Pedoman Pembangunan Dan Peningkatan Fungsi Bangunan Puskesmas - 2020

EDISI 2020 691
ISBN 978-623-301-137-2 Ind

p
B U K U P A N D U A N PEDOMAN
P E M B A N PEMBANGUNAN
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
I N G K A T A N FUNGSI
F U N G SBANGUNAN
I P U S K E SPUSKESMAS
M A S P E RPERBATASAN
BATASAN
691
Ind
p
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Pedoman Pembangunan dan Peningkatan Fungsi Bangunan Puskesmas.—
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2020
ISBN 978-623-301-137-2
1. Judul I. COMMUNITY HEALTH CENTERS

II. FACILITY DESIGN AND CONSTRUCTION
III. INTERIOR DESIGN AND FURNISHINGS
K ATA P E N G A N TA R i
PEDOMAN
B U K U P A N D U A N PEDOMAN PEMBANGUNAN
G U N A N & P E&
P E M B A N PEMBANGUNAN N&PENINGKATAN
N G K A T A N FUNGSI
I PENINGKATAN U N G SBANGUNAN
F FUNGSI P U S K E SPUSKESMAS
I BANGUNAN A S P E RPERBATASAN
MPUSKESMAS BATASAN
KONSEP BANGUNAN PUSKESMAS ii
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
Desain/perancangan pembangunan dan peningkatan fungsi bangunan Puskesmas adalah: perancangan dengan keselarasan prinsip yang
terdapat dalam peraturan-peraturan perundangan tentang Puskesmas meliputi pelayanan kesehatan terintegrasi, pencegahan dan pengendalian
infeksi, tinjauan dari aspek 5 R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin), aspek keandalan bangunan (keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan), aspek responsif gender dan aspek bangunan ramah lingkungan.
Konsep fungsi ruang pelayanan kesehatan terintegrasi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
• Entrance puskesmas berupa hall yang pada kegiatan sehari-hari dapat berfungsi sebagai ruang tunggu pengunjung serta ruang penerimaan
pasien. Pada kondisi terjadi wabah/ KLB maka ruang tunggu dapat dimanfaatkan untuk penanganan pasien secara massal.
• Prinsip pelayanan Puskesmas yang mengedepankan aspek promotif dan preventif berimplikasi lebih diperlukan ruang tindakan daripada
tersedianya ruang tindakan medik darurat untuk pelayanannya.
• Pengaturan denah ruang di Puskesmas harus memperhatikan alur pasien infeksius dan non infeksius.
• Ruang KIA dan Imunisasi sebaiknya berdekatan dengan ruang persalinan untuk memudahkan akses ibu dan bayi serta mengendalikan dari
risiko pasien infeksius.
• Ruang konsultasi, ruang pemeriksaan umum, ruang kesehatan gigi dan mulut sebaiknya letaknya lebih dekat dengan lobby dari pada ruang
konsultasi gizi atau ruang promosi kesehatan.
• Interior pada ruang pemeriksaan umum harus fleksibel sehingga dapat dipakai sebagai klinik/ruang pemeriksaan yang lain ataupun ruang
Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE)/ ruang pemicuan.
• Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut dan Ruang Persalinan tidak dapat digunakan sebagai pelayanan kesehatan fungsi lain karena peralatan
kesehatan dan interior yang terdapat dalam ruang tersebut memiliki kekhasan pelayanan dan tidak applicable untuk pelayanan lain.
• Interior pada ruang kerja dapat mendukung suasana kerja tim sehingga terjadi pengintegrasian program.
• Pemakaian interior yang mendukung pelayanan penyuluhan pada ruang aula/serba guna puskesmas.
• Interior pada setiap ruang puskesmas cukup fleksibel untuk diterapkan atau disesuaikan pada denah puskesmas yang telah ada.
• Jika diperlukan, ruang rawat inap (ruang persiapan rujukan) di puskesmas dapat dialihfungsikan menjadi fungsi lain, misalnya ruang
penyuluhan, ruang program atau lainnya terutama menunjang kegiatan UKM.
• Untuk puskesmas yang di wilayah industri maka dapat ditambahkan ruang dekontaminasi yang terletak di luar bangunan di dekat akses masuk
ruang tindakan maupun memanfaatkan ruang parkir ambulan.
D A F TA R I S I iii
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
KATA PENGANTAR ………………………..i

KONSEP BANGUNAN PUSKESMAS ………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………..iii
I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG ………………………..1

DEFINISI PUSKESMAS ………………………..1
JENIS BANGUNAN PUSKESMAS …………………………1
II. ARSITEKTUR ZONASI & SIRKULASI …………………………3

ALUR KEGIATAN …………………………6
PROGRAM RUANG …………………………8
MODEL FASAD ………………………….10
MODEL PROTOTIPE PUSKESMAS T980 …………………………12
MODEL PROTOTIPE PUSKESMAS T860 ………………………….20
MODEL PROTOTIPE PUSKESMAS T460 …………………………..41
PENYESUAIAN BANGUNAN EKSISTING DENGAN PROTOTIPE ………………………….46
PERSYARATAN RUANG …………………………48
SPESIFIKASI MATERIAL ATAP & ACP …………………………82
SPESIFIKASI MATERIAL INTERIOR …………………………83
SIGNAGE BANGUNAN …………………………85
D A F TA R I S I vi
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
III. STRUKTUR PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN …………………………89

GAMBAR STRUKTUR BANGUNAN …………………………95
PRINSIP PERENCANAAN PONDASI …………………………106
PONDASI BANGUNAN DI TANAH RAWA …………………….…..110
GAMBAR PONDASI BANGUNAN DI TANAH RAWA ………………….…….111
GAMBAR PONDASI BANGUNAN DI TANAH BAGUS ………………………...115
GAMBAR PONDASI BANGUNAN DI TANAH SEDANG …………………….….119
GAMBAR PONDASI KANOPI BANGUNAN ………………….…….123
STANDAR PENULANGAN BALOK KOLOM ………………………..124
MODEL STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA ………………………..127
PETA GEMPA INDONESIA ………………………..128
BAHAN MATERIAL UNTUK PONDASI ………………………..130
STANDARD MINIMAL PEKERJAAN STRUKTUR ………………………..131
METODA PEKERJAAN PONDASI BATU KALI …………………………..132
METODA PEMBUATAN CAMPURAN BETON ……………………….133
IV. PRASARANA SISTEM PENGHAWAAN …………………….….135

SISTEM SANITASI (IPAL) ………………….…….140
SISTEM SANITASI (AIR BERSIH & AIR KOTOR) ………………….……..141
SISTEM SANITASI (BIOPORI) ……………….………..148
SISTEM KELISTRIKAN DAN PENCAHAYAAN ………….……………..150
SISTEM KELISTRIKAN (PANEL SURYA) …………….……………159
SISTEM GROUNDING …………………………161
SISTEM PROTEKSI PETIR .……………………….162
SISTEM KOMUNIKASI .……………………….166
D A F TA R I S I v
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
V. REFERENSI BUKU
WEBSITE
VI. TIM PENYUSUN

PENDAHULUAN 1
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
L ATA R B E L A K A N G
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional
khususnya subsistem upaya kesehatan. Dalam rangka memenuhi ketersediaan Puskesmas yang sesuai dengan Permenkes nomor 43 Tahun 2019
tentang Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah perbatasan, diperlukan adanya upaya peningkatan
fasilitas fisik Puskesmas baik melalui pembangunan maupun rehabilitasi dan renovasi bangunan Puskesmas. Bangunan Puskesmas dan prasarana
penunjang lainnya dibangun oleh Kementerian Kesehatan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang ditempatkan di daerah
Seluruh Indonesia.
Sebagaimana diketahui bahwa Puskesmas merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan publik yang penuh dengan berbagai disiplin ilmu,
padat modal, padat karya, dan padat teknologi. Namun demikian untuk membangun suatu bangunan Puskesmas yang memenuhi Permenkes
Nomor 43 Tahun 2019 diharapkan tetap dapat dilaksanakan dalam waktu yang seoptimal mungkin mengingat keberadaannya yang sangat
diperlukan oleh masyarakat. Selain itu, bangunan Puskesmas juga harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain mempunyai ciri khas yang
dapat diseragamkan, sehingga menjadi penanda keberadaan bangunan Puskesmas ; selalu memasukkan unsur langgam daerah sebagai jati diri
keberadaannya ; serta mampu mengakomodasi kebutuhan responsif gender dan disabilitas. Guna mempercepat ketersediaan fasilitas Puskesmas
di daerah yang sesuai dengan ketentuan ketentuan tersebut di atas, maka diperlukan ketersediaan desain dalam bentuk prototipe ; monitoring
dan evaluasi yang efektif dan efisien dari pemrakarsa, konsultan manajemen konstruksi, konsultan perencana, konsultan pengawas di masing
masing daerah ; serta kemampuan kontraktor yang memahami bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
DEFINISI PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat setinggi tingginya di wilayah kerjanya.
JENIS BANGUNAN PUSKESMAS
Pembangunan bangunan Puskesmas harus menyesuaikan dengan kondisi beban kerja masing-masing daerah melalui 5 (lima) pilihan jenis Desain
Bangunan Puskesmas, yaitu bangunan Puskesmas 2 Lantai dengan 10 Tempat Tidur (Puskesmas T980), bangunan Puskesmas 2 Lantai dengan 6
Tempat Tidur (Puskesmas T860), dan bangunan Puskesmas Tidak Bertingkat dengan 4 Tempat Tidur (Puskesmas T560), bangunan Puskesmas
Tidak Bertingkat (Puskesmas T600 dan Puskesmas T460).
ARSITEKTUR 2
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
ARSITEKTUR
ZONASI & SIRKULASI 3
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SITEPLAN MODEL 1
PARKIR MOTOR
MASUK
BANGUNAN
UTILITAS
PARKIR
MOBIL
DROP OFF
ALTERNATIF BANGUNAN
BANGUNAN PUSKESMAS
UTILITAS
KETERANGAN :
Umum KELUAR
Privat (Tindakan) RUMAH RUMAH Lapangan

DINAS DINAS Olahraga
Privat (Perawatan)
ZONASI & SIRKULASI 4
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SITEPLAN MODEL 2
RUMAH RUMAH
DINAS DINAS
BANGUNAN
UTILITAS
BANGUNAN
PUSKESMAS DROP OFF
Lapangan ALTERNATIF
PARKIR MOTOR
Olahraga BANGUNAN
KETERANGAN : UTILITAS
PARKIR
MOBIL
Umum
Privat (Tindakan)
Privat (Perawatan)
MASUK KELUAR
ZONASI DAN SIRKULASI 5
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SITEPLAN MODEL 3
KETERANGAN:
1. BANGUNAN PUSKESMAS
2. RUMAH DINAS
3. PARKIR MOBIL
4. PARKIR MOTOR
5. RUANG UTILITAS
6. AREA IPAL
7. DROP OFF
8. MASUK
9. KELUAR
10. PARKIR AMBULAN
A L U R K E G I ATA N 6
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PUSKESMAS
TINDAKAN
R. PENDAFTARAN
& REKAM MEDIK
G
R. PERSALINAN
R A W AT
N
JALAN
R. PERAWATAN
A
RUANG
TUNGGU PASKA PERSALINAN
KLINIK PENGOBATAN UMUM
L
KLINIK KESEHATAN IBU & KB
U
KLINIK ANAK & IMUNISASI APOTEK/FARMASI
KLINIK GIGI & MULUT
P
LABORATORIUM
KLINIK LAINNYA/R. DOTS,

KONSELING,DIETETIK,DLL
A L U R K E G I ATA N 7
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
P U S K E S M A S D E N G A N T E M PAT T I D U R
TINDAKAN
R. PENDAFTARAN GAWAT DARURAT
& REKAM MEDIK
G
R. PERSALINAN
R A W AT
N
JALAN
RAWAT INAP
A
RUANG
TUNGGU PERSIAPAN RUJUKAN
KLINIK PENGOBATAN UMUM
L
KLINIK KESEHATAN IBU & KB
U
KLINIK ANAK & IMUNISASI APOTEK/FARMASI
KLINIK GIGI & MULUT
P
LABORATORIUM
KLINIK LAINNYA/R. DOTS,

KONSELING,DIETETIK,DLL
PROGRAM RUANG 8
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
LUAS
STANDAR
NO NAMA 10 TT 6 TT 4 TT SATUAN
RUANG SATUAN GEDUNG 2LT GEDUNG 2LT GEDUNG 1LT GEDUNG 1LT GEDUNG 1LT
T980 T860 T560 T600 T460 m²
1 Ruang Kantor :
a. Ruang Administrasi Kantor Min 3 x 4 m² 18 18 15 12 12 m²
b. Ruang Kepala Puskesmas Min 3 x 3 m² 15 15 9 9 9 m²
c. Ruang Rapat Min 3 x 3 m² 24 24 10.2 12 9 m²
2 Ruang Pendaftaran & Ruang Tunggu :
a. Ruang Pendaftaran Min 2 x 3 m² 8 8 6 8 6 m²
Min 1.2 per
b. Ruang Tunggu m² 30 30 13.75 30 13.75 m²
pasien
3 Ruang Rekam Medik Min 2 x 4 m² 8 8 8 8 8 m²
4 Ruang Pemeriksaan Umum Min 3 x 3 m² 13.4 13.4 13.4 13.4 13.4 m²
5 Ruang Pelayanan Tindakan/Kegawatdaruratan Min 5 x 5 m² 26.4 26.4 26 26.4 26 m²
6 Ruang Kesehatan Ibu, Anak, KB & Imunisasi Min 3 x 3 m² 13.4 13.4 13.4 13.4 13.4 m²
7 Ruang Kesehatan Gigi & Mulut Min 3 x 4 m² 13.4 13.4 13.4 13.4 13.4 m²
8 Ruang Laktasi/ASI Min 1.5 x 2.25 m² 12 12 3.3 12 3.3 m²
9 Ruang Pemeriksaan Khusus (Mis TB-DOT) Min 3 x 2.5 m² 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 m²
11 Ruang Farmasi Min 3 x 4 m² 20 20 20 20 20 m²
12 Ruang Persalinan Min 3 x 4 m² 19 19 17 19 15 m²
13 Ruang Pasca Persalinan Min. 7.2 m² 27 27 17 27 17 m²
14 Ruang Rawat Inap
- ruang rawat inap pasien pria Min. 7.2 per TT m² 42 30 22.5 N/A N/A m²
- ruang rawat inap pasien wanita Min. 7.2 per TT m² 42 30 22.5 N/A N/A m²
- ruang rawat inap pasien anak Min. 7.2 per TT m² 12 12 N/A N/A N/A m²
15 Ruang Dokter/Perawat Min 3 x 3 m² 12 12 N/A 12 N/A m²
16 Ruang Laboratorium Min 3 x 7 m² 21 21 21 21 21 m²
Ket:
N/A ; Tidak Terdapat Ruang/Bangunan Tersebut
PROGRAM RUANG 9
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
LUAS
STANDAR
NO NAMA 10 TT 6 TT 4 TT SATUAN
RUANG SATUAN GEDUNG 2LT GEDUNG 2LT GEDUNG 1LT GEDUNG 1LT GEDUNG 1LT
T980 T860 T560 T600 T460 m²
17 Ruang Vaksin Min 3 x 1.75 m² 5 5 5 5 5 m²
18 Ruang Sterilisasi
- Ruang Spoelhoek Min 2 x 2 m² 5 5 5 5 5 m²
- Ruang Sterilisasi Min 2 x 2 m² 5 5 5 5 5 m²
19 Pos Perawat (Nurse Station) Min 2 x 4 m² 8 N/A N/A N/A N/A m²
20 Ruang Cuci Min 2.5 x 4 m² 13.4 13.4 11.9 13.4 11.9 m²
21 Gudang Linen Min 1.8 x 2 m² 6 6 4.4 6 4.4 m²
22 Dapur/Pantry Min 3 x 3 m² 13.9 13.9 12.75 13.9 11.9 m²
23 KM/Toilet
- KM/Toilet Disabilitas Min 1.6 x 2 m² 3,4 3,4 3,4 3,4 3,2 m²
- KM/Toilet Pasien Wanita Min 1.5 x 2 m² 3 3 3 3 3 m²
- KM/Toilet Pasien Pria Min 1.5 x 2 m² 3 3 3 3 3 m²
- KM/Toilet Ruang Rawat Inap Min 1.6 x 2 m² 4 4 4 4 4 m²
- KM/Toilet Petugas Min 1.5 x 2 m² 4 4 4 4 4 m²
24 Janitor Min. 1.2 x 1.5 m² 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 m²
25 Gudang Min. 3 x 4 m² 36 36 10.6 18 12.5 m²
Halaman
1 Parkir Ambulan Min 12.5 m²/mobil 28 28 28 28 28 m²

2 Bangunan Utilitas 70 m² 80 80 70 70 70 m²
3 Rumah Dinas 36/90 Min 36 m²/unit 3 X 45 3 X 45 1 X 45 2 X 45 N/A m²
Luas Tanah 2500 2300 1500 2200 1200 m²
Ket:
N/A ; Tidak Terdapat Ruang/Bangunan Tersebut
M O D E L FA SA D 10
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
M O D E L FA S A D E 1 ( S AT U )
M O D E L FA SA D 11
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
MODEL FASADE 2 ( DUA)

MODEL PROTOTYPE PUSKESMAS T980 12
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 9 8 0 ; 2 L A N TA I ( 1 0 T T )
• Luas Tanah : 2.500 m2

• Luas Lantai Bangunan : 980 m2
• Jumlah Lantai : 2 Lantai D B
F
E
Ket:
• A ; Puskesmas T 980
• B ; 3 Unit Rumah Dinas
• C ; Utilitas Bangunan
o IPAL
o TPS B3 C
o TPS Sampah Domestik A
o Bangunan Instalasi Air
Bersih
o Rumah Genset
• D ; Parkir Ambulan C
• E ; Parkir Mobil
• F ; Parkir Motor
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 9 8 0 ; 2 L A N TA I ( 1 0 T T )

• Jumlah Lantai : 2 Lantai
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 9 8 0 2 L A N TA I ( 1 0 T T )

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 9 8 0 2 L A N TA I ( 1 0 )
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 8 6 0 ; 2 L A N TA I ( 6 T T )

F
E
Ket:
o IPAL C
o TPS B3
o TPS Sampah Domestik
Bersih
o Rumah Genset
• E ; Parkir Mobil A
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 8 6 0 ; 2 L A N TA I ( 6 T T )

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 8 6 0 2 L A N TA I ( 6 T T )

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
PEMBANGUNAN
& N G K A T A N FUNGSI
PENINGKATAN
I PENINGKATAN N G SBANGUNAN
FUNGSI
F FUNGSI
U P U S K E SPUSKESMAS
BANGUNAN
PUSKESMAS
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 6 0 0 T I D A K B E R T I N G K AT

F
E
Ket:
o IPAL C
o TPS B3
Bersih
o Rumah Genset
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN

ATAP
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 5 6 0 T I D A K B E R T I N G K AT ( 4 T T )

• Jumlah Lantai : 1 Lantai D B C
F
E
Ket:
o IPAL
o TPS B3
Bersih
o Rumah Genset
• D ; Parkir Ambulan
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
TA M PA K D E PA N
TA M PA K S A M P I N G K I R I
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
TA M PA K B E L A K A N G
TA M PA K S A M P I N G K A N A N
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
TA M PA K P OTO N G A N 1 - 1
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 5 6 0 ( 1 LT )
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN

Ket:
o IPAL
o TPS B3 A
Bersih
o Rumah Genset
• D ; Parkir Ambulan
• E ; Parkir Mobil
D E F C
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
TA M PA K D E PA N
TA M PA K S A M P I N G K I R I
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
TA M PA K B E L A K A N G
TA M PA K S A M P I N G K A N A N
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PENYESUAIAN BANGUNAN EKSISTING DENGAN PROTOTIPE 46
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
P E N D E K ATA N 1 P E N D E K ATA N 2
• Bangunan eksisting dalam kondisi baru (tidak dapat dibongkar), • Menambah fasilitas yang kurang hingga mencapai standar yang
sehingga hanya menyesuaikan dengan fasad prototipe disyaratkan oleh Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, kemudian
Puskesmas. disesuaikan dengan fasade prototipe Puskesmas.
Fasad
Baru 1
BANGUNAN
EKSISTING
KETERANGAN :
1. Bangunan Baru
2. Bangunan Eksisting
PENYESUAIAN BANGUNAN EKSISTING DENGAN PROTOTIPE 47
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
P E N D E K ATA N 3 TA M B A H A N BERDASARKAN
SITEPLAN BARU
• Penyesuaian bentuk bangunan dengan menyesuaikan kondisi

site atau lahan.
1
3 2
2
KETERANGAN :
1. Bangunan Baru
2. Bangunan Eksisting
3. Bangunan Penunjang (Utilitas)
P E R S YA R ATA N R U A N G 48
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G T I N D A K A N G AWAT D A R U R AT
Persyaratan Teknis :
a. Persyaratan Bangunan :
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada tabel program
ruang)
• Tirai minimal 10 cm dari lantai serta terdiri dari tirai masif setinggi
250 cm dari lantai dan sisa sampai langit-langit tirai jala.
• Berdekatan dengan ruang Spoel Hook dan Sterilisasi
a. Persyaratan Ventilasi :
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan 100%
• Jendela Bouvenlight.
• Menggunakan AC Split Type Wall Mounted.
b. Persyaratan Instalasi Listrik.

• Kotak Kontak minimal 6 (Enam) buah (3 buah di back up genset)
jika PLN padam.
c. Persyaratan Pencahayaan :
• Intensitas cahaya minimal 300 Lux (6 buah Lampu Tipe Standard /
LED 2 x 14 W).
• Jenis lampu yang disarankan menggunakan Lampu LED.
• Penerangan dan AC di back up 100% oleh Genset, jika PLN
Padam.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G T I N D A K A N G AWAT D A R U R AT
d. Persyaratan Sanitasi :
• Tersedia instalasi air bersih dan buangan.
• Tersedia tempat cuci tangan yang berdekatan dengan area kerja
petugas medis dilengkapi dengan saluran buangan air kotor.
e. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

• Oxigen.
• Nitrogen.
f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding (Junction
Box Grounding Pentanahan) dengan tahanan pentanahan max. 0,2
ohm.
.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG TINDAKAN PERSALINAN

• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel Program
Ruang)
• Berdekatan dengan ruang Spoel Hook dan Sterilisasi
• Area bersih bayi berada dalam 1 ruangan dengan area melahirkan
dan tanpa sekat
b. Persyaratan Ventilasi :
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan 100%
• Jendela Bouvenlight
• Menggunakan AC Split type Wall Mounted.
c. Persyaratan instalasi listrik.

• Kotak kontak minimal 6 (Enam) buah (3 buah di back up genset)
jika PLN padam.
d. Persyaratan Pencahayaan :
• Intensitas cahaya minimal 300 Lux (5 buah Lampu Tipe Standard
/ LED 2 x 14 W).
• Penerangan dan AC di back up 100% oleh Genset, jika PLN
Padam.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG TINDAKAN PERSALINAN
e. Persyaratan Sanitasi :
• Tersedia instalasi air bersih dan buangan.

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding (Junction Box
Grounding Pentanahan) dengan tahanan pentanahan max. 0,2 ohm.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG PEMERIKSAAN UMUM
ruang)
• Bukaan menggunakan jendela swing dengan bukaan 100%
• Fan yang dipakai adalah fan meja ukuran 30 cm atau fan dinding
ukuran 35 cm.
• Arah angin fan dari belakang dokter.
c. Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 4 (Empat) buah (2 buah di back up genset)
jika PLN padam.
LED 2 x 14 W).
• Penerangan di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG PEMERIKSAAN UMUM
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G K E S E H ATA N G I G I & M U L U T
Ruang)
ukuran 35 cm.

jika PLN padam.
• Daya dan instalasi listrik harus sesuai alat yang dipakai.
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (2 buah Lampu PLC 18
Watt/LED 14 Watt).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG KLINIK GIGI & MULUT
• Tersedia instalasi air bersih dan buangan pada dental unit.
• Tersedia tempat cuci tangan dan alat yang berdekatan dengan area
kerja petugas medis dilengkapi dengan saluran buang air kotor

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding
(Junction Box Grounding Pentanahan) dengan tahanan pentanahan
max. 0,2 ohm.
g. Persyaratan Kompressor Untuk Peralatan Gigi :

• Kotak kontaknya / daya listrik bersumber dari PLTS (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya)
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG PEMERIKSAAN KHUSUS
ruang)
ukuran 35 cm.

jika PLN padam.
LED 2 x 14 W).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG PEMERIKSAAN KHUSUS
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUA N G FA RMA S I
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel
Program Ruang)
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan
100%, dilengkapi dengan Bouvenlight
• Menggunakan AC Split Type Wall Mounted.

• Kotak kontak minimal 4 (Empat) buah (2 buah di back up
genset) jika .PLN padam.
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (3 buah Lampu Tipe
Standard / LED 2 x 14 W).
Penerangan dan AC di back up 100% oleh Genset, jika PLN
Padam.
e. Portable Fire Extinguisher.

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G R AWAT I N A P
ruang)
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan 100%,
dilengkapi dengan Bouvenlight.
• Dapat ditambahkan Exhaust Fan dinding minimal ukuran 35 cm x
35 cm, yang dipasang + 20 cm dari lantai
c. Persyaratan Sanitasi :
• Toilet pasien ukuran 2m x 2 m
• Alat Sanitair Wastafel, Closet, Air bersih
• Pintu toilet menghadap ke luar
• Terdapat pegangan tangan di area closet
d. Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 2 (dua) buah per tempat tidur yang
terhubung dengan sumber listrik (1 buah di back up genset)
jika PLN padam.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G R AWAT I N A P
e. Persyaratan Pencahayaan :
• Lampu pasien minimal 200 Lux (Lampu dipasang pada setiap
tempat tidur pasien di posisi segaris dengan kaki tempat tidur
minimal 1 buah Lampu Tipe Standard / LED 2 x 24 W).
• Lampu ruangan minimal 200 Lux (Lampu minimal 2 buah Lampu
LED 2 x 14 W).
• Lampu kamar mandi minimal 200 Lux (1 buah Lampu Tipe Standard
/ LED 1 x 14 W).
f. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

• Oxigen (Tabung).
• Nitrogen (Tabung).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G R AWAT PA S K A P E R S A L I N A N
Ruang)
• Bukaan menggunakan Jendela Tipe Swing dengan bukaan 100%
dengan Bouvenlight.
• Dapat ditambahkan Exhaust Fan Dinding
• Terdapat tempat tidur bayi didalam ruang rawat
c. Persyaratan Sanitasi :
• Toilet pasien ukuran 2 m x 2 m
• Alat sanitair Wastafel, Closet, Air bersih
• Pintu toilet menghadap ke luar
• Terdapat pegangan tangan di area closet
d. Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 2 (dua) buah per tempat tidur yang
terhubung dengan sumber listrik.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G R AWAT PA S K A P E R S A L I N A N
e. Persyaratan Pencahayaan :
• Lampu pasien minimal 200 Lux (Lampu dipasang pada setiap tempat
tidur pasien di posisi segaris dengan kaki tempat tidur minimal type
PLC 18 Watt atau LED 14 W).
• Lampu ruangan minimal 200 Lux (Lampu minimal type PLC 2 x 18 Watt
atau LED 2 x 14 W).
• Lampu kamar mandi minimal 200 Lux ( 1 buah Lampu PLC 18 Watt
atau LED 14 W).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R U A N G N U R S E S TAT I O N
Program Ruang, termasuk Ruang Penyimpanan Obat,
Alkes, dan Linen).
• Bukaan menggunakan jendela swing dengan bukaan
100%
• Fan yang dipakai adalah fan dinding/meja ukuran 35 cm.
• Arah angin fan harus mengarah ke luar

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah dengan 1 (satu) buah
yang terhubung dengan sumber listrik darurat (Genset).
Watt/LED 14 W).
• Tersedia tempat cuci tangan yang berdekatan dengan
area kerja petugas medis dilengkapi dengan saluran
buangan air kotor.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G L A B O R ATO R I U M & P E N G A M B I L A N S P E S I M E N
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada tabel program ruang,
termasuk ruangan administrasi dan ruangan pengambilan sampel darah).
• Lantai ruangan laboratorium tidak berpori, warna terang, dan mudah
dibersihkan.
• Loket penyerahan dahak Terpisah
• Dilengkapi meja kerja lapis keramik berwarna terang
• Bukaan menggunakan jendela tipe swing dengan bukaan 100%
• Fan yang dipakai adalah fan berdiri ukuran 30cm dan fan dinding ukuran
35 cm untuk ruangan pengambilan sampel dan administrasi.
• Menggunakan AC Split type wall mounted.
• Arah angin fan harus mengarah ke pasien.
• Di atas meja laboratorium menggunakan fan jenis exhaust hood.

• Kotak kontak minimal 8 (delapan) buah (3 buah di back up genset) jika
PLN padam.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G L A B O R ATO R I U M & P E N G A M B I L A N S P E S I M E N
• Intensitas cahaya minimal 300 Lux (2 buah Lampu Tipe Standard / LED
2 x 14 W).
• Penerangan dan AC di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
• Tersedia tempat untuk mencuci alat.

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding
(Junction Box Grounding Pentanahan) dengan tahanan
pentanahan max. 0,2 ohm.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SPUTUM BOOTH (PENGAMBILAN DAHAK)
a. Perletakan Sputum Booth di lahan sesuai kondisi setempat serta

tidak di lokasi umum dengan ukuran ruang minimal 1.5m x 1.5m.
b. Wastafel pada ruangan pengambilan dahak dilengkapi dengan zat
pencuci tangan, tisu pembersih, dan disarankan kran
menggunakan sistem sentuh (no hands basin).
c. Sputum Booth dilengkapi dengan tempat sabun, tempat tisu dan
tempat sampah tertutup.
d. Material bangunan digunakan material yang mudah dibersihkan /
dicuci dan hindari detail sambungan material yang sulit
dibersihkan dan dapat menjadi tempat hidupnya bakteri.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG VAKSIN
•Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel Program Ruang)

• Kotak kontak minimal 6 (Enam) buah (4 buah di back up genset) jika
PLN padam.
• Khusus untuk Kotak Kontak Box Pendingin (Refrgerator) Vaksin daya
listrik bersumber dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
• Daya dan instalasi listrik harus sesuai alat yang dipakai.
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (2 buah Lampu Tipe Standard / LED 2
x 14 W).
f. Persyaratan Peralatan :
• Refrigerator Vaksin (Box Pendingin Vaksin) daya listriknya bersumber
dari listrik tenaga surya.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG PENYELENGGARAAN MAKANAN (DAPUR)
Ruang)
• Lantai ruangan Dapur tidak berpori, warna terang, dan mudah
dibersihkan.
• Area kerja tidak saling bersilangan
• Dilengkapi meja kerja lapis keramik berwarna terang
• Fan yang dipakai adalah fan berdiri ukuran 30cm dan fan dinding
ukuran 35 cm
• Arah angin fan harus mengarah ke luar.

• Kotak kontak minimal 6 (enam) buah dengan 1 (Satu) buah yang
terhubung dengan sumber listrik darurat (Genset) untuk lemari es
Watt/LED 14 Watt).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG PENYELENGGARAAN MAKANAN (DAPUR)
• Tersedia tempat cuci bahan makanan dan alat makan.
• Tersedia tempat untuk mencuci alat
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG CUCI LINEN

ruang)
• Lantai ruangan cuci tidak berpori, warna terang, dan mudah
dibersihkan, dan tidak licin.
• Area kerja tidak saling bersilangan
• Ruang cuci dan penyimpanan linen berada pada area yang
terpisah
• Fan yang dipakai adalah Fan Berdiri ukuran 30cm dan Fan Dinding
ukuran 35 cm
• Arah angin fan harus mengarah ke luar
• Area Cuci menggunakan Dinding Roster

• Kotak kontak minimal 6 (enam) buah
LED 2 x 14 W).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG CUCI LINEN
• Penerangan, Kotak Kontak tidak di back up 100% oleh Genset, jika

PLN Padam.
• Tersedia rendam linen dan cuci linen.
• Tersedia tempat simpan bahan kimia
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG STERILISASI
Ruang)
• Fan yang dipkai adalah Exhaust Fan ukuran 30 cm terletak 20 cm
dari lantai.
• Arah angin fan harus mengarah ke luar bangunan menggunakan
ducting.

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah 2 buah di back up genset) jika
PLN padam.
LED 2 x 14 W).
• Penerangan, Kotak Kontak dan Fan di back up 100% oleh Genset,
jika PLN Padam.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G P E N D A F TA R A N D A N R UA N G T U N G G U
Program Ruang)
• Lantai dan dinding berwarna terang, permukaan rata, tidak
licin, mudah dibersihkan.
• Tinggi langit-langit ruang tunggu minimal 3,2 m dari lantai.

• Kotak kontak minimal 2 (dua) buah.
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (12 buah Lampu Tipe
Standard / LED 2 x 14 W).
• Penerangan dan Kotak Kontak di back up 50% oleh Genset, jika
PLN Padam.
e. Persyaratan Instalasi Data :

• Server.
• Outlet Data (Komputer / Internet).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G P E N D A F TA R A N D A N R UA N G T U N G G U
f. Persyaratan Instalasi Telepon :

• Outlet Telepon (Extention).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG REKAM MEDIK
Ruang)

• Kotak kontak minimal 6 (enam) buah (3 buah di back up genset) jika
PLN padam.
• intensitas cahaya minimal 200 Lux (2 buah lampu Tipe Standard / LED
2 x 14 W).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG GUDANG
Ruang)
• Bukaan menggunakan Jendela Tipe Swing dengan bukaan 100%,
c. Persyaratan instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 1 (Satu) buah.
LED 2 x 14 W).
• Penerangan dan Kotak Kontak tidak di back up 100% oleh Genset,
jika PLN Padam.
e. Portable Fire Extinguisher.

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG PENYULUHAN
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel Program Ruang)
c.Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah tidak di back up genset.
d.Persyaratan Pencahayaan :
x 18 W).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG ADMINISTRASI
ruang)
• Bukaan menggunakan jendela tipe swing dengan bukaan 100%,
• dilengkapi dengan bouvenlight.

• Kotak kontak minimal 4 (empat) buah (2 buah di back up genset) jika
PLN padam.
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (3 buah Lampu Tipe Standard / LED
2 x 14 W).
e. Persyaratan Instalasi Nurse Call :

• Paging
f. Persyaratan Instalasi Telepon :

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
RUANG ADMINISTRASI
g. Persyaratan Instalasi Data :
ALTERNATIF LAY OUT RUANG KERJA

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G R A PAT
Ruang)
c.Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah.
d.Persyaratan Pencahayaan :
LED 2 x 14 W).
• Penerangan tidak di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
R UA N G K E PA L A P U S K E S M A S
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel Program Ruang)
• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah (1 buah di back up genset) jika PLN
padam.
x 14 W).
e. Persyaratan Instalasi Nurse Call :
• Paging
f. Persyaratan Instalasi TV :
• Outlet TV
g. Persyaratan Instalasi Telepon :
h. Persyaratan Instalasi Data :
S P E S I F I K A S I M AT E R I A L ATA P & A C P 82
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
ATA P A LU M U N I U M C O M P O S I T E D PA N E L
Hindari penggunaan material seng dan asbes. a. Sistem panel terdiri atas 2 lapis almunium tebal 0,5 mm,
Metal : diantara ke 2 lapisan tersebut direkatkan polythirene dengan
a. Bahan dasar : ZINCALUME yang terdiri dari unsur Seng : 43,50% ; thermo setting adhesive, Tebal total : 4 - 6 mm.
Aluminium : 55% ; Silikon : 1,50%. b. Bahan : Alloy 5005.
b. Tipe : Klip-Lok HI-TEN ; tebal : 0,55mm (BMT), Colorbond. c. Finishing : KYNAR 500. PVDF
c. Insulasi menggunakan Glass wool dengan density : 32kg/m3 dan d. Bending strength : 45-50 kg / 5mm.
tebal : 50mm ; Aluminium foil double side dengan buble + kawat e. Heat deformation : 200 °C.
ayam f. Warna : Setara QS 3102 Sub Silver.
d. Setara : LYSAGHT KLIP LOK g. Setara : SEVEN, ALUCOBOND, ALPOLIC, RAYNOBOND,
HOWSOLPAN.
Bitumen : h. Rangka Almunium
a. Bahan dasar : Selulosa bitumen.
b. Tebal : 3 mm.
c. Tinggi gelombang : 38 mm.
d. Setara : ONDULINE.
S P E S I F I K A S I M AT E R I A L I N T E R I O R 83
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PLAFON KERAMIK
a. Keramik ukuran 30cm x 30cm atau 40cm x 40cm, tipe Matt
a. Gymsum board ukuran 1200mm x 2400mm tebal 9 mm untuk surface (tidak licin) untuk lantai area service.
ruang umum. b. Keramik ukuran 20cm x 20cm, tipe Structure surface untuk
b. Gypsum board ukuran 1200mm x 2400mm tebal 12 mm tipe lantai toilet.
wet area untuk toilet. c. Keramik ukuran 20cm x 20cm, tipe Matt surface (tidak licin)
c. Calcium Board ukuran 1200mm x 2400mm tebal 6 mm untuk dinding toilet.
d. Rangka penggantung Galvanized hollow steel 40mm x 40mm x d. Keramik ukuran 10cm x 30 cm untuk Plint.
1,2 mm kombinasi ukuran 40mm x 60mm x 1,2 mm dicat anti e. Setara : ROMAN, KIA, IKAD, MULIA, MASTERINA.
karat. Jarak 60 x 60
e. Alternatif rangka penggantung : Metal-furing.
HOMOGENEOUS TILE
f. List langit-langit menggunakan Wall engle dari bahan aluminium
a. Ukuran 60cm x 60cm atau 40cm x 40cm, tipe Matt surface
powder-coating 60 mikron.
(tidak licin) untuk lantai area pelayanan.
g. Setara : JAYABOARD, KNAUFF, KALSIBOARD, GRC
b. Keramik ukuran 30cm x 30cm, tipe Structure surface untuk
lantai toilet, gudang.
c. Keramik ukuran 30cm x 60cm, untuk dinding toilet.
d. Setara : Granito, Roman, NiroGranit
Catatan: Detail Interior berdasarkan Pedoman Prototipe Interior Bangunan Puskesmas yang diterbitkan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
S P E S I F I K A S I M AT E R I A L I N T E R I O R 84
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
KUSEN ALUMUNIUM KACA
a. Billet yang dipakai dari billet utama (primery) dengan standar SNI a. Daun pintu dan jendela rangka / frame aluminium exterior,
07-0734-1989. menggunakan kaca berwarna, jenis PANASAP glass dengan tebal
b. Joint Backer : PolyureTahunane foam yang tidak menyerap air : 8mm dan warna : Blue green.
dengan kepadatan 65-96kg/m3 dan penampang 25% lebih besar b. Daun pintu dan jendela rangka / frame aluminium interior,
dari celah yang terjadi. menggunakan kaca clear dengan variasi ketebalan 6mm dan
c. Neoprene : Jenis extrusion yang tahan terhadap matahari, 8mm.
kekerasan 60-80 durometer. c. Joint-sealant antarkaca menggunakan sealant tipe elastosil 121-
d. Setting block untuk kaca : EPDM 80 durometer. transparan.
e. Sealent Single komponen : Silicone (Non acid). d. Setara : MULIA GLASS, MAGI, ASAHI GLASS.
f. Sekrup : Stainless-steel.
g. Kebocoran air : Tidak terlihat kebocoran sampai tekanan 137 Pa
(positif) dengan jangka waktu 15 menit.
h. Finishing : Powder-coating, warna : Broken white.
i. Jendela Tipe swing
j. Setara : INDALEX, YKK, ALEXINDO.
RAGAM HIAS
a. Mengambil pola ragam hias dari budaya lokal.

b. Bahan material : Permanen dan tersedia di daerah tersebut.
c. Contoh : Kayu, Batu, GRC, Alumunium Cutting Laser, metal, dan
lain lain.
Catatan: Detail Interior berdasarkan Pedoman Prototipe Interior Bangunan Puskesmas yang diterbitkan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
SIGNAGE BANGUNAN 85
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
LAMBANG PUSKESMAS
Pengertian lambang Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri 5. Bentuk palang hijau berbentuk segi enam melambangkan
Kesehatan (PMK) Nomor 75 Tahun 2014 adalah : pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif preventif.
1. Bentuk segi enam (hexagonal) melambangkan : 6. Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan
• Keterpaduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari 6 yang diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai
prinsip yang melandasi penyelenggaraan Puskesmas. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di
7. Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas.
akses masyarakat.
• Pergerakan dan pertanggungjawaban Puskesmas di wilayah
kerjanya.
2. Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur
upaya kesehatan, yaitu :
• Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan 7
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
4
• Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk memelihara dan 1,5 2
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan. 3
3. Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas

sebagai tempat atau wadah diberlakukannya semua prinsip dan
upaya dalam proses penyelenggaraan kesehatan.
4. Bidang segitiga mewakili tiga faktor yang memengaruhi status
derajat kesehatan masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan
perilaku.
SIGNAGE BANGUNAN 86
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S I G N A G E B A N G U N A N P U S K E S M A S 2 L A N TA I
JENIS HURUF : ARIAL BLACK

500cm
4.72m
UKURAN HURUF : TINGGI 60 CM
TEBAL 15 cm
1.00mcm
100 0.60m WARNA : HIJAU TUA
50cm (PERMENKES
NO. 75 TH. 2014)
UKURAN LOGO : TINGGI 100 CM
TEBAL 15cm
RAGAM HIAS DISESUAIKAN

DENGAN BUDAYA SETEMPAT
SIGNAGE BANGUNAN 87
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S I G N A G E B A N G U N A N P U S K E S M A S T I D A K B E R T I N G K AT
JENIS HURUF : ARIAL BLACK

500cm
4.72m UKURAN HURUF : TINGGI 60 CM
TEBAL 15 cm
WARNA : HIJAU TUA (PERMENKES
1.00mcm
100 0.60m NO. 75 TH. 2014)
50cm UKURAN LOGO : TINGGI 100 CM
TEBAL 15cm
RAGAM HIAS DISESUAIKAN

DENGAN BUDAYA SETEMPAT
Catatan: Detail Signage Interior berdasarkan Pedoman Prototipe Interior Bangunan Puskesmas yang diterbitkan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
STRUKTUR 88
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN 89
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN PERENCANAAN KONSTRUKSI /STRUKTUR BANGUNAN
Perencanaan Konstruksi bangunan Gedung memerlukan landasan teori berupa Analisa struktur, ilmu tentang kekuatan bahan serta
hal lain yang perbedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Survey dan penyelidikan tanah (soil investigation) merupakan tahap awal Perencanaan dari stuktur konstuksi bangunan.
Perencanaan konstruksi bangunan harus memenuhi berbagai syarat konstruksi yang ditentukan yaitu kuat, kaku, bentuk yang serasi
dan dapat dilaksanakan dengan biaya yang ekonomis tetapi tidak mengurangi mutu bangunan tersebut
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang
disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem
strukturnya.
Pondasi merupakan bagian paling bawah pada sebuah bangunan. Keberadaannya tentu menjadi hal yang harus paling dimatangkan,
karena akan menopang seluruh beban bangunan. Semakin tinggi bangunan yang dibangun, tentunya semakin besar pula tekanan yang
diberikan terhadap pondasi bangunan, sehingga pemilihan pondasi bangunan haruslah tepat karena mencakup keselamatan dan
kekokohan sebuah bangunan.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
• Perencanaan struktur bangunan harus memenuhi

• Dalam perencanaan struktur bangunan puskesmas
prinsip-prinsip sebagai berikut: Bangunan Puskesmas,
terhadap pengaruh gempa, semua unsur struktur
strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil
bangunan, baik bagian dari sub struktur maupun struktur
dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi
bangunan, harus diperhitungkan memikul pengaruh
persyaratan kelayanan (serviceability) selama masa
gempa rancangan sesuai dengan zona gempanya.
konstruksi dan umur layanan yang direncanakan dengan
• Struktur bangunan puskesmas harus direncanakan secara
mempertimbangkan fungsi bangunan, lokasi, keawetan,
daktail sehingga pada kondisi pembebanan maksimum
dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.
yang direncanakan, apabila terjadi keruntuhan, kondisi
• Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap
strukturnya masih dapat memungkinkan pengguna
pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban
bangunan menyelamatkan diri.
yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan,
beban muatan tetap maupun beban muatan sementara
ketahanan terhadap gempa dan/atau angin, dan
yang timbul baik beban gempa, angin, maupun beban
perhitungan strukturnya mengikuti pedoman dan standar
sementara yang lain.
teknis yang berlaku.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PERENCANAAN STRUKTUR (KONSTRUKSI) BANGUNAN
Dalam perencanaan struktur , perencana struktur mulai menghitung komponen-komponen struktur berdasarkan dari bentuk arsitektural
yang telah didapat perencanaan mulai dari dimensi serta menyesuaikan komponen-komponen struktur tersebut agar memenuhi syarat-
syarat konstruksi yang aman, kuat, dana nyaman untuk dipergunakan namum berdasarkan prinsip-prinsip yang ekonomis.
Struktur adalah suatu kesatuan dan rangkaian dari berberapa elemen yag direncanakan agar mampu menerima beban luar maupun beban
sendiri tanpa mengalami perubahan bentuk yang melampaui batas persyaratan.:
Ada dua struktur pendukung bangunan yaitu :
1. Struktur bangunan atas ( Upper Struktur)

Struktur banguan atas harus sanggup mewujudkan perencanaan dari segi arsitektur dan harus mampu menjamin mutu baik dari segi
keamanan maupung kenyamanan bagi penggunanya. Untuk itu, bahan bangunan yang akan digunakan untuk konstuksi bangunan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
• Tahan Api
• Kuat
• Mudah diperoleh dalam arti tidak memerlukan biaya mobilisasi bahan yang terlalu mahal
• Awet untuk jangka waktu pemakaian yang lama
• Ekonomisi dan mudah perwatannya.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
Dari Kriteria-kriteria tersebut diatas , maka komponen struktur utama

dari bangunan ini dapat menggunakan beton bertulang, dan dapat juga
dipergunakan struktur rangka baja dan komposit dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Perhitungan perencanaan untuk banguan
struktur atas ini meliputi : RANGKA ATAP
a. Perhitungan Pelat lantai

b. Perhitungan Tangga
c. Perhitungan Portal
d. Perhitungan Balok
e. Perhitungan Kolom.
STRUKTUR
2. Struktur bangunan bawah (Sub Structure) ATAS
Struktur bangunan bawah merupakan sistem pendukung bangunan yang
menerima beban struktur atas, untuk diteruskan ke tanah dibawahnya.
Perhitungan perencanaan struktur bagian bawah (Sub Structure) ini
meliputi:
a. Perhitungan Sloof. STRUKTUR BAWAH
b. Perhitungan pondasi
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
3. Struktur Atap Bangunan

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
BEBERAPA REFERENSI YANG DIPERGUNAKAN DALAM PERHITUNGAN KEKUATAN STUKTUR BANGUNAN
Referensi SNI Judul Referensi

SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan gedung dan Non gedung
SNI 1727:2013 Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung

SNI 1729:2015 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
GAMBAR STRUKTUR BANGUNAN 95
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
STRUKTUR BANGUNAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S T R U K T U R ATA P B A N G U N A N
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DETAIL ATAP
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG BANGUNAN 1 (SATU) LANTAI

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG BANGUNAN 1 (SATU) LANTAI

G A M B A R D E D D E TA I L P E M B A L O K A N S T R U K T U R 100
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
MODEL DETAIL BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG BANGUNAN 1 (SATU) LANTAI
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG BANGUNAN 2 (DUA) LANTAI

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG BANGUNAN 2 (DUA) LANTAI

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
MODEL DETAIL BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG BANGUNAN 2 (DUA) LANTAI)
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
D A K & TA L A N G B E TO N
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
D E TA I L C A N O P Y
PRINSIP PERENCANAAN PONDASI 106
PEDOMAN
G U N A N & P E&
P E M B A N PEMBANGUNAN &PENINGKATAN
MPUSKESMAS
PERECANAAN PONDASI BANGUNAN N BATASAN
Dalam pemilihan Pondasi adalah Sbb:
• Kondisi tanah tempat bangunan akan dibangun

• Jenis bangunan yang akan ditopang oleh struktur (upper struktur)
• Faktor Lingkungan Proyek
• Biaya Pekerjaan
• Tersedianya material bangunan
• Waktu saat pekerjaan Pondasi
Penyelidikan tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung dan karateristik Pekerjaan Sondir
tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah,
mengetahui kekuatan lapisan tanah dalam rangka penyelidikan tanah dasar untuk
keperluan pondasi bangunan, jalan,dll, kepadatan dan daya dukung tanah serta
mengetahui sifat korosivitas tanah.
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan
untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan
perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi yang akan
dibangun, Dari hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis , kedalaman
serta dimensi pondasi yang paling ekonomis tetapi masih aman. Pekerjaan Boring
Jadi penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu
mulai dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya dukung tanah kita bisa
merencanakan suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang pada akhirnya akan
memberi rasa kenyamanan dan keamanan bila berada didalam gedung. Penyelidikan
tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa Sondir (DCP), Uji Boring, Uji Penetrasi Test
(SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil dilapangan untuk mengetahui sifat-
sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji laboratorium. dengan menggunakan
Test. Pekerjaan Penetrasi Test
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
Jadi penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulai dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya
dukung tanah kita bisa merencanakan suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan
dan keamanan bila berada didalam gedung.
Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa Sondir (DCP), Uji Boring, Uji Penetrasi Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah
yang diambil dilapangan untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji laboratorium. dengan menggunakan Test.
PEMILIHAN PONDASI BERDASARKAN DAYA DUKUNG

B U KTANAH PEDOMAN
U P A N D U A N PEDOMAN PEMBANGUNAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
• Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah
pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
Pondasi Lajur Pondasi Telapak Pondasi Strauss
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah
pondasi dalam, jenis – jenisnya yaitu pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
Pondasi Mini pile Pondasi Sumuran atau Bored Pile

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang
pancang atau pondasi bored pile.
Pondasi Tiang Pancang Pondasi Bored Pile
Untuk bangunan puskesmas yang mempunyai jumlah lantai 1-2 maka pondasi dalam menjadi tidak efisien dan efektif.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
• Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
• Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
• Tanah lunak (0,5-2 Kg/cm2)
• Tanah Sangat lunak (0-0,5 kg/cm2)
P O N D A S I B A N G U N A N TA N A H R AWA 110
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PONDASI UNTUK TANAH RAWA DENGAN PONDASI CERUCUT

Untuk di daerah pantai, rawa dan daerah pasang surut dapat menggunakan cerucuk bambu/dolken sebagai pondasi atau perkuatan tanah untuk
bangunan rumah/gedung,
Sampai sekarang ini belum ada penjelasan ilmiah, bagaimana sistim cerucuk tersebut dapat meningkatkan kapasitas daya dukung tanah dan dapat
mengurangi penurunan tanah, akan tetapi dalam praktek dilapangan telah menunjukkan peningkatan daya dukung tanah lunak/lembek bilamana
menggunakan cerucuk bambu/dolken dengan jarak tertentu.
Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum telah menerbitkan pedoman teknis “Tata cara Pelaksanaan Pondasi Cerucut Kayu di Atas Tanah
Lembek dan Tanah Gambut” No.029/T/BM1999 Lampiran No. 6 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember
1999. Dari pedoman teknis tersebut tidak menjelaskan tentang Perencanaan.
Metoda Pelakasanaan cerucuk

G A M B A R P O N D A S I B A N G U N A N TA N A H R AWA 111
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH PONDASI BANGUNAN 1 (SATU) LANTAI

KONDISI TANAH RAWA
KETERANGAN:
Untuk daerah tanah gambut/rawa-rawa, tanah sangat lunak, daya dukung ijin
0,1 kg/cm2
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DETAIL STRUKTUR PONDASI DAN KOLOM BANGUNAN 1 (SATU) LANTAI

PADA TANAH RAWA
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH PONDASI BANGUNAN 2 (DUA) LANTAI

KONDISI TANAH RAWA
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DETAIL PONDASI DAN KOLOM BANGUNAN 2 (DUA) LANTAI

KONDISI TANAH RAWA
G A M B A R P O N D A S I B A N G U N A N TA N A H B A G U S 115
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN

KONDISI TANAH BAGUS
KETERANGAN:
Untuk daerah tanah bagus, tanah pasir keras, tanah merah, daya dukung ijin
1-2 kg/ cm2
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DETAIL STRUKTUR PONDASI DAN KOLOM BANGUNAN 1 (SATU) LANTAI

PADA TANAH BAGUS
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH PONDASI BANGUNAN 2 LANTAI

KONDISI TANAH BAGUS
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DETAIL PONDASI DAN KOLOM

KONDISI TANAH BAGUS
G A M B A R P O N D A S I B A N G U N A N TA N A H S E D A N G 119
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN

KONDISI TANAH SEDANG
KETERANGAN:
Untuk daerah bukan rawa tetapi tanah lunak s/d sedang daya dukung ijin 0,3
s/d 0,5 kg/cm
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN

BANGUNAN 1 (SATU) LANTAI
PADA TANAH SEDANG
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
DENAH PONDASI BANGUNAN 2 LANTAI

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN

BANGUNAN 2 (DUA) LANTAI
GAMBAR PONDASI KANOPI BANGUNAN 123
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
D E TA I L P O N D A S I C A N O P Y
S TA N D A R P E N U L A N G A N B A L O K KO L O M 124
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PA N JA N G & P E M B E N G KO K A N B E S I
SAMBUNGAN TENGAH SAMBUNGAN SUDUT

PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S T R U K T U R B A N G U N A N TA H A N G E M PA 127
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DASAR PEMBANGUNAN
B A N G U N A N TA H A N G E M PA
1. Mutu bahan bangunan yang baik

2. Mutu pengerjaan yang baik
3. Semua komponen bangunan, pondasi, kolom, balok, dinding, rangka atap, atap harus di sambung satu dengan lainnya agar kalau
diguncang gempa bangunan bergetar sebagai satu kesatuan.
P E TA G E M PA I N D O N E S I A 128
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Untuk perencanaan bangunan tahan gempa harus mengacu ke SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan gedung dan Non gedung.
Untuk mengetauhi spectrum kekuatan Gempa pada suatu lokasi di Indonesia dapat dilakukan dengan membuka website :
http://puskim.pu.go.id /Aplikasi/desain_spektra_Indonesia_2011
P E TA G E M PA I N D O N E S I A 129
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
B A H A N M AT E R I A L U N T U K P O N D A S I 130
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
BAHAN BANGUNAN
1. Pasir
Berasal dari sungai / darat ; bebas tanah / lumpur ; bebas dari bahan organik/bebas garam.
2. Kerikil
Berasal dari sungai / darat, bebas tanah / lumpur ; bebas dari bahan organik ; memiliki diameter 1-2 cm.
3. Semen
Portland semen ; tidak mengeras ; kering, biasanya dengan kemasan 40/50 kg ; tidak tercampur bahan material lain ; warna
seragam.
4. Air
Bersih, tidak berwarna dan berbau ; tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali , garam, bahan organik yang merusak beton &
besi tulangan ; dapat diminum.
5. Batu Bata
Dibakar sempurna ; rata / tidak melengkung ; tidak mudah pecah / retak ; ukuran seragam ; sudut sudutnya tidak gompal ;
ukuran min. 20cm x 10cm x 5cm.
6. Batu Belah
Ukuran seseragam mungkin ; permukaan kasar, tidak halus.
7. Besi Tulangan
Ukuran seragam ; memenuhi syarat syarat yang berlaku ; tidak karatan ; lurus ; diameter sesuai gambar. Besi Tulangan sesuai
standrad SNI, Mutu Tulangan utama menggunakan BJTP 40 dan sengkang BJTP 24
S TA N D A R D M I N I M A L B A H A N B A N G U N A N 131
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
Standard minimal pekerjaan struktur

(Harus dihitung ulang dan dipertanggung jawabkan oleh konsultan perencana berdasarkan kondisi lapangan masing masing lokasi)
Standard Rasio Besi Tulangan/m3 min. : Standard Mutu Beton :

Pondasi Telapak : 140 Kg/m3 Beton fc’ 20Mpa atau campuran 1pc:2ps:3split
Sloof : 180 Kg/m3
Kolom Struktur : 250 Kg/m3
Kolom Praktis : 180 Kg/m3
Standard Mutu Besi Tulangan:
Balok Portal : 200 Kg/m3
BJTP 24, Untuk Sengkang
Balok Anak : 175 Kg/m3
BJTP 40, Untuk Tulangan Utama
Tangga : 150 Kg/m3
Plat lantai t=12 cm : 110 Kg/m3
M E T O D A P E N G E R J A A N P O N D A S I B AT U K A L I 132
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
P O N D A S I B AT U K A L I / G U N U N G
M E T O D A P E M B U ATA N C A M P U R A N B E T O N 133
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
M E M B UAT C A M P U R A N B E TO N D E TA I L T U L A N G A N B A LO K P O N D A S I
PRASARANA PUSKESMAS 134
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PRASARANA PUSKESMAS
SISTEM PENGHAWAAN 135
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN
Perhitungan Ventilasi untuk Ruang Toilet :

- Luas = 3,42 m²
- Air Change = 15 x
- Tinggi = 3 m²
- Kapasitas = Luas x Tinggi x A/C
1,7
= 3,42 x 3 x 15
1,7
= 90,5 cfm
(kapasitas exhaust fan yang ada
dipasaran dibulatkan menjadi 100 cfm)
Type Fan Ceiling.
Sistem AC diperuntukan untuk ruang-ruang tertentu :
• Ruang Tindak Gawat Darurat

• Ruang Bersalin
• Ruang Farmasi & Gudang Obat
• Ruang Daftar Ambil Sampel & Laboratorium
- Ruang-ruang selain yang tercantum diatas menggunakan sistem ventilasi udara

natural (buka jendela).
- Sistem Ventilasi Mekanis (Exhaust Fan) hanya

diperuntukan untuk ventilasi toilet.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
No U R A IA N Spesifikasi Standard Merk

A. PERALATAN UTAMA
1 A C Split Unit Kompressor : Scroll (Garansi 3 tahun) A RI 210 / 240 - 94 Fujiaire
Refrigerant : R-410 a ISO 5151 : 1994 Daikin
Range Kapasitas : 5.000 BTU/h - 24.000 BTU/h Mitshubishi
Type Indoor Unit : Wall Samsung
Thermostat LG
Type Indoor Unit Wall : Wireless
Type Indoor Unit Cassette : Wired
2 Fan Ventilasi
Ceiling Fan A MCA Vanco
S & P
Kruger
Nicotra
Fantech
System A ir
B. PIPA & DUCTING
1 Pipa Refrigerant Type : Seameless Coil(non integrated) A STM B 280 Denji
Working Pressure : '65 - 250 Psi Mueller
Refrigerant : R-410 a Elgin
Type : Seameless Coil(integrated) JIS H 3300 Inaba
Working Pressure : '390 - 1690 Psi Denji
Refrigerant : R - 22 Toyoda
2 Pipa Drain Class A W Standard Pabrik Unilon
Wavin
Pralon
Vinilon
Intilon
3 Pipa Exhaust Toilet Class A W Standard Pabrik Unilon
Wavin
Pralon
Vinilon
Intilon
4 Isolasi Pipa Refrigerant 1. Elastomeric : DIN, A STM Insulflex
Closed cell elastomeric, class 1 A eroflex
Density minimum 64 kg/m³ K-flex
m =  4.500 Thermaflex
A mbient temp. : '35C A rmaflex
Relative humidity : '90% Kem-flex
Temp. permukaan pipa : '2.5 - 5C
Tebal : 19 mm
Untuk Pipa ditanam di dinding tebal isolasi 10 mm
menggunakan bahan isolasi tipe Polytylene
2. Polytylene : DIN, A STM, JIS Inaba
Closed cell polytylene, class 1 (Integrated) Denji
Density minimum 30 kg/m³
m =  4.500
A mbient temp. : '35C
Relative humidity : '90%
Temp. permukaan pipa : '2.5 - 5C
Tebal : 10 mm (3/8")
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
I N S TA L A S I P E N D I N G I N R UA N G A N
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
JENISI PENDINGIN RUANGAN

SISTEMPENGHAWAAN 139
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S I S T E M S A N I TA S I ( I PA L ) 140
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
IPAL
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan
air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.
Seluruh air yang berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) harus masuk dan diolah di IPAL
Fungsi dari IPAL mencakup :
a. Pengolahan air limbah puskesmas, untuk membuang limbah manusia, limbah laboratorium dan lainnya.
b. Pengolahan air limbah medis.
Detail IPAL berdasarkan Prototipe IPAL yang diterbitkan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Komponen Penunjang IPAL

Komponen yang harus ada dalam sistem pengolahan air limbah yang berfungsi memaksimalkan kerja IPAL dan menambah
umur layanan
a. Bak Kontrol.
b. Bak Penampungan Awal
c. Perangkap lemak untuk memisahkan dan/atau menyaring kotoran/lemak di dapur.
d. Treatmen libah dari laundry (jika puskesmas melakukan pencucian linen sendiri)
S I S T E M S A N I TA S I ( A I R B E R S I H & A I R KO T O R ) 141
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PROYEK : PROTOTYPE PUSKESMAS TERTINGGAL TYPE 560
BAGIAN : SISTEM PLAMBING
PERIHAL : PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH & AIR KOTOR
Luas Elevasi Hunian Kebutuhan Air Bersih Beban Air Kotor

No. Uraian Unit Total Total
(m²) (mm) (Orang) (ltr/org/hari) Faktor
(ltr/hari) (ltr/hari)
1 LANTAI 1 822 + 0,00 2 LANTAI 2 288 + 4,20

Teras 1 Promosi Kesehatan Serbaguna 50 1 25 5 125 80% 100
Ruang Tunggu Pasien 1 65 15 975 80% 780 R Rapat 14 2 28 5 280 80% 224
Pendaftaran 1 2 50 100 80% 80 R Kepala Puskesmas 14 1 1 50 50 80% 40
Rekam medik 1 2 50 100 80% 80 R Administrasi 30 1 8 50 375 80% 300
Ruang Dokter Perawat 1 2 50 100 80% 80 Toilet Pria 1
Toilet 2 Toilet Wanita 1
Perawatan Anak 12 1 6 15 90 80% 72 Gudang 1
Tangki Air/Atap Beton 1
R.Tindakan Gawat Darurat 28 1 14 15 210 80% 168
Spoel hoek 30 1 4 3 11 80% 9
TOTAL 8.836 7.069
Ruang Steril 1 -
Ruang ALAT 1 DIBULATKAN 9 8
Ruang Bersalin 1 1 500 500 80% 400
Paska Bersalin 1 2 500 1.000 80% 800 - Faktor Hunian (Occupancy) = 100 %
Toilet 1 - Kebutuhan Harian Air Bersih (Qd) = 9 m3/hari
Ruang Linen 1 - Kebutuhan Harian Air Bersih Rata-rata per Jam (Qh) = 1 m3/jam
Nurse Station 1 4 50 200 80% 160 - Kapasitas Tangki Atas = 3 m3
Toilet Pria 1 - Kapasitas Tangki Septik (STP) = 8 m3
Toilet Wanita 1
Perawatan Pria 1 4 500 2.000 80% 1.600
Perawatan Wanita 1 4 500 2.000 80% 1.600
Ruang Farmasi 1 1 50 50 80% 40
Ruang obat 1 2 50 100 80% 80
Klinik 1 1 1 50 50 80% 40
Ruang Laktasi 1 2 50 100 80% 80
Klinik 2 1 1 50 50 80% 40
Klinik 3 1 1 50 50 80% 40
Klinik 1 1 1 50 50 80% 40
Klinik Gigi Mulut 1 1 50 50 80% 40
Daftar Ambil Sample 1 1 50 50 80% 40
Laboratorium 1 1 50 50 80% 40
Toilet Pria 1
Toilet Wanita 1
Dapur 1 4 15 60 80% 48
Laundry 1 4 15 60 80% 48
Rendam 1
Cuci 1
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
SISTEM INSTALASI AIR BERSIH
Sesuai Jenis
Air Baku
Ket: Yang Diolah
GWT = Ground Water Tank/Tangki Air Bawah
Sumber air bisa dari PDAM, Air Permukaan,
Sumur Dalam, dll
Detail Pengolahan Air Bersih berdasarkan Prototipe Pengolahan Air Bersih yang diterbitkan Direktorat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan sesuai dengan baku mutu air baku yang akan diolah.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
BANGUNAN PUSKESMAS T980 (10 TT)

D E N A H I N S TA L A S I A I R B E R S I H
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
ISOMETRI SISTIM AIR BERSIH
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S I N G L E L I N E D I A G R A M I N S TA L A S I A I R B E R S I H D A N A I R KO TO R
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
I S O M E T R I I N S TA L A S I A I R B E R S I H D A N A I R KO TO R
S I S T E M S A N I TA S I ( B I O P O R I ) 148
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
BIOPORI
Luang Biopri adalah Lubang Silinder yang dibuat secara vertical ke

dalam tanah dengan diameter 10- 30 cm dan ke dalaman sekitar
100 cm atau dalam kasus tanah dengan permukaaan air dangkal
Luang Biopri diisi dengan sampah organik yang kemudian memicu

terbentuknya biopori yang akan membentuk ruang untuk aktifitas
organisme tanah dan akar tanah
S I S T E M S A N I TA S I ( B I O P O R I ) 149
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
DENAH BIOPORI
S I S T E M K E L I S T R I K A N D A N P E N C A H AYA A N 150
G U N A N & P E&
N PENINGKATAN
F U N G SBANGUNAN
BATASAN
Sistem Kelistrikan :
1. Bangunan Puskesmas memiliki sistem kelistrikan dengan PLN sebagai sumber utama dengan generator set (Genset) sebagai cadangan. Jika
PLN mengalami gangguan (Padam), maka generator set (Genset) sebagai back up.
2. Sumber daya listrik akan diambil dari gardu PLN (Jaringan) yang tersedia dengan tegangan sistem distribusi tenaga listrik sampai dengan ke
titik beban adalah : 380 / 220 Volt, 50 Hz.
3. Faktor kebutuhan adalah angka pengali terhadap daya pengenal berdasarkan kemungkinan penggunaan maksimum dalam durasi 1 hari.
Nilai berkisar pada 0,5 – 1,25 dan berdasarkan refrensi dari PUIL 2011 yaitu sebagai berikut :
a. Penerangan : 0,8
b. Kotak Kontak: 0,6
c. AC / Ventilasi : 0,8
d. Motor Pompa: 0,75 – 1,25
e. Peralatan Kesehatan: 0,5
4. Faktor tidak keserempakan adalah angka pembagi yang menjadi penggambaran terhadap kemungkinan seluruh beban terpasang dijalankan
pada saat yang bersamaan nilai berkisar dari 1,0 – 1,35 dengan 1,0 menjadi kemungkinan terbesar beban terpasang dijalankan pada saat
yang bersamaan dan 1,35 menjadi kemungkinan beban terkecil seluruh beban terpasang dijalankan pada saat bersamaan.
5. Peralihan daya dari PLN menuju Genset menggunakan sistem manual dengan masing-masing ditandai / indikasinya dengan lampu indicator
/ pilot lamp disetiap sumbernya (PLN & GENSET) dan mengubah sumber daya listrik dari sumber daya listrik PLN menjadi sumber genset
melalui COS (Change Over Switch).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
A. Sistem Distribusi Daya Listrik Tegangan Rendah
Peralatan tegangan rendah yang digunakan antara lain :

1. Panel Tegangan Rendah
- Tegangan Kerja : 380 / 220 Volt, 3 Phase + Netra, 50 Hz
- Kapasitas : Sesuai gambar
2. Kabel Tegangan Rendah
- Tegangan Kerja : 600 – 1.000 Volt
- Isolasi : PVC & XLPE
- Conductor : Tembaga
- Temperatur Maksimum : 70C
- Standard : IEC, SII, SPLN
- Jenis : NYFGBY, NYY, NYM, BC
3. Komponen Pemutus Daya
- Tegangan Kerja : 380 Volt, 3 Phase / 220 Volt 1 Phase
- Jenis : MCCB, MCB
4. Kabel Rak
- Bahan : Perforated steel plate 2 mm
- Support : Besi Siku / Hanger
- Jenis : Kabel Tray
B. Sistem Pembumian
- Sistem Pembumian yang digunakan adalah sistem PP (Pembumian Pengaman).

- Arus hubung singkat akan dicegah degan menggunakan pemutus daya.
SISTEM KELISTRIKAN 152
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SISTEM INSTALASI GENSET DAN PLN
SPESIFIKASI GENSET
S I S T E M K E L I S T R I K A N D A N P E N C A H AYA A N IV-20
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SPESIFIKSI K A B E L L I S T R I K
a. Kabel instalasi yang dipakai dalam instalasi adalah jenis

kawat tembaga, bukan kabel serabut.
b. Yaitu tipe kabel NYA, NYM dan NYY.
c. Ukuran diameter kabel harus sesuai dengan SNI dan PUIL,
serta perhitungan listrik oleh konsultan.
d. Setara : Supreme / Kabel Metal / Tranka.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
I N S TA L A S I P E N C A H AYA A N D A N K O TA K K O N TA K
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN
a. Jenis Lampu yang dipakai disarankan menggunakan jenis LED

b. Setara : Philips/OSRAM/GE/Panasonic
c. Color Temperature (kelvin, K) = 6500k (cool daylight / Putih).
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S I N G L E L I N E D I A G R A M S I S T E M K E L I S T R I K A N P U S K E S M A S 2 ( D UA ) L A N TA I
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
S I N G L E L I N E D I A G R A M S I S T E M K E L I S T R I K A N P U S K E S M A S 1 ( S AT U ) L A N TA I
S I S T E M K E L I S T R I K A N ( PA N E L S U R YA ) 159
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SISTEM INSTALASI PANEL SURYA – RUANG KLINIK GIGI
Detail Instalasi Panel Surya berdasarkan Prototipe Instalasi Panel Surya yang diterbitkan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
S I S T E M K E L I S T R I K A N ( PA N E L S U R YA ) 160
PEDOMAN PEMBANGUNAN
G U N A N & P E&
N&PENINGKATAN
I PENINGKATAN F FUNGSI
N G K A T A N FUNGSI I BANGUNAN
U N G SBANGUNAN MPUSKESMAS
P U S K E SPUSKESMAS
A S P E RPERBATASAN
BATASAN
SISTEM INSTALASI PANEL SURYA – RUANG VAKSIN
Detail Instalasi Panel Surya berdasarkan Prototipe Instalasi Panel Surya yang diterbitkan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
SISTEM GROUNDING 161
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SISTEM INSTALASI GROUNDING PERALATAN

SISTEM PROTEKSI PETIR BANGUNAN 162
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
Sistem Perlindungan Bahaya Petir :
Sistem yang diterapkan adalah sistem konvensional dengan menggunakan

splitzen tembaga sebagai terminasi udara, dengan metode bola bergulir
sesuai SNI 03-7015-2004 A
B
C
A. Splitzen tembaga langkap tiang penyangga, di pasang pada bangunan yang tertinggi (sistem konvensional).
B. Kawat BC  50 mm sebagai penghantar penurun dari tiang proteksi petir (splitzen tembaga) menuju box control pentanahan (di klem tiap
jarak 50 cm / modul).
C. Box control grounding penatanahan c/w cooper ROD  1” sebagai elektroda conductor dengan tahanan pentanahan max. 2 ohm.
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
B A N G U N A N P U S K E S M A S T 9 8 0 / 2 LT - 1 0 T T
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
D E TA I L S I S T E M P R O T E K S I P E T I R B A N G U N A N
SISTEM KOMUNIKASI 166
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SISTEM INSTALASI TELEPON

SISTEM KOMUNIKASI 167
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
SISTEM INSTALASI NURSE CALL

REFERENSI 168
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
BUKU
• Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Teknis: Bangunan dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama untuk Mencegah
Infeksi yang Ditransmisikan Melalui Udara (Airborne Infection) Edisi Pertama. Jakarta.
• Teddy Boen & Associates. 2009. Constructing Seismic Resistant Masonry Houses Third Edition. UNCRD dan Disaster Management Planning
Hyogo Office.
WEBSITE
• depkes.go.id
• rumahdangriya.blogspot.com
• http://puskim.pu.go.id /Aplikasi/desain_spektra_Indonesia_2011
TIM PENYUSUN 169
PEDOMAN
G U N A N & P E&
MPUSKESMAS BATASAN
PENANGGUNG JAWAB
dr. Andi Saguni, MA
EDITOR
Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT
Dra. Rahmi Purwakaningsih, M.Kes
Sugiarto, ST, MSi
PENYUSUN
M.Rofi’Udin, ST, MT
Kathrin, SST
dr. Ferdinandus Ferry Kandauw
Purwantiningsih
Hendrik Permana, SKM, MKKK
Melfayetty Arief, SKM, MKM
Nursania, SKM, MKM
Mai Syafni, MKM
Tri Cahyaningrum, A.Md
Yusryan Akbar, S.Kom, MH
KONTRIBUTOR
Romadona, ST, MARS
Ir. Fadjrif H Bustami, MARS
Ir. Roesdiana Wulandari, HDII, dr. Kamba Mohamad Taufiq, MMR
Ir. Nermi Harlena, Ir. Budiman AS, Ir. Panji Puspoyono, Ir. Herry Santoso, IPM

Pedoman Pembangunan Dan Peningkatan Fungsi Bangunan Puskesmas - 2020

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pedoman Pembangunan Dan Peningkatan Fungsi Bangunan Puskesmas - 2020

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

EDISI 2020 691

ISBN 978-623-301-137-2 Ind

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Pedoman Pembangunan dan Peningkatan Fungsi Bangunan Puskesmas.—

Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2020

1. Judul I. COMMUNITY HEALTH CENTERS

KATA PENGANTAR ………………………..i

I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG ………………………..1

II. ARSITEKTUR ZONASI & SIRKULASI …………………………3

III. STRUKTUR PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN …………………………89

IV. PRASARANA SISTEM PENGHAWAAN …………………….….135

VI. TIM PENYUSUN

Privat (Tindakan) RUMAH RUMAH Lapangan

KLINIK GIGI & MULUT

KLINIK LAINNYA/R. DOTS,

KLINIK GIGI & MULUT

KLINIK LAINNYA/R. DOTS,

1 Parkir Ambulan Min 12.5 m²/mobil 28 28 28 28 28 m²

Luas Tanah 2500 2300 1500 2200 1200 m²

MODEL FASADE 2 ( DUA)

• Luas Tanah : 2.500 m2

• Luas Tanah : 2.500 m2

• Luas Tanah : 2.500 m2

• Luas Tanah : 2.300 m2

• Luas Tanah : 2.300 m2

• Luas Tanah : 2.300 m2

• Luas Tanah : 2.200 m2

• Luas Tanah : 2.200 m2

• Luas Tanah : 2.200 m2

• Luas Tanah : 1.500 m2

• Luas Tanah : 1.500 m2

• Luas Tanah : 1.200 m2

• Penyesuaian bentuk bangunan dengan menyesuaikan kondisi

b. Persyaratan Instalasi Listrik.

e. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

RUANG TINDAKAN PERSALINAN

c. Persyaratan instalasi listrik.

RUANG TINDAKAN PERSALINAN

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

RUANG PEMERIKSAAN UMUM

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

RUANG PEMERIKSAAN UMUM

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

RUANG KLINIK GIGI & MULUT

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

g. Persyaratan Kompressor Untuk Peralatan Gigi :

RUANG PEMERIKSAAN KHUSUS

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

RUANG PEMERIKSAAN KHUSUS

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

e. Portable Fire Extinguisher.

d. Persyaratan Instalasi Listrik :

f. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

d. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

SPUTUM BOOTH (PENGAMBILAN DAHAK)

a. Perletakan Sputum Booth di lahan sesuai kondisi setempat serta

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

RUANG PENYELENGGARAAN MAKANAN (DAPUR)