Anda di halaman 1dari 17

Diagnosa Anamnesa Pemeriksaan Fisik/ Pemeriksaan penunjang Therapy Monitoring

Gambaran Klinis
Konjungtivitis - Mata merah  - Visus normal - Swab sekret Medika mentosa Kontrol ulan
- benda asing - Injeksi konjungtiva  ( Mikrobiologi ) up /komplik
Def: peradangan / ( ganjal ) - sekret  - Foto thorax I. Berdasarkan penyebab
infeksi pd - gatal  - folikal  (indikasi ) :
konjugtiva - berair  - papil  - Konsul bagian
- sekret  - papil  penyakit anak a. Bakteri :
Et: bakteri, virus, ( serous, purulen, - granuloma  ( indikasi ) - Ab spectrum luas, tetes
klamidia, reaksi Mukous ) mata
- fleksen 
alergi - Ab + steroid tetes mata
- membrane 
- pseudomembran  b. Jamur :
- pembesaran kelenjar - anti jamur tetes mata
preaurikuler  - Ab tetes mata

c. Virus :
- Ab +
- antivirus tetes mata &
zalf mata

d. Alergi :
- Ab steroid + alergi tetes
mata
II. Bedah : -

III. Suportif
meningkatkan daya tahan
tubuh ( Ruborantia )

1
Konjungtivitis - Mata merah  - Visus normal /  - Mikrobio : Swab sekret + I. Medikamentosa
Purulenta - Kelopak mata - Edeman Palpebra pengecatan gram  - Ab topical : penicillin
Gonoroika bengkak - Injeksi konjungtiva diplococus gr – dengan 50.000 iu/ cc 100.000
- Spt ada benda asing - Sekret purulent  PMN >> iu/cc tetes
Def : peradangan  - Perdarahan , krn edema konjungtiva - Konsul bagian kulkel
konjungtiva yang - Sekret purulent  hebat. mata tiap 15 menit, kmd
disertai sekret - Seperti nanah kdng dikurangi tgt klinis.
purulent akibat bercampur darah.
infeksi Neiseria - Bila inf berat, tambah
Gonore Sulfas atropine 0.5 % - 1
% tetes mata

- Ab peroral bila perlu

II. Bedah
Bila terjadi komplikasi
perforasi kornea  flap
konjungtiva

III. Suportif
Bersihkan sekret dengan
larutan Satine.

2
Keratitis - Penglihatan kabur  - Injeksi silier  Mikro : I.Medika mentosa :
- Silau  - Infiltrate pd kornea ( bentuk infiltrate - kultur bakteri Bakteri :
Def : - Berair  kmngkn penyebab) - tes sensitititas Ab spectrum luas ed ( eye
peradangan - Sakit  - Sensibilitas kornea  ( resitensi obat ) drops )
kornea - Merah 
Et : Jamur :
- Bakteri Ab spectrum luas ed +
- Virus Anti Jamur Zalf mata
- Jamur
- Reaksi Virus :
hipersensitivit Ab spectrum luas ed +
as Anti Virus Zalf mata

Hipersensitivitas:
Ab spectrum luas + Steroid
ed

3
Ulkus Kornea - Mata Merah  - Visus  - Mikrobiologi : I.Medika mentosa : Kontrol u/ m
- Penglihatan kabur  - Injeksi Silier  Scrapping ulcus biakan - Ab Spek luas perbaikan /
Def : - Rasa sakit  - Kornea : ulserasi , fluoresin  Test sensitifitas • Topical : tiap jam perkembang
Defek pada - Silau  - Hipopion  - Fluoresin test fistel test. • Injeksi subkonjungtiva
kornea akibat - Riwayat sakit mata 20mg/hr  5 hari
suatu proses sblmnya
radang - Riwayat Trauma  - Sulfas atropine tetes
mata 0,5 % - 1 %
- TIO  / descementocele,
 acetazolamide tab /
timolol maleat ed.
- Curiga rx hipersentifitas
 kombinasi Ab
spectrum luas + Kortiko
Steroid Topikal
- Curiga Virus  tambah
Antivirus topical
( acyclovir ,
Iodoksuridin,
Vidorobin ).
- Curiga Jamur  Ab spek
luas + anti Jamur topikal
( amfoterisin B,
Mikonasol,
Ketokonasol ).

II. Bedah :
Flap konjungtiva, Graft
membrane amnion bila
terjadi descemetocel /
perforasi kornea.

4
Diagnosa Anamnesa Pemeriksaan Fisik/ Pemeriksaan Therapy Moni
Gambaran Klinis penunjang
Hipermetrop - melihat jauh - mata tenang - autorefractometer I.Medika mentosa : - Kontrol ulan
kabur - kartu snellen : tajam - Streak retionoskopi II. Bedah :- keluhan taja
Def : - melihat dekat penglihatan tidak mencapai - Funduskopi III. Suportif : penglihatan.
sinar sejajar yang kabur normal. Jika dikoreksi lensa S - kacamata S
masuk ke mata  (cembung), dapat mencapai - Lensa contact ,
dalam keadaan visus 5/5 atau 6/6 untuk :
istirahat ( tidak Anisometrop 3.00 D,
berakomodasi ) Hipermetrop tinggi
akan dibiaskan
membentuk
bayangan
dibelakang retina
( kelainan
refraksi).

Miopia - Melihat jauh - Mata tenang - Auto refractometer I. Medikamentosa : - Kontrol ulan
kabur, membaca - Snellen : tajam penglihatan - Streak retionoskopi II. Bedah : u/ keperluan keluhan taja
Def: tenang tidak mencapai N , 5/5 atau 6/6 - Funduskopi - kosmetik penglihatan.
Kelainan refraksi - Melihat jauh atau 20/20, dikoreksi dengan - Miop tinggi
dimana sinar kabur, membaca lensa Sferis -  N III. Suportif :
sejajar yang kabur (presbiop). - kacamata lensa Sferis –
masuk ke mata - Kadang gejala terkuat u/ ketajaman
dalam keadaan kelelahan mata. terbaik
istirahat ( tanpa - lensa contact u/:
akomodasi ) , Anisometrop 3.00 D,
akan dibiaskan Miop Tinggi
membentuk
bayangan didepan

5
retina

Diagnosa Anamnesa Pemeriksaan Fisik/ Pemeriksaan Therapy Moni


Gambaran Klinis penunjang
Astigmat Miop - Melihat jauh kabur - Mata tenang - Auto refractometer Kacamata Sferis dan Kontrol ulan
Mixtus - Membaca kurang - K.Snellen : < N , 20/20 atau 5/5 , 6/6 - Streak retionoskopi silinder cekung untuk jalan keluhan taja
terang - Koreksi dengan Sferis dan silinder - Funduskopi dan baca penglihatan.
Def : - Melihat jauh cekung (-)  N - Keratometri
kelainan refraksi kabur, membaca
pd mata yang kabur
tidak ( presbiop )
berakomodasi, - Kadang dikuti
sinar sejajar akan kelelahan mata.
dipusatkan satu
meridian didepan
retina, meridian
lain di belakang
retina

Presbiop - Mata tenang - Mata tenang - - Kacamata Sferis  - Kontrol tia


- Kesulitan - Snelen : dari usia 40
Def: membaca dekat • Penglihatan jauh  visus 6 /6
Keadaan pada ( cenderung • binokuler : lensa sferis  ( kartu - Kontrol bi
mata dimana menegakkan Jaeger , jarak 0.33 meter). kesulitan me
terjadi penurunan punggung / dekat.
daya akmomodasi menjauhkan objek
lensa oleh karena yang dibaca agar
faktor usia. terbaca jelas

Hordeolum - Perasaan - pembengkakan kelopak mata - I. Medikamentosa :

6
mengganjal pada - Hiperemi - kompres hangat 10 -15
Def : kelopak mata - Nyeri bila ditekan mt, 3 -4 x/hari
Infeksi - Pembengkakan - Ab topical ( tetes mata,
stafilokokus - Rasa sakit Zalf mata ) 7 – 10 hari.
supuratif kelenjar bertambah bila
menunduk II. Bedah :
- moll dan zeis - Nyeri bila ditekan Bila tidak terjadi resorbsi
(Hordeolum dengan pengobatan
externum), konservatif, dianjurkan
incisi
- kelenjar
Meibom III. Suportif
( Hordeolum Perbaiki hygiene dapat
Internum) mencegah terjadi infeksi
ulang
Kalazion - Kelopak mata - Pembengkakan palpebra  - I. Medikamentosa
teraba benjolan - Teraba benjolan pd konjungtiva Ab Zalf mata.
Def : tidak sakit, tidak palpebra
Peradangan limfo merah - Hiperemi  II. Bedah :
granuloma - Penonjolan  Incisi + Kuretase
menahun dari
kelenjar Meibom
dengan
konsistensi keras.
Pterigium - Mata merah + • Primer / residif : - I. Medikamentosa :
selaput 1. Gradasi I : puncak di limbus • Grad I :
Def : - Riwayat trauma  2. Gradasi II : puncak di kornea • Tidak meradang :
Jaringan - Infeksi mata  antara tepi limbus dan tepi pupil observasi 3 bulan
vibrovaskular - Riwayat pekerjaan 3. Gradasi III : puncak di kornea
berbentuk ( dipertengahan antara limbus • Meradang :
segitiga dengan dan tepi pupil ). - Steroid / NSAID topical.

7
dasar konjungtiva 4. Gradasi IV : puncak jaringan - Hindari paparan sinar
nasal atau telah melewati pupil Ultra Violet.
temporal dan
tumbuh Klinis :
memasuki 1. Inflamed
permukaan - vaskularisasi > 2 pada yang • Grad II :
kornea melebar • Tidak meradang :
- Stroma conjungtivitis menebal - observasi 3 bulan.
- Deposit besi di permukaan - Jika progresif 
pterigium. operasi hindari paparan
sinar Ultra Violet
2. Non Inflamed
Jika terdapat 1 tanda diatas. • Meradang :
- Steroid / NSAID
topical.
- Hindari paparan sinar
Ultra Violet (operasi).

• Grad III & IV :


Operatif :
- eksisi Pterigium
- Limbal Graft jika usia
< 40 th.

8
Katarak Senilis - - Proyeksi sinar Bedah : Komplikasi
- Penglihatan cahaya Persiapan Pra Bedah : - Endo
Def : dengan Filter Merah - Keratometri - Edem
Kekeruhan pada Hijau. - Digital Biometri - Disto
lensa mata yang - Px lampu celah Rule terbu
dihubungkan - Oftalmoskopi - Laboratorium oper
dengan faktor direk/Indirek darah - Bilik
penuaan. - Retinometri - Midriatikum tetes dang
- Ultrasonografi mata - Glau
Indikasi operasi : - Tonometri. - Antiseptik daerah - Uvei
menganggu operasi - Dislo
aktivitas sehari2 - Cukur bulu mata. intra
Anestesi : - Perd
- Topikal : Tetracaine 0.5 segm
% ed. poste
- Subkonjungtiva : - Abla
Lidocaine injeksi - Sisa
- Peribulber : Lidocaine - Robe
injeksi : Marcaine injeksi poste
= 1 : 1 ; umum. - Prola

Pd pasien op
katarak tida
Endoftalmit
Glaukoma - Mata merah  - Mata merah - Tonometri Schiotz/ 1. Pasien dirawat Pasien tidak
Primer Sudut - Buram - Visus  Aplanasi Goldman 2. Terapi Medikamentosa : berobat/kon
Tertutup - Mata sangat sakit - Injeksi siliar  - Funduskopi direk - Acetazolamid 4 dd x /bulan.
- Sakit kepala hebat - Injeksi konjungtiva  - Gonioskopi 250 mg
Def : - Mual - Kampimetri Goldman - KCL TIO < 21 m

9
Penyakit dengan - Muntah - Edema kornea - Laboratorium 3 dd tab I pengobatan.
TIO > 21 mmHg, - Bilik mata depan dangkal - konsultasi I.P. Dalam - Glicerin 50 %
terjadi - Pupil dilatasi untuk persiapan Operasi. 3 dd 100 – 150 cc
mendadak / akut - TIO > 21 mmHg. - Timolol 0.5 %
yang disebabkan 2 dd gtt I
penutupan sudut - Pilokarpin 2 % setiap
bilik mata depan jam, gtt I
atau trabekulum - Ab + Steroid ed 6 dd
oleh iris. gtt I

3. Mata yang sehat diberi


Pilokarpin 2 % 3 dd
gtt I

4. Terapi
Pembedahan :
Trabekulektomi
- Bila respon thd
terapi baik , tunggu
sampai mata tenang.
- Operasi secepat
mungkin bila dalam 24
jam tidak ada respon
terhadap terapi.
- PreOperasi : Infus
manitol 20 % bila TIO
lebih dari 30 mmHg.
Glaukoma - Mata tenang, pegal - Mata tenang - Tonometri Schiotz/ 1. Terapi Medikamentosa : Pasien tidak
Primer Sudut - Sakit kepala stad - TIO > 21 mmHg Aplanasi Goldman - Acetazolamid 3 dd berobat/kon
Terbuka. lanjut - Atrofi papil glaukomatosa - Funduskopi direk 250 mg x /bulan.
- Bila jalan nabrak. - Defek lapang pandang - Gonioskopi - KCL

10
Def : - Kampimetri Goldman 3 dd tab I TIO < 21 m
Penyakit yang - Laboratorium untuk - Glicerin 50 % pengobatan
mengenai kedua persiapan Operasi 3 dd 100 – 150 cc
mata dengan - Timolol 0.5 %
tekanan intra 2 dd gtt I
okuler > 21 - Pilocarpin 2%
mmHg, disertai 4 dd gtt I
atrofi papil - Obat Azopt, Trusoft
glaukomatosa dan bila diperlukan.
defek lapang
pandang. 2.Bedah : Trabekulektomi
1. Bila TIO > 21 mmHg
dengan obat dan
terdapat kemunduran
fungsi mata.
2. Apabila dengan terapi
medikamentosa fungsi
mata mundur.
NPDR ( Non - Mata tenang. - Mikroaneurisma - Foto fundus Medikamentosa : - kontrol 1 m
Proliferatif - Penurunan - Eksudat - FFA Sama dengan peny. Dalam tindakan l
Diabetik ketajaman - Perdarahan “ Dot dan Blot ” - Konsul Peny.dalam. mata kedu
Retinopati ) penglihatan - Tajam penglihatan  Suportif : - kontrol 2 m
perlahan2. - Px segmen anterior •Foto koagulasi laser tindakan l
- Px segmen posterior : •Indikasi foto koagulasi mata kedu
Def: a. Oftalmoskopi direk laser : - kontrol 2 b
Kelainan retina b. Oftalmoskopi indirek - NPDR dengan edema tindakan l
akibat gangguan makula (CSME) dan laser dapt
mikrovaskular tajam penglihatan - kontrol 4 –
yang disebabkan menurun untuk pem
oleh - Pre PDR evaluasi la
hiperglikemia - PDR dengan atau

11
dalam jangka tanpa komplikasi
waktu lama. - NPDR dengan katarak
- Penderita dengan
kontrol Diabetes yang
tidak baik
- NPDR pada mata
yang satunya
mengalami
progresifitas
- Adanya komplikasi
yang lain
- Penderita berkediaman
jauh / penderita tidak
disiplin.
Uveitis Anterior - Mata merah - tajam penglihatan  - Serologi darah Medikamentosa :
- Penglihatan buram - Injeksi silier - Px paru2 , gigi, THT - Ab ed + Steroid ed
Def : - Sakit sekitar mata - Keratik presipitat - Sikloplegi :
Radang yang - silau - Sea dan flast dibilik mata depan Tropikamial 1 %
mengenai iris dan - Pupil miosis Sulfas Atropin 1 %
korpus siliaris. - Sinekia posterior - Bila disertai penyakit
- TIO bias N /  lain dikonsul
- Komplikasi Glaukoma
 Timolol 0.5 %
- Glycerin 50 % 3x 150 cc
oral

Bedah :
- Trabekulektomi
bila tdp
Goniosireksia luas
- Iridektomi bila tdp

12
iris bombe
- Bila ada katarak dapat
dioperasi 2 – 6 bulan
kemudian , dan diterapi
kortikosteroid sistemik 2
mg sebelum dan 2 mg
pasca operasi.

Ablatio Retina - Mata tenang Pf/gambaran klinik : - Tonometri Medikamentosa : Paca Operas
- Tajam - Schafer Sign “ Tobacco Dust - Kampimetri static TM Sulfas Atropin 1 % u/ - bula
Def : penglihatan  Appearance pd Vitreous” Goldman/ kinetic persiapan operasi. ming
Lepasnya retina mendadak. - Robekan retina - Ultrasonografi - bula
sensoris dari - Floaters - Retina terangkat , undulasi / lipatan / Bedah : ming
epitel pigmen - Fotopsia fold Ablatio retina - bula
retina. - Garis demarkasi Rhegmatogen Simple bula
- Sub Retinal Fluid dengan JPur s/d Grade C1 - bula
- TIO  operasi simple Scleral tiap
Buckling (SBB) :
Px Rutin : 1. Ablatio retina
- Pemeriksaan tajam penglihatan. dengan “Macula On” .
- Pemeriksaan segmen anterior. Bedrest persiapan
- Pemeriksaan segmen posterior. operasi dalam narkose
- Non contact lens dengan lensa dalam 2x24 jam
aspheric 78/80/90 D atau Hrubby lens 2. Ablatio Retina
- Contact lens dengan Goldman Three dengan “Macula off” .
mirror Bedrest persiapan
operasi dalam narkose
dalam 1x24 jam
3. Ablatio Retina
lama ( 1 minggu
).

13
Neuritis Optika - Mata tenang Oftalmoskop/slit lamp : - Ishihara Medikamentosa :
- visus  - Papil edem - Kampimetri - Prednisolon single
Def : mendadak - Cekungan fisiologi hilang - Pupil Cycle Time dosis 80 mg ( pagi
Peradangan atau - nyeri bila bola - Hiperemis hari , stlh makan )
proses mata - Flame-shape hemorrhages selama 3 hari.
demielinisasi digerakan - Kadang tampak sel pd vitreus - Kemudian 60 mg
nervus optikus. selama 3 hari
Pd Retrobulber : - Lalu 40 mg untuk
Tanda diatas tidak dijumpai sampai 7 hari
4 – 6 minggu, baru kemudian - Stop , beri Kalium
tampak pucat/atrofi papil nervus peroral.
opticus.
Pseudo Tumor - Visus  ( retro - visus  - Test fluoresin, bila terjadi Medikamentosa : - Mon
Orbita bulber, krn sara - palpasi : pseudo tumor anterior keratitis eksposur akibat • Prednison oral : ming
optic tertekan). Tjd teraba kenyal, batas tidak jelas, proptosis - anak 2 mg/kg/bb/hari - taper
Def : cepat pada jenis melekat pada dasar. - USG (u/ retro bulber ) - dewasa 60 mg /hari. - Hasi
Peradangan yang pseudo tumor - Proptosis diperiksa dengan - CT Scan. •Radiasi hari
irdopatik, bukan ( inflamasi eksoftalmometer hertel ( derajat - Histopatologi biopsy tumor yang tidak - bila
merupakan perineuritis) proptosis ), tentukan arah jaringan pseudo tumor memberikan respon pada ada p
neoplasma yang -Nyeri terdorong bola mata. kortikosteroid / turun
sebenarnya dan -Diplopia ( double - Gangguan gerak bola mata kontraindikasi kortikos dosis
dapat mengenai vision ) - Diplopia
berbagai macam -Proptosis/penonjolan - Edema palpebra dosis rad : 2000 rad.
jaringan orbita bola mata. Tidak - Kemosis konjungtiva
patofisiologi. dapat diraba ( post ),
Secara klinis sel2 dpt diraba ( ant).
inflamasi Jenis proptosis 
membentuk suatu proptosis eksentrik
massa di orbita. -Gangguan gerak
bola mata. Lebih

14
Patofisiologi : dari 1 struk, serinng
Secara klinis sel2 terkena ot
inflamasi, okstraokuler shng
limfosit , plasma, menghambat
membentuk suatu gerakan bola mata.
massa di orbita -Palpebra edema
-Konjungtiva
Gambaran histo : kemosis.
Bervariasi tgt pd
jaringan yang
terkena.
Otot ekstra okuler
 miositis
Lemak 
lipogranuloma.

Peradangan lebih
dari satu struktur
jaringan bhkan
dpt seluruh
jaringan orbita.

http://koskap-3sakti-di.tk/
Langkah Operasi Katarak :
a. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular dengan / tanpa Lensa Intra Okuler :
2. Peritomi konjungtiva, perdarahan dirawat
3. Insisi grooving korneosklera 150° , dilanjutkan dengan kapsulotomi anterior secara Can-Openner / Capsulorheksis
4. Kornea dibuka 120° , dilanjutkan dengan ekstraksi nucleus.
5. Korneosklera dijahit secukupnya , kemudian dilakukan aspitasi sisa kortex.
6. Bila telah direncanakan , dilakukan implantasi lensa intra okuler.
7. Jahitan korneosklera ditambah sehingga bersifat water – tight , lalu simpul dibenamkan

15
8. Injeksi antibiotic dan kortikosteroid subkonjungtiva
9. Salpe antibiotika
10. Tutup kassa dan dop

b. Phacoemulsification dengan / tanpa Lensa Intra Okuler :


11. Insisi kornea ( Tunnel, Three Plane, Clear Corneal Incision ).
12. Bilik mata depan diisi dengan visko-elastik, dilanjutkan dengan kapsulorheksis, hidrodiseksi dan hidrodeliniasi.
13. Dilakukan fakoemulsifikasi nucleus dan epinukleus
14. Irigasi da aspirasi sisa korteks
15. Insisi kornea dilebarkan , lalu implantasi lensa intra okuler
16. Dilakukan penjahitan kornea sebanyak 1 buah.
17. Tetes antibiotic dan kortikosteroid.
18. Tutup dop.

Langkah Operasi Trabekulektomi Fornix Base :


1. Pasien terlentang di meja operasi dalam anestesi local / umum
2. Tindakan A & antiseptic daerah mata yang akan dioperasi
3. Pasang blepharostat
4. Kendali m.r.s
5. Peritomi conjungtiva bulbi jam 11.99 – 13.00
6. Perdarahan di cauter
7. Buat flap sclera bentuk segitiga dengan dasar di limbus dengan 2/3 ketebalan sclera
8. Kemudian dilakukan trabekulektomi berbentuk segi empat di daerah blue zone
9. Selanjutnya dilakukan iridektomi
10. Flap sclera dijahit dengan mersilk 6-0
11. Inj antibiotic dibekacin –oradexon sub conjungtiva
12. Zalf antibiotic
13. tutup

16
Langkah Operasi Ablatio Retina :
1. Penderita dalam anestesi umum
2. Asepsis dan antisepsis daerah operasi
3. Teugel palpebra superior dan inferior
4. Peritomi konjungtiva 360°
5. Pasang Encricling band 360°
6. Pada keadaan tertentu pasang Tyre
7. Pungksi SRF pada daerah yang terdapat sub retinal fluid
8. Dilakukan kryo pada daerah didepan dan belakang band
9. Jahit konjungtiva

17

Anda mungkin juga menyukai