Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

PEROSES PEMBELAJARAN DARING/LURING

SD NEGERI 7 PENYARINGAN

DISDIKPORA KABUPATEN JEMBRANA


UPT DISDIKPORA KECAMATAN MENDOYO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  dipersembahkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa , atas rahmat
dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan Program Supervisi Tahun
2021/2022 pada SD Negeri 7 Penyaringan.
Program Supervisi Tahun 2021/2022 pada SD Negeri 7 Penyaringan ini disusun
dengan latar belakang tuntutan untuk memenuhi implementasi salah satu kompetensi yang
harus dikuasai dan dilaksanakan seorang Kepala Sekolah yaitu Kompetensi Supervisi.
Pogram Supervisi tahun 2021/2022 ini meliputi Supervisi Manajerial dan Supervisi
Akademis. Supervisi Akademis dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sedangkan Supervisi Manajerial
dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan administrasi sekolah.
Harapan kami semoga Program Supervisi Tahun Pelajaran 2021/2022 dapat
terlaksana dengan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas pengelolaan setiap unit kegiatan  dan administrasi sekolah.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Program
Supervisi Tahun 2021/2022 ini terutama Pengawas Pembina yang memberi masukan bagi
terwujudnya Program Supervisi ini.

Penyaringan, 19 Juni 2020


Plt. Kepala SD Negeri 7 Penyaringan

I Nyoman Marhenda, S.Pd


NIP. 19651231 198804 1 015
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................


KATA PENGANTAR   ................................................................................................
DAFTAR ISI  .................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................


            A. Latar Belakang ..............................................................................................
            B. Landasan Hukum ............................................................................................
            C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II. PEMANTAUAN (MONITORING) ............................... ................................


A. Peroses Pemantauan ....................................................................................
1. Tahap Perencanaan ................................................................................
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................................
B. Teknik Monitoring .......................................................................................

BAB III. SUPERVISI


A. Teknik Supervisi Akademik ........................................................................
1. Teknik Supervisi individual ………………………………………….
2. Teknik Supervisi Kelompok ………………………………………….
            B. Sasaran Kegiatan .........................................................................................
            C. Waktu Pelaksanaan .......................................................................................

BAB VI. EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT..................................


A. Evaluasi ........................................................................................................
B. Pelapuran ......................................................................................................
C. Tindak Lanjut ...............................................................................................

LAMPIRAN
1. Teknik pemantauan
2. Jadwal supervisi
3. Instrument penilaian RPP
4. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran
5. pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah
harus menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas : kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan
kompetensi sosial.
Penjabaran kompetensi supervisi pada intinya adalah supervisi akademis dimana
langkah-langkah yang dilakukan adalah merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti
hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya.
Mencermati hasil analisis Program Supervisi Tahun 2016/2017 pada SD Negeri 7
Penyaringan secara umum ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki bagi
peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus peningkatan profesionalisme guru,
seperti : pengembangan indikator dan materi pembelajaran, penggunaan metode
pembelajaran yang belum variatif, lemahnya penguasaan guru dalam model-model
pembelajaran aktif , dan sebagainya.
Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai
Supevisor/Penyelia maka perlu disusun program supervisi yang secara menyeluruh dan
sistematis menjabarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan serta apa tindak lanjut dari
hasil supervisi setelah kegiatan dilakukan agar terjadi perbaikan yang signifikan dalam
kegiatan akademis di SD Negeri 7 Penyaringan.

B. Landasan Hukum.

1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi  Kepala Sekolah / Madrasah
5. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
6. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
11. Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan
Pelaksanaan Pembelajaran
12. Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Langkah
Pencegahan Covid 19 pada Satuan Pendidikan
13. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pendidikan dalam Masa Darurat Covid 19

C. Tujuan.
Secara umum tujuan monitoring dan supervisi proses pembelajaran bagi guru pada
satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka menjamin mutu proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar terlaksana
monitoring proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Secara rinci, tujuan monitoring dan supervisi pembelajaran adalah pengawas
diharapkan dapat: 1) memahami berbagai metode supervisi dan mampu mempraktikkannya
dalam membina kepala sekolah/guru, 2) memahami teknik-teknik supervisi dan mampu
mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 3) memahami prinsip-prinsip
supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, dan 4)
mengembangkan metode dan taknik supervisi sesuai dengan karakteristik permasalahan
sekolah/guru yang dihadapi.
Manfaat ditetapkannya standar monitoring proses pembelajaran untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai: 1) pedoman umum bagi pengawas dan
kepala sekolah dalam menyelenggarakan monitoring kegiatan pembelajaran di setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah, 2) dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pembelajaran di
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, dan 3) petunjuk bagi masyarakat atas peran
sertanya dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawas program pembelajaran
di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah.
Penyusunan Program Supervisi Tahun 2021/2022 pada SD Negeri 7 Penyaringan ini
bertujuan sebagai berikut :
1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SD Negeri 7
Penyaringan
2. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pendidik
3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang
bermuara pada peningkatan kualitas tamatan.
4. Selain supervisi akademis , program supervisi ini juga dilengkapi dengan
supervisi manajerial pada setiap unit kegiatan di lingkungan SD Negeri 7
Penyaringan yang merupakan supervisi internal dalam rangka meningkatkan
kualitas pengelolaan unit kegiatan dan administrasi sekolah
BAB II
PEMANTAUAN

A. Proses Pemantauan
Monitoring dan supervisi pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu
pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah
tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Monitoring dan supervisi perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan
keberlanjutan.
Metode supervisi pembelajaran terdiri dari supervisi individual dan sipervisi
kelompok. Supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3)
pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.
Supervisi pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk untuk membina
guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Upaya supervisi pembelajaran pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama
semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak, kewajiban warga negara,
orangtua, masyarakat, dan pemerintah.

1 Tahap Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan
media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas Tema, Subtema, Muatan pelajran
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
f. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
h. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
i. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Komponen
Utama RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
e. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
f. penilaian hasil pembelajaran.
g. Dan diintegrasikan dengan Kemampuan 4C, HOTS, Literasi dan Karakter.
Prinsip Penyusunan RPP Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip
prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas
belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
c. Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik)
mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara
utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas,
gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada
aspek sikap. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket
sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat
proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat:
tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi
proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
B. Teknik Monitoring
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan.
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan
guna peningkatan mutu secara berkelanjutan.
2. Sistem dan Entitas Pengawasan Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala
sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan.
a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan
pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi
akademik dan supervise manajerial.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui
antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain,
pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. 15
d. Tindak Lanjut Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: 1)
Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar; dan 2) pemberian kesempatan kepada guru
untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
BAB III
SUPERVIS
A. Teknik Supervisi Akademik
1.   Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi  perseorangan terhadap
guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini
dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor  datang ke kelas untuk mengobservasi guru
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya
perlu diperbaiki.
 Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas,
(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung,
(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

b.   Kunjungan Observasi (Observation Visits)


Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi
dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-
siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi
metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode
dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi melalui tahap:  persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian
hasil observasi;dan tindak lanjut.
Dalam rangka melakukan observasi, seorang  supervisor hendaknya telah
mempersiapkan  instrumen observasi,  menguasai masalah dan tujuan supervisi.
c.    Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran
antara supervisor dan guru.
Tujuannya adalah:
(1)   mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
(2)   meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan
(3)   memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan)
individual sebagai berikut.
(1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan  di dalam
kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
(2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala
sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
(3) Causal-conference. yaitu percakapan individual yang bersifat informal,  yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
(4) Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Hal yang dilakukan  Supervisor dalam pertemuan individu :
(1) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
(2) mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
(3) memberikan pengarahan, dan
(4) menyepakati berbagai solusi  permasalahan dan menindaklanjutinya.

d.   Kunjungan Antar Kelas


Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke   kelas yang lain di sekolah itu
sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara
melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai   berikut.
(1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.
(6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam bentuk
percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
(7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

2.  Supervisi Kelompok


Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan
hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan
berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru  diberikan layanan supervisi sesuai dengan
permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi  kelompok, terdapat
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah
menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk
mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-
rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain
melibatkan KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.
(2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat
diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di
dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
(3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan
melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu.
Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau
wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

B. Sasaran Kegiatan
  Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk
supervisi :

1. Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-


masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek
yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik
sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit
Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

C. Waktu Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2021/2022 disusun
dengan mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas Jadwal Pelaksanaan
Supervisi Akademis Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi Akademis Semester Genap.
Jadwal selengkapnya terlampir
BAB IV
EVALUASI PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. EVALUASI

Dalam supervisi seorang pengawas/supervisor melakukan penilaian atas kinerja


guru dalam kegiatan pembelajaran, misalnya apakah instrument rencana kegiatan
pembelajaran yang disusun oleh guru telah memenuhi kriteria perumusan perencanaan yang
sesuai dengan ketentuan BSNP atau tidak, melaksanakan kegiatan pembelajaran terkini
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi atau tidak, serta menilai
hasil pembelajaran dan lain-lain sebagainya.
Menurut Nur Aedi, pengawas melakukan penilaian atas kinerja guru dalam hal-hal
sebagai berikut[:
a)  Merencanakan pembelajaran
b)  Melaksanakan pembelajaran
c)  Menilai hasil pembelajaran
d)  Membimbing dan melatih peserta didik
e) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai
dengan beban kerja guru.
Seorang guru harus menyusun  suatu rencana program  kegiatan belajar dengan
mempersiapkan beberapa intrumen yang dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam kegiatan pembelajaran, agar kegiatan tersebut berlangsung secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Menurut Dr. Kunandar, “program atau perencanaan yang harus disusun oleh guru
sebelum melakukan pembelajaran antara lain: (1) program tahunan, (2) program semester,
(3) silabus, dan (4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)”.[8]
Program tahunan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang
akan dikaukan guru selama satu tahun pelajaran, misalnya berapa jumlah minggu efektif
dan berapa jumlah minggu tidak efektif dalam satu tahun pelajaran, yang penyusunannya
harus disesuaikan dengan Kalender Pendidikan.
Sedangkan pelaksanaan pembelajaran harus disesuaikan  dengan rencana program
yang telah dirumuskan dalam Silabus dan RPP. Oleh karena itu, jika perumusan
perencanaan yang baik dan pelaksanaan pembelajaran yang baik sesuai dengan rencana,
maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran guru harus benar-benar melaksanakan rencana program tersebut, misalnya
memulai pembelajaran dengan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran adalah melakukan
penilaian terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dilakukan ketika
pendahuluan untuk mengukur tingkat kemampuan yang dimiliki siswa terhadap kompetensi
yang akan dipelajari, penilaian ketika sedang proses, dan penelaian diakhir kegiatan
pembelajaran.
Guru juga harus membimbing dan melatih siswa yang mengalami hambatan belajar,
agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara mandiri untuk menyelesaikan semua
kompetensi yang telah dipelajari, membangkitkan minat siswa agar ia dapat beradaptasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik. Di samping itu guru harus melaksanakan
tugas-tugas tambahan yang dibebankan kepadanya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.Hal-hal inilah yang menjadi focus penilaian seorang pengawas terhadap guru dalam
melakukan kegiatan supervise akademik di sekolah.

B. PELAPORAN

Laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan, dan pelaporan berarti perihal
melaporkan. Laporan hasil  supervisi   merupakan media yang digunakan oleh pengawas
untuk mengkomunikasikan hasil supervisi manajerial maupun supervisi   akademik kepada
pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak lain yang berkepentingan untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
Pelaporan hasil supervisi manajerial dan  supervisi   akademik kepada pihak-pihak
yang berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaan pengawas
terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut. Penerimaan dan perhatian pihak
yang berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil supervisi, serta tindak lanjut
terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran kesuksesan supervisi manajerial
dan supervisi  akademik.
Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran, kecermatan,
kredibilitas ,  efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi
sekolah. Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan tersebut telah
dilaksanakan sesuai dengan  ketentuan,  standar ,  rencana, atau  norma  yang telah
ditetapkan. Laporan  juga menginformasikan hasil penilaian kemajuan suatu
program/kegiatan. 
Dari berbagai pendapt yang telah dikemukakan di atas, kami menyimpulkan bahwa
laporan supervisi itu perlu dilaksanakan dengan baik, karena tujuan dilakukannya supervisi
adalah untuk membantu guru meningkatkan kompetensi pedagogic dan kemampuan
profesionalnya untuk tercapainya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.
C. TINDAK LANJUT
Salah satu  tindakan yang dilakukan dalam  supervisi   akademis adalah
membandingkan antara kondisi objektif pelaksanaan tugas pokok guru dengan standar yang
telah ditetapkan sesuai dengan tututan regulasi yang berlaku. Hasil supervisi   ditindak
lanjuti dengan pemberian  feed back    yang berfungsi untuk memperbaiki kinerja guru agar
dapat memperkecil kesenjangan antara kondisi objektif dengan tuntutan satndar (regulasi).
Tujuan pemberian  feed back    dalam pelaksanaan supervisi   akademik antara lain : (1)
peningkatan kualitas  proses pembelajaran, (2) mendukung peran pengawas sekolah sebagai
inovator, fasilitator, motivator, inisiator, dan inspiratory. Salah satu model yang dapat
digunakan atau dijadikan alternative dalam pemberian  feed back   yaitu melalui
model  GROW ME.  Model  GROW  dapat berfungsi untuk mengembangkan   kompetensi
guru secara mandiri. 

Anda mungkin juga menyukai