SD NEGERI 7 PENYARINGAN
Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa , atas rahmat
dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan Program Supervisi Tahun
2021/2022 pada SD Negeri 7 Penyaringan.
Program Supervisi Tahun 2021/2022 pada SD Negeri 7 Penyaringan ini disusun
dengan latar belakang tuntutan untuk memenuhi implementasi salah satu kompetensi yang
harus dikuasai dan dilaksanakan seorang Kepala Sekolah yaitu Kompetensi Supervisi.
Pogram Supervisi tahun 2021/2022 ini meliputi Supervisi Manajerial dan Supervisi
Akademis. Supervisi Akademis dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sedangkan Supervisi Manajerial
dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan administrasi sekolah.
Harapan kami semoga Program Supervisi Tahun Pelajaran 2021/2022 dapat
terlaksana dengan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas pengelolaan setiap unit kegiatan dan administrasi sekolah.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Program
Supervisi Tahun 2021/2022 ini terutama Pengawas Pembina yang memberi masukan bagi
terwujudnya Program Supervisi ini.
LAMPIRAN
1. Teknik pemantauan
2. Jadwal supervisi
3. Instrument penilaian RPP
4. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran
5. pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah
harus menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas : kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan
kompetensi sosial.
Penjabaran kompetensi supervisi pada intinya adalah supervisi akademis dimana
langkah-langkah yang dilakukan adalah merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti
hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya.
Mencermati hasil analisis Program Supervisi Tahun 2016/2017 pada SD Negeri 7
Penyaringan secara umum ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki bagi
peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus peningkatan profesionalisme guru,
seperti : pengembangan indikator dan materi pembelajaran, penggunaan metode
pembelajaran yang belum variatif, lemahnya penguasaan guru dalam model-model
pembelajaran aktif , dan sebagainya.
Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai
Supevisor/Penyelia maka perlu disusun program supervisi yang secara menyeluruh dan
sistematis menjabarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan serta apa tindak lanjut dari
hasil supervisi setelah kegiatan dilakukan agar terjadi perbaikan yang signifikan dalam
kegiatan akademis di SD Negeri 7 Penyaringan.
B. Landasan Hukum.
C. Tujuan.
Secara umum tujuan monitoring dan supervisi proses pembelajaran bagi guru pada
satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka menjamin mutu proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar terlaksana
monitoring proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Secara rinci, tujuan monitoring dan supervisi pembelajaran adalah pengawas
diharapkan dapat: 1) memahami berbagai metode supervisi dan mampu mempraktikkannya
dalam membina kepala sekolah/guru, 2) memahami teknik-teknik supervisi dan mampu
mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 3) memahami prinsip-prinsip
supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, dan 4)
mengembangkan metode dan taknik supervisi sesuai dengan karakteristik permasalahan
sekolah/guru yang dihadapi.
Manfaat ditetapkannya standar monitoring proses pembelajaran untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai: 1) pedoman umum bagi pengawas dan
kepala sekolah dalam menyelenggarakan monitoring kegiatan pembelajaran di setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah, 2) dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pembelajaran di
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, dan 3) petunjuk bagi masyarakat atas peran
sertanya dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawas program pembelajaran
di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah.
Penyusunan Program Supervisi Tahun 2021/2022 pada SD Negeri 7 Penyaringan ini
bertujuan sebagai berikut :
1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SD Negeri 7
Penyaringan
2. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pendidik
3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang
bermuara pada peningkatan kualitas tamatan.
4. Selain supervisi akademis , program supervisi ini juga dilengkapi dengan
supervisi manajerial pada setiap unit kegiatan di lingkungan SD Negeri 7
Penyaringan yang merupakan supervisi internal dalam rangka meningkatkan
kualitas pengelolaan unit kegiatan dan administrasi sekolah
BAB II
PEMANTAUAN
A. Proses Pemantauan
Monitoring dan supervisi pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu
pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah
tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Monitoring dan supervisi perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan
keberlanjutan.
Metode supervisi pembelajaran terdiri dari supervisi individual dan sipervisi
kelompok. Supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3)
pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.
Supervisi pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk untuk membina
guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Upaya supervisi pembelajaran pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama
semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak, kewajiban warga negara,
orangtua, masyarakat, dan pemerintah.
1 Tahap Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan
media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas Tema, Subtema, Muatan pelajran
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
f. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
h. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
i. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas
belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
c. Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik)
mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara
utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas,
gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada
aspek sikap. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket
sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat
proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat:
tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi
proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
B. Teknik Monitoring
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan.
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan
guna peningkatan mutu secara berkelanjutan.
2. Sistem dan Entitas Pengawasan Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala
sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan.
a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan
pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi
akademik dan supervise manajerial.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui
antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain,
pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. 15
d. Tindak Lanjut Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: 1)
Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar; dan 2) pemberian kesempatan kepada guru
untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
BAB III
SUPERVIS
A. Teknik Supervisi Akademik
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap
guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini
dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya
perlu diperbaiki.
Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas,
(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung,
(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
B. Sasaran Kegiatan
Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk
supervisi :
C. Waktu Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2021/2022 disusun
dengan mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas Jadwal Pelaksanaan
Supervisi Akademis Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi Akademis Semester Genap.
Jadwal selengkapnya terlampir
BAB IV
EVALUASI PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
A. EVALUASI
B. PELAPORAN
Laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan, dan pelaporan berarti perihal
melaporkan. Laporan hasil supervisi merupakan media yang digunakan oleh pengawas
untuk mengkomunikasikan hasil supervisi manajerial maupun supervisi akademik kepada
pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak lain yang berkepentingan untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
Pelaporan hasil supervisi manajerial dan supervisi akademik kepada pihak-pihak
yang berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaan pengawas
terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut. Penerimaan dan perhatian pihak
yang berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil supervisi, serta tindak lanjut
terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran kesuksesan supervisi manajerial
dan supervisi akademik.
Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran, kecermatan,
kredibilitas , efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi
sekolah. Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan tersebut telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar , rencana, atau norma yang telah
ditetapkan. Laporan juga menginformasikan hasil penilaian kemajuan suatu
program/kegiatan.
Dari berbagai pendapt yang telah dikemukakan di atas, kami menyimpulkan bahwa
laporan supervisi itu perlu dilaksanakan dengan baik, karena tujuan dilakukannya supervisi
adalah untuk membantu guru meningkatkan kompetensi pedagogic dan kemampuan
profesionalnya untuk tercapainya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.
C. TINDAK LANJUT
Salah satu tindakan yang dilakukan dalam supervisi akademis adalah
membandingkan antara kondisi objektif pelaksanaan tugas pokok guru dengan standar yang
telah ditetapkan sesuai dengan tututan regulasi yang berlaku. Hasil supervisi ditindak
lanjuti dengan pemberian feed back yang berfungsi untuk memperbaiki kinerja guru agar
dapat memperkecil kesenjangan antara kondisi objektif dengan tuntutan satndar (regulasi).
Tujuan pemberian feed back dalam pelaksanaan supervisi akademik antara lain : (1)
peningkatan kualitas proses pembelajaran, (2) mendukung peran pengawas sekolah sebagai
inovator, fasilitator, motivator, inisiator, dan inspiratory. Salah satu model yang dapat
digunakan atau dijadikan alternative dalam pemberian feed back yaitu melalui
model GROW ME. Model GROW dapat berfungsi untuk mengembangkan kompetensi
guru secara mandiri.