Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah antioksidan dan radikal bebas merupakan istilah yang cukup populer di

kalangan ahli gizi dan tenaga kerja profesional lainnya. Dalam beberapa tahun ini,

istilah tersebut semakin sering digunakan dan mulai menyita perhatian publik,

khususnya masyarakat yang memiliki kepedulian pada kesehatan dan gaya hidup.

Beberapa penelitian juga mengungkapkan peran dari stress oksidatif yang disebabkan

oleh radikal bebas dalam berbagai penyakit yang berbahaya, seperti penyakit kanker

penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular, dan penyakit degeneratif.

Penelitian-penelitian tersebut juga menyampaikan bahwa antioksidan memiliki nilai

terapetik pada penyakit-penyakit tersebut (Barhe dan Tchouya,2014).

Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron

tidak berpasangan. Elektron tidak berpasangan tersebut menyebabkan radikal bebas

sangat reaktif yang kemudian akan menangkap atau mengambil elektron dari

senyawa lain seperti protein, lipid, karbohidrat, dan DNA untuk menetralkan diri.

Radikal bebas dapat masuk kedalam tubuh dan menyerang sel-sel yang sehat dan

dapat menyebabkan sel-sel tersebut kehilangan fungsi dan strukturnya. Akumulasi

dari kerusakan tersebut berkontribusi terhadap beberapa penyakit dan menyebabkan

kondisi yang biasa disebut penuaan dini (Liochev,2013).

1
2

Efek negatif radikal bebas terhadap tubuh dapat dicegah dengan senyawa

yang disebut antioksidan. Antioksidan memiliki kemempuan memberikan elektron,

mengikat dan mengakhiri reaksi berantai radikal bebas (Halliwell,2012). Antioksidan

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik.

Antioksidan alami berasal dari hasil ekstraksi bahan alami yang berpotensi

menangkap radikal bebas, sedangkan antioksidan sintetik diperoleh dari hasil sintesis

secara kimia (Isfahlan,dkk,2010). Namun, adanya kekhawatiran terhadap efek

samping penggunaan antioksidan sintetik menyebabkan banyak penelitian tentang

potensi antioksidan alami yang berasal dari tanaman (Saleh,dkk.2010)

Salah satu tumbuhan yang menarik untuk diteliti sebagai komponen aktif

antioksidan adalah binahong. Secara empiris beragam khasiat binahong telah diakui,

untuk mengatasi beberapa penyakit seperti luka bakar, kanker, dan jantung.

(Selawa,dkk.2013)

Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) mengandung senyawa

alkaloid, polifenol, flavonoid, saponin, dan antrakuinon (Manoi,2009: Katno,2006)

Uji aktifitas antioksidan pada tanaman Binahong telah dibuktikan oleh peneliti

sebelumnya diantaranya yaitu hasil penelitian dari Kurniasih,dkk,2015. Potensi Daun

Sirsak (Annona muricata Linn), Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis),

dan Daun Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra) Sebagai Antioksidan Pencegah

Kanker. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Daun sirsak, binahong dan benalu

memiliki potensi sebagai antioksidan dengan IC50 untuk fraksi air pada ekstak daun

sirsak sebesar 6,23 ppm sedangkan pada daun binahong adalah 3,20 ppm. Pada fraksi
3

air daya antioksidan daun binahong lebih tinggi dibandingkan daun sirsak. Skrining

fitokimia Daun sirsak, binahong dan benalu mengandung senyawa flavanoid, saponin

dan polifenol. Pada fraksi air daya antioksidan daun binahong lebih tinggi

dibandingkan daun sirsak.

Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal

adalah metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhidrazyl). Metode DPPH memberikan

informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH

memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm dengan warna violet

gelap. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang

kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah elektron

yang diambil (Sunarni, 2005).

Tingkatan Kekuatan antioksidan pada metode DPPH diklasifikasikan menjadi

nilai IC50 < 50 µg/mL adalah tingkatan sangat kuat, IC 50 50 - 100 µg/mL adalah

tingkatan kuat. IC50 101-150 µg/mL adalah tingkatan sedang, dan IC50 > 150 µg/mL

adalah tingkatan lemah (Kurniasih,dkk, 2015)

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dilakukan penelitian uji aktivitas

antioksidan ekstrak Etil asetat Buah Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen)

B. Rumusan Masalah

1. Berapa nilai IC50 eksrak Etil Asetat Buah Binahong sebagai antioksidan?

2. Bagaimana potensi aktivitas antioksidan dari ekstrak Etil Asetat Buah

Binahong tersebut?
4

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengukur daya aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 yang terdapat

dalam ektrak Etil Asetat Buah Binahong (Anredera cordifolia (Tenore)

Steen).

2. Untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan Ekstrak Etil Asetat Buah

Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) menggunakan metode DPPH.

D. Kegunaan Penelitian

Untuk melengkapi data ilmiah mengenai khasiat Buah Binahong (Anredera

cordifolia (Tenore) Steen) sebagai antioksidan dan sebagai acuan dasar bagi peneliti

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini menekankan pada bidang ilmu fitokimia dan

fitomedisinal yaitu untuk mengetahui efek antioksidan. Dapat dilihat dengan

perendaman radikal bebas DPPH oleh kandungan antioksidan dari Buah Binahong

(Anredera cordifolia (Tenore) Steen) di ukur niali IC50 dengan spektrofotometri sinar

tampak pada panjang gelombang maksimum.

Anda mungkin juga menyukai