Anda di halaman 1dari 10

REPRODUKSI

(Laporan Praktikum Biologi Dasar)

Tyara Gisella Renata

1753024007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mahkluk hidup pada dasarnya akan bertambah banyak, hal ini karena mahkluk
hidup berreproduksi dengan jenisnya. Reproduksi juga ada terjadi pembelahan sel-sel
yang merupakan salah satu ciri mahkluk hidup diantaranya yaitu pembelahan mitosis
dan meiosis. Salah satu ciri-ciri makhluk hidup yaitu dapat berkembang biak,
sebagaimana yang kita ketahui, dengan berkembang biak maka makhluk hidup dapat
mempertahankan spesiesnya. Makhluk hidup seperti hewan dan manusia mampu
berkembang biak karena memiliki alat atau organ reproduksi yang akan berfungsi
pada saat hewan dan manusia telah dewasa atau telah mencapai kedewasaan
(pubertas). Pada hewan-hewan dengan taksa yang tinggi seperti mamalia, alat-alat
reproduksinya biasanya lebih terspesialisasi dan dilengkapi dengan kelamin luar.
Hewan jantan dan betina memiliki organ-organ reproduksi khusus dimana bentuk
dan fungsinya berbeda satu sama lain. Pada hewan tertentu memiliki organ
reproduksi internal dan juga eksternal. Organ-organ reproduksi yang letaknya di
dalam tubuh hewan dinamakan sistem reproduksi internal, adapun yang berada di
luar tubuh disebut sistem reproduksi eksternal. Sistem reproduksi eksternal pastinya
mudah diamati menggunakan mata telanjang, namun untuk mengamati sistem
reproduksi internal perlu dilakukan suatu pembedahan agar organ reproduksi tersebut
bisa terlihat dengan jelas.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan mitosis dan meiosis?


2. Dimana letak terjadinya mitosis?
3. Apakah sajakah organ reproduksi pada organisme?

1.3. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:


1. Mengamati dan mengetahui fase-fase yang terdapat pada proses mitosis dan
meiosis.
2. Menentukan tempat terjadinya mitosis
3. Mengetahui beberapa organ reproduksi pada organisme
1.4. Manfaat Praktikum

1. Mengetahui fase-fase pada mitosis dan meiosis


2. Mengetahui tempat terjadinya mitosis
3. Mengetahui organ reproduksi pada organisme

1.5. Teori Dasar

Reproduksi adalah penciptaan individu baru yang semua gennya berasal dari
satu induk tanpa peleburan telur dan sperma. Pada sebagian kasus, reproduksi
aseksual secara keseluruhan mengandalkan pembelahan sel secara mitosis (Campbell,
2008).

MITOSIS
Pembelahan sel somatis 2 anak sel yang mengandung jumlah kromosom/ materi
hereditas yang sama atau identik.Tujuan:
1. Mengganti sel-sel yang rusak/ regenerasi
2. Mengganti sel-sel yang rusak/ regenerasi
3. Perkembangan dari satu sel menjadi banyak
4. Membentuk individu baru (reproduksi sel baru) pada individu bersel tunggal
Secara umum, pembelahan sel terbagi menjadi 2 tahap, yaitu: Kariokinesis dan
sitokinesis

MEIOSIS
Meiosis: pembelahan sel khusus yang terdapat pada organ/ alat reproduksi,
menghasilkan gamet/ sel kelamin, memiliki jumlah kromosom ½ dari jumlah
kromosom induknya (46→23), terjadi pembelahan reduksi
Tujuan: mendapatkan individu yang memiliki jumlah kromosom normal (46) berasal
½ dari ayah dan ½ dari 8 ibu kromosom normal (46) berasal ½ dari ayah dan ½ dari 8
ibu
Meiosis I: profase 1 (leptoten, zigoten, pachiten, diploten, diakinesis), metafase 1,
anafase 1,telofase 1
Meiosis II: profase 2, metafase 2, anafase 2, telofase 2 (Tuti Nuraini, 2009).

Setiap organisme yang tinggal di planet Bumi ini tersusun dari salah satu dari
dua jenis sel yang secara struktural berbeda, yaitu sel prokariotik atau sel eukariotik.
Jenis sel prokariotik hanya dimiliki oleh bakteri dan arkea. Umumnya, Arkea
(Archaea) hidup di lingkungan yang ekstrem, seperti danau yang berkadar garam
tinggi dan sumber-sumber air panas. Ini telah dibuktikan dengan molekuler bahwa
arkea sangat tidak mempunyai kesamaan dengan eukariota sebanyak kesamaan yang
dimilikinya dengan anggota domain bakteri. Perbedaan utama antara sel prokariotik
dan eukariotik ditandai dengan namanya. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari
bahasa Yunani pro, yang berarti “sebelum”, dan karyon, yang berarti “kernel”, atau
biasa disebut nucleus. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus, melainkan materi
genetiknya (DNA) terpusat pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada
membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya. Namun sebaliknya, sel
eukariotik (bahasa Yunani, eu, yang berarti “sebenarnya”, dan karyon) mempunyai
nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh membran nukleus. Dengan demikian
baik ada mahupun tidak nukleus sesungguhnya, hanya merupakan contoh dari
perbedaan kompleksnya suatu struktural dari kedua jenis sel tersebut
Perkembangan sel prokariotik dan eukariotik memiliki beberapa fase. Pada sel
prokariotik adalah amitosis atau pembelahan biner, secara harfiah berarti
“pembelahan menjadi separuh”. Sebagian besar gen bakteri terdapat pada kromosom
tunggal yang terdiri atas molekul DNA sirkular dan protein yang terkait. Walaupun
bakteri lebih kecil dan lebih sederhana daripada sel eukariotik, masalah replikasi
genomnya secara teratur dan pendistribusian salinannya secara ke kedua sel anak
masih sulit dimengerti sepenuhnya. Kromosom bakteri dilekatkan pada membran
plasma. Setelah sel bakteri mereplikasi kromosomnya dalam persiapan untuk
pembelahan, kedua salinannya tetap melekat pada membran di tempat yang
bersebelahan. Pertumbuhan membran di antara kedua tempat pelekatan itu akan
memisahkan kedua salinan kromosom tadi. Ketika bakteri telah mencapai sekitar dua
kali ukuran awalnya, membran plasmanya melekuk ke dalam, memisahkan sel induk
menjadi dua sel anak. Setiap sel mewarisi genom yang lengkap. Sebaliknya, pada sel
eukariotik, terjadi perbedaan jenis pembelahan. Pertama, pada sel somatik (sel tubuh)
terjadi secara mitosis dan yang kedua pada sel gamet (kelamin) terjadi secara meiosis.
Proses berlangsungnya pembelahan tersebut diperlukan waktu dan laju pembelahan
sel (siklus sel) pada bagian tumbuhan dan hewan yang berbeda merupakan hal yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Misalnya antara sel
kulit manusia dengan sel hati, frekuensi pembelahannya berbeda, ini disebabkan sel
kulit manusia di program agar terus membelah sepanjang hidup, sedangkan pada sel
hati mempertahankan kemampuannya tetapi hanya menggunakannya pada saat yang
tepat misalnya untuk menyembuhkan luka. Perbedaan siklus sel ini disebabkan oleh
pengaturan pada tingkatan molekuler (Campbell, dkk. 2002).

Tahap yang pertama kali dilakukan dalam siklus sel ini adalah dengan fase
Interfase yaitu periode saat sel tidak sedang melakukan aktifitas pembelahan. Selama
Interfase, aktivitas metabolisme sangat tinggi, kromosom dan organel mengalami
duplikasi (penggandaan) dan ukuran sel dapat meningkat. Interfase meliputi sekitar
90 % dari keseluruhan waktu setiap siklus sel. Untuk satu sel membutuhkan waktu ±
24 jam untuk satu kali proses pembelahan, G1 (Gap 1) selama 11 jam, S (Sintesis
DNA) selama 8 jam, G2 (Gap 2) selama 4 jam dan M (Mitotik) selama 1 jam
( Sumber: Brooker, dkk. 2008: 185). Selama ketiga sub-fase ini yaitu G1, S, dan G2,
sel mengalami pertumbuhan dengan menghasilkan organel dan protein-protein di
dalam sitoplasma. Kromosom direplikasi hanya pada sub-fase S. Dengan demikian,
suatu sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat sel tersebut sudah menyalin kromosomnya
(S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya untuk
melakukan pembelahan (G2) yang ditandai dengan kromosom berkondensasi, dua
pasang sentromer terbentuk, dan nukleolus mulai menghilang, kemudian dilanjutkan
dengan fase M. Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan inti sel menjadi
dua inti sel baru, melalui tahapan dan proses tertentu menghasilkan dua jenis sel anak
yang jumlah kromosomnya sama dengan induknya. Sedangkan pada meiosis adalah
pembelahan inti sel dengan cara mereduksi kromosom. Pada meiosis, terjadi
perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom
induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode
pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II).
Setiap pembelahan-pembelahan yang akan dilakukan oleh sel harus melalui beberapa
tahap fase. Pembelahan sel secara mitosis melalui beberapa fase, diantaranya fase
Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan yang terakhir Telofase. Pembelahan mulai
terjadi saat fase Profase dengan ciri-ciri membran nukleus melebur, nukleolus
menghilang, kedua sentriol bergerak ke kutub berlawanan , dan kromosom
mereplikasi hingga memproduksi sebanyak 12 kromatid, kemudian membentuk 6
pasang sister chromatids (sepasang kromatid identik). Kemudian, sebelum sel
memasuki fase Metafase terlebih dahulu fase pro-Metafase dengan ciri-ciri membran
inti berubah menjadi vesikel-vesikel dan benang spindel telah sempurna. Sister
chromatids akan mengikat “garis-garis” spindel melalui mirotubul kinetotor,
kemudian pada Metafase-nya sudah berada sejajar di bidang ekuator. Dilanjutkan fase
Anafase, sister chromatids berpisah dari pasangannya dan bergerak menuju kutub-
kutub berlawanan, kemudian selama fase Telofase kromosom sudah berada di setiap
kutub masing-masing dan membran inti akan membentuk kembali serta kromosom
membentuk kromatin kembali dan terakhir sel akan terbagi menjadi dua sel anakan
setelah sitokinesis selesai. Namun pada pembelahan sel secara meiosis dilakukan
melalui beberapa tahap. Pada Meiosis I, yaitu profase I dengan ciri-ciri kromosom
homolog bersinapsis membentuk bivalen dan terjadi crossing over ( pertukaran
genetik). Kromosom berkodensasi dan membran inti kembali membentuk vesikel-
vesikel. Fase kedua yaitu pro-Metafase I dengan ciri-ciri membran inti telah menjadi
vesikel-vesikel, dan bivalen menuju garis ekuator dan pada Metafase I-nya bivalen
sudah berada di garis ekuator. Kemudian, pada anaphase I kromosom yang homolog
bergerak ke kutub berlawanan dan pada Telofase I membran inti terbentuk kemblai
dan kromosom berdekondensasi sel menjadi dua sel anakan. Pada Meiosis II,
didahului dengan profase II dengan ciri-ciri sister chromatids berkondensasi dan
benang spindel terbentuk dan membran inti kembali menjadi vesikel-vesikel.
Kemudian, dilanjutkan dengan pro-Metafase II membran inti secara keseluruhan telah
berubah menjadi vesikel. Sister chromatids bergerak menuju ke garis ekuator dan
pada Metafase II berada di sepanjang garis ekuator. Pada Anafase II sister chromatids
berpisah dan menjadi kromosom individu dan bergerak ke kutub berlawanan dan
sitokinesis terjadi sehingga pada akhirnya terdapat 4 sel anak dengan jumlah
kromosom haploid (Brooker, dkk. 2008).

1.6. Hipotesis

Adapun dugaan sementara dari percobaan adalah


- Pada sel-sel reproduksi akan terjadi pembelahan mitosis dan meiosis
- Peran sel memperbanyak sel dengan pembelahan mitosis dan meiosis
- Mitosis dan meiosis perperan penting dalam proses reproduksi untuk pembelahan
sel dan akan terus berkembang
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1.Tabel Pengamatan
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab II maka dapat disimpulkan :


1. Ada dua cara reproduksi mahkluk hidup, dengan cara vegetatif atau buatan
dan generatif atau seksual
2. Ada tumbuhan dan hewan yang mampu berreproduksi secara aseksual
3. Dalam mekanisme reproduksi terdapat proses-proses pembelahan mitosis dan
meiosis pada sel-sel yang bekerja, dalam pembentukan sel gamet indukan
4. Proses fertilisasi ada dua cara, dengan ferilisasi internal dan juga fertilisasi
eksternal
5. Zigot yang dihasilkan dari fertilisasi gamet akan mengalami proses
pembelahan sel yang aktif sehingga berkembang menjadi janin dan menjadi
individu baru.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biology Eigth Edition. San Fransisco: Benjamin
Cummings.

Tuti Nuraini, S.Kp., M.Biomed.,Jurnal Biologi Keperawatan,2009,Mitosis.

Campbell, Jane, B.Reece  dan Laurence G. Mitchell. 2002. Biologi Umum Edisi
kelima. Jakarta : Erlangga.

Brooker dkk. 2008. Biology. McGraw. NewYork : Hill International edition.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai