Anda di halaman 1dari 13

F.

Jaminan Kredit
Kredit dapat diberikan dengan atau tanpa jaminan. Namun, kredit tanpa jaminan
sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan,
maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Dengan jaminan
kredit relatif lebih aman sehingga setiap kredit macet akan dapat ditutupi dengan jaminan
tersebut. Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah
sebagai berikut.

1. Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud
 Tanah
 Bangunan
 Kendaraan bermotor
 Mesin-mesin/peralatan
 Barang dagangan
 Tanah/kebun/sawah
b. Jaminan benda tidak berwujud
 Sertifikat saham
 Sertifikat obligasi
 Sertifikat tanah
 Sertifikat deposito
 Rekening tabungan yang dibekukan
 Rekening giro yang dibekukan
 Promes
 Wesel
c. Jaminan orang
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut
macet, maka penjamin tersebut akan menanggung resikonya.
2. Tanpa jaminan
Biasanya diberikan pada perusahaan yang memang benar-benar dapat dipercaya
dan profesional sehingga kemungkinan kredit macet sangatlah kecil. Dapat pula
kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau
dengan pertimbangan untuk pengusaha ekonomi lemah.

G. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit


Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank merasa harus merasa yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil
penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat
dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti
prosedur penilaian yang benar.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama.


Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang diterapkan sudah menjadi standar penilaian yang
harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan
dikalukan dengan analisis 5 C dan 7 P.

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut.

1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik itu pekerjaan maupun yang bersifat lebih pribadi seperti cara
hidup,
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti segi
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga hraus melihat
dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga haus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi sesuatu, amak
jaminan yang dititipkan akan dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondidi ekonomi dan politik
sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masign, serta
prospek usahan dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang
dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga
kemungkinan kredit tersbeut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut.

1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kperibadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan
tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal,
loyalitas, serta karakternya. Sehingga nasabah yang dapat digolongkan ke golongan
tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan, seperti untuk modal kerja atau investasi, konsumtif, atau
produktif, dan lain sebagainya.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang, menguntungkan atau
tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba, diukur
dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi
dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi.

H. Aspek-aspek dalam Penilaian Kredit


Di samping menggunakan 5c dan 7P maka penilaian suatu kredit layak atau tidak
untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan
seluruh aspek yang dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini
biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang.

Aspek-aspek yang dinilai antara lain sebagai berikut.

1. Aspek Yuridis/Hukum
Yang kita nilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin izin
yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte
pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui siap-siapa pemilik dan besar modal
masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah seperti:
 Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Nomor Pokok Wajib Pajak
 Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah
 Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya

2. Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana. Yang
perlu diteliti dalam aspek ini adalah:
 Pemasaran produknya minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun yang lalu
 Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan
datang
 Peta kekuatan pesaing yang ada
 Prospek produk secara keseluruhan
3. Aspek Keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk


membiayai usaha dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu
hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan.

Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatu kriteria
kelayakan investasi yang mencakup antara lain:

 Rasio-rasio keuangan
 Periode Pengembalian
 Net Present Value
 Profitability Index
 Internal Rate of Returns
 Break Even Point
4. Aspek Teknis/Operasi
Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi serta kapasitas mesin
yang digunakan, masalah lokasi lay out ruangan, dan mesin-mesin termasuk jenis
mesin yang digunakan.
5. Aspek Manajemen
Untuk menilai struktur organisasi perusahaan sumber daya manusia yang dimiliki
serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan
dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.
6. Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarkat umum seperti:
 Meningkatkan ekspor barang
 Mengurangi pengangguran atau lainnya
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Tersedianya sarana dan prasarana
 Membuka isolasi daerah tertentu
7. Aspek Amdal
Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat air atau udara jika
proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam
apakah apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan
mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi
antara lain terhadap:
 Tanah/darat menjadi gersang
 Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa
 Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising, panas

I. Prosedur dalam Pemberian Kredit


Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum
antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi
perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkan
nya dengan pertimbangan masing-masing.

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman


perseorangan dan pinjaman oleh suatu badan hukum kemudian dapat pula ditinjau
dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum
sebagai berikut.

1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang
dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas
lainnya yang dibutuhkan pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi
antara lain sebagai berikut.
 Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan
jenis bidang usaha identitas perusahaan nama pengurus berikut
pengetahuan dan pendidikannya perkembangan perusahaan serta
relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta
 Maksud dan tujuan
apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan
kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan)
serta tujuan lainnya
 Besarnya kredit dan jangka waktu
dalam hal ini pemohon menentukan besar jumlah kredit yang ingin
diperoleh dan jangka waktu kredit nya penilaian kelayakan besarnya
kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta
laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) 3 tahun terakhir. Jika
dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan maka pihak bank
tetap berpedoman terhadap terhadap hasil analisis mereka dalam
memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak
diberikan kepada si pemohon
 Cara mengembalikan kredit, dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah
dalam mengembalikan kreditnya apakah Dari hasil penjualan atau
cara lain
 Jaminan kredit. Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala
resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada
unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti
jangan sampai terjadi sengketa, palsu, dan sebagainya. Biasanya
jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu. Selanjutnya proposal
ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah di persyaratkan seperti:
- Akte Notaris
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan
Terbatas) atau yayasan
- TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku
5 tahun jika habis dapat diperpanjang
- NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak di mana sekarang ini setiap pemberian
kredit harus dipantau oleh Bank Indonesia adalah NPWP-nya
- Neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir
- Bukti diri dari pimpinan perusahaan
- Foto kopi sertifikat jaminan

Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari neraca
dan laporan laba rugi yang ada dengan menggunakan rasio-rasio
sebagai berikut:

- Current ratio
- Acid test ratio
- Inventory turn over
- Sales to receivable ratio
- Profit margin ratio
- Return on net worth
- Working capital
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan yang sudah benar. jika menurut pihak perbankan
belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera
melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup
melengkapi kekurangan tersebut maka sebaiknya permohonan kredit
dibatalkan saja.
3. Wawancara I
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan
dengan calon peminjam, untuk meyakinkan Apakah berkas-berkas tersebut
sesuai dan lengkap seperti dengan yang diinginkan titik wawancara ini juga
untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
Dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil
wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. On the Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan digaji dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the
spot dicocokkan dengan hasil wawancara satu titik pada saat hendak
melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah titik
sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan titik catatan
yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan pada saat
on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup:
- Jumlah uang yang diterima
- Jangka waktu kredit
- Dan biaya-biaya yang harus dibayar

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu puka


bagi kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai
dengan alasannya masing-masing.

7. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya


Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad
kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau
pernyataan yang dianggap perlu. Penandatangan dilaksanakan:
- Antara bank dengan debitur secara langsung
- Melalui notaris
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatangan surat-surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan
9. Penyaluran/penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekenign sebagai realisasi dari
pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu:
- Sekaligus
- Secara bertahap

J. Kualitas Kredit
Hidup matinya suatu bank sangatlah dipengaruhi oleh jumlah kredit yang
disalurkan dalam suatu periode. Artinya, semakin banyak kredit yang disalurkan,
semakin besar pula perolehan laba dari bidang ini. Bahkan hampir semua bank masih
mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran kredit (spread based),
di samping dari penghasilan atas fee based yang berupa biaya-biaya dari jasa-jasa
bank lainnya yang dibebankan ke nasabah.

Dalam praktiknya banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus


memperhatikan kualitas kredit tersebut. Artinya semakin berkualitas kredit yang
diberikan atau memang layak untuk disalurkan, akan memperkecil resiko terhadap
kemungkinan kredit tersebut bermasalah. Dalam hal ini prinsip kehati-hatian Bank
dalam menyalurkan kredit perlu memperhatikan kualitas kredit. Bukan tidak
mungkin kredit yang jumlahnya cukup banyak akan mengakibatkan kerugian apalagi
kredit yang disalurkan tersebut ternyata tidak berkualitas dan mengakibatkan kredit
tersebut bermasalah.

Oleh karena itu, dalam melepas kreditnya agar berkualitas pihak perbankan
perlu memperhatikan 2 unsur yaitu sebagai berikut.

1. Tingkat perolehan laba (return), artinya jumlah laba yang akan diperoleh
atas penyaluran kredit. Jumlah perolehan laba tersebut harus memenuhi
ketentuan yang berlaku apabila ingin dinilai baik kesehatannya.
2. Tingkat resiko (risk). Artinya tingkat resiko yang akan dihadapi terhadap
kemungkinan melesetnya perolehan laba bank dari kredit yang
disalurkan.

Dalam memenuhi tingkat perolehan laba bank agar dapat dikatakan


memenuhi kriteria ketentuan yang berlaku, perbankan harus memperhatikan 4
faktor seperti di bawah ini agar kesehatan bank dapat diukur sesuai ketentuan
tersebut:

1. Tingkat Return On Assets (ROA)


2. Return On Equity (ROE)
3. Timing of Return (Waktu Perolehan Laba)
4. Future Prospect (Prospek ke depan/di masa yang akan datang)

Selanjutnya, tingkat perolehan laba bank juga harus mengetahui resiko-resiko


yang akan dihadapinya. Resiko ini merupakan kondisi dan situasi yang akan dihadapi
di masa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba
bank. Secara umum jenis-jenis resiko yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi
sebagai berikut.

1. Resiko Lingkungan
Resiko lingkungan artinya resiko yang berkaitan dengan lingkungan
perbankan terutama yang berkaitan dengan lingkungan luar perbankan,
contohnya resiko ekonomi, resiko kompetisi, dan resiko peraturan.
2. Resiko Manajemen
Resiko manajemen, artinya rEsiko yang berkaitan dengan resiko dari
dalam perusahaan. Contohnya resiko organisasi, resiko kemampuan, dan
resiko kegagalan.
3. Resiko Penyerahan
Resiko penyerahan juga lebih terpengaruh oleh internal bank seperti
resiko operasional, resiko teknologi, dan resiko strategik.
4. Resiko Keuangan
Resiko keuangan berkaitan erat dengan pengaruh internal dan eksternal
bank seperti resiko kredit, resiko likuiditas, resiko suku bunga, resiko
leverange, dan resiko internasional.

Seperti diketahui bahwa di dalam manajemen kredit terdapat beberapa


fungsi sehingga memudahkan bank untuk menjalankan aktivitas kreditnya. Oleh
karena itu, pemisahan fungsi dalam organisasi kredit juga harus memperhatikan
keberadaan fungsi-fungsi tersebut titik berikut ini pemisahan fungsi dalam organisasi
kredit pada umumnya terdiri dari

1. Pemasaran kredit
2. Analisis kredit
3. Taksasi jaminan
4. Administrasi kredit
5. Audit kredit

Tujuan pemisahan kredit ini tidak lain adalah agar pengelolaan suatu
permohonan kredit dapat diproses secara benar lengkap, dan teliti sehingga memiliki
risiko rendah dan tidak menimbulkan masalah titik penilaian dimulai dari pertama
sekali permohonan kredit diajukan sampai dengan kredit berjalan dan berakhir.
Banyak cara agar kredit yang diberikan oleh perbankan memiliki kualitas titik
dalam memutuskan suatu permohonan kredit yang akan diberikan kepada nasabah
agar berkualitas, sebaiknya perlu dibentuk komite kredit (loan committies). Komite
ini bertugas memberikan pelayanan hal-hal yang berkaitan dengan kredit yang
disalurkan titik secara umum tugas komite kredit adalah sebagai berikut.

- Membuat keputusan dan penelaahan kredit baru, artinya setiap


adanya permohonan kredit baru perlu ditelaah secara benar
tentang kelayakan kredit sebelum diambil keputusan.
- Memastikan kelengkapan dokumen kredit artinya dalam
pengajuan kredit, apapun syarat kelengkapan dokumen mutlak
untuk diserahkan. Syarat ini merupakan salah satu aspek penilaian
kelayakan suatu kredit sehingga tidak menimbulkan masalah ke
depan.
- Persetujuan perpanjangan kredit, artinya bagi kredit yang sudah
berakhir masa pinjamannya dan nasabah tersebut masih ingin
memperpanjang kredit karena sesuatu hal, komite kembali harus
memberikan persetujuan apakah kredit tersebut layak atau tidak
untuk diperpanjang dengan pertimbangan yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
- Perubahan kondisi dan syarat kredit, artinya kalau kondisi nasabah
dengan situasi yang berkembang di luar menyebabkan nasabah
mengalami kesulitan, pihak perbankan perlu melakukan
perubahan tentang kondisi dan syarat kredit, misalnya perubahan
jangka waktu pembayaran, dan bunga yang dibebankan kepada
nasabah.

Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu diberikan


ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit Menurut
ketentuan sebagai berikut.

1. Lancar (Pas)
Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila:
a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan anjungan tunai (Cash
Collateral)
2. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum
melampaui 90 hari
b. Kadang-kadang terjadi cerukan
c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
d. Mutasi rekening relatif aktif
e. Didukung dengan pinjaman baru
3. Kurang Lancar (Substandard)
Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di antaranya:
a. terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga
yang telah melampaui 90 hari
b. Sering terjadi cerukan
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari
d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
e. Terdapat masalah keuangan yang dihadapi debitur
f. Dokumen pinjaman yang lemah
4. Diragukan (Doubtful)
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria di antaranya:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga
yang telah melampaui 180 hari
b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan.
5. Macet (Loss)
Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain.
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 270 hari
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada
nilai yang wajar

K. Teknik Penyelesaian Kredit Macet


Kemungkinan kredit macet disebabkan oleh:

1. Dari pihak perbankan


Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti sehingga apa
yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat
polusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya
dilakukan secara subjektif.
2. Dari pihak nasabah
- Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah untuk tidak
bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit
yang diberikan macet. dapat dikatakan tidak ada unsur kemauan
untuk membayar.
- Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar
tetapi tidak mampu.

Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Rescheduling
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
dalam hal ini diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit
misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun
sehingga si debitur mempunyai waktu yang lama untuk mengembalikannya.
b. Memperpanjang waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam
hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya pun
misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran
pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2. Reconditiong
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti:
a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu
Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu maksudnya
hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok
pinjaman yang tetap harus dibayar seperti biasa.
c. Penurunan suku bunga
d. Pembebasan bunga
3. Restructuring
a. Dengan menambah jumlah kredit
b. Dengan menambah equity
- Dengan menyetor uang tunai
- Tambahan dari pemilik
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang di atas
5. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar
tidak punya etiket baik, ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar
semua utang utangnya.

Anda mungkin juga menyukai