Karya Ilmiah Sederhana
Karya Ilmiah Sederhana
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui alasan siswa tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
b. Untuk mengetahui manfaat sarapan pagi bagi siswa SMAN 1 Lawang.
c. Untuk mengetahui cara agar sarapan menjadi kebiasaan siswa SMAN 1 Lawang
d. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa SMAN 1 Lawang.
e. Untuk mengetahui pengaruh sarapan terhadap prestasi belajar siswa SMAN 1
Lawang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
2.1.1 Pengertian Sarapan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sarapan adalah makanan pagi hari atau
makanan pada pagi hari. Lebih jelas lagi, sarapan adalah makanan yang dimakan pada
pagi hari sebelum beraktifitas, dengan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga,
sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Sarapan merupakan suatu kegiatan
makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 dan memenuhi 15-
30% kebutuhan gizi harian, sebagai bagian gizi seimbang dalam rangka mewujudkan
hidup sehat, aktif, dan cerdas. Sarapan yang dianjurkan adalah sarapan yang serat tinggi
dan protein tinggi dengan rendah lemak. Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dan
serat membuat tidak mudah lapar.
Sarapan yang baik harus banyak mengandung karbohidrat. Karbohidrat akan
dipecah menjadi glukosa. Fungsi glukosa dan mikronutrien dalam otak dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat memacu otak agar membantu memusatkan pikiran
untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran. Siswa membutuhkan sarapan pagi
karena dalam sarapan pagi diharapkan terjadinya ketersediaan energi yang digunakan
untuk jam pertama melakukan aktivitas.
Sarapan pagi mampu memberikan nutrisi kepada otak sehingga mampu
untuk berkonsentrasi dengan baik. Menurut Nirmala (2012: 30) “Sarapan pagi merupakan
pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Ketika
bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman tidak
makan.Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi”. Maksudnya
apabila suplai energi ke otak cukup, maka daya ingat seseorang akan meningkat,
sehingga mampu berkonsentrasi dengan baik.
Sarapan pagi bukan hanya sekedar mengisi perut, namun para ahli meyakini
sarapan pagi adalah fondasi kuat untuk memetik manfaat dalam meraih kehidupan sehat
yang lebih lama. Menurut Ali (2006:41)
2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan
belajar. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sedangkan belajar
adalah sebuah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu (Niswah, 2016)
Menurut Depdikbud (2003) dalam Niswah (2016), prestasi belajar adalah hasil
proses pembelajaran yang telah dibukukan dalam bentuk rapor yang merupakan hasil
belajar siswa untuk semua mata pelajaran yang diikuti, baik yang mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.1.3 Pengertian Siswa
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, siswa adalah murid (terutama pada
tingkat sekolah dasar dan menengah). Mereka adalah individu yang belajar pada jenjang
tertentu mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah dan seterusnya.
Penjelasan mengenai apa itu siswa juga termuat dalam UU Nomor 20 Tahun
2003. Undang-undang mengenai Sistem Pendidikan Nasional tersebut mendefinisikan
siswa sebagai bagian dari anggota masyarakat yang sedang berusaha untuk
mengembangkan potensi melalui pendidikan dalam tingkatan, jalur dan jenis tertentu.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa istilah ‘siswa’ tidak merujuk hanya pada satu
jenjang saja. Semua yang sedang menempuh proses pembelajaran apapun dan di
manapun, maka dialah ‘siswa’. Baik itu di lembaga pendidikan yang formal maupun
informal.
Siswa sangat identik dengan seseorang yang tengah belajar di jenjang sekolah
dasar dan sekolah menengah. Tiap dari mereka mendatangi sekolah karena memiliki
keinginan yang kuat untuk meningkatkan kualitas diri. Dapat dikatakan bahwa setiap
yang menuntut ilmu disebut dengan siswa.
Siswa dimaknai sebagai seseorang yang memiliki andil untuk menentukan
keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar. (Hasbullah) Siswa adalah individu yang
memiliki sifat dan keinginan tersendiri. Mereka sedang berproses untuk menjadi pribadi
yang tidak selalu bergantung pada orang lain. (Abu Ahmadi) Siswa merupakan seseorang
yang menjalani proses belajar di sekolah. Proses tersebut dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam berpikir, mengendalikan emosi, hingga menjalin hubungan
dengan individu lain di lingkungan yang lebih luas. (Sardiman)
2.3 SEBAB-SEBAB
2.3.1 Sebab-Sebab Tidak Sarapan.
Penyebab siswa tidak mau sarapan terutama dikarenakan tidak ada waktu untuk
makan pagi, karena mereka sering bangun kesiangan, sehingga hanya bekal uang saku
sekedarnya. Kebanyakan dari siswa untuk melakukan kegitan makan pagi sangat susah,
siswa menganggap makan pagi tidak penting bagi peningkatan hasil belajar. Siswa
banyak meninggalkan kebiasaan makan pagi yang bermanfaat karena alasan takut
terlambat sekolah, siswa masih melakukan kebiasaan untuk jajan di sekolah yang belum
tentu memenuhi gizi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang
menunjang anak untuk bersemangat dan berkonsentrasi.
Anak sulit bangun di pagi hari adalah alasan paling utama anak tidak sarapan di
pagi hari. Maka dari itu, sebagai orangtua harus mendisiplinkan anak untuk tidur
sebelum jam 21.00 dan makan malam sebelum jam 19.30 malam agar bisa bangun pagi.
Penting bagi orangtua untuk membangunkan anak satu jam sebelum berangkat sekolah
sehingga anak memiliki waktu untuk sarapan. (Prof. Hardin : 2013)
Beberapa siswa meninggalkan sarapan karena kemacetan yang selalu terjadi saat
berangkat ke sekolah. Hal tersebut menyebabkan murid datang lebih pagi dan
melewatkan sarapan untuk mencegah terjebak macet dan membuat terlambat hadir di
sekolah. Dugaan ini diperkuat dengan jam masuk sekolah yang termasuk cukup pagi,
yaitu pukul 06.30 WIB, sehingga memperbesar kemungkinan murid tidak melakukan
sarapan pagi karena bangun terlambat dan tidak sempat sarapan.
Selain karena tidak sempat untuk sarapan pagi, ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak tidak terbiasa sarapan pagi, yaitu tidak dibiasakan sarapan oleh
orangtua juga pemberian uang jajan yang melebihi kebutuhan sehingga anak cenderung
memilih untuk jajan di sekolah dibandingkan melakukan sarapan pagi di rumah
(Sukiniarti, 2015).
Di kalangan anak sekolah, takut ingin Buang Air Besar (BAB) di perjalanan
menuju sekolah adalah salah satu alasan untuk tidak sarapan. Namun hal ini tidak perlu
terjadi seandainya sarapan dilakukan sepagi mungkin, sehingga ada kesempatan untuk
BAB sebelum berangkat sekolah. Dari 102 penelitian yang dilakukan di dunia terbukti
bahwa salah satu manfaat sarapan adalah mendisiplinkan diri. Termasuk disiplin berak itu
tadi. Jadi sebelum pergi berangkat, dia sudah berak. (Prof Hardinsyah)
Banyak orang mengeluhkan rasa kantuk sehabis makan. Sebenarnya bukan salah
sarapannya, melainkan porsinya yang terlalu besar. Menurut dr Yustina Anie Indriati,
SpGK dari Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), sarapan yang terlalu
banyak membuat sirkulasi darah terkonsentrasi di perut sehingga oksigen di otak
berkurang lalu mengantuk.
Biasanya anak menolak sarapan karena tergesa-gesa berangkat sekolah. Anak-
anak ini lebih takut sama gurunya kalau terlambat. Mereka disetrap, dicaci maki secara
sosial, atau malah tidak boleh masuk kelas.
Menurut Hardinsyah, ada beberapa penyebab anak tidak sempat sarapan pagi.
Pertama, 59% anak sulit bangun pagi karena mereka tidur larut malam. Akibatnya, anak
telat bangun pagi. Anak lebih takut sama guru ketimbang orang tua. Mereka memilih
tidak sarapan daripada terlambat datang ke sekolah. Kedua, 19% anak sulit sarapan di
pagi hari karena banyak makan dan ngemil di malam hari. Ketiga, orang tua yang tidak
tahu pentingnya sarapan pagi, serta keempat, orang tua yang sibuk.
2.3.2 Sebab-Sebab Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor eksternal dan
faktor internal.
a) Faktor internal
Terdiri dari faktor-faktor yang berasal dalam diri seseorang yang berupa faktor
fisiologi meliputi kondisi kesehatan dan kebugaran, kondisi panca inderanya terutama
penglihatan dan pendengaran (M. Alisuf Sabri 2007).
1. Inteligensi dan bakat.
Seseorang yang memiliki inteligensi baik umumnya mudah belajar dan
hasilnya pun cenderung baik. Begitu pula sebaliknya, seseorang dengan
inteligensi rendah cenderung mengalami kesulitan belajar, lamban berpikir
sehingga prestasi belajarnya pun rendah (Niswah, 2016).
2. Minat dan motivasi.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar
dan juga dalam dirisendiri. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya
penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Seberapa kuat minat
dan motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Karena
itu minat dan motivasi perlu diusahakan terutama berasal dari dalam diri sendiri
(Niswah, 2016).
b) Faktor Eksternal
Terdiri dari faktor lingkungan meliputi faktor lingkungan alam seperti keadaan
suhu, kelembapan udara, waktu, tempat letak gedung sekolah dan faktor lingkungan
sosial. Sedangkan, Faktor Instrumental meliputi gedung/ sarana fisik kelas, sarana/ alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar
mengajar.
1. Guru / cara mengajar
Faktor guru dan cara mengajar itu sangat penting. Bagaimana sikap guru
dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan
bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada peserta didiknya,
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak (Niswah, 2016).
2. Alat-alat Pelajaran
Ada dan tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah
yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar
ditambah dengan cara mengajar yang baik dari gurugurunya, kecakapan guru
dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar
anak-anak (Niswah, 2016).
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
Sarapan adalah makanan pagi hari atau makanan pada pagi hari sebelum
beraktifitas, dengan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga, sumber zat pembangun
dan sumber zat pengatur.
Penyebab siswa tidak mau sarapan dikarenakan beberapa hal berikut, bangun
kesiangan sehingga tidak sempat sarapan, kemacetan yang selalu terjadi saat berangkat ke
sekolah, tidak dibiasakan sarapan oleh orangtua, takut ingin Buang Air Besar (BAB) di
perjalanan menuju sekolah, mengeluhkan rasa kantuk sehabis makan, dan takut terlambat
datang ke sekolah.
Akibat yang terjadi jika siswa tidak sarapan diantarannya, merasa sangat lapar
saat mendekati jam makan siang, menunjukkan gejala kelesuan, pingsan ketika mengikuti
upacara bendera, sakit perut dan sakit kepala, memiliki konsentrasi, fokus, dan koordinasi
otot yang kurang baik, memiliki mood yang lebih buruk ketimbang saat ia dalam keadaan
kenyang, konsentrasi saat belajar terganggu, mudah merasakan kantuk, kelelahan, atau
lemas sehingga memengaruhi kualitas belajar.
Beberapa manfaat sarapan untuk siswa diantarannya, meningkatkan konsentrasi,
menambah energi untuk membantu siswa bersemangat dalam menjalani aktivitasnya di
sekolah, mengoptimalkan metabolisme tubuh, memberi dampak baik dalam aktivitas
berpikir siswa, menjaga daya fokus dan konsentrasi siswa sebelum jam istirahat, dan
membuat siswa menjadi lebih berhemat
Solusi agar siswa terbiasa sarapan adalah, mereka harus dituntun agar terbiasa
sarapan sebelum ke sekolah. Biasakan sarapan minimal 1 jam sebelum berangkat
sekolah, orangtua harus mendisiplinkan anak untuk tidur sebelum jam 21.00 dan makan
malam sebelum jam 19.30 malam agar bisa bangun pagi. Sekolah juga bisa membantu
siswa membiasakan sarapan dengan membuat program pembiasaan sarapan pagi bersama
dalam seminggu sekali di tiap – tiap kelas.
Pengaruh sarapan terhadap prestasi belajar siswa SMAN 1 Lawang tak lepas dari
nutrisi dan gizi yang ia didapatkan ketika sarapan, sehingga bisa menstimulasi kecerdasan
otak, alhasil fungsi otak dalam meyimpan memori bisa berfungsi secara maksimal.
Dengan sarapan mereka dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan mudah dalam
menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajarnya menjadi baik
3.2 SARAN
1. Bagi siswa diharapkan agar dapat membiasakan sarapan sebelum berangkat ke
sekolah.
2. Bagi orang tua diharapkan menuntun anak agar terbiasa sarapan sebelum ke sekolah
dengan menerapkan pembiasaan sarapan minimal 1 jam sebelum mereka berangkat.
3. Bagi guru atau sekolah diharapkan membantu siswa membiasakan sarapan dengan
cara membuat program pembiasaan sarapan bersama setiap 1 minggu sekali.
Liani, Putri. 2019. Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Sarapan Terhadap Asupan Zat Gizi
Makro (Karbohidrat, Lemak, Protein) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 18 Biruen. Medan:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
Ariyasa, I Gede. 2016. Pengaruh Sarapan Pagi dan Status Gizi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten Buleleng. Bali: Fakultas Ilmu Kesehatan, Sains, dan
Teknologi Universitas Dhyana Pura.
Permata, Citra. 2013. Konsentrasi Belajar Siswa yang Sarapan Pagi dengan yang Tidak
Sarapan Pagi pada Mata Pelajaran F&B Service. Padang: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang
Elizabeth. 2003. Manfaat Sarapan Pagi bagi Anak. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Wiradarma, Karin. 2018. Ini Dampak Negatifnya jika Anak Jarang Sarapan.
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3614799/ini-dampak-negatifnya-jika-anak-
jarang-sarapan diakses pada 16 Februari.
Kania, Dewi. 2018. Terungkap Alasan Anak Menolak Sarapan Sebelum Berangkat
Sekolah.
https://lifestyle.okezone.com/read/2018/02/14/481/1859410/terungkap-alasan-anak-
menolak-sarapan-sebelum-berangkat-sekolah diakses pada 16 Februari.
Maharani, Dian. 2016. Ini Akibatnya jika Anak Tidak Sarapan Sebelum ke Sekolah.
https://health.kompas.com/read/2016/12/08/180254323/ini.akibatnya.jika.anak.tidak.sarap
an.sebelum.ke.sekolah diakses pada 17 Februari.