Tugas 1 Penelitian
Tugas 1 Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang
anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik
motorik, akal pikiran, emosi dan sisoal yang tepat agar anak tumbuh dan
salah satu aktivitas yang dapat mencerdaskan seseorang. Orang yang rajin
cerdas dan berbeda dengan orang yang tidak suka membaca. Maka, tidak heran
jika membaca ibarat sebuah jendela dalam rumah. Artinya, membaca merupakan
jendela pengetahuan bagi siapa saja yang rajin membaca. Dengan membaca,
Tahun 2003 tentang system pendidikan anak usia dini adalah upaya yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
1
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),
hlm.88
2
Cahyo Agus N, Berbagai Cara Latihan Otak Dan Dan Daya Ingat Dengan Menggunakan
Berbagai Media Audio Visual, (Yogyakarta: DIVA Pres, 2011), hlm.30
2
Anak pada usia dini memiliki kemampuan belajar luar biasa khususnya
pada masa awal kanak-kanak. Anak belajar dengan seluruh panca inderanya untuk
memahami sesuatu dan dalam waktu singkat anak berlatih ke hal lain untuk
anak bereksplorasi.
dan menjadi memiliki ilmu pengetahuan luas, bijaksana, dan memiliki nilai-nilai
lebih dibandingkan dengan orang yang tidak membaca sama sekali, sedikit
membaca atau hanya membaca bacaan tidak berkualitas. Baca atau membaca
berbagai simbol. Simbol dapat berupa rangkaian huruf-huruf, dalam suatu tulisan
dilakukan orang tua dan guru adalah memiliki media atau sarana yang dapat
3
Luluk Asmawati, Perencanaan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA,2014),hlm.31
4
http:// blogspot. Co.id/2013/07 Upaya-Meningkatkan-Minat-baca-melalui.html?m=1,
Diunduh pada tanggal 23 November 2016, jam 17:14
3
penting. Membaca merupakan sarana utama bagi seorang anak untuk mengasah
memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik (utamanya guru dan orangtua
atau keluarga). Sebagaimana sabda nabi yang artinya “menuntut ilmu itu wajib
kesemuanya ini dapat diperoleh dari berbagai sumber baik melalui bahan bacaan,
Dalam rangka untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu adanya usaha
yang harus dilakukan secara bertahap. Karena membaca merupakan proses yang
Dari 20 anak yang berhasil hanya 6 anak, baru mencapai 28%. Itu yang terjadi di
Oleh karena itu usaha awal yang harus ditempuh guru Raudhatul Athfal
Darma Bakti Karang Sari membentuk kebiasaan dan kegemaran membaca melalui
4
media yang dipilih dengan tujuan anak dapat tertarik minat bacanya sejak dini.
Media itu adalah gambar agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan tentunya
membaca siswa di Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari dengan melakukan
Artinya: “bacalah dengan “menyebut” nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
bacalah dan tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahui”. (QS. Al-Alaq ayat 1-5).5
Pendidikan merupakan usaha sadar oleh orang dewasa atau pendidik untuk
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
5
As salamah “Qur’an terjemah As Salamah, Asy Syifa’, Semarang. Hlm 1403
6
Supardi, Syah Darwyan, Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media, 2010), hlm.6
5
pendidikan dasar.
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar , sehingga
disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk
belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia
dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus
berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan didik secara baik
dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya,
baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan
emosional.
pengetahuannya agar siap menjadi manusia seungguhnya. Dalam hal ini membaca
merupakan cara untuk mendapatkan informasi karena pada saat membaca maka
seluruh aspek kejiwaan manusia terlibat dan ikut serta bergerak. Hasilnya, otak
yang merupakan pusat koordinasi pun bekerja keras menemukan hal-hal baru
yang akan menjadi pengisi memori otak sekaligus menjadi bekal pertumbuhan.
Raudhatul Athfal sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan amak usia
sambil belajar dan belajar seraya bermain. Bermain adalah bagian integral dalam
kehidupan setiap anak dan merupakan cara yang paling baik untuk
meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang
alat bermain, gambar atau stiker dan permainan yang tersedia di Raudhatul Athfal
serta disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik anak usia dini.
karena pendidikan usia dini merupakan awal atau permulaan anak belajar
membaca. Anak usia dini umumnya enggan untuk membaca sesuatu yang bersifat
abstrak. Selain itu tuntutan orangtua yang menginginkan anak cepat bias
cara yang digunakan oleh guru adalah dengan menggunakan media yang dapat
merangsang minat baca anak didik dalam membaca. Media yang dapat digunakan
7
salah satunya adalah media gambar. Media gambar adalah media yang berupa
gambar yang disertai kata-kata atau kalimat dibawahnya. Dengan adanya gambar
tersebut, maka anak didik akan terangsang untuk mengetahui maksud gambar
tersebut dan mencoba membaca kata-kata dan kalimat yang ada. Jadi, membaca
adalah kemampuan yang harus dikuasai oleh anak sejak dini. Banyak cara yang
dengan menggunakan media, yaitu media gambar. Hal ini secara tidak langsung
akan tertinggal dan mengendap dalam memeori anak, sehingga suatu ketika saat
Untuk memahami minat baca siswa Raudhatul Athfal Darma Bakti, peneliti
memaparkan tabel hasil prasurvei tingkat minat baca anak melalui pembelajaran
Tabel 1.1
Penilaian Kreativitas
N0 Nama Anak
BB MB BSH BSB
1 Audi Tamarasari V
2 Ahmad Ihsan V
3 Azkiya Nuraini V
4 Bisma Prayoga V
5 Dutra Prasetya V
6 Diana Lailatussifa V
7
Ara, Berlatih Membaca Lewat Gambar, (Jogjakarta: DIVA Kids,2016), hlm.2
8
8 Hana Christanti V
9 Imanuel David P. V
12 Marvel Alviansyah V
15 Melisa Lindawati V
17 Nova Rihadathul V
18 Rafi Maulana V
20 Reza Afandi V
anak dalam pembelajaran membaca masih kurang baik, dari 20 siswa yang
nampak memiliki minat baca hanya enam siswa, jika diprosentasekan menjadi
28%. Hal ini juga mungkin tidak hanya terjadi pada Raudhatul Athfal Darma
8
Hasil Rekam Data Dari Observasi Peneliti Pada Tanggal, 4 Maret 2018
9
membaca. Seseorang akan menemukan banyak hal di luar dirinya termasuk ragam
pengetahuan sehingga membuat orang tersebut cerdas. Jika diteruskan, maka akan
berlaku sebaliknya. Bahwa orang yang tidak suka membaca ibarat seperti katak
dalam tempurung. Orang tersebut hanya tahu segala sesuatu yang ada di dalam
berbeda halnya dengan orang yang rajin membaca. Karena, membaca ibarat
jendela dunia, maka meski di dalam rumah ia dapat melihat berbagai keadaan di
tertinggi dari otak manusia dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar
melibatkan sejumlah proses yang kompleks. Setidaknya ada delapan aspek yang
bekerja saat kita membaca, yaitu aspek sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan
kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi. Kedelapan aspek ini
Anak-anak usia dini pada khususnya di Raudhatul Athfal Darma Bakti juga
masih memeiliki daya minat baca yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari proses
9
Hasil Pengamatan peneliti selama melakukan observasi lapangan, dari tanggal 1 Maret –
16 Maret 2018
10
Cahyo, Agus N. Op. Cit. hlm.31-32
10
kegiatan belajar mengajar sehari-hari dimana anak masih enggan dalam kegiatan
membaca di papan tulis atau di buku yang hanya monoton dan tidak menarik.
Diperkuat dengan penjelasan tabel hasil pra survei di atas, menunjukkan salah
satu dari rendahnya minat baca dan memahami isi/tulisan bacaan yang diberikan
pendidik.
monoton tidak mengetahui atau tidak memiliki berbagai variasi metode, teknik,
digunakan selalu sama atau tidak pernah berubah, maka tak heran jika guru yang
penggunaan media pembelajaran saat proses belajar mengajar yaitu dengan media
pembelajaran dapat diartikan sebagai metode atau teknik yang menggunakan alat
atau bahan guna memberikan pemahaman kepada murid dalam kegiatan belajar
11
Rahman, Masykur Arif, Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, (Jogjakarta: DIVA Pres, 2011) hlm.54
12
Indriani Dina, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, (Jogjakarta: DIVA Pres,
2011) hlm.176
13
Rahman, Maskuri Arif. Op. Cit. hlm.179
11
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari. Penelitian ini dikenakan pada anak
dengan jumlah kelas B 20 anak di Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari.
D. Rumusan Masalah
batasan masalah, maka rumusan masah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
gambar?
E. Tujuan Penelitian
gambar.
gambar.
F. Manfaat Penelitian
pembelajaran bahasa
sehari-hari
membaca
profesionalsme keguruan
14
BAB II
KAJIAN TEORI
pertama, anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir
sampai usia delapan tahun (0-8).14 Sedangkan devinisi yang kedua, menurut
14 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak usia dini adalah anak yang
berusia nol sampai enam tahun atau delapan tahun yang mengalami
Dalam masa ini anak membutuhkan bimbingan yang tepat dalam tumbuh
14
Susilowati, Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar,
(Surakarta: Cahaya Media, 2010), hlm.11
15
UU RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 Butir 14
15
pemikirannya yang masih sempit. Maka anak belum mampu memahami arti
Relasi sosial yang primitiv merupakan akibat dari sifat egosentis naif.
Cirri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara
dirinya dengan keadaan lingkungan sosialnya. Anak pada masa ini hanya
memiliki minat terhadap benda-benda atau peristiwa yang sesuai dengan daya
keinginannya sendiri.
Anak belum dapat membedakan antara dunia lahiriyah dan batiniah. Isi
lahiriyah dan batiniah masih merupakan satu kesatuan yang utuh. Penghayatan
dan jujur baik dalam mimik, tingkah laku maupun pura-pura, anak
16
Marsudi, Saring, Permasalahan dan Bimbingan Di Taman Kanak-Kanak, (Surakarta:
UMS, 2016), hlm.14
16
anak memberikan atribut atau sifat lahiriyah atau sifat konkrit, nyata terhadap
jasmani dan rohani. Anak belum dapat membedakan antara benda hidup dan
benda mati. Segala sesuatu yang ada disekitarnya dianggap memiliki jiwa
yang merupakan makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani, sekaligus
Dari penjelasan di atas yang dapat penulis fahami bahwa, anak usia dini
adalah anak yang belum dan sangat membutuhkan bimbingan dan stimulasi
pemahaman dalam kondisi yang bagaimana anak usia dini dapat distimulasi
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang komleks dan
empat aspek, yaitu (1) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi kecerdasan
pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan
senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri
atas lawan jenis, dan (4) Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan
proporsi.18
17
Yusuf Syamsul, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2016), hlm.15
18
Ibid. hlm.101
18
matangnya fungsi motorik, fungsi visual yang akurat dan kemampuan intelek
nonverbal.19
b. Perkembangan Kognitif
beberapa faktor, yaitu faktor genetik, nutrisi dan stimulasi merupakan faktor
penting untuk mendukung tumbuh kembang janin dan anak, terutama otaknya.
Daya pikir anak yang bersifat imajinatif dan egosentris pada masa sebelumnya
maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang kearah yang lebih
konkrit, rasional dan objektif. Daya ingat anak menjadi sangat kuat, sehingga
19
Soetjiningsih, Ranuh Gde, Tumbuh Kembang Anak Edisi 2, (Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 2012), hlm. 27
20
Ibid. hlm. 17
19
c. Perkembangan Bahasa
pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk
pengertian adaptasi, imitasi dan ekspresi. Anak harus belajar mengerti semua
perkembangan prakmatik.22
d. Perkembangan Sosial
meleburkan diri sebagai suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja
sama.23
21
Yusuf Syamsul, Op. Cit. hlm.119
22
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),
hlm.15
23
Yusuf Syamsul, Op. Cit. hlm.122
20
e. Perkembangan Moral
tahap. Terdapat tiga tahap utama dalam pertumbuhan ini, tahap moral (tidak
mempunyai rasa benar atau salah), tahap konvensional (anak menerima nilai
dan moral dari orang tua dan masyarakat), tahap otonomi (anak membuat
(1) tahap sensorimotorik (0-24 bulan) anak memahami dunianya melalui gerak
dan inderanya, (2) tahap praoperasional (2-7 tahun) anak mulai memiliki
dianggap jauh dan logis, (3) tahap operasional konkrit (7-11 tahun), anak
formal (11 tahun keatas), kemampuan penalaran abstrak dan imajinasi pada
24
Mansur, Op. Cit. hlm.16
25
Soetjiningsih, Ranuh Gde. Op. Cit. hlm. 23
21
itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka maha suci Allah, pencipta yang paling baik (Q.S Al-
Mu’minun Ayat 14).26
Menurut Piaget dalam Susanto, anak pada rentan usia 3-4 kemudian 5-6
saat ini sifat egosentris pada anak semakin nyata.27 Pada tahap ini, anak mulai
sendiri.28 Anak mulai memiliki perspektif yang berbeda dengan orang lain
yang berbeda dengan sekitarnya. Orang tua sering menganggap periode ini
sebagai masa sulit karena anak pada periode ini menjadi susah diatur, bisa
26
As salamah, Op. Cit. Hlm 993
27
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm.49
28
Soetjiningsih, Ranuh Gde. Op. Cit. hlm. 20
29
As salamah, Op. Cit. Hlm 1164
22
yang diberikan kepada anak sulit dipahami, mereka harus diberi pemahaman
bermain. Dengan cara ini, maka secara tidak langsung mereka dapat menerima
Menurut Montessori dalam Susanto, masa peka anak yang berada pada
usia 3,5 tahun ditandai dengan suatu keadaan dimana potensi yang
merupakan masa yang efektif bagi orang tua atau pendidik dalam memberikan
konkrit atau berupa peragaan yang mendidik akan lebih efektif diterima oleh
anak. Dalam kaitan itu, pendidik atau orang tua harus memberikan
dan pengetahuan.
Menurut Jean Piaget rentan usia 2-7 tahun, anak mulai memiliki
dianggap jauh dari logis. Pada usia ini kemampuan berbahasa maupun
sistem komunikasi yang digunakan dengan sukarela dan secara sosial disetujui
dan menerima pesan dari satu orang ke orang lain. Termasuk di dalamnya
adalah tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomin, dan
30
Ahmad Susanto, Op. Cit. hlm, 49
23
fonologi, grammar, dan organ yang memproduksi bahasa.32 Sistem ini saling
psikologis, emosi, dan linkungan sekitar anak. Rangsangan yang berasal dari
Gardner, berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori
dasar, yaitu: (1) operasi mental (proses berpikir), (2) content (isi yang
dan motivasi orang lain, dan (7) intrapersonal, kemampuan untuk memahami
Selain itu, Binet juga menyatakan bahwa hakikat kognitif memiliki tiga
semakin cakap membuat tujuan sendiri dan tidak hanya menunggu perintah
34
Ibid, hlm. 109
35
Widyar, Yarli 2012. Peningkatan Kemampuan Kognitif Melalui Permainan Angka di RA
Al Mutaqqin Kabupaten Agam Ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/1586/1369(10 Agustus
2016
36
Ibid
25
sebelumnya.37
bagian dari proses berfikirnya otak. Bagian ini digunakan untuk proses
anak dapat bekerja aktif semenjak anak dilahirkan. Hari demi hari
3-4 tahun berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli dan tugas
obyek nyata atau gambar, 4) Sengaja menumpuk kotak atau gelang sesuai
sempit/luas, 11) Mampu memahami apa yang harus dilakukan jika tali sepatu
lepas, jika haus, jika lapar, jika mau keluar saat hujan, 12) Mampu
dan lain-lain, 13) Menyentuh dan menghitung angka sebanyak empat sampai
setiap kegiatan dilakukan, 15) Mengenal huruf kecil dan huruf besar, 16)
Mengenal dan membaca tulisan yang sering kali dilihat di sekolah dan di
18) Mengenali dan menghitung angka sampai dua puluh, 19) Mengetahui
letak jarum jam untuk kgiatan sehari-hari, 20) Melengkapi empat analog yang
berlawanan, 21) Memperkirakan hasil yang realistis untuk setiap cerita, 22)
yang memadai, 23) Dapat membaca tulisan bergambar, 24) Paham mengenai
B. Minat Baca
1. Pengertian Minat
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka
anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang
38
Ibid
27
dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat
membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Minat merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang .minat yang
kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa
dalam menghadapi tantangan. Jika seorang anak memiliki rasa ingin belajar, ia
fisik, (b) minat bergantung pada kesiapan belajar, (c) minat bergantung pada
minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar peserta
dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa, (c) Ciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar, (d) Berilah pujian yang wajar terhadap setiap
keberhasilan siswa, (e) Berikan penilaian, (f) Berikan komentar terhadap hasil
positif, (g) Ciptakan persaingan dan kerjasama. Persaingan yang sehat dapat
peserta didik.41
2. Baca/Membaca
yang baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam
maka akan berlaku sebaliknya. Bahwa orang yang tidak suka membaca ibarat
seperti katak dalam tempurung. Orang tersebut hanya tahu segala sesuatu yang
41
Ibid
29
Karena, membaca ibarat jendela dunia, maka meski di dalam rumah ia dapat
Oleh karena itu, permulaan membaca bagi anak usia dini harus
pengetahuan dan informasi dari media cetak, dan pada akhirnya mereka dapat
mengajarkan anak embaca berarti memberikan anak tersebut masa depan yaitu
Namun, membaca permulaan pada anak usia dini haruslah disesuaikan dengan
kemampuan anak.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan cara anak membaca.
Salah satunya dengan mengenalkan gambar suatu benda dan namanya, hal itu
secara tidak langsung akan tertinggal dan mengendap dalam memori anak,
sehingga suatu ketika saat melihat benda yang sama, anak akan langsung tahu
dengan namanya.
Pada tahap ini, anak memahami fungsi dari bacaan. Anak mulai
yang anak sukai dan membawanya kemana ia mau. Orang tua dan guru dapat
Pada tahap ini anak memandang dirinya sudah bias membaca. Anak
sering menerangkan isi atau gambar dalam buku yang anak sukai kepada anak
Anak mulai mengingat huruf atau kata yang sering anak jumpai,
misalnya dari buku cerita yang sering diceritakan orang tuanya. Anak dapat
orang tuanya kepadanya. Anak juga mulai tertari tentang jenis-jenis huruf
alfaber. Sediakan berbagai macam bacaan dengan ukuran huruf yang besar.
Anak mulai sadar bacaan dan cara membacanya. Anak mulai tertarik
dengan berbagai huruf atau bacaan yang ada di lingkungannya. Anak usia lima
bacaan, seperti buku bergambar yang sesuai untuk anak. Bacakan bagian-
Anak mulai dapat membaca secara mandiri. Anak mulai sering membaca
buku sendirian. Aku juga mencoba memahami makna dari apa yang anak
dengan ukuran yang relativ besar agar anak tertarik membaca secara mandiri.
44
Ibid. hlm. 17
45
Ibid. hlm. 17-18
32
diwaktu senggang.
Upaya dalam meningkatkan minat baca anak usia dini tidak dapat
dibebankan pada keluarga saja, masyarakat saja atau lembaga pendidikan saja.
penting dalam meningkatkan minat baca anak usia dini. Namun disini peneliti
akan berperan aktif dalam rangka meninkatkan minat baca siswa di Raudhatul
maka seluruh aspek kejiwaan manusia ikut terlibat dan ikut serta bergerak.
hal-hal baru yang akan menjadi pengisi memori otak sekaligus menjadi bekal
pertumbuhan.46 Oleh karena itu, perlu upaya-upaya yang dilakukan agar minat
baca dapat tumbuh sejak usia dini. Beberapa strategi yang dapat diterapkan
untuk menumbuhkan minat baca anak sejak usia dini antara lain dilakukan
dengan cara:
Dalam rangka meningkatkan minat baca anak usia dini, orang tua tidak
bisa mengandalkan kepada pendidik atau guru di sekolah saja, karena orang
tua mengenal anak-anaknya baik dan dapat menyediakan waktu dan perhatian
yang akan membimbing mereka berhasil dalam membaca. Ada beberapa cara
yang harus digunakan oleh orang tua untuk mendekatkan anaknya supaya
46
Adi Susilo, Op. Cit. hlm 18
47
Ibid. hlm 19-20
34
1) Sediakan waktu luang untuk membacakan buku untuk anak anda setiap
kata. Baik anak anda dengan usia belum sekolah maupun yang sudah, hal
sendirinya.
lebih tinggi pada standarisasi tes. Bujuklah anak anda untuk membaca
saama dengan tenang. Dengan melihat anda membaca akan membuat anak
anda ikut membaca. Hanya dengan berlatih 15 menit setiap hari cukup
acara Televisi dan semua informasi praktis harian. Dan juga, pastikan
35
mereka selalu memilih bacaan untuk waktu luang mereka ketika sedang
menunggu giliran saat pergi ke dokter, atau saat sedang dalam mobil.
10) Perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah mereka ada kesulitan dalam
bermasalah.
12) Pakailah cara yang bervareasi untuk membantu anak anda. Untuk
lain di toko. Permainan merupakan pilihan yang baik, karena cara ini akan
bergembira.
36
13) Perlihatkan antusias anda saat membaca buku bacaanya. Reaksi anda
menjadi pembaca yang baik. Pastikan anda membrikan pujian yang tulus
sejak asal kejadiannya membawa potensi beragama yang lurus, dalam konteks
ini berarti bahwa fitrah keagamaan akan melekat pada diri manusia untuk
dua potensi baik dan buruk sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:
48
As salamah, Op. Cit. Hlm 873
49
As salamah, Op. Cit. Hlm 1053
37
potensi anak usia dini dalam hal membaca, karena membaca permulaan pada
tidak terpisah dari setiap tujuan mata pelajaran yang diberikan di sekolah,
Depag,
50
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyegaran
Penerjemah/Penafsiran Al-Qur’an, 1971), hlm.300
38
yang diperlukan untuk hidup dan berkembang yang tidak hanya pada masa
diberikan bukan sekedar hafal kata-kata guru atau hafal isi diklat dan ketika
menjawab pertanyaan sama persis dengan kata guru atau diklat, namun
itu, membaca perlu dibiasakan sejak dini. Dengan membaca anak dapat
mengembangkan inovasi ilmu yang didapat dari buku bacaan, siswa yang
C. Media Gambar
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini berkaitan.
yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan
dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon
dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai
51
M.Qurais Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 149
39
alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan
murid dalam kegiatan belajar mengajar. 52 Media juga merupakan suatu alat
atau sarana yang berfungsi sebagai perantara atau saluran atau jembatan dalam
pikiran, perasaan perhatian dan minat serta perhatian siswa sehingga proses
52
Rahman, Masykur Arif. Op. Cit. hlm.179
53
Ariyati, Tatik 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
Penggunaan Media Gambar Berbasis Permainan di TK ‘Alsyiyah Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah Jurnalnasional.ump.ac.id/../858/918-1717-1-SM-pdf (10 Maret 2018)
40
diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan
sama.
guru karena ada media, seperti gambar yang memperjelas penyampaian guru.
54
Ibid
55
Rahman, Masykur Arif. Op. Cit. hlm.180-183
41
disampaikan oleh guru karena ada media, seperti gambar yang memperjelas
penyampaian guru.
secara alami maupun manipulasi. Hal semacam ini sangat membantu guru
sesuatu yang ditampilkan oleh guru lewat media pembelajaran. Ketika murid
sudah fokus, tentu saja akan timbul komunikasi untuk semakin memperjelas
Media dapat mengurangi kerja keras guru dari segi waktu dan tenaga
untuk membuat murid paham terhadap sesuatu yang dijelaskan. Guru tidak
langsung, kualitas dan prestasi beajar murid akan semakin meningkat. Sebab
karena itu, kualitas belajar murid akan jauh berbeda dengan murid yang hanya
hal ini akan membuat murid terangsang untuk belajar kapan pun dan di mana
tulisan di bawahnya.
jiwanya tumbuh cinta terhadap ilmu pengetahuan. Murid akan mencintai ilmu
banyak dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada
tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan
yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai.
Dia merupakan media yang umum, yang dapat dimengerti dan nikmati di
mana-mana. oleh karena itu, pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar
fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi penggunaan
media mempunyai arti yang sangat penting. Penggunaan media dengan benda
asli atau konkrit dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting
metode, media, alat serta evaluasi. Dalam proses belajar mengajar, media
56
Agustina, Rima 2014.Upaya Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Melalui Media
Gambar di TK Negeri Pembina Muara Beliti
Repository.unib.ac.id/reformat.php/paud/article/8516/1/1%252c (10 Maret 2018)
44
benda konkrit berupa media gambar digunakan dengan tujuan membantu guru
Cara yang paling tepat mengajarkan anak usia dini agar bisa membaca
namun yang dekat dengan anak sehari-hari agar anak lebih cepat mengerti,
misalnya dalam rumah, lingkunan bermain, atau dunia hewan. Jika sudah
tertarik dengan gambar yang disajikan, tentu keinginan belajar anak akan
tumbuh.
lain:57
pelajaran.
cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
57
Cahyo Agus N. Op. Cit. hlm.39
45
banyak gambar tetapi tidak efektif. Jumlah gambar yang sedikit tetapi
secara lengkap.
jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa
gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bias
hasil belajar siswa. Pemakaian instrument tes secara bervariasi akan sangat
baik dilakukan guru dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensif
serta menyeluruh.
yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan media gambar
diantaranya adalah:
b. Program pengajaran, yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai
c. Kualitas teknis.
siswa
prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang
yang tepat
sebagai berikut:
1) Warna harus menarik minat siswa, karena pada umumnya siswa pertama
luas.
bagi guru.
1) Fungsi atensi, di sini media visual atau gambar merupakan inti, yaitu
siswa atau peserta didik pada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan
semakin besar.
2) Fungsi afektif, di sini media visual atau gambar dapat terlihat dari tingkat
Misalnya gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap
58
Ibid
49
3) Fungsi kognitif, di sini media visual atau gambar terlihat dari temuan-
penelitian bahwa media visual atau gambar yang memberikan konteks untuk
kata lain.
satu gambar sama nilainya dengan seribu kata. Dengan alat bantu gambar
lengkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul.
lebih konkrit atau lebih nyata dari pada yang disampaikan dengan kata-kata
yang diucapkan, dicetak atau ditulis. karena itulah gambar membuat sesuatu
atau salah.
d. Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu. Melalui gambar dapat
diperlihatkan kepada siswa gambar-gambar benda yang jauh atau yang terjadi
benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata dapat diperbesar
sehingga dapat dilihat dengan jelas. Adapun manfaat media gambar dalam
murid akan lebih memperhatikan sesuatu yang ditampilkan oleh guru lewat
media pembelajaran.
4) Efisiensi waktu dan tenaga, media dapat mengurangi kerja keras guru dari
segi waktu dan tenaga untuk membuat murid paham terhadap sesuatu yang
dijelaskan.
contoh yang dieksplorasi melalui media pembelajaran, hal ini akan membuat
pengetahuan.
menggunakan media.
motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan 85,71%.
pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari
E. Kerangka Berfikir
nyata dari peningkatan minat membaca yang sesuai dengan keadaan tingkat
dapat merangsang minat baca anak didik dalam membaca. Media yang dapat
digunakan salah satunya adalah media gambar. Media gambar adalah media yang
berupa gambar yang disertai dengan kata-kata atau kalimat dibawahnya. Dengan
adanya gambar tersebut, maka anak didik akan terangsang untuk mengetahui
Diadakan
Penelitian Menggunakan media
gambar dalam Siklus I
Tindakan pembelajaran
Kelas membaca
Siklus II
F. Hipotesis Penelitian
beberapa hubungan dua variabel atau lebih. Berdasarkan kajian teori diatas dapat
ditarik hipotesis bahwa melalui metode gambar dapat meningkatkan minat baca
Tindakan Operasional
2. Guru harus cukup memberikan contoh ide-ide gambar kreativ sehingga anak
3. Guru harus bias menghindar pembatasan terhadap gambar anak yang timbul
Setiap gambar dijelaskan kepada anak dengan kreatif guru atau menirukan
berbagai hal dari kreatiftas guru terhadap anak sehingga gambar dan bacaan yang
60
Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian, (Jogjakarta: PUSTAKABARUPRESS,
2014), hlm.62
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
ilmu pengetahuan dan pendidikan sekaligus sebagai bagian yang penting dalam
pernah berkembang, tidak ada satu negara yang sudah maju dan berhasil dalam
ditujukan untuk menemukan metode yang paling efektif dalam kegiatan sehari-
hari dalam instansi, organisasi maupun perusahaan. Dengan kata lain penelitian
siklus.
61
Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian, (Jogjakarta: PUSTAKABARUPRESS,
2014), hlm.1
62
Ibid. hlm 10
56
dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam
(reflecting).
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas onbyek atau subyek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
57
untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.63 Jadi, dari judul “Upaya
Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Usia Dini Di Raudhatul Athfal
Darma Bakti Karang Sari” populasinya adalah semua guru dan siswa Raudhatul
2. Sampel
populasi yang digunakan untuk penelitian. 64 Bila populasi besar, peneliti tidak
sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bias mengukur sesuatu
yang seharusnya diukur. Dari penelitian ini, sampel yang diambil oleh peneliti
Keterangan
N0 Nama
Perempuan Laki-Laki
1 Audi Tamarasari V
2 Ahmad Ihsan V
3 Azkiya Nuraini V
4 Bisma Prayoga V
5 Dutra Prasetya V
63
Ibid. hlm. 65
64
Ibid. hlm. 66
58
6 Diana Lailatussifa V
8 Hana Christanti V
9 Imanuel David P. V
12 Marvel Alviansyah V
15 Melisa Lindawati V
17 Nova Rihadathul V
18 Rafi Maulana V
20 Reza Afandi V
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini terdiri dari tiga yaitu:
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari enam
incidental, (d) Sampling purposive, (e) Sampling jenuh, dan (f) Snowball
sampling.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus dan akan dihentikan
1. Perencanaan
hendak digunakan.
2. Pelaksanaan
3) Bernyanyi
60
keterangan di bawahnya.
1) Tanya jawab
2) Bernyanyi
3. Observasi
dengan lembar observasi sebagai pendukung data hasil belajar. yang dikatakan
observasi.
66
Ibid. hlm.75
61
2. Refleksi
1. Tempat Penelitian
Muara Sungkai, Lampung Utara kelas B. Dengan jumlah siswa 20. Pemilihan
Raudhatul Athfal Darma Baki Karang Sari sebagai tempat penelitian pada kelas
peningkatan minat baca pada siswa agar siswa benar-benar siap menghadapi
berhasil.
2. Waktu Penelitian
E. Subyek Penelitian
Darma Bakti Karang Sari, sejumlah 20 siswa, dengan rincian 8 anak perempuan
Tabel 3.2
Data Siswa Kelas B Raudhatul Athfal Darma Bakti yang Dijadikan
SubyekPenelitian
Keterangan
N0 Nama
Perempuan Laki-Laki
1 Audi Tamarasari V
2 Ahmad Ihsan V
3 Azkiya Nuraini V
4 Bisma Prayoga V
5 Dutra Prasetya V
6 Diana Lailatussifa V
8 Hana Christanti V
9 Imanuel David P. V
12 Marvel Alviansyah V
15 Melisa Lindawati V
63
17 Nova Rihadathul V
18 Rafi Maulana V
20 Reza Afandi V
F. Variabel Penelitian
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh
Hatch dan Fardahany dalam sugiyono, secara teoritis variabel sendiri dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi satu
orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. 67 Adapun jenis-
judul penelitian “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Usia Dini
67
Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian, (Jogjakarta: PUSTAKABARUPRESS,
2014), hlm.86
64
G. Instrumen Penelitian
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
indikatornya.68
membaca buku
sendirinya
dipojok buku
68
Ibid. hlm. 76
65
b. Ketika diberikan
bacaan bergambar,
membuka-buka buku
bacaan bergambar
tersebut dilakukan
berulang kali
diri tampil di depan kelas, perolehan kosakata yang lebih banyak dan
berimajinasi tentang alur bacaan yang mereka baca yang nantinya akan
buku baca bergambar di Raudhatul Atfal Darma Bakti Karang Sari, Muara
1. Metode Observasi
gejala yang tampak pada objek penelitian. 69 Pengumpulan data melalui observasi
dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh kolaborasi yaitu guru kelas dan
kepala sekolah. Observasi dilakukan pada kelas yang dijadikan subyek penelitian
Observasi yang dilakukan meliputi proses belajar mengajar guru dan anak
diobservasi antara lain membuat jawaban, perhatian anak terhadap buku bacaan
bergambar yang disampaikan peneliti, kepercayaan diri pada saat tampil di depan
kelas saat membaca dan penemuan kosakata yang baru serta imajinasi anak saat
69
Ibid. hlm. 75
67
2. Wawancara
data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita
mendapatkan data yang valid dan detail.70 Sebuah dialog yang dilakukan oleh
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
wawancara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan anak didik
untuk mengetahui respon guru dan anak tentang pembelajaran dengan buku
bacaan bergambar.
3. Catatan Lapangan
catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. 72
70
Ibid. hlm. 74
71
Ibid. hlm.151
72
Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009),
hlm.69
68
4. Metode Dokumentasi
dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumen lebih
mengarah pada bukti konkrit. Dengan instrument ini, peneliti harus menganalisis
juga digunakan untuk memperoleh data dan nama siswa kelompok B, Raudhatul
Athfal Darma Bakti Karang Sari serta foto proses tindakan penelitian.
1. Validitas Data
dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal ini adalah guru
73
Ibid, hlm.69
74
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
1991), hlm. 178
69
kelas B dan kepala sekolah itu sendiri dapat membantu mengulangi kemenangan
2. Rancangan Penelitian
di Taman Kanak-Kanak.
penelitian untuk setiap siklus dapat diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut:
70
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan Tindakan I Tindakan I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan
Data
Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan
Baru Hasil Tindaka II Tindakan II
Refleksi
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan
Apabila
Permasalahan
Dilanjutkan ke siklus
Belum terselesaikan
berikutnya
3. Perencanaan Tindakan
terdiri dari:
peneliti memilih media ini adalah dengan gambar yang menarik, kata-kata
75
Ibid. hlm. 74
71
yang sederhana dan mudah dipahami anak akan membuat anak lebih
dimana peneliti sebagai guru pokok dan satu guru sebagai guru pendamping
sebagai perencanaannya.
4. Pelaksanaan Tindakan
direncanakan akan melalui dua siklus. Siklus pertama meliputi tiga pertemuan
dan siklus kedua meliputi dua pertemuan. Pada siklus pertama menggunakan
media buku bacaan bergambar dengan mengenalkan gambar suatu benda dan
rencana, hal ini mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh
karena itu rencana tindakan harus bersifat tentative dan sementara, fleksibel dan
siap diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha kearah kebaikan.
3. Pengamatan/Observasi
pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Pada
tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
dilakukan peneliti, tingkah laku anak serta kelemahan dan kelebihan yang
media gambar.
4. Refleksi
dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika
terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang
membaca
73
dahulu harus dianalisa, dengan maksud data yang diperoleh dapat digunakan
teknik presentase. Maka penelitian tindakan ini menganalisa data dengan jalan
berikut:
P= NF x 100 %
Keterangan:
P =Presentase
siklus I dengan siklus II. Apabila nilai rata-rata siklus II lebih besar daripada nilai
rata-rata siklus I maka dapat diambil kesimpulan bahwa minat baca anak
meningkat.
74
L. Indikator Kinerja
baca anak usia dini yang dilihat ketika anak memenuhi unsur-unsur yang
BAB IV
Pada awal tahun 2002, warga Desa Karang Sari beserta tokoh-tokoh
sebuah wadah bagi pendidikan anak-anak usia dini di desa karang sari.
Wanita Persatuan, dan mulai kegiatan belajar mengajar pada tanggal 18 Juli 2002
Pada akhir tahun 2012, ibu rosmiati mengundurkan diri dan menyerahkan
Persatuan belum keluar, maka diadakan musyawarah desa aparat desa, tokoh-
tokoh masyarakat dan wali murid, dari hasil rapat tersebut disepakati Taman
Kanak-Kanak Darma Wanita Persatuan desa Karang Sari, diubah nama menjadi
Raudhatul Athfal Darma Bakti karang sari muara sungkai dibawah naungan
dalam kehidupannya
sholehah
sejak dini
3. Letak Georrafis
Secara geografis, Raudhatul Athfal Darma Bakti berada pada lokasi yang
sangat strategis, berada dijalur utama desa Karang Sari (jalan depan), berdekatan
4. Data Pengajar
cukup dalam proses belajar mengajar hal ini dikarenakan tenaga pengajar telah
tingkat atas.
78
Tabel berikut adalah jumlah data siswa Raudhatul Athfal Darma Bakti
yang di catat dari sumber dokumen data siswa tahun 2017/2018 pada saat
melakukan observasi yaitu :
Tabel 4.2 Jumlah Seluruh Siswa Kelas A dan B Raudhatul Athfal Darma
Bakti Tahun 2017/2018
1Laki-laki 30 siswa
2Perempuan 28 siswa
JUMLAH 58 siswa
Sumber : Dokumentasi penulis yang di catat tanggal 16 Oktober 2017
Sekolah ini memiliki 2 kelas yang terdiri dari kelas A dan kelas B.
Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari adalah sebuah lembaga yang
Anak kelompok B ini termasuk anak-anak yang aktif, namun ketika proses
pembelajaran berlangsung anak sudah mulai susah diatur karena sudah bertemu
dengan teman-temannya jadi mereka asyik bercanda dan mengobrol sendiri. Ada
juga beberapa anak yang bermain sendiri dengan mainan yang dibawa dari rumah
79
kelas. Anak kelompok B Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari yang
menjadi subyek penelitian ini sebanyak tiga puluh anak menunjukkan minat
bahan bacaan yang disediakan oleh guru, 2) Anak belum terfokus untuk
membaca yang terdiri dari ejaan-ejaan suku kata dan bacaan kalimat yang tidak
terdapat gambar. Pada saat kegiatan membaca anak terlihat tidak tertarik untuk
membaca buku, bahkan anak terlihat asyik bicara sendiri dengan teman yang
lain, peneliti juga melihat sebagian anak terlihat tidak memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru. Akibatnya pada saat proses pembelajaran membaca anak
kurang berminat dan kurang antusias karena media yang digunakan belum sesuai.
Athfal Darma Bakti Karang Sari yang berlangsung selama ini adalah
pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru yang lebih aktif saat pembelajaran
sehingga membuat anak lebih pasif dan membuat anak merasa bosan karena anak
hanya melihat dan mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini disebsbkan karena
selama ini pembelajaran tidak ditunjang dengan pembelajaran yang menarik dan
klasikal dan belum menggunakan media yang sesuai sehingga minat membaca
anak belum maksimal. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang seperti ini
80
maka diperlukan perencanaan pembelajaran yang bersifat aktif dan berdaya guna
pra tindakan (pretest) terhadap minat membaca pada anak dalam suatu
pembelajaran. Hasil skor dari rata-rata pra tindakan ini nantinya akan
dibandingkan dengan skor pada siklus I dan siklus II yaitu nilai rata-rata yang
pra tindakan dengan nilai rata-rata siklus I siklus II maka diarapkan dapat terlihat
lebih jelas suatu peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Dalam
penelitian ini, pra tindakan minat baca anak dilakukan dengan mengamati aspek-
Dari data observasi minat baca melalui media gambar sebelum tindakan
menunjukkan bahwa minat membaca anak masih rendah. Data tersebut dapat
dijelaskan pada aspek rasa senang, yang mempunyai rasa senang yang tinggi
terdapat 7 anak atau 35%, anak yang masih sedang rasa senangnya 4 atau 20%,
dan anak yang masih rendah rasa senangnya 9 atau 45%. Hal ini menunjukkan
bahwa ada beberapa anak yang masih belum senang ketika melihat buku bacaan
Pada aspek tertarik pada buku bacaan bergambar tinggi terdapat 5 anak
atau 25%, yang rasa tertariknya sedang 7 anak atau 35%, dan yang rasa
tertariknya rendah 8 anak atau 40%. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa
anak yang masih belum tertarik ketika melihat buku bacaan bergambar.
Pada berinisiatif yang memiliki inisiatif yang tinggi terdapat 4 atau 20%,
anak yang mempunyai inisiatif yang sedang 5 anak atau 25%, anak yang
mempunyai inisiatif rendah mencapai 11 atau 55%. Hal ini dikarena anak belum
bias mengeluakan inisiatif sendiri dan perlu dibantu oleh guru dalam semua
kegiatan.
Pada aspek perhatian, anak yang mempunyai perhatian tinggi hanya 6 anak
atau 30%, anak yang mempunyai perhatian sedang 7 anak atau 35%, anak yang
mempunyai perhatian rendah 7 anak atau 35%. Hal ini dikarenakan perhatian
anak cenderung masih rendah dengan buku bacaan bergambar sehingga minat
3. Siklus I
hari kamis tanggal 05 April 2018, hari ke-2 jum’at tanggal 06 April 2018 dan
hari ke-3 sabtu 07 April 2018. Kegiatan pembelajaran ini dilaksakan dalam
kegiatan inti dari jam 08.00-09.00 WIB. Jumlah anak yang mengikuti
Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari. Pada kesempatan tersebut, peneliti
berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru kelas terutama hal-hal yang akan
sekolah dan guru kelas mengenai penelitian yang akan dilakukan. 2) peneliti
dalam siklus pertama akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Dimana
(RKH)
2) Pada pertemuan kedua peneliti menggunakan media yang sama, akan tetapi
lebih bervariasi karena anak selain membaca dan melihat gambar, anak juga
b. Pelaksanaan Tindakan
perencanaan yang telah dibuat dalam Rencana Kegiatan Harian, dimana dalam
2018 dari pukul 07.30-11.00 WIB. Kegiatan pada siklus ini dilaksanakan di
ruang kelas kelompok B Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari. Guru
Kegiatan awal dimulai dengan berdo’a yang dipimpin oleh salah satu
anak yang ditunjuk oleh guru. Setelah selesai do’a yaitu salam dan
pertanyaan kepada anak sesuai tema yang akan dibahas. Pada saat kegiatan
Beberapa anak menjawab dengan benar da nada juga yang salah tetapi ada
guru yaitu ketika guru menyuruh anak untuk membaca buku maka anak
bergantian namun tetap dalam bimbigan guru. Anak merasa senang dan
kepada anak secara bergantian. Tugas yang pertama anak menarik garis
dari kata ke gambar dan yang kedua anak mewarnai gambar hewan
atau arahan kegiatan tersebut. Ketika guru menjelaskan tugas yang akan
87
pesan-pesan kepada anak yang berisi motivasi agar anak lebih giat belajar
prosedur pembelajaran pertemuan kedua dan ketiga pada siklus I sama sperti
tersebut di atas. Pada setiap petemuan peneliti dan guru sepakat untuk
memberikan variasi agar anak-anak tidak merasa bosan dan suasana kelas lebih
menyenangkan.
c. Observasi
88
guru kelas, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) pada pertemuan pertama anak-
adanya motivasi atau hadiah untuk anak atas semangatnya dalam membaca, 5)
Tabel 4.4 Hasil Pra Tindakan dan Siklus I Minat Baca Anak
Berdasarkan dari tabel hasil penelitian di atas maka dapat dijelaskan lebih
rinci dalam setiap indikatornya. Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rasa
dibandingkan pra tindakan yaitu pra tindakan 35% dan disiklus I menjadi 53%,
ketertarikan buku bacaan bergambar yang telah disiapkan oleh guru. Dari tabel
di atas, maka dapat dilihat bahwa ketertarikan anak terhadap buku bacaan
tindakan 25% dan disiklus I menjadi 48%, jadi pada siklus I mengalami
membaca anak dengan media buku bacaan bergambar. Dari tabel di atas, maka
dapat dilihat bahwa inisiatif anak terhadap buku bacaan bergambar mengalami
peningkatan apabila dibandingkan pra tindakan yaitu pra tindakan 20% dan
22%.
anak. Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa perhatian anak terhadap buku
yaitu pra tindakan 30% dan disiklus I menjadi 53%, jadi pada siklus I
dari hasil pra tindakan. Pada pertemuan ini anak diminta memeprhatikan ,
Pada hasil presentase tersebut masih menunjukkan bahwa minat membaca pada
anak masih tergolong rendah dan belum mencapai kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan yaitu 90%, sehingga masih perlu dilakukan siklus selanjutnya
terhadap proses pembelajaran dan peningkatan minat baca anak usia dini.
Analisis ini dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas dan peneliti dengan cara
kekurangan yang ada. Selain itu kepala sekolah, guru kelas dan peneliti juga
berpedoman pada hasil observasi peningkatan minat baca anak melalui pedoman
observasi.
dilaksanakan.
Refleksi ini dilakukan antara peneliti dan guru kelas dengan cara melihat
dan membandingkan antara data sebelum adanya tindakan dan data yang telah
berjumlah lima anak kurang tepat dilakukan, karena beberapa anak belum
Pada siklus I ini masih dijumpai anak belum mempunyai rasa percaya diri
Tetapi dari segi perhatian banyak anak yang tertarik dengan pembelajaran
4. Siklus II
Proses peningkatan minat baca anak melalui media gambar yang telah
dilakukan pada siklus I pada umumnya sudah cukup baik, tetapi belum
minat baca juga kurang memuaskan. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I,
maka pada hari senin tanggal 09 April 2018 peneliti, kepala sekolah dan guru
dilakukan dalam dalam dua pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari selasa
tanggal 10 April 2018 dan pertemuan kedua pada hari selasa tanggal 11 April
2018.
93
peneliti berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru kelas terutama hal-hal
kepala sekolah dan guru kelas mengenai penelitian yang akan dilakukan. 2)
dalam siklus pertama akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Dimana
Hahian (RKH)
tetapi lebih bervariasi karena anak selain membaca dan melihat gambar,
anak juga harus memasangkan atau menarik garis antara kata dengan
gambar.
b. Pelaksanaan Tindakan
April 2018 dari pukul 07.30-11.00 WIB. Kegiatan pada siklus ini
satu anak yang ditunjuk oleh guru. Setelah selesai do’a yaitu salam dan
pertanyaan kepada anak sesuai tema yang akan dibahas. Pada saat
kalian tahu ibu membawa buku apa? Apakah kalian pernah membaca
buku ini?”. Beberapa anak menjawab dengan benar da nada juga yang
salah tetapi ada juga sebagian anak hanya diam dan hanya melihat
teman-temannya.
ini dilakukan anak secara bergantian namun tetap dalam bimbigan guru.
Anak merasa senang dan antusias ketika diminta membaca buku bacaan
bergambar.
tugas kepada anak secara bergantian. Tugas yang pertama anak menarik
garis dari kata ke gambar dan yang kedua anak mewarnai gambar
tugas yang akan diberikan kepada anak, ada beberapa anak yang tidak
sama sperti tersebut di atas. Pada setiap petemuan peneliti dan guru
c. Observasi
Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran, obsrvasi
sekolah dan guru kelas, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) pada pertemuan
mengalami penurunan karena tidak adanya motivasi atau hadiah untuk anak
Tabel 4.6 Hasil Pra Tindakan dan Siklus II Minat Baca Anak
lebih rinci dalam setiap indikatornya. Dari tabel di atas, maka dapat dilihat
ketertarikan buku bacaan bergambar yang telah disiapkan oleh guru. Dari
tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa ketertarikan anak terhadap buku
yaitu siklus I 48% dan disiklus II menjadi 78%, jadi pada siklus II
membaca anak dengan media buku bacaan bergambar. Dari tabel di atas,
maka dapat dilihat bahwa inisiatif anak terhadap buku bacaan bergambar
sebanyak 35%.
100
pada anak. Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa perhatian anak
dibandingkan siklus I yaitu siklus I 53% dan disiklus II menjadi 78%, jadi
Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Minat Baca Anak dari Pra
Tindakan, Siklus I dan Siklus II
mengalami peningkatan yaitu pra tindakan 35%, siklus I 53% dan siklus II
80%, ketertarikan pada pra tindakan 25%, siklus I 48% dan siklus II 78%,
inisiatif pada pra tindakan 20%, siklus I 42% dan siklus II 87%, dan
perhatian pada pra tindakan 30%, siklus I 53% dan siklus II 90%. Pada hasil
d. Refleksi
Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah baik. Kelemahan
yang ada pada siklus I dapat teratasi dengan baik. Hal ini menunjukkan
minat baca ini terlihat dari tercapainya indicator yang ditetapkan, seperti
peningkatkan minat baca anak mencapai 90%, rasa senang anak yang
pembelajaranpun baik.
karena kita tahu bahwa kemampuan dan daya tangkap anak didik itu
C. Pembahasan
Tabel 4.10 Hasil Keseluruhan Nilai Rata-rata Minat Baca Anak dari
Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II
28%, siklus I 49% dan Siklus II 90%. Telah terjadi peningkatan minat baca anak.
pembelajaran siklus I dan siklus II, penerapan pembelajaran dengan media buku
usia dini di Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari, hal ini terbukti dengan
minat baca anak kelompok B Raudhatul Athfal Darma Bakti Karang Sari. Hal ini
dapat dilihat dari table yang menunjukkan rata-rata hasil observasi pra siklus
sampai dengan siklus II dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan minat
baca pada anak. Peningkatan dan perubahan dari sebelum tindakan sampai siklus
46%, perhatian diperoleh peningkatan 54%. Dari tabel di atas terlihat terjadi
peningkatan anak yang memiliki minat baca pada setiap siklus berarti tingkat
siklus I sudah meningkatkan minat baca anak. Akan tetapi, apabila dikriteriakan
maka hasil rata-rata pada siklus I masih pada kriteria kurang baik dan tidak baik.
Hal ini belum sesuai dengan target keberhasilan dalam penelitian ini, yaitu 90%
pelaksanaan pada siklus I yaitu rasa senang meningkat sebesar 25%, ketertarikan
sebesar 25%. Peningkatan anak yang memiliki minat membaca tersebut menjadi
bukti bahwa ternyata pembelajaran melalui media buku cerita bergambar menjadi
Tindakan Kelas yang dilakukan dapat meningkatkan minat baca pada anak
kelompok B melalui buku bacaan bergambar. Dari hasil penelitian di atas dapat
kegiatan pembelajaran lebih dapat memotivasi anak dan mendorong anak untuk
BAB V
A. Simpulan
2. Ada, bahwa dengan menggunakan media gambar minat baca anak dapat
meningkat dari pra tindakan 28%, siklus I 49% dan siklus II 90%.
106
macam dan menarik anak akan semakin tertarik untuk belajar membaca.
B. Saran
sekitar kita.
3. Bagi Sekolah, pembelajaran dengan media gambar ini bisa dijadikan menjadi
salah satu pilihan untuk meningkatkan minat membaca pada anak usia dini.
107
DAFTAR PUSTAKA