Anda di halaman 1dari 4

Nama : Euis Susilawati Eka Saputri, S.Tr.

Gz

Soal :

1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan
peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
2. Melakukan analisis terhadap :
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus.
4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan
masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban :

1. Rumusan kasus : Beberapa waktu lalu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
meluncurkan peta jalan (road map) "Making Indonesia 4.0" yang merupakan strategi
nasional dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Apakah pemerintah mampu memanfaatkan era serba digital dalam menyelenggarakan
pelayanan publik?
Masalah pokok : Masih belum sempurnanya Sistem Informasi Pelayanan Publik
Nasional (SIPPN) yang sedang dikembangkan oleh MenpanRB. Hal itu dikarenakan
belum semua pemerintah daerah maupun kementrian/lembaga menginput data
infromasi pelayanan publik di masing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN tersebut.
Lemahnya kewenangan Menpan RB untuk mendorong instansi tersebut untuk
mengintegrasikan data pelayanan publik tiap instansi ke aplikasi SIPPN menjadi salah
satu kendala belum efektifknya aplikasi SIPPN tersebut.
Aktor yang terlibat dan peran :
a. Menpan RB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi) : berperan membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan, yang memiliki fungsi merumuskan dan menetapkan kebijakan
terkait pelayanan publik.
b. Instansi Penyelenggara Pelayanan Publik secara nasional, yaitu Pemerintah
Daerah, Kementrian/ Lembaga, Lembaga Non Struktural dan
BUMN/BUMD : berperran dalam menginput data infromasi pelayanan publik
dimasing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN yang dibuat oleh Menpan RB.

2. Analisis terhadap :
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS :
Penerapan :
1. Transparasi (Akuntabilitas) : Menpan RB telah mengembangkan aplikasi yang
dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses infomasi terkait pelayanan
publik.
2. Menjalankan tugas secara Profesional (Etika Publik) : Menpan RB membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan, yang memiliki fungsi
merumuskan dan menetapkan kebijakan terkait pelayanan publik dengan
mengembangkan aplkasi SIPPN.
3. Beradaptasi pada tuntutan perubahan zaman & fokus pada kepuasan
pelanggan (Komitmen Mutu) : Menpan RB telah mengembangkan aplikasi
SIPPN yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses infomasi
terkait pelayanan publik.

Pelanggaran :

1. Tanggungjawab (Akuntablilitas) : belum semua pemerintah daerah maupun


kementrian/lembaga menginput data infromasi pelayanan publik dimasing-
masing instansinya ke aplikasi SIPPN.
2. Tidak mampu melaksanakan kebijakan dalam program pemerintah (Etika
Publik) : belum semua pemerintah daerah maupun kementrian/lembaga
menginput data infromasi pelayanan publik dimasing-masing instansinya ke
aplikasi SIPPN.
3. Kedisiplinan (Anti Korupsi) : belum semua pemerintah daerah maupun
kementrian/lembaga menginput data infromasi pelayanan publik dimasing-
masing instansinya ke aplikasi SIPPN sesuai dengan kebijakan yang dibuat
oleh Menpan RB.

Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor
yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus :
1. Manajemen ASN : Menpan RB telah melaksanakan fungsinya sebagai ASN,
salah satunya adalah pelayanan publik dengan mengembangkan aplikasi
SIPPN yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses infomasi
terkait pelayanan publik.
Sedangkan Instansi Penyelenggara Pelayanan Publik belum melaksanakan
fungsinya yaitu pelaksana kebijakan publik, karena belum semua pemerintah
daerah maupun kementrian/lembaga menginput data infromasi pelayanan
publik dimasing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN.
2. Whole of Government (WoG) : Belum sempurnanya kerjasama antara
instnasi pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan belum semua pemerintah
daerah maupun kementrian/lembaga menginput data infromasi pelayanan
publik dimasing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN. Lemahnya
kewenangan Menpan RB untuk mendorong instansi tersebut untuk
mengintegrasikan data pelayanan publik tiap instansi ke aplikasi SIPPN
menjadi salah satu kendala belum efektifknya aplikasi tersebut.
3. Pelayanan Publik : Menpan RB tmemberikan kemudahan bagi masyarakat
untuk mengakses informasi pelayanan publik melalui aplikasi SIPPN. Data
infromasi pelayanan publik yang ada di aplikasi tesebut dapat
dipertanggungjawabkan oleh masing-masing Instansi penyelenggara.

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang


kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dalam kasus adalah belum efektifnya
penggunaan aplikasi SIPPN yang dikembangkan oleh Menpan RB. Selain itu juga
mengakibatkan belum optimalnya pemanfaatan komputer, jaringan komputer dan
teknologi informasi di era digital seperti sekarang ini.

3. Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman serta kemajuan teknologi informasi


dan komunikasi, sudah sepatutnya kita menyesuaikan diri dengan kemajuan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi saat ini.
Untuk mewujudkan pelayanan yang transparan, meningkatkan akuntabilitas dari
proses penyelengaraan pemerintahan, menghemat anggaran pemerintah, serta
memudahkan alur informasi yang dapat diakses secara terbuka guna mewujudkan
cita-cita good governance dan open government pada penyelenggaraan pemerintahan
di Indonesia, sudah saatnya pemerintah dengan serius memperhatikan dan
mengayomi masyarakat yang masih belum melek teknologi agar tetap bertahan dan
terus berkembang mengikuti tuntunan zaman.
Di Instansi Pemerintah, agasan alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah :
A. Mengadakan pelatihan singkat mengenai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi
B. Membuat buku panduan mengenai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi
C. Melakukan Evaluasi secara rutin terhadap hasil kinerja Instansi dan Pegawai
pemerintah

4. Konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah :


A. Mengadakan pelatihan singkat akan memakan waktu yang tidak sebentar, baik
bagi penyelenggara maupun peserta pelatihan. Jika pelatihan tidak diikuti dengan
sungguh-sungguh, maka peserta tidak akan mendapatkan pengetahuan yang
maksimal sehingga pelatihan tersebut pada akhirnya terkesan hanya membuang-
buang waktu. Namun, jika pelatihan diikuti dengan sungguh-sungguh, peserta
pealtihan akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan tentunya akan sangat
berguna dalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan yang ia lakukan nantinya.
B. Membuat buku panduan juga akan memakan waktu dan biaya. Kurangnya minat
membaca akan mempengaruhi efektifitas pembuatan buku panduan tersebut.
C. Evaluasi hasil kinerja dapat dilakukan melalui laporan kinerja. Pemimpin
hendaknya melakukan evaluasi dengan cermat dan teliti. Selain itu, pempimpn
bisa mengadakan rapat untuk membahas hasil kinerja Instansi dan Pegawai guna
mencari solusi untuk menyelesaikan kinerja yang mungkin belum diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai