sewaktu start nya yang sangat panjang.
• Respon terhadap perubahan beban yang sangat lambat.

• Memerlukan tempat yang luas dan jauh dari lingkungan masyarakat.

• Masa pembangunan lebih lama di bandidingkan pembangkit lainnya.

• Tidak dapat start dengan sendirinya tanpa ada bantuan dari luar.

• Membutuhkan air penambah (make-up water) dengan kualitas yang sangat bagus.

6
2.1.1. Komponen Utama PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) adalah salah satu jenis
pembangkit listrik yang menggunakan uap dan air sebagai media operasinya.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang sederhana dapat digambarkan di dalam
gambar 2.1 yang terdapat komponen utama sebagai berikut: (Rochani, 2013)

• Boiler, berfungsi dari perubahan energi thermal yang berasal dari bahan
bakar menjadi energi thermal yang ada pada uap. Terdiri dari beberapa
bagian yaitu ekonomiser yang berfungsi untuk memanaskan fluida menuju
ke titik perpindahan fasa, selanjutnya evaporator berfungsi merubah fasa
air menjadi uap, dan super heater berfungsi untuk memanaskan lanjutan
uap tersebut agar mencapai suhu tertentu.
• Turbine, berfungsi untuk mengkonveri energi thermal yang dikandung
oleh uap menjadi energi putaran.
• Kondensor, untuk mengkondensasikan uap bekas yang keluar dari turbin
agar menjadi fluida lagi
• Generator, berguna untuk perubahan dari energi mekanik menjadi listtik

Gambar 2 1. Siklus Rankine ( PLTU sederhana ) (Rochani, 2013)

7
2.1.2. Komponen Alat Bantu PLTU
Untuk menunjang komponen utama pada PLTU maka dengan adanya alat
bantu PLTU mampu meningkatkan performa dari setiap komponen utama pada
PLTU. (Rochani, 2013)
• Economizer
Berfungsi untuk penukar kalor yang digunakan pada saluran air pengisi
sebelum air masuk kedalam boiler drum. Economizer juga merupakan sekelompok
pipa-pipa kecil yang disusun secara berlapis, dimana air yang melewati pipa-pipa
tersebut mendapatkan panas gas thermal yang berasal dari sisa pembakaran yang
berada pada boiler.
• Steam drum
adalah bejana tempat penampung air yang berasal dari economizer dan
juga uap yang berasal dari wall tube. Steam drum bias diisikan kira-kira
setengahnya air dan setengahnya lagi berisikan uap. Pengaturan level di dalam
steam drum bisa menggunakan flow control valve yang dimana akan terkontrolnya
air dan uap. Apabila level air terlalu rendah maka akan mengakibatkan overheating
dan bila level air terlalu tinggi maka memungkinkan butir butir air akan terbawa
ke dalam turbin dan mengakibatkan kerusakan pada turbin. (Rochani, 2013)
• Air pre heater
adalah alat yang berfungsi untuk menukar kalor yang bisa digunakan untuk
memanaskan udara, dimana mendapatkan panas dari gas panas sisa pembakaran
dengan perantara element dengan metode cross flow.
• Deaerator
ialah alat yang digunakan untuk menghilangkan kandungan udara (O2) dan
memanaskan air kondensat dengan menggunakan uap ekstraksi intermediate
pressure turbine.
• High Pressure Heater
merupakan sub-komponen yang digunakan untuk memanaskan air
kondesat,dimana HPH satu dan dua menggunakan uap ekstraksi dari High pressure
turbine sedangkan HPH tiga menggunakan intermediate pressure turbine.

8
2.1.3. Siklus Rankine PLTU
PLTU beroperasi dengan cara bersiklus yaitu (proses keliling) yang biasanya
disebut dengan siklus Rankine (gambar 2.1 dan 2.2), yang mana terdiri dari: (Rochani,
2013)
Pemompaan fluida yang masuk ke dalam boiler (3-4). Tekanan disini akan
bertambah tinggi sedangkan suhunya akan sedikit naik.
1. Proses transfer panas dengan tekanan yang stabil di dalam boiler yang dapat
merubah fluida menjadi uap panas lanjutan (4-1). Disinilah terjadinya
penambahan volum yang besar, suhunya pun ikut naik, dan entropinya juga
bertambah besar.
2. Selanjutnya ialah proses ekspansi isentropis/adiabatis uap di dalam turbine (1-2)
yang membuat turbin bergerak dan berputar sehingga memutar poros pada
generator agar memproduksi listrik. Sehingga bertambahnya volume uap, dan
tekanannya pun menurun, begitu juga dengan suhunya dan entropi menjadi
konstan.
3. Pengkondensasian uap yang masuk ke kondensor dari buangan turbin pada
tekanan konstan(2-3). Disini suhunya pun tetap stabil akan tetapi volumenya
menjadi kecil.

Proses-proses yang dijelaskan diatas diilustrasikan di dalam diagram tekanan–


volume (p-v), diagram temperature–entropi (t–s) dan diagram entalpi–entropi (h–s)
Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 2.2 yang sudah dijelaskan dalam siklus carnot.

𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ...................................................................................................


ŋ𝑡ℎ (2.1)
𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛−𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠𝑑𝑖 𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔 .............................................................


ŋ𝑡ℎ (2.2)
𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

q1−q2 ...................................................................................................................................................
ŋ𝑡ℎ (2.3)
q1

9
Besarnya kalor yang di berikan sama seperti kalor yang akan diterima oleh fluida
dan uap di dalam boiler atau bias disamakan seperti dengan luas 4 – 5 – 6 – 1 - 2’ - 3’ - 4
di dalam diagram T-S, sedangkan besar kalor yang dilepas sama dengan luas 3 – 2 - 2’ -
3’ - 3. Jadi besar kerja dapat diperoleh dari sama dengan luas 4 – 5 – 6 – 1 – 2 – 3 - 4.
Maka dari itu besar kalor ditransfer sama dengan jumlah selisih entalpi antara setelah dan
sebelum kalor yang ditransfer, dan besar kalor dilepas sama dengan selisih entalpi antara
setelah dan sebelum kalor dilepas maka rumus efisiensi bias dituliskan :

(ℎ1−ℎ4) − (ℎ2−ℎ4)
ŋ𝑡ℎ =
(ℎ1 − ℎ4)
ℎ1− ℎ2 ................................................................................................................................................................................................
= (2.4)
ℎ1− ℎ4

Gambar 2 2. Siklus Rankine dalam diagram p - v,diagram T - s dan digram h - s. (Rochani,


2013)

10
Pada PLTU besar yang memiliki daya diatas nilai 100.000Kw, pada dasarnya siklus yang
diterapkan bukanlah siklus rankine murni seperti yang diatas melainkan siklus rankine yang
dilakukan modifikasi hinggga menjadi siklus rankine panas ulang sebagaimana yang
digambarkan dalam diagram T–S dan diagram h–s (gambar 2.2). Kemudian sebutan untuk siklus
rankine reheat saja. (Rochani, 2013)

Gambar 2 3. Diagram h-s (kanan) dan diagram T - S (kiri) siklus Rankine Reheat (Rochani,
2013)

11
2.2. Boiler
Boiler ialah bagian utama dari PLTU yang merubah air menjadi uap dengan cara
proses pemanasan dari pembakaran bahan bakar. Terdapat dua bagian utama yaitu terdiri
dari jalur air dan uap dan bagian jalur gas dan udara hasil pembakaran. Bagian laluan
udara dan gas panas terdiri dari ruang bakar, ruang superheater dan ruang economizer.
Bagian lauan air dan uap terdiri dari ekonomiser, evaporator, drum uap, downcomer dan
super-heater. (Rochani, 2013)

2.2.1 Klasifikasi Boiler


Berbagai macam-macam bentuk boiler dapat ditemui dan diklasifikasikan menurut
konstruksi dan jenis-jenisnya, menurut proses pembakaran, lalu proses ini pemanasan
uapnya, bisaber jenis sirkulasi fluidanya, menurut nilai tekannya. Dari segi onstruksi dapat
dibedakan. (Rochani, 2013)

Gambar 2 4. Cara Kerja Turbin Uap PLTU (Rochani, 2013)

12
2.2.2. Turbin
Turbine uap ialah sebuah alat penggerak yang dapat menjadi bentuk energi gerak
putar dari perubahan energi thermal uap.
Awalnya uap dengan temperatur dan tekanan yang memasuki kedalam nozzel atau
blade tetap yang telah dipasang didalam ruang turbin. Didalam nozzel, uap berekspansi
(volumenya bertambah besar dan tekanannya turun)sehingga dapat diperoleh kecepatan
uap yang tinggi dan bias langsung masuk ke dalam belokkan di antara blade yang jalan.
Penyebab dari belok-belokan maka terjadilah blade jalan tersebut maka akan terdorong
menuju belakang (tanda panah). (Rochani, 2013)

Turbine memiliki 2 bagian utama yaitu motor stator dan rotor. Motor stator ialah
bagian yang statis, dimana dipasang blade tetap yang bias mengubah entalpi uap menjadi
dorongan untuk mendorong blade jalan sehingga rotor bisa berputar. Pada motor stator
ada saluran uap heater untuk memanaskan fluida masuk kedalam boiler dan yang dipasang
pada valve uap masuk kedalam turbine.Rotor merupakan bagian yang bergerak, bisa
dialasi oleh 2 bantalan, dari situ terdapat blade yang mampu menerima uap dari blade
tetap. (Rochani, 2013)

2.2.3 Klasifikasi Turbine


Turbine uap bisa diurutkan pada berbagai segi seperti: arah aliran uapnya, proses
ekspansi uap, tekanan uapnya yang keluar turbine, tekanan uap yang masuk, pengaturan
uap masuk dan jumlah silinder penutupnya yang mana dengan penjelasan sebagai berikut.

13
Gambar 2 5. Bentuk blades turbin reaksi dan turbin impulse (Rochani, 2013)

Menurut segi proses ekspansi uap di dalam blade pada turbin dapat dibedakan
antara turbine impuls dan reaksi. Turbine impuls merupakan jenis turbine yang ekspansi
uapnya hanya terjadi di dalam nozzel atau sudu tetap, sedangkan turbine reaksi merupakan
turbin yang proses ekspansinya bisa berlangsung dengan baik di dalam sudu tetap maupun
sudu gerak. (Rochani, 2013)

2.3. Condenser
Fungsi condenser ialah untuk mengkondensasikan uap buangan yang keluar dari
turbine yang bertekan rendah. Pengembunan uap yang keluar dari turbine harus
diusahakan pada tekanan yang sangat rendah agar turun, entalphy uap di dalam turbin bisa
menjadi tinggi . Semakin besar turun entalpinya maka akan semakin besar juga daya
turbin yang dapat diproduksi. Supaya mencegah losses, kondensor harus terpasang dekat
dengan bagian keluar turbin, oleh karena dari itu biasanya kondensor harus terpasang pas
di bawah turbine yang bertekanan kecil. Tergantung pada temperatur fluida pendingin
yang berada dalam tangki condensor, kondensor sendiri dirancang agar mampu
menghasilkan tekanan yang rendah diantara 0,03 - 0,10 bar absolute. (Rochani, 2013)

2.3.1. Klasifikasi Kondensor


Menurut segi konstruksi, kondensor bisa di bedakan menjadi 2 jenis yaitu,

14
Direct Contact Condensor (kondensor kontak langsung) dan Surface Condensor
(kondensor permukaan). Pada Kondensor kontak langsung, fluida pendingin
disemburkan langsung pada jalanan uap buangan yang keluar dari turbine, dan
fluida pendingin tercampur langsung dengan air kondensat. Kondensor semacam
ini dapat digunakan jika fluida di dalam tangki kondensat tidak diperlukan lagi
dalam sistem sirkulasi air uap, seperti halnya yang telah terjadi di dalam PLTP.
(Rochani, 2013)

Pada surface condenser, fluida pendingin dipisah dengan uap buangan


ataupun air kondensat. fluida pendingin mengalir di dalam tube-tube yang biasa
disebut dengan tube kondensor, sedangkan uap buangan/air kondensat yang ada di
luar pipa. Besar panas uap buangan dari turbin yang harus dilepas pada tekanan
yang paling rendah sehingga dapat menyebabkan diperlukan luas luas bidang
kontak (antara permukaan fluida pendingin pada satu sisi dan permukaan uap disisi
yang lain) besar. Supaya mencapai hal tersebut maka perlu disusun dari ratusan
hingga ribuan tube-tube kondensor, tergantung berapa besar jumlah uap buangan
yang akan mengembun. (Rochani, 2013)

Menurut segi arah mengalirnya fluida dapat dibedakan antara aliran


ganda/double atau lebih dengan kondensor dengan aliran tunggal/single dan
kondensor, dan dari pandangan material pipa-pipa kondensor yang bisa dipakai
dapat di bedakan antara pipa kondensor yang berbahan dasar nikel, bahan dasar
tembaga, dan bahan titanium. (Rochani, 2013)
2.3.2. Kelengkapan Kondensor
Dilihat dari konstruksi yang telah dijelaskan diatas, kondensor juga
dilengkapi dengan beberapa bagian lain apabila terjadi proses pengkondensasian
uap berjalan dengan baguas, sehingga bisa memproduksi tekanan di dalam
ruangan uap yang rendah. Kelengkapan kondensor terdiri dari pembuang udara,
sistem pembersih pipa,dan fluida pendingin
2.3.3. Sistem Air Pendingin

Air pendingin kondensor ialah suatu instalasi yang dapat dipakai agar
mengalirkan fluida pendingin ke dalam condenser. fluida pendingin yang
diarahkan dapat langsung menuju ke dalam condensor dengan jumlah yang
banyak, didapat dari air danau, air sungai, air laut, ataupun menara pendingin. Air-
air tersebut dialirkan menuju kondensor dalam keadaan bebas dari kotoran-
kotoran. Untuk melalukan hal tersebut maka pengaliran air pendingin (disebut air
15
pendingin utama) dilengkapi dengan pintu air, Instalasi Cuci Balik Kondensor,
Saringan Putar, pompa pencuci saringan, Saringan Sampah Sisa, Saringan Putar,
Pompa Air Pendingin Utama, dan beberapa katup lainnya. Gambar 2.7
memperlihatkan susunan-susunan alat-alat tersebut dengan uraian sebagai berikut
:
Pintu air masuknya fluida bisa dipakai sewaktu waktu apabila diadakan perawatan
fisik pada bagian bagian sistem fluida pendingin yang telah dijelaskan seperti
diatas. (Rochani, 2013)

Filter kasar berfungsi sebagai menyaring kotoran yang berukuran besar,


terdiri dari plat-plat strip yang tersusun di belakang pintu air. Filter kasar ini
dilengkapi dengan pengail kotoran untuk mengambil kotoran-kotoran yang
tertangkap disitu kemudian dibuang ke tempat penampungan pembuangan
sementara. Kemudian sampah diangkut dengan menggunakan truck kotoran dan
kemudian di angkut ke tempat pembuangan akhir. (Rochani, 2013)

• Filter putar dipakai sebagai penyaring kotoran-kotoran yang lolos dari saringan
kasar. Filter ini bisa berputar secara kontinyu apabila jumlah kotoran yang
mengikuti aliran fluida pendingin sangat banyak, dan berputar sewaktu-waktu
apabila jumlah kotorannya berkurang sedikit demi sedikit. Untuk membuang
kotoran-kotoran yang menempel pada filter yang digunakan semprotan air
yang disemprotkan oleh pompa pencucisaringan.
• Pompa fluida pendingin utama, ialah pompa fluida yang berkapasitas sangat besar
untuk menyedot dan mendorong fluida pendingin untuk masuk ke dalam
condensor. Pompa ini juga memiliki valve penutup aliran yang berguna untuk
mengatur aliran fluida pendingin secara bersekala ketika pompadistart.
• Filter kotoran sisi/Debris Filter diperlukan untuk menyaring kotoran-kotoran sisa
yang lolos dari putaran.

16
Gambar 2 6. Susunan turbin tekanan rendah dan kondensor (Rochani, 2013)

17
Gambar 2 7. Sistem air pendingin kondensor (Rochani, 2013)

• Instalasi Cuci Balik dipakai untuk membuang kotoran-kotoran yang tertahan pada
bagian depan kondensor.kemudian terkadang instalasi ini tidak dipasang jika
instalasinya telah dilengkapi dengan debris filter.
2.3.4. Sistem pembersih tube kondensor
Instalasi pembersih tube kondesor. Aliran pendingin yang besar pasti juga
mengandung kotoran-kotoran halus seperti lumut atau sejenisnya yang tidak mungkin
disaring oleh filter tersebut yang telah dijelaskan diatas. Kotoran- kotoran ini menempel
pada dinding-dinding tube kondensor (pada Kondensor Permukaan) dan dapat
menghambat jalannya perpindahan kalor. Oleh sebab itu ktoran-ktoran yang berada di
dinding-dinding ini harus dibersihkan secara periodik atau berskala Gambar 2.8
menunjukkan bahwa sebuah alat instalasi pembersih tube kondensor yang mampu
berkerja secara continue sehingga kebersihan tube kondensor dapat awet dan terjaga.
Instalasi alat ini juga dikenal sebagai instalasi tapproge. Adapun prinsip kerjanya ialah
sebagai berikut: Bola-bola dimasukkan ke dalam tangki kemudian bola (5) ditutup rapat-
rapat, dan penangkap bola (9) ditutup, dan pompa (8) djalankan. Kemudian bola (7)
bergerak masuk ke dalam aliran fluida pendingin dan masuk ke dalam pipapipa kondensor,
bola yang bersifat elastis, dengan ukurannya sedikit

18
lebih besar dari ukuran diameter pipa kondensor serta memiliki permukaan yang bersifat
kasar yang berguna menyikat permukaan pipa, dengan demikian lumut ataupun kotoran
lain akan tersikat dan terdorong menuju ujung sisi-sisi keluar pipa. (Rochani, 2013)

Ketika keluar dari pipa, bola langsung menuju ke dalam penangkap (9) kemudian
masuk ke dalam pompa (8) dan didorong lagi menuju sisi-sisi masuk condensor.
Seterusnya sampai pipanya sudah terlihat bersih. Apabila proses pembersihan sudah
dinyatakan selesai, maka pergerakan bola pundihentikan atau ditahan pada tangki bola
(5) dan pompa (8) diberhentikan, penangkap bola (5) dibuka kemudian bola (7)
pundikeluarkan. Gerakan bola selama bersirkulasi dapat dilihat menggunakan aca monitor
(6). (Rochani, 2013)

Gambar 2 8. Sistem pembersih pipa kondensor (Rochani, 2013)

19
2.3.5. Waktu Pembersihan
Pembersihan condenser dapat dilakukan pada saat offline atau kondisi tidak beroperasi maupun
juga pada saat unit dalam kondisi online atau dalam keadaan berbeban/operasi. Pembersihan
condenser secara online dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
1. Backwash yaitu membalik arah aliran air pendingin.
2. Pembersihan dengan Ball cleaning system yaitu dengan mensirkulasikan bola-bola karet ke
dalam kondensor.
3. Pembersihan manual yaitu pembersihan yang dilakukan oleh petugas pembersih dengan
cara masuk ke dalam condensor dan debris filter melalui manhole. (Rochani, 2013)
2.3.6. Sistem penghisap udara

Ketika dalam tekanan yang rendah dibawah tekanan atmosfir di dalam ruang uap
kondensor akan memungkinkan O2 akan menuju ke dalam, dan akan menjadi penghambat
perpindahan kalornya. Oleh sebab itu O2 ataupun gas lain yang tidak bias mengembun
harus dapat dikeluarkan. Pelepasan O2 harus dilakukan dengan cara menggunakan ejector
uap atau pompa hampa. Gambar 2.9 menunjukkan sebuah ejector uap, dimana uap yang
bertekanan dan temperature tertentu dapat masuk ke dalam ruang uap dan kemudian
berekspansi di dalam nozzle sehingga mampu menghasilkan kecepatan tinggi. (Rochani,
2013)

20
Gambar 2 9. Ejector
(Rochani, 2013)

21
Kecepatan uap tinggi tersebut bisa menimbulkan tekanan yang
rendah pada ruang penyedot dan sebab itu udara terhisap ke dalamnya serta
terdorong masuk ke dalam ruang diffuser kemudian keluar ke ujung bawah
ejector. (Rochani, 2013)
2.3.7. Prinsip Kerja Kondensor
Jenis penukar kalor yang umunya dipakai pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap adalah kondensor. Bentuk kondensor ditunjukkan pada
Gambar 2.9

Gambar 2 10. Kondensor (Prayudi, 2017)

Kondensor PLTU PT. PJB UP Gresik menggunakan tipe shell and


tube, berguna untuk mengkondensasi uap basah yang bermula dari turbine
uap sehingga bisa berubah fasa menjadi air lagi.Condenser merupakan
salah satu komponen yang sangat penting pada water steam cycle karena
pada komponen ini terjadinya perpindahan kalor yang masih berada
didalam uap air yang menuju media pendingin seperti air laut atau dari
cooling tower. (Prayudi, 2017)
Dalam siklus rankine terjadi proses perpindahan kalor antara dua
komponen, yakni kondensor dan boiler. Energi kalor pada permukaan

22
dikirim ke fluida sehingga ia bisa berubah fasa menjadi uap air. Pada
proses ini ada satu fasa dimana tidak bisa terjadi perubahan suhu pada
fluida, namun bisa terjadi perubahan fasa dari cair menjadi gas, hal ini juga
bisa disebut dengan “panas laten”. Sedangkan ketika kondensor
mengalami hal- hal serupa tetapi berkebalikan. Energi kalor yang diserap
oleh fluida sehingga berubah fasa menjadi uap, fluida yang diserap melalui
media pendingin sehingga uap air berubah fasa kembali menjadi cair. Air
inilah yang akan nantinya bisa dipompa kembali untuk mengalami siklus
rankin yang terus berulang. (Prayudi, 2017)

Dari Gambar 2.10 komponen utama kondensor adalah selongsong


(shell), ruang air (water box), Pipa dan pemegang Pipa, (Tube Plats and
Tubes). Selongsong (Shell) dan alat bantu pompa vakum. (Prayudi, 2017)
2.3.6. Pengertian Umum Condensor

Kondensor adalah salah satu jenis Heat Exchanger yang memiliki kegunaan
untuk mengembunkan uap buangan dari(LP Turbine) menjadi air kondensat agar
bisa disirkulasi kembali untuk air pengisi boiler (ketel uap). Dari sudut lain berguna
untuk mencairkan uap jenuh yang memiliki tekanan serta suhu yang tinggi dengan
cara mendinginkan uap jenuh tersebut berubah menjadi cair jenuh. Dengan tekanan
yang rendah (vacuum) pada LP Turbin membuat uap akan dengan mudahnya
menuju kondensor agar proses pendinginan uap jenuh oleh air refrigerant yang
berada di bagian dalam pipa kondensor terdapat dalam siklus refrigerant yang
dilakukan oleh kondenser. (Prayudi, 2017)

Jenis kondenser yang dipakai pada kondenser PLTU PT PJB UP Gresik


adalah Shell and tube. Jenis kondensor seperti ini merupakan jenis yang banyak
digunakan untuk instalasi pembangkit jenis penukar kalor. Perpindahan kalor
dalam bentuk pengondensasian uap jenuh pada sisi shell dan pemanasan secara
konveksi paksa pada air yang bersikulasi dalam pipa. Cara kerja pada surface
Condenser ialah dengan cara uap masuk melewati steam inlet connection yang
terletak di bagian atas condensor menuju sisi shell kondensor. Kemudian uap
tersebut bersinggungan dengan pipa-pipa kondensor yang mempunyai temperature
rendah (Vacuum) sehingga tekanan dan suhu uapnya menurun

23
kemudian terkondensasi menghasilkan air kondensat yang ditampung di hotwell
agar menjaga suhu fluida di dalam tube agar tetap dalam keadaan rendah dengan
cara mensirkulasikan fluida yang menyerap panas dari uap panas proses
pengkondensasiaan secara terus menerus kalor yang dimaksud adalah kalor
kondensasi atau heat of condensation. Air kondensat yang ditampung di tangka
hotwell akan dipindahkan menuju LP yang berfungsi untuk pemanasan awal (pre)
air kondensat dijalankan dengan pompa kondensor. (Prayudi, 2017)

Kondensor merupakan komponen pendingin yang sangat penting yang berfungsi


untuk memaksimalkan efisiensi pada mesin pendingin. Pada kondensor ini, terjadi
pelepasan kalor secara kondensasi dan kalor sensibel.

Pada umumnya menggunakan kondensor tipe permukaan (surface


condenser), tipe kondensor ini merupakan jenis shell-tube yang mana air pendingin
disirkulasikan melalui tube.

Kondensor biasanya menggunakan sirkulasi air pendingin dari menara


pendingin (cooling tower) untuk melepaskan kalor ke atmosfir, atau once-through
water dari sungai, danau atau laut. Kebanyakan aliran fluida kerja yang mengalir
secara terus menerus di dalam alat penukar kalor (APK), setelah melampaui waktu
operasi tertentu akan mengotori permukaan perpindahan panasnya. Deposit yang
terbentuk di permukaan kebanyakan akan mempunyai konduktivitas termal yang
cukup rendah sehingga akan mengakibatkan menurunnya besaran koefisien global
perpindahan panas di dalam alat penukar kalor, akibatnya laju pertukaran energi
panas di dalam APK menjadi lebih rendah. (Prayudi, 2017)

Untuk memperoleh performan yang sebaik-baiknya, maka alat penukar


kalor harus dirancang dengan cara yang seksama dan seoptimal mungkin. Oleh
karena itu penguasaan metode perancangan sebuah alat penukar kalor menjadi
sangat penting karena akan memberikan kontribusi yang sangat besar kepada upaya
peningkatan performance instalasi industri, yang berarti juga kepada upaya
penghematan energi terutama di sektor industri. Dari penelitian ini diharapkan
mampu melakukan perancangan sebuah alat penukar kalor (APK) sesuai dengan
standar yang berlaku sehingga dapat dihasilkan alat penukar kalor (APK) yang

24
memiliki efektifitas yang tinggi. (Prayudi, 2017)
2.3.7. Komponen Utama Kondensor
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa fungsi utama kondensor yaitu
untuk mengkondensasi uap buang dari turbin dengan bantuan air laut yang berbeda
temperaturnya sehingga menjadi air kondensat yang akan di tampung di hotwell.
Kemudian akan di pompakan kembali melalui sistem pemanas pada boiler.
Kondenser bekerja seperti halnya pada Heat Exchanger Uap air yang bersal dari
LP Turbin 1 dan LP Turbin 2 masuk ke kondensor melalui bagian atas kondensor
Uap air tersebut akan didinginkan dengan air laut yang di pompakan melawati tube-
tube kondensor. Setelah terjadinya kondensasi uap air bertemu air laut akan terjadi
perubahanfasa dari uap air turun berubah fasa menjadi air. Setelah menjadi air akan
ditampung kedalam hotwellnyang berada dibawah kondensor. Kondensor harus
terbebas dari pencemaran seperti gas atau zat padat yang akan merusak dari
bagianbagian dari siklus PLTU. Vaccum kondensat menyebabkan perubahan fasa
dari uap menjadi kondensat. Prinsip Kerja Kondensor. (Harun Al Rosyid, Retno
Aita Diantara, 2017)

Salah satu pengguna jenis penukar kalor yang dipakai pada PLTU ialah
kondenser dengan menggunakan jenis shell and tube, kondensor ini berfungsi
sebagai pengkondensasi uap air yang berasal dari turbine uap sehingga terjadi
perubahan fasa menjadi cair kembali, kondensor menjadi salah satu komponen
yang penting pada water steam cycle karena ketika terjadi perpindahan kalor (panas
laten) yang masih terkandung didalam uap air akan menuju media pendinggin
seperti air laut atau cooling tower. (Harun Al Rosyid, Retno Aita Diantara, 2017)

Kondensor merupakan komponen yang penting untuk mencapai nilai efisiensi


yang bagus. Unjuk kerja kondenser dipengaruhi oleh perpindahan panas yang
bagus, sehingga tekanan vakum pada kondenser dapat dijaga tetap tinggi. Tekanan
vakum condensor selalu dipantau karena semakin tingi tekanan vakum condenser
menunjukkan bahwa kinerja condensor semakin baik. Agar unjuk kerja condenser
terjaga maka perlu dilakukannya pembersihan pada kondensor. Perawatan serta
pembersihan kondensor bisa dilaksanakan dalam kondisi unit sedang beroperasi.
Keberhasilan pembersihan dapat dipantau dari penurunan tekanan condensor dan
kenaikan tekanan vakum di kondensor. Kondensor shell

25
dan tube adalah penukar kalor yang paling umum digunakan dalam industri karena
proses pembuatannya yang relatif sederhana dan kemampuan adaptasinya terhadap
berbagai kondisi operasi. Meskipun jenis kondensor ini membedakan dirinya
dengan tetesan tekanan rendah dengan kecepatan aliran tinggi, persyaratan modal,
serta persyaratan biaya terkait (yaitu daya gabungan dan modal) karena tetesan
tekanan aliran yang dipompa dan dikompresi dalam Unit bisa sangat mahal. Selain
itu, ketergantungan total biaya ke modal atau persyaratan saat ini sangat
dipengaruhi oleh kebijakan komersial negara tempat situs tersebut berada. (Harun
Al Rosyid, Retno Aita Diantara, 2017)
2.3.8. Komponen Utama Dan Alat Bantu Condenser
Condenser sebagai peralatan pendingin utama terdiri dari beberapa komponen
utama yaitu antara lain: (Harun Al Rosyid, Retno Aita Diantara, 2017)
1. Pipa saluran Masuk
2. Waterbox condenser
3. Pipa dalam condenser (Tube)
4. Hotwell
5. Pipa saluran keluar

Adapun alat-alat pendukung condenser antara lain:


1. Debris filter sebagai saringan air laut sebelum masuk
condenser
2. Vacuum primming unit yaitu untuk mengeluarkan udara yang
terbawa masuk air laut.
3. Ball cleaning system yaitu untuk membersihkan tube condenser
dengan menginjeksikan bola karet.
4. Vacuum pump yaitu untuk membuang non condensable gasses
2.3.9. Penyebab Penurunan Vacum Condenser
Penurunan tekanan vacum di condensor dapat disebabkan oleh berbagai faktor
yaitu antara lain: (Harun Al Rosyid, Retno Aita Diantara, 2017)
1. Tube condenser kotor.
2. Saringan debris filter kotor.
3. Tekanan gland seal terlalu rendah.
4. Vacuum breaker valve tidak menutup rapat.

26
5. Membran turbin mengalami keretakan.
6. Valve drain over flow deaerator terbuka.
7. Kemampuan vacum pump turun.
8. Water separator vacum pump terlalu rendah.
9. Kebocoran pada ruang condenser sehingga udara luar ada yang
masuk.
10. Temperatur air pendingin dan kecepatan laju aliran air
pendingin.
2.3.10. Perawatan pada water box

• Cipping

Cipping adalah proses pelepasan atau pembersihan lapisan


pelindung waterbox yang sudah lama yang akan diganti pelapisan
yang baru ,yang dibersihkan adalah lapisan karet dan veber yang
akan di ganti pada saat overhaul proses penggantian ini karena
lapisan veber dan karet sudah lama dan akan digantikan oleh lapisan
cet kramik yang lebih bagus dalam waterbox untuk melindungi dari
terjadinya korosi yang diakibatkan menggunakan air laut sebagi
media pendingin. (Prayudi, 2017)
• Coating

Cooting adalah proses pelapisan pada dinding waterbok yang


menggunakan lapisan cat kramik yang berguna untuk melindungi
waterbox dari korosi yang diakibatkan oleh air laut. (Prayudi, 2017)
2.3.10. Perpindahan Panas
Jenis penukar kalor sangatlah beragam dan masing masing
dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. Namun
demikian jenis shell & tube sejauh ini merupakan jenis yang paling
banyak dipergunakan berkat konstruksinya relatif sederhana dan
memiliki keandalan karena dapat dioperasikan dengan beberapa
jenis fluida kerja. Efek pendinginan yang dihasilkan dalam
sistem refrigerasi tergantung dari efektivitas kinerja kondensor.
Sementara, kinerja kondensor semakin lama

27
akan menurun seiring dengan terjadinya fouling factor. (Rochani, 2013)

Pada Direct contact condenser, fluida pendinginnya akan


menjadi satu dengan dengan air kondensat hasil dari
pengkondensasian uap yang keluar dari turbine. Besar temperature
serta entalpy air kondensat dan temperature dari air pendingin
sesudah proses pendinginan akan menjadi besar, dinyatakan
persamaan sebagai berikut : (Rochani, 2013)

Gu x ( hu – hcamp ) = Gap ( hap – hcamp )

ℎ𝑐𝑎𝑚𝑝 =
𝐺𝑢 𝑥 ℎ𝑢+𝐺𝑎𝑝 𝑥 ℎ𝑎𝑝 .................................................................................................
(2.5)
𝐺𝑢+ 𝐺𝑎𝑝

Dimana:

Gu = Jumlah berat aliran uap masuk kondensor kg/jam.

Hu = Entalpi uap masuk kondensor kkal/kg.

Hcamp = Entalpi campuran air kondensor air pendingin


kkal/kg.

Gap = Jumlah berat aliran air pendingin masuk kondensor


kg/jam.

Hap = Entalpi air pendingin masuk kondensor kkal/kg.

Untuk entalpy air bisa ditemukan pada tabel air dan uap, sedangkan untuk entalpy
air dapat ditemukan pada tabel liquid dan vapor atau merupakan hasil kali dari
kalor jenis air dengan temperature yang terkait. (Rochani, 2013)

Untuk surface condenser fluida pendingin tidak akan bercampur


dengan air kondensat karena hasil pengkondensasian uap yang keluar
turbine. Kondenser seperti ini memerlukan luas (A) bidang pemanas yang
besar, agar mendapatkan hasil tekanan ruang uap dan temperature air
kondensat yang cukup rendah. Maka dinyatakan persamaan sebagai
berikut: (Rochani, 2013)

28
Gu x ( hu – hcamp ) = Gap ( hout – hin ) = kFΔtr .......................................................................... (2.6)
Dimana:
hcond = entalpi air kondensor kkal/kg.
hout = entalpi air dingin keluar kondensor kkal/kg.
k = koeffisient perpindahan panas dari uap keair pendingin melalui dinding pipa
kondensor berkisar antara 3000 – 5000 kkal/m2 jam 0c
F = luas permukan bidang pendingin m2

Δtr = perbedan suhu logaritmik rata rata antara uap dan air pendingin.

=
𝑡𝑜𝑢𝑡− 𝑡𝑖𝑛
𝑡𝑥 −𝑡𝑖𝑛 ………………………………….………………………..(2.7)
2.3𝑙𝑛
𝑡𝑠− 𝑡𝑜𝑢𝑡

ts = suhu uap dalam ruang uap kondensor

2.3.11. Efisiensi Kondensor


Effisiensi kondensor adalah rasio antara kenaikan suhu air
pendingin dengan selisih suhu air yang akan masuk ke pendingin
dan temperatur uap jenuh. (Prayudi, 2017)

Rumus Efisiensi juga dapat dihitung sebagai berikut:

𝑡2− 𝑡1
nc . 100% ......................................................................................................... (2.8)
𝑡𝑠−𝑡1
ts = temperature saturated (0c)
t1 = temperature masuk kondensor (0c)
t2 = tempeatur keluar kondensor (0c)

2.3.12. Overhaul
Overhaul adalah pemeliharaan mesin secara total yang dilakukan
agar kinerja mesin bisa kembali bekerja maksimal. Major Overhaul adalah
kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dengan mengadakan
pembongkaran menyeluruh dan penelitian terhadap mesin, serta melakukan
penggantian suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya.

29
Overhaul dilakukan untuk mencegah adanya kerusakan atau
memulihkan kondisi suatu instalasi dan sarana pendukungnya,
memperpanjang umur kerja suatu mesin, menampilkan peformasi yang
lebih baik dan menjaga alat dalam keadaan siap operasi. (Kusmaningrum
Sumadi, 2014)

Dalam upaya mempertahankan kinerja pengoperasian mesin


terdapat tiga keputusan periodik yang dapat dipilih, yakni keputusan
mempertahankan mesin yang tengah dioperasikan, melakukan overhaul,
atau melakukan penggantian dengan mesin baru yang identik. Overhaul
meliputi usaha memeriksa, mendeteksi, merawat atau mengganti
komponen mesin guna mempertahankan kinerja mesin pada suatu tingkat
tertentu. Overhaul diasumsikan mampu merubah kondisi operasi mesin
menjadi lebih baik, meskipun tidak dapat mengembalikannya pada kondisi
seperti baru. Overhaul dalam sejumlah model diasumsikan dapat
meremajakan mesin sehingga setelah dioverhaul mesin memiliki umur
virtual yang lebih muda dari umur aktualnya (virtual age method), atau
memiliki intensitas kerusakan yang lebih rendah dari intensitas kerusakan
sebelum overhaul dilakukan (improvement-factor method). Model virtual-
age dibedakan dalam peremajaan tetap dan peremajaan proporsional.
Dalam model peremajaan tetap, selisih umur aktual dan umur virtual yang
dihasilkan overhaul besarnya selalu sama. Model ini sesuai untuk aktivitas
overhaul dalam bentuk perawatan berbagai komponen mesin. Dalam
model peremajaan proporsional selisih umur aktual dan umur virtual yang
dihasilkan overhaul adalah proporsional terhadap umur saat overhaul
dilakukan. Dengan demikian overhaul pada umur yang lebih tua
memberikan derajat perbaikan yang lebih tinggi. Model ini sesuai bagi
aktivitas overhaul berupa pemeriksaan dan penggantian berbagai
komponen mesin. Penentuan kebijakan penggantian optimal pada horison
perencanaan terbatas telah dikaji antara lain menggunakan metoda branch
and bound, searh method, dan pemrograman dinamis. (Kusmaningrum
Sumadi, 2014)

2.3.13. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis ingin menguraikan hipotesis pengolahan
30
data yangdidapat berdasarkan literatur dan referensi yang ada, serta dugaan
dari rumusan masalah. Dimana penulis menjelaskan hipotesis sebagai berikut
:

1. Diduga setelah dilakukan overhaul efisiensi di PLTU menjadi meningkat.

2. Diduga setelah dilakukan overhaul bisa dapat meningkatkan laju aliran


perpindahan panas pada kondensor.

3. Diduga overhaul berdampak untuk meningkatkan kinerja PLTU.

31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Metodologi Penelitian
Metode penelitian kali ini membantu peneliti dalam menyusun tugas akhir. Oleh
karena itu penulis dapat melaksanakan penelitian dengan benar karena sudah terdapat
langkah langkah yang akan digunakan dalam melakukan penelitian. Dalam tugas akhir ini
penulis menggunakan metode deskriptif dimana metode ini biasa digunakan dalam
penulisan tugas akhir falkutas teknik. Dimana metode deskriptif ini yang digunakan
penulis memiliki tujuan untuk melakukan pemecahan dan analisa terhadap perpindahan
panas karena dalam penulisan kali ini memiliki judul analisis kinerja kondensor sebelum
dan sesudah overhaul di PT. PJB UP Gresik unit 3.

Dalam metode penelitian ini penulis dapat menggambarkan perpindahan panas


pada kondensor apa yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah overhaul.Dimana
gambaran tersebut merupakan data-data yang dapat ditulis oleh penulis.

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah


Untuk mempermudah penyelesaian masalah penelitian tentang analisis
perpindahan panas terhadap kinerja kondensor sebelum dan sesudah overhaul di PT. PJB
UP Gresik unit 3,maka digunakan flowchart kerangka pemecahan masalah sebagai
berikut.

32
Mulai

Studi Literatur dan Konsultasi

PENGUMPULAN DATA
1. Spesifikasi Kondensor
2. Data Operasi Kondensor

PENGOLAHAN DATA
Data Performance Test
Data Spesifikasi Kondensor

PERHITUNGAN DATA
TIDAK
Menghitung Laju Perpindahan
Kalor
Menghitung LMTD
Menghitung NTU
Menghitung Effektivitas
Kondensor
Menghitung Effesien
Kondensor

Q Sebelum < QSesudah


LMTD Sebelum > LMTD Sesudah
NTU Sebelum < NTUSesudah
ɛ Sebelum < ɛ Sesudah
ᶯc Sebelum < ᶯC Sesudah
YA

Analisa

Selesai

Gambar 3 1. Kerangka Pemecahan

33
b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan informasi dan data – data yang
akurat sebagai landasan penelitian. Data yang digunakan sebagai dasar penelitian ini
penulis dapat dengan cara :
i. Metode Pengamatan Tidak Langsung

Pada metode ini penulis melakukan pengambilan data – data performance


test sebelum dan sesudah overhaul pada unit 3 di bagian Rendal Operasi yang
berada di PT. PJB UP Gresik.
ii. Metode Wawancara

Penulis mengajukan pertanyaan kepada Supervisor serta karyawan lain


Rendal Operasi PLTU Gresik Unit 3 mengenai overhaul PLTU unit 3 UP Gresik
harus melalui aplikasi whatsapp dikarenakan kondisi yang tidak mendukung.
iii. Studi Literatur

Dalam penelitian ini penulis mempelajari literatur – literatur yang


berhubungan dengan materi penyusunan skripsi yaitu analisis kinerja kondensor
sebelum dan sesudah overhaul, antara lain buku–buku, jurnal penelitian dan
sumber–sumber referensi yang berkaitan dengan materi pengaruh overhaul.

c. Teknik Pengolahan Data

Dalam teknik pengolahan data ini penulis ingin menjabarkan atau mempaparkan
tentang pengolahan data untuk mempermudah penulis dalam melakukan penulisan untuk
mengerjakan skripsi ini,dimana langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan.

1. Menghitung laju perpindahan kalor

2. Menghitung LMTD

3. Menghitung NTU

4. Menghitung effektifitas kondensor

Langkah-langkah ini yang digunakan dalam perhitungan dalam skripsi, dengan


adanya ini untuk mempermudah dalam penulisan skripsi supaya tidak melebar
pembahasan dalam penulisan pada skripsi.

34
d. Teknik Analisi Data

Data yang telah diperoleh oleh penulis akan dijabarkan dengan rumus-rumus
yang digunakan dalam penulisan pada skripsi kali ini. Berikut ini merupakan langkah-
langkah dalam perhitungan.
1. Menghitung Koefisien perpindahan panas menyeluruh
Q = U.A. ΔTlmtd… ............................................................................................(3.1)

2. Menentukan beda temperatur LMTD


................................................................... (3.2)
LMTD = Δt𝑎−
Δt𝑎
Δt𝑏
𝐼𝑛
Δt𝑏

( 𝑇ℎ𝑖𝑛−𝑇𝑐𝑜𝑡 )−( 𝑇ℎ𝑜𝑢𝑡−𝑇𝑐𝑖𝑛 ) .......................................................................................


LMTD = I𝑛( 𝑇ℎ𝑖𝑛−𝑇𝑐𝑜𝑢𝑡) (3.4)
𝑡ℎ𝑜𝑢𝑡−𝑇𝑐𝑖𝑛

3. MenentukanNTU

NTU = U.𝐴 ................................................................................................................................................................. (3.5)


𝐶𝑚𝑖𝑛

4. Nilai efektifitas

ɛ =1−exp(−NTU(1−C))
1−𝐶.exp(−𝑁𝑇𝑈(1−𝐶)) ...................................................................................................... (3.6)

5. Efisiensi Kondensor
t1−𝑡2
ŋ𝑐 = ………..(3.7)
t𝑠−𝑡1

e. Software

Pada penelitian ini digunakan software untuk memudahkan perhitungan. Serta


membuat perhitungan menjadi lebih valid. Software juga mempercepat waktu pengerjaan
penelitian sehingga diharapkan penelitian dapat selesai sesuai dengan jadwal pelaksanaan
yang dibuat. Software yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

35
1. Steam Table

Software ini digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai massa
jenis, nilai kalor spesifik, nilai viskositas dinamik, nilai prandalt number, serta nilai
konduktivitas termal sesuai data temperatur fluida panas dan fluida dingin.

Gambar 3 2. Steam Table

2. Microsoft Excel, berguna untuk mengolah data secara otomatis dengan menginput
nilai sesuai dengan rumus perhitungan.

Gambar 3 3. Microsoft Excel

36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas perhitungan mengenai analisa termodinamika dan
perpindahan panas untuk mengetahui laju perpindahan panas untuk mengetahu laju perpindahan
panas dan effektivittas kondensor. Data yang di gunakan dalam perhitungan adalah data
spesipikasi dan data aktual pengoprasian kondensor.
Data spesipikasi di ambil dari desain kondensor yang mampu menghasilkan performa
secaraa maksimum. Sedangkan data aktual adalah data yanng di ambil dari kondisi performa
kondensor yang terjadi di lapangan.

4.1. Data Spesifikasi dan Primer Kondensor Unit 3 PLTU Gresik

Tabel 4 1. Condenser Specification


Spesifikasi kondensor
Jumlah 1 set / unit
Tipe Two passes, reverse flow,
devided waterbox
Number 15428 ( JIS C6870T, Main
condenser zone)
Vakum kondensor 695 mmhg ( gage )
Steam inlet temperature ( Thi ) 43.1 0C
Steam Otlet Temperature ( Tho ) 43.1 0C
Cooling water
Media pendingin Sea water
Inlet temperature ( Thi ) 300 C
Outlet Temperature ( Tco ) 39.890 C
Kapasitasi aliran (O) 21660 m3/h
Kecepatan aliran dalam tube (v) 2 m/s
Kondensor tube
Diameter Luar 25 mm
Ketebalan 1.25 mm
Jumlah total 15136
Panjang efektif 8909 mm
Tube matrial Almunium brass JIS C6870T (
Main condensing zone dan air
coling zone )

37
Tabel 4 2. Data sebelum overhaul

No. Parameter Satuan 10.30 WIB 11.00 WIB 11.30 WIB

Condenser Out
1 C 38.56 38.49 38.5
Steam Temp
Condenser In Steam
2 C 39.17 39.17 39.29
Temp

3 Beban MW 100 100 100

4 Main Steam Flow Ton/h 343.72 343.72 343.72

Condenser In CW
5 C 32.81 33.31 34.34
Temp

Condenser Out CW
6 C 36.4 36.3 36.44
Temp

7 P Condenser Bar -0.913387 -0.913 -0.913

8 P atm Bar 1.01325 1.013 1.013

9 Condenser Vacuum mmhg 707.46 707.46 706.68

38
Tabel 4 3. Data sesudah overhaul

No. Parameter Satuan 08.00 WIB 08.30 WIB 09.00 WIB

Condenser Out Steam


1 C 39.49 39.53
Temp 39.29
Condenser In Steam
2 C 40.3 40.3 40.51
Temp
Beban
3 MW 107 107 107

4 Main Steam Flow Ton/h 374.02 374.02 374.02

Condenser In CW
5 C 28.81 29.08 29.17
Temp
Condenser Out CW
6 C 37.14 37.17 37.28
Temp

7 P Condenser Bar -0.913387 -0.913 -0.913

8 P atm Bar 1.01325 1.013 1.013

9 Condenser Vacuum mmhg 702.12 702.19 705.05

4.2. Hasil pengolahan Data Primer Sebelum Overhaul


a. Kesetimbangan Energi untuk mencari ṁc
Dengan menggunakan rumus
𝑞ℎ = 𝑞𝑐

ṁℎ 𝑥 𝑐𝑝ℎ 𝑥 ( 𝑇ℎ,𝑖𝑛 - 𝑇ℎ,𝑜𝑢𝑡) = ṁ𝑐 𝑥 𝑐𝑝𝑐 (𝑇𝑐,𝑜𝑢𝑡 - 𝑇𝑐,𝑖𝑛)

• Mencari 𝐶𝑝𝑐
Diketahui Tfc = 36.4+32.81
2

= 34.60 0C
Sehingga didapat interpolasi : 36.4−30 = Cpc – 4.179
40−30 4.179−4.179

Cpc = 4.179 Kj/kg0C


39
• Mencari ṁ𝑐
Dik : P Condensor = -0.913387 bar
P atm = 1.01325 bar
Hfg = Pcd + Patm
= -0.913387 + 1.01325
= 0.099863 bar

Gambar 4 1. Hasil perhitungan nilai entalpi vapor

40
Gambar 4 2. Hasil perhitungan nilai entalpi liquid

Dengan Menggunakan Steam Table maka dapat diketahui nilai entalpi Vapor
dan Liquid.

hg = 2583.83 kJ/kg

hs = 191.7 kJ/kg

hfg = hg-hs
= 2583.83 - 191.7
= 2392.13 kJ/kg

• Mencari ṁc
ṁc 𝑥 ℎ𝑓𝑔
ṁc =
𝐶𝑝𝑐 𝑥 ( 𝑇𝑐𝑜𝑢𝑡−𝑇𝑐𝑖𝑛 )
𝑘𝑔
339.312.71 𝑘𝑗

ṁc = ℎ 𝑥 2392.13𝑘𝑔
4.179 𝑘𝑗 𝑥 (37.14−28.81)°𝐶
𝑘𝑔
𝑘𝑔 𝑘𝑗
(339.312.71 ∶ 3600 𝑠)𝑥 2392.13
ṁc = 𝑘𝑗
ℎ 𝑘𝑔
4.179 𝑥 (37.14−28.81)°𝐶
𝑘𝑔

41
ṁc = 6476.86 kg/s

b. Laju kapasitas Air Pendingin (Cc)


Dengan menggunakan rumus

Cc = ( ṁc x cpc )

Cc = 6476.86 kg/s x 4.179 kj/kg 0c


= 27066.79 kj/s 0c

c. Laju kapasitas steam (Ch)

Dengan menggunakan rumus

Ch = ( ṁh x Cpc )
ℎ𝑓𝑔
Ch = ṁh x (𝑇𝑐𝑜𝑢𝑡−𝑇𝑐𝑖𝑛)
𝑘𝑗
2392.13
𝑘𝑔
Ch = 339.312.17 kg/h x ( . − .
)
40 3 39 29
𝑘𝑗
2392.13
𝑘𝑔

Ch = (339.312.17 kg/h : 3600 s) x (40.3−39.29)

Ch = 223234.35 kj/s 0C

d. Laju Aliran (Qc) Air Pendingin

Dengan menggunakan rumus

Qc = ( ṁc x Cpc ) x ( Tcout – Tcin )

= (6476.86 kg/s x 4.179 kj/kg 0C ) x (37.14 – 28.81) 0C

= 225466.42 kj/s

= 225.46 Mw

e. Laju aliran perpindahan panas (Qh) steam

Dengan menggunakan rumus

Qh = ( ṁh x hfg )

= 339.312.17 kg/h x 2392.13 kj/kg

= (339.312.17 kg/h : 3600 s) x 2392.13 kj/kg

42
= 225466.69 kj/s

= 225.46 Mw

f. Menghitung kapasitas rasio

Dengan menggunakan rumus,


𝐶𝑚𝑖𝑛
C = 𝐶𝑚𝑎𝑥

27066.80 𝑘𝑗/𝑠°𝑐
= 223234.35 𝑘𝑗/𝑠°𝑐

= 0.12

Steam

Ts in = 40.3 oC

Tc out = 37.14 oC

Cold fluida

Tc in = 28.81 oC

g. Menghitung Logarithmic Mean Temperature Differential (LMTD)

Dengan menggunakan rumus


∆𝑇𝑎 = 𝑆 𝑖𝑛 − 𝐶 𝑜𝑢𝑡

∆𝑇𝑏 = 𝑆 𝑖𝑛 − 𝐶 𝑖𝑛
∆𝑇𝑎− ∆𝑇𝑏
LMTD = ∆𝑇𝑎
𝐼𝑛∆𝑇𝑏

43
∆𝑇𝑎 = 40.3 – 37.14 = 3.16 0C

∆𝑇𝑏 = 39.29 – 28.81 =10.48 0C


3.16− 10.48
3.16
LMTD = 𝐼𝑛10.48

= 6.10 0C

h. Menghitung koefisiensi perpindahan panas menyeluruh (U)

Dengan menggunakan rumus

Q = A x U x LMTD

225466.69 kj/s = (𝜋 x 0.025m x 8.909m x 7568) x U x 6.10 0C

225466.69 kj/s = U.64599 m2 oC

U = 3489.97 w/m2 0C

i. Menghitung Number of Transfer Unit (NTU)

Dengan menggunakan rumus


𝑢 𝑥𝐴
NTU = 𝐶𝑚𝑖𝑛
𝑤
3489.97 °𝐶 𝑥 5295.41 𝑚²
𝑚2
NTU =
223234.35 𝑘𝑗/𝑠°𝐶

NTU = 82.78

j. Menghitung Efektifitas

Dengan menggunakan rumus


21
1 1+exp(−𝑁𝑇𝑈) 𝑥 (1+𝐶 )
2
𝜀 = 2 (1 + C + (1 + C²)2 x 1−exp(−𝑁𝑇𝑈) 𝑥
) -1
1 2
(1+𝐶2) 2 1
1 1+exp(−82.78) 𝑥 (1+0.12 )
2 -1
𝜀 = 2 (1 + 0.12 + (1 + 0.12²)2 x . 2
1−exp(−82.78) 𝑥(1+0 12 )
1 )
2

𝜀 = 0.9402 x 100%
𝜀 = 94.02 %

k. Effisinensi condenser
44
Dengan menggunakan rumus
𝑡2−𝑡1
ɳc = 𝑡𝑠−𝑡1
(37.28−29.17) 𝐶
ɳc = (40.3−29.17)𝐶 x 100%

ɳc = 0.7151 x 100%
ɳc = 71.51%

Tabel 4 4. Hasil Perhitungan Sebelum Overhaul

No Parameter Satuan 10.30 11.00 11.30


WIB WIB WIB

1 ΔT Air °C 3.59 2.99 2.1


Laut
2 Cpc (Kj/kg°c) 4.179 4.179 4.179

3 hfg (Kj/kg°c) 2392.13 2392.13 2392.13

4 Mc kg/s 11920.42 14312.48 20378.25

5 Cc kj/s°c 49815.43 59811.88 85160.73

6 Ch kj/s°c 293176.3 262996.39 226376.64

7 Qc Mw 178.83 178.83 178.83

8 Qh Mw 178.83 178.83 178.83

9 C 0.16 0.22 0.37

10 LMTD °C 7.08 7.9 7.4

11 U w/m²°c 3138.74 3330.1 3166.87

12 NTU 74.75 77.18 75.18

13 efektifitas % 92.05 89.12 82.09

14 efesiensi % 56.44 51.02 42.42

14 efesiensi % 56.44 51.02 42.42

45
Tabel 4 5. Data Perhitungan Sesudah Overhaul

No Parameter Satuan 08.00 WIB 08.30 WIB 09.00 WIB

ΔT Air
1 °C 8.33 8.09 8.11
Laut
2 Cpc (Kj/kg°c) 4.179 4.179 4.179
3 hfg (Kj/kg°c) 2392.13 2392.13 2392.13

4 Mc kg/s 6476.86 6669 6652.55

5 Cc kj/s°c 27066.79 27869.75 27801

6 Ch kj/s°c 223234.35 278353.5 230067.69


7 Qc Mw 225.46 225.46 225.46
8 Qh Mw 225.46 225.46 225.46
9 C 0.12 0.1 0.1
10 LMTD °C 6.1 6.05 6.11
11 U w/m²°c 3489.97 3578.81 3484.25
12 NTU 82.78 78.08 80.19
13 efektifitas % 94.02 95.01 95.01
14 efesiensi % 72.4 72.1 71.51

46
4.3. Analisis
4.3.1. Pengaruh perpindahan panas terhadap temperatur air laut sebelum dan sesudah overhaul

9 8.33
8.09 8.11
8
7

4 3.59
2.99
3
2.1
2
1

0
ΔT Air Laut

Sebelum Ovehaul Sesudah Overhaul

Gambar 4 3. Temperatur air laut sebelum dan sesudah overhaul

Data waktu yang didapat untuk masing-masing sebelum dan sesudah overhaul berbeda
dan memiliki selisih setengah jam untuk masing-masing datanya, dikarenakan penulis hanya
mampu mendapatkan data tersebut yang diberikan oleh pihak PLTU Gresik.
Ditunjukan oleh grafik diatas antara perbedaan air laut sebelum dan sesudah overhaul
bahwa nilai ΔT air laut sesudah overhaul mengalami kenaikan daripada sebelum overhaul yang
cukup signifikan, selain itu terjadi kestabilan/konstan yang cukup bagus dalam tiap waktunya dari
pukul 10.30, 11.00, dan 11.30 untuk masing-masing 8.33 oC, 8.09 oC, dan 8.11 oC. Sedangkan
untuk sebelum overhaul mengalami penurunan dimulai dari pukul 08.00, 08.30, dan
09.00 untuk masing-masingnya 3.59 oC, 2.99 oC, dan 2.1 oC. Dari sampel diatas menandakan
bahwa overhaul mempengaruhi perubahan pendinginan dari air laut yang bagus, perubahan ini
dikarenakan adanya perbedaan temperature inlet dan outlet dari air laut yang diterima oleh pipa
(tube) kondensor. Kenaikkan tertinggi dari data terakhir pada sebelum overhaul pukul 11.30 WIB
(2.1 oC) ke sesudah overhaul pada pukul 08.00 WIB (8.33 oC).

Penurunan pada sebelum overhaul menyatakan bahwa kinerja air pendingin tidak maksimal,
sedangkan kestabilan pada nilai sesudah overhaul membuktikan bahwa kinerja air pendingin (air
laut) semakin mendekati optimal.

47
Tabel 4 6. Temperatur air laut

ΔT Air Laut °C Sebelum ΔT Air Laut °C Sesudah


Waktu
Overhaul Overhaul

1 3.59 8.33

2 2.99 8.09

3 2.1 8.11

Rata-rata 2.89 8.17

0.353
x rasio
35.3

Dari data tabel yang diperlihatkan diatas bahwa kenaikan rata-rata air laut yang dihasilkan
setelah overhaul sebesar 35.3 %, ini menunjukkan bahwa naik sebanyak 35.3 % air laut yang dapat
mendinginkan tube-tube kondensor dibandingkan dengan sebelum overhaul. Hal ini menandakan
overhaul sangat mempengaruhi kinerja kondensor dan media air pendinginnya.

4.3.2. Koefisien perpindahan panas (U) Sebelum dan Sesudah Overhaul

3700
3578.81
3600
3489.97 3484.25
3500
3400 3330.1
3300
3166.87
3200 3138.74

3100
3000

2900
U (Koefisien perpindahan
panas)

Sebelum Overhaul Sesudah Overhaul

Gambar 4 4. Grafik Koefisien perpindahan panas (U) Sebelum Dan Setelah Overhaul

48
Semakin besar laju alir massa fluidanya maka semakin besar pula nilai koefisien
konveksinya. Laju perpindahan panas juga dipengaruhi oleh laju aliran massa steam, semakin
banyak laju aliran massa steam maka akan semakin banyak juga media pendingin (sea water)
yang dibutuhkan untuk melepas kalor. Setelah overhaul laju aliran steam relative lebih kecil
dibandingkan sebelum overhaul. Selain laju aliran massa steam temperature steam juga
mempengaruhi laju perpindahan panas, jika temperaturnya semakin tinggi maka laju perpindahan
panas juga semakin besar dan membutuhkan sea water yang lebih banyak. Apabila vacuum
kondensor kecil maka laju perpindahan panas juga semakin kecil, oleh karena itu vakum
kondensor selalu dijaga agar tetap rendah. Dapat dilihat pada grafik 4.2 bahwa nilai sebelum
overhaul mengalami kenaikkan itu artinya temperature air pendingin (air laut) yang masuk ke
kondensor relative besar, sedangkan untuk setelah overhaul mengalami sedikit penurunan U.

Pada setelah overhaul terjadi kenaikan nilai U, sesuai dengan penjelasan diatas bahwa
perpindahan panas PLTU Gresik dalam keadaan bagus. Data sebelum overhaul berada di antara
3100an. Dari pukul 08.00, 08.30, dan 09.00 masing-masing U nya ialah 3138.74 w/m²°c, 3330.1
w/m²°c, dan 3166.87 w/m²°c. sedangkan untuk sesudah overhaul sebesar 3489.97 w/m²°c pada
pukul 10.30, 3578.81 w/m²°c pada pukul 11.00, dan 3484.25 w/m²°c pada pukul 11.30.

49
4.3.3. Logarithmic Mean Temperature Differential (LMTD)

9
7.9
8 7.4
7.08
7 6.1 6.11
6.05
6
5
4
3
2
1
0
LMTD

Sebelum Overhaul Sesudah Overhaul

Gambar 4 5. LMTD sebelum dan sesudah Overhaul

Salah satu faktor parameter yang dapat mengetahui penyebab turun dan naiknya efisiensi
adalah menggunakan metode LMTD (Logaritmic Mean Temperature Differential). Setelah
dilakukan overhaul akan terjadi penurunan temperature rata-rata logaritmik (LMTD) dan
kenaikan jumlah panas Q yang mana berdampak pada unjuk kerja kondensor dan menaikkan
efisensi kondensor.
Sesuai dengan data diatas bahwa perpindahannya terjadi cukup baik setelah dilakukan
overhaul. Nilai LMTD sesudah overhaul lebih kecil dibandingkan sebelum overhaul dengan
masingg-masingnya sebelum overhaul yang tidak stabil dari pukul 10.30 sebesar 7.08 oC, pukul
11.00 sebesar 7.9 oC, dan pukul 11.30 sebesar 7.4 oC, kemudian untuk setelah overhaul pada
pukul 08.00 sebesar 6.1 oC, pukul 08.30 sebesar 6.05 oC, dan pukul 09.00 sebesar 6.11 oC.
Pada perhitungan data perhitungan yang telah dilakukan telah didapat hasil bahwa nilai
LMTD sebelum dan sesudah overhaul terjadi penurunan. Pada sebelum dilakukan overhaul
nilai LMTD terbesar terjadi di pukul 11.00 WIB sebesar 7.9 oC, sedangkan untuk nilai
terkecilnya pada pukul 10.30 WIB sebesar 7.08 oC. Untuk setelah overhaul nilai LMTD nya
yang terbesar terjadi di pukul 09.00 WIB sebesar 6.11 oC dan terkecilnya di pukul 08.30 WIB
sebesar 6.05 oC.

50
Jenis Tube Machine

Allumunium Umur
Brass

Kenaikan effisiensi
terhadap performa
kondensor
Siang atau
malam
CWP

Perawatan

MAE
Kesalahan
operator

Waktu Metode
Peralatan
(Pengoperasian)

Gambar 4 6. Diagram fishbone Kenaikan effisiensi terhadap performa kondensor

51
Penyebab Analisa Keterangan
Tube pada kondensor berfungsi
sebagai media perpindahan panas
Alumunium uap karena di dalam tube teraliri
Jenis Tube air laut sebagai air pendingin di Berpengaruh
brass
kondensor. Diameter 25 mm

Umur disini maksudnya umur


condenser semakin lama
condenser beroperasi maka akan
terjadi kerusakan makanya perlu Tidak
Machine Umur
adanya penggantian komponen berpengaruh
komponen yang sudah lama
seperti tube-tube, lapisan
waterbox dan lain-lain.
Kondisi malam dan siang hari turut
menjadi faktor dalam turunnya
laju perpindahan panas. Hal itu
disebabkan oleh perbedaan
Waktu Siang atau Tidak
temperatur air laut yang masuk
pengoperasian malam Berpengaruh
pada siang dan malam hari.
Temperatur air laut pada siang hari
selalu lebih tinggi dari pada
malam hari.
CWP atau Circulating Water
adalah pompa yang
memompakan air laut menuju ke
kondensor. Air laut yang dialirkan
di dalam tube kondensor ini
digunakan sebagai media air
CWP pendingin pada. Laju aliran air Berpengaruh
yang masuk ke kondensor
tergantung pada spesifikasi pompa
dan motor listrik CWP. Sehingga
di dapat
Peralatan kapasitas air di dalam kondensor
sebesar.
MAE (Main Air Ejector) adalah
alat yang digunakan untuk
mengatur tekanan vacuum di
dalam kondensor dengan suction
MAE pressure sebesar 707 mmHg abs. Berpengaruh
Sehingga tekanan yang terjadi di
dalam kondensor adalah vakum
dan menyebabkan uap tertarik dari
turbin menuju ke kondensor

52
Kondensor adalah alat penukar
kalor yang berfungsi sebagai
media pengubah fasa uap keluar
turbin menjadi air yang nantinya
Condenser
digunakan kembali pada siklus
PLTU. Ukuran dan spesifikasi
kondensor menentukan performa
dan nilai laju perpindahan panas.
Preventive maintenance adalah
pemeliharaan rutin yang dilakukan
dengan interval waktu tertentu.
Pemeliharaan yang sering
dilakukan adalah pembersihan
kotoran pada tube menggunakan
preventive
taprogue yang dialirkan ke dalam
tube sehingga kotoran akan
tertabrak oleh preventive taprogue
Pemeliharaan
(PM & CM) sehingga menjadi bersih.
Kebersihan tube ini menentukan
Metode nilai laju
perpindahan panas yang terjadi
Maintenance Corrective adalah
salah satu jenis pemeliharaan pada
kondensor. Dilakukan jika terjadi
permasalahan pada kondenser
seperti plak yang
menempel pada dinding dinding
tube.
Kesalahan pada operator
Kesalahan Tidak
pengoperasian unit khususnya
Operator Berpengaruh
pengoprasian condenser.

53
4.3.4. Number of Transfer Unit (NTU)

180
82.78 78.08 80.19
160
140
120
100
74.75 77.18 75.18
80
60
40
20
0
NTU

Sebelum Overhaul Sesudah Overhaul

Gambar 4 7. Grafik Number of Transfer Unit Sebelum dan Sesudah Overhaul

Dari hasil grafik diatas yang mana berdasarkan perhitungan dari data yang telah
dihitung, didapatkan garis titik untuk mengetahui nilai Number Of Transfer Unit terhadap
laju perpindahan panas (Q) sebelum dan sesudah overhaul. Semakin besar NTU maka
semakin besar keluaran fluida dingin, karena untuk mendinginkan buangan Low Pressure
Heater yang akan dikondensasi. Semakin besar nilai Number Of Transfer Unit (NTU) maka
semakin besar efektifitas yang terjadi, karena laju aliran perpindahan panas dipengaruhi oleh
laju aliran massa steam.

Data diatas menunjukkan bahwa setelah overhaul mengalami kenaikan nilai NTU, ini
berarti perpindahan panasnya cukup baik. Dengan masing-masing nilainya, untuk sebelum
overhaul pada pukul 10.30 sebesar 74.75, pukul 11.00 sebesar 77.18, dan pukul sebesar
75.18. untuk sesudah overhaul masing masingnya dari pukul 08.00 sebesar 82.78, pukul
08.30 sebesar 78.08, dan pada pukul 09.00 sebesar 80.19.
Grafik diatas menunjukan nilai Number of Transfer Unit (NTU) yang didapat
sebelum dan sesudah overhaul.Dari grafik dapat disimpulkan bahwa :
Pada nilai Number of Transfer Unit (NTU) setelah overhaul tidak terlalu mengalami
perubahan. Jika mengalami kenaikan NTU itu karena dipengaruhi oleh koefisien
perpindahan panas yang mengalami kenaikan setelah overhaul karena karena laju massa
aliran steam mengalami kenaikan yang cukup besar.

54
4.3.5. Efektifitas Kondensor

100

95.01 95.01
95 94.02
92.05

90 89.12

85
82.09

80

75
Efektifitas

Sebelum Overhaul Sesudah Overhaul

Gambar 4 8. Grafik Efektifitas Sebelum dan Sesudah Overhaul

Pada hasil grafik diatas yang mana berdasarkan perhitungan data yang di
hitung, telah di dapatkan garis titik untuk mengetahui nilai efektifitas untuk
sebelum dan sesudah overhaul. Analisis nilai efektifitas terhadap performa
condensor, Semakin tinggi nilai efektifitas maka semakin baik performa
condenser. Efektifitas dipengaruhi oleh nilai Number of Transfer Unit (NTU)
semakin tinggi nilainya maka semakin baik efektifitas pada kondensor.
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa saat sebelum overhaul terjadi
penurunan yang signifikan pada efekivitasnya, dilihat dari grafik sebelum
overhaul pada pukul 10.30, 11.00 dan 11.30 yakni 92.05%, 89.12%, dan 82.09%
sedangkan untuk data sesudah overhaul dari pukul 08.00, 08.30, dan 09.00 masing
masingnya 94.02%, 95.01% dan 95,01%. Jika dirata-rata data sebelum overhaul
sebesar 87.75% %, sedangkan sesudah overhaul sebesar 94.68%. Setelah
dilakukan overhaul pada kondensor unit 3 PLTU UP Gresik mengalami kenaikan
setelah overhaul. Perbedaan signifikan tertinggi terjadi pada waktu ketiga dengan
selisih 28.48%. Dari data yang didapat untuk sebelum overhaul yakni pada tanggal
8 Oktober 2018 dengan jam yang berbeda (10.30, 11.00, dan

55
11.30) sedangkan untuk setelah overhaul pada tanggal 20 desember 2018. Selisih
efektifitas dilihat berdasarkan sebelum dan sesudah overhaul sehingga selisih nilai
efektifitas yang di hasilkan.

56
4.3.6. Pembebanan

108 107 107 107

106

104

102
100 100 100
100

98

96
Pembebanan

Sebelum Overhaul Sesudah Overhaul

Gambar 4 9. Grafik beban sebelum dan sesudah overhaul

Pada masing-masing sebelum dan sesudah overhaul mengalami beban yang


stabil, akan tetapi mengalami kenaikkan setelah overhaul dengan beban 107 MW,
sedangkan 100 MW pada sebelum overhaul.

57
4.3.7. Efisiensi Kondensor

80.00%
72.40% 72.10% 71.51%
70.00%

60.00% 56.44%
51.02%
50.00%
42.42%
40.00%
30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Efisiensi

Sebelum Overhaul Sesudah Overhaul

Gambar 4 10. Grafik Efisiensi Kinerja Kondensor Sebelum dan Sesudah Overhaul

Efisiensi Kondensor merupakan nilai dari unjuk kerja (kinerja) yang dibaca
dalam satuan persen (%). Grafik diatas merupakan efisiensi kondensor unit 3
PLTU Gresik sebelum dan sesudah overhaul, ditunjukkan bahwa yang sebelum
overhaul relatif kecil dibandingkan dengan setelah overhaul. Kenaikkan nilai
efisiensi setelah overhaul cukup signifikan, uap buangan dari LP Turbine
dikondensasi lebih baik daripada sebelum overhaul, ini menandakan bahwa
overhaul sangat mempengaruhi kinerja kondensor di unit 3.
Selisih yang paling signifikan terjadi pada waktu ketiga yakni sebesar
29.09% dan terjadi cukup stabil pada data setelah overhaul, sedangkan pada
sebelum overhaul mengalami penurunan dari 56.44% menjadi 42.42%.

58
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan Analisa kinerja kondensor terhadap data hasil
perhitungan sebelum dan sesudah overhaul dari PLTU unit 3 UP Gresik, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Laju perpindahan panas dipengaruhi oleh temperature rata-rata fluida panas (steam)
dan dingin (sea water). Apabila temperature rata-rata fluida panas dan dingin terlalu besar
maka laju perpindahan panas juga semakin besar.

2. Efektivitas kondensor mengalami kenaikkan setelah dilakukannya overhaul, dari yang


terkecil 82% ke 95%. Ini artinya overhaul sangat mempengaruhi kinerja kondensor

3. Dapat disimpulkan bahwa laju perpindahan panas (Q) setelah overhaul pada PT. PJB UP
Gresik unit 3 berlangsung dengan baik sehingga menghasilkan kenaikan pada
perpindahan panas pada kondensor. Dari hasil perhitungan pada data performance test
yang diperoleh nilai laju perpindahan panas tertinggi dari sebelumnya 235.24 Mw
(sebelum overhaul) naik menjadi 274.99 Mw setelah dilakukan overhaul.

4. Dari hasil perhitungan data diatas telah didapat kenaikan efisiensi kondensor yang cukup
tinggi setelah dilakukan overhaul sebesar 29.98% dimana sebelum overhaul hanya
mencapai 42.42% sedangkan setelah overhaul mencapai 72.4%

59
5.2. Saran

Dikarenakan kebersihan komponen maupun sub-komponen seperti kondensor adalah


salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses perpindahan panas, maka dari itu agar
dilakukan pembersihan secara rutin atapun pemeriksaan terhadap temperature air yang masuk
maupun keluar dikarenakan cepat atau lambatnya pengotoran di dalam tube dipengaruhi dari
kondisi air laut tersebut.
Karena keterbatasan data yang diperoleh maka data yang dianalisis menggunakan asumsi-
asumsi tertentu sehingga mengurangi keakuratan data hasil, dan sebaiknya menggunakan data
pada beban yang sama.

60
DAFTAR PUSTAKA

References
Apollo, Musrady Mulyadi, Achmad Yoga Issaniyah, Fefrianto Muh. Surahman. (2014). PENGARUH KEVAKUMAAN
TERHADAP EFEKTIVITAS KONDRNSOR PLTU BARRU UNIT 1.
B. Khalifeh Soltan, M. S.-A. (2004). Minimizing capital and operating costs of shell and tube condenser optimum bafle
spacing.
Effendy, M. F. (2018). ANALISA ENERGI DAN EKSERGI TURBIN UAP PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
UAP UNIT 2 TANJUNG AWAR-AWAR. 06(02).
HARUN AL ROSYID, RETNO AITA DIANTARI, ANDIK SUSILO. (n.d.). PENGARUH PERAWATAN
CONDENSER TERHADAP TEKANAN CONDENSER DI STG BLOK 2 PLTGU TAMBAK LOROK.
Ihsan, S. (2017). Perencanaan dan Analisa Perhitungan Jumlah Tubedan Diameter Shell pada Kondensor BerpendinginAir
pada Sistem Refrigerasi NH3. 2.
Iqbal Syaichurrozi, A. M. (2014). Kajian Performa Alat Penukar Panas Plate and Frame : Pengaruh Laju Alir Massa,
TemperaturUmpan dan Arah Aliran Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh. XI.
Kusmaningrum Sumadi, B. P. (2014). OPTIMISASI OVERHAUL-PENGGANTIAN MESIN REPARABELYANG
DIOPERASIKAN PADA PERIODA PERENCANAAN. 7.
Prayudi, H. (14 mei 2017). ANALISIS PERFORMA KONDENSOR DI PT. INDONESIA POWERUJP PLTU LONTAR
BANTEN UNIT 2. 4.
Rochani, H. (2013). PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL I ( PLTU & PLTP ). JAKARTA.
Sarang j gulhane, P. k. (2013). Exergy Analysis of Boiler In cogeneration Thermal Power Plant. 02(10).

61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal
NIM : 2015 – 12 – 114
Nama : Radi Rohata
Tempat/Tgl. Lahir : Karawang, 29 November 1995
JenisKelamin :Laki-laki
Agama : Islam
StatusPerkawinan : Belum Kawin
ProgramStudi : S1 Teknik Mesin
AlamatRumah : Dusun Pulokaim Rt.05/Rw. 03 Desa Kutagadok
Kec. Kutawaluya Kab. Karawang
Telp 085608733997
Email : radirohata95@gmail.com

b. Pendidikan

Jenjang Nama Lambang Jurusan Tahun Lulus


SDN SDN Kutajaya 1 - 2009
SMP SMPN 1 Kutawaluya - 2012
SMA SMAN 1 PEDES IPS 2015

62
63
LAMPIRAN

64
65
66
Kode
FORMULIR
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN Thn Akademik 2019/2020
SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI Halaman 1 Dari 1 Halaman

Sidang Tugas Akhir hari : Selasa, 25 Agustus 2020 Jam: 16.00-17.00


Nama Mahasiswa : Radi Rohata
NIM : 201512114
Judul : ANALISIS KINERJA KONDENSOR SEBELUM DAN
SESUDAH OVERHAUL DI PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Oleh sidang ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus menyempurnakan Proyek


Akhir/Skripsi dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal
,20 dengan perbaikan – perbaikan sbb :

1.Perhatikan perhitungan, bandingkan dengan kondisi operasi yang sama


2.Grafik – grafik diperjelas antara sumbu-x dan sumbu-y
3. Tambah analisis overhaul pada bab II dan IV

Apabila dalam jangka waktu tersebut mahasiswa y.b.s tidak dapat menyelesaikan REVISI
harus kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi di periode
selanjutnya.

Mahasiswa Pembimbing Ketua Sidang


Digitally signed by Radi
Radi Digitally signed by Prayudi
Rohata DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan

Radi
Radi
DN:
DN: C=ID, OU=Prodi S1
C=ID, OU=Prodi
Teknk Mesin, O=IT PLN,
S1
PLN, Arfianto Digitally signed
by Arfianto
Bisnis Energi, O=Institut Teknologi
PLNp, CN=Prayudi,

Prayudi
CN=Radi Rohata,
CN=Radi Rohata,
E=radi1512114@itpln.ac.id E=prayudi@itpln.ac.id
E=radi1512114@itpln.ac.id
Fendy Fendy Pratama Reason: I am the author of this
Rohata
Rohata
Reason: II have
Reason: havereviewed
this document
document
reviewed this
Location: Karawang
Karawang
Date: 2020-09-13 document
Location: Jakarta
Location:
Date: 2020-09-19 00:16:11
Date: 2020-09-04
Foxit Reader
Foxit
08:55:26
Reader Version:
Version: 9.7.2
9.7.2
Pratama 08:10:21 Date: 2020-09-12 20:44:55
Foxit Reader Version: 10.0.0
RADI ROHATA Arfianto Fendy P, ST., M.Sc Prayudi, Drs, M.M, M.T

Proyek Akhir/Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari


, 20

Mahasiswa Pembimbing Ketua Sidang


Digitally
Digitallysigned
signed by
by Radi
Radi Digitally signed by Prayudi
Rohata
Rohata
DN: C=ID, OU=Prodi S1 Arfianto Digitally signed DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan
Bisnis Energi, O=Institut Teknologi
Radi
Radi
DN: C=ID, OU=Prodi S1
Teknk
Teknk Mesin, O=IT PLN,
Mesin, O=IT PLN, by Arfianto PLNp, CN=Prayudi,

Rohata
Rohata
CN=Radi
CN=RadiRohata,

Reason:
this
I
Rohata,
E=radi1512114@itpln.ac.id
E=radi1512114@itpln.ac.id
have
thisdocument
document
reviewed
Reason: I have reviewed
Fendy Fendy Pratama
Date: 2020-09-13
Prayudi E=prayudi@itpln.ac.id
Reason: I am the author of this
document
Location: Jakarta
Location:
Location:Karawang
Date:
Foxit
Karawang
Date:2020-09-19
2020-09-04 08:56:33
FoxitReader
ReaderVersion:
00:17:02
Version: 9.7.2
9.7.2 Pratama 08:10:44 Date: 2020-09-12 20:44:34
Foxit Reader Version: 10.0.0

RADI ROHATA Arfianto Fendy P, ST., M.Sc Prayudi, Drs, M.M, M.T
Kode
FORMULIR
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN Thn Akademik 2019/2020
SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI Halaman 1 Dari 1 Halaman

Sidang Proyek Akhir/Skripsi hari : Selasa , 25 Agustus 2020 Jam : 16.00-17.00


Nama Mahasiswa : RADI ROHATA
N.I.M : 201512114
Judul Proyek Akhir/Skripsi : ANALISIS KINERJA KONDENSOR SEBELUM DAN
SESUDAH OVERHAUL DI PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus
menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal
,20 dengan perbaikan – perbaikan sbb :

1. Koreksi mc , karena Qc = Qh.


2. Koreksi nilai U sebelum dan sesudah.
3. Buat gambar untuk menghitung LMTD, koreksi LMTD.
4. A tidak konstan.
5. Referensi untuk rumus efisinsi kondensor

Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya

bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi/ Tesis.

Mahasiswa Penguji
Digitally signed by Nofirman
Digitally signed by Radi Rohata
DN: C=ID, O=ITPLN,

Radi
DN: C=ID, OU=Prodi S1 Teknk
Mesin, O=IT PLN, CN=Radi CN=Nofirman,
Rohata, E=nofirman@itpln.ac.id
E=radi1512114@itpln.ac.id Reason: I am approving this
Reason: I have reviewed this document

Rohata document
Location: Karawang
Date: 2020-09-16 23:17:59
Foxit Reader Version: 9.7.2
Location: Jatibening
Date: 2020-09-17 16:09:00
Foxit Reader Version: 10.0.1

RADI ROHATA Nofirman, ST, M.Sc

Proyek Akhir/Skripsi/Tesis* telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari


, 20

Mahasiswa
Digitally signed by Radi Rohata
Penguji
DN: C=ID, OU=Prodi S1 Teknk Digitally signed by Nofirman

Radi Mesin, O=IT PLN, CN=Radi


Rohata,
E=radi1512114@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed this
DN: C=ID, O=ITPLN,
CN=Nofirman,
E=nofirman@itpln.ac.id
Reason: I am approving this

Rohata document
Location: Karawang
Date: 2020-09-16 23:17:24
Foxit Reader Version: 9.7.2
document
Location: Jatibening
Date: 2020-09-17 16:09:14
Foxit Reader Version: 10.0.1

RADI ROHATA Nofirman, ST, M.Sc


Kode
FORMULIR
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN Thn Akademik 2019/2020
SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI Halaman 1 Dari 1 Halaman

Sidang Proyek Akhir/Skripsi hari : Selasa, 25 Agustus 2020 Jam : 13.00-14.00


Nama Mahasiswa : RADI ROHATA
N.I.M : 201512114
Judul Proyek Akhir/Skripsi : ANALISIS KINERJA KONDENSOR SEBELUM DAN
SESUDAH OVERHAUL DI PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus
menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal
,20 dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Gunakan fish bone kup efisinsi naik atau turun

2. Cek luas perpindahan panas A

3. Cek perhitungan dari awal, di ganti berapa tube

4. Efisinsi dengan pendeketan heat balance

5. Gambar analisis jam perhatikan beban

Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya

bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi/ Tesis.

Mahasiswa Penguji
Digitally signed by Radi
Digitally Radi
Rohata
Rohata

Rohata
Digitally signed by Prayudi

Radi
adi
DN:
DN: C=ID,
Mesin,
C=ID, OU=Prodi
O=IT PLN,
S1 Teknk
OU=Prodi S1
CN=Radi
Teknk Mesin, O=IT PLN,
Rohata, Rohata,
CN=Radi
DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan
Bisnis Energi, O=Institut Teknologi PLNp,

Prayudi
E=radi1512114@itpln.ac.id
E=radi1512114@itpln.ac.id
Location: Karawang CN=Prayudi, E=prayudi@itpln.ac.id

R
Reason: II have reviewed
Reason: reviewed this
this

Rohata document
document
Location: Karawang
Date: 2020-09-19
Date:
Foxit
2020-09-04 08:54:08
Foxit Reader
00:20:52
Reader Version:
Version: 9.7.2
9.7.2
Reason: I am the author of this document
Location: Jakarta
Date: 2020-09-12 20:44:09
Foxit Reader Version: 10.0.0
RADI ROHATA Prayudi, Drs, M.M, M.T

Proyek Akhir/Skripsi/Tesis* telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari


, 20

Mahasiswa Penguji
Digitallysigned
Digitally signedby
byRadi
Radi Digitally signed by Prayudi

Prayud
Rohata
Rohata DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi

Rohata
Radi
adi
DN:
DN:C=ID,
Teknk
C=ID,OU=Prodi
TeknkMesin,
CN=Radi
OU=ProdiS1
Mesin,O=IT
CN=RadiRohata,
O=ITPLN,
Rohata,
S1
PLN,
E=radi1512114@itpln.ac.id
E=radi1512114@itpln.ac.id
Location: Karawang
dan Bisnis Energi, O=Institut
Teknologi PLNp, CN=Prayudi,
E=prayudi@itpln.ac.id
Reason:I Ihave
Reason: havereviewed
reviewedthis
this Reason: I am the author of this

Rohata
R document
document
Location: Karawang
Date:2020-09-19
Date: 2020-09-0408:53:20
FoxitReader
Foxit ReaderVersion:
00:21:35
Version:9.7.2
9.7.2
i
document
Location: Jakarta
Date: 2020-09-12 20:43:50
Foxit Reader Version: 10.0.0
RADI ROHATA Prayudi, Drs, M.M, M.T
Kode
FORMULIR
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN Thn Akademik 2019/2020
SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI Halaman 1 Dari 1 Halaman

Sidang Proyek Akhir/Skripsi hari : Selasa, 25 Agustus 2020 Jam : 16.00-17.00


Nama Mahasiswa : RADI ROHATA
N.I.M : 201612040
Judul Proyek Akhir/Skripsi : ANALISIS KINERJA KONDENSOR SEBELUM DAN
SESUDAH OVERHAUL DI PLTU UNIT 3 UP GRESIK

Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus
menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal
1-9,20 dengan perbaikan – perbaikan sbb :

1. Jumlah halaman di sesuaikan dengan pedoman

2. Kesimpulan di perbaiki

3. Alasan waktu yang di gunakan (10.30, 11.00, 11.30)

Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya

bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi/ Tesis.

Mahasiswa
Digitally signed by Radi Rohata
Penguji
Digitally signed by Arief Suardi Nur
DN: C=ID, OU=Prodi S1 Teknk

Radi
Chairat
Mesin, O=IT PLN, CN=Radi
Rohata,
E=radi1512114@itpln.ac.id
Arief Suardi DN: C=ID, OU=Institut Teknologi PLN,
O=Pusat Jaminan Mutu, CN=Arief Suardi
Nur Chairat, E=arief.suardi@sttpln.ac.id
Reason: I have reviewed this

Rohata document
Location: Karawang
Date: 2020-09-16 23:15:23
Nur Chairat Reason: I am approving this document
Location: your signing location here
Date: 2020-09-18 07:43:55
Foxit Reader Version: 9.7.0
Foxit Reader Version: 9.7.2

RADI ROHATA Arief suardi NC, S. T., M.T

Proyek Akhir/Skripsi/Tesis* telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari


, 20

Mahasiswa Penguji
Digitally signed by Arief Suardi Nur
Digitally signed by Radi Rohata
Arief Chairat

Radi
DN: C=ID, OU=Prodi S1 Teknk
DN: C=ID, OU=Institut Teknologi PLN,
Mesin, O=IT PLN, CN=Radi
Rohata, O=Pusat Jaminan Mutu, CN=Arief
E=radi1512114@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed this Suardi Nur Suardi Nur Chairat,
E=arief.suardi@sttpln.ac.id

Rohata document Reason: I am approving this document


Location: your signing location here
Location: Karawang
Date: 2020-09-16 23:14:46
Foxit Reader Version: 9.7.2
Chairat Date: 2020-09-18 07:43:24
Foxit Reader Version: 9.7.0

RADI ROHATA Arief suardi NC, S. T., M.T


LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama Mahasiswa : Radi Rohata


2. NIM 201512114
3. Fakultas : Teknologi dan Bisnis Energi
4. Program Studi : S1 Teknik Mesin
5. Dosen Pembimbing : Arfianto Fendy Pratama S.T., M.Sc
6. Judul : Analisis Kinerja Kondensor Sebelum dan
Sesudah overhaul di PLTU Unit 3 UP Gresik

No Tgl Materi Bimbingan


1 Pengajuan judul skripsi, menjelaskan
26/03/2020
alasan memilih topik tersebut
2 Membahas bab 1 dan bab 2, meminta
06/04/2020
saran dan penjelasan dari pembimbing
3 13/04/2020 Memperbaiki ruang lingkup masalah
4 Memperbaiki tinjauan pustaka karana
15/04/2020
masih kurang
5 Memperbaiki flowchart diagram yang
17/04/2020
kurang sesuai
6 Pengajuan judul skripsi, menjelaskan
26/03/2020
alasan memilih topik tersebut
7 Membahas bab 1 dan bab 2, meminta saran dan
06/04/2020
penjelasan dari pembimbing
8 Konsultasi bab 4 mengenai
08/08/2020
perhitungan
9 Memperbaiki kesalahan pada
10/08/2020
perhitungan di bab 4
10 Konsultasi mengenai analisis pada
12/08/2020
Skripsi
11 Konsultasi mengenai kesimpulan dan
15/08/2020
Saran
12 Konsultasi bab 4 mengenai
08/08/2020
perhitungan

Jakarta, 1 September 2020


Dosen Pembimbing
Digitally signed
Arfianto by Arfianto
Fendy Fendy
Date:
Pratama

Pratama2020-09-19
20:30
17:
( Arfianto Fendy Pratama S.T., M.Sc )

Anda mungkin juga menyukai