Antropologi Pedesaan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 43

SKOR NILAI:

MINI RISET

“KARAKTERISTIK DESA DI BEBERAPA WILAYAH SUMATERA”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
NO NAMA NIM KELAS

1. ANNISA SYAHRAINI PANE 3201122012 E

2. ARYA GINTING 3203122049 E

3. IBO PRENLY TURNIP 3202422017 E

4. YOVANA JULIETTA 3202422015 E

MATA KULIAH : ANTROPOLOGI PEDESAAN


DOSEN PENGAMPU : Dra. TRISNI ANDAYANI, M.Si
DAUD, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOlOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PROFIL PENYUSUN LAPORAN MINI RISET

ANNISA SYAHRAINI PANE YOVANA JULIETTA

IBO PRENLY TURNIP ARYA GINTING

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat tuahan yang maha esa, karena atas rahmat serta
hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Penelitian Mini Riset
dengan judul “Karakteristik Desa di Beberapa Wilayah Sumatera”.Adapun laporan penelitian ini
dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Antropologi pedesaan di Universitas Negeri
Medan.Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini.Kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi baik sebagai
informan maupun pembimbing dalam pembuatan Laporan Penelitian ini.
       Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dra Trisni Andayani, M.Si dan
bapak Daud S.pd.,M.Si sebagai dosen pengampu terkait mata kuliah Antropologi Sosial Budaya
karena telah membimbing kami dalam penyelesaian laporan penelitian Mini Riset.Terlepas dari
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Penelitian yang
selanjutnya akan kami susun.
            Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian ini dapat bermanfaat kepada semua
pembaca dan menambah ilmu pengetahuan terkait judul yang ada pada laporan penelitian
ini,terima kasih.

Medan, 16 April 2021

Kelompok 1.

ii
DAFTAR ISI

COVER
PROFIL PENYUSUN LAPORAN MINI RISET.............................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang...........................................................................................................1

B Rumusan Masalah......................................................................................................2

C Identifikasi Masalah...................................................................................................2

D Tujuan Penelitian.......................................................................................................2

E Manfaat penelitian......................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Kerangka Konseptual.................................................................................................4
B. Kerangka teori............................................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian.........................................................................................................8

B Lokasi Penelitian......................................................................................................8

C Informan Penelitian.................................................................................................8

D Metode Penelitian.....................................................................................................9

E Kriteria Informan....................................................................................................9

F Teknik Pengumpulan Data......................................................................................9

GTeknik Analisis Data...............................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN ANNISA SYAHRAINI PANE DI DESA BAGAN


SINEMBAH KECAMATAN BAGAN SINEMBAH RAYA KABUPATEN ROKAN
HILIR PROVINSI RIAU......................................................................................11

iii
B. HASILPENELITIAN ARYA GINTING DI DESA SUKAMANDI KECAMATAN
MEREK KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA...............18
C. HASIL PENELITIAN YOVANA JULIETTA DI KECAMATAN MEDAN
PETISAH KABUPATEN MEDAN SUMATERA UTARA..............................23
D. HASIL PENELITIAN IBO PRENLY TURNIP DI DESA CINTA DAME,
KECAMATAN SIMANINDO, KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA
UTARA...................................................................................................................27

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................33

B. Saran..............................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................34

LAMPIRAN............................................................................................................................35

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa hanyalah suatu unit kecil dalam perdesaan, namun unit kecil inilah yang menyusun
Indonesia menjadi sebuah negara yang besar dan luas. Dan memang tak bisa dipungkiri, desa
yang kita miliki lebih banyak ketimbang kota. Atas dasar inilah desa menjadi suatu yang tak bisa
dikesampingkan dalam perencanaan dan pengembangan regional bahkan nasional. Karena itu
agar tidak simpang siur, ada baiknya kita bahas dulu mengenai terminologi perdesaan dan
perkotaan. Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal
balik dengan daerah lain (Bintaro,2008 Jurnal).

Pada wilayah pedesaan terjadi tekanan terhadap penduduk , sumber daya alam, timbulnya
kemiskinan, degradasi lingkungan, serta merenggangnya hubungan sosial yang ada,
menunjukkan bahwa kawasan perdesaan masih relatif tertinggal jika dibandingkan dengan
perkotaan, sehingga memunculkan masalah urbanisasi dan sektor informal yang tidak terkontrol,
sehingga agar tidak terjadi pembangunan pedesaan yang bias dengan urban, perlu konsep,
strategi, pendekatan, dan indikator(alat penunjuk) keberhasilan (Rachbini,2006).

Tipologi desa merupakan salah satu cara untuk mengenal desa berdasarkan karakteristik yang
terdapat pada desa. Dalam tipologi desa adanya perbedaan karakteristik desa terjadi akibat
adanya perkembangan desa yang tidak serentak. Suatu wilayah pada dasarnya akan mengalami
perkembangan baik secara fisik maupun nonfisik begitu pula dengan desa. Pada umumnya yang
mendasari terjadinya perkembangan adalah adanya pembangunan yang terjadi di wilayah desa.
Pembangunan secara umum bertujuan untuk menaikkan taraf atau mutu kehidupan penduduk,
karena mutu hidup dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat
dengan lebih baik (Soemarwoto, 1983).

Menurut Yuliati (2003) dalam penentuan jenis tipologi desa menurut perkembangannya
dapat ditinjau dari aspek fisik yang bersifat relatif tetap dan aspek non-fisik yang bersifat relatif
tidak tetap. Aspek fisik yang bersifat relatif tetap terdiri dari keadaan alam dan orbitase dan pada
aspek non-fisik terdiri dari kepadatan penduduk, jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan,

1
adat-istiadat, produksi barang dan jasa dari semua jenis mata pencaharian (output desa),
kelembagaan, gotong-royong dan jumlah sarana-prasarana. Berdasarkan kondisi diatas maka dari
itu penulis tertarik untuk mengetahui karakteristik Desa yang terdapat pada beberapa wilayah di
Sumatera.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka disusunlah rumusan masalah dengan rincian yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakterisitk desa di beberapa wilayah Sumatera?

2. Bagimana profil desa berdasarkan masing-masing wilayahnya?

3. Bagimana kehidupan masyarakat desa dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah kami dapatkan tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui karakterisitk desa di beberapa wilayah Sumatera

2. Untuk mengetahui profil desa berdasarkan masing-masing wilayahnya

3. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat desa dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat Deskripsikan dalam 2 jenis yaitu manfaat praktis dan teoritis
yaitu sebagai berikut.

1. MANFAAT PRAKTIS

1.1Bagi peneliti

2
Sebagai bahan kajian pembandingan Karakteristik Masyarakat desa di Beberapa Wilayah
Sumatera

1.2Bagi pihak pembaca

Sebagai informasi atau sumber yang dapat dijadikan rujukan ataupun pembandingan dalam
mengetahui Karakteristik Masyarakat desa di Beberapa Wilayah Sumatera.

2. MANFAAT TEORITIS

2.1Bagi dunia pendidikan

Penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan ataupun sumber referensi yang digunakan untuk
para siswa maupun mahasiswa untuk kajian terhadap materi yang bersangkutan.

2.2 Bagi Kebudayaan


Penelitian ini bisa digunakan untuk memberikan kontribusi ataupun pengembangan dalam
kebudayaan tiap-tiap daerah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

3
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Konseptual.
1. Konsep Masyarakat Desa
Pengertian Masyarakat Menurut para ahli adalah terjemahan dari kata societ (Inggris). Istilah
society berasal dari bahasa Latin socious yang berarti "kawan". Pengertian lain dari masyarakat
adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya serta
lembaga yang khas. Masyarakat juga bisa didefinisikan sebagai kelompok orang yang
terorganisasi karena memiliki tujuan bersama. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang
saling bergaul atau saling berinteraksi secara tetap memiliki kepentingan yang sama. Masyarakat
terbentuk karena manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam memberikan
reaksi terhadap lingkungannya.

Menurut Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm mengemukakan, bahwa masyarakat


adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dari
orang-orang di luar wilayah itu, dan memiliki budaya yang relatif sama.

Menurut John J. Macionis mengemukakan bahwa masyarakat adalah orang- orang yang
berinteraksi dalam sebuah wilayah tertentu dan memiliki budaya bersama.

4
Menurut Paul B. Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu
wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam
kelompok itu.

Menurut Sutardjo Kartodikusuma, desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Desa juga diartikan sebagai daerah permukiman
penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi
terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu.

Berdasarkan pengertian masyarakat dan desa di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
masyarakat desa merupakan sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan
sosial dan saling berhubungan lalu membentuk kelompok yang memiliki kesamaan budaya,
identitas dan tinggal dalam satu wilayah yang dipengaruhi lingkungannya.

B. kerangka teori

1. Teori Konsep Desa

Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Perdesaan
sering juga disebut dengan istilah desa adalah daerah permukiman penduduk yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola
kehidupan agraris penduduk di tempat itu.

1.Menurut Sutardjo Kartodikusuma, desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.

2.Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi,
politik, dan kultur yang terdapat di tempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

3.Menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri
perdesaan sebagai berikut:

5
 Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
 Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
 Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pengertian desa adalah pengertian desa
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Menurut Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014, pengertian desa adalah desa dan desa adat.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masih terdapat beberapa definisi dan penjelasan lain terkait perdesaan, namun definisi dan
penjelasan yang telah ditampilkan dan diterangkan di atas dapat menggambarkan pengertian
perdesaan.Secara umum kegiatan di pedesaan didominasi oleh kegiatan pertanian tanaman keras,
tanaman tumpang sari, peternakan sapi, kambing, unggas, kolam ikan. Secara umum, masyarakat
perdesaan memiliki mata pencaharian dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan
perdagangan.

2. Teori Konsep Mata Pencaharian

1. Pengertian mata pencaharian menurut Mulyadi (1993) adalah keseluruhan kegiatan untuk
mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada lingkungan fisik,
sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.

2.Daldjoeni (1987) menyatakan mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk


memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah
lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan

6
demografinya.Mata pencaharian dibedakan menjadi dua, yaitu mata pencaharian pokok
dan mata pencaharian sampingan.

3.Menurut Susanto (1993) mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk
memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata
pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan mata pencaharian
sampingan adalah mata pencaharian di luar mata pencaharian pokok.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa sistem mata pencaharian
adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam memanfaatkan sumber daya pada
lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan
konsumsi untuk memeperoleh taraf hidup yang layak melalui mata pencaharian utama maupun
diluar mata pencaharian pokok antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai
dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya.

3. Jenis-jenis Mata Pencaharian Masyarakat

Mata pencaharian menurut Mubyarto (1985) meliputi:

1) Petani/nelayan meliputi sawah, tegalan, tambak, kebun atau perkebunan, dan peternakan.
2) Buruh tani meliputi buruh tani, ternak, tambak, dan pengemudi traktor.
3) Buruh industri meliputi buruh kasar industri, buruh pengrajin, operasi mesin, dan buruh
pengolahan hasil pertanian.
4) Usaha industri atau penjual meliputi pengolahan hasil pertanian, tekstil, batik, jahit,
industri makanan dan minuman, dan juga pandai besi.
5) Pedagang atau penjual meliputi pemilik toko, nelayan toko, pedagang keliling (hasil
pertanian, pedagang es dan pedagang bakso), kios atau warung.
6) Pekerjaan angkutan yaitu sopir, kenek, tukang becak, pengusaha angkutan, dan objek.
7) Pekerjaan bangunan yaitu pengusaha bangunan, tukang atau buruh bangunan, tukang
kayu dan mandor bangunan.

7
8) Pekerjaan profesional meliputi tenaga kesehatan (PLKB, bidan dan dokter), seniman,
guru atau dosen, pegawai negeri, pamong, polisi, TNI, tenaga lain (termasuk guru
mengaji dan pengurus masjid)
9) Pekerjaan jasa meliputi pelayan rumah makan, pembantu rumah tangga, binatu atau
tukang cuci, penata rambut, dukun bayi atau pijat, mencari barang di alam bebas, tenaga
jasa lain (tukang kebun, jasa keamanan (bukan pegawai negeri sipil), dan tukang pikul.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian kali ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data atau informasi akan
dibuat dan dijelaskan dengan menggambarkan, mendeskripsikan, dan mengeksplorasi lebih luas
dan secara holistik tentang data-data yang telah diperoleh. Ini hal ini akan sangat membantu
penulis atau peneliti untuk menemukan kan dan menyampaikan kepada para pembaca, tentang
karakteristik Desa di beberapa wilayah Sumatera.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terdapat di beberapa tempat yang berbeda diantaranya sebagai berikut.

8
1. Annisa Syahraini Pane : Desa bagan sinembah kecamatan bagan sinebah raya kabupaten
rokan hilir provinsi riau
2. Yovana Julietta : Kecamatan Medan Petisah Kabupaten Medan Provinsi Sumatera Utara
3. Arya Ginting : Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo Provinsi Sumatera
Utara
4. Ibo Prenly Turnip : Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir
Provinsi Sumatera Utara

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian Informan dibutuhkan sebagai pentunjuk dan sekaligus menjadi penjelas
untuk menenrangkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian,dan adapun beberapa informan
yang menjadi penjelas dalam penelitian ini di antaranya adalah:

1) Syafrizal. Sebagai masyarakat di desa Bagan Sinembah


2) Abdul Karim. sebagai kepala desa Bagan Sinembah
3) Khairul Purba. Sebagai Kepling di Kecamatan Medan Petisah Kabupaten Medan
Provinsi Sumatera Utara
4) Heri Ginting. Sebagai masyarakat Desa Sukamandi
5) Saidin Sidauruk. Sebagai masyarakat Desa Cinta Dame dan juga berprofesi sebagai
petani jagung.

D. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (1999:1) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada pengerjaan mini riset ini peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005:6) peneltian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian. Untuk
dapat mengetahui fenomena tersebut peneliti mewawancarai informan dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan umum dan agak meluas.

E. Kriteria Informan

9
Kriteria informan yang diambil dalam penelitian ini adalah seseorang yang tinggal di desa
tersebut dan juga berhubungan dengan mata pencarian yang dilakukan informan di desa tersebut
untuk melangsungkan kehidupannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 224 ) “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data” tanpa
mengetahui teknik-teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang di tetapkan untuk menjawab rumusan masalah. Untuk memperoleh
data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara.
Wawancara dilakukan dengan cara Tanya jawab dengan responden atau melalui informan untuk
memperoleh informasi yang diperlukan peneliti baik secara online maupun offline.

1. Wawancara Mendalam

Menurut Harsono Wawancara merupakan proses pengumpulan data yang langsung


Memperoleh informasi langsung dari sumbernya.Wawancara mendalam dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar ke yang lebih khusus dalam memperoleh
jawaban dari informan secara luas.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang di proses melalui dokumen-dokumen. Metode


dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber dokumen yang mungkin
mendukung atau bahkan berlawanan dengan hasil wawancara(Harsono,2008: 169). Dokumentasi
yang peneliti gunakan berupa foto peneliti dengan informan dan bukti percakapan secara virtual
antara peneliti dan informan.

G. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah analisis data kualitatif.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

10
dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data
merupakan proses berkelanjutan yang membutruhkan refleksi terus menerus terhadap data,
mengajukan pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN ANNISA SYAHRAINI PANE DI DESA BAGAN
SINEMBAH KECAMATAN BAGAN SINEMBAH RAYA KABUPATEN ROKAN
HILIR PROVINSI RIAU
1. ASAL USUL DESA BAGAN SINEMBAH

Desa Bagan Sinembah secara administrasi berada diwilayah Kecamatan Bagan Sinembah
Raya, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Secara geografis desa Bagan Sinembah terletak
antara 100.44955⁰ bujur timur dan 1.770201⁰ Lintang selatan (berada disebelah Barat
Kabupaten Rokan Hilir). Desa Bagan Sinembah terdiri dari 2 dusun, 4 Rukun Warga (RW) dan
12 Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan desa terletak di dusun Salak.

Kata Bagan Sinembah berasal dari kata Bagan dan Jasinombah. Bagan memiliki arti
pondokan atau tempat persinggahan. Jasinombah merupakan nama pemilik pondokan. Bagan

11
yang dimaksud diatas ialah pangkalan/pondokan yang menjadi tempat persinggahan orang-orang
yang melintasi kampung Tanjung Balai, Pematang Semut, Buluh Cina dan Bagan Batu Central.

Berbeda dengan kata Bagan, kata Jasinombah merupakan panggilan orang yang
mempunyai gelar yang dinobatkan, atau termasuk bagian keturunan kerajaan Kota Pinang
"Sultan Batara Sinombah". Dari informasi yang terpercaya bahwa Jasinombah berasal dari
Tapanuli Selatan Sumatera Utara.

Tempat persinggahan milik Jasinombah berada tepat dibelakang persulukan Torekat


Naqsabandiyah yang dipimpin oleh H. Ibnu Kholdun dan sekarang disebut kampung Salak
Bagan Sinembah.

Menurut cerita ketika wilayah perkampungan mulai ramai dikunjungi orang, Jasinombah
menghilang secara misterius tidak diketahui lagi keberadannya dan saat itu masih jaman
penjajahan Belanda. Menurut cerita pada tahun 1890 wilayah Bagan Sinembah sudah menjadi
desa dan kepala desa yang menjabat saat itu bernama Gundah, wilayah tersebut dinamai desa
Hulu Kubu kecamatan Kubu.

Menurut versi lain Jasinombah datang ke kampung yang dikenal saat ini (Bagan Sinembah)
yaitu untuk bersembunyi atau melarikan diri dan tidak diketahui sumber permasalahannya maka
ketika mulai banyak orang yang tinggal di kampung kemudian dia menghilang.

2. Komposi Jumlah pendduduk

Secara umum kesukuan warga desa Bagan Sinembah terdiri dari suku Jawa, Batak, Melayu
dan Sunda. Proses akulturasi buadaya terjadi melalui transmigrasi, rantauan dan perkawinan.
Bahasa yang digunakan sehari-hari masyarakat dalam pergaulannya yaitu bahasa Batak
Mandailing dan bahasa Jawa, ini karena mayoritas penduduk desa merupakan suku Batak
Mandailing dan Jawa. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan untuk
berkomunikasi dengan masyarakat pendatang atau orang luar desa dan juga digunakan dalam
acara-acara kegiatan formal, misalnya rapat desa atau digunakan dalam proses belajar mengajar
di sekolah. Masyarakat desa Bagan Sinembah mayoritas memeluk agama Islam dan sebagian
kecil menganut Kristen Protestan. Walau demikian masyarakat dapat hidup rukunan, harmonis
dan saling menghormati satu dengan yang lainnya.

12
NO Berdasarkan 2016 2017 2018

1 Jenis Laki-laki = 814 Laki-laki = 835 Laki-laki=835

kelamin Perempuan =870 Perempuan =820 Perempuan =816

Jumlah Total 1684 1655 1651

3. Potensi sumber daya alam

Desa Bagan Sinembah merupakan salah satu dari kecamatan Bagan Sinembah Raya
Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Desa Bagan Sinembah memiliki potensi sumber daya
alam yang besar. Perkebunan kelapa sawit merupakan komoditas unggulan masyarakat desa.
Selain itu desa Bagan Sinembah pernah menjadi desa penghasil padi terbanyak di Kabupaten
Rokan Hilir pada tahun 2009.

Wilayah desa Bagan Sinembah terdiri dari tanah mineral dan tanah gambut. Secara umum
wilayah desa digunakan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit dan 1% wilayah desa yang
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian merupakan
tanah gambut. Lahan gambut memiliki kerentanan yang sangat tinggi diantaranya pengeringan
lahan gambut dengan pembuatan drainase, pembuatan parit dapat menyebabkan lahan gambut
menjadi kering dan rawan terbakar. Dampak yang ditimbulkan akibat pembuatan drainase yaitu
lahan gambut menjadi rawan terbakar pada musim kemarau dan rawan banjir pada musim
penghujan.

4. Kegiatan ekonomi

Masyarakat desa Bagan Sinembah mengupayakan hidup dari berbagai sektor usaha, sektor
perkebunan (pekebun dan buruh perkebunan) merupakan mata pencaharian terbanyak yang
diupayakan oleh masyarakat desa Bagan Sinembah.

Mata pencaharian utama masyarakat desa Bagan Sinembah yaitu perkebunan kelapa sawit
karena sebagian besar wilayah desa merupakan perkebunan kelapa sawit. Selain itu buruh
perkebunan juga merupakan mata pencaharian yang banyak digeluti masyarakat desa.
Masyarakat yang berprofesi sebagai buruh bukan berarti mereka tidak memiliki kebun kelapa
sawit akan tetapi kebun yang mereka miliki belum cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya, sehingga mereka memilih untuk bekerja sebagai buruh perkebunan untuk menambah

13
penghasilan. Selain sektor perkebunan masyarakat lain mengupayakan hidup dengan bekerja
diperusahaan pengolahan kelapa sawit yang terdapat di desa (PT. DWG) dan luar desa selain itu
masyarakat dapat memperoleh penghasilan melalui berjualan, menjadi tengkulak sawit, atau
bekerja serabutan.

5. Kelompok-kelompok masyarakat

Masyarakat desa Bagan Sinembah cukup kuat memegang norma-norma sosial, kekerabatan,
hubungan antar tetangga yang baik, rasa kekeluargaan yang tinggi dan juga memegang norma-
norma keagamaan. Interaksi sosial masyarakat dilakukan melalui kegiatan keagamaan dan acara
perkawinan.

Dalam kegiatan keagamaan, Desa Bagan Sinembah memiliki beberapa kelompok masyarakat
yang tergabung dalam Badan Kemakmuran Masjid (Takmir Masjid), majlis ta'lim, dan beberapa
kelompok yasinan dan atau zikir. Untuk aset sosial kemasyarakatan, desa Bagan Sinembah
memiliki beberapa kegiatan yang meliputi gotong-royong/Kerja bakti, pelaksanaan ronda
siskamling, dan kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Adapun organisasi sosial
non-formal yang ada di Desa Bagan Sinembah yaitu;

 Pengajian/Yasinan

Suatu perkumpulan kegiatan keagamaan yang dilakukan seminggu sekali, biasanya terdiri
dari sekelompok ibu-ibu namun pengajian/yasinan ini juga dilakukan oleh bapak-bapak biasanya
dilakukan pada malam Jumat bertujuan untuk mempererat silaturahmi masyarakat.

 Serikat Tolong Menolong (STM)

Suatu kegiatan sosial masyarakat untuk memberikan pelayanan seperti memberi bantuan
dana atau mengumpulkan dana untuk seseorang yang terkena musibah. Seluruh masyarakat dapat
terlibat dapat kelompok ini karena kelompok ini bersifat sukarela.

 Remaja Masjid

Remaja masjid merupakan perkumpulan atau perhimpunan atau ikatan para Remaja masjid
yang mempunyai suatu aktifitas yang bertujuan untuk menumbuhkan akhlak yang baik dan
menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda dan pemudi

14
6. Permasalahan yang dihadapi desa Bagan sinembah

Komoditas unggulan pada lahan gambut Bagan Sinembah yaitu pertanian. Masyarakat
membudidayakan padi sebagai komoditas unggulan dan Bagan Sinembah pernah mendapatkan
penghargaan sebagai penghasil padi terbanyak seKabupaten Rokan Hilir. Tanaman lain yang
dibudidaya yaitu berbagai jenis sayuran dan tebu. Masyarakat tidak lagi menanam padi karena
tata kelola air yang kurang baik sehingga lahan pertanian masyarakat rentan terhadap banjir.
Lahan gambut memiliki kerentanan yang sangat tinggi diantaranya pengeringan lahan gambut
dengan pembuatan drainase, pembuatan parit dapat menyebabkan lahan gambut menjadi kering
dan rawan terbakar. Dampak yang ditimbulkan akibat pembuatan drainase yaitu lahan gambut
menjadi rawan terbakar pada musim kemarau dan rawan banjir pada musim penghujan.

Lahan bergambut yang dijadikan lahan pertanian masyarakat memiliki luas lebih kurang
100 ha dan saat ini banyak lahan yang menganggur akibat banjir. Beberapa masyarakat masih
bertahan untuk mengelola lahan tersebut, tanaman yang dibudiaya yaitu tanaman jangka pendek
dan tidak rentan air. Menurut masyarakat lahan tersebut sangat subur dan didukung dengan tata
kelola air yang baik. Dilahan gambut yang lain dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa
sawit masyarakat. Lahan gambut yang ditanami sawit memiliki luas + 50 ha. Tanaman sawit
masyarakat tumbuh dengan baik dan hasilnya sudah dinikmati masyarakat.

7. Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Kearifan lokal merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan suatu komunitas secara turun
temurun baik bahasa dan budayanya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan pada
dasarnya masyarakat desa Bagan Sinembah merupakan masyarakat yang memiliki kebiasaan
menanam seperti tanaman buah dan sayur. Bagi sebagian kecil masyarakat yang tidak memiliki
lahan yang luas untuk berkebun mereka memanfaatkan lahan sawit baru tanam (milik sendiri
atau orang lain) untuk dimanfaatkan lahan sebagai lahan pertanian. Tanaman yang biasa ditanam
diantara pohon sawit diantaranya cabai, semangka, bayam, kangkung dan jagung. Proses
penanaman dimulai dari;

 Pembersihan lahan

15
Diantara tanaman kelapa sawit umumnya masih banyak tanaman liar (semak) sehingga para
penggarap harus membersihkan lahan tersebut. Pembersihan lahan tidak hanya menggunakan
parang melainkan dengan cara membakar. Sisa tanaman (tebasan) dikumpul diantara pohon
sawit setelah kering kemudian dibakar, pembakarannya pun tidak menggunakan api besar
(dipantau) agar apinya tidak terkena tanam utama. Sisa pembakarannya atau abu pembakaran
dimanfaatkan sebagai pupuk alami.

 Pembuatan bedeng

Pembuatan bedeng dilakukan sebagaimana umunya para petani yang akan membuat lahan
pertanian. Peralatan yang digunakan pun peralatan manual seperti cangkul dan parang. Diantara
tanaman utama minimal terdapat dua bedengan sebagai media tanam. Setelah selesai pembuatan
bedengan kemudian kebiasaan lain yaitu memanfaatkan sampah sawit sebagi pupuk alami yang
ditabur pada bedengan sebelum penanam, tujuannya agar tanah lebih subur.

 Penanaman

Umumnya tanaman yang pertama ditanam (periode ke1) ialah semangka dan bayam.
Kemudian cabai dan jagung.

 perawatan

Perawatan yang dilakukan umunya pemupukan, pembersihan gulma, penyemprotan dan


penyiraman (musim kemarau). Lahan yang digunakan umumnya bukan tanah gambut melainkan
tanah mineral sehingga ketika memasuki musim kemarau para petani harus menyiram
tanamannya.

8. Fasilitas Umum dan Sosial

Desa Bagan Sinembah memiliki fasilitas umum dan fasilitas sosial yang dapat digunakan
masyarakat dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari dan sosial kemasyarakatan di desa.
Adapun fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdapat di Desa Bagan Sinembah dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

16
9. Pendapatan dan Belanja Desa

Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah pertanggungjawaban dari pemegang


manajemen desa untuk memberikan informasi tentang segala aktifitas dan kegiatan desa kepada
masyarakat desa atas pengelolaan dana desa dan pelaksanaan berupa rencana-rencana program
yang dibiayai dengan uang desa. Dalam APBKep berisi pendapatan, belanja dan pembiayaan

17
desa. Pendapatan desa bersumber dari Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD) dan bantuan
provinsi. Berikut ini adalah sumber pendapatan desa Bagan Sinembah;

 Sumber Pendapatan Desa

 Anggaran Belanja Desa Bagan Sinembah

Jika dilihat pada tabel diatas, pembangunan fisik masih menjadi prioritas pembangunan desa,
karena masih banyak fasilitas umum lainnya yang kondisinya masih memprihatikan

B. HASILPENELITIAN ARYA GINTING DI DESA SUKAMANDI KEC. MEREK


KAB. KARO SUMATERA UTARA.

1.Asal usul Desa Sukamandi

Menurut informan dan cerita yang beredar di dalam Desa menyatakan bahwa Desa
Sukamandi merupakan nama formal yang dipakai oleh masyarakat luar mengenai desa tersebut
sedangkan penamaan lokal untuk desa tersebut adalah Desa Cuncang yang diturunkan oleh
nenek moyang pendahulu dari pendiri kampung ini.Secara administrasi Desa Sukamandi berada
di kecamatan merek Kabupaten Karo Sumatera Utara .

Menurut beberapa informen yang memiliki pengalaman yang cukup dan sudah ah tinggal
lama di desa tersebut mengatakan bahwa asal muasal dari Desa Sukamandi ataupun Desa

18
Cuncang merupakan desa yang didirikan oleh seorang tokoh yang bermarga Ginting Munthe
yang menjadi sampai sekarang tokoh utama ataupun orang yang berpengaruh di dalam desa.

Tokoh Ginting ini berasal dari desa sebelah yaitu desa ajinembah. Dikarenakan siginting
ini memiliki ladang ataupun lahan pertanian yang cukup jauh dari perkampungan Nya maka
dibuatlah rumah-rumah kecil untuk penginapan sementara walaupun begitu tetap saja si Ginting
ini pulang ke kampung halamannya yang berada di kampung sebelah kampung saat ini.

Lama kelamaan semakin banyak orang yang lahan pertaniannya berada di desa Sukamandi
yang saat itu masih belum menjadi desa dan kemudian karena keterjangkauan Zara dan
transportasi yang kurang memadai maka dibentuklah ataupun dibuatlah rumah permanen untuk
memudahkan an-nur dari desa sebelah dalam bertani dan lama-kelamaan juga orang semakin
beramai-ramai pindah ke desa ini itulah latar belakang terbentuknya desa Sukamandi yang
berdasarkan pecahan dari desa ajinembah.

2. Komposisi jumlah penduduk

Masyarakat desa Sukamandi memiliki komposisi kesukuan yang bisa dibilang cukup
beragam namun di mayoritas oleh 1 suku yaitu beberapa suku diantaranya adalah Batak Toba,
Batak Karo Batak Simalungun, Nias, dan Jawa.keragaman dari etnis yang ada di desa ini
berdasarkan perkawinan antar suku ataupun bisa disebut alkulturasi.

Bahasayang digunakan sehari-hari oleh masyarakat di desa Sukamandi yaitu bahasa Karo
walaupun memiliki beberapa etnis yang terdapat di dalamnya namun karena dominasi atau
mayoritas di kampung atau di desa ini adalah karo dengan otomatis bahasa Karo menjadi bahasa
Utamadan masyarakat yang berani selain juga mempelajari bahasa ini guna untuk memperlancar
kegiatan ataupun interaksi antar sesama warga dan masyarakat di desa Sukamandi ini.

Mayoritas penduduk dari desa Sukamandi adalah beragama katolik dan kristen sebanyak
98% sedangkan untuk 2% dan sisanya adalah agama-agama lain seperti Islam.walaupun
memiliki keterbelakangan ataupun perbedaan yang mendasar di dalam masyarakat tidak
mencegah masyarakat melakukan harmonisasi di dalam interaksi antar sesamanya sehingga di
desa ini bisa disimpulkan bahwa desa yang harmonis dan tentram akan konflik-konflik yang
bersangkutan dengan sara.

19
3. Potensi Sumber daya alam

Di desa Sukamandi memiliki sumber daya alam yang cukup menarik yaitu Tanah yang subur
dan layak akan digunakan sebagai lahan pertanian untuk tanaman tanaman palawija ya Oleh
karena itu Desa ini lebih cocok disandingkan dengan Desa agraris atau desa yang masyarakatnya
bermayoritas sebagai petani..

Walaupun begitu Desa ini tidak memiliki sungai untuk melakukan perairan terhadap lahan
pertanian yang ada namun masyarakat setempat mengharapkan turunnya air hujan sebagai air
ataupun pengairan terhadap tanaman tanaman yang ada di lahan pertanian tidak ada ataupun
tidak pernah nya masyarakat mengalami kekeringan yang begitu fatal sehingga mengakibatkan
adanya masalah masalah sosial yang timbul di dalam masyarakat

Tak hanya sampai disitu saja secara kasat mata Desa Sukamandi tidak memiliki daya tarik
wisata ataupun hal-hal yang dapat dijadikan sebagai kearifan lokal di dalamnya sehingga
masyarakat tidak terlalu mengenal akan budaya mereka. Namun setelah tahun 2019 adanya pihak
asing ataupun orang yang beretnis India mengelola satu tempat yang tempat tersebut perbukitan
dan dijadikan sebagai tempat rindang ataupun taman sekaligus di jadikan tempat sebagai orang
bercamping ataupun berkemah sehingga dapat dijadikan sebagai tempat wisata. banyak dari
wisatawan yang datang maupun dari dalam kabupaten ataupun dari luar Kabupaten tetapi
masyarakat tidak pernah melakukan pungutan pungutan liar ataupun adanya pembayaran
pembayaran tertentu akan tempat wisata tersebut karena masyarakat menghormati yang dengan
namanya hak atas tanah yang memiliki perundang-undangan yang jelas.

4. Kegiatan ekonomi

Masyarakat di desa Sukamandi dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari mereka


melakukan pekerjaan pertanian atau bisa disebut sebagai petani yang menjadi mayoritas dalam
pekerjaan masyarakat yang juga adanya kegiatan niaga di dalam lahan pertanian ataupun hasil
pertanian yang didapatkan oleh masyarakat guna memperoleh keuntungan atau pun bisa disebut
sebagai petani farmer

Masyarakat di desa Sukamandi bermayoritas 98% berprofesi sebagai petani ini dikarenakan
karena tekstur tanah yang cocok dijadikan sebagai lahan pertanian dan juga Desa Sukamandi

20
merupakan salah satu di desa karo yang terkenal akan kesuburan tanahnya sehingga masyarakat
tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya dalam urusan lahan pertanian ataupun agraris.

Dalam kegiatan pertanian masyarakat ataupun hasil yang dihasilkan oleh masyarakat yaitu
berupa sayur-sayuran jeruk dan cabai yang merupakan komoditas utama dalam sistem mata
pencaharian sebagai petani dan juga alam ataupun suhu yang cocok guna untuk menanam
tanaman jenis ini kedalam lahan pertanian di masyarakat di desa Sukamandi

Dalam permasalahan sosial yang ditimbulkan akibat kegiatan ekonomi yang tidak stabil itu
tidak pernah ditunjukkan oleh masyarakat Sukamandi walaupun pada saat pandemi covid 19
pertama kali masyarakat tidak terlalu berpengaruh terhadap masalah tersebut

5. Kelompok-kelompok di masyarakat.

Masyarakat di Desa sukamaju telah memegang erat norma-norma dan nilai-nilai luhur yang
telah diturunkan dari generasi ke generasi seterusnya kelompok sosial yang terbentuk di tengah-
tengah masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor faktor yang dianggap penting oleh
masyarakat pada umumnya masyarakat akan membentuk kelompok berdasarkan pekerjaan
keagamaan dan kepentingan dalam pemenuhan kebutuhannya juga masyarakat dapat membentuk
kelompok untuk mempermudah segala sesuatu yang diinginkan oleh karena itu ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pembentukan kelompok-kelompok yang di tengah masyarakat baik
itu eksternal maupun internal.

Kelompok-kelompok masyarakat dapat digolongkan sebagai berikut:

 Karang taruna merupakan kelompok sosial yang ada di masyarakat yaitu yang terdiri dari
anggotanya adalah pemuda dan pemudi dari Desa Sukamandi
 Badan usaha koperasi merupakan salah satu kelompok masyarakat yang didalamnya
untuk menyimpan dan meminjamkan uang guna untuk memperlancar kegiatan roda
perekonomian.
 Omk orang muda Katolik merupakan kelompok sosial yang ada di masyarakat yang
anggotanya terdiri dari orang-orang muda yang beragam akan Katolik
6. permasalahan yang dihadapi desa

21
Permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat di desa Sukamandi yaitu permasalahan
yang berkaitan dengan agraris yang mencakup ekonomi masyarakat yaitu harga dari tanaman
atau tumbuhan yang ditanam oleh masyarakat yang dominan adalah prawijaya mengalami
seringkali penurunan harga yang sangat sehingga adanya keluhan ataupun krisis ekonomi yang
memang tidak terlalu parah namun tetap saja itu menjadi permasalahan permasalahan di dalam
masyarakat.seringkali anak-anak SD tersebut sudah tidak memiliki pergaulan yang luas dan
kurangnya etika dan norma pada anak tersebut yang dipengaruhi oleh modernisasi dan
kurangnya bimbingan dari orang tua yang sibuk bekerja akan pekerjaan bertani mereka sehingga
memunculkan masalah yang cukup serius bagi masyarakat walaupun begitu masyarakat
cenderung hidup damai dan tentram karena kuatnya nilai-nilai agama pada kalangan orang tua
sehingga menyebabkan keteraturan dan nilai norma itu masih saja berlaku walaupun terkikis
akan kemajuan zaman

7. Kearifan lokal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam

Kearifan lokal merupakan salah satu identitas ataupun entitas dari kebudayaan ataupun etnis
yang ada di desa tersebut ini biasanya berhubungan dengan nilai-nilai ataupun tradisi tradisi yang
diturunkan oleh leluhur dan diturunkan ke generasi seterusnya.

Oleh karena itu masyarakat Sukamandi yang bermayoritas sebagai petani dan
mengakibatkan kearifan lokalnya juga bermayoritas mengarah ke pertanian ada beberapa
kearifan lokal yang berkaitan dengan pertanian.

Merdang merupakan salah satu kearifan lokal dimana masyarakat karo di manapun itu
mengadakan acara ataupun penanaman padi serentak dalam satu desa tersebut untuk
menghindari beberapa hal-hal yang tidak diinginkan salah satunya yaitu hama yang dapat
berpencar ke segala penjuru jika ditanam padi yang serentak dan juga masyarakat memiliki
kepercayaan akan padi tersebut memiliki jiwa sehingga dihormati dan tidak dibuang ataupun
tidak disia-siakan.ada begitu banyak aturan-aturan tentang pengelolaan sumber daya alam di
dalam masyarakat mengenai hutan, sungai, lahan pertanian dan lain-lain

Ini dilakukan oleh masyarakat karena masyarakat memiliki pandangan pandangan yang
khusus dalam penilaian tentang segala hal sesuatu hal yang baik dan hal yang buruk yang
dianggap oleh masyarakat walaupun sudah bercampur dengan nilai-nilai modernisasi dan nilai

22
keagamaan tetapi nilai-nilai luhur yang diturunkan oleh masyarakat itu tetap saja tidak hilang
contohnya saja ketika salah satu ataupun penduduk karo yang memasuki hutan itu akan
mengucapkan beberapa kalimat dengan tujuan supaya terhindar dari marabahaya yang datang
dan dihindarkan ataupun dilindungi dari roh nenek moyang yang berada di tempat
tersebut.begitu banyak mengenai kearifan lokal tentang pengambilan sumber daya alam di Tanah
Karo khususnya di desa Sukamandi si peneliti tidak bisa menyebutkan semuanya melainkan
hanya mewakili beberapa saja.

8. APBD Desa Sukamandi Kecamatan merek Kabupaten Karo Sumatera Utara tahun
2019

Menurut informan APBDDesa Sukamandi Kecamatan merek Kabupaten Karo pada tahun
2019 pendapatannya sebanyak Rp 1.123. 39 1.000 . Namun pembelajaan Desa pada Desa
Sukamandi sebanyak Rp 1.157.644.350 dan memiliki surplus sebanyak Rp 141.887.000
artinya pembelanjaan ataupun APBD di desa Sukamandi memiliki surplus artinya lebih
besar pendapatan daripada pengeluaran ataupun pembelanjaan terhadap fasilitas desa.

9. Fasilitas di desa Sukamandi Kecamatan merek Kabupaten Karo Sumatera Utara

menurut informan bahwa fasilitas-fasilitas yang ada dan menurut observasi dari peneliti
fasilitas yang ada di desa Sukamandi yaitu sebagai berikut: Gereja Katolik, tempat
permandian umum, jalan, kantor kepala Desa, loss, wi-fi, Puskesmas, siskamling, alat
pertanian desa.dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas-fasilitas yang ada
di desa Sukamandi tergolong masih sederhana namun mencukupi dari segala bidang
karena Desa ini merupakan salah satu desa yang masih ada di dibilang Desa tradisional
namun adanya unsur-unsur modernisasi di dalamnya.

C. HASIL PENELITIAN YOVANA JULIETTA DI KECAMATAN MEDAN


PETISAH KABUPATEN MEDAN SUMATERA UTARA.

1. ASAL USUL KECAMATAN MEDAN PETISAH

Secara geografis Kecamatan Medan Petisah terletak di antara koordinat 2•27’ sampai
dengan 2•47’ Lintang Utara dan 98• 35’ sampai dengan 98• 44’ Bujur Timur dengan luas area
6,82 km2. Informan mengatakan bahwa asal usul Kecamatan Meda Petisah sesuai yang Ia dengar
pada dahulu bahwa istilah Petisah, jauh lebih dulu ada dibandingkan Kecamatan Medan Petisah
yang dibentuk pada 1991, hasil pemekaran dari Kecamatan Medan Baru. Satu-satunya

23
argumentasi soal asal-usul nama Petisah disebutkan, dulunya di kawasan Petisah atau kini Jalan
Jenderal Gatot Subroto, banyak terdapat depot atau pabrik es batu batangan (balok). Diketahui
pada masa penjajahan, Belanda memang membangun berbagai industri untuk memenuhi
kebutuhan mereka, es merupakan salah satunya yang diproduksi Petojo Ijs .

2. KOMPOSISI JUMLAH PENDUDUK

Kecamatan Medan Petisah memiliki jumlah penduduk sebanyak 61.749 jiwa dan terletak
di pusat Kota Medan serta berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan
Barat, dan Kecamatan Medan Baru. Kecamatan Medan Petisah termasuk kecamatan yang
menduduki tipologi I pada tahun 2005 dan 2010. Sedangkan Struktur penduduk Kecamatan
Petisah menurut jenis kelamin diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk perempuan di Kecamatan medan
petisah pada tahun 2012 adalah 34.563 jiwa, sedangkan jumlah penduduk laki-laki yaitu 32.333
jiwa. Sex ratio sebesar 94, yang artinya setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 94 jiwa
penduduk laki-laki. Jumlah penduduk di kecamatan petisah setiap tahunnya juga berbeda seperti

Jenis 2017 2018 2019


Kelamin

Laki-Laki 31 566 31 604 31 627

Perempuan 32 336 32 388 32 448

Jumlah 63 902 63 992 64 075

3. POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Sungai-sungai yang membentang di Kecamatan Medan Petisah seperti sungai deli dan babura
yang memiliki pengaruh yang cukup besar pada masyarakat medan petisah. Sungai-sungai ini
digunakan sebagai sumber air untuk masyarakat yang menduduki daerah sekitar sungai, untuk
mengatasi banjir serta tempat pembuangan air hujan.

4. KEGIATAN EKONOMI

24
Kecamatan Medan Petisah didukung oleh sektor perdagangannya yang berkembang
dengan pesat dan cukup maju. Di Kecamatan ini juga terdapat fasilitas perekonomian yang
lengkap. Terdapat 18 perhotelan, lebih dari 97 unit usaha penjualan mobil (showroom), pusat
kerajinan rotan, pusat industri rumah tangga berupa industri dan pemasaran Bika Ambon,
industri Konveksi pakaian jadi serta pusat-pusat perbelanjaan yang cukup ramai yaitu Pasar
Petisah, Sun Plaza, Plaza Medan Fair, Medan Plaza, Cambridge dan lain-lain. Dengan potensi
sektor kegiatan ekonomi dalam bidang perdagangan yang besar ini dan sesuai dengan teori pusat
pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Medan Petisah merupakan salah satu
kecamatan pusat pertumbuhan yang penting di Kota Medan.

5. KELOMPOK-KELOMPOK MASYARAKAT

Masyarakat Kecamatan Medan Petisah masih memegang norma sosial, kekerabatan,


hubungan antar tetangga yang baik, rasa kekeluargaan yang tinggi dan memegang norma
keagamaan contohnya pos ronda malam(siskamling), gotong royong. Adapun Organisasi yang
terdapat dalam kelompok masyarakat medan petisaj yaitu :

 STM (Serikat Tolong Menolong)

Organisasi yang memiliki peranan saling menolong saat salah satu masyarakat mengalami
kemalangan ataupun saat perikahan Contohnya STM DOS NIROHA

 Pengajian

Suatu perkumpulan kegiatan keagamaan yang dilakukan seminggu sekali, biasanya terdiri
dari sekelompok ibu-ibu

 MEKAR

Sekumpulan ibu-ibu yang memiliki kegiatan dalam hal jula-jula yang tiap minggu nya
mengumpulan uang sesuai ketentuan yang berlaku

 Remaja Mesjid maupun Remaja Gereja (NAPOSOBULUNG)

25
6. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KECAMATAN MEDAN PETISAH

Menurut informan bahwa masalah sarana dan prasarana sampah menjadi kendala dalam
mengatasi persoalan sampah khususnya di Medan Petisah. Saat ini, pengangkutan sampah masih
di Kecamatan Medan Petisah hanya memiliki 12 truk pengangkut sampah, 18 becak sampah dan
petugas Melati-Bestari berjumlah 165 orang. Jadi, saran informan untuk mengatasi permasalahan
sampah di Kota Medan, semua elemen memang harus terlibat dalam hal ini. Masalah sampah
tidak hanya tugas pemerintah atau dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Tapi
tanggung jawab bersama. Permasalahan pun terjadi di tengah masyarakat kecamatan Medan
Petisah khususnya pada pandemi saat ini yaitu BANSOS. Menurut informan masyarakat
kecamatan Medan Petisah ada yang sampai saat ini belum mendapatkan bansos dan ada juga
yang kemarin dapat tapi untuk kedua kalinya tidak dapat. Hal ini yang menjadi masalah besar
bagi masyarakat. Karena menurut informan banyak masyarakat yang mengeluh karena
banyaknya masyarakat yang mengalami penurunkan perekonomian akibat covid 19 saat ini
sehingga bantuan sosial sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kecamatan Medan Petisah.

7. KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Menurut informan, kearifan lokal di Kecamatan Medan Petisah saat ini tidak ada. Karena
semua masyarakat Medan Petisah sudah modern dan mengarah pada gaya hidup kekotaan.

8.APBD KECAMATAN MEDAN PETISAH KABUPATEN MEDAN PROVINSI


SUMATERA UTARA

Menurut informan, APBD Menurut Urusan Pemerintah Daerah, Organisasi,


Pendapatan,Belanja dan Pembiayaan di Kecamatan Medan Petisah pada anggaran tahun 2019
sebesar Rp. 18.081.281.896,00. Dimana informan menjelaskan anggaran belanja langsung
sebesar Rp. 8.793.195.896,00 sedangkan anggaran belanja tidak langsung sebesar Rp.
9.288.086.000,00

9.FASILITAS DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KABUPATEN MEDAN PROVINSI


SUMATERA UTARA

Menurut Badan Pusat Statistik, Fasilitas yang tersedia di Kecamatan Medan Petisah berupa
Rumah Sakit dengan total Rumah Sakit 13 seperti Rs Royal Prima,Rs Advent. Informan juga

26
mengatakan bahwa fasilitas yang tersedia di Kecamatan Medan Petisah bukan hanya Rumah
Sakit tetapi juga Puskesmas, Rumah Bersalin, Posyandu, Pengangkut Sampah, Tempat Sampah,
dan masih banyak lagi. Informan mengatakan fasilitas dapat digunakan oleh semua masyarakat
Kecamatan Medan Petisah tanpa kecuali sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menjaga
fasilitas tersebut agar tidak rusak.

D.HASIL WAWANCARA IBO PRENLY TURNIP DI DESA CINTA DAME,


KECAMATAN SIMANINDO, KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA
UTARA

1. ASAL USUL DESA CINTA DAME

Desa Cinta Dame secara administratif berada di wilayah kecamatan Simanindo, Kabupaten
Samosir, provinsi Sumatera Utara. Desa Cinta Dame terdiri dari 3 dusun,batas antar dusun
didasarkan pada jumlah penduduk pada setiapdusun serta atas wilayah desa sebelumnya.

Menurut informan dan cerita masyarakat yang sudah tinggal lebih dari 60 tahunan di wilayah
desa Cinta Dame, menerangkan bahwasanya nama desa Cinta Dame merupakan nama yang baru
diberikan secara hukum. Desa Cinta Dame merupakan gabungan dari 3 desa/ Huta yaitu desa
Situnjang, desa Sinuan dan desa Rautbosi, dan merupakan bagian dari kenagarian Simanindo
pada zaman orde lama. Nama desa Cinta Dame merupakan nama secara sah atas peraturan
pemerintah pada masa orde baru, dari penggabungan dari 3 desa sebelumnya.

2. KOMPOSISI JUMLAH PENDUDUK

Secara umum komposisi masyarakat desa Cinta Dame secara kesukuan merupakan
masyarakat yang didominasi atau mayoritas penduduk yaitu suku Batak Toba, dikarenakan
secara wilayah masih tergolong pada wilayah tanah adat Batak Toba. Suku yang juga mendiami
desa Cinta Dame yaitu suku Batak Karo, Suku Jawa,dan Nias. Walaupun jumlah suku Nias
tergolong sangat sedikit.

Keberagaman suku yang mendiami wilayah desa Cinta Dame, disebabkan adanya
perkawinan campur antar suku.

27
Bahasa yang dominan digunakan sehari-hari dalam masyarakat di desa Cinta Dame yaitu
bahasa Batak Toba, hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk merupakan suku Batak Toba.
Penggunaan bahasa Indonesia digunakan pada acara-acara formal, sekolah, kantor dan juga pada
masyarakat yang berbeda suku.Namun, penggunaan bahasa Batak Toba juga bukan hanya
digunakan masyarakat asli desa itu sendiri, tetapi juga suku lain. Hal ini disebabkan karena
adanya interaksi antar suku di masyarakat di desa Cinta Dame.

A. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan pada tahun 2019 adalah sebanyak 20.529 jiwa,

sedangkan Desa Cinta Dame memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.473 jiwa

yang terdiri dari 736 jiwa laki-laki dan 737 jiwa perempuan.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Desa Cinta Dame Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2019

Laki-laki

Perempuan

843

881

48,89

51,11

Total 1724

Sumber: Profil Desa Cinta Dame, 2020

28
Mayoritas penduduk masyarakat desa Cinta Dame beragama Katholik dan Kristen Protestan (
HKBP dan GKPI) dan juga agama minoritas yaitu agama Islam.

3. POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Potensi sumber daya alam di Wilayah desa Cinta Dame, kecamatan Simanindo, Kabupaten
Samosir, yaitu pada sektor pertanian dan sektor pariwisata. Pada Sektor pertanian, desa Cinta
Dame di dominasi oleh komoditas Jagung. Walaupun tanah di Desa Cinta Dame tergolong
kurang subur, hal ini disebabkan oleh tingkat curah hujan yang rendah serta angin barat yang
bersifat kering.

Potensi pertanian jagung di desa cinta Dame sangat menjanjikan, hal ini dipengaruhi oleh
faktor ketinggian yang mendukung untuk pertanian jagung, biaya perawatan tergolong
murah,dan jagung juga lebih kebal dari serangan hama, serta harga juga tergolong stabil.

Potensi sumber daya alam akan sektor pariwisata masih gencarnya di dukung pemerintah
daerah dan pusat. Di desa Cinta Dame sebagian masyarakat telah bekerja di sektor pariwisata
dan juga merupakan pekerjaan sampingan disela-sela kegiatan pertanian. Objek-objek wisata di
desa Cinta Dame telah masuk dalam tahapan pembangunan, dimana diwilayah desa telah ada 2
objek wisata unggulan daerah kabupaten Samosir, yaitu Batu Hoda Beach dan Sigurgur Beach.
Kedua objek wisata ini yang menjadi bukti potensi sumber daya alam yang mendukung sektor
pariwisata di Desa Cinta Dame.

4. KEGIATAN EKONOMI

Kegiatan ekonomi masyarakat desa Cinta Dame dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-
hari, masyarakat melakukan kegiatan ekonomi pada sektor pertanian dan sebagian kecil pada
sektor pariwisata dan menjadi pedagang. Masyarakat desa Cinta Dame sangat tergantung pada
sektor pertanian, karena masyarakat desa masih didominasi petani.

Mata pencaharian penduduk desa masih di dominasi pada petani jagung dan nelayan,
walaupun sebagian kecil mata pencaharian penduduk di sektor pariwisata dan pedagang, namun
sektor pariwisata masih sebagai mata pencaharian sampingan.

5. KELOMPOK-KELOMPOK MASYARAKAT

29
Di desa Cinta Dame masyarakat masih memegang erat adat dan budaya lokal, walaupun telah
mulai dipengaruhi budaya luar karena adanya mobilitas sosial dari luar daerah dan wisatawan
lokal dan mancanegara. Kelompok masyarakat di bentuk karena adanya tujuan, nasib, bahkan
untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Di desa Cinta Dame ada beberapa kelompok-kelompok di
dalam masyarakat, yaitu

 Punguan Marga/ kelompok Marga

Di desa Cinta Dame, punguan Marga sangat banyak dijumpai pada setiap marga-marga di
wilayah desa Cinta Dame. Kelompok marga ini juga dipengaruhi oleh adanya kesamaan marga
pada masyarakat. Kelompok marga ini juga bertujuan untuk membantu setiap anggota kelompok
marga. Contoh nya dalam membantu biaya sekolah, ataupun dalam pembiayaan pengobatan
anggota kelompok yang sedang sakit.

 Kelompok masyarakat dalam gereja ( Punguan Ina/punguan Ama dan Punguan OMK)

Kelompok masyarakat ini di pengaruhi oleh adanya kesamaan kepercayaan dan agama di
desa Cinta Dame. Punguan Ina atau kelompok Ibu-Ibu dalam gereja, Punguan Ama atau
kelompok Bapak-bapak dan Punguan OMK (Orang Muda Katolik), ketiga kelompok masyarakat
ini bertujuan untuk menjaga hubungan antar masyarakat di dalam kesamaan Agama. Kelompok
masyarakat ini juga bukan hanya sebagai penjaga hubungan antar masyarakat, juga sebagai
sarana untuk berprestasi, menggalang dana, dan juga untuk kegiatan gotong royong.

6. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Permasalahan yang sering dihadapi desa Cinta Dame, kecamatan Simanindo, Kabupaten
Samosir yaitu pada sektor pertanian. Pada sektor pertanian ini masyarakat sering kali tidak
mendapatkan suplai pupuk untuk keberlangsungan kegiatan pertanian desa. Masyarakat juga
sering kali tidak mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah, walaupun suplai pupuk subsidi
dijalankan pemerintah. Masalah harga pupuk subsidi juga sering kali menjadi masalah, hal ini
disebabkan karena kurangnya pengawasan terhadap pembagian pupuk tersebut dan survei
lapangan yang minim.

Masalah kedua yang sering dihadapi desa yaitu kemarau yang berkepanjangan di desa Cinta
Dame.Pertanian sering kali terkendala karena curah hujan yang tergolong rendah dan juga

30
sistem pengairan pertanian desa tidak ada. Walaupun sumber daya air melimpah dari danau
Toba.

7. KEARIFAN LOKAL DESA DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN

Kearifan lokal merupakan salah satu identitas dari etnis tertentu. Etnis yang ada di desa
Cinta Dameini biasanya berhubungan dengan nilai-nilai ataupun tradisi- tradisi yang diturunkan
oleh leluhur dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Masyarakat desa Cinta Dame yang mayoritas sebagai petani dan mengakibatkan kearifan
lokalnya juga dominan mengarah ke pertanian, ada beberapa kearifan lokal yang berkaitan
dengan pertanian, Yaitu:

a. Marsiadapari

Marsiadaparimerupakan kearifan lokal Masyarakat Batak Toba di desa Cinta Dame.


Marsiadapari merupakan Kearifan Lokal Masyarakat yang mengandung nilai-nilai gotong
royong dan tradisi saling membantu dalam melakukan kegiatan pertanian tanpa pemberian upah,
hanya diberikan makan. Marsiadapari juga dilakukan secara bergantian dari lahan masyarakat
yang satu ke lahan masyarakat yang lain secara bergiliran. Di desa Cinta Dame, marsiadapari
masih dilakukan, walaupun telah mulai digantikan oleh sistem upah, namun kearifan lokal
setempat ini sangat mengandung nilai-nilai kekerabatan yang sangat kuat. Marsiadapari yang
dilakukan di desa Cinta Dame, masyarakat sering kali melakukan pada kegiatan penanaman
jagung, mencangkul lahan, membersihkan lahan dan memanen padi/ jagung.

b. Marsattabi

Kearifanlokal inidilakukan oleh masyarakat karena masyarakat memiliki pandanga-


pandangan yang khusus dalam penilaian tentang segala hal, baik sesuatu hal yang baik dan hal
yang buruk yang dianggap oleh masyarakat. walaupun sudah bercampur dengan nilai-nilai
modernisasi dan nilai keagamaan tetapi nilai-nilai luhur yang diturunkan oleh masyarakat itu
tetap saja tidak hilang. contohnya saja ketika salah satu ataupun penduduk Batak Toba yang
memasuki hutan itu akan mengucapkan Sattabi (ucapan untuk meminta izin) kepada penghuni
alam hutan tersebut, karena masyarakat percaya akan adanya roh atau energi dari hutan tersebut.

31
Begitu banyak mengenai kearifan lokal pada masyarakat di desa Cinta Dame. Peneliti tidak
dapat menjelaskan semuanya dikarenakan keterbatasan pengetahuan dalam mencari sumber lain
dan hanya mewakili beberapa saja.

8. Anggaran Dana Desa (ADD) DesaCinta Dame, KecamatanSimanindo, KabupatenSamosir

Menurut informan ADD desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir
dipergunakan secara umum dalam pembangunan jalan-jalan desa atau jalan antar
Kampung (Huta). Anggaran dana desa juga digunakan sebagai dana pemberdayaan serta
biaya operasional desa, contohnya gaji karyawan desa, serta biaya operasional dalam
kegiatan kantor desa. Penggunaan dana desa Pada tahun 2020, kebanyakan digunakan
dalam pembangunan jalan antar kampung serta dana untuk penanganan pandemic Covid-
19.

FasilitasUmum Desa Cinta Dame,Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir

Fasilitas-fasilitas Desa Cinta Dame menurut penjelasan informan serta observasi peneliti,
bahwasanya fasilitas-fasilitas umum desa meliputi sekolah, puskesmas, kantor kepala desa dan
gereja. Secara rinci jumlah unit setiap fasilitas dapat dilihat di tabel berikut:

1. Pendidikan

No JenisPrasarana Jumlah Kondisi Lokasi


Unit

1 Gedung TK dan Paud 2 Kurang Dusun 1 dan dusun


baik 3, desa cinta
dame

2 Gedung SD 2 Baik Dusun 1 dan dusun


3, cinta dame

3 Gedung SMP 1 Baik Dusun 1, desacinta


dame

4 Perpustakaan 1 Kurang Kantor desacinta


baik dame

2. Kesehatan

No JenisPrasarana Jumlah Kondisi Lokasi

32
Unit

1 Gedung 2 Baik Dusun 1 dan dusun


puskesmaspembantu 3, desacinta
dame

3. Pemerintahan

No JenisPrasarana Jumlah Kondisi Lokasi


Unit

1 Gedung kantorDesa 1 Baik Dusun 2, desacinta


dame

4. Peribadatan/ keagamaan

No JenisPrasarana Jumlah Kondisi Lokasi


unit

1 Gerejakhatolik 1 Baik Dusun 2, desacinta


dame

2 GerejaHuria Batak Protestan 1 Baik Dusun 2, desacinta


(HKBP) dame

3 Gereja Kristen Protestan 1 Baik Dusun 3, desacinta


Indonesia (GKPI) dame

33
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa adanya beberapa
perbedaan karakteristik di setiap daerah khususnya di desa yang diteliti si peneliti masalah-
masalah sosial yang sering tumbuh atau pun timbul di dalam masyarakat tergantung dari
beberapa faktor yang menyebabkannya contohnya saja faktor alam pada Desa Bagan batu
masalah yang muncul adalah sistem pengairan yang kurang baik sedangkan di desa Sukamandi
masalah yang muncul adalah harga tanaman yang tidak stabil sehingga menyebabkan masalah
ekonomi yang ada di masyarakat.sedangkan untuk masalah di desa cinta damai Samosir adalah
sistem pertanian yang kurang baik Karena munculnya musim kemarau yang berkepanjangan dan
juga tekstur tanah yang kurang baik dikarenakan lahan pertanian berada di lahan miring.dan
untuk Kecamatan Medan Petisah Medan masalah yang sering dihadapi yaitumengenai sarana dan
prasarana dan juga masalah sampah yang tidak ada henti-hentinya.

Setiap daerah memiliki perbedaan perbedaan cara dalam melakukan sistem mata
pencahariannya walaupun tetap dalam kategori sama yang dapat dipengaruhi oleh etnik
kebudayaan yang dipegang oleh suatu wilayah ataupun desa tersebut karena pada biasanya akan
dipengaruhi oleh aturan-aturan kebudayaan yang ada sehingga di setiap daerah meskipun
pekerjaan ataupun sistem mata pencariannya sama pasti akan berbeda dalam pelaksanaannya dan
semakin beragam dalam masyarakat kebudayaannya maka semakin beragam pula pelaksanaan
sistem mata pencaharian nya.

Masalah-masalah yang ada di masyarakat khususnya di desa tentunya akan saja selalu
datang karena masyarakat yang tanpa masalah-masalah akan mengalami yang namanya
kemunduran kebudayaan begitu juga dengan kelompok-kelompok, agamanya, ras, dan suku serta
keadaan alam menjadi salah satu kata Resti dalam perdesaan yang dapat menjadi daya tarik
utama bagi desa tersebut untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalamnya.

34
B. SARAN  

peneliti menyarankan bahwa agar pemerintah ambil bagian di dalamnya guna untuk
mengatasi masalah-masalah yang dialama desa-desa tersebut jika permasalahan tersebut sudah di
luar kendali atau pun diluar batas cakupan desa tersebut dan juga peneliti menyarankan agar
masyarakat lebih mengetahui potensi-potensi yang ada di desa tersebut sehingga mereka dapat
mengembangkan Desa mereka.

35
DAFTAR PUSTAKA

Prof..Dr.Koentjaraningrat. (1967). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta, DKI.Jakarta,


Indonesia: P.T Dian Rakyat

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.statistikian.com/2017/02/metode-penelitian-
metodologi-
penelitian.html&ved=2ahUKEwiQ2YPdm_XvAhWCbysKHVuVBTkQFjAIegQIIBAC&usg=A
OvVaw2NXh315GNneFMt5Ln5m54H&ampcf=1

36
LAMPIRAN
1. WAWANCARA DI DESA BAGAN SINEMBAH KEC. BAGAN SNEMBAH RAYA
KAB. ROKAN HILIR PROV. RIAU

2. WAWANCARADI DESA SUKAMANDI KECAMATAN MEREK KABUPATEN


KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

3. WAWANCARA DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KABUPATEN MEDAN


SUMATERA UTARA

4. WAWANCARA DI DESA CINTA DAME, KECAMATAN SIMANINDO,


KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA

37
38

Anda mungkin juga menyukai