TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Malaria
infeksi akut atau kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium
bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh
nyamuk Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu
mal = buruk dan area = udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di
daerah rawa–rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai
nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai,
Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60
2014). Ciri nyamuk Anopheles relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk
lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh
mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari,
baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat
di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di
darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
(Harijanto P.N.2014).
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai
menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling
berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam
2014)
pada tubuh manusia dan di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina (Soedarto,
2011).
sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam
peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan
masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang
menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati.
Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih
2 minggu. Pada P.vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama
berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh
peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah,
eritrosit yang terinfeksi skizon pecah dan merozoit yang keluar akan
menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah yang disebut dengan siklus
terinfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual yaitu gametosit
gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan
nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang
nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia. Masa inkubasi
atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh
manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam
atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi
sebagai berikut:
gejala penyakit.
4. Siklus eksoeritrositik : siklus yang terjadi sesudah merozoit terbetuk di
kembali skizogoni.
5. Siklus eritrositik: waktu yang berlangsung mulai masuknya merozoit
darah.
7. Rekuren: Kambuhnya malaria sesudah beberapa bulan tanpa gejala.
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan
Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan
fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar.
mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering
terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada
(Laihad, 2016)
falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu
eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk
mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit
non parasit, sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang
antigen golongan darah A dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan
1. Penghancuran eritrosit
Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi juga
2. Mediator endotoksin-makrofag.
Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag
mungkin berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapat
melepaskan faktor nekrosis tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin,
ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hewan yang terinfeksi parasit
eritrosit yang merupakan proses patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya
patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalah
terjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler dipenuhi
leukosit dan monosit, sehingga terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roset
yang hidup dalam tubuh manusia dan dalam tubuh nyamuk. Parasit/ plasmodium
alamiah terjadi akibat adanya interaksi antara tiga faktor yaitu Host, Agent, dan
dikaitkan dalam beberapa aspek, seperti aspek fisik, biologi dan sosial ekonomi
(Chwatt-Bruce.L.J, 2012).
kekebalan yaitu :
1. Kekebalan alami (Natural Imunity)
Kekebalan yang timbul tanpa memerlukan infeksi terlebih dahulu
2. Kekebalan didapat (Acqired Immunity) yang terdiri dari :
a. Kekebalan aktif (Active Immunity) yaitu kekebalan akibat dari infeksi
yang berfungsi aktif dari ibu kepada janin atau melalui pemberian
bawaan pada bayi baru lahir dari seorang ibu yang kebal terhadap
macam. Dari jenis yang ada hanya beberapa jenis yang mempunyai potensi untuk
Anopheles spp sebagai vector malaria, antara lain: An, sundaicus sp, An.
Maculates sp, An. Balabacensis sp, An, Barbnirostrip sp (Depkes RI, 2014). Di
setiap daerah dimana terjdi transmisi malaria biasanya hanya ada 1 atau paling
tersebut memiliki habitat mulai dari rawa-rawa, pegunungan, sawah, pantai dan
Nyamuk Anopheles hidup di iklim tropis dan subtropics, namun bisa juga
hidup di daerah yang beriklim sedang. Anopheles juga ditemukan pada daerah
dapat berkembang biak. Anopheles mulai menggigit sejak matahari terbenam (jam
18.00) hingga subuh dan puncaknya pukul 19.00-21.00. Menurut Prabowo (2014),
jarak terbang Anopheles tidak lebih dari 0,5–3 km dari tempat perindukannya.
bervariasi antara 2-5 minggu, tergantung pada spesies, makanan yang tersedia dan
suhu udara.
bervariasi yaitu:
Tempat tinggal manusia dan ternak, khususnya yang terbuat dari kayu
merupakan tempat yang paling disenangi oleh Anopheles vektor utama di Papua
2.2.2. Agent
Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun
tidak hidup dimana kehadirannya, bila di ikuti dengan kontak efektif dengan
manusia yang rentan akan terjadi stimulasi untuk memudahkan terjadi suatu
proses penyakit. Agent penyebab penyakit malaria termasuk agent biologis yaitu
protozoa.
Afrika dan Pasifik Barat. Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari
campuran (mixed infection) Tapi umumnya paling banyak hanya dua jenis
kehidupan yaitu siklus dalam tubuh manusia dan siklus dalam tubuh nyamuk.
ditularkan oleh nyamuk kepada manusia atau binatang. Lama dan masa
liur nyamuk. Masa inkubasi tersebut sangat dipengaruhi oleh suhu dan
pengendalian malaria antara lain didasarkan pada siklus ini yaitu dengan
juga mengeluarkan kelenjar saliva (liur) yang mengandung zat antikoagulan untuk
sporozoit dan masuk ke dalam tubuh manusia. Kemudian bersama aliran darah
sampailah sporozoid-sporozoid tersebut pada hati. Tahapan atau fase di dalam hati
1. Stadium Tropozoit
Merupakan stadium terpanjang dalam siklus kehidupan parasit. Sebab itu
hampir pada semua Staduim (SD) positif dapat ditemukan stadium ini.
bersifat kompak atau padat sehingga warna menjadi kontras dan jelas.
2. Stadium Skizon
Beberapa pedoman yang perlu diketahui mengenai skizon adalah:
a. Dalam satu siklus kehidupan parasit, skizon (jam terjadinya sporulasi)
singkat sekali.
b. Bentuk skizon baru dapat ditemukan pada SD bila pengambilan darah
mampu pergi ke unit kesehatan, tidak dapat dibuat SD-nya. Sebab itu
species Falciparum.
2.3. Manifestasi Klinis
mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan
1. Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies
beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi
hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk
berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang
dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa
dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P.
panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40oC atau lebih, penderita
muntah- muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih
lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, di ikuti dengan
penderita merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan
gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering
ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah
3 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan
2014).
2.4 Diagnosis Malaria
laboratorium. Akan tetapi diagnosis pasti malaria dapat ditegakkan jika hasil
1. Wawancara (anamnesis)
Anamnesis atau wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
yang dapat disertai sakit kepala, mual muntah, diare, nyeri otot, pegal-pegal,
dan riwayat pernah tinggal di daerah endemis malaria, serta riwayat pernah
sakit malaria atau minum obat anti malaria satu bulan terakhir, maupun
dengan suhu tubuh dari 37,50C sampai 400C, serta anemia yang dibuktikan
membuat sediaan darah tebal dan tipis. Kepadatan parasit dapat dilihat
untuk sediaan darah tebal dan 1.000 eritrosit untuk sediaan darah tipis.
b. Tes Diagnostik Cepat Rapid Diagnostik Test (RDT)
Seringkali pada KLB, diperlukan test yang cepat untuk dapat
pengujian dengan cepat dapat diperoleh, tetapi lemah dalam hal spesifitas
dan sensitivitas.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita,
kloroguanid).
3. Skozintisida : untuk memberantas bentuk skizon jaringan dan hipnozoit
Har Jenis obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
i 0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn ≥ 15 thn
I Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ¾ 1½ 2 2-3
II Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
III klorokuin ⅛ ¼ ½ 1 1½ 2
1. Lini pertama
Hari Jenis obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
0-1 bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn ≥ 15 thn
I Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
primakuin - - ¾ 1½ 2 2-3
II Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
III klorokuin ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Tabel 2.2 Pengobatan Malaria Falciparum Lini Pertama
2. Lini kedua
Hari Jenis obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Umur
0-11 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn ≥ 15 thn
bln
I Kina *) 3x½ 3x1 3 x 1½ 3 x ( 2-3)
Doksisiklin - - - 2 x 1**) -
Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3
II-IV Kina *) 3x½ 3x 1 3 x 1½ 2x1
Doksisiklin - - - 2 x 1 **) -
dosis 160 mg artemeter i.m diikuti 80 mg per hari selama 4 hari atau
hari selama tidak lebih dari 4-6 minggu. Doksisiklin tidak boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak usia < 8 tahun. (Notoadmodjo,
2013),
2.5.2 Pencegahan Penyakit Malaria
mengolesi badan dengan lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada
jendela.
2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan
serta menimbunnya.
3. Membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan dengan insektisida)
4. Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemakan larva
5. Membunuh larva dengan menyemprot larvasida.
kemudian masuk kedalam kelenjar liur. Makin tinggi suhu maka makin
yang tinggi akan merubah aliran air pada sungai atau saluran air
L.J, 2012)
d. Angin, Jarak terbang nyamuk dapat dipengaruhi oleh kecepatan angin
teduh dan An. barbirostris dapat hidup di tempat yang teduh maupun
tempat yang terang. An. macculatus lebih suka hidup di tempat yang
perindukan yang airnya cukup deras dan An. Letifer di tempat air
kadar garamnya berkisar 12-18% dan tidak dapat berkembang biak pada
garam lebih dari 40%. Untuk mengatur derajat keasaman air yang
pengukuran pH air, karena An.Letifer dapat hidup ditempat yang asam atau
menggambarkan susunan kimia dan suhu air misalnya pada lagun banyak
Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah
populasi nyamuk disuatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti
babi, sapi dan kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada
tidak jauh dari rumah atau cattle barrier (Rao, T.R, 2014).
2.6.4 Lingkungan Sosial Budaya
Faktor ini kadang-kadang besar sekali pengaruhnya di bandingkan
dengan faktor lingkungan yang lain. Kebiasaan untuk berada diluar rumah
sampai larut malam, di mana vektor lebih bersifat eksofilik dan eksofagik
kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk yang intensitasnya
antara lain:
a. Kawat Kasa pada Ventilasi Rumah
Pemasangan kawat kasa pada ventilasi akan menyebabkan semakin
kondisi kasa pada ventilasi tidak rapat atau tidak ada sama sekali
mempunyai risiko terkena malaria 6,5 kali lebih besar dari orang yang
baik.
b. Langit-langit Rumah
Rumah yang tidak terdapat langit-langit ada lubang atau celah antara
rumah yang tidak terdapat langit-langit ada lubang atau celah antara
rumah, sehingga saat nyamuk hinggap akan mati akibat kontak dengan
insektisida tersebut. Hasil penelitian Harmendo (2012), menyatakan
rumah rapat.