JUDUL AKTUALISASI
PEMBUATAN BUKU PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU)
DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR.
DISUSUN OLEH :
NAMA : ETHANA RAHMAINI PUTRI WILIS
NIP : 199407232019032009
1
DAFTAR TABEL
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan (DJPI) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan infrastruktur bidang pekerjaan
umum dan perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan terdiri atas
Sekretariat Direktorat Jenderal,
Direktorat Perumusan Kebijakan dan Evaluasi,
Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Sumber Daya Air,
Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan,
Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan,
Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Permukiman.
3
kegiatan pengenalan pasar dalam rangka mendorong partisipasi Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015,
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional telah menerbitkan Peraturan Menteri PPN/Kepala
Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Peraturan
Menteri ini merupakan panduan umum (guideline) bagi pelaksanaan KPBU.
Dalam peraturan menteri ini telah disediakan tata cara proses perencanaan,
penyiapan dan transaksi proyek kerjasama Sebagai pendukung kegiatan
pengenalan pasar tersebut, diperlukan petunjuk untuk memudahkan investor
dalam mengimplementasikan petunjuk pelaksanaan Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU). Petunjuk dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan masing-masing unit organisasi dapat berupa media elektronik atau
media cetak. Dit PPISDA saat ini sedang membutuhkan media elektronik dan
media cetak sebagai pendukung kegiatan pengenalan pasar tentang KPBU.
Media elektronik dipilih karena terdapat media elektronik / TV yang tidak
digunakan. Pengenalan KPBU dengan media TV dapat mengoptimalkan fungsi
media elektronik dengan lebih baik. Media cetak dipilih karena di Dit PPISDA
belum ada buku yang berisi tentang tata cara pelaksanaan KPBU. Dalam
waktu dekat, Dit PPISDA akan menyelenggarakan acara Investor Gathering
yang akan diselenggarakan pada tanggal 19 september 2019. Acara tersebut
akan mengundang para investor. Rencananya, Buku Pedoman Tata Cara
KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur akan dibagikan kepada seluruh investor
yang hadir. Buku Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah
Dengan Badan Usaha (KPBU) dipublikasikan dengan maksud memberikan
informasi untuk mendorong partisipasi Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur.
1.2 Tujuan
Tujuan kegiatan aktualisasi ini adalah untuk memberikan pedoman bagi
investor mengenai tata cara pelaksanaan KPBU dalam rangka mendorong
partisipasi Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
4
1.3 Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pada rancangan aktualisasi ini adalah :
1. Memberikan kontribusi yang bagus bagi Direktorat Pelaksanaan
Pembiayaan Infrastruktur Sumber Daya Air (Dit PPI SDA) guna
meningkatkan partisipasi Badan Usaha dalam Penyediaan Infratsruktur.
2. Memberikan informasi bagi investor tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
6
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
7
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok,
akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan
yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki
akuntabilitas personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk
memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?” Pribadi yang akuntabel
adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan
masalah.
2. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggungjawab untuk
memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta
menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur
negara bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya.
Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas
individu seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk
mengatakan “Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini
adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih
baik”.
3. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok.
Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian
kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang
penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang
telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
8
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders
lainnya.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan
kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah
tanggung jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan
dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
2. Nasionalisme
9
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa; menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
11
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
4. Komitmen Mutu
12
sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik.
13
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral.
Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang
dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau
sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan
melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun
2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian
Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan
curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan (7) gratifikasi.
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
14
h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
15
i. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi
yang berbeda.
ii. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi
pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah,
dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara:
1998). Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa:
Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal
tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk,
baik berupa barang dan jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, 2004).
Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau
melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan
kepada penerima pelayanan. Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting
dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi
penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan,
dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh
penerima layanan (pelanggan).
16
3. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
a. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan birokrasi
dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk menjamin
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN,
17
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karir tertinggi.
c. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai
ASN sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan
otonomi daerah, sering terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi
dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di
daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan
bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakanyang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan public.
b. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
18
golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan
dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan.
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut
atau layak diterima. Agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik , dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak.
Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
ASN sebagai berikut;
PNS berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
PPPK berhak memperoleh:
a. gaji dan tunjangan;
b. cuti;
c. perlindungan; dan
d. pengembangan kompetensi.
d. Kode etik dank ode perilaku ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar pegawai ASN.
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
19
b. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yangberwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
d. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
e. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab,efektif, dan efisien
f. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
g. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yangmemerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
h. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
i. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
j. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
20
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Keterangan :
21
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth
22
Matriks Rancangan Aktualisasi
Menyusun buku
pedoman tata cara
pelaksanaan KPBU b. Menulis materi
3 buku sudah
terkumpul
c. Menentukan
design cover buku
27
d. Mencetak draft
buku pedoman
tata cara
pelaksanaan KPBU
a. Mendiskusikan
draft buku dengan
atasan
b Mencatat hasil
Finalisasi buku diskusi dengan
4 atasan
pedoman tata cara
pelaksanaan KPBU
c. Melakukan revisi
serta pengeditan
buku sesuai
arahan dari atasan
d. Melakukan
penjilidan buku
e. Menyampaikan
kepada atasan
buku akan
dipublikasikan.
28
Menuliskan laporan
Penulisan Laporan kegiatan aktualisasi
5 yang telah dilakukan
Akhir
Keterangan:
Rancangan Aktualisasi
Pelaksanaan Aktualisasi
29
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
30
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
31
4.3 Kegiatan Aktualisasi yang telah dilaksanakan
4.3.1 Konsultasi Kegiatan Aktualisasi
Sosialisasi Kegiatan Aktualisasi dilakukan sebagai langkah awal
pelaksanaa tugas aktualisasi yaitu Pembuatan Buku Pedoman Tata
Cara Pelaksanaaan KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur.
Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan
atasan dan pengenalan gagasan/ide kepada rekan kerja.. Kegiatan
ini dilaksakan mulai tanggal 25 Juli – 29 Juli 2019.
Dokumentasi Kegiatan:
32
Hasil yang diperoleh dari kegiatan berkoordinasi dengan atasan
dan pengenalan gagasan/ide kepada rekan kerja adalah
mendapatkan izin untuk pelaksanaan kelancaran kegiatan
aktualisasi dari atasan, serta kesepakatan gagasan/ide secara tidak
tertulis dengan rekan kerja. Rekan kerja dapat memberikan
masukan dan saran yang mendukung terkait gagasan/ide
pembuatan buku pedoman tata cara pelaksanaan KPBU dalam
penyediaan infrastruktur.
Dokumentasi Kegiatan:
33
2019. Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
sebagai berikut:
1. Membuat Kerangka penulisan buku pedoman tata cara
pelaksanaan KPBU
2. Menulis materi buku pedoman tata cara pelaksanaan KPBU
yang sudah terkumpul
3. Menentukan design cover buku yang menarik
4. Mencetak draft buku pedoman tata cara pelaksanaan KPBU
Dokumentasi Kegiatan:
34
4. Melakukan revisi serta pengeditan buku sesuai arahan dari
atasan
5. Melakukan penjilidan buku pedoman tata cara pelaksanaan
KPBU
6. Memperlihatkan buku pedoman tata cara pelaksanaan KPBU
yang sudah final ke atasan
Dokumentasi Kegiatan:
35
4.3.5 Penulisan Laporan Akhir
Kegiatan penulisan laporan akhir merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan dalam
proses penyusunan Buku Pedoman Tata Cara Pelaksanaan KPBU
dalam Pembiayaan Infrastruktur. Kegiatan ini dilaksanakan mulai
tanggal 28 Agustus – 4 September 2019. Tahapan kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini adalah Menuliskan laporan kegiatan
aktualisasi yang telah dilakukan.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kegiatan pembuatan Buku Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam Penyediaan Infrastruktur
dibutuhkan sebagai media pengenalan pasar untuk memberikan pedoman
kepada investor mengenai tata cara pelaksanaan KPBU dalam rangka
mendorong partisipasi badan usaha dalam penyediaan infrastrutur. Apabila
sampai saat ini buku tersebut belum terealisasi, dikhawatirkan masih ada
yang belum mengerti tentang tata cara pelaksanaan KPBU dengan baik dan
benar. Dalam waktu dekat buku tersebut akan dipublikasikan untuk yang
pertama kali di acara yang akan diselenggarakan oleh Direktorat
Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Sumber Daya Air yaitu “ Investor
Gathering KPBU” pada hari Kamis, 19 September 2019. Buku tersebut akan
dibagikan kepada seluruh tamu yang hadir yaitu para investor. Buku
Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) kedepannya akan dipublikasikan pada saat ada acara yang
berhubungan dengan KPBU.
5.2 SARAN
Adapun saran yang penulis berikan diantaranya:
- Dengan adanya buku ini diharapkan dapat mendorong partisipasi badan
usaha untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam penyediaan
infrastruktur
- Buku Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha (KPBU) dalam Penyediaan Infrastruktur dapat
memberikan pedoman bagi investor untuk mengatur tata cara
pelaksanaan KPBU.
- Diharapkan Buku Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam Penyediaan
Infrastruktur dapat terus berkembang luas tidak hanya di lingkungan unit
organisasi saja dan dapat menarik semakin banyak partisipasi badan
usaha dalam penyediaan infrastruktur.
37
PEMBUATAN BUKU PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU)
DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR.
Oleh :
ETHANA RAHMAINI PUTRI WILIS
199407232019032009
KPBU
Kerjasama antara Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur untuk
kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh Menteri PUPR, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan
Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak .
OUTLINE
01 Latar Belakang
02 Penetapan Isu
03 Pelaksanaan Aktualisasi
04 Kesimpulan dan Saran
Latar Belakang
- Kerja sama pemerintah dan
badan usaha (KPBU) menjadi salah
satu alternatif solusi dalam
penyediaan infrastruktur
Ruang Lingkup
01 02 03 Direktorat Pelaksanaan
Pembiayaan Infrastruktur
Sumber Daya Air (Dit PPI
SDA)
Rancangan
Aktualisasi
Tahapan Kegiatan Aktualisasi
pelaksanaan KPBU
Tahapan Kegiatan: Langsung:
a. Mendiskusikan draft buku yang telah a.Penerapan Nilai Akuntabilitas dalam
dibuat dengan atasan hubungan antara individu dan lingkungan
kerja
b.Mencatat hasil diskusi dengan atasan
b.Penerapan nilai etika publik dalam
c.Melakukan revisi serta pengeditan buku menghargai komunikasi,konsultasi dan
sesuai arahan dari atasan kerjasama di lingkungan kerja
d.Melakukan penjilidan buku pedoman c.Penerapan nilai Komitmen Mutu dalam
tata cara pelaksanaan KPBU mendiskusikan buku yang telah dibuat ke
e.Menyampaikan kepada atasan buku atasan
akan dipublikasikan. Tidak Langsung:
a.Nasionalisme
b.Anti Korupsi
Dokumentasi Kegiatan:
Saran:
- Diharapkan Buku Pedoman Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam
Penyediaan Infrastruktur dapat terus berkembang luas tidak hanya
di lingkungan unit organisasi saja