Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Pendaftaran benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia dilaksanakan di tempat
kedudukan pemberi Fidusia, dan pendaftarannya mencakup benda, baik yang berada di
dalam maupun di luar wilayah negara Republik Indonesia untuk memenuhi asas
publisitas, sekaligus merupakan jaminan kepastian terhadap kreditor lainnya mengenai
benda yang telah dibebani Jaminan Fidusia. Pendaftaran Fidusia dilakukan pada Kantor
Pendaftaran Fidusia yang merupakan bagian dalam lingkup Kementrian Hukum dan
HAM. Kantor pendaftaran fidusia mencatat jaminan fidusia ke dalam buku daftar fidusia
pada tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
Untuk kepentingan pengikatan jaminan fidusia kendaraan bermotor, bank
(kreditur) wajib meminta BPKB, 3 lembar blanko yang ditandatangani oleh nama yang
tertera pada BPKB, KTP, KK, dan Surat Nikah. Selain itu, bank harus memperhartikan
kepemilikan BPKB dan kendaraan sama dan benar/tidaknya keadaan fisik kendaraan.
Upaya penyelesaian wanprestasi dalam Perjanjian Jaminan Fidusia Terhadap
Kendaraan Bermotor Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019
dengan melakukan eksekusi jaminan fidusia. Namun, sejak dikeluarkannya Putusan
Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 18/PUU-XVII/2019 pada 6 Januari 2000 tentang uji
materil Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Pasal 15 ayat (2) dan ayat (3), diputuskan
bahwa perusahaan pembiayaan (leasing) sudah tidak bisa melakukan eksekusi sendiri
(parateeksekusi) terhadap objek jaminan fidusia melainkan harus mengajukan
permohonan pelaksanaan eksekusi kepada pengadilan negeri.
Pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia sendiri dapat dilakukan dengan 2 (dua)
kemungkinan yaitu :
a. Tetap dilaksanakan berdasarkan UUJF sepanjang dalam pelaksanaannya pihak
debitur secara sukarela untuk menyerahkan benda objek jaminan fidusia dan adanya
kesepahaman para pihak terhadap kondisi cidera janji (wanprestasi) yang terjadi.
b. Eksekusi jaminan fidusia dapat dilaksanakan berdasarkan Pasal 196 HIR jika dalam
pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia tidak memenuhi 2 unsur titel eksekutorial dan
penilaian cidera janji (wanprestasi) oleh kreditur atas kewenangannya sendiri tetap
dapat dilaksanakan sepanjang ditafsirkan bahwa terhadap kondisi tersebut, pihak
debitur mengakuinya dan secara suka rela menyerahkan benda yang menjadi objek
jaminan fidusia tersebut.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut.
1. Dengan adanya Putusan MK Nomor 18/PUU-XVII/2019, ke depannya pengadilan
negeri sudah harus siap dalam hal membangun mekanisme eksekusi yang mudah dan
transparan. Selain itu, pengadilan harus responsif dalam menangani sengketa.
2. Mengingat jumlah lembaga pembiayaan yang tidak sedikit dan dalam masyarakat
dengan potensi adanya sengketa cukup besar pula. Maka, pengadian harus cukup
memiliki sumber daya untuk mengurusi sengketa.
3. Untuk masyarakat harus lebih memahami teknis dalam melakukan pembiayaan dan
harus mengetahui bahwa dirinya cakap untuk berprestasi, sehingga tidak terjadi kredit
macet yang mengakibatkan eksekusi pada jaminan fidusianya.

Anda mungkin juga menyukai