Anda di halaman 1dari 7

PESONA SENI TARI TOPENG IBLIS ONIKENBAI DARI JEPANG DAN BARONGAN

DARI BANYUWANGI
Anisya Sheilanita – 19020104025
anisya.19025@mhs.unesa.ac.id

PENDAHULUAN
Seni merupakan suatu hal yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian
seni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah keahlian membuat karya yang
bermutu, dilihat darisegi kehalusan, keindahan dan sebagainya. Seni juga dapat
didefinisikan sebagai sebuah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti
tari, lukisan, ukiran, dan sebagainya. Menurut Aristoteles pengertian seni yaitu suatu bentuk
ungkapan dan penampilan yang tidak pernah menyimpang dari kenyataan, dan seni itu
meniru atau terinspirasi dari alam. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa seni itu
merupakan hasil keindahan sehingga dapat mempengaruhi perasaan seseorang yang
melihatnya, dan seni merupakan perbuatan manusia yang bisa mempengaruhi dan
menimbulakan persaan indah.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil, seni merupakan sebuah karya yang diciptakan
secara artistik, bisa berupa media visual, audio, atau kombinasi keduanya. Seni juga memiliki
fungsi untuk keperluan estetika, namun tidak hanya itu saja tetapi juga bisa memiliki
kegunaan bagi manusia. Pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi seni
sangat beragam dan tentu berbeda satu sama lain. Batasan-batasan seni memang kabur dan
tidak pasti, sehingga memunculkan perbedaan pendapat. Beberapa jenis-jenis seni yang kita
ketahui antara lain seni rupa, seni musik, seni tari, seni lukis, seni ukir, seni teater, dan seni
sastra.
Apa itu seni tari? Apakah seni onikenbai dan barongan memiliki kemiripan? Apakah
kedua kesenian ini memiliki perbedaan yang mendasar? Maka dari itu, penulis akan
menganalisis tetang seni tari tradisional yang berasal dari dua negara yang berbeda. Hasil
tulisan ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi orang yang ingin menulis dengan
topik yang sama atau sekedar mengetahui saja isi dari karya ini. Dengan demikian, penulis
menyusun makalah yang berjudul: PESONA TARI TOPENG IBLIS ONIKENBAI DARI JEPANG
DAN BARONGAN DARI INDONESIA. Karya tulis ini dibuat oleh penulis untuk menjelaskan

1
perbedaan dan kesamaan dari dua seni tari tradisional yang berasal dari dua negara yang
berbeda.

PEMBAHASAN
Dalam seni terdapat berbagai macam jenis, salah satunya yaitu seni tari. Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), seni tari adalah seni mengenai tari-menari atau
gerak-gerika yang berirama. Seni tari menurut Aristoteles yaitu, suatu gerak ritmis yang
dapat menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak. Menurut Parani, seni tari
adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola
individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide-ide tertentu. Drs. I Gede Ardika
berpendapat bahwa seni tari sebagai sesuatu yang dapat menyatukan banyak hal hingga
semua orang bisa menyesuaikan diri atau menyelaraskan gerakannya menurut gaya atau
cara masing-masing.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa seni tari merupakan seni yang
menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan wktu tertentu
untuk keperluan mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Perkembangan seni tari di
berbagai negara bisa dibilang cukup pesat, dapat dilihat dari banyaknya seni tari modern
yang eksis pada zaman saat ini. Banyak hal dalam seni tari yang dapat menarik peminatnya,
seperti gerakan tangan atau kaki, ekspresi wajah, musik, hingga busananya yang unik.
Selain seni tari modern ada juga seni tari tradisional. Seni tari tradisional sendiri
merupakan tarian yang mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang dan selalu
bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada. Beberapa tari tradisional masih digunakan
sebagai sarana upacara adat atau sebagai pertunjukkan demi menjaga kelestariannya.
Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 300 macam jenis tari tradisional yang tersebar
di 34 provinsi, diantaranya yang terkenal seperti tari kencak dari Bali, tari piring dari
Sumatra Barat, tari jaipong dari Jawa Barat, dan lain sebagainya. Setiap negara pasti
memiliki tari tradisional mereka sendiri seperti yang ada di Indonesia. Contohnya seperti di
negara Jepang, ada beberapa tarian tradisional yang cukup terkenal salah satunya bon odori,
kabuki, noh mai, dan lain sebagainya. Setiap tarian tradisional yang masih berkembang pasti
memiliki makna yang tersimpan di dalamnya. Seperti pesta penyambutan, ucapan terima
kasih atas panen yang melimpah, membersihkan desa dari bala atau bisa disebut dengan

2
tolak bala, menyambut roh nenek moyang, dan lainnya. Kali ini yang akan dibahas lebih
dalam adalah kesenian Onikenbai dari Jepang dan Barongan dari Banyuwangi, Indonesia.

ONIKENBAI
Kitakami (北上市) merupakan kota yang terletak di Prefektur Iwate, wilayah
Touhoku, Honshuu, Jepang. Menurut data pada 1 Oktober 2018, kota ini memiliki
populasi kisaran 92,447 dan kepadatan penduduk 211 orang per km 2 . Kota Kitakami
sendiri memiliki sejarah yang panjang dalam seni pertunjukan. Daerah ini juga
memiliki beberapa tarian tradisional yang unik, seperti Onikenbai, Kagura, dan Shishi
Odori. Diantara semua tarian tradisional tersebut, tarian Onikenbai yang paling
terkenal. Onikenbai sendiri memiliki arti Tarian Pedang Iblis. Ciri khas dari tarian
Onikenbai yaitu penarinya menngunakan topeng Oni (raksasa Jepang) serta
membawa sebuah pedang di tangan kiri dan sebuah kipas berwarna merah dan putih
di tangan kanan. Poin penting dari tarian ini adalah gerakan menghentak tanah,
layaknya seorang Oni yang membantu manusia untuk mengusir roh dari dalam
tanah. Tujuannya, agar panen para petani bisa berhasil dan melimpah.
Kota Kitakami sendiri memiliki festival yang hingga kini masih terus berjalan.
Salah satunya Festival Kitakami Michinoku, festival yang diadakan setiap tahunnya.
Festival di kota Kitakami ini menggabungkan berbagai hiburan rakyat dari daerah
sekitar hingga luar prefektur untuk dinikmati oleh warga setempat maupun
wisatawan yang sedang berkunjung. Pertunjukan yang paling populer diantaranya
adalah Onikenbai (tarian pedang iblis) dan Shishi Odori (tarian rusa). Festival ini juga
menyajikan parade kendaraan kuil dan pertunjukan kembang api.
Setiap hari jumat hingga minggu di minggu pertama tepatnya pada bulan
Agustus, kota Kitakami akan dimeriahkan oleh berbagai jenis pertunjukan rakyat
dalam Festival Kitakami Michinoku. Kurang lebihnya 100 pertunjukan memeriahkan
di seluruh penjuru kota Kitakami. Tarian Onikenbai dan tarian Shishi Odori
merupakan pertunjukan yang paling dinantikan oleh setiap orang. Dalam Onikenbai,
para penari bertopeng iblis menampilkan tarian yang berusia kurang lebih 1.300
tahun dari wilayah Kitakami dengan gagah berani. Untuk Shishi Odori sendiri para
penari akan menyanyi dengan memukul drum hingga menghasilkan sebuah
pertunjukan yang memikat penonton. Acara puncak dari festival ini sendiri yaitu

3
Malam Torokko-Nagashi (lampion gantung) dan diakhiri dengan pertunjukan
kembang api (花火大会) di tepi Sungai Kitakami.

BARONGAN
Banyuwangi, kota yang terletak di ujung timur pulau Jawa dan bersebrangan
dengan pulau Bali. Kota yang mendapat julukan Sunrise Of Java karena kita dapat
melihat pemandangan matahari terbit yang manawan dengan mudahnya. Di kota
inilah kesenian barongan terlahir. Lebih tepatnya di desa Kemiren, desa di mana
mayoritas masyarakatnya berisi suku asli Banyuwangi yaitu masyarakat suku Osing.
Menurut masyarakat Osing barong merupakan simbol kebersamaan. Karena kata
barong sendiri dalam bahasa Osing memiliki arti bersama atau kebersamaan. Barong
yang berasal dari desa ini biasa disebut dengan Barong Kemiren. Karena selain
barong Kemiren ada juga kesenian barong lainnya yang berasal dari Bali. Ada hal
yang bisa membedakan dari barong yang berasal dari dua tempat yang berbeda ini
yaitu dari bentuk fisiknya. Menurut seorang budayawan barong Bali lebih besar dan
tidak memiliki sayap, sedangkan barong Kemiren bentuknya sedikit lebih kecil dan
memiliki sayap di kedua sisi tubuhnya.
Barong Kemiren sendiri merupakan kesenian asli dari daerah Kemiren,
Glagah, Banyuwangi. Seorang budayawan yang bernama bapak Andi, bahwa barong
Kemiren merupakan hasil ciptaan asli warga Kemiren kuno. Beliau bernama Sanimah,
sekitar abad ke-16 barong kuno itu dibuat. Bentuk dari barong kuno itu jelek dan
buruk rupa. Barong kuno tersebut kemudian di wariskan kepada anaknya, Tompo.
Kemudian saat penjajahan Belanda, Tompo membawa barong itu menuju kota. Saat
perjalanan di kota, Tompo bertemu dua orang yang ahli membuat patung barong.
Lalu Tompo meminta kedua orang tersebut untuk membuat barong yang baru.
Perang telah usai Tompo kembali pulang ke desa Kemiren dengan membawa barong
yang baru dan diwariskan kepada Surtaman dan Samsuri.
Pendapat lain disampaikan oleh bapak Sucipto berpendapat bahwa sekitar
tahun 1647 pertama kali barong di buat. Mbah Tompo, beliaulah yang membuat
barong tersebut. Hingga kini barong tersebut masih ada dan usianya kisaran 361
tahun. Barong ini harus disimpan oleh keturunan Mbah Tompo sampai saat ini.

4
Ada secuil cerita atau legenda yang berkembang di masyarakat, dahulu
Barong Kemiren bermula ketika ada pertempuran dua bangsawan sakti dari Bali dan
Blambangan. Kedua bangsawan itu adalah Minak Bedawang dan Alit Sawung. Tidak
ada yang mengetahui apa penyebab atau alasan pasti keduanya terlibat
pertempuran yang hebat. Mereka terus saja bertarung tanpa henti dalam waktu
yang sangat lama. Walaupun mereka terus saja bertarung tak ada satupun dari
mereka yang terluka. Dalam pertarungan sengit ini mereka menggunakan wujud
sakti mereka yang benar-benar mengerikan, yaitu seekor harimau dan seekor burung
garuda. Suasana sangat menegangkan, bahkan suara mereka bertarung seperti suara
petir yang menggelegar. Ketika mereka sedang bertarung, muncullah suara yang
berasal dari langit. Suara itu berseru kepada mereka untuk menghentikan
pertempuran ini dan berdamai. Akhirnya keduanya berdamai dan wujud sakti
mereka melebur menjadi satu. Dari situlah barong tercipta. Itu juga alasan mengapa
masyarakat Osing menganggap barong sebagi simbol kebersamaan. Mereka
meyakini bahwa barong sangat sakral. Dibalik bentuk barong yang menakutkan ada
makna simbol yang berarti bagi masyarakat sekitar, bahkan semua orang yang
berada di kota Banyuwangi ini.
Kota Banyuwangi sendiri memiliki beberapa upacara adat yang masih
dilaksanakan hingga kini, salah satunya adalah Barong Ider Bumi. Upacara adat
Barong Ider Bumi hanya diselenggarakan di desa Kemiren. Barong Ider Bumi sendiri
merupakan upacara adat bersih desa yang dipercayai oleh masyarakat untuk tolak
bala dan permohonan kesuburan kepada Sang Maha Kuasa. Upacara adat bersih
desa ini dilaksanakan setiap tanggal 2 syahwal yaitu jatuh pada saat hari kedua idhul
fitri yang dilakukan oleh masyarakat suku Osing. Tradisi ini dimulai pukul 14.00 WIB
dan diakhiri pukul 17.00 WIB. Waktu pelaksanaan harus tepat karena masyarakat
Osing pantang melakukan tradisi ini di luar waktu tersebut, dipercaya akan
mendatangkan bencana atau musibah bagi masyarakat. Jika waktunya digeser saja
bisa mendatangkan kematian pada keluarga yang melestarikan barong, dan yang
terburuknya hal itu pernah terjadi. Pelaksanaanya dimulai dengan melakukan ritual
bersih desa, kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan barong mengelilingi desa
sesuai rute yang telah ditentukan dan diakhiri dengan selametan atau syukuran
bersama seluruh warga Kemiren. Upacara adat Barong Ider Bumi ini juga masuk

5
dalam list festival tahunan di kota Banyuwangi berseta acara-acara besar lainnya,
walaupun sejak dahulu selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Tahun ini pelaksanaan
Barong Ider Bumi jatuh pada hari Jum’at tanggal 14 Mei 2021.
Saat ini barong Kemiren tidak hanya sebagai salah satu kesenian Banyuwangi
yang bersifat sakral, namun juga bersifat sebagai hiburan. Karena dahulu kala barong
Kemiren hanya ada atau digelar pada saat-saat tertentu saja, misalnya pada upacara
bersih desa. Untuk barong yang bersifat hiburan digunakan ketika ada karnaval
tahunan yang diselenggarakan oleh pemkot, acara penyambutan tamu atau acara-
acara penting, bahkan saat mayarakat menyelenggarakan acara khitanan biasanya
barong akan tampil untuk mengibur para tamu dengan atraksinya yang keren namun
sedikit berbahaya. Kasenian barong Kemiren biasanya diiringi oleh beberapa alat
musik seperti kendang, gong, kecrek, dan kethuk.

Walaupun berbeda negara terkadang kesenian memiliki kemiripan satu sama lain.
Seperti halnya pada kesenian Onikenbai dan Barongan. Kedua kesenian ini memiliki makna
yang hampir sama yaitu berdoa untuk kelancaran para petani dalam bertani, agar hasil yang
akan dipanen berhasil dan melimpah. Selain makna, Onikenbai dan Barongan juga memiliki
fungsi sebagai hiburan saat festival tahunan digelar pada masing-masing daerah tentu
dengan sangat meriah. Tidak hanya kemiripan saja keduanya juga pasti memiliki perbedaan
yang menonjol, dilihat dari sejarahnya saja sudah jelas perbedaannya. Lalu bentuk kostum
yang digunakan, musik, serta gerakan saat beraksi.

PENUTUP
Seni sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dengan berbagai macam seni
yang ada membuat setiap daerah bahkan negara memiliki ciri khasnya tersendiri. Walaupun
memiliki makna atau nama yang sama bukan berarti semuanya sama. Setiap kesenian pasti
memiliki pesona yang berbeda-beda untuk memikat peminatnya. Tentu saja ada perbedaan
yang mendasar untuk membedakan kesenian satu dengan yang lainnya. Seperti kesenian
Onikenbai yang berasal dari Kota Kitakami, Jepang. Seni tari topeng iblis yang sangat
terkenal di kota itu dengan ciri khas gerakannya yang menghentak tanah. Sama halnya
dengan kesenian Barongan yang berasal dari Kota Banyuwangi, Indonesia. Seni tari topeng
iblis yang memiliki ciri khas wajah yang menakutkan serta memiliki sayap dikedua sisi

6
badannya. Pesona yang disuguhkan sangat beragam dan menarik untuk diketahui lebih
lanjut. Keduanya memiliki kemiripan dalam tujuan diadakannya kesenian tersebut yaitu
berdoa demi kelancaran dalam bercocok tanam. Pada zaman saat ini kesenian tradisional
harus terus dilestarikan agar tidak punah dan bisa terus dinikmati oleh generasi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

(t.thn.). Dipetik June 3, 2021, dari Banyuwangitourism:


https://banyuwangitourism.com/festival/barong-ider-bumi

(2018, 11 11). Dipetik June 3, 2021, dari City Population:


https://www.citypopulation.de/en/japan/iwate/

(2021, May 11). Dipetik June 3, 2021, dari The Official Kitakami Guide:
https://www.city.kitakami.iwate.jp/foreignsite/English/TorismandProducts/12606.ht
ml

Adhika Mula Sari, S. S. (t.thn.). DINAMIKA UPACARA ADAT BARONG IDER BUMI SEBAGAI
OBJEK WISATA BUDAYA USING DI DESA KEMIREN KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN
BANYUWANGI TAHUN 1830-2014.

Edy Hariyadi, T. M. (2020). BARONG IDER BUMI: MEMAKAI NILAI-NILAI RITUAL DALAM
DINAMIKA PERADABAN.

Lukman, T. F. (t.thn.). PERKEMBANGAN KESENIAN BARONG DI DESA KEMIREN KABUPATEN


BANYUWANGI.

Muhammad Agung Pranomo P, B. S. (2019). Barong Using: Optimalisasi Seni Pertunjukan


Barong Sebagai Objek Pariwisata Budaya Using Tahun 1996-2018.

Anda mungkin juga menyukai