Anda di halaman 1dari 7

Modul 1.

(Lanjutan)

C. Teori tentang Kebenaran

1. Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth)

Teori kebenaran korespondensi, Correspondence Theoryof Truth yang kadang disebut


dengan accordance theory of truth, adalah teori yang berpandangan bahwa
pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi (bersesuaian – ada
keseuaian) terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju
pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada
kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.

Kesimpulan dari teori korespondensi adalah adanya dua realitas yang berada dihadapan
manusia, pernyataan dan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian
antra pernyataan tentan sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Misal, Surabaya
ibu kota Jawa Timur. Pernyataan ini disebut benar apabila pada kenyataannya Surabaya
memang ibu kota propinsi Jawa Timur. Kebenarannya terletak pada pernyataan dan
kenyataan.

Signifikansi teori ini terutama apabila diaplikasikan pada dunia sains dengan tujuan
dapat mencapai suatu kebenaran yang dapat diterima oleh semua orang. Seorang
ilmuan akan selalu berusaha meneliti kebenaran yang melekat pada sesuatu secara
sungguh-sungguh, sehingga apa yang dilihatnya itu benar-benar nyata terjadi. Sebagai
contoh, gunung dapat berjalan. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan ini harus
diteliti dengan keilmuan yang lain yaitu ilmu tentang gunung (geologi), ternyata gunung
mempunyai kaki (lempeng bumi) yang bisa bergerak sehingga menimbulkan gempa
bumi dan tsunami. Dengan demikian, sebuah pertanyaan tidak hanya diyakini
kebenarannya, tetapi harus diragukan dahulu untuk diteliti, sehingga mendapatkan
suatu kebenaran hakiki.

Masalah: Problem yang kemudian muncul adalah apakah realitas itu obyektif? ingat
tentang obyek material dan formal.

2. Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth)

Pembuktian secara berulang-ulang pada teori korespondensi pada akhirnya akan


melahirkan sebuah aksioma atau postulat yang pada umumnya berwujud sebagai
kebenaran umum (general truth). Disebut juga sebagai aksioma/postulat. Aksioma atau
postulat adalah sebuah pernyataan yang dianggap sudah terbukti benar dan tidak perlu
dibuktikan lagi. Sebuah pernyataan bisa dianggap benar hanya jika pernyataan itu
koheren atau tidak bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang sudah terbukti
benar. Untuk dianggap benar, teori ini mensyaratkan adanya konsistensi atau tidak
adanya pertentangan (kontradiksi) antara suatu pernyataan dengan aksioma.
Matahari terbit dari arah timur. Pernyataan tersebut merupakan sebuah kebenaran
umum karena sudah diyakini benar. Kita tidak perlu menunggu hingga esok pagi untuk
membuktikan secara faktual bahwa matahari benar-benar terbit dari ufuk timur.
Kebanyakan rumus dalam ilmu matematika bertumpu pada teori kebenaran koherensi
yang tidak perlu pembuktian apakah pernyataannya benar atau tidak.

Perbedaan teori ini dengan teori korespondensi terletak pada dasar pembuktian
kebenaran. Pada teori korespondensi dasar kebenarannya pada ada tidaknya hubungan
antara pernyataan dengan fakta yang ada, sedangkan pada teori koherensi
pembuktiannya terletak pada ada tidaknya konsistensi antara pernyataan dengan
postulat. Contoh lainnya, seseorang memberi pernyataan bahwa di dalam kolam alun-
alun kota terdapat seekor ikan hiu yang masih hidup. Menurut teori korespondensi,
untuk menentukan pernyataan tersebut benar atau tidak, kita harus menunggu fakta
apakah di dalam kolam tersebut terdapat seekor ikan hiu yang masih hidup atau tidak.
Sementara menurut teori koherensi, tanpa menunggu fakta, kita bisa menentukan
pernyataan orang tersebut tidak benar karena bertentangan dengan aksioma yang
sudah ada sebelumnya bahwa ikan hiu adalah jenis ikan air asin (laut). Tidak logis jika
ikan air asin bisa hidup dalam air kolam alun-alun kota yang merupakan kolam air
tawar.

3. Teori Pragmatis (The pramagtic theory of truth.)

Teori pragmatis berbeda dengan dua teori sebelumnya dalam menentukan dasar
kebenaran. Jika pada korespondensi dasar kebenarannya adalah fakta obyektif dan
pada teori koherensi adalah konsistensi logis, maka teori pragmatis meletakkan dasar
kebenarannya pada manfaat praktis dalam memecahkan persoalan kehidupan. Tidak
hanya berlaku pada dunia empiris, teori pragmatisme lebih lanjut juga bisa diterapkan
berkaitan dengan obyek pengetahuan metafisik. Teori ini muncul sebagai kritik
terhadap kaum positivis yang menganggap pernyataan metafisik sebagai pernyataan
yang tidak bermakna (meaningless) karena ia tidak memiliki dasar faktual di dunia
empiris.

Menurut kaum pragmatis, pernyataan metafisik bisa menjadi pernyataan yang benar
selama ia memiliki manfaat dalam kehidupan. Neraka ada bagi manusia yang
berperilaku jahat. Terlepas dari ketiadaan bukti empiris tentang neraka, pernyataan itu
bisa dianggap sebagai pernyataan yang benar karena memiliki manfaat dalam
menurunkan angka kejahatan.

4. Teori Performa (The performance theory of truth)

Teori performatif menjelaskan, suatu pernyataan dianggap benar jika ia menciptakan


realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mengungkapkan
realitas, tetapi justru dengan pernyataan itu tercipta realitas sebagaimana yang
diungkapkan dalam pernyataan itu. Teori ini disebut juga “tindak bahasa”utindakanyang
mengaitka dihubungkan dengan satu pernyataan. Misalnya, “dengan ini, saya akan
menyatakan akan menjadi mahasiswa yang baik selama perkuliahan MK MPRancob”.
Dengan pernyataan itu maka mahasiswa akan mewujudkannya. Masalahnya apa? pikir
sendiri.

5. Teori Konsensus (The consensus theory of truth)

Sebuah teori ilmiah dianggap benar sejauh ia mendapat dukungan atau terdapat
kesepakatan (konsensus) dalam masyarakat ilmiah terhadap kebenaran teori tersebut.
Inilah yang disebut teori kebenaran konsensus. Teori ini selanjutnya dikembangkan
juga oleh Jurgen Habermas melalui konsep pemikirannya tentang komunikasi rasional.
Senada dengan Kuhn, menurut Habermas, kebenaran sebuah pernyataan ditentukan
oleh ada tidaknya kesepakatan di antara partisipan rasional komunikatif dalam sebuah
diskursus. Publikasi riset dalam jurnal ilmiah adalah salah satu contoh dari teori
konsensus.

D. Penelitian dan Metode Penelitian


(lihat juga bagian akhir bahan minggu lalu)

Penelitian atau Riset, menurut Para Ahli, adalah suatu proses kegiatan penyelidikan
(investigasi) atau eksplorasi terhadap suatu masalah yang dilakukan menurut kaidah
dan metodologi tertentu secara ilmiah dan sistematis.

Secara umum motivasi dan tujuan penelitian pada dasarnya adalah suatu refleksi dari
kemauan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu dan lalu
mengembangkannya demi pemenuhan kebutuhannya. Dengan demikian maka tujuan
dilakukan riset adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, atau nmenemukan fakta
yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik. Kata riset ini diserap dari kata
bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis ( recherche) yang
memiliki arti harfiah “menyelidiki secara tuntas”.

Di luar bahan minggu lalu, saya tambahkan hak berkut ini:

1. Kerlinger (1986)
Scientific research is a systematic, controlled empirical and critical investigation of
propositions about the presumed relationship about various phenomena.
Riset ilmiah adalah sistematik, terkontrol secara empiris dan investigasi kritis terhadap
dalil mengenai dugaan hubungan antar berbagai fenomena.

NB. Dalil adalah suatu hal yang menunjuk pada apa yang dicari (bukti kebenaran);
berupa alasan, keterangan dan pendapat yang merujuk pada pengertian, hukum dan
hal-hal yang berkaitan dengan apa yang dicari.
Kerlinger memberikan penekanan lebih, dalam definisi nya diatas, yaitu harus ada
faktor investigasi kritis. Ini artinya seorang peneliti tidak harus yakin 100% terhadap
investigasi yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan, namun juga harus
memberikan sedikit kritik atau keraguan terhadap hasil investigasi nya, dengan harapan
nantinya peneliti akan mencari sumber-sumber lain sebagai bahan komparasi yang
mendukung hasil investigasinya atau dengan kata lain harus menggunakan sumber
eksternal agar penelitiannya semakin valid dan mampu menjawab permasalahan secara
menyeluruh (holistic).

2. Burns (1994)
Research is a systematic investigation to find answers to a problem.
Riset adalah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari sebuah
permasalahan.

Burns mendefinisikan riset secara lebih sederhana, namun sangat mudah dipahami.
Intinya adalah bagaimana menjawab sebuah pertanyaan atau permasalahan yang ada
dengan langkah-langkah yang sistematik. PerhAtikan bahwa riset ada KARENA ADA
PERMASALAHN..

3. Hopkins WG (2002)
Research is all about addressing an issue or asking and answering a question or solving
problem.

Riset adalah mengirimkan sebuah isu atau pertanyaan serta menjawab sebuah
pertanyaan atau memecahkan masalah.

Hopkins didalam definisi di atas memberikan key word mengenai apa yang dimaksud


dengan Riset atau penelitian. Ada dua kunci penting dalam sebuah riset, yaitu
memunculkan sebuah pertanyaan (addressing issue) dan bagaimana menjawab dan
memecahkan masalah tersebut (solving problem).

Jadi, Inti dari Riset Menurut Para Ahli adalah menemukan dan
memecahkan Permasalahan. NO MASALAH NO RISET.

Tugas. cari defenisi tentang masalah/permasalahan kemudian


coba jelaskan sedetiail mungkin, dengan bahasamu sendiri tetapi
merujuk kepada prisip filsafat ilmu, apa itu masalah?
E. Metodologi Penelitian

1. Perbedaan antara metode dan metodologi.

a. Metode.

Secara harfiah, metode (method) artinya cara. Selain itu metode atau disebut metodik
berasal dari bahasa greeka, metha, (melewati atau melalui), dan hodos (cara atau
jalan). Dengan demikian secara etimologis metode dapat diartikan cara atau jalan yang
harus di lewati untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Apa yang tujuan yang ingin dicapai/dicari? kebenaran.

Apa itu kebenaran? Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan objek[1


Apa itu pengetahuan?
 Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang;
 pengetahuan juga adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang.
 Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu
sebagai hasil pengenalan atas suatu pola.

Apa itu objek?

Objek merupakan sesuatu yang kita amati dan dapat dirasakan oleh indera kita dan
atau penalaran dari akal manusia (ingat materi minggu lalu).
[dalam kelas statistika saya bilang kepada para mahasiwa bahwa fakta adalah
kenyataan pada obyek yang dapat ditangkap indera/nalar. Ketika kau catat fakta itu,
namanya data. Saat kau olah dan melakukan analisis terhadap data yang dicatat, itu dia
informasi. Ujilah Informasi yang diperoleh melalui verifikasi, signifikansi, diskusi, dan
lanjutkan dengan proses-proses sistimatis yang memerlukan kecerdasan berpikir,
jadilah pengetahuan. Dengan berbekal pengetahuan, jadilah kau bijak bestari].

b. Metodologi

Mengenai perbedaan antara keduanya, Noeng Muhadjir (1996) menyatakan


kalau metodologi penelitian membahas mengenai konsep teoritik bermacam-
macam metode, baik dari kelebihan maupun kekurangannya dalam kjian ilmiah, yang
selanjutnya dilanjutkan dengan memilih metode terbaik untuk dipakai. Sedangkan
secara teknis metode penelitian mengemukakan mengenai metode-metode yang
dipakai dalam penelitian..

Secara ringkas, kita dapat mengartikan metodologi sebagai sebuah pengetahuan


mengenai metode-metode yang dipakai dalam penelitian. Sedangkan metode adalah
cara atau prosedur yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Harminja, Mhswa
Prodihut (2021) yang meneliti tentang sistem agrofrestri berbasis kopi di HL di
Manggarai. Dia ingin mengetahui tentang cara-cara petani lokal menerapkan sistem
agroforestri. Dia menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi langsung
dan mewawancarai responde. Dia ingin mengetahui tingkat pendapatan petani kopi
lokal dalam kawasan hutan. Harminja menggunakan metode kuantitatif dengan
menghitung pendapatan petani dari hasil penjualan jenis tanaman agroforestri dan di
luar tanaman agroforestri. Lebih dari satu metode digunakannya dalam 1 metodologi
penelitian.

Kata Metodologi berasal dari bahasa yunani yaitu “metodos” dan “logos”. Kemudian
kata “metodos” terdiri atas 2 suku kata yakni “metha” yang artinya melewati atau
melalui “hosos yang artinya cara atau jalan. Metode artinya sebuah jalan yang dilewati
untuk menggapai tujuan. Sedangkan “logos” berarti ilmu.

Jadi Metodologi adalah cara atau ilmu ilmu yang dipakai untuk menemukan kebenaran
mmenggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran,
tergantung dari realitas apa yang dikaji. Dalam memiloh metode dalam metodologi
penelitian maka ada 6 prinsip ilmu yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. Orde (keteraturan)
2. Qlasified (terpilah)
3. Determinisme (sebab-musabab)
4. Parsimoni (kesederhanaan)
5. Empirisme (pengalaman yang bisa diamati)
Pengertian metodologi Penelitian
c. Metodologi Penelitian:

Metodologi penelitian adalah sekumpulan kegiatan, peraturan serta prosedur yang


dipakai dalam kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menemukan dan memecahkan
suatu masalah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai