Anda di halaman 1dari 3

Farkhan Maulana Mahendra Arifin

18/426528/EK/21859

Rangkuman Materi Chapter 3


The Business System

Globalisasi merupakan proses di mana sistem ekonomi dan sosial suatu negara
dihubungkan bersama sehingga barang, jasa, modal, dan pengetahuan bergerak bebas antar
negara. Akan tetapi di beberapa negara, sistem ekonomi mereka membatasi hubungan mereka
dengan negara lain. Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang digunakan masyarakat untuk
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan berkembang.
Sistem ekonomi sendiri mengalami berbagai perubahan dimulai dari sistem tradisional
dimana masyarakat mengandalkan peran komunal tradisional dan adat istiadat untuk
melaksanakan tugas ekonomi dasar. Lalu terdapat command economy dimana sistem ini
didasarkan pada keputusan ekonomi yang dibuat pemerintah tentang apa yang akan diproduksi,
siapa yang akan memproduksinya, dan siapa yang akan mendapatkannya. Kemudian yang
terakhir market economy yang mana keputusan utama tentang apa yang akan mereka hasilkan
dan siapa yang akan mendapatkannya dibuat oleh pihak swasta.
Perdebatan mengenai sistem ekonomi yang lebih baik antara command dan market
economy terus berlanjut. Saat ini, perdebatan ini berlanjut pada dua tingkat: (1) apakah
ekonomi internal suatu negara harus diatur sebagai ekonomi "free market", atau (2) apakah
pertukaran antar negara harus didasarkan pada prinsip "free trade". Terdapat empat argument
mengenai sistem free trade ini.
Argumen pertama dimulai dari free market and rights oleh John Locke. John Locke
berpendapat bahwa setiap orang yang hidup pasti memiliki hak alaminya yaitu hak kebebasan
dan hak property sehingga Locke setuju dengan sistem pasar bebas. Kemudian ada free market
and utility yang dikemukakan oleh Adam Smith yang menyatakan bahwa pasar bebas dan
kepemilikan pribadi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada yang bisa
dilakukan oleh campur tangan pemerintah dalam jumlah berapa pun. Argumen pasar bebas
yang keitga adalah free trade and utility yang dikemukakan oleh David Ricardo yang
mengatakan bahwa walaupun suatu negara memiliki keuntungan absolut dalam memproduksi
semuanya, akan lebih baik untuk menspesialisasikan produksi (comparative advantage) dan
melakukan perdagangan.
Pendapat yang terakhir adalah marx and justize yang dikemukakan oleh Karl Marx
yang mana menentang argument free trade. Marx menyatakan bahwa eksploitasi pekerja
hanyalah gejala dari ketimpangan ekstrim yang mendasari yang dihasilkan kapitalisme.
Menurut Marx, sistem kapitalis hanya menawarkan dua sumber pendapatan: penjualan tenaga
kerja sendiri dan kepemilikan alat-alat produksi.
Lalu dari keempat argument mengenai menghasilkan sebuah konklusi mengenai the
mixed economy, the new property, and the end of marxism. Ekonomi campuran (mixed
economy) adalah perekonomian yang mempertahankan pasar dan sistem properti pribadi tetapi
sangat bergantung pada kebijakan pemerintah untuk memperbaiki kekurangan mereka.
Kemudian kepemilikan properti juga semakin berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi sehingga tidak hanya terbatas pada kepemilikan modal seperti mesin. Sekarang
terdapat intellectual property yang merupakan properti non fisik yang berupa pengetahuan atau
infoemasi seperti formula, rencana, musik, dan lain sebagainya.

Kasus Accolade vs Sega


Accolade merupakan sebuah perusahaan kecil pembuat video game yang berlokasi di
San Jose, California. Accolade telah sukses membuat dan memasarkan video game yang dapat
dimainkan pada konsol Sega. Pada tahun 1990, Sega meluncurkan konsol game baru yang
disebut Genesis. Kemudian Accolade menyadari bahwa permainan ciptaan mereka tidak lagi
berjalan pada konsol terbaru tersebut karena Genesis menggunakan source code yang berbeda
dari konsol yang sebelumnya.
Teknisi Accolade kemudian mencoba untuk mengatasi hal tersebut dengan melakukan
reverse engineering. Reverse engineering adalah proses analisis suatu produk untuk
mengetahui bagaimana produk itu dibuat dan bagaimana cara kerjanya. Accolade mempelajari
bagaimana mekanisme keamanan di konsol Genesis bekerja kemudian, Accolade menyatukan
kembali beberapa programnya. Accolade berhasil membongkar keamanan pada konsol tersebut
dan kemudian mereka menulis ulang kode untuk video game mereka agar dapat dimainkan
pada konsol ini.
Sega mengetahui hal tersebut dan menggugat Accolade ke pengadilan karena menurut
Sega, Accolade telah melanggar hak cipta dari konsol mereka. Pada awalnya, Pengadilan AS
di San Fransisco mengabulkan gugatan Sega dan mengeluarkan meminta Accolade untuk
menarik permainan mereka untuk konsol Genesis yang beredar. Kemudian Accolade
mengajukan banding atas keputusan pengadilan tersebut. Accolade mengklaim bahwa source
code harus diketahui sehingga memungkinkan video game dapat dimainkan di konsol Genesis
dengan interface standard. Argumen tersebut disetujui oleh pengadilan dan memenangkan
gugatan. Akan tetapi banyak ahli hukum yang tidak setuju dengan keputusan tersebut dan
menganggap bahwa Accolade salah karena telah mencuri intellectual property Sega. Sistem
keamanan dan source code yang mereka ciptakan merupakan kekayaan intelektual yang
dimiliki oleh Sega, dengan membongkar source code dan menyebarkannya kepada publik
merupakan pelanggaran hak cipta.
Referensi
Velasquez, M.G. (2002). Business Ethics: Concepts and Cases. Seventh edition. Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai