Anda di halaman 1dari 24

Konstruksi, Cara Kerja, Pemeriksaan dan, Perawatan

Berbagaimacam Sensor

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Dasar Ototronik
yang dibina oleh Bapak Erwin Komara Mindarta, S.Pd, M.Pd

Oleh
M Adi Pradana 180513626530
Masruro Yuniati 180513626593
M Riyan Kamarasta 180513626551

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
Agustus 2019

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Pendahuluan.........................................................................................1
1.2 Topik Bahasan......................................................................................2
1.3 Relevansi.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian Sensor.................................................................................3
2.2 Konstruksi dan cara Kerja Sensor........................................................4
2.2.1 Sensor Elektromagnetik.............................................................6
2.2.2 Sensor Induktif...........................................................................7
2.2.3 Sensor Hall Effect......................................................................9
2.2.4 Sensor Optic...............................................................................9
2.2.5 Knock Sensor...........................................................................10
2.2.6 Sensor Jenis Variabel Resistan................................................11
2.2.7 Intake Air Temperature Sensor................................................11
2.2.8 Water Temperatur Sensor........................................................12
2.2.9 Sensor Tekanan........................................................................13
2.2.10 Pengukur Aliran Udara..........................................................14
2.2.11 Sensor Oksigen......................................................................15
2.3 Pemeriksaan dan Perawatan Sensor...................................................16
2.3.1 Cara Membersihkan Sensor............................................................17
BAB III PENUTUP......................................................................................18
3.1 Kesimpulan........................................................................................18
3.2 Contoh Soal........................................................................................19
Daftar Rujukan.........................................................................................21
iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Prinsip Kerja Sensor Inuktif..........................................................3


Gambar 2 Bentuk Signsl yang Dihasilkan Sensor Induktif............................5
Gambar 3 Berbagai Model Sensor Induktif....................................................6
Gambar 4 Contoh (A) Penempatan crankshaft (B) Gelombang.....................8
Gambar 5 Hall voltage UG...........................................................................10
Gambar 6 Desain Sensor Optik....................................................................13
Gambar 7 Bentuk Signal Pada Mesin 4 Silinder..........................................14
Gambar 8 Knock Sensor dan posisi nya.......................................................14
Gambar 9 Bentuk signsl Knock Sensor........................................................15
Gambar 10 Posisi Throttle pada katup Throttle............................................16
Gambar 11 Intake Air Temperature Sensor..................................................17
Gambar 12 Bentuk WPS dan Rangkaian WTS............................................18
Gambar 13 Konstruksi Rangkaian MAP Sensor..........................................20
Gambar 14 MAF Sensor...............................................................................20
Gambar 15 Lamb dasensor ataupun Air Fuel Ratio Sensor.........................21
BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini menyajikan (1) Pendahuluan, (2) Topik Bahasan, (3) Relevansi.
Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing subbab tersebut.

1.1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu dan teknologi terus
ikut berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan waktu.Perkembangan ini
terjadi karena kebutuhan manusia semakin beragam.Ilmu dan teknologi yang
dikembangkan untuk memudahkan pekerjaan mereka, agar lebih lebih mudah dan fisien,
semua barang – barang kebutuhan diciptakan semakin canggih, misalnya dapat bekerja
secara otomatis.teknologi yang mendukung perkembangan alat – alat yang dapat
berfungsi secara otomatis adalah sensor.

kebutuhan sensor dalam perkembangan industri sangat berpengaruh. Sensor dan


transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam
sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah
sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Besaran
masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran
fisika, kimia, mekanis dan sebagainya.

Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem


manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik
diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang
disebut transducer. Ada berbagai macam jenis sensor yang akan dibahas dalam
makalah ini yang berkaitan dengan inovasi sensor yang ada pada mesin
kendaraan.

1.2. Topik Bahasan


Topik bahasan yang dimuat dalam tulisan ini adalah sensor.Pembatasan
dalam topik yang akan dipaparkan dalam maakalah ini meliput konstruksi yang
membahas macam macam sensor pada kendaraan, cara kerja sensor, Pemeriksaan
serta bagaimana cara merawat sensor yang ada dalam kendaraan.

1
2

1.3. Relevansi
Hampir semua mobil yang beredar saat ini sudah menggunakan sistem EFI
atau Electronic Fuel Injection. Sistem EFI adalah sistem dimana bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar di kontrol secara elektronik. Pada dasarnya sistem ini
memiliki 3 komponen utama yakni sensor, ECU dan aktuator. Sensor memiliki
fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle gas, suhu
mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor
tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian diteruskan ke aktuator.
Keberadaan benda oromotif saat ini tidak luput dengan keberadaan sensoor
didalam nya. Dalam satu kendaraan saja sudah terdapat lima lebih sensor yang
bekerja didalam kendaraan tersebut. Sehingga sensor dengan dunia otomtif di era
saat ini semakin menyatu.
BAB II
PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang (1) Pengertian Sensor, (2) Konstruksi
Sensor, (3) Cara Kerja Sensor, (4) Pemeriksaan Sensor (5) Perawatan Sensor.
Berikut ini penjelasan masing-masing subbab diatas.

2.1. Pengertian Sensor


Sensor adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam
sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang
sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya”.
Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau
thermal (panas). William D.C, (1993).
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-
gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi
listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
D Sharon, dkk (1982).
Sensor pada mesin merupakan piranti yang bertugas untuk membaca
atau menangkap kondisi -kondisi disekitar dan atau didalam mesin yang berupa
besaran- besaran fisis yang selanjutnya diterjemahkan oleh control unit agar dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kapasitas pengontrolan. Sensor
dapat juga disebut sebagai alat pengindera ondisi mesin.

2.2 Konstruksi dan Cara Kerja Sensor

Pada sistem kontrol engine, terdapat berbagai jenis sensor yang digunakan.
Berbagai jenis sensor dengan tingkat ketelitian yang semakin meningkat berkembang
pesat seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya perkembangan elektronika.
Contoh beberapa jenis sensor yang banyak digunakan pada mesin kendaraan adalah:

Sensor Elektromagnetik (Electromagnetic Sensor)

Sensor Optik (Optical sensors)

3
4

Sensor Knock Sensor jenis variable Resistan (Variable resistance type sensors)

Sensor Tekanan (Pressure Sensor)

Pengukur aliran udara (Air Flow Measurement)

Sensor Oksigen (Exhaust gas Oxygent Sensor)

2.2.1 Sensor Elektromagnetic

Merupakan sensor yang banyak digunakan untuk mengukur kecepatan


ataupun putaran suatu objek yang berputar. Penggunaannya dapat kita lihat pada
Crankshaft position sensor dan pengukur kecepatan roda pada system ABS. Model sensor
ini biasanya terdiri dari jenis Variable Reluctance dan Hall sensor. (Bonnick, 2001).

2.2.2 Sensor Induktif

Sensor elektromagnetik juga dikenal dengan generator signal. Jenis Variable


Reluctancemerupakan sensor induktif yang menghasilkan sinyal berbentuk
sinusoida,dengan prinsip dasar pembentukan signal dari proses induksi magnet. Model
sensor induktif ini banyak digunakan karena bentuknya yang sederhana dan murah.

Aplikasinya di mesin banyak ditemukan sebagai pada Crankshaft Position Sensor


(Sensor posisi Crankshaft/CKP) dan sensor posisi cam (Camshaft Position
Sensor/CMP). Kedua sensor ini memiliki prinsip kerja yang sama. Sensor Crankshaft
dapat digunakan berkombinasi dengan sensor posisi camshaft yang sama untuk
memantau hubungan antara piston dan katup di mesin, terutama dalam mesin yang
menggunakan teknologi variabel Valve Timing. Metode ini juga digunakan untuk
"menyinkronkan" kerja mesin saat hidup, yang memungkinkan sistem manajemen engine
untuk mengetahui kapan harus menginjeksikan bahan bakar. Ini juga biasa digunakan
sebagai sumber utama untuk pengukuran kecepatan mesin dalam putaran per menit.
5

Gambar 1 Prinsip kerja sensor induktif

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Pada saat reluctor disc berputar, tab pada piringan akan bergerak melewati sirkuit
magnetic. Dampaknya adalah akan terjadi perubahan garis gaya magnet dan akan
menghasilkan tegangan induksi dari kumparan sensor.

Gambar 2
Bentuk sinyal yang dihasilkan sensor induktif

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Pada gambar di atas menunjukkan bentuk gelombang listrik yang


dihasilkan dari prosesperubahan garis gaya magnet yang terjadi saat tab pada
piringan melewati sensor. Bentuksinyal yang dihasilkan adalah analog, sehingga
proses olah data ke control unit, harusmelalui komponen Converter Analog-
Digital, yaitu proses perubahan bentuk sinyal darianalog ke digital, agar dapat
diproses oleh mikrokomputer.
6

Besar tegangan yang dihasilkan dipengaruhi besarnya kekuatan magnet


pada sensor,jumlah lilitan koil, dan kecepatan pemotongan garis gaya magnet
(kecepatan putarpringan).

Gaambar 3 Berbagai model sensor induktif

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Lokasi pemasangan sensor ini umumnya pada pulley poros engkol, flywheel,
camshaftatau pada poros engkol itu sendiri. Sensor ini mempunyai peran
penting bagi system manajemen engine, sehingga apabila terjadi gangguan
ada kemungkinan mesin tidakakan dapat hidup.

Gambar 4 Contoh (A) Penempatan crankshaft position sensor (B) Bentuk gelombang yang
dihasilkan

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

2.2.3 Sensor Hall Effect

Generator sinyal jenis Hall adalah elemen semikonduktor yang


dapat mendeteksi medanmagnet dengan prinsip efek Hall. Generator sinyal
jenis Hall menghasilkan TeganganHall apabila medan magnet berada pada
7

garis lurus dengan IC Hall. Sudu / vaneberfungsi sebagai rotor dan berputar
bersama poros distributor. Ketika vane beradadiantara celah element
konduktif magnet dan IC Hall (celah udara), maka fluks magnetakan
terhalang sehingga tegangan Hall (UG) yang dihasilkan berada pada
posisiminimum. Sebaliknya pada saat vane diluar celah tersebut, tegangan
Hall yang dihasilkanakan mencapai maksimum.

Gambar 5 Hall Voltage UG

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Seperti pada signal induktif, perubahan tegangan Hall yang dihasilkan


dijadikan sebagaireferensi bagi kontrol unit untuk mengetahui
pergerakan/putaran engine. Bentuk teganganyang dihasilkan dari generator
sinyal Hall berbentuk digital sehingga pada kontrol unittidak diperlukan lagi
pembentuk sinyal seperti pada generator induktif.

Penggunaan sensor Hall, banyak diaplikasikan pada sensor


pendeteksi sudut putar ataukecepatan masin, seperti pada Camshaft Position
Sensor maupun untuk Crankshaft Position Sensor.

2.2.4 Sensor Optik

Bentuk lain dari sinyal putaran mesin adalah sensor optik. Sensor ini
terdiri atas sebuahLED (Light Emitting Diode, sebuah Phototransistor dan
piringan yang diputarkan olehporos pemutar atau pada poros distributor.
Adapun desain sensor optik seperti terlihatpada gambar berikut
8

Gambar 6 Desain sensor optik

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Piringan dilengkapi dengan lubang–lubang yang jumlahnya


disesuaikan dengankebutuhan jumlah sinyal yang diperlukan dalam satu
siklus mesin. Untuk sinyalpengapian pada mesin empat silinder akan
tersedia empat buah lubang. Pada saat lubangberada diantara LED dan
phototransistor, cahaya dari LED akan ditangkap olehphototransistor
sehingga phototransistor menghasilkan output. Out put ini
kemudiandiperkuat melalui sebuah rangkaian penguat signal yang
selanjutnya dikirim ke kontrolunit sebagai sinyal putaran engine.

Bentuk sinyal yang dihasilkan oleh sensor optik adalah signyal


digital berbentuk segiempat sehingga langsung dapat digunakan oleh kontrol
unit tanpa melalui konventer atauperubah sinyal. Adapun bentuk sinyal
yang dihasilkan dengan empat lubang piringan pada mesin empat silinder
dengan urutan pengapian 1–3–4–2 adalah seperti padagambar berikut :
9

Gambar 7 Bentuk Sinyal Pada Mesin 4 silinder(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Aplikasi pada mesin modern, teknologi sensor optik banyak


digunakan. Penggabunganfungsi sinyal lain seperti satu derajat putaran
mesin dapat diaplikasikan dengan modelmenyatu dan penambahan jumlah
lubang pada satu piringan di titik diameter yangberbeda. Dengan demikian
kontrol unit dapat mengetahui perubahan posisi piston padasetiap derajat
putaran mesin sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengaturan pemajuandan
pemunduran saat pengapian.

2.2.5 Knock sensor

Knock sensorberfungsi mendeteksi getaran blok silinder


akibatknocking. Knock sensordipasang pada blok silinder. Knock
sensorterdiri daripiezoelectric element dan sebuahdiafragma. Bila terjadi
getaran pada blok silinder akibat terjadiknockingmaka diafragmapada knock
sensor akan bergetar menggerakan piezoelectric element, dan piezo electric
element menghasilkan tegangan, Besar tegangan yang dihasilkan sebanding
denganintensitas getarannya. Signal yang dihasilkanknock sensorselanjutnya
dikirim ke ECU,dan ECU akan memperlambat timing ignition berdasarkan
intensitas knocking.

Gambar 8 Knock Sensor dan Posisi Pemasangannya Pada


Mesin(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)
10

Gambar 9 Gambar Bentuk Sinyal Knock Sensor(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

2.2.6 Sensor jenis variable Resistan (Variable resistance type sensors)

Sensor variabel resistan merupakan sesnsor yang dasarnya memiliki


karakteristik sepertivariable Resistor, yaitu komponen yang memiliki nilai
tahanan yang dapat berubah-ubah. Komponen yang termasuk dalam jenis ini
adalah seperti Throttle Position Sensor /TPSdan Temperature Sensor. TPS
mempunyai karakteristik seperti Potensio meter dimana nilai tahanannya
akanbervariasi sesuai dengan perubahan gerakan. Sensor Posisi Throttle ini
terpasang pada katup throttle yang terletak di throttle body.

Gambar 10 Posisi Throttlepada katup throttle

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Pergerakan katup throttle sebagai indicator beban mesin dapat terdeteksi


oleh TPS. Tuaskatup throttle dihubungkan dengan TPS, sehingga perubahan
pergerakan katup akanmempengaruhi nilai tahanan pada TPS. Tegangan input
11

yang diberikan oleh ECU (padapin VC) sebesar 5 volt akan dikeluarkan dengan
nilai yang berubah-ubah sesuai pergerakan katup. Dengan demikian ECU dapat
mengetahui perubahan pembebananmesin melui signal pada pin/terminal VTA.

2.2.7 Intake Air temperature sensor

Intake Air temperature sensor merupakan sensor jenis thermistor yang


berfungsi untukmendeteksi temperature udara yang masuk ke intake manifold.
Pemasangan sensor iniadalah pada saluran masuk setelah filter udara atau
sebelum throttle valve (menurut arah aliran udara masuk).

Gambar 11 Intake Air temperature Sensor

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Gambar 11
Rangkaian dasar sirkuit Intake air Temperature

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

2.2.8 Water Temperature Sensor (WTS)


12

Berfungsi untuk mendeteksi temperature mesinmelalui air pendingin


mesin. WTS dipasang dekat rumah thermostat atau saluranpendingin,
dimana ujung sensor berhubungan dengan air pendingin. Pemasangan
danBentuk WTS seperti pada gambar berikut :

Gambar 12
Bentuk WPS dan rangkaian WTS

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Untuk Eengine Oil Temperature (EOT) sensor, secara fisik dan


karakteristiknya samadengan WTS. Perbedaaan yang ada adalah
peletakannya pada mesin, dimana EOTdiletakkan pada jalur oli pelumas
sehingga dapat dibaca perubahan tahanan pada EOTsensor yang
merepresentasikan temperature mesin.

2.2.9 Sensor Tekanan (Pressure Sensor)

Sensor tekanan udara merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi


tekanan udarapada engine, terutama pada intake manifold. Sensor ini
umumnya dikenal denganManifold Absolute Pressure Sensor (MAP), yaitu
sensor yang bertugas untuk mengukurtekanan absolute pada intake manifold.
MAP sensor merupakan piezoresistive silicon chip yang nilai tahanannya
berubah akibat perubahan tekanan dan sebuahI ntegrated
13

Circuit (IC). MAP sensor dihubungkan ke intake manifold menggunakan


slang atau padabeberapa model dipasang menempel pada intake
manifold. Konstruksi dan rangkaianMAP sensor adalah sebagai berikut:

Gambar 13 Konstruksirangkaian MAP sensor (http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Terdapat 3 terminal pada MAP sensor yaitu terminal:

a) Terminal VC sebagai terminal catu daya dengan tegangan 5 V.

b) Terminal PIM merupakan signal tegangan yang


menghambarkan perubahan tekananintake manifold

c) Terminal E2 sebagai terminal massa

Sistem engine kontrol yang menggunakan MAP sensor umumnya dikenal


dengan jenis DJetronik. Kesalahan pengukuran tekanan udara oleh MAP
sensor dapat berdampaklangsung terhadap konsumsi bahan bakar atau
durasi penginjeksian bahan bakar oleh system suplay bahan bakar.

2.2.10 Pengukur aliran udara (Air Flow Measurement)

Komponen pengukur aliran udara pada system manajemen engine yang


paling banyak digunakan adalah sensor pengukur massa atau yang dikenal
dengan Mass Air Flow(MAF) sensor. Mass Airflow Sensor (MAF) adalah
14

komponen dari sistem induksi udarapada kendaraan yang menggunakan tipe


L-jetronik.

Tugas utama dari MAF sensor adalah untuk mengukur jumlah


(massa) udara yangmemasuki mesin atau aliran udara. Seringkali sensor
suhu udara masuk (IAT) jugadipasang di dalam sensor aliran udara massal.
Ada beberapa jenis sensor aliran udara,namun, sebagian besar mobil
modern menggunakan jenis kawat panas.

Gambar 14 MAF sensor(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Sensor MAF jenis hot wire memiliki kawat yang dipanaskan (heated/hot
wire) dansebuah sensor suhu kecil dipasang dekat dengan kawat panas. Sensor
suhu mengukursuhu udara di dekat Hot wire. Saat mesin dalam keadaan idling,
aliran udara yang sangatsedikit melewati kawat panas, sehingga dibutuhkan arus
listrik yang sangat kecil untukmenjaga agar kawat tetap panas. Pada saat throttle
terbuka, udara lebih banyak mengalirmelalui kawat panas. Udara yang lewat
akan mendinginkan hot wire. Semakin banyakudara mengalir di atas kawat,
semakin banyak arus listrik yang diperlukan untukmenjaganya tetap panas.
Jumlah arus listrik ini sebanding dengan jumlah aliran udara.Chip elektronik
kecil yang terpasang di dalam MAF sensor menerjemahkan jumlah aruslistrik ini
menjadi sinyal digital yang dikirim ke ECU. ECM menggunakan sinyal
aliranudara untuk menghitung jumlah bahan bakar yang tepat untuk
diinjeksikan ke dalamsilinder untuk menjaga rasio udara / bahan bakar pada
tingkat optimal.
15

2.2.11 Sensor Oksigen (Exhaust gas Oxygent Sensor)

Pada kendaran yang menggunakan model control close loop, komponen


utama yangmenjadi cirinya adalah penggunaan oksigen sensor. Sensor ini juga
dikenal Lamb dasensor ataupun air fuel ratio sensor.

Gambar 15 Lamb dasensor ataupun air fuel ratio sensor.

(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id)

Sensor oksigen (sensor O2) mengukur jumlah oksigen dalam gas buang,
mengirim sinyalke ECU sebagai umpan balik terhadap produk campuran yang
sudah diberikan ke engine.Hal ini tentunya didasarkan pada perhitungan agar
selalu dapat memberikan campuranudara dan bahan bakar pada komposisi ideal
atau stoichiometric (14,7:1).

Sensor oksigen merupakan perangkat pembangkit tegangan kimia yang


membangkitkantegangan tergantung pada konsentrasi oksigen pada emisi gas
buang. Jika konsentrasi oksigen yang dipisahkan oleh udara disekelilingnya
(pada gas buang) adalah lebihrendah, maka sensor akan menghasilkan tegangan
yang rendah.

2.3 Pemeriksaan dan Perawatan Sensor

Pada dasarnya, komponen sensor pada motor injeksi sudah dibuat dari
pabrik untuk bebas perawatan dan juga tahan lama. Walaupun begitu, sebagai
pemilik sepeda motor injeksi perlu juga untuk memperhatikan komponen ini.
Karena bebas perawatan dan tahan lama tidak serta merta diartikan bahwa
16

komponen ini bisa bekerja secara maksimal terus-menerus. Oleh karena itu, agar
sensor tetap bisa bekerja secara maksimal, perlu juga dilakukan perawatan.

Seperti kita ketahui, sensor merupakan komponen sistem injeksi. Yang


salah satu fungsinya adalah untuk mendeteksi sisa hasil pembakaran di saluran
pembuangan. Sehingga sisa pembakaran yang dikeluarkan bisa disesuaikan atau
diatur setelah sinyal diterima oleh ECU. Sensor yang kotor akibat kurang
perawatan, bisa saja menghambat kinerja sinyal yang akan diterima oleh ECU.
Jika ini terjadi, bisa saja pengaturan gas buang yang akan dilakukan oleh ECU
akan terhambat.

Dilihat dari letaknya, sensor pada masing-masing motor injeksi memiliki


letak yang berbeda. Walaupun begitu, tetap tidak akan jauh dari posisi gas
pembuangan. Di beberapa jenis motor ada yang terletak di leher knalpot, atau
juga terletak di dekat lubang knalpot. Jika dilihat dari letaknya yang berdekatan
dengan lubang pembuangan, maka sudah dipastikan akan menimbulkan kotoran
pada sensor ini.

2.3.1 Cara Membersihkan Sensor

Ada dua hal yang perlu dibersihkan yaitu soket sensor yang berfungsi
mengirim sinyal ke ECU, dan sensor itu sendiri yang bersentuhan langsung
dengan gas pembuangan. Masing-masing komponen ini memiliki cara perawatan
yang berbeda.

Untuk membersihkan sensor yang bersentuhan langsung dengan gas


pembuangan, cara membersihkannya cukup dengan disemprot menggunakan
tekanan angin kompresor. Lakukan hal ini hingga kotoran sisa pembuangan yang
menempel hilang atau bersih. Jangan disemprot cairan penetran, karena di dalam
cairan tersebut ada bahan kimia yang bisa merusak komponen. Setelah itu, agar
kinerja sensor tersebut tetap optimal, cek dan bersihkan juga soket sensor.

Untuk membersihkan soket sensor yang berfungsi mengirim sinyal ke


ECU ini, caranya dengan menyikat soket atau disemprot pake cairan penetrant.
17

Sehingga sinyal yang akan dikirim ke ECU tetap terjaga dan koneksi arus listrik
lancar serta kerak kotoran hilang.
BAB III
PENUTUP

Bab ini akan menyajikan (1) Kesimpulan, (2) Contoh Soal. Berikut ini
kesimpulan tersebut.

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, pembaca menjadi lebih paham mengenai cara
pemeriksaan dan perawatan sebuah sensor. Sehingga dapat juga untuk menambah
wawasan seseorang mengenai hal tersebut. Karena sebuah sensor saat ini juga
sering digunakan dalam part-part kendaraaan dan sensor meliliki peran banyak
dalam konstruksi kendaraan dan peralatan otomotif lain nya.

3.2 Contoh Soal

1. Sensor yang mendeteksi getaran cylinder block yang disebabkan oleh knocking
dan menawarkan output berupa tegangan yang setara dengan intensitasnya
yaitu ....

a. Intake air temperature sensore

b. Detonation sensore

c. Coolant temperature sensore

d. Motor position sensore

e. Air flow sensore

2. Sensore throttle valve terpasang pada poros throttle valve akan merubah resintasi dari
resistor yang akan merubah tegangan pada terminal output posisi throttle, hal ini
memungkinkan engine control unit untuk mendeteksi .......

a. Air valve d. Throttle valve

18
19

b. Coil selenoid e. Throttle valve menutup

c. Flunger

3. Sensor yang merubah kecepatan menjadi suatu signal pulsa dan memasukanya ke
engine unit yang kemudian menawarkan pengaturan kecepatan idle yaitu .....

a. Oxygen sensore

b. Detonation sensore

c. Air conditioner switch

d. Motor position sensore

e. Air flow sensore

4. Sensor yang mengubah temperature udara masuk ke engine menjadi tegangan dan
mengirimkanya ke engine control unit yaitu .......

a. Intake air temperature sensore

b. Throttle position sensore

c. Coolant temperature sensore

d. Motor position sensore

e. Air flow sensore

5. Sensor yang merubah tekanan barometer menadi tegangan dan mengirimkanya ke


engine control unit yaitu .....

a. Intake air temperature sensore

b. Throttle position sensore

c. Coolant temperature sensore

d. Motor position sensore


20

e. Air flow sensore

6. Yang mengubah ada atau tidaknya beban power steering menjadi tegangan tinggi dan
rendah dan memasukanya ke engine control unit sebagai input, kemudian akan mengatur
idle speed control servo berdasarkan signal yaitu .......

a. Oxygen sensore

b. Detonation sensore

c. Air condition switch

d. Power steering fluid pressure switch

e. Air flow sensore

7. Pada mesin EFI tipe L, untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk digunakan
sensor ?

Jawaban : Air Flow Meter.

8. Apakah fungsi dari Data Link Connector (DLC) ?

Jawaban : Data Link Connector (DLC) merupakan kumpulan dari kode-kode yang
berfungsi untuk mempermudah pendeteksian kerja dari sensor-sensor dan aktuator-
aktuator pada mesin EFI.

9. Apakah fungsi dari sensor VSS ?

Jawaban : Sensor VSS atau Vehicle Speed Sensor berfungsi untuk mensensor
atau mendeteksi kecepatan dari kendaraan.
21

DAFTAR RUJUKAN

Anonim, (1995). Automotive Electric/Electronic Systems, 2nd Edition, Stuttgart.


Robert

Bosch GmbH.

Anonim, (1986). Emission Control for Spark–Ignition Engine, Bosch Technical

Instruction, Stuttgart. Robert Bosch GmbH.

Anonim, (1985). Engine Electronic, Bosch Technical Instruction, Stuttgart.


Robert Bosch

William D.C, (1993). Pengertian Sensor suttgart. Robert Bosch GmbH.

D Sharon, dkk (1982). Penjelasan tentang pengertian srnsor tuttgart. Robert


Bosch GmbH.

Prasetyadi J (2017). contoh soal dan jaawaban perawatan sistem EFI, (Online),
(www.teknik-otomotif.com ), diakses 25 Agustus 2019

www.Insinyur.com. 2015. Cara Kerja Engine Control Unit. (Online),


(http://www.rodadua.web.id/cara-kerja-ecu-engine-control-unit), diakses25
Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai