Anda di halaman 1dari 4

Soal :

Paparan Kasus H5N1


• Penyusunan data surveilans H5N1 dimulai sejak Juni 2005 di Depkes untuk
mendokumentasikan kasus H5N1 di Indonesia.
• Sampai dengan Juni 2009, 124 kasus telah dilaporkan, tetapi data tersebut belum pernah
dianalisa secara utuh.
Mahasiswa FETP diminta untuk menganalisa dataset dan membuat rekomendasi.
• Salah satu fakta yang ditemukan dari analisa tersebut bahwa banyak kasus (17%, n=21) yang
berhubungan dengan kunjungan ke pasar tradisional sebelum sakit. Kasus terbanyak terdapat
di wilayah Jabodetabek (Jawa Barat).
• Kasus H5N1 yang berhubungan dengan kunjungan ke pasar tradisional :

35 YES
30 NO
H5N1 Cases

25
20
15
10
5
Pasar Tradisional
0 dan H5N1 :
• Mahasiswa menjadi khawatir. Mereka melakukan studi pustaka untuk memahami apakah
pasar tradisional (yang didalamnya terdapat penjualan ayam hidup) merupakan faktor risiko
untuk penularan H5N1 pada manusia.
• Mahasiswa tersebut menjelaskan dua contoh :
1. Klaster di daerah Garut, IndonesiaHalf Year

Pasar Tradisional dan H5N1 :


• Mahasiswa menjadi khawatir. Mereka melakukan studi pustaka untuk memahami apakah
pasar tradisional (yang didalamnya terdapat penjualan ayam hidup) merupakan faktor risiko
untuk penularan H5N1 pada manusia.
• Mahasiswa tersebut menjelaskan dua contoh :
1.Klaster di daerah Garut, Indonesia
2.Kasus di perkotaan di Cina.
• Kasus di Garut :

“Pada suatu waktu, ayam hidup dibeli dari pasar


tradisional untuk persiapan perayaan acara
keagamaan dan dikandangkan bersamaan dengan
ayam setempat yang sudah ada. Tidak lama setelah
itu, terjadi kematian ayam mendadak dalam jumlah
besar dan berlangsung terus hingga bulan juli dan
agustus, meyebar dari satu dusun ke dusun lainnya.
Pada saat ini, kejadian tersebut dipikirkan sebagai
sumber infeksi kasus konfirm dan suspek.”
• Kasus Cina :

“Kami menyelidiki sumber infeksi potensial


pada 6 kasus konfirm H5N1 pada manusia
yang tinggal di daerah perkotaan Republik
Cina. Tidak terdapat paparan terhadap
unggas sakit maupun unggas mati, tetapi
mereka mengunjungi pasar tradisional
sebelum sakit.”
Supervisor lapangan menyarankan mahasiswa untuk melaksanakan suatu
penelitian mengenai masalah tersebut.

Pertanyaan :
1. Menurut pendapat anda, apakah rumusan permasalahan pada tahap ini ?

Apakah hewan ternak yang berasal dari pasar tradisional merupakan faktor risiko orang
terinfeksi H5N1? Lalu seberapa besar faktor risiko yang ditimbulkan?

2. Studi epidemiologi observasional apa yang cocok untuk penelitian ini dan
jelaskan ?

Studi observasional epidemiologi yang digunakan adalah case control. Desain ini digunakan
pada kasus H5N1 dengan pertimbangan kasus tersebut merupakan kasus yang jarang terjadi,
selain itu, kita juga dapat mengetahui faktor risiko (odd ratio) dari kejadian ini dengan
metode retrospektif secara cepat (adanya paparan periode tertentu di masa lampau hingga
terinfeksi H5N1), kemudian sampel kasus dalam desain ini terbatas dan bisa mengeksplorasi
banyak faktor paparan dimasa lampau pada satu outcome.

Adapun yang dilakukan oleh Peneliti terlebih dulu yaitu menentukan kriteria kelompok kasus
dan kontrol. Kelompok kasus yang merupakan orang yang memiliki kontak dari ayam
ternak yang dibeli di pasar tradisional dan Kelompok kontrol adalah orang memiliki kontak
dengan ternak yang tidak dibeli dari pasar tradisional. Alasan menggunakan desain ini untuk
mengetahui berapa besar risiko terinfeksi H5N1 yang didapatkan dari pasar tradisional
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai