01
Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Dengan adanya informasi dari berbagai dokumen
Organization/WHO) merupakan badan Persatuan yang dibuat oleh para ahli mengenai pedoman,
Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertanggung jawab prinsip dan proyek, Departemen Kesehatan Mental
tentang tindakan untuk mencapai derajat dan Ketergantungan Zat meminta perhatian
kesehatan tertinggi bagi semua orang. Dalam WHO, diarahkan kepada prinsip umum berikut:
Departemen Kesehatan Mental dan Ketergantungan
Zat (the Department of Mental Health and 1. Persiapan sebelum kedaruratan.
Substance Dependence) menyediakan Rencana persiapan nasional harus dibuat
kepemimpinan dan bimbingan untuk menjembatani sebelum terjadinya kedaruratan dan harus
kesenjangan antara apa yang dibutuhkan dan apa termasuk: (a) pembangunan sistem koordinasi
yang tersedia untuk mengurangi beban gangguan dengan penunjukan orang yang bertanggung
mental dan untuk mempromosikan kesehatan jawab dari setiap badan, (b) desain rencana detil
mental. untuk persiapan respon sosial dan kesehatan
mental yang adekuat, dan (c) pelatihan personil
Dokumen ini merangkum posisi Departemen yang relevan dalam intervensi sosial dan
Kesehatan Mental dan Ketergantungan Zat saat ini psikologik yang diperlukan.
dalam membantu masyarakat yang terpapar akan
stressor yang ekstrem, seperti pengungsi,
pengungsi internal (Internally Displaced
Persons/IDPs), survivor bencana dan populasi yang
terkena terorisme, perang atau genosida. WHO
menyadari bahwa jumlah orang yang terpapar
stressor yang ekstrem sangat banyak dan bahwa
paparan terhadap stressor yang ekstrem
merupakan factor risiko masalah kesehatan mental
dan social. Prinsip dan strategi yang dibahas di sini
terutama untuk diterapkan pada negara-negara
dengan sumber daya yang miskin, tempat
bermukimnya sebagian besar populasi yang
terekspos pada kehidupan bencana dan
peperangan. Kesehatan mental dan kesejahteraan
pekerja kemanusiaan juga perlu diperhatikan,
tetapi kebutuhan mereka tidak dibahas dalam Return of refugees from West Timor. Photo courtesy of UNHCR/M. Kobayashi
dokumen ini.
2
4. Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan primer. Strategi intervensi untuk petugas
Dipimpin oleh sektor kesehatan, intervensi
kesehatan mental harus dilaksanakan di dalam kesehatan di lapangan
pelayanan kesehatan umum primer (Yankes
Primer) dan harus memaksimalkan perawatan Dengan informasi dari literatur dan pengalaman
oleh keluarga dan penggunaan aktif sumber para ahli dan dengan tujuan untuk memberi
daya di masyarakat. Pelatihan klinis di pekerjaan masukan kepada permintaan yang datang dari
(on-the-job training) dan supervisi dan lapangan, Departemen Kesehatan Mental dan
dukungan yang menyeluruh terhadap pekerja Ketergantungan Zat memberi anjuran untuk
Yankes primer oleh spesialis kesehatan mental strategi intervensi bagi masyarakat yang terekspos
merupakan komponen penting bagi kesuksesan akan stresor ekstrem. Ada beragam pilihan
integrasi pelayanan kesehatan mental dalam intervensi sejalan dengan fase kedaruratan. Fase
Yankes Primer. kedaruratan akut di sini didefinisikan sebagai
periode saat angka kematian kasar (crude mortality
5. Akses ke pelayanan bagi semua. rate) sangat meningkat karena deprivasi kebutuhan
Tidak dianjurkan untuk membuat pelayanan dasar (makanan, tempat berlindung, keamanan, air
kesehatan mental bagi populasi khusus yang dan sanitasi, akses ke puskesmas, manajemen
terpisah dan bersifat vertikal. Sejauh penyakit menular) akibat kedaruratan. Periode ini
dimungkinkan, akses terhadap pelayanan harus diikuti oleh fase rekonsolidasi saat kebutuhan dasar
diperuntukkan bagi seluruh komunitas dan lebih kembali pada tingkat yang kurang lebih sama
baik tidak terbatas pada sub-populasi yang dengan sebelum kedaruratan atau, dalam kasus
teridentifikasi berdasarkan keterpaparan akan pengungsian, pada tingkat yang sama dengan
stresor tertentu. Bagaimana pun juga, penting populasi sekitarnya. Dalam kedaruratan kompleks,
untuk mengadakan program kampanye (a) daerah yang berbeda dapat berada dalam fase
jangkauan (outreach awareness programmes) yang berbeda atau (b) suatu daerah dapat
untuk menjamin pengobatan kelompok rentan berganti-ganti antara dua fase dalam waktu
atau minoritas di Yankes Primer. tertentu.
3
• Mengorganisasi pelacakan keluarga untuk anak 1.2 Berikut ini anjuran tentang intervensi psikologik
yang sendirian, lansia dan kelompok rentan dalam fase akut:
lain.
• Membuat kontak dengan puskesmas atau
• Memberikan pengarahan kepada petugas pelayanan darurat di area setempat.
lapangan dari sektor kesehatan, distribusi Menangani keluhan psikiatrik yang mendesak
pangan, kesejahteraan sosial dan pendataan (misalnya keberbahayaan terhadap diri sendiri
tentang hal-hal yang menyangkut berkabung, atau orang lain, psikosis, depresi berat, mania,
disorientasi dan kebutuhan untuk partisipasi epilepsi) di puskesmas, tanpa melihat apakah
aktif. puskesmas tersebut dijalankan oleh
• Mengorganisasi penampungan dengan tujuan pemerintah atau LSM. Menjaga ketersediaan
agar anggota keluarga dan masyarakat tetap obat psikotropik esensial di puskesmas. Banyak
berkumpul bersama. orang dengan keluhan psikiatrik yang
• Berkonsultasi kepada masyarakat mengenai mendesak mempunyai gangguan psikiatrik
keputusan di mana akan ditempatkan sarana yang sudah ada sebelumnya dan terputusnya
ibadah, sekolah dan suplai air di penampungan. medikasi harus dihindari. Sebagai tambahan,
Menyediakan ruang untuk kegiatan agama, sebagian orang mungkin mencari pengobatan
rekreasi dan kebudayaan dalam desain kamp. karena masalah kesehatan mental akibat
terpapar stresor yang ekstrem. Kebanyakan
• Jika dimungkinkan, tidak dianjurkan untuk
masalah kesehatan mental akut selama fase
penguburan jenazah tanpa upacara demi
kedaruratan akut paling baik ditangani tanpa
pengendalian penyakit menular. Berlawanan
medikasi dengan mengikuti prinsip
dengan mitos, jenazah tidak atau sedikit
‘pertolongan pertama psikologik’ (yaitu,
berisiko untuk penyakit menular. Mereka yang
mendengarkan, menyatakan keprihatinan,
berkabung perlu untuk mengadakan upacara
menilai kebutuhan, menjaga terpenuhinya
pemakaman dan – apabila jenazah tidak
kebutuhan fisik dasar, tidak memaksa
termutilasi atau membusuk – melihat jenazah
berbicara, menyediakan atau mengerahkan
untuk mengucapkan selamat jalan. Sertifikat
pendamping dari keluarga atau orang yang
kematian perlu diadakan untuk mencegah
dekat, mendorong tetapi tidak memaksakan
adanya akibat keuangan dan hukum yang tidak
dukungan sosial, melindungi dari cedera lebih
perlu di pihak kerabat.
lanjut).
• Mendorong kembali dilakukannya aktivitas
budaya dan keagamaan yang normal
(termasuk upacara berkabung dalam kerja
sama dengan praktisi spiritual dan agama).
• Mendorong aktivitas yang memfasilitasi
masuknya yatim-piatu, janda-duda atau orang
sebatang kara ke dalam jejaring sosial.
• Mendorong pengorganisasian aktivitas
rekreasional normal untuk anak-anak. Penyedia
bantuan harus berhati-hati untuk tidak
memberikan keperluan rekreasi (misalnya
seragam sepak bola, mainan modern) yang
dianggap mewah dalam konteks lokal sebelum
kedaruratan.
• Mendorong dimulainya sekolah untuk anak- Afghan refugees. Photo courtesy of UNHCR/A. Banta
anak, meskipun tidak penuh.
• Melibatkan orang dewasa dan remaja dalam
kegiatan yang konkret, bertujuan, dan diminati • Dengan mengasumsikan adanya pekerja
bersama (misalnya membangun tempat masyarakat relawan/non-relawan,
penampungan, mengorganisasi pelacakan mengorganisasikan dukungan emosional yang
keluarga, pembagian makanan, tidak bersifat intrusif dan menjangkau
mengorganisasi vaksinasi, mengajar anak- masyarakat dengan menyediakan, jika perlu,
anak). ‘pertolongan pertama psikologik’. Karena
• Menyebarkan secara luas informasi yang kemungkinan efek negatif, tidak dianjurkan
sederhana, menenteramkan, dan empatik untuk mengadakan debrifing psikologik sesi
tentang reaksi stres normal kepada masyarakat tunggal (single session psychological
luas. Rilis pres, program radio, poster dan debriefing) yang memaksa orang untuk berbagi
selebaran yang singkat dan tidak bersifat pengalaman pribadi melebihi yang akan
sensasional akan berguna untuk dilakukan secara alami.
menenteramkan masyarakat. Fokus pendidikan • Jika fase akut berkepanjangan, mulai pelatihan
masyarakat sebaiknya tentang reaksi normal, dan supervisi pekerja yankes primer dan
karena penyebaran sugesti tentang pekerja kemasyarakatan (untuk deskripsi
psikopatologi selama fase ini (dan kurang lebih aktivitas ini, lihat seksi 2.2).
empat minggu pertama setelah bencana)
berpotensi merugikan meskipun tidak
dimaksudkan demikian. Informasi itu harus
menekankan diharapkannya pemulihan
alamiah.
4
2. Fase rekonsolidasi manajemen stres, ‘konseling pemecahan
masalah’, memobilisasi sumber daya keluarga
dan masyarakat serta rujukan.
2.1 Berikut ini saran tentang aktivitas intervensi
sosial: • Bekerja sama dengan penyembuh tradisional
(traditional healers) jika mungkin. Dalam
• Melanjutkan intervensi sosial yang relevan beberapa keadaan, dimungkinkan kerja sama
seperti digambarkan pada seksi 1.1. antara praktisi tradisional dan kedokteran.
• Mengorganisasi kegiatan psikoedukasi yang • Memfasilitasi terbentuknya kelompok dukungan
menjangkau ke masyarakat untuk memberi tolong diri yang berbasis komunitas. Fokus dari
edukasi tentang ketersediaan pilihan pelayanan kelompok tolong diri ini biasanya berbagi
kesehatan mental. Dilakukan tidak lebih awal pengalaman dan masalah, curah pendapat
dari empat minggu setelah fase akut, beri untuk solusi atau cara yang lebih efektif untuk
penjelasan dengan hati-hati tentang perbedaan coping (termasuk cara-cara tradisional),
psikopatologi dan distres psikologik normal, menimbulkan dukungan emosional timbal balik
dengan menghindari sugesti adanya dan kadang kala menimbulkan inisiatif di
psikopatologi yang luas dan menghindari istilah tingkat masyarakat.
atau idiom yang membawa stigma.
• Mendorong dilakukannya cara coping yang
positif yang sudah ada sebelumnya. Informasi
itu harus menekankan harapan terjadinya
pemulihan alamiah.
• Dengan berlalunya waktu, jika kemiskinan
adalah masalah yang berlanjut, dorong upaya
pemulihan ekonomi. Contoh inisiatif semacam
ini adalah (a) skema kredit mikro atau (b)
aktivitas yang mendatangkan penghasilan jika
pasar lebih menjanjikan sumber penghasilan
yang berkelanjutan.
5
Sumber materi WHO
WHO (1999). Declaration of cooperation: Mental
Daftar sumber materi WHO berikut ini mencakup:(i)
Health of refugees, displaced and other populations
dokumen kesehatan mental yang kemungkinan
affected by conflict and post-conflict situations.
relevan untuk semua populasi yang terpapar atau
WHO: Geneva.
pun tidak terhadap stresor ekstrem dan (ii)
http://www.who.int/disasters/cap2002/tech.htm
dokumen kesehatan mental spesifik yang relevan
Catatan: Deklarasi ini merangkum prinsip panduan
untuk populasi yang terekspos pada stresor
untuk proyek bagi populasi yang terekspos stresor
ekstrem.
ekstrem.
WHO (1990). The introduction of a mental health WHO (1999, revised 2001). Rapid assessment of
component into primary care. WHO: Geneva. mental health needs of refugees, displaced and
http://www5.who.int/mental_health/download.cfm? other populations affected by conflict and post-
id=0000000040 conflict situations: A community-oriented
Catatan: Dokumen klasik ini mengenai integrasi assessment. WHO: Geneva.
kesehatan mental ke dalam Yankes primer. http://www.who.int/disasters/cap2002/tech.htm
Catatan: Dokumen ini menggambarkan asesmen
WHO (1994). Quality assurance in mental health kualitatif konteks keadaan pengungsi. Fokusnya
care. Checklists, glossaries, volume 1. WHO: pada persiapan, lingkup asesmen dan pelaporan.
Geneva. [Tersedia dalam Bahasa Indonesia. AM]
http://whqlibdoc.who.int/hq/1994/WHO_MNH_MND [Available in Indonesian. AM]
_94.17.pdf
WHO (2000). Preventing suicide: A resource for
WHO (1996). Mental health of refugees. Geneva: primary health care workers. WHO: Geneva.
World Health Organization in collaboration with the http://www5.who.int/mental_health/download.cfm?
Office of the United Nations High Commissioner for id=0000000059
Refugees. Catatan: Buklet ini merangkum pengetahuan dasar
http://whqlibdoc.who.int/hq/1996/a49374.pdf pencegahan bunuh diri untuk pekerja Yankes
Catatan: Dokumen ini ditulis untuk pekerja Yankes primer.
primer dan komunitas untuk mengobati sejumlah
gangguan dan masalah kesehatan mental dalam WHO (2000). Women's mental health: An evidence
kamp pengungsi. based review. WHO: Geneva.
[Tersedia dalam Bahasa Indonesia. AM] http://www5.who.int/mental_health/download.cfm?
[Available in Indonesian. AM] id=0000000067
Catatan: Laporan ini menyajikan bukti riset
WHO (1997). Quality assurance in mental health mutakhir mengenai hubungan gender dan
care. Checklists, glossaries, volume 2. WHO: kesehatan mental, dengan fokus pada depresi,
Geneva. kemiskinan, posisi sosial dan kekerasan terhadap
http://whqlibdoc.who.int/hq/1997/WHO_MSA_MNH wanita.
_MND_97.2.pdf
Catatan: Kedua dokumen ini mencakup jaminan WHO (2001). World Health Report 2001. Mental
mutu, monitoring dan evaluasi pelayanan health: New understanding, new hope. WHO:
kesehatan mental di berbagai situasi. Geneva.
Catatan: Ini adalah telaah yang autoritatif dan
WHO (1997). Promoting independence of people komprehensif tentang epidemiologi, beban, faktor
with disabilities due to mental disorders: A guide for risiko, prevensi dan pengobatan gangguan mental
rehabilitation in primary health care. WHO: Geneva. di seluruh dunia. Laporan ini menyediakan
http://whqlibdoc.who.int/hq/1997/WHO_MND- kerangka kerja untuk mengorganisasi program
RHB_97.1.pdf kesehatan mental suatu negara.
Catatan: Ini adalah manual dengan panduan untuk http://www.who.int/whr2001/2001/main/en/pdf/wh
pengobatan disabilitas mental oleh pekerja Yankes r2001.en.pdf
primer. (versi bahasa Inggris) atau
http://www.who.int/whr2001/2001/main/fr/pdf/whr
WHO (1998). Mental disorders in primary care. 2001.fr.pdf
WHO: Geneva. (versi bahasa Perancis)
http://whqlibdoc.who.int/hq/1998/WHO_MSA_MNH
IEAC_98.1.pdf WHO (2001). The effectiveness of mental health
Catatan: Dokumen ini berisi program pendidikan services in primary care: The view from the
untuk membantu penyedia Yankes primer dalam developing world. WHO: Geneva.
diagnosis dan pengobatan gangguan mental. http://www5.who.int/mental_health/download.cfm?
[Tersedia dalam Bahasa Indonesia. AM] id=0000000050
[Available in Indonesian. AM] Catatan: Ini adalah telaah dan evaluasi tentang
efektifitas program kesehatan mental di Yankes
WHO (1998). Diagnostic and management primer di negara berkembang.
guidelines for mental disorders in primary care:
ICD-10 Chapter V Primary Care Version. WHO:
Geneva.
http://www.who.int/msa/mnh/ems/icd10/icd10pc/i
cd10phc.htm
6
WHO (2002). Working with countries: Mental health
policy and service development projects. WHO:
Geneva.
http://www5.who.int/mental_health/download.cfm?
id=0000000404
Catatan: Dokumen ini menggambarkan berbagai
aktivitas bantuan teknis dalam pembuatan
kebijakan dan pengembangan pelayanan kesehatan
mental di tingkat negara.
7
Informasi lebih lanjut dan umpan
balik
Dr Vijay Chandra
WHO Regional Office for South-East Asia New Delhi,
India
chandrav@whosea.org
Dr Custodia Mandlhate
WHO Regional Office for Africa Brazzaville, Republic
of Congo
mandlhatec@whoafr.org
Dr Claudio Miranda
WHO Regional Office for the Americas / Pan
American Health Organization Washington, USA
mirandac@paho.org
Dr Ahmad Mohit
WHO Regional Office for the Eastern Mediterranean
Cairo, Egypt
mohita@who.sci.eg
Dr Wolfgang Rutz
WHO Regional Office for Europe Copenhagen,
Denmark
wru@who.dk
© WHO, 2003
All rights reserved.