NIM : 2001036125
Prodi : S1-Akuntansi
Kelas : GAB/C
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan : Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari
suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan
generasi penerusnya. Agar dapat membentuk kepribadian masyarakat yang cinta tanah air dan bangga
terhadap negaranya.
Landasan hukum pendidikan kewarganegaraan : UUD 1945, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang
Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan: Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan
pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani,
dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Serta mewujudkan Kepribadian masyarakat yang demokratis”. Tujuan PKn secara khusus yaitu membina
moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama,
perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah
dan luar sekolah, seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, organisasi keagamaan, organisasi
kemasyarakatan, dan dalam media. Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
prilaku dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik,
anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hakikat Pendidikan Kewarganegaran adalah
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama,sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.
Jadi Hakikat PKn, yaitu program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang
diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari. Sebuah
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-
kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Fungsi dari mata pelajaran PKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.
Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan
diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan
sosial seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang
dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara,
beragama, demokratis, Pancasila sejati” (Somantri, 2001).
Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum dalam ruang lingkup pembelajaran.
Ruang lingkup pada materi mata pelajaran PKn sesuai Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar
isi, meliputi: persatuan dan kesatuan bangsa; norma, hukum, dan peraturan; Hak Asasi Manusia (HAM);
kebutuhan warga negara; konstitusi negara; kekuasan dan politik; Pancasila; dan Globalisasi.
Sumber: http://widyopangestu.blogspot.com/2015/10/konsep-pendidikan-kewarganegaraan.html
Artikel 3-Pancasila Sebagai Fungsi Filsafat
FILSAFAT PANCASILA
Filsafat Pancasila adalah penggunaan dari nilai Pancasila sebagai dasar negara dan juga pandangan hidup
dalam bernegara. Berdasarkan prinsipnya, Pancasila ini sebagai filsafat merupakan perluasan keunggulan
dari awal sebagai sebuahdasar dan ideologi yang telah merambah ke dalam berbagai Produk filsafat
(filsafah).
1. Untuk dapat menciptakan bangsa yang religius serta patuh kepada Allah SWT.
2. Menjadi sebagai bangsa yang menjaga ketentraman dan keadilan baik secara sosial atau ekonomi.
3. Untuk menjadi bangsa yang saling menghormati hak asasi manusia, untuk mampu dan dapat
berada di dalam kaitannya HAM dengan nilai Pancasila sebagai dasar negara ini.
4. Untuk mampu menciptakan suatu bangsa yang menjunjung tinggi nilai demokrasi.
5. Menjadi negara nasionalis serta cinta terhadap tanah air Indonesia.
Contoh filsafat pancasila, yaitu menjaga toleransi, menjaga kerukunan umat beragama, penyelenggara
negara sesuai dengan nilai ketuhanan, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, memihak dan
membela negara, tidak membuat perpecahan antar kelompok, mengakui persamaan derajat, menegakkan
keadilan serta menegakkan demokrasi.
Sumber : https://dosenpintar.com/filsafat-pancasila/
Artikel 4-Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu idea dan logos. Idea
yang berarti gagasan, cita-cita atau konsep; Logos yang berarti pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi
berarti ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Selain secara asal katanya, pandangan mengenai arti ideologi sendiri juga dikemukakan oleh para ahli,
seperti Drs. Moerdiono, yang mengemukakan bahwa ideologi adalah a system of ideas, akan
mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta
kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam filsafat yang menjadi induknya. Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi
adalah suatu pemikiran yang berisi nilai nilai tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.
Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Ideologi memiliki peran dalam
mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat supaya dapat terbentuknya kehidupan
berbangsa dan bernegara yang baik.Dari paparan tersebut, maka dapat terlihat betapa pentingnya ideologi
bagi setiap bangsa. Identitas bangsa Indonesia sendiri tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh bangsa
Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila.
Ideologi Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia karena Pancasila
memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.Kedudukan itu
seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila menjadi dasar negara, Pancasila sebagai
sumber dari segala hukum yang ada di Indonesia, Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
ketika mendirikan negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang menjadikan
Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga dapat diartikan
bahwasannya Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan segala
aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegera. Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai
penunjuk arah dalam kehidupan bernegara Indonesia. Hal-hal inilah yang membuat Pancasila memiliki
fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sendiri tercermin dalam setiap sila yang ada di dalamnya. Nilai-nilai itu adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan,nilai persatuan, nilai kerakyatan dan juga nilai keadilan.
Ideologi Pancasila haruslah tetap dilestarikan karena ideologi ini merupakan ideologi yang mencerminkan
kepribadian bangsa ini.
Sumber: https://binus.ac.id/character-building/2020/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara/
Ideologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ideas dan logos. Kata ini memiliki arti pemikiran, ilmu, cara
pandang, dan cita-cita. Jadi, bisa disimpulkan bahwa ideologi adalah sebuah cara pandang yang
membentuk kerangka berpikir kita dalam mewujudkan cita-cita.
Pancasila sebagai ideologi negara artinya seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai
dasar sistem kenegaraan. Nilai-nilai yang ada pada setiap butir pancasila harus dijadikan sebagai
pedoman dasar dalam melangsungkan kehidupan bernegara. Selain itu, pancasila sebagai ideologi negara
juga bermakna menjadikan pancasila sebagai cita-cita atau visi. Hal ini tentunya berlaku untuk
pemerintah dan seluruh warga negara.
1. Pancasila berperan sebagai sarana pemersatu masyarakat dan juga bertindak sebagai pemelihara
persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Berfungsi untuk mengarahkan dan motivasi bangsa untuk mencapai cita-citanya.
3. Karena pancasila merupakan identitas bangsa, ia juga berperan untuk memelihara dan
mengembangkan identitas tersebut.
4. Pancasila sebagai ideologi negara juga berfungsi sebagai kontrol sosial. Maksudnya adalah,
pancasila menjadi tolak ukur sejauh mana negara kita telah menggapai cita-citanya.
Sumber: Pancasila
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari semua sistem
pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan
demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok
merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah
menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan
aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara
memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi Indonesia
dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi
pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk
dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan
karunia Tuhan yang patut kita syukuri.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat. Demokrasi berasal
dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat dan Kratos yang memiliki arti
kekuasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi adalah gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga
negara.
Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu prinsip demokrasi sebagai sistem politik serta prinsip
non-demokrasi (kediktatoran). Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Yaitu Demokrasi menurut cara
aspirasi rakyat (Demokrasi Langsung, Demokrasi Tidak Langsung) dan Demokrasi (Berdasarkan Prinsip
Ideologi, Demokrasi Liberal, Demokrasi Rakyat, Demokrasi Pancasila).
Sumber:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5c38de8a798f624eab38b1fe6f7e97ff.pdf
Setiap negara pasti memiliki suatu identitas yang membedekan dengan negara lainnya. Identitas tersebut
dikenal sebagai identitas nasional. Dilansir dari buku Pendidikan Kewargenagaraan (2020) karya Damri
dan Fauzi Eka Putra, identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofi membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional dibuat, dibentuk,
dan disepakati oleh suatu warga bangsa sebagai idetitasnya. Sementara bersifat sekunder karena identitas
nasional lahir belakangan jika dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang telah memiliki
identitas primer yang berbeda-beda. Identitas nasional erat kaitannya dengan bagaimana suatu bangsa
terbentuk secara historis.
Identitas nasional tercipta dari berbagai nilai-nilai kultural suku bangsa yang ada di setiap daerah. Nilai-
nilai kultural tersebut kemudian dihimpun menjadi satu kesatuan yang akhirnya membentuk identitas
nasional bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, Muhammad Ridha Iswardhana dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (2020), menjelaskan pentingnya identitas nasional bagi bangsa Indonesia, yaitu:
Setiap negara, termasuk Indonesia memiliki sistem hukum untuk mengatur pemerintahannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem adalah perangkat unsur secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sedangkan hukum adalah peraturan atau adat yang secara
resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
Sistem hukum di Indonesia menganut sistem hukum Eropa Kontinental atau Civil Law. Hal ini dapat
dilihat dari sejarah dan politik hukum, sumber hukum maupun sistem penegakan hukumnya. Di mana
sistem tersebut banyak berkembang di negara-negara Eropa, seperti Belanda, Prancis, Italia, Jerman.
Kemudian di Amerika Latin dan Asia. Di Asia, salah satunya Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Tapi seiiring perkembangan zaman batas-batas antara hukum publik dan hukum privat semakin kabur.
Namun dalam pembentukannya peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia dipengaruhi oleh
sistem hukum adat dan sistem hukum Islam. Hal tersebut wajar, mengingat hukum merupakan sebuah
sistem yang tersusun atas sejumlah bagian yang masing-masing juga merupakan sistem yang dinamakan
subsistem.
Dalam sistem hukum Indonesia terdapat subsistem hukum perdata, hukum pidana, maupun hukum tata
negara. Negara hukum menurut Eropa Continental dipelopori oleh Imanuel Kant dengan paham Laissez
faire laissez aller, artinya biarlah setiap anggota masyarakat menyelenggarakan sendiri kemakmurannya,
jangan negara yang ikut campur. Ada elemen penting dalam konsep negara hukum menurut Eropa
Continental, yakni:
Indonesia merupakan negara hukum. Ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 1 ayat tiga yang berbunyi
Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yang dianut Indonesia adalah negara hukum yang
senentiasa mempertimbangkan segala tindakan pada dua landasan. Yakni, dari segi kegunaan atau
tujuannya dan dari segi landasan hukumnya. Sebelum Indonesia dijajah oleh Belanda, hukum yang
digunakan untuk menyelesaikan setiap sengketa yang terjadi di masyarakat mengggunakan hukum adat.
Geopolitik adalah kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan berdasarkan pada pemahaman tentang
paham perang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia. Geostrategi
adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan kostelasi geografi sebagai
faktor utamanya. Disamping itu juga memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk, sumber daya
alam, lingkungan regional maupun internasional.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan
dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk
mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Ada beberapa pengertian wawasan nusantara, diantaranya
sebagai berikut :
1) Pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang
GBHN adalah sebagai berikut: Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
2) Pengertian wawasan Nusantara menurut Prof. DR. Wan Usman (Ketua Program S-2 PKN-UI):
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam”. Hal tersebut
disampaikannya pada waktu lokakarya Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional di
Lemhannas pada bulan Januari Tahun 2000. ia juga menjelaskan bahwa Wawasan Nusantara
merupakan geopoltik Indonesia.
3) Pengertian Wawasan Nusantara menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara yang diusulkan
menjadi Ketetapan MPR dan dibuat di Lemhannas tahun 1999 adalah sebagai berikut : “Cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Unsur dasar wawasan nusantara, yaitu wadah dan isi wawasan nusantara.
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam arti cara pandang yang selalu utuh
menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional.
http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-geopolitik-dan-
geostrategi.html#:~:text=Geopolitik%20adalah%20kekuatan%20dan%20kekuasaan,kostelasi
%20geografi%20sebagai%20faktor%20utamanya.
Dasar negara dan konstitusi mempunyai hubungan secara yuridis, filosofis dan sosiologis.
1. Secara Yuridis, hubungan dasar negara dengan konstitusi bahwa konstitusi mengandung pokok-
pokok pikiran dasar negara yang berwujud pasal-pasal.
1. Secara Filosofis, konstitusi didasarkan pada filosofi bangsa tersebut yang berakar pada budaya
bangsa.
2. Secara Sosiologis, konstitusi bisa memuat nilai-nilai yang berkembang di masyarakat yang
bersumber dari dasar negara dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Falsafah dasar negara Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan uraian detail dari Proklamasi 17 Agustus 1945.
Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 45 adalah suatu kebulatan yang utuh dan
tersusun secara teratur dan bertingkat. Sila yang satu menjiwai sekaligus meliputi sila yang lain
secara bertingkat.
Jiwa Pancasila yang abstrak, setelah terlahir menjadi Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus
1945 tercermin dalam pokok-pokok pikiran yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945.
Kesatuan tafsir sila-sila Pancasila mesti bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan pasal-pasal
UUD 45.
Sedangkan hubungan mengenai dasar negara dengan pasal-pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem internasional untuk
perlindungan hak asasi manusia. Deklarasi tersebut diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada 10 Desember
1948, untuk melarang kengerian Perang Dunia II agar tidak berlanjut. 30 pasal UDHR menetapkan hak
sipil, politik, sosial, ekonomi dan budaya semua orang. Ini adalah visi martabat manusia yang melampaui
batas dan otoritas politik dan membuat pemerintah berkomitmen untuk menghormati hak-hak dasar setiap
orang. UDHR adalah pedoman di seluruh pekerjaan Amnesty International.
Dua nilai kunci menjadi dasar konsep hak asasi manusia. Yang pertama adalah “martabat manusia” dan
yang kedua adalah “persamaan”. Hak asasi manusia sebenarnya adalah definisi (percobaan) dari standar
dasar yang diperlukan untuk kehidupan yang bermartabat. Universalitas mereka berasal dari keyakinan
bahwa orang harus diperlakukan sama. Kedua nilai kunci ini hampir tidak kontroversial. Itulah sebabnya
hak asasi manusia didukung oleh hampir semua budaya dan agama di dunia. Orang-orang pada umumnya
setuju bahwa kekuasaan negara atau sekelompok individu tertentu tidak boleh tidak terbatas atau
sewenang-wenang. Tujuannya harus menjadi yurisdiksi yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan
semua individu dalam suatu negara.
Anda tidak memiliki hak asasi manusia karena Anda adalah warga negara tertentu, tetapi karena Anda
adalah anggota keluarga manusia. Ini juga berarti bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki hak asasi
manusia.
Sumber: https://hukum.uma.ac.id/2020/09/17/apa-itu-hak-asasi-manusia/
HAM adalah hak yang dimiliki individu berdasarkan keberadaan sebagai manusia. Hak untuk hidup dan
memperoleh kebutuhan dasar makanan serta pakaian dapat dianggap sebagai HAM yang mendasar. Hak-
hak sipil atau hukum itu diberikan oleh pemerintah. Hak untuk memilih pada usia 18 adalah hak sipil,
bukan hak asasi manusia. Selama abad ke-19 dan ke-20 ada perluasan konsep hak asasi manusia untuk
memasukan banyak hak yang sebelumnya dianggap sipil.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), HAM sudah menjadi bahasa sehari-hari sejak Perang Dunia II.
Kemudian dibuat saat Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang diterbitkan tahun 1948. HAM ini menggantikan istilah hak-hak alamiah. Disebutkan bahwa HAM
adalah suatu pengakuan atas martabat dan hak yang tidka bisa dicabut oleh siapa pun.
1. Hak Asasi Pribadi. Hak asasi ini berhubungan dengen kehidupan pribadi setiap orang.
Contohnya, seperti kebebasan bergerak, bebas menyampaikan pendapat hingga bebas memilih,
memeluk dan menjalankan agama sesuai keyakinan masing-masing.
2. Hak Asasi Politik. Hak ini terkiat dengan kehidupan berpolitik seseorang. Ini seperti hak untuk
dipilih dan memilih, hak mendirikan partai politik atau ikut kegiatan pemerintah.
3. Hak Asasi Hukum. Setiap orang mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Selain
itu hak mendapatkan perlindungan dan pelayanan hukum.
4. Hak Asasi Ekonomi. Hak ini maka tiap-tiap individu bisa terlibat dalam kegiatan perekonomian.
Bisa kegiatan jual beli, melaksanakan perjanjian kontrak atau memiliki pekerjaan yang pantas.
5. Hak Asasi Peradilan. Hak ini bagaimana tiap individu mendapat perlakuan sama dalam tata cara
pengadilan. Hak mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan.
6. Hak Asasi Sosial Budaya. Ini terkait dengan kehidupan bermasyarakat. Bisa mendapatkan
pengajaran atau mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.
Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/22/200000369/ham-arti-dan-macamnya?page=all