Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL :
Praktikum Kimia Dasar 1 Teknik Laboratorium
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN ILMU GIZI
LABORATORIUM KIMIA
2021
Teknik Laboratorium
Praktikum Kimia Dasar 1 Teknik Laboratorium
NIM : 22030121130073
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cara mengembangkan potensi peserta didik adalah
menyediakan laboratorium sebagai wadah mahasiswa dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
secara ilmiah. Unit ini berguna untuk menunjang akademik pada
lembaga pendidikan, berupa ruangan terbuka atau tertutup,
menjalankan menurut sistematis guna kegiatan pengujian, bersifat
bergerak atau permanen, kalibrasi atau produksi dalam skala terbatas
dengan alat serta bahan sesuai metode keilmuan tertentu.
Pengenalan alat-alat laboratorium sebelum pelaksanaan
praktikum amat penting agar terhindar dari sesuatu yang tidak
diharapkan. Sebagai praktikan juga harus tahu semua fungsi peralatan
dasar yang akan digunakan ketika berada di dalam laboratorium kimia
guna kelancaran percobaan yang dilakukan, diantaranya ialah
mencegah kecelakaan kerja dan gagalnya pengujian. Alat-alat
laboratorium dapat rusak bahkan berbahaya bagi pengguna jika
pemakaian tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Oleh sebab
itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan mutlak
dikuasai oleh praktikan.
Pengelolaan Laboratorium adalah suatu proses pendayagunaan
sumber daya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai suatu sasaran
yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan
fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan
pengelola dan pengguna fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan
laboratorium, bahan kimia) dan aktifitas yang dilaksanakan di
laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Agar semua
kegiatan yang dilakukan didalam laboratorium dapat berjalan dengan
lancar, dibutuhkan sistem pengelolaan operasional laboratorium yang
Teknik Laboratorium
baik dan sesuai dangan situasi dan kondisi setempat. Untuk mencapai
hal tersebut, beberapa hal yang telah dijelaskan diatas, perlu
diperhatikan peran kepala laboratorium sangat penting dalam
menerapkan proses manajemen laboratorium, termasuk dukungan
keterampilan dari segala elemen yang ada didalamnya.
1.2 Dasar Teori
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volume
larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan
mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan
kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer
dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan
standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat
tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa -
volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari
hasil standardisasi.1
Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan
sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut
ditimbang secara tepat dalam volume larutan yang diukur dengan tepat.
Larutan standar ada dua macam, yaitu larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar primer mempunyai
kemurnian yang tinggi. Larutan standar sekunder harus dibakukan
dengan larutan standar primer.2
Dalam proses titrasi terdapat istilah titran dan titrat. Titran adalah
larutan yang akan dititrasi, sedangkan titrat adalah larutan yang
menetrasi (pentitrasi). Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titrat ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titrat sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. 8
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses tritasi dihentikan,
kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk encapai
Teknik Laboratorium
keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titrat maka kita bisa menghitung kadar (konsentrasi)
larutan.8
Indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat
mengidentifikasi sifat asam dan basa suatu larutan. Apabila suatu bahan
indikator diujikan terhadap larutan asam atau basa maka akan terjadi
perubahan warna yang dapat membedakan sifat suatu larutan asam atau
basa. Percobaan penguji suatu larutan asam atau basa umumnya
menggunakan indikator sintetis antara lain kertas lakmus, fenolftalein
(pp), metil merah dan brom timol biru.3
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna
yang ada di sekitar kita.Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna
dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam
maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang dapat dipakai,
misalnya; bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada
suasana asam dan hijau pada suasana basa. 4 bunga mawar yang
memberikan perubahan warna merah dan kuning,5 bunga waru yang
memberikan perubahan warna merah dan hijau6 dan bunga johar yang
memberikan perubahan warna kuning dan orange.7
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa diharapkan
mengenal beberapa alat laboratorium kimia sederhana dan cara
penggunaan alat laboratorium.
c. Kadar NaOH
V1 x N1 x Valensi = 25ml x 0,09 x 1
= 2,25
d. Kadar NaOH % =
= 2,25 x 100%
40
= 5,625%
Teknik Laboratorium
3. Titrasi
Tabel 2. Hasil Pengamatan Titrasi
Volume Volume Keterangan
No
HCl Sebelum Sesudah
NaOH
1. 25 ml 22,5 ml
Larutan NaOH Larutan NaOH
ditambahkan ditambahkan
indikator PP: Indikator PP dan
berwarna ungu larutan HCl:
pekat. Larutan bening.
1. Beaker Glass
Teknik Laboratorium
2. Pipet Tetes
3. Pipet Ukur
5. Buret
6. Botol Timbang
7. Pipa Bengkok
8. Gelas Arloji
Teknik Laboratorium
9. Druple Plate
15. Pengaduk
Teknik Laboratorium
16. Corong
18. Erlenmeyer
4 PEMBAHASAN
Daftar Pustaka
1
Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
2
Soediromargoso S, Rohman A. Analisis Volumetri. Pengantar Kimia Farmasi
Analisis Titrimetri dan Volumetri (2008) hlm. 76.
3
Rendi A M, Supriadi, Suherman. Flower Extracts of Cage Plants (Canavalia
virosa) as an Indicator of Acid Base. Jurnal Akademika Kimia (2020)
9(4):191-198.
4
Nuryanti S, Matsjeh S, Anwar C, Raharjo T J. Indikator titrasi asam-basa dari
ekstrak bunga sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis l). Jurnal AGRITECH
(2010) 30(3): 178-183.
5
Maryanti E, Trihadi B, Ikhwanuddin. Pemanfaatan ekstrak bunga mawar merah
(rosa hibrida bifera) sebagai indikator pada titrasi asam basa. Jurnal
Gradien (2011) 7(2): 697- 701.
6
Frantauansyah, Nuryanti S, Hamzah B. Ekstrak bunga waru (hibiscus tiliaceus)
sebagai indikator asam-basa. Jurnal Akademika Kimia (2013) 2(1): 11-16.
7
Kurniawati, Mappiratu, Ahmad R. Kajian ekstrak etanol bunga tanaman johar
(cassia siameal) sebagai bioindikator asam basa. Natural Science (2015)
4(2): 128-143.
8
Dani I. Alat Otomatisasi Pengukur Kadar Vitamin C Dengan Metode Tirtrasi
Asam Basa. Jurnal Neutrino (2009) 1(2) April 2009
9
Raharjo. Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia Sains
dan Aplikasi (2017) 20(2): 99-104. doi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa
10
Wardiyah. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. 2016
Teknik Laboratorium
11
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009
12
Widhy, P. Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA. Yogyakarta:
Pelatihan Penggunaan Alat Laboratorium IPA. 2009
13
Sindi S. R. (dalam Widhy, 2008). Pengembangan Ensiklopedia Peralatan
Laboratorium Kimia Sebagai Sumber Belajar Siswa Sma Negeri 10
Pontianak. SKRIPSI. Pontianak: Universitas Muhammadiyah Pontianak.
2017
14
Sindi S. R. (dalam Nazali, 2016). Pengembangan Ensiklopedia Peralatan
Laboratorium Kimia Sebagai Sumber Belajar Siswa Sma Negeri 10
Pontianak. SKRIPSI. Pontianak: Universitas Muhammadiyah Pontianak.
2017
15
Shabrina F. A., Arinda N. F. Y. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
SAINTEKS (2020) 17(1): 45-52
16
Mardiana, Gustira R. I. Pengantar Laboratorium Medik: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2017
17
Tim BSE. Ilmu Gizi 1 Kelas X Semester 1. Depok: Buku Sekolah Elektronik.
2013
18
Ramadhani S. P. Pengelolaan Laboratorium (Panduan Pengajar dan Inovator
Pendidikan). Depok: Yiesa Rich Foundation. 2020
19
Supiati, Yudi M, Chadijah S. Pengaruh Kosentrasi Aktivator Asam Klorida
(HCL) Terhadap Kapasitas Adsorbsi Arang Aktif Kulit Durian (Durio
zibethinus) Pada Zat Warna Methanil Yellow. (2013) 1(1). doi
http://journal.uin-alauddin.ac.id
20
Fitri AS, Fitriana YAN. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat. Sainteks
(2020) 17(1):48-9.
21
Puspita, Fika. Uji Kualitatif Untuk Karbohidat. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman. 2013