Anda di halaman 1dari 35

PENUGASAN INDIVIDU:

“LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN ANTENATAL CARE”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

MAHASISWA:

RUT MARTAFINA JAMBORMIAS

NIM. 1490121024

PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN XXVI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2021
PENGERTIAN

Antenatal care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala
untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi pemeriksaan kehamilaN, upaya
koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan.(Manuaba,2010)

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan
adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan.(Bobak, 2005)

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi reproduksi wanita dibagi menjadi dua yaitu :

1. Genitalia Externa
Genitalia externa meliputi semua organ-organ yang didapatkan antara os pubis ramus
inferior dan perineum, yaitu :
a) Mona Veneris
Mona veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak
yang menutup bagian depan symphysis pubis. Setelah wanita mengalami
pubertas, kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut.
b) Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan
berjalan ke bawah dan belakang. Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di
sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum yang disebut
commisura posterior atau frenulum. Fenukulum terdiri 2 permukaan :
 Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut
 Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar
sebacea
c) Labia Minora
Labia minora sebagai lipatan di sebelah medial dari labia majora. Kedua lipatan
tersebut (kiri dan kanan) bertemu di atau (pretium clitoridis) dan di bawah clitoris
(frenulum clitoris). Di bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi
orificium vagina bersatu juga disebut fourchet (hanya nampak pada wanita yang
belum pernah melahirkan anak).
d) Klitoris
Klitoris merupakan suatu tunggul yang erectil dan mengandung banyak saraf
sensoris dan pembuluh-pembuluh darah. Klitoris ini analog dengan penis laki-
laki.
e) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia
minora, anterior oleh clitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat
muara-muara dari vagina uretra dan terdapat pula 4 lubang kecil yaitu :
 Dua muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat di samping dan agak ke
belakang dari introitus vagina
 Dua muara dari kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari uretra
f) Hymen
Hymen atau selaput dara merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian
besar dari introitus vagina. Biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari hingga
getah dari genetalia interna dan darah haid dapat mengalir ke luar. Jika hymen
tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum. Setelah partus, hymen hanya
tertinggal sisa-sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut carunculae
myrtiformis.
g) Uretra
Saluran yang menghantar air kencing dari kantong kencing ke luar badan saat
buang air kecil. Uretra dikontrol oleh sfinkter uretral, struktur otot yang
membantu menjaga air kencing tetap di kantong kencing sehingga buang air kecil
dapat terjadi.
Uretra dikaitkan secara anatomis dengan alat reproduksi. Pada lelaki agak berbeda
dari pada wanita. Uretra lelaki memili panjang sekitar 18 hingga 20 cm (7 hingga
8 inci) dan melewati sepanjang zakar. Uretra wanita berada di dalam dinding
vagina dan terletak di antara labia. Uretra wanita lebih pendek dari pada lelaki,
yang hanya panjang 4 cm (1,5 inci). Uretra berasal di leher pundi kencing dan
terbuka ke luar hanya selepas melalui sfinkter uretral).
h) Beberapa kelenjar lender (Bartholini dan Skene)
Gl. Vestibularis majoris bartholini merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva
dan vagina. Kelenjar ini mengeluarkan secret mucus terutama pada waktu koitus.
2. Genetalia Interna
Genetalia interna pada perempuan, yaitu :
a) Vagina
 Terletak antara kandung kemih dan rectum
 Suatu saluran musculo-membranosa yang menghubungkan uretra dan
vulva.
 Dinding depan vagina (9 cm) lebih pendek dari dinding belakang (11 cm).
 Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan circulair dan
disebut rugae, terutama pada bagian bawah vagina.
 Setelah melahirkan, sebagian dari pada rugae akan menghilang.
 Walaupun disebut selaput lendir vagina, selaput ini tak mempunyai
kelenjar-kelenjar sama sekali hingga tak dapat menghasilkan lendir,
mungkin lebih baik disebut kulit.
 Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari cervix
 Bagian dari cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut portio
 Portio ini adalah puncak vagina. Portio ini dibagi menjadi 4 yaitu :
1) Fornix anterior
2) Fornix posterior
3) Fornix lateral kanan
4) Fornix lateral kiri
 Vagina memmpunyai faal penting yaitu :
1) Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah
waktu haid dan secret dari uterus
2) Sebagai alat persetubuhan
3) Sebagai jalan lahir pada waktu partus
 Sel-sel lapisan atas epitel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini
menghasilkan asam susu oleh karena adanya bacil-bacil hingga vagina
mempunyai reaksi asam dengan PH=4,5 dan ini memberi proteksi
terhadap invasi kuman-kuman.
b) Uterus
 Dalam keadaan tidak hamil terdapat dalam ruangan pelvis minor diantara
vesical urinaria dan rectum.
 Permukaan belakang sebagian besar tertutup oleh peritoneum sedangkan
permukaan depan hanya di bagian atasnya saja.
 Bagian bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang
vesical urinaria.
 Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu
yang gepeng dan terdiri dari 2 bagian yaitu :
1) Corpus uteri berbentuk segitiga
2) Cervix uteri berbentuk silindris
 Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri
(dasar rahim)

Pinggir kanan kiri tidak tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan
paraterium kanan atau kiri.

 Ukuran uterus
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan, antara lain :
1) Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uterus bagian
luar.
2) Mymetrium (lapisan otot), merupakan lapisan yang paling tebal.
Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat
mendorong isinya keluar pada persalinan. Di antara serabut-serabut
otot terdapat pembuluh-pembuluh darah, pembuluh lympha dan urat
saraf.
Struktur otot uterus pada waktu hamil
Otot uterus terdiri dari 3 lapisan :
 Lapisan luar
Lapisan seperti kap melengkung melalui fundus menuju ke arah
ligamenta
 Lapisan dalam
Lapisan ini merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai
sphincter terletak pada ostium internum tubae dan orificium uteri
internum.
 Lapisan tengah
Lapisan ini terletak antara kedua lapisan di atas merupakan anyaman
serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah jadi
dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini. Masing-
masing serabut mempunyai 2 lengkungan hingga keseluruhannya
berbentuk angka 8 dengan struktur seperti ini setelah persalinan
serabut-serabut ini berkonstriksi dan menekan pembuluh darah jadi
bekerja sebagai penjepit pembuluh darah.
3) Endometrium (selaput lendir)
Endometrium merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang
membatasi cavum uteri. Pada endometrium didapatkan lubang-lubang
kecil yang merupakan muara-muara saluran-saluran kelenjar uterus
yang dapat menghasilkan secret alkalis yang membasahi cavum uteri.
Epitel endometrium berbentuk silindris. Tebalnya susunannya dan
faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi oleh hormon-hormon
ovarium.
Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi desidua.
Dibawah pengaruh hormonal maka lapisan mucosa uterus mengalami
perubahan-perubahan tertentu hingga cukup baik untuk implantasi dan
untuk memberi makanan pada ovum.
Perubahan ini terjadi beberapa hari setelah implantasi ovum, di mana
sel-sel jaringan ikat (stroma) dari endometrium membengkak dan
sifatnya berubah, selnya jadi bulat dan vesicular, cytoplasmanya jadi
jernih dan sedikit basophil dan dikelilingi membrane yang bening.
Selaput lendir cervix mempunyai sifat yang berlainan. Epitelnya terdiri
dari sel-sel berbentuk silinder dan mengeluarkan secret secara terus
menerus, sifat secret tersebut sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon
ovarium.
Sikap dan letak uterus di tengah-tengah rongga panggul dipertahankan
oleh :
a) Tonus uterus sendiri
b) Ligamen-ligamen dari uterus
c) Otot-otot dasar panggul
 Ligamentum-ligamentum uterus
Ligamentum uterus dibagi menjadi 4, yaitu :
1) Ligamentum latum
Ligamentum ini berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan dan
kiri pada uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul,
sehingga seolah-olah menggantung pada tubae. Ruangan antara kedua
lembar dari lipatan ini tersisi oleh jaringan yang longgar disebut
parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterine, pembuluh lympha
dan ureter.
2) Ligamentum rotundum
Terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba,
kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial
lab.majus
Terdiri dari jaringan otot polos (identik dengan myometrium) dan
jaringan ikat dan menahan uterus dalam anteflexie. Pada waktu
kehamilan hypertophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3) Ligamentum infundibulo pelvicum atau ligamentum suspensorium
ovarii
Berada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding
panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentium
proprium
4) Ligamentum cardinal
Kiri kanan dari cervix setinggi ostium uteri internum ke dinding
panggul. Menghalangi pergerakan ke kiri atau ke kanan.
5) Ligamentum sacro uterium
Kiri kanan dari cervix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi
rektum
6) Ligamentum vesico uterinum
Dari uterus ke kandung kencing.
 Letak uterus
1) Ante & retroflexio uteri
Sumbu cervix dan sumbu corpus uteri membentuk sudut. Jika sudut ini
membuka ke depan disebut anteflexio jika membuka ke belakang
disebut retroflexio
2) Ante & retroversion uteri
Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut. Jika sudut ini
membuka ke depan disebut anteversio jika membuka ke depan disebut
anteversio jika membuka ke belakang disebut retroversion.
3) Positio
Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bisa lebih ke
kiri, lebih ke kanan, lebih ke depan, lebih ke belakang disebut sinistro,
dextro, antero, dorso positio.
4) Torsio
Letak uterus biasanya tidak berputar.
 Pembuluh darah uterus
1) A. uterine
Berasal dari a.hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke
sisi uterus kira-kira setinggi ostium uteri internum dan memberi darah
pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose
dengan a.ovarica
2) A. ovarica
Berasal dari aorta, masuk ligamentum latum melalui ligamentum
infundilo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus
uteri.
Darah dari uterus dilahirkan melalui vena uterine dan vena ovarica
yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk
langsung ke dalam vena cava inferior tapi melalui vena renalis kiri.
Pembuluh lympha dari cervix menunju ke lymphoglandulae
hypogastricae sedangkan dari corpus uteru sebagaian ke lympho
glandulae lumbales.
 Serat-serat uterus
Kontraksi dinding uterus adalah autonomy, tidak memerlukan ransang dari
susunan saraf pusat. Serat-serat yang datang dari susunan saraf pusat
rupanya hanya untuk mengoordinir kontraksi. Uterus dipengaruhi oleh
serat-serat saraf sympatis maupun parasimpatis yang menuju ke ganglion
cervicale dari frankenhauser yang terletak di pangkal ligamentum sacro
uterinum. Rangsang pada ganglion ini misalnya berupa tekanan oleh
kepala anak yang menguatkan his.
c) Tuba Uteri Falopi
Tuba falopi terdapat pada tepi atas ligamentum, mengarah lateral mulai dari cornu
uteri kanan dan kiri. Panjang tuba ± 12 cm dan diameter 38-mm. Tuba ini
dibedakan menjadi 4 bagian yaitu :
1) Pars interstitialis (intramuralis)
Adalah bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium
internum tubae.
2) Pars isthmica
Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus. Ini merupakan bagian tuba
yang alurus dan sempit.
3) Pars ampullaris
Bagian tuba antara pars istimica dan infundibulum merupakan bagian tuba
yang paaling lebar dan berbentuk S.
4) Infudibulum
Adalah ujung tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbrae.
Fungsi utama tuba yaitu membantu ovum yang dilepaskan ovarium ke jurusan
cavum uteri.
d) Ovarium
Ovarium ada dua yaitu dibagian kiri dan kanan uterus. Ovarium dihubungkan
dengan uterus oleh ligament ovarii proprium dan dihubungkan dengan dinding
panggul dengan perantaraan ligament infundibulo-pelvicum, disini terdapat
pembuluh darah untuk ovarium yaitu a&v ovarica
Pada ovarium dibedakan menjadi :
1) Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum douglas dan permukaan
lateral
2) Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat
denga uterus (extermitas tubaria dan extermitas uterine).
3) Pinggir yang menghadap ke muka (margomesovaricus) melekat pada lembar
belakang ligamentum latum dengan perantaraan mesovarium dan pinggir yang
menghadap ke belakang (mergoliber).

Ovarium ini letaknya pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang
disebut fossa ovarica waldeyeri. Ovarium terdiri dari

1) Bagian luar atau cortex


Cortex terdiri dari folikel-folikel primordial
2) Bagian dalam atau medulla
Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh lympha.
e) Parametrium
Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium. Bagian atas ligament latum yang mengandung tuba disebut
mesosalpinx dan bagian caudalnya yang berhubungan dengan uterus disebut
mesometrium. Pada sisi depan ligamentum latum berjalan ligamentum teres uteri
pada permukaan belakang ligamentum ovarii proprium.
Mesovarium merupakan lipat peritoneum untuk ovarium dan terdapat antara
mesosalpinx dan mesometrium. Ligamentum suspensorium ovarii berjalan dari
extermitas tubuh ovarii ke dinding panggul. Pada parametrium ini berjalan ureter
a & v uterine. Parametrium sebelah bawah yang menyelebungi a&v uterine lebih
pada dari jaringan sekitarnya disebut ligamentum cardinal.
f) Pertumbuhan alat kandungan
Alat kandungan mulai terbentuk pada embryo yang berumur ± 6 minggu. Alat
kandungan terjadi dari 2 saluran yang disebut saluran Miller.
Kedua saluran miller ini bersatu dibagian bawahnya untuk membentuk bagian
atas dari vagina dan uterus, sedangkan bagin atas tetap terpisah ialah yang
menjadi tuba. Kalau penyatuan di bagian bawah dari saluran miller kurang
sempurna maka mungkin terbentuk 2 vagina dan 2 uterus atau satu vagina dan 2
uterus atau satu uterus yang masih mempunyai sekat di tengah dan lain-lain.
Dalam masa kanak-kanak ovaria dikatakan masih dalam keadaan istirahat karena
belum melakukan faalnya dengan baik. Jika tercapai pubertas, maka terjadilah
perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas tercapai
pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan
lingkungan. Kejadian terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang
pertama kali (menarche). Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarche),
kemudian tumbuh rambut kemaluan(pubarche), disusul dengan tumbuhnya
rambut di ketiak. Barulah terjadi manarche dan sesudah itu haid datang secara
siklik. Menstruasi merupakan perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda
bahwa alat kandungan menunaikan faalnya.
Dalam pubertas ini anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh
yang khas bagi jenisnya. Dalam pubertas ini wanita masuk dalam masa
reproduktif artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30
tahun. Setelah masa reproduksi wanita masuk ke dalam klimakterium.
Klimakterium merupakan masa peliharaan antara masa reproduksi dan senium.
Dalam klimaterium haid berangsur-angsur akan berhenti: mula-mula haid menjadi
sedikit, kemudian terlampaui 1 atau 2 bulan dan akhirnya berhenti sama sekali.
Haid yang terakhir disebut menopause. Bagian klimakterium sebelum menopause
disebut premenopause dan bagian sesudah menopause disebut postmenopause.
Gejala-gejala yang khas pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan
dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas berkeringat dan
palpitasi, gangguan psykhis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang
bersifat atrofi alat kandungan dan tulang. Setelah klimakterium datang senium
dimana terjadi kemunduran organ tubuh dalam kemampuan fisik.

ETIOLOGI

Menurut standar pelayanan kebidanan ada banyak alasan mengapa ibu hamil tidak kunjungan
ANC antara lain:

Kemampuan menggambil keputusan ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu, karena
hal itu adalah hak suami dan mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya
memeriksakan kehamilan dan hanya menggandalkan cara-cara tradisional.

1. Fasilitas kesehatan: Fasilitas untuk pelayanan ANC tidak memadai, tidak


berfungsisebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaannya, harus menunggu lama
atau perlakuan petugas kesehatan yang kurang memuaskan.

2. Pengetahuan: Beberapa ibu hamil tidak mengetahui mereka harus memeriksakan


kehamilannya, maka ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan

3. Budaya: Kurangnya dukungan keluarga maupun tradisi yang tidak mengijinkan seorang ibu
hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.

4. Petugas kesehatan: Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada petugas kesehatan secara


umur beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan pemerintah

5. Kepercayaan: Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilannya pada petugas


kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki)

6. Sosial ekonomi: Ibu hamil atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak
mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilannya
PATOFISIOLOGI

Kehamilan

Perubahan dan Adaptasi Psikologis

Sistem Respirasi Sistem Sistem Sistem Sistem


Gastroenstinal Reproduksi Kardiovaskuler
Urinaria

Esterogen Progesteron Esterogen & Sirkulasi darah Uterus


meningkat Progesterone meningkat membesar
meningkat
meningkat
Volume darah
Kandung kemih
Tonus otot HCG meningkat
Hipertrofi & tertekan
GI meningkat Hiperplasia otot
Asam lambung Jika transport O2
uterus
meningkat menurun Peningkatan
frekuensi BAK
Peristaltik Pembesaran uterus
menurun Anemia
Mual, muntah,
tidak nafsu Gangguan
Perubahan
makan eliminasi
Disfungsi bentuk dan Hb dan O2
urine
motilitasi GI postur tubuh menurun

Defisit Hiper Gangguan citra


- Nutrisi vole Kelemahan Nocturia
Konstipasi tubuh
mia
Intoleransi Gangguan
aktivitas
Esterogen, Pola tidur
Progesterone atau
kebersihan metabolism Areola mamae Esterogen Sistem
meningkat berwarna gelap integument
Hiperventilasi Kurang Krisis Situsional
pengetahuan
Diafragma
Ansietas
tertekan

Sesak napas

Pola napas tidak


efektif

TANDA DAN GEJALA

a) Usia <20 tahun kategori awal.


b) Usia 20-30 tahun kategori pertengahan.
c) Usia 31-40 tahun kategori akhir.

PENATALAKSANAAN

Secara nasional, kebijakan program pelayanan asuhan antenatal ada 14 butir (14 T) yang
meliputi:
a) Timbang Berat Badan (BB) (T1): Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan.
Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 Kg per minggu mulai trimester
kedua.
b) Ukur tekanan darah (T2)
c) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4
e) Pemberian imunisasi TT (T5)
f) Pemeriksaan Hb (T6)
g) Pemeriksaan VDRL (T7)
h) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
i) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
j) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
k) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
l) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
m) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
n) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
KEMUNGKINAN DATA FOCUS

a. Wawancara

a. Identitas: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, alamat, identitas penanggung
jawab.
b. Keluhan utama: hal-hal yang diungkapkan ibu dan alasan meminta pertolongan
c. Riwayat kesehatan:
a) Riayad haid: lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, HPHT.
b) Riwayat obstetri: pemeriksaan ANC, hasil LAB, jumlah gravida, jumlah partus, dan
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong persalinan, BB bayi.
c) Riwayat KB: jenis kontrasepsi yang penah digunakan, rencana penggunaan KB yang
baru.
d) Riwayat penyakit keluarga: apakah keluarga mempunyai penyakit yang diturunkan
secara genetik, menular, kelainan kongenital atau gangguan kejiwaan.
d. Kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi: pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (kalori, protein
vitamin, berserat tinggi), frekuensi.
b) Pola istirahat: lamanya, kapan (siang, malam), kualitas tidur.
c) Pola eliminasi: apakah terjadi diureisi setelah melahirkan, pola BAB dan BAK, frekuensi
warna, konsistensi, penyembuhan luka episiotomi.
d) Aktivitas: kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat
diri dan bekerja serta menyusui.
e) Rekreasi: situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan
relaks.
f) Konsep diri: sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi
ibu tentang tubuhnya akibat perubahan selama kehamilan.
g) Peran: pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas
perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus, pengetahuan
tentang keadaan umum bayi, kemampuan merawat diri sendiri dan mampu merawat bayi.

e. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum: tingkat kesadaran, tingkat energi.
b) BB,TB,LLA, tanda vital
c) Kepala: rambut, wajah, mata (konjungtiva), hidung, mulut, leher
d) Dada: pembesaran ,simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan putting,
produksi ASI, pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bunyi jantung dan paru
e) Perut: teraba lembut, kenyal, diastasis rektus, striae, TFU, kontraksi uterus nyeri.
f) Genetalia: udema vagina, nyeri, kemerahan, pad aperineum : keadaan luka episiotomi,
ekimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage, lokea (jumlah, warna, bau) rubra : 1-3
hari, sanguilenta 4-7 hari, serosa 7-14 hari, alba > 2 minggu. Anus: hemoroid atau tidak.
f. Pemeriksaan Lab: darah; eritrosit, leukosit, dan trombosit, hemoglobin dan hematokrit 12-24
jam.
c. Pemeriksaan diagnostic

a) Scan misalnya: MRI, CT, Gallium dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostic
identifikasi metastatic dan evaluasi.
b) Biopsi untuk mendiag nosis adanya BRCA1 dan BRCA2
c) Penanda tumor
d) Mammografi
e) Sinar X dada
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Sistem Gastroestinal Konstipasi
D0045
Gejala dan Tanda Esterogen meningkat
Mayor
Tonus otot GI meningkat
Ds :
- Defekasi kurang dari 2 Peristaltik menurun
kali seminggu
- Pengeluaran fases Disfungsi motalitas GI
lama dan sulit
Do :
- Feses keras
- Peristalitik usus
menurun
Gejala dan Tanda Minor
Ds :
- Mengejan saat
defekasi
Do :
Distensi abdomen
Kelemahan umum
Teraba massa pada
rectal
D.0019 Sistem Gastroestinal Ketidakseimbangan
Gejala dan tanda nutrisi kurang dari
2
mayor : Progesterone meningkat kebutuhan tubuh
Ds : -
Do : HCG Meningkat
- Berat badan menurun
minimal 10% dibawah Asam lambung
rentang ideal meningkat
Gejala dan tanda minor
Ds : Mual, muntah, tidak
- Cepat kenyang setelah nafsu makan
makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
Do :
Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas

2. Defisit Nutrisi

3. Hipovolemia

4. Gangguan eliminasi urine

5. Konstipasi

6. Intoleransi Aktivitas

7. Gangguan citra tubuh

8. Gangguan pola tidur

9. Ansietas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Dx Tujuan Intervensi Rasional


Ke
p
1 1 TUPAN : Manajemen jalan napas
Setelah dilakukan Observasi
tindakan 3x 24 jam 1. Monitor pola 1.Mengetahui pola
diharapkan : napas( frekuensi, napas klien
- Tidak adanya kedalaman, usaha napas)
dispnea Terapeutik
- Tidak memakai 2.Posisikan semi fowler 2.Memberikan
otot bantu napas atau fowler kenyamanan pada klien
- Tidak adanya 3.Membantu pernapasan
pernapasan 3.Berikan oksigen klien
cuping hidung
- Frekuensi napas
normal
TUPEN :
: Setelah dilakukan
tindakan 1x 24 jam
diharapakan : masalah
teratasi

2 2 TUPAN : Manajemen Nutrisi


Setelah dilakukan Observasi
tindakan 3x 24 jam 1. identifikasi status 1. mengetahui status
diharapkan : nutrisi nutrisi yang diperlukan
- Nafsu makan 2. dapat meningkatkan
meningkat 2. identifikasi makanan minat untuk makan
- Verbalisasi yang disukai 3. dapat mengetahui
peningkatan makanan kalori yang dibutuhkan
meningkat 3. identifikasi kebutuhan oleh tubuh
- frekuensi makan kalori dan jenis nutrient 4. Jenis makanan yang
meningkat masuk penting bagi
4. monitor asupan kesehatan tubuh
TUPEN : makanan
Setelah dilakukan 5. mengetahui
tindakan 1x 24 jam ketidakseimbangan berat
diharapakan : masalah 5. monitor berat badan badan
teratasi Terapeutik 6. Meningkatkan napsu
makan
6. berikan suplemen
makanan 7. Agar nutrisi dapat
Edukasi dicerna dengan baik
7. Anjurkan posisi duduk,
jika perlu 8.Agar dapat
Kolaborasi mengetahui nutrisi
8. Kolaborasi dengan ahli yang dibutuhkan oleh
gizi untuk menentukan tubuh
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan

3 3 TUPAN : Manajemen hipovolemia


Setelah dilakukan Observasi
tindakan 3x 24 jam 1. periksa tanda dan gejala
diharapkan : hipovolemia 1. mengetahui tindakan
- turgor kulit meningkat apa yang tepat dalam
- output urine mengatasi permasalahn
meningkat tersebut
- perasaan lemah 2. monitor intake dan 2. agar mengetahui
menurun output cairan nutrisi dan cairan yang
Berat badan membaik Terapeutik masuk dan keluar
- intake cairan 3. agar tidak kelebihan
membaik 3. hitung kebutuhan cairan cairan
Edukasi
4. Anjurkan 4. agar mencegah
TUPEN : memperbanyak asupan dehidrasi
: Setelah dilakukan cairan oral
tindakan 1x 24 jam Kolaborasi
diharapakan : masalah 5. Kolaborasi pemberian 5. menganti cairan yang
teratasi cairan IV hilang
4. 4. TUPAN : Dukungan perawatan diri
Setelah dilakukan BAK
tindakan 3x 24 jam Observasi
diharapkan : 1. Identifikasi kebiasaan 1. Mengetahui kebiasaan
- nokturia menurun BAK sesuaid engan usia BAK klien
- frekuensi berkemih Terapeutik
membaik 2. Dukung penggunaan 2. Agar dapat mengatasi
toilet/ pispot/ commade. kebelet berkemih secara
Edukasi cepat
TUPEN : 3. Anjurkan ke kamar 3. agar dapat merasa
: Setelah dilakukan mandi nyaman saat membuah
tindakan 1x 24 jam air seni
diharapakan : masalah
teratasi

5. 5 Manjemen konstipasi .
Observasi
1. periksa tanda dan gejala 1. mendeteksi masalah
konstipasi yang dialami
Terapeutik
2. Lakukan masase 2. agar dapat
abdomen mempermudah BAB
Edukasi
3. jelaskan etiologi 3. dapat meningkatkan
masalah dan alasan pegetahuan ibu
tindakan
4. Ajarkan cara mengatasi 4. dapat mengatasi
konstipasi konstipasi secara
Kolaborasi mandiri
5. Kolaborasi penggunaan 5. Agar keluhan dapat
obat pencahar berkurang
6. 6 TUPAN : Manajemen Energi
Setelah dilakukan Observasi
tindakan 3x 24 jam 1. identifikasi gangguan 1. menegtahui faktor
diharapkan : fungsi tubuh yang penyebab kelelahan
- kemudahan dalam mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas 2.Monitor kelelahan fisik 2. menegtahui
sehari- hari meningkat dan emosional kemampuan pasien
- keluhan lelah Edukasi dalam beraktivitas
menurun 3. Anjurkan melakukan 3. agar tidak
- perasaan elmah aktivitas secara bertahap memperparah gejala
menurun

TUPEN :
: Setelah dilakukan
tindakan 1x 24 jam
diharapakan : masalah
teratasi
7. 7 TUPAN : Promosi citra
Setelah dilakukan tubuh
tindakan 3x 24 jam Observasi
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi 1. Dapat
- Verbalisasi perasaan harapan citra menumbuhkan niat
negatif tentang tubuh berdasarkan bagi klien dalam
perubahan tubuh tahap menerima keadaan
menurun perkembangan fisiknya.
- Verbalissi Terapeutik 2. Dapat
kekhawatiran pada 2. Diskusikanlah cara mengembangka
penolakan / reaksi mengembangkan n potensi yang
orang lain harapan citra klien miliki.
- Focus pada tubuh secara
penampilan masa realistis
lalu menurun Edukasi 3. Dengan dukungan
- Hubungan social 3. Anjurkan klien dapat lebih
baik. mengikuti bersemangat dalam
TUPEN : kelompok menjalani
Setelah dilakukan pendukung hidupnya.
tindakan 1x 24 jam
diharapakan : 4. Dapat membangun
- klien dapat kepercayaan diri
menerima 4. Latih peningkatan klien dalam
kenyataan akan penampilan diri lingkungan social.
kondisinya
klien dapat lebih
percaya diri dengan
kemampuan yang .
ada pada dirinya

8 8 TUPEN : Dukungan Tidur


: Setelah dilakukan Observasi
tindakan 3x 24 jam 1. identifikasi pola 1. mengetahui pola
diharapakan : aktivitas dan tidur tidur dan aktivitas
- pola tidur membaik 2. identifikasi sebelum tidur
- pola eliminasi makanan dan 2. mendeteksi faktor
membaik minuman yang penyebab gangguan
- kenyamanan menganggu tidur tidur
meningkat Edukasi
3. Anjurkan
menghindari
makanan/minuman 3. agar tidak
yang menganggu menganggu
tidur kenyamanan tidur

TUPEN :
: Setelah dilakukan
tindakan 1x 24 jam
diharapakan : masalah
teratasi

9. 9 TUPAN : Setelah Edukasi


dilakukan 3x24 jam Kesehatan
dengan kriteria hasil : Observasi

- Verbalisasi 1. Identifikasi 1. Dapat

minat dalam kesiapan dan mengetahui

belajar kemampuan kesiapan klien

meningkat menerima dalam menerima

- Perilaku sesuai informasi informasi yang


disampaikan
dengan
pengetahuan Terapeutik 2. Memudahkan
yang 2. Sediakan materi klien dalam
diterimanya dan media menerima
- Kemampuan pendidikan informasi
dalam kesehatan
menjelaskan
pengetahuan 3. Agar dapat
tentang suatu 3. Berikan meningkatkan
topik meningkat kesempatan pengetahuan
bertanya klien tentang
TUPEN : Setelah
penyakitnya.
dilakukan 1x24 jam
Edukasi 4. Agar klien dapat
Diharapkan : dapat
4. Jelaskan faktor menerapkan
meningkat penegtahuan
risiko yang materi yang
klien
mempengaruhi disampaikan
kesehatan dalam kehidupan
sehari – hari.
DAFTAR PUSTAKAN

Ardhina Nugrahaeni. (2020). Pengantar Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Penerbit


Healthy

Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 2003. Manajemen Puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyekit Kandungan dan KB. Jakarta : ECG

NANDA NIC-NOC.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Medis. Jilid 1

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI.2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

Varney, Hellen, dkk. 2007. “Asuhan Kebidanan Vol.2”. Jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai