Cover ....................................................................................................................................................... i
Daftar isi ............................................................................................................................................... ii
A. Abstrak ................................................................................................................................... 2
B. Analisa Jurnal ...................................................................................................................... 4
C. Pembahasan ........................................................................................................................ 7
D. Jurnal Terkait ..................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 59
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok II
ii
BAB I
ANALISA JURNAL
1
A. ABSTRAK
tidur yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan mental. Tujuan Penelitian ini
membandingkan khasiat pijat refleksi kaki, mandi kaki, dan kombinasinya terhadap
Pengambilan sampel secara acak digunakan untuk membagi pasien menjadi empat
kelompok yang terdiri dari 35 subjek. Kelompok tersebut adalah pijat refleksi kaki,
mandi kaki, kombinasi keduanya dan kelompok kontrol. Kualitas tidur diukur
dengan menggunakan kuesioner Veran SnyderHalpern. Data dianalisis dengan
gangguan tidur pada kelompok intervensi (pijat refleksi kaki dan kelompok mandi
kaki) selama malam kedua dan ketiga secara signifikan lebih rendah dibandingkan
2
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa intervensi foot bath dan massage
efektif dalam menurunkan gangguan tidur dan terdapat efek sinergis bila
digunakan secara kombinasi. Metode perawatan komplementer ini dapat
3
B. ANALISA JURNAL
4
Membandingkan Pengaruh Pijat diharapkan yaitu ada adalah pernyataan
Refleksi Kaki, Mandi Kaki dan perubahan kualitas Tidur mengenai apa yang
Kombinasinya Terhadap Kualitas setelah dilakukan hendak kita capai untuk
Tidur Pada Penderita Sindrom tindakan Pijat Refleksi intervensi.
Koroner Akut Kaki, Mandi Kaki dan
Kombinasinya Terhadap Tujuan penelitian
Kualitas Tidur Pada mengungkapkan
Penderita Sindrom keinginan peneliti
Koroner Akut. untuk mendapatkan
Hasil penelitian jawaban atas masalah
menunjukkan bahwa penelitian yang akan
metode perawatan diajukan.
komplementer ini efektif Locke, Spirduso, dan
untuk digunakan oleh Silverman (2013) dalam
perawat ICCU. Ini Creswell (2016)
3. Manfaat Terapi pijat adalah metode Dalam penelitian jurnal Tindakan foot massage
pengobatan alternatif yang ini sudah jelas dapat mengaktifkan
populer. Ini adalah manipulasi dicantumkan maanfaat aktifitas parasimpatik
sistematis dan ilmiah dari jaringan dari Pijat Refleksi Kaki, kemudian memberikan
lunak dan otot tubuh untuk Mandi Kaki dan sinyal neurotransmiter
meningkatkan pemeliharaan, Kombinasinya Terhadap ke otak, organ dalam
kinerja dan penyembuhannya, dan Kualitas Tidur Pada tubuh, dan sinyal yang
meningkatkan hasil terapi yang Penderita Sindrom dikirim ke otak akan
diinginkan seperti relaksasi mental Koroner Akut mengalirkan
dan psikologis untuk gelombang alfa yang
meningkatkan kenyamanan dan ada didalam otak
penyembuhan. ( Ali Rahmani, 2016 (Guyton & Hall, 2014).
)
Rendam Kaki telah
terbukti meningkatkan
kualitas tidur pasien
yang dirawat di rumah
sakit Jepang. Oshvandi
menyimpulkan bahwa
kualitas tidur pasien
jantung membaik
setelah pijat kaki.
Mekanisme di balik
efek Rendam kaki
belum sepenuhnya
5
dipahami, tetapi
merendam kaki dalam
air hangat merangsang
sensasi taktil dan
mengurangi aktivitas
saraf simpatik. Selain
itu, mandi kaki hangat
dapat meningkatkan
aliran darah perifer dan
suhu perifer karena
kehilangan panas tanpa
meningkatkan tubuh
pusat suhu,
mempercepat awal
tidur dan meningkatkan
kualitas tidur.
4. Metode Kualitas tidur diukur dengan Pada metode abstrak Sebelum intervensi,
menggunakan kuesioner Veran tersebut menjelaskan data demografi pasien
Snyder Halpern. metode yang digunakan dikumpulkan dengan
Hasil Penelitian Menunjukkan adalah Studi kuasi- kuesioner yang dikelola
perbedaan secara signifikan lebih eksperimental ini sendiri dan kualitas
rendah dibandingkan sebelum dilaksanakan pada pasien tidur pasien ditentukan
intervensi. Hasilnya juga ACS di Iran. Pengambilan menggunakan Veran
menunjukkan penurunan sampel secara acak Snyder Halpern.
gangguan tidur yang lebih besar digunakan untuk
pada kelompok gabungan membagi pasien menjadi Kelompok A
dibandingkan kelompok lain bila empat kelompok yang mendapatkan pijat
dibandingkan dengan kelompok terdiri dari 35 subjek. refleksi kaki, kelompok
kontrol. Kelompok tersebut B mendapatkan mandi
adalah pijat refleksi kaki, kaki, kelompok C
mandi kaki, kombinasi menerima kombinasi
keduanya dan kelompok kedua metode, dan
kontrol. Kualitas tidur kelompok D adalah
diukur dengan kelompok kontrol tanpa
menggunakan kuesioner intervensi. Intervensi
Veran SnyderHalpern. dimulai pada malam
Data dianalisis dengan kedua rawat inap dan
SPSS versi 13. dilanjutkan pada malam
ketiga untuk masing-
masing kelompok.
6
C. PEMBAHASAN
1. Latar Penyakit arteri koroner Pada latar belakang Dalam penulisan sistematika
Belakang adalah penyebab kematian penelitian ini telah pembuatan latar belakang
(WHO) melaporkan pada Dalam penelitian ini juga 1. Besar masalah dan
tahun 2002. bahwa 22% tidak adanya gambaran dampak (komponen M
kematian secara global dan mengenai penelitian dan D). setiap latar
37% kematian di Iran yang sudah dilakukan belakang penelitian akan
di Iran mencapai 41,3% pada penelitian ini, dan juga masalah yang diteliti
tahun 2005 dan diperkirakan tidak terdapat komponen benar-benar merupakan
akan mencapai 44,8% pada kesenjangan dalam latar masalah yang besar dan
tahun 2030. Banyak pasien di belakang ini. memberikan dampak
7
intensif karena alarm pengobatan, dan masalah
8
obatan, tetapi tinjauan dengan panduan :
menyimpulkan bahwa
kualitas tidur pasien jantung
9
rawat inap ICCU. Mekanisme
2. Tujuan Penelitian ini mempunyai adapun tujuannya yang Massage adalah suatu teknik m
tujuan untuk diharapkan yaitu ada anipulasi dimana diberikan tind
Membandingkan Pengaruh
perubahan kualitas tidur akan penekanan oleh tangan p
Pijat Refleksi Kaki, Mandi Kaki
dan Kombinasinya Terhadap setelah dilakukan ada jaringan lunak tubuh iasan
Kualitas Tidur Pada Penderita tindakan food massage. ya otot, tendon dan ligamen, t
Sindrom Koroner Akut
Dari hasil penelitian anpa menyebabkan pergesera
10
tersebut ada pengaruh n atau perubahan posisi sendi
11
is untuk meningkatkan kenya mengalirkan gelombang alfa
4. Metode Penelitian kuasi eksperimen i Pada metode abstrak Pada rancangan ini sebelum
ni dilakukan pada empat kelo tersebut menjelaskan peneliti melakukan intervensi
mpok pasien laki-laki. Sebany metode yang digunakan pada semua kelompok
ak 140 subjek dipilih dari pasi dilakukan pengukuran awal
adalah Quasi Experiment
en ACS yang dirawat di bangs (pretest) untuk mengetahui
Metode quasi
al pria di CCU Rumah Sakit Ba kualitas tidur awal responden
qiyatallah (Tehran) dengan m experiment merupakan sebelum diberikan intervensi.
enggunakan metode conveni metode penelitian Selanjutnya pada kelompok
ence sampling. Kriteria inklusi eksperimen dengan intervensi dilakukan foot
adalah diagnosis ACS yang di menggunakan kelompok massage sesuai dengan
konfirmasi dan pasien waspa langkahlangkah yang telah
12
da dan mampu memberikan intervensi & control. direncanakan Kualitas tidur
persetujuan. Kriteria eksklusi Kelemahan pada diukur dengan menggunakan
adalah adanya penyakit kulit, penelitian ini adalah kuesioner Veran Snyder
eksim atau luka pada area ya Halpern.
tidak dicantumkan
ng dirawat dengan pijat dan
pendekatan apa yang
mandi kaki, diabetes atau neu
ropati, penggunaan obat pen digunakan.
enang atau anestesi umum d
alam 12 jam sebelumnya, frak
si ejeksi (EF) kurang dari 40%
dan kecanduan obat perangs
ang, alkohol, narkotika atau o
bat penenang. Subyek secara
acak dibagi menjadi empat k
elompok yang terdiri dari 35
orang. Kelompok A mendapa
tkan pijat refleksi kaki, kelom
pok B mendapatkan mandi ka
ki, kelompok C menerima ko
mbinasi kedua metode, dan k
elompok D adalah kelompok
kontrol tanpa intervensi. Inter
vensi dimulai pada malam ke
dua rawat inap dan dilanjutka
n pada malam ketiga untuk
masing-masing kelompok.
Kualitas tidur diukur dengan
menggunakan kuesioner
Veran Snyder Halpern.
Hasil Penelitian Menunjukkan
perbedaan secara signifikan
lebih rendah dibandingkan
sebelum intervensi. Hasilnya
juga menunjukkan
penurunan gangguan tidur
yang lebih besar pada
kelompok gabungan
dibandingkan kelompok lain
bila dibandingkan dengan
13
kelompok kontrol.
D. JURNAL TERKAIT
Rahmani, Batool Nerir, Kaki Terhadap Kualitas Tidur Penderita penelitian ini dilakukan pada 3
and Maryam Moshkani Sindrom Koroner Akut” pada penelitian kelompok pasien dengan ACS yang
Sleep Quality of 2 kelompok lainnya. Dengan kata lain, kelompok (105 pasien di semua
14
Patients with Acute dapat dikatakan bahwa ACS jenis ini kelompok) yang dipilih di antara
Coronary Syndrome: A lebih sering terjadi pada populasi rumah sakit yang tersedia dan
Comparative Study penelitian. Mengingat pentingnya ACS dibagi menjadi 3 kelompok (pijat
dan sampel penelitian yang relatif lebih refleksi kaki, mandi kaki, dan
tua dan kelompok usia yang lebih kontrol) melalui alokasi acak.
kesehatan.
Tidak ada perbedaan statistik yang
Widiana, Made Sudiari, Penurunan Insomnia pada Lansia” dalam test–post test. Sampel terdiri dari
Ni Komang Sukra penelitian ini didapatkan hasil sebelum 15 orang diambil secara Purposive
Penurunan Insomnia sebanyak 9 responden (60%), sedangkan massage kaki sebelum dan sesudah
pada Lansia setelah diberikan Massage kaki terjadi pada lansia yang mengalami
15
penurunan insomnia yaitu sebanyak 13 insomnia.
mesi.
3 Dwi Ariani, Suryanti : “Pengaruh Food Massage Terhadap Penelitian ini menggunakan kuasi
Pengaruh Food Massag Kualitas Tidur Pada
eksperimen: sampel terdiri dari 40
e Terhadap Kualitas Tid Lansia Di Panti Wredha Dharma Bakti
ur Pada Kasih Surakarta “ responden, kelompok kontrol 20
Lansia Di Panti Wredha Dalam penelitian ini pada 20 responden
responden dan kelompok
Dharma Bakti Kasih Sur sebelum dilakukan rendam kaki
akarta mengalami kualitas tidur buruk sebanyak perlakuan 20 responden.
20 responden. Dan setelah diberikan
Responden merupakan Lansia
tindakan rendam kaki mengalami
peningkatan kualitas tidur, dari 20 Kemudian dilakukan
responden yang mengalami kualitas
ramdomisasi sederhana dibagi 2
tidur buruk menjadi 6 yang
mengalami kualitas tidur baik dan kelompok masing-masing terpilih
14 masih mengalami kualitas tidur
20 responden. Pada kelompok satu
buruk. Tidak ada pengaruh
perendaman Kaki terhadap kualitas tidur (intervensi) diberi tindakan dengan
pada lansia di Panti Wredha Dharma
Foot Massage (pemijatan) pada kaki
Bakti Kasih Surakarta di tunjukkan oleh
angka 0,027 > 0,005 yang artinya tidak dengan rendam air hangat pada
16
signifikan. Pada kelompok intervensi kaki sedangkan kelompok satunya
pada 20 responden (100%) sebelum
(kontrol) diberi tindakan rendam
diberikan tindakan Foot Massage Semua
mengalami kualitas tidur yang kaki dengan air hangat. Selama
Buruk. setelah diberikan
penelitian berlangsung responden
tindakan Foot Massage
mengalami peningkatan kualitas tidur tidak ada yang droup out, sehingga
dari 20 responden (100%) yang
semua responden dapat mengikuti
mengalami kualitas tidur buruk menjadi
9 (45%) yang mengalami kalitas tidur penelitian sampai akhir.
baik dan 11 (55%)
mengalami kualitas tidur buruk.
Di dapatkan hasil Ada pengaruh foot
massage (pemijatan) dan
perendaman Kaki
terhadap kualitas tidur lansia di
Panti Wredha Dharma Bakti Kasih
Surakarta di
tunjukkan oleh angka 0,001 < 0,005
yang
artinya signifikan.
4. Kaur, J., Kaur, S., & Bhar Peneliti dilakukan untuk menilai efek pija Desain penelitian yang digunakan
t kaki dan refleksi parameter fisiologi dan kuasi eksperimen. Purposive
dwaj, N. (2012). Effect o
tekanan darah, denyut jantung dan satur sampling 60 pasien terdaftar,
f 'foot massage and refl asi oksigen pasien sakit kritis. Dilakukan s semua parameter fisiologis dicatat
elama tiga hari pertama, parameter fisiol tepat sebelum dan sesudah
exology' on physiologic
ogis setiap subjek diamati dua kali sehari penerapan protocol pada setiap
al parameters of criticall (pagi dan sore). Pada 3 hari berikutnya di hari di pagi hari dan juga malam
lakukan intervensi (pijat kaki dan refleksi) hari
y ill patients. Nursing a
dua kali sehari (pagi dan sore) sesuai pro
nd Midwifery Research tocol. Hasil penelitian memijat kaki dan r
efleksi pada tekanan darah tercatat karen
Journal,
a ada penurunan yang signifikan terhada
p kisaran Desain penelitian yang digunak
an kuasi eksperimen. Purposive sampling
60 pasien terdaftar, semua parameter fisi
ologis dicatat tepat sebelum dan sesuda
h penerapan protocol pada setiap hari di
pagi hari dan juga malam hari. normal, p
ada intervensi (t- 2 60, 2.24.
17
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Tidur
1. Definisi Tidur
Tidur adalah aspek kehidupan yang penting dimana organisme istirahat yang
terjadi secara berulang, reversibel, dan reguler dalam keadaan ambang rasa
terhadap rangsangan menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan keadaan
terjaga. Pada waktu tidur terjadi perubahan fisiologis seperti sekresi hormon,
tekanan darah, temperatur, respirasi, tonus otot, dan fungsi jantung.
Menurut Tarwoto ( 2015 ) tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar
yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai. Kondisi ini ditandai
dengan aktifitas fisik yang minim, tingkat kesadaran bervariasi, terjadi
yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
19
berulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun. Bagian otak yang mengendalikan aktifitas tidur adalah batang otak,
bagian atas dan diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan
kewaspadaan serta kesadaran. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin
a. Ritme Sirkadian
Ritme sirkadian merupakan salah satu ritme tubuh yang diatur oleh
hipotalamus. Ritme ini termasuk dalam bioritme atau jam biologis. Ritme
sirkadian mempengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama, misalnya
terjaga pada saat ritme fisiologis dan psikologisnya paling tinggi atau
20
paling aktif dan akan tidur pada saat ritme fisiologis dan psikologisnya
pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular activating dibagian batang
otak atas di yakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan
cahaya dan sistim limbiks seperti emosi. Seseorang yang mencoba untuk
tidur, menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan
gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan
serum serotinin ( Heriana, 2014).
3. Tahapan Tidur
21
aktivitas fisik menurun, tanda vital dan metabolisme menurun, bila
c. NREM tahap III: awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit dibangunkan,
relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung 15-30
menit.
d. NREM tahap IV: tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, relaksasi otot
intensif, untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun, sekresi lambung
menurun, gerak bola mata cepat.
mata tidak cepat dan REM (Rapid Eye Movement) gerakan mata cepat :
a. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang
pendek karna gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada orang
1) Mimpi berkurang
2) Keadaan istirahat
5) Metabolisme turun
6) Gerakan mata lambat
22
Tahapan Tidur NREM menurut Heriana (2014) dibagi menjadi empat
tahap, yaitu :
a. Tahap I
b. Tahap II
Tahap II merupakan tahap ketika individu masuk pada tahap tidur, tetapi
masih dapat bangun dengan mudah. Pada tahap ini otot mulai relaksasi,
mata pada umumnya menetap proses didalam tubuh mulai menurun
denyut jantung dan frekuensi nafas, suhu tubuh dan metabolisme. Tahap ini
berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan 50-55% dari total tidur.
c. Tahap III
Tahap III merupakan awal dari tahap tidur dalam atau tidur nyenyak (deep
Pada tahap IV menandai tidur yang dalam (delta sleep). Tahap IV ditandai
dengan perubahan fisiologis, yaitu EEG gelombang otak melemah serta
23
Tahap ini berlangsung selama 15-30 menit dan merupakan 10% dari total
tidur
24
4. Patofisiologi Tidur
25
Non REM Tahap I Non REM Tahap II Non REM Tahap III Non REM Tahap IV
Tidur REM
26
5. Karakteristik tidur REM
Karakteristik tidur REM adalah: Mata cepat tertutup dan terbuka. Otot-
oto: kejang otot kecil, otot besar imobilisasi. Pernapasan: tidak teratur, kadang
dengan apnea. Nadi cepat dan ireguler. Tekanan darah meningkat atau
fluktuasi. Sekresi gaster meningkat. Metabolisme meningkat, temperatur tubuh
b. Preschooler
1) Tidur 11 jam pada malam hari.
d. Adolensia
1) Tidur 8,5% jam pada malam hari.
27
2) Tahap REM 20-25%
(Tarwoto, 2015).
pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. Tidur dapat
memulihkan tingkat aktivitas normal dan kesimbangan normal diantara bagian
saraf. Tidur juga penting untuk sintesis protein yang memungkinkan terjadinya
proses perbaikan.
yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara emosional, memiliki
konsentrasi buruk dan mengalami kesulitan dalam membuat keputusan (Kozier,
2010).
Adapun fungsi dari tidur adalah :
28
e. Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung
a. Sakit
Sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat menyebabkan
sering terganggu. Orang yang kurang mendapatkan waktu tidur REM akan
lebih banyak menghabiskan waktu tidur dibandingkan dengan orang
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadi pasien kurang tidur atau
c. Lingkungan
Lingkungan dapat memeprcepat atau memperlambat tidur. Setiap
29
menghambat proses tidur seseorang. Namun, seiring waktu individu dapat
d. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan akibat
REM yang dilalui. Setelah seseorang berisitirahat, biasanya siklus REM akan
kembali memanjang (Lyndron 2013) .
e. Stress Emosional
Ansietas dan depresi sering kali menggangu tidur. Seseorang yang memiliki
masalah pribadi tidak mampu untuk relaks dengan cukup untuk dapat tidur.
Ansietas dapat meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui
30
h. Diet
tidur.
i. Stimulan dan Alkohol
9. Kualitas Tidur
ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas), tetapi juga oleh
faktor kedalaman tidur (kualitas). Beberapa faktor yang mempengaruhi
31
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur sehingga
Kualitas tidur yaitu kemampuan individu untuk tetap tidur dan untuk
mendapatkan jumlah yang cukup terhadap tidur REM dan NREM (Kozier,
B. Konsep Massage
1. Pengertian Massage
rasa sakit, stres, dan kecemasan yang membantu pasien meningkatkan kualitas
tidur dan kecepatan pemulihan. Selain itu, massage therapy dapat
Cutshall, 2007).
Massage adalah suatu teknik manipulasi dimana diberikan tindakan
penekanan oleh tangan pada jaringan lunak tubuh biasanya otot, tendon dan
ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi yang
32
bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberikan relaksasi otot,
memperbaiki sifat otot dan memberikan efek relaksasi (Potter & Perry, 2012).
Foot massage ialah sentuhan pada kaki yang dapat merangsang oksitosin
keseimbangan yang baik dari saraf vagus dan simpatik. Dari beberapa
penelitian menggambarkan bahwa foot massage adalah salah satu metode
yang paling umum dari terapi komplementer. Terapi pijat dan refleksi
merupakan pendekatan terapi manual yang digunakan untuk memfasilitasi
yang dilakukan pada kaki bagian bawah selama 10 menit dimulai dari
pemijatan pada kaki yang diakhiri pada telapak kaki diawali dengan
sensor syaraf kaki sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan getah
33
bening yang mempengaruhi aliran darah meningkat, sirkulasi darah menjadi
di dalam otak (Guyton, 2014). Impuls saraf yang dihasilkan saat melakukan foot
massage diteruskan menuju hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin
Kaur, Kaur, dan Bhardwaj (2012) menyatakan bahwa foot massage yang
dilakukan selama 5 menit pada pasien sakit kritis dapat memberikan efek
menurunkan stres serta kecemasan (Mac Donald, 2010 & Zak, 2012).
Foot massage dapat memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri karena
pijatan yang diberikan menghasilkan stimulus yang lebih cepa sampai ke otak
dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan, sehingga meningkatan sekresi
34
Morton dan Fonatin (2009) menunjukkan bahwa penanganan gangguan
tidur saat ini bisa menggunakan terapi nonfarmakologi. Perawat dituntut agar
dapat memberikan perawatan nonfarmakologi yang tidak memiliki pengaruh
negatif dan dapat melengkapi terapi farmakologi yang selama ini sudah
diberikan dalam perawatan pasien. Untuk kondisi pasien di ruang ICU
intervensi foot massageN menjadi pilihan karena kaki mudah diakses tanpa
memerlukan reposisi dari pasien dan juga massage pada kaki, selain
2. Manfaat Massage
sifat otot.
d. Sebagai bentuk latihan pasif yang sebagian akan menimbangi kekurangan
35
a. Memperlancar peredaran darah
Foot massage yang dilakukan selama 5 menit pada pasien sakit kritis
dapat memberikan efek meningkatkan relaksasi karena adanya perubahan
pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolic denyut nadi, kelelahan,
dan suasana hati setelah intervensi tersebut dilakukan. Pada tindakan foot
Zak, 2012).
Untuk kondisi pasien di ruang ICCU intervensi foot massage menjadi
pilihan karena kaki mudah diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan
juga massage pada kaki, selain merangsang sirkulasi dapat menurunkan edema
dan latihan pasif untuk sendinya, serta melalui intervensi ini perawat dapat
memberikan rasa nyaman dan kesejahteraan bagi pasien (Puthuseril,
36
4. Indikasi Foot Massage
a. Pasien dengan gangguan kardiovaskuler (Hipertensi, gagal jantung)
2. Handuk kecil
3. Handscoon
Tahap Interaksi
1. Beri salam dan panggil nama pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga
37
Tahap Kerja
38
8. Dorong pasien untuk melakukan nafas dalam dan rileks selama
pemijitan
9. Dorong pasien untuk menyebutkan bagian-bagian yang terasa tidak
Fase terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan foot massage terhadap kenyamanan pasien
39
4. Akhiri dengan salam
Merendam kaki dengan air hangat adalah suatu metode perawatan kesehat
an yang populer di kalangan masyarakat cina. Pengobatan tradisional cina mer
ekomendasikan merendam kaki dengan air hangat setiap hari untuk meningkat
kan sirkulasi darah dan mengurangi kemungkinan demam hingga mereda lebih
awal. Kaki adalah jantung kedua tubuh manusia menurut pengobatan tradision
al cina, karena kaki dapat dijadikan barometer yang mencerminkan kesehatan
badan. Ada banyak titik akupuntur di telapak kaki (hati, empedu, kandung kemi
h, ginjal, limpa, dan perut) ada di kaki. Merendam kaki dengan air hangat dapat
bisa digunakan dalam banyak cara dan kemampuannya sudah diakui sejak
dahulu dan air hangat juga bermanfaat untuk membuat tubuh rileks,
menyingkirkan rasa pegal-pegal dan kaku di otot dan mengantar agar tidur
bisa nyenyak (Sustrani, 2006).
Hidroterapi atau rendam kaki air hangat adalah secara ilmiah air hangat
mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh pertama dampaknya air hangat
membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Pada pengobatan tradisional Cina kaki
merupakan jantung kedua pada manusia dikarenakan ada banyak titik
40
akupuntur ditelapak kaki terdiri enam meridian yaitu hati, kantung empedu di
berada pada terdapat telapak kaki kiri sehingga bisa memperbaiki sirkulasi
darah ke jantung. Merendam kaki dengan air panas bisa memanaskan seluruh
Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis pada tubuh. Terapi
rendam kaki air hangat berdampak pada pembuluh darah dimana air hangat
membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan pada pembebanan didalam air
yang akan menguatkan otot-otot ligament yang mempengaruhi sendi tubuh.
Air hangat mempunyai dampak psikologis dalam tubuh sehingga air hangat
bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan merilekskan otot apabila
membutuhkan biaya yang mahal dan tidak memiliki efek samping yang
berbahaya (Peni, 2008).
peredaran darah. Maka dari itu, berendam air hangat bisa membantu
menghilangkan stres dan membuat kita tidur lebih mudah. Suhu air hangat
dengan air hangat setiap hari untuk meningkatkan sirkulasi darah dan
mengurangi kemungkinan demam. Terapi rendam kaki dengan air hangat
41
mencapai serangkaian perawatan kesehatan yang efisien melalui tindakan
pemanasan, tindakan mekanis dan tindakan kimia air serta efek penyembuhan
dari uap obat dan medis pengasapan. Menurut Flona (2010) bahwa merendam
menstimulus produksi kelenjar otak yang membuat tubuh terasa lebih tenang
dan rileks.
banyak titik akupuntur di telapak kaki. Enam meridian (hati, empedu, kandung
kemih, ginjal, limpa dan perut) ada dikaki (Arnot, 2009). Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang sudah dilakukan Khotimah (2012) bahwa terapi rendam
kaki air hangat pada kaki memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah dan
bagi tubuh. Pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air
membuat sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebana
non farmakologis dengan menggunakan metode yang lebih murah dan mudah
yaitu dengan menggunakan metode terapi rendam air hangat dapat digunakan
sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta d
42
apat menurunkan tekanan darah apabila dilakukan secara melalui kesadaran da
n efek teraupetik karena air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh.
Dampak tersebut dapat mempengaruhi oksigenasi jaringan, sehingga dapat m
encegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri, menenangkan jiwa dan mer
ilekskan tubuh (Kusumastuti, 2009). Stanley & Beare (2006) menyebutkan bah
hingga membersihkan tubuh dari racun. Oleh karena itu orang-orang yang me
nderita penyakit seperti rematik, radang sendi, insomnia, kelelahan, 49 stres, sir
kulasi darah yang buruk seperti hipertensi, nyeri otot dapat meringankan gejala
keluhan tersebut. Hidroterapi rendam kaki air hangat juga mampu meringanka
n denyut nadi dan tekanan darah yang meningkat dengan mengurangi tingkat
stres dan memperbaiki pembengkakan sendi. Pada suhu hangat pada kaki akan
merangsang pembuluh darah akan terjadi vasodilatasi, pada terapi air hangat i
ni akan mempengaruhi saraf simpatis untuk memproduksi renin yang kemudia
43
2. Manfaat Terapi Rendam Kaki Dengan Air hangat
dalam air yang menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengarui sendi t
ubuh. Rendam kaki dengan air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran dar
44
3. Patofisiologi
Terapi
Non Farmakologi
Meningkatkan
Sirkulasi
Memberikan efek
relaksasi
Gangguan Tidur
Berkurang
45
4. Standar Oprasional Prosedur
3. Mengurangi nyeri
4. Meningkatkan relaksasi
Indikasi 1. Klien hipertensi
2. Klien cemas
5. Handscon
Tahap 1. Berikan salam, memperkenalkan diri
46
8. Bilas dengan handuk
Tahap 9. Beritahu klien bahwa tindakan telah selesai dilakukan
Terminasi 10. Beri reinforcement positif
47
BAB III
IMPLEMENTASI TINDAKAN
Adalah kusioner yang di gunakan untuk menilai kualitas tidur subjektif dari
individu yang dirawat di rumah sakit
2. Tujuan
Skala dikembangkan untuk menilai kualitas tidur subjektif dari individu yang dira
wat di rumah sakit - mereka yang tidak memiliki kesulitan tidur sebelumnya. VSH
as (item yang berkaitan dengan istirahat saat bangun, kualitas subjektif tidur, da
n periode tidur total). Meskipun VSH awalnya merupakan skala delapan item, en
Skala telah divalidasi dengan populasi individu tanpa riwayat kesulitan tidur. Usia
peserta berkisar antara 20 hingga 78 tahun
5. Keandalan dan Validitas Sebuah studi validasi yang dilakukan oleh pengembang
Snyder-Halpern dan Verran menunjukkan konsistensi internal 0,82. Namun, sifat
48
psikometrik ini hanya berlaku untuk kuesioner versi 8 item. Versi revisi 14 item b
elum dievaluasi.
6. Skor
VSH menggunakan skala analog visual yang memeriksa tidur selama tiga malam
gan menjumlahkan setiap skor item ini (item yang berkaitan dengan terbangun
di tengah tidur, gerakan selama tidur, dan latensi tidur dibalik sebelum ditamba
hkan). Skor yang lebih tinggi menunjukkan kualitas tidur yang lebih baik.
49
m. setelah bangun pagi, tetap terjaga___setelah bangun pagi, tertidur dan terus
1. Pengertian
Pijat (massage) adalah memanipulasi jaringan tubuh lunak (otot, jaringan
ikat, pembuluh limfatik), baik secara manual atau dengan alat bantu seperti rol
atau batu. Berbagai jenis pijat dari Swedia yaitu "relaksasi" yang merupakan pijat
wajah. Di antara banyak tujuan pijat (fisik, terapi, psikologis) memiliki potensi
untuk meningkatkan tidur dengan mengurangi gairah somatik dan atau gairah
kognitif, mirip dengan metode relaksasi Ulasan sebelumnya (Sateia & Buysse,
2010).
b. Pasien yang mengalami luka dan infeksi atau trauma pada bagian kaki
c. Pasien dengan gejala trombosis vena dalam
50
Waktu menjelang sebelum pasien tidur malam jam 19.00-21.00 WIB selama 10
5. Tujuan
Menurut Bambang Trisnowiyanto (2012), tujuan dilakukan pemijatan adalah:
6. Prosedur
51
a. Prosedur Pelaksanaan Foot Massage
3. Handscoon
Fase Pra Interaksi
3. Cuci tangan
Tahap Interaksi
52
53
8. Dorong pasien untuk melakukan nafas dalam dan rileks selama pemijitan
10. Instruksikan pasien untuk beristirahat pada saat pijit sudah diselesaikan
Fase terminasi
54
5. Perawat mencuci tangan
3. Mengurangi nyeri
4. Meningkatkan relaksasi
Indikasi 5. Klien hipertensi
6. Klien cemas
15. Handscon
Tahap 16. Berikan salam, memperkenalkan diri
orientasi 17. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
pada klien
55
20. Pastikan air suhu 37-39 oC – 39 O
C dengan menggunakan
thermometer
Tahap Kerja 21. Dekatkan baskom yang telah diisi air hangat
56
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit arteri koroner adalah penyebab kematian paling umum di negara maju.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan pada tahun 2002. bahwa 22%
kematian secara global dan 37% kematian di Iran disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular. Persentase ini di Iran mencapai 41,3% pada tahun 2005 dan
diperkirakan akan mencapai 44,8% pada tahun 2030. Banyak pasien di ICCU
mengeluhkan penurunan kualitas tidur yang disebabkan oleh: faktor lingkungan dan
mental. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa kualitas tidur pasien ACS yang dirawat
di rumah sakit menurun dalam tiga hari pertama di unit perawatan intensif karena
alarm monitor, lampu, suara instrumen dan ventilator, perawatan berkelanjutan.
ICCU intervensi foot massage menjadi pilihan karena kaki mudah diakses tanpa
memerlukan reposisi dari pasien dan juga massage pada kaki, selain merangsang
sirkulasi dapat menurunkan edema dan latihan pasif untuk sendinya, serta melalui
intervensi ini perawat dapat memberikan rasa nyaman dan kesejahteraan bagi pasien
otak yang berhubungan dengan perilaku seseorang (Afianti & Mardhiyah, 2017).
Tindakan foot massage dapat mengaktifkan aktifitas parasimpatik kemudian
memberikan sinyal neurotransmiter ke otak, organ dalam tubuh, dan sinyal yang
dikirim ke otak akan mengalirkan gelombang alfa yang ada didalam otak (Guyton &
Hall, 2014).
57
Merendam kaki dalam air hangat dengan temperature 40 OC akan menimbulkan
efek sopartifik (efek ingin tidur) dan dapat mengatasi gangguan tidur. Secara fisiologis
didaerah kaki terdapat banyak syaraf terutama di kulit yaitu flexus nervus dari
ventro basal thalamus dan masuk ke batang otak tepatnya didaerah rafe bagian
bawah pons dan medulla disinilah terjadi efek soparifik (ingin tidur) (Wibowo, 2019).
B. SARAN
1. Bagi institusi pelayanan khususnya unit ICCU
Mencoba menerapkan managemen Gangguan pola tidur non farmakologi pada
pasien dengan selalu memperhatikan kenyamanan dan Istirahat pasien. Melakukan
penilaian/evaluasi terhadap. pengaruh Pijat Refleksi Kaki, Mandi Kaki dan
Kombinasinya Terhadap Kualitas Tidur Pada Penderita Sindrom Koroner Akut
58
DAFTAR PUSTAKA
Mangrasih, Rhozy Sadya. (2019). Pengaruh terapi rendam kaki air hangat ter
hadap tingkat kecemasan ibu preeklamsia di wilayah kerja puskes
184)
Oshandi Kh, Abdi S, Karampourian A, Maghibaghi A, Homayanfar Sh, ‘’The
59
Desease Patient Hospitalized In ICCU. Iran J Crit Care Nurs 2014:
7(2):66-73.
Pace, E. F & Spancer R.M.C (2011) Age Related Change In The Cognitive
60