Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

1. Apa yang dimaksud dengan infeksi oportunistik dan buat contohnya 20


macam serta zat gizi apa yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
untuk infeksi oportunistik dan contoh bahan makanan yang paling baik
dikonsumsi?
Jawabannya :
Dalam tubuh, kita membawa banyak kuman – bakteri, protozoa (binatang
bersel satu), jamur dan virus. Sistem kekebalan yang sehat mampu
mengendalikan kuman ini. Tetapi bila sistem kekebalan dilemahkan oleh
penyakit HIV atau beberapa obat, kuman ini mungkin tidak terkendali lagi dan
menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang mengambil kesempatan dari
kelemahan dalam pertahanan kekebalan disebut “oportunistik”. Kata “infeksi
oportunistik” sering kali disingkat menjadi “IO”.
http://www.aidsinfonet.org/uploaded/factsheets/87_ind_500.pdf

Berikut adalah beberapa penyakit infeksi oportunistik umum yang kerap


terjadi, di antaranya:

 Toksoplasmosis (tokso)
Adalah sebuah parasit yang dapat menyebabkan ensefalitis (radang otak), serta
pandangan kabur dan juga kerusakan mata. Parasit ini ditularkan melalui hewan
peliharaan seperti kucing, tikus, maupun burung. Selain itu, tokso juga bisa
ditemukan pada daging merah dan meskipun jarang dapat ditemukan pada daging
unggas.

 Tuberkulosis
Infeksi bakteri TBC yang biasa dikenal karena menyerang paru-paru Anda ini dapat
juga menyerang organ lain dan menyebabkan meningitis.
https://www.alodokter.com/infeksi-oportunistik-menyerang-sistem-kekebalan-tubuh-
yang-lemah

 Diare
Pada orang dengan HIV/AIDS sering dijumpai mengalami diare kronik akibat adanya
infeksi kuman pathogen. Pada kondisi ini terapi rehidrasi sangat penting dan juga
dilakukan pemeriksaan feses terhadap bakteri, jamur, parasit atau virus.

 Sitomegalo
Kondisi ini sering dijumpai pada orang yang memiliki nilai CD4 kurang dari 50
sel/mm3 dan akibat reaktivasi virus yang sudah ada di dalam tubuh. Infeksi ini bisa
mempengaruhi retina, saluran cerna, saluran napas dan otak.

 Kanker yang terkait dengan HIV


Penyakit kanker yang mungkin bisa timbul adalah kanker kelenjar getah bening,
kanker leher rahim dan sarcoma Kaposi.

 Infeksi CMV
Kondisi ini diawali dengan ketajaman penglihatan yang menurun, lalu diikuti dengan
seperti ada kilatan cahaya, pandangan berkabut, gangguan lapang pandang serta
jika progresif bisa menimbulkan kebutaan dalam waktu 2 bulan tanpa terapi.
Biasanya terjadi jika nilai CD4 kurang dari 50 sel/mm3.
Karenanya harus dideteksi sesegera mungkin sebelum mengenai retina dan atau
makula. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1377079/7-penyakit-lain-yang-
dialami-penderita-hivaids

 Malaria
Adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan lebih
berat pada orang terinfeksi HIV.

 Pseudomonas aeruginosa
 Acinetobacter baumanni
 Cytomegalovirus

 Mycobacterium avium complex (MAC)


Adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam berulang, seluruh badan
terasa tidak enak, masalah pencernaan, dan kehilangan berat badan yang
berlebihan. Rentang CD4: di bawah 50.
https://www.odhaberhaksehat.org/2018/mengenal-infeksi-oportunistik/

 Diare Kronis
Disebabkan parasit maupun protozoa Blastocystis hominis dan Cryptosporidium.
Diare kornis bila penderita mengalami diare lebih dari 2 minggu terus menerus.
Gejala yang menyertai biasanya diare berlendir lebih dari 2 minggu, nafsu makan
hilang dan berat badan turun secara drastis.
 Hepatitis C
Sebenarnya penyakit Hepatitis C (Hep C) bukan infeksi oportunistik. Namun, infeksi
ini cukup banyak terjadi pada penderita HIV+. Manifestasi dari hepatitis C hingga
timbul sirosis hati akan muncul 30-40 tahun kemudian.

Di fase awal, gejala yang timbul seperti warna kuning pada mata pasien,
pembengkakan di perut, muntah dan buang air besar berdarah, serta hilang
kesadaran. Kejadian penyakit hepatitis C bisa diperberat dengan adanya HIV+,
begitu juga sebaliknya.

Menghentikan kebiasaan buruk yang menyebabkan infeksi penyakit hepatitis C


harus segera dilakukan. Di antaranya tidak menggunakan jarum suntuk secara
bergantian, tidak berganti-ganti pasangan seksual, dan tidak mengonsumsi alkohol.
Pada mereka yang mengonsumsi alkohol, akan terjadi penimbunan lemak pada hati.
https://djamilah-najmuddin.com/infeksi-oportunistik-odha
Zat gizi yang diberikan ialah tinggi protein tinggi kalori seperti susu, telur, daging,
ikan yang sangat di anjurkan. http://zubairidjoerban.org/nutrisi-dan-diet-untuk-odha/

 Cryptococcus neoformans
Jamur cryptococcus neoforman adalah jamur yang biasanya ditemukan di
dalam tanah. Infeksi ini terkadang hanya menetap di paru-paru, tetapi juga
dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, misalnya ke kulit, tulang, atau
saluran kemih. Jamur biasanya mjasuk ke dalam tubuh melalui paru-paru dan
dapat menyebabkan pneumonia. Jamur tersebut juga dapat menyebar ke
otak, menyebabkan pembengkakan otak. Jika otak terinfeksi, kondisi ini
disebut cryptococcal meningitis.
 Sarkoma Kaposi (KS)
Sarkoma Kaposi (KS) yang disebabkan oleh virus herpes manusia. KS
menyebabkan pembuluh darah kecil yang disebut kapiler tumbuh secara tidak
normal. KS dapat mengancam nyawa ketika mempengaruhi organ dalam
tubuh, seperti paru-paru, kelenjar getah bening atau usus.
 Meningitis kriptokokus
Kondisi ini biasanya ditandai dengan sakit kepala, kesadaran menurun, nilai
CD4 kurang dari 100 sel/mm3 serta hasil pemeriksan menunjukkan antigen
keriptokokus positif. Terapi yang diberikan adalah amfoterisin B, flukonazol
dosis tinggi.
 Pneumonia
Infeksi pneumocystis termasuk infeksi oportunistik yang paling serius untuk
penderita HIV. Ini disebabkan oleh beberapa jamur seperti
Coccidioidomycosis, Cryptococcosis, Histoplasmosis, Pneumocystis jirovecii;
beberapa bakteri seperti Pneumococcus; dan beberapa virus seperti
Cytomegalovirus atau Herpes simplex. pneumonia (PCP) adalah penyebab
kematian utama di antara pasien HIV akibat komplikasi.
 Candidiasis
Candidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida yang bisa
muncul di bagian tubuh mana saja. Infeksi ini merupakan infeksi oportunistik yang
umum terlihat pada pasien HIV dengan jumlah CD4 antara 200 hingga 500 sel/mm3.
Gejala yang paling jelas adalah bintik-bintik putih di lidah atau tenggorokan.
Candidiasis dapat diobati dengan resep obat antijamur. Untuk mencegah terkena
candidiasis, jagalah kebersihan mulut dan gunakan obat kumur yang mengandung
klorheksidin (antiseptik) yang dapat mencegah infeksi ini. Tidak hanya di mulut atau
tenggorokan saja, infeksi ini juga bisa menyerang bagian vagina Anda.
 Infeksi Pneumonia
Infeksi pneumonia adalah infeksi oportunistik yang paling serius bagi pengidap HIV.
Infeksi pneumonia yang biasa terjadi pada penderita HIV adalah Pneumocystis
pneumonia (PCP) dan merupakan penyebab utama kematian di antara pasien HIV.
Namun ternyata, penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik. Adapun gejalanya
seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas.

 Kanker serviks invasif


Ini adalah kanker yang dimulai di dalam leher rahim, yang kemudian menyebar ke
bagian tubuh lainnya. Kondisi kanker ini bisa dikurangi kemungkinan terjadinya
dengan melakukan pemeriksaan serviks rutin di dokter.

 Kriptokokosis
Crypto neoformans (crypto) merupakan jamur biasa ditemukan di tanah dan bila
terhirup dapat menyebabkan meningitis, yakni peradangan serius pada selaput
pelindung yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.

 Herpes simpleks
Yakni virus yang dapat menyebabkan luka yang buruk di sekitar mulut dan alat
kelamin Anda. Infeksi ini biasa menular lewat hubungan seksual atau ditularkan ibu
pada proses kelahiran. Selain di mulut dan kelamin, infeksi ini juga dapat terjadi
pada saluran napas.

2. Zat gizi apa yang dapat membantu atau menghilangkan oportunistik? Beri
contoh sumber makanannya!

Jawab :
Panduan Gizi Bagi yang terkena infeksi Oportunistik :
Untuk membantu mencegah kehilangan masa otot, pertama, kita harus makan
lebih sering, misal biasanya kita makan 2-3 kali sehari menjadi 4-6 kali sehari. Hal ini
sangat penting, karena penambahan masa otot membuat kita lebih maksimal dalam
memerangi infeksi oportunistik. Makan banyak daging, buah-buahan dan sayuran.
Daging (protein) dapat membantu membangun dan mempertahankan otot, telur,
produk susu dan daging ayam, babi, sapi dan ikan merupakan makanan yang
terbaik untuk mempertahankan otot.
Buah-buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan (Karbohidrat) memberi tenaga
dan antioksidan. Makanan ini adalah “makanan kekuatan yang bantu melawan
infeksi. Setiap kali kita makan harus termasuk buah-buahan dan sayuran.
Biji-bijian dan minyak (lemak) memberi tenaga untuk olahraga intensitas rendah dan
fungsi tubuh yang normal. Kita perlu secukupnya – tetapi tidak terlalu banyak.
Melakukan olahraga ringan, membantu tubuh untuk membentuk zat makanan
menjadi otot. Coba dalam 15 menit setelah olahraga, makan makanan kecil atau
camilan dengan daging, buah-buahan dan sayuran atau minum segelas susu.
Jadikan olahraga sebagai kegiatan rutin sehari-hari.
1. Tempe
Tempe adalah salah satu sumber protein yang harganya tergolong terjangkau.
Tempe dan olahannya direkomendasikan kepada ODHA atau yang terkena infeksi
oportunistik karena mengandung protein & vitamin B12, yang membantu
menguatkan sistem imun.
2. Kelapa
Kelapa dan olahannya juga sangat bermanfaat untuk ODHA dan mencegah infeksi
oportunistik karena dapat memenuhi kebutuhan lemak dan membantu menaikkan
berat badan. Kelapa juga bisa menjadi sumber energi dan mengandung medium
chain triglycerides (MCT) sehingga mudah diserap tubuh.
3. Wortel
Wortel berguna karena mengandung beta-karoten yang dapat meningkatkan daya
tahan tubuh dna membentuk CD4 (sel kekebalan tubuh) baru. Wortel juga
mengandung vitamin E, yang melindungi sel, dan vitamin C, yang melindungi tubuh
dari infeksi dan membantu proses pemulihan.
4. Kembang Kol
Kembang kol dapat membantu mencegah anemia dan memperkuat sistem imun
tubuh karena tinggi akan zat besi, zink, dan mangan. Kembang kol juga dapat
mencegah kekurangan zat gizi mikro dan membantu pembentukan CD4 (sel
kekebalan tubuh).
5. Alpukat
Alpukat mengandung lemak tak jenuh yang tinggi dan anti oksidan yang dapat
menurunkan kolesterol serta menghambat replikasi HIV (gluthation).

3. Apa kaitan dari interleukin 6 dengan interferon gamma terhadap inflamasi?

Jawabannya:
 Inflamasi merupakan respon terhadap , perlukaan, dimana terjadi akumulasi
leukosit, mediator inflamasi seperti sitokin. Inflamasi terjadi pada tahap akut dan
subakut/kronis. Pada tahap inflamasi akut terjadi pelepasan sitokin pro infamasi
termasuk IL-6 (19).
Kadar sitokin IL-6 dan IL-10 sebagai respon terhadap inflamasi. IL-6 memiliki
fungsi sebagai sitokin pro-inflamasi dan anti inflamasi yang disekresikan sel T
dan makrofag untuk merangsang respon kekebalan tubuh selama infeksi.
 Interferon (IFN) merupakan jenis protein yang tergabung ke dalam keluarga
besar sitokin. Interferon dibagi ke dalam 2 jenis berdasarkan struktur, fungsi, dan
stimulus yang merangsang ekspresi protein ini, yaitu:
1. IFN tipe I yang muncul saat merespon adanya infeksi virus, terbagi ke dalam
beberapa kelas yaitu
IFN (-α, β, -ε, -κ, -ω, -δ, -τ).
2. IFN tipe II, yang disebut juga dengan IFN-γ, yang disekresikan oleh sel-sel
yang telah mendapatkan rangsangan dari berbagai stimulus inflamasi maupun
reaksi imun lainnya.
Interferon-γmerupakan produk dari gen tunggal yang berasal kromosom 12 (pada
manusia) dan kromosom 10 (pada mencit).15,17 IFN-γ manusia merupakan suatu
glycosylated protein dengan panjang 143 asam amino dan memiliki sedikit
sequence homology dengan kelas IFN-α dan IFN-β. Meskipun IFN-γ memiliki
sejumlah aktifitas biologis yang sama dengan IFN tipe I, namun IFN-γ juga
memperlihatkan adanya berbagai aktifitas lain, hal ini menunjukkan bahwa peran
alami yang dimainkan oleh IFNγadalah sebagai modulator sistem imun. IFN-γ
telah diketahui dapat menginduksi terjadinya mekanisme autophagy pada sel
yang terinfeksi mikobakteria. Induksi autophagy oleh IFN-γ ini berhubungan
dengan imunitas protektif terhadap tuberkulosis.
4. Jenis kanker apa yang lebih beresiko terhadap orang obesitas dan jelaskan
mekanismenya?

Jawabannya :

Salah satu kanker yg beresiko terhadap orang obesitas adalah jenis Kanker Hati.
Obesitas juga dapat menjadi salah satu penyebab kanker hati. Karena, ketika terjadi
perlemakkan hati, maka dapat menyebabkan sirosis.
https://lifestyle.okezone.com/read/2018/04/13/481/1886153/punya-tubuh-gendut-
awas-menjadi-obesitas-berisiko-terkena-7-jenis-kanker-ini

Obesitas punya peran terbesar (primer) meski tak semua penderita perlemakan hati
mengalami obesitas. Lemak hati dapat terbentuk karena faktor sekunder, seperti
infeksi virus hepatitis, HIV, racun, atau penggunaan obat tertentu. Lemak hati
banyak diderita orang dengan obesitas sentral (kegemukan sekitar perut).
Setidaknya ada dua kemungkinan. Pada sebagian besar penderita perlemakan hati,
fungsi hatinya normal dan stabil. Sebagian lain ada peradangan hati. Mereka yang
alami peradangan ada yang berujung sirosis dan fibrosis. Sirosis dapat berkembang
menjadi kanker. ”Belum ada petanda (marker) yang memprediksi tepat arah
perkembangan perlemakan hati. Genetik memegang peranan,” kata Rinaldi.
Ada penderita kanker tanpa proses sirosis hati. Untuk mengetahui kondisi hati
pada orang dengan perlemakan hati dan termasuk berisiko tinggi, seperti obesitas
dan diabetes, prosedur terbaik ialah biopsi pada hati.
Menurut dokter spesialis gizi klinik Inge Permadhi dari FKUI/ RSUPN Cipto
Mangunkusumo, diet mengurangi lemak hati prinsipnya mengatasi obesitas. Kurangi
konsumsi lemak jenuh yang, antara lain, pada minyak kelapa dan lemak hewani,
termasuk daging. Sebaliknya, tambah omega-3, di antaranya dari ikan tuna, salmon,
dan kembung.
https://doktersehat.com/perlemakan-hati-bisa-picu-kanker/

Mekanisme terjadinya kanker hati yaitu :


Peningkatan atau penurunan ekspresi protein sering terjadi pada kasus kanker
hepar. Protein yang mengalami upregulasi seperti COX-2 (Qiu dkk., 2002) , protein
siklus sel, faktor pertumbuhan, dan protein antiapoptosis (King, 2000) . Peningkatan
ekspresi dan atau mutasi pada N-ras juga ditemukan pada kanker hepar (Adjei,
2001). Selain itu juga terjadi aneuploidi dan perubahan genetik seperti mutasi p53
pada kanker hepar (Kim dan Wang, 2003).
Pada HCC telah diketahui adanya Ras yang termutasi, tetapi relative berbeda
dengan kanker lain seperti kanker colorectal (Macdonald dan Ford, 1997) . Ekspresi
Ras yang berlebihan ini dapat menaikkan jumlah Myc dalam semua kasus pada
HCC dan memberikan kesan bahwa 2 onkogen ini dapat bekerja sama satu dengan
yang lain (Macdonald dan Ford, 1997) . Gen tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya
infeksi virus Hepatitis B dan Hepatitis C. Hal ini memberi kesan bahwa gen tersebut
dapat diaktivasi oleh virus tersebut secara spesifik (Macdonald dan Ford, 1997) .
Studi kinetik kanker menemukan adanya berbagai jenis onkogen yang berperan
dalam karsinogenesis di hepar. Overekspresi N-ras dan c-myc oleh senyawa
karsinogen merupakan abnormalitas genetik yang sering terjadi pada kanker (Peters
dan Vousden, 1997). CYP1A2 di hepar telah diketahui dapat mengaktivasi senyawa
prokarsinogen (benzo(a)pyrene) menjadi intermediet reaktif yang berinteraksi
dengan nukleofil selular dan akhirnya memicu karsinogenesis dengan ditandai
terjadinya overekspresi N-Ras dan c-myc (Kawajiri et al., 1993).
Selain itu ditemukan insiden yang tinggi pada titik mutasi kodon spesifik di
p53 suatu tumor supresor gene, pada hepatoseluler yang secara epidemiologis
berkaitan dengan aflatoksin [16] (Underwood, 1996). Mutasi pada p53 merupakan
penyebab utama kasus kanker hepar di Asia Selatan dan Asia Tenggara (King,
2000) .

5. Antioksidan mana yang tepat untuk menekan ROS ( Reactive Oxygen


Spesies ) ?

Jawabannya :

Beberapa macam Reactive Oxygen Species (ROS) dan antioksidan yang


menetralkannya (Percival, 1998)
ROS Antioxidants

Radikal Hidroksil Vitamin C, glutation, flavonoid, asam lipoat


Radikal Superoksida Vitamin C, glutation, flavonoid, superoksida dismutase
Vitamin C, glutation, flavonoid, beta karoten, vitamin E,
Peroksida Hidrogen
asam lipoat
Peroksida Lipid Vitamin E, beta karoten, ubikuinon, flavonoid, glutation
peroksidase

Spesies oksigen reaktif ( ROS ) adalah spesies kimia reaktif kimia yang
mengandung oksigen. Contohnya termasuk peroksida , superoksida , radikal
hidroksil , oksigen singlet , dan alfa-oksigen .
Dalam konteks biologis, ROS dibentuk sebagai produk sampingan alami dari
metabolisme oksigen normal dan memiliki peran penting dalam pensinyalan sel dan
homeostasis . Namun, selama masa stres lingkungan (misalnya, paparan sinar UV
atau panas), kadar ROS dapat meningkat secara dramatis. Ini dapat menyebabkan
kerusakan signifikan pada struktur sel. Secara kumulatif, ini dikenal sebagai stres
oksidatif . Produksi ROS sangat dipengaruhi oleh respons faktor stres pada
tanaman, faktor-faktor ini yang meningkatkan produksi ROS meliputi kekeringan,
salinitas, pendinginan, defisiensi nutrisi, toksisitas logam, dan radiasi UV-B . ROS
juga dihasilkan oleh sumber eksogen seperti radiasi pengion.

Anda mungkin juga menyukai