Anda di halaman 1dari 5

Nama : DERRIAN DWI

NPM : 1834030146
RESUME
Seperti telah diuraikan dalam pembahasan pendahuluan bahwa tidak ada standar audit
publik yang berlaku secara keseluruhan, tetapi praktik yang selama ini berlangsung setiap
audit yang ditetapkan Ikatan Akutansi Indonesia sebagai pedoman.
Berikut disajikan standar audit yang berlaku di lingkungan BPK-RI
1. Standar umum Audit BPK-RI
2. Standar pekerjaan lapangan Audit keuangan BPK-RI
3. Standar pelaporan Audit keuangan BPK-RI
4. Standar pekerjaan lapangan audit kinerja BPK-RI

" ETIKA PROFESI AUDITOR "


• Definisi Etika
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Dengan kata
lain, Etika merupakan ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma moral
• Kode Etik
Kode Etik adalah nilai - nilai, norma - norma, atau kaidah - kaidah untuk mengukur perilaku
moral dari suatu profesi melalui ketentuan - ketentuan tertulis yang harus dipenuhi dan ditaati
setiap anggota profesi
• Peranan Etika dalam Profesi Auditor
Pada saat ini jasa audit sektor publik memegan peranan yang sangat penting dalam
masyarakat. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar
kualitas tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri.
• Pentingnya Nilai - Nilai Etika dalam Auditing
Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan auditing etis yang
tinggi, mampu mengenali situasi - situasi yang mengandung isu - isu etis, sehingga
memungkinkannya untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat.
• Dilema Etika
Situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas harus
dibuat. Auditor banyak menghadapi dilema etika dalam melaksanakan tugasnya
• Kode Etik Akuntan Indonesia
¤ Etika Profesi Auditor
Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dan disebut dengan kode Etik Akuntan Indonesia.
Prinsip-prinsip etika dalam kode etik ada 8( delapan ) yaitu:
1. Tanggung Jawab
2. Kepentingan Umum ( Publik )
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetisi dan Kebatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
Kode Etik INTOSAI
Terdiri dari
1. Integritas
2. Independen, obyektif dan tidak memihak
3. Kerahasiaan
4. Kompetensi
• Draf Standar Pemeriksaan Keuangan Negara ( SPKN ) BPK
Berkaitan dengan independensi, SPKN menyatakan dalam standar umur yang berbunyi "
Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksaan dan
pemeriksa baik pemerintahan maupun akuntan publik, harus bebas baik dalam sikap mental
maupun penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi
independennya.

" ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN SEKTOR PUBLIK "


Aturan etika merupakan pejabaran lebih lanjut dari prinsip-prinsip etika dan ditetapkan untuk
masing-masing kompartemen. Berdasarkan aturan etika ini, seorang profesional akuntan
sektor publik harus memiliki karakteristik yang mencakup.
- Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan
- Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas ditempat instansi kerja
maupun untuk auditan
- Berpandangan obyektif
- Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja yang tinggi

Aturan etika IAI-KASP memuat tujuh prinsip-prinsip dasar perilaku etis auditor dari empat
paduan umum lainnya berkenaan dengan perilaku etis tersebut. Ketujuh prinsip dasar
tersebut:
1. Integritas
2. Obyektivitas
3. Kompetensi dan kehati²an
4. Kerahasiaan
5. Ketepatan bertindak
6. Standar teknis
7. Profesional

• Independensi Auditor
Agar seorang Auditor obyektivitas dari dapat ditetapkan.
Terdapat beberapa independensi Auditor:
1. Independensi dan akuntan publik
2. Independensi dalam kenyataan
3. Independensi dalam penampilan

KKN dan Tindakan Melanggar Hukum Lainnya


Korupsi yang di era reformasi ini disandingkan dengan dua jenis tindakan lainnya yaitu
kolusi dan nepotisme merupaka isu etika yang sangat menonjolkan dan mendapat banyak
perhatian. Secara ekonomi dan politik, korupsi dinilai memiliki dampak yang luas biasa
karena menghambat pertumbuhan ekonomi dan demokrasi. Oleh sebab itu, Indonesia telah
membentuk kerangka kelembagaan untuk memberantas korupsi. Terakhir, pemerintah telah
membentuk komisi pemberantasan korupsi ( KPK ) sebuah lembaga independen anti-korupsi.

" PERENCANAAN AUDIT "


Persiapan dan perencanaan yang seksama diperlukan sehingga sumber daya yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menyediakan jasa terbaik kepada pihak² yang
menggunakan hasil audit dan pihak-pihak yang membayar auditor untuk waktu dan
usahanyaa. Output dari perencanaan audit adalah rencana audit tertulis untuk melakukan
pekerjaan lapangan.

- Perencanaan Lembaga Audit


Lembaga audit dapat memberikan layanan-layanan kepada berbagau lembaga auditan untuk
setiap auditan, lembaga auditan mungkin memiliki berbagai tugas dan setiap tugas ini
mungkin memerlukan beberapa penugasan audit individual.
- Perencanaan Strategis untuk Setiap Auditan
Lembaga audit biasanya akan mengarahkan usahanya pada penugasan-penugasan yang akan
mencakup semua bidang yang secara finansial signifikan dari aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh auditannya.
- Perencanaan Strategis dalam Audit Kinerja
Perencanaan strategis menjadi sangat penting dalam perencanaan audit kinerja, terutama
dalam bidang bidang yang akan diaudit
- Perencanaan operasional suatu lembaga Audit
Suatu perencanaan operasional suatu lembaga audit terdiri dari komponen utama yaitu
layanan audit yang diberikan dan sumber daya yang tersedia
- Perencanaan Penugasan Audit dan Manfaatnya
Perencanaan merupak tahapan yang penting dalam proses audit. Perencanaannya meliputi
penetapan tujuan audit dan pemiuhan ruang lingkup dan metodologi untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut.
- Audit dengan perencanaan yang baik akan mengantisipasikan berbagai hal berikut:
a. Berbagai jenis audit, karakteristik auditan dan penugasan staf yang kompoten.
b. Arah dan pengendalian audit
c. Aspek-aspek kritis
d. Jangka waktu penyelesaian

- Persiapan Perencanaan Audit


Prosedur persiapan perencanaan audit berisi penelitian yang dilakukan sebelum suatu
perencanaan audit yang menyeluruh dilakukan. Bagi auditor eksternal pemerintahan
penugasan diberikan oleh lembaga atau atas nama lembaga melalui surat tugas.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan audit:
1. Melaksanakan Audit terhadap Auditan Baru
2. Daftar persiapan untuk Auditan Baru
3. Mengidentifikasi Alasan Penugasan Audit
4. Memperoleh kesalahpahaman pihak yang memberikan penugasan
5. Pemilihan staf untuk penugasan
6. Persiapan berkaitan dengan audit kinerja
- Penetapan Tujuan Audit
Setiap audit harus memiliki ayunan audit. Agar audit dapat dijalankan dengan efektif tujuan
audit harus ditetapkan dengan jelas. Praktik manajemen yang sehat mengharuskan tujuan-
tujuan dan cakupan audit didiskusikan antara auditor dan auditan dasar audit kinerja
penetapan tujuan dan ruang lingkup audit bertujuan secara umum
a. Mengetahui batasan-batasan yang ada pada pekerjaan audit
b. Mengidentifikasikan wewenang yang dimiliki dalam pelaksanaan audit
c. Memastikan bahwa auditor telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku
d. Memberikan keyakinan bahwa pendekatan audit yang direncanakan telah sesuai
dengan kebijakan audit yang ditetapkan.
e. Memastikan bahwa tujuan audit telah memenuhi kebutuhan
legislatif f . Mengidentifikasi pihak-pihak yang berhak menerima
laporan audit

- Pemahaman Atas Entitas/Program yang di Audit


Untuk setiap penugasan audit, auditor harus memahami entitas bisnis. Informasi yang
dikumpulkan untuk tahapan ini umumnya sama dari satu penugasan ke penugasan lain
walaupun ada beberapa perbedaan² kecil karena perubahan-perubahan tertentu dari entitas
yang diaudit.
- Prosedur Anasitas Awal
1) Dalam tahap perencanaan
- Memahami kegiatan entitas yang diaudit
- Menunjukkan kemungkinan salah saji
- Mengurangi penggunaan tesina

- Materialitas dan Risiko dalam Audit


Setelah tujuan audit ditetapkan dan berbagai bidang yang diaudit dianausis dalam prosedur
analitis awal, tingkat materialitas untuk angka-angka yang diaudit harus ditetapkan
- Materialitas
Konsep relatif, bukan absolut dalam jumlah. Materialitas menunjukkn dua aspek dari
auditing. Aspek pertama yang lebih umum adalah penggunaan materialitas pada ukuran
dan sensitivitas kesalahan yang dapat mempengaruhi laporan audit. Aspek lainnya seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya berkenaan dengan kedalaman pemeriksaaan dalam
suatu audit.
- Risiko Audit
Risiko audit dihadapi dengan mendenta kerugian karena menghasilkan laporan atau
memberikan opini audit yang tidak layak. Kerugian ini dapat berupa rusaknya reputasi
auditor atau dalam bentuk komensasi moneter atas kerugian yang diderita pihak lain atau
bahkan keduanya

" PERENCANAAN AUDIT RINCI DAN PENJADWALAN "

Setelah menentukan materialitas dan risiko audit, auditor merencanakan program audit secara
rinci. Praktik yang telah disukai adalah setiap siklus memiliki program audit tersendiri
program audit pada umumnya dirancang dalam tiga bagian pengujian abstrak:
1) Prosedur Analitis
2) Pengujian Rinci Atas Transaksi
3) Pengujian Rinci Atas Saldo

Anda mungkin juga menyukai