Anda di halaman 1dari 112

PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) DALAM

MENCEGAH KENAKALAN REMAJA DI KABUPATEN


BENGKULU SELATAN

Diajukan Sebagai Satu Syarat Penyelesaian Akhir Program Sarjana Stara


(S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Pada Jurusa Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam (S1 PAI) Skolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Quraniyah

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Eri Oktadio
NIM : 13.01.1354

Dosen pembimbing

1. Feky Fuji Astuti, M.Pd.I


2. Pasmah Chandra, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (S1 PAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIIYAH
MANNA BENGKULU SELATAN
2016
NOTA PEMBIMBING Manna, November 2016

Hal : Perbaikan Skripsi


a.n Eri Oktadio
Lamp : 5 (lima) eksemplar
Kepada :Yang terhormat Ketua Jurusan
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Quraniyah
Di
Manna
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami baca teliti, dan telah diadakan perbaikan/penyempurnaan
sesuai petunjuk dan pengarahan kami, maka kami berpendapat bahwa
skripsi saudara:
Nama : Eri Oktadio
NIM : 13.01.1345
NIMKO : 0706.1301.061
Program Studi : S1 Pendidikan Agama Islam
Judul : Peranan Majlis Ulama Dalam Mencegah
Kenakalan Remaja Di Kabupaten Bengkulu
Selatan
Telah diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan keputusan sidang
munaqasyah yang telah dilaksanakan.
Demikianlah atas perhatiannya disampaikan, terimahkasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II

Feky Fuji Astuti, M. Pd.I Pasmah Chandra M.Pd.I


NIDN. NIDN.
Ketua Jurusan

Rizki Ramadhani, M.Pd.I


NIDN. 2111049002
NOTA PENGUJI Manna, November 2016

Hal : Perbaikan Skripsi

Kepada :Yang terhormat Ketua Jurusan

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Quraniyah

Di

Manna

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah kami baca teliti, dan telah diadakan perbaikan/penyempurnaan


sesuai petunjuk dan pengarahan kami, maka kami berpendapat bahwa
skripsi saudara:

Nama : Eri Oktadio


NIM : 13.01.1345
NIMKO : 0724.1325.061
Program Studi : S1 Pendidikan Agama Islam
Judul : Peranan Majlis Ulama Dalam Mencegah
Kenakalan Remaja Di Kabupaten B/S
Telah diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan keputusan sidang
munaqasyah yang telah dilaksanakan.

Demikianlah atas perhatiannya disampaikan, kami harap agar dapat


disahkan sebagaimana mestinya, terimahkasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penguji I Penguji II

Rusydi, M. Pd Kermi Diasti, M. Pd.I


NIDN. NIDN. 2125118302
YAYASAN AFFAN AL-QURANIYAH
21 JULI 2011 NO. 60
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH MANNA
JL. Affan Bachin No.13 Manna Bengkulu Selatan 38518 telp. (0739) 21689
PENGESAHAN
Sekripsi atas nama saudara :
Nama : Eri Oktadio
Nimko : 13.01.1354
Prodi : PAI
Telah dipertahankan didalam sidang munaqasyah Jurusan Tarbiyah Program Studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Manna pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 03 November 2016
Dan sidang telah menerima sebagai pelengkap guna memperoleh gelar sarjana stara
(s1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan .
Maka dengan demikian, hasil sidang munaqasah ini kami syahkan.

Manna, November 2016


Ketua

Ahmad Soepriadi, M.Pd


NIDN.

Ketua sidang :Juliansyah, M.Pd.I ( )


Sekretaris :Feky Fuji Astuti, M. Pd.I ( )
Penguji I :Rusydi, M.Pd ( )
Penguji II :Kermi Diasti M.Pd.I ( )
Pembimbing I :Feky Fuji Astuti, M. Pd.I ( )
Pembimbing II :Pasmah Chandra M.Pd.I ( )
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Eri OKtadio

Nimko : 13.01.1354

Program studi :Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah hasil penelitian
penulis sendiri dan bukan hasil plagiasi karya orang lain kecuali pada bagian-
bagian yang dirujuk sumbernya. Dan apabila saya melakukan plagiasi, maka saya
siap menerima sanksi dari pihak berwenang.

Manna, Oktober 2016

Eri Oktadio
NIM : 13.01.1345
MOTTO

Jadikanlah kegagalan masa lalu menjadi senjata sukses dimasa depan.

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang.

( William J. Siegel )
PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahakan untuk :

1. Kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda Effendi dan Ibunda Sidayati

atas limpahan kasih sayang, doa, semangat, kepercayaan, nasehat, dan

bantuan baik material maupun spiritual yang telah diberikan, yang tak

terbalaskan,

2. Kakakku Riki Aprianto, Adikku Pebri Setiawan, selalu mendukungku,

memberi semangat.

3. Teman-teman kuliah angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

4. Almamater Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah.


ABSTRAK

Maslah penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah nasional maupun


internasional yang tidak pernah henti-hentinya dibicarakan. Hamper setiap hari
terdapat berita mengenai masalah penyalahgunaan narkoba. Remaja merupakan
generasi penerus cita-cita bangsa dan sumberdaya bagi pembangunan nasianal.
Sehingga diperlukan upaya pembinaan dan perlindungan terhadap remaja agar
terhindar dari narkoba. Setiap orang bertanggung jawab dalam membina remaja
sehingga terhindar dari narkoba tak lepa pula MUI. Maka dengan itu skripsi ini
dibuat untuk menjawab bagaimana peran Majelis Ulama Indonesia untuk mencegah
dan menanggulangi kenakalan remaja dalam penyalahgunaan narkoba dan
minuman keras dengan menggunakan metode bimbingan dan penyuluhan serta
dakwah?.
Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian kualitatif, maksudnya ialah
penelitian berbasis data, dokumen serta pengumpulan data sehingga tersusun rapi
an sistematis. Hasil dari penelitian ini berupa simpulan data yang terdiri dari
pemaparan penulis tentang peranan MUI Kabupaten Bengkulu Selatan dalam
mencegah penyalahgunaan narkoba.
Penelitian ini menyimpulkan Bengkulu selatan termasuk dalam darurat
penyalahgunaan narkoba dan miras. Terutama remaja yang labil masih mudah
terpengaruh dengan lingkungan, dengan dukungan lingkungan sekitar dan teman
sebaya yang banyak putus sekolah akan membawa mereka pada penyalahgunaan
narkoba dan miras. Sebagimana kita lihat terjadi peningkatan penyalahguna
narkoba dan miras dalam tiga tahun terakhir yaitu tahun 2014 adalah 9 orang, pada
tahun 2015 berjumlah 19 orang dan tahun 2016 berjumlah 23 orang.
Adapun dalam mencegah penyalahgunaan narkoba dan miras, Majelis Ulama
Indonesia Kabupaten Bengkulu Sletatan memiliki peran dengan cara penyuluhan
dan bimbingan serta dakwah dengan materi Al-quran, Al-hadist, dan figh sunah.
Agar efektifitasnya penyuluhan dan bimbingan serta metode dakwah Majelis
Ulama Indonesia bekerja sama dengan aparat pemerintah, remaja dan pihak
pemerintah lainnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
menanggulangi kenakalan remaja dalam penyalahgunaan yaitu mengadakan
komunikasi, pendekatan, penyuluhan dan bimbingan untuk meninggalkan
kebiasaan buruk menyalahgunakan narkoba dan miras serta saling mengingatkan
dan menasehati bahwa hal tersebut salah. Dengan memberikan cerama keagamaan
didesa, LP, Sekolah dengan serta memberikan bimbingan dengan materi wudhu,
sholat, tadarusan, baca-quran. Adapun metode yang digunakan adalah metode
langsung.
Kata kunci : Peranan, MUI, Pencegahan, Narkoba
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Masa remaja (adolesensi) adalah masa peralihan dari masa anak-anak

menuju masa dewasa, anak-anak mengalami pertumbuhan cepat di segala

bidang1”. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk jasmani, sikap, cara

berfikir dan bertindak. Tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Masa remaja (adolescence):12 -25

tahun, yaitu masa topan badai yang mencerminkan kebudayaan moderen yang

penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai”.2

Persoalan remaja selalu hangat dan menarik, baik di negara yang telah

maju maupun di negara terbelakang, terutama negara yang sedang

berkembang. Karena remaja adalah masa peralihan, seseorang telah

meninggalkan usia anak-anak yang penuh kelemahan dan ketergantungan tanpa

memikul sesuatu tanggung jawab, menuju kepada usia dewasa yang sibuk

dengan tanggung jawab penuh. Usia remaja adalah usia persiapan untuk

menjadi dewasa yang matang dan sehat. Kegoncangan emosi, kebimbangan

dalam mencari pegangan hidup, kesibukan mencari pegangan hidup, kesibukan

mencari bekal pengetahuan dan kepandaian untuk menjadi senjata dalam usia

dewasa merupakan bagian yang dialami oleh setiap remaja .

1
Sarlito Wirawan Sarwono. Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 72
2
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2008), H. 24
1
2

Remaja pada hakikatnya sedang berjuang untuk menemukan dirinya

sendiri, jika dihadapkan pada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi

penuh kontradiksi dan labil, maka akan mudahlah mereka jatuh kepada

kesengsaraan batin, hidup penuh kecemasan, ketidakpastian dan kebimbangan.

Hal seperti ini telah menyebabkan remaja-remaja Indonesia jatuh pada

kelainan-kelainan kelakuan yang membawa bahaya terhadap dirinya sendiri

baik sekarang, maupun di kemudian hari. Banyak di antara mereka yang tidak

sanggup mengikuti pelajaran, hilang kemampuan untuk konsentrasi, malas

belajar, patah semangat dan sebagainya. Tidak sedikit pula yang telah jatuh

kepada kelakuan yang lebih berbahaya lagi.

Kelakuan yang berbahaya itu sebagai hasil dari bentuk kenakalan dan

karena kenakalan itu dilakukan oleh remaja maka muncullah julukan kenakalan

remaja yang dalam terminologi asingnya disebut juvenile delinquency.

Menurut Kartini Kartono, kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah


juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak
muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada priode
remaja. Sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere”
yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya
menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelangaran aturan, pembuat
rebut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juveneile
delinquency atau kenakalan remaja adalah prilaku jahat atau kenakalan
anak-anak muda, merupakan gejala sakit atau patologi secara social pada
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, sehingga
mereka mengembangkan bentuk prilaku yang menyimpang3.

Menurut M. Gold dan J. Petronio, “juvenile delinquency adalah tindakan

oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang

3
Rudi Lestriono. “ Tinjawan Krimonologis Terhadap Kenakalan Remaja Di Kabupaten
Luwu Timur “ . Skripsi. Makasar, Univesitas Hasanudin, Fakultas Hukum, 2013. H. 22
3

diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbutannya itu sempat diketahui

oleh petugas hukum ia bisa di kenai hukuman”.4

Menurut Santrock, “kenakalan remaja merupakan kumpulan dari

berbagai perilaku, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara social

sampai tindakan kriminal”.5

Kemudian Mussen juga mengungkapkan, “kenakalan remaja adalah

perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh

anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang

dewasa maka akan mendapat sanksi hukum”.6

Masalah kenakalan remaja bukan saja persoalan nasional bahkan

internasional. Banyak pakar yang memberi perhatian terhadap kenakalan

remaja di antara tokoh yang banyak menaruh perhatian terhadap problematika

remaja. Termasuk cara menanggulangi dan mengatasi kenakalan remaja serta

mencegahnya. Namun, secara nyata tindakan kriminal masih sering terjadi

dalam kehidupan masyarakat, termasuk diantaranya tindakan kriminal yang

dilakukan oleh remaja. Kenakalan remaja tidak dapat lagi dipandang sebagai

hal yang biasa.

Usia remaja sebagai usia pencarian jati diri, dalam proses pembentukan

karakter kepribadian harus diperhatikan dengan baik, sebab kesalahan pada

tahap ini dapat memicu remaja berperilaku menyimpang dengan melakukan

kenakalan atau prilaku yang sangat merugikan, sehingga dapat merusak masa

4
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2008), H. 205
5
Rudi Lestriono. “Tinjawan Krimonologis Terhadap Kenakalan Remaja Di Kabupaten
Luwu Timur “ . Skripsi. Makasar, Univesitas Hasanudin, Fakultas Hukum, 2013. H. 23
6
Rudi Lestriono. “ Tinjawan Krimonologis… H. 23
4

depan para remaja, menimbulkan keresahan dalam lingkungan masyarakat dan

menyebabkan dampak-dampak lainnya yang dapat mengancam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab setiap

komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengatasi kenakalan remaja

melalui setiap cara dan langkah masing masing demi tercapainya ketentraman

dalam kehidupan bermasyarakat.

Banyak peristiwa perbuatan menyimpang remaja terjadi di kota-kota

besar di Indonesia, namun hal serupa juga telah terjadi di kota-kota kabupaten

demikian halnya di kabupaten Bengkulu selatan. Perbuatan-perbuatan

penyimpang remaja yang bahkan telah menuju ke tindakan-tindakan kriminal

mulai meresahkan masyarakat dan tentu saja sangat mengganggu keamanan

dan ketertiban masyarakat di kabupaten Bengkulu Selatan. Perbuatan

menyimpang yang dilakukan remaja, seperti kejahatan penyalahgunaan

narkotika dan alkohol, pencurian, perjudian, tawuran, dan kejahatan lainnya,

merupakan perbuatan-perbuatan melawan hukum yang masing-masing

memiliki konsekuensi hukum.

Remaja di kabupaten Bengkulu Selatan yang pribadi-pribadinya telah

bayak dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal dirinya, yaitu

sebagai bentuk pengaruh negatif dari lingkungan dimana banyak anak remaja

yang pergi merantau dan kembali lagi dengan membawa kebiasaan buruk.

Serta kurangnya pengawasan dari orang tua dan kurangnya sanksi sosial dari

masyarakat member peluang terhadap berkembangnya prilaku negatif remaja.

Berkembangnya era globalisasi yang mana masuknya budaya barat kedalam


5

masyarakat Bengkulu selatan membawa pengaruh buruk terhadap kehidupan

remaja. sehingga sering kali berperilaku menyimpang, misalnya pelaku

penyalahgunaan narkoba dan minuman keras kerap kali menimbulkan

gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah kabupaten Bengkulu Selatan,

baik dengan melakukan pertengkaran kelompok maupun perbuatan-perbuatan

lainnya yang meresahkan masyarakat. Untuk itu harus ada upaya-upaya

penanggulangan yang dilakukan baik pemerintah, masyarakat, ormas, dan

orang tua para remaja agar perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

remaja dapat diatasi. Salah satunya adalah MUI yang berkontribusi dalam

mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja. Sebagimana misi MUI

“Melaksanakan dakwah Islam, amar ma’ruf nahi mungkar dalam

mengembangkan akhlak karimah agar terwujud masyarakat berkualitas (khaira

ummah) dalam berbagai aspek kehidupan.”7 Dan sebagaimana peranan MUI

yaitu:

1. Sebagi pewaris tugas para nabi (Warasatu Ambiyah)


Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pewaris tugas-tugas
para Nabi, yaitu menyebarkan agama islam serta memperjuangkan
terwujudnya suatu kehidupan sehari-hari dengan arif dan bijaksana
yang berdasarkan islam serta memperjuangkan perubahan
kehidupan agar berjalan sesuai dengan ajaran islam.
2. Sebagi pemberi fatwa
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pemberi fatwa bagi
umat islam baik diminta maupun tidak diminta. Contohnya member
fatwa seperti aliran paham, pemikiran serta organisasi
keagamaannya.
3. Sebagi pembimbing dan pelayanan umat (Ri’ayat Wa Khadim al-
Ummah)
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pelayanan umat
(Khadim al-Ummah), yaitu melayani umat islam dan masyarakat
7
Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”... 20 Mei 2016
6

luas dalam memenuhi harapan, aspirasi, dan tuntutan, Majelis


Ulama Indonesia Harus senantiasa berikhtiar memenuhi permintaan
umat islam baik secara lansung maupun tidak lansung. Serta MUI
harus selalu berusaha tampil dalam membela dan memperjuangkan
aspirasi umat islam dan masyarakat luas.
4. Sebagai gerakan islam (Wal-Tajdid)
Majelis Ulama Indinesia berperan sebagai pelopor islam yaitu
gerakan pembaharuan pemikiran islam, maka MUI harus
menempuh dengan jalan tajdid yaitu gerakan pembaharuan islam,
jalan taufiq (kompromi) dan tajih (mencari hukum yang lebih kuat)
5. Sebagai penegak Amar Ma’ruf dan Hahyi Munkar
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai wahana penegakan
amar ma’ruf nahyi munkar, yaitu dengan menegaskan kebenaran.
Sebagaimana kebenaran dan kebaikan kebenaran dan kebatilan.
Sebagiman kebatilan dengan penuh hikmah dan istiqomah.8

Maka MUI bertanggung jawab besar terhadap kenakalan remaja untuk

mencapai Visi dan Misi serta menjalankan peranan mereka. Sebagaimana

firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya ayat 107 dan surah Al-Imran

ayat 104 :

َ َ‫ين َر ْح َمةً إِاَّل أ َْر َسلْن‬


‫اك َو َما‬ ِ ِ
َ ‫لل َْعالَم‬
Artinya :
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkam untuk (menjadi
rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiya :107)9

ِ ‫ك الْم ْن َك ِر َع ِن وي ْنهو َن بِالْمعر‬


ٌ‫وف َويَأ ُْم ُرو َن الْ َخ ْي ِر إِلَى يَ ْدعُو َن أ َُّمة‬ ِ
ُْ َ َْ ََ ُ َ ‫ُه ُم َوأُولَئ‬
‫ِم ْن ُك ْم َولْتَ ُك ْن ال ُْم ْفلِ ُحو َن‬
Artinya :

8
Nahyadi. “ Peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bambu Apus Dalam
Penanggulangan Perjudian di Desa Bambu Apus Pamulang”. Skripsi. Universitas Islam Negeri,
Fakultas Dakwa dan Komunikasi, 2005. H. 12
9
Departemen Agama RI. Al-Quran Dan Terjemahan, (Bandung : Diponogoro, 2005),
H. 264
7

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebijakan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Imron : 104)10

Mengajak kejalan Allah adalah wajib hukumnya. Keberhasilan ajakannya

mencerminkan prospek kelestarian dan pengembangan Islam dimasa

mendatang. Sebab maju mundurnya suatu agama terletak ditangan penganut-

pengnutnya.

Kenakalan remaja di kabupaten Bengkulu selatan semakin berkembang

terutama didalam penyalahgunaan narkoba dan miras. Seperti yang ditemukan

oleh peneliti dimana remaja kecamatan kota manna banyak ditemukan

mengonsumsi minuman keras pada saat malam pesta hajatan.

Menurut H. Moh Misrah HR ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Bengkulu selatan,

Kenakalan remaja dibengkulu selatan sudah perlu perhatian dimana


untuk kasus narkoba terutama miras, bukan hanya dilakukan orang
dewasa akan tetapi anak usia sekolah dasar pun telah banyak. Dimana
dikatakan pengertian narkoba menurutnya dalam guyonan ceramah yaitu
neraka akan ramai kalaw orang buta agama. Dan untuk mencegah hal
tersebut maka MUI berkerja sama dengan pihak BNN dan Polres dalam
memberikan penyuluhan terhadap remaja.11

Menurut N.Yogi Yusuf, SH.SIK, “Bengkulu selatan termasuk dalam

katagori rawan narkoba dimana dalam tiga tahun terakhir dari tahun 2014-2016

pelaku penyalah guna narkoba yang tercatat oleh polres Bengkulu selatan

berjumlah 51 kasus”.12 Bengkulu selatan rawan akan narkoba kelas ringan yaitu

10
Departemen Agama RI. Al-Quran Dan Terjemahan… H. 50
11
Ovservasi Awal. Wawancara Dengan Ketua MUI Moh Misrah, Tanggal 14 Juni
2016, Jam 16.00 Wib.
12
Ovservasi Awal. Wawancara Dengan Ajun Komisaris Polisi Kasat Narkoba, Yogi
Yusuf, Tanggal 14 Juni 2016, Jam 16.00 Wib.
8

kelas lem AABON dan komik, dimana banyak ditemukanya bekas bungkus

komik dalam jumlah banyak didaerah-daerah tertentu seperti kost-kostan, gor,

pantai pasar bawah dan tempat lainnya.

Menurut penjelasan N.Yogi Yusuf, SH.SIK, “jumlah penguna narkoba

tahun 2014 tercatat 9 kasus, tahun 2015 tercatat 19 kasus dan tercatat juni 2016

ada 23 kasus narkoba”.13

Berdasarkan paparan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti

“Peranan Majelis Ulama Indonesia Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di

Bengkulu Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

1. Kenakalan remaja banyak dilakukan oleh remaja Bengkulu selatan

dikarenakan pengaruh negatif dari luar atau anak remaja yang pergi merantau

dan kembali lagi dengan membawa kebiasaan buruk.

2. Sikap kurang perhatian dari kebanyakan orang tua di daerah ini dan

longgarnya sanksi sosial dari masyarakat memberi peluang terhadap

berkembangnya hal-hal yang bersifat negatif.

3. Berkembangnya era globalisasi yang membawa budaya kebaratan kedalam

masyarakat Bengkulu Selatan sehingga berkembangnya pengaruh buruk

dalam kehidupan remaja.

4. Kenakalan remaja di Bengkulu Selatan yang semakin meningkat sangatlah

jadi sorotan utama. Olah karena itu sebagimana peranan MUI dalam

mencegah amar maruf nahi mungkar maka MUI bertanggung jawab dalam

mencegah dan menanggulangi kenakalan tersebut.


13
Oservasi awal. Yogi Yusuf, wawancara tanggal 14 Juni 2016, Jam 16.00 Wib.
9

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalah yang diambil

oleh peneliti adalah kenakalan remaja dibengkulu selatan yang hanya berupa

penyalahgunaaan narkoba dan miras dan upaya yang dilakukan oleh Majlis

Ulama Indonesia dalam mencegah dan menanggulangi kasus tersebut. Dengan

menggunakan metode bimbingan, penyuluhan dan dakwah. Adapun tempat

penelitian remaja yaitu kecamatan kota manna.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mencoba

mengangkat permasalahan yaitu bagaimana peran Majelis Ulama Indonesia

untuk mencegah kenakalan remaja (narkoba dan minuman keras) di kabupaten

Bengkulu Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan penelitian

................................................Tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah untuk m

bagaiman pranan Majelis Ulama Indonesia dalam mencegah dan

menanggulangi kenakalan remaja di Kabupaten Bengkulu Selatan.

b. Manfaat penelitian

1. Secara teoritis

a. Sebagai evaluasi terhadap setiap masyarakat mengenai remaja, dimana

pada masa modereniasi ini budaya timur sedikit demi sedikit bergeser
10

pada budaya barat yang membebaskan dalam pergaulan yang

menyebabkan banyak remaja yang menyalah gunakan narkoba dan

miras.

b. langkah solutif dimana pencegahan dan penangulangan terhadap

kenakalan remaja berupa penyalahgunaan narkoba dan miras.

2. Secara praktis

Penelitian ini manfaatnya bagi :

a. Peneliti

Peneliti ini memberikan wawasan pengetahuan tentang peranan Majlis

Ulama Indonesia (MUI) dalam mencegah dan menanggulangi

kenakalan remaja berupa penyimpangan dalam penggunaan narkoba

dan miras. Menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik lapangan

sehingga memperoleh pemahaman bahwa korelasinalitas antara teori

dan peraktik tetap berlaku atau perlu dikembangkan.

b. Remaja

Kepada remaja yang menjadi harapan keluarga, masyarakat, bangsa

dan Negara, perlu pengetahuan tentang kenakalan remaja berupa

penyimpangan penggunaan narkoba dan miras dan akibatnya kelak

sehingga tidak dengan mudahnya melakukan hal negatif.

c. Orang tua dan Organisasi masyarakat

Sebagai bahan kajian bagi ormas-ormas terutama ormas yang berbasis

islam, serta orang tua terhadap remaja sehingga penyakit masyarakat

beruba penyalahgunaan narkoba dan miras dapat dikurangi.


11

d. Mahasiswa

Sebagai refrensi bagi mahasiswa dalam mengembangkan penelitian

yang lebih akurat berkaitan dengan pencegahan dan penangan

kenakalan remaja.

F. Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian yang telah lalu, ada penulisan skripsi yang hamper sama

dengan penulisan skripsi yang dipilih oleh penulis yakni :

1. Skripsi yang ditulis oleh Nahyadi, Universitas Islam Negeri, Jakarta,

Fakultas Dakwa dan Komunikasi, Tahun 2005, yang berjudul “Peranan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bambu Apus Dalam Menanggulangi

Perjudian Di Dusun Empat Desa Bambu Apus Pamulang”. Dengan Hasil

penelitian iniMajelis ulama Indonesia desa bamboo apus Pamulang dalam

menangulangi masalah perjudian menggunakan metode bil-lisan dan bil hal

dengan materi quran, hadist, dan fiqih sunah. Agar efektifnya dakwa majelis

Ulama Indonesia desa Bambu Apus Pamulang bekerja sama dengan

masyarakat , aparat pemerintah, para remaja. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan yaitu mengadakan komunikasi, pendekatan, dan bimbingan kepada

pihak RT dan RW serta masyarakat dan memberikan saran untuk

meninggalkan perjudian.

Adapun persamaan dan perbedaan antara sekeripsi deatas dengan skripsi

yang dibuat peneliti adalah :

1. Tempat
Dari segi tempat, peneliti mengambil tempat di Kabupaten Bengkulu
Selatan. Sedangkan skripsi yang berjudul “Peranan Majelis Ulama
12

Indonesia (MUI) Bambu Apus Dalam Menanggulangi Perjudian Di


Dusun Empat Desa Bambu Apus Pamulang” adalah di Kabupaten
Pumulang, Jakarta.
2. Isi
Isi yang dibahas peneliti adalah masalah kenakalan remaja dengan
batasan masalah yaitu penyalahgunaan pemakaian narkoba dan miras
serta pencegahannya dan penanggulangan yang di tinjau dari peranan
MUI. Sedangkan untuk sekripsi yang berjudul “Peranan Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Bambu Apus Dalam Menanggulangi
Perjudian Di Dusun Empat Desa Bambu Apus Pamulang” adalah
Penanggulangan perjudian yang dilakukan MUI dengan menggunakan
metode bil-lisan dan bil hal.
2. Skripsi yang ditulis oleh Rudi Lestriono, Universitas Hasanudin, Makasar,

Fakultas Hukum, Tahun 2013, yang berjudul “Tinjauan kriminologis

terhadap kenakalan remaja di kabupaten luwu timur”. Dengan Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kenakalan remaja di kabupaten Luwu Timur, antara lain :

1. Karena perceraian orang tua


2. Karena faktor ekonomi
3. Supaya bisa diterima dalam suatu kelompok tertentu.
4. Karena pengaruh lingkungan teman-teman sebaya yang negative`
5. Untuk bersenang-senang dengan teman-teman.
Adapun upaya yang dilakukan kepolisian dalam menanggulangi
kenakalan remaja adalah :
1. Upaya Pre-emtif yaitu dengan pendekatan-pendekatan kepada tokoh-
tokoh agama dan masyarakat agar dapat membimbing dan menasehati
para remaja agar menghindari perbuatan yang melawan hukum.
2. Upaya Preventif yaitu dengan melakukan patroli rutin untuk
meminimalisir terbukanya kesempatan remaja berperilaku menyimpang,
13

selain itu juga melakukan rasia minuman beralkohol, obat-obat terlarang,


sejata tajam, dan barang-barang lainnya yang berpotensi menimbulkan
gangguan keamanan dan ketertiban di tempat-tempat tertentu.Upaya
Represif yaitu melakukan penegakkan hukum dengan melaksanakan
proses hukum pada remaja-remaja yang melakukan kejahatan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun persamaan dan perbedaan antara sekeripsi deatas dengan
skripsi yang dibuat peneliti adalah :
1. Tempat
Dari segi tempat, peneliti mengambil tempat di Kabupaten Bengkulu
Selatan. Sedangkan skripsi yang berjudul “Tinjauan kriminologis
terhadap kenakalan remaja di kabupaten luwu timur” adalah di
Kabupaten Luwu Timur, Makasar.
2. Isi
Isi yang dibahas peneliti adalah masalah kenakalan remaja dengan
batasan masalah yaitu penyalahgunaan pemakaian narkoba dan miras
serta pencegahannya dan penanggulangan yang di tinjau dari peranan
MUI. Sedangkan untuk sekripsi yang berjudul “Tinjauan kriminologis
terhadap kenakalan remaja di kabupaten luwu timur” adalah pencegahan
kenakalan remaja yang ditinjau dari sisi kronologis dan lebih
menekankan akan peran Polres setempat
3. Skripsi yang ditulis oleh Khoirul Shiddiq, Institut Islam Negeri Walisongo,

Semarang, Jurusan Bimbingn Penyuluhan Islam, Tahun 2011, yang berjudul

“Penanggulangan kenakalan remaja menurut prof. H.m. arifin (analisis

bimbingan dan penyuluhan islam) “ . Dengan hasil dari pembahasan

menunjukkan bahwa menurut M. Arifin Menurut M. Arifin (1994: 79)

kenakalan remaja adalah kehidupan remaja yang menyimpang dari berbagai

pranata dan norma yang berlaku umum. Baik yang menyangkut kehidupan

masyarakat, tradisi maupun Islam serta hukum.


14

................................................Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan rem

karena faktor intern dan ekstern yang pada intinya ditujukan pada lingkungan

sosial dan keluarga yang kurang baik. Namun demikian, faktor-faktor

kenakalan remaja yang dikembangkan M.Arifin terlalu luas sehingga sukar

ditangkap bagian mana yang paling dominan menyebabkan terjadinya

kenakalan remaja. Menurut peneliti, sebenarnya kenakalan remaja bermuara

pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif pada pembentukan perilaku

remaja. Kondisi lingkungan tersebut dapat berawal dari lingkungan keluarga,

proses pendidikan di sekolah dan kelompok sosial. Timbulnya juvenile

delinquency adalah karena lingkungan rumah/keluarga, lingkungan sekolah

dan lingkungan masyarakat. Penanggulangan kenakalan remaja adalah

dengan program bimbingan dan penyuluhan Islam. Program yang ditetapkan,

harus dapat menjangkau segala ikhtiar pencegahan yang bersifat umum dan

khusus sesuai dengan asas fitrah bimbingan penyuluhan Islam. Bimbingan

dan penyuluhan Islam merupakan bantuan kepada klien atau konseli untuk

mengenal, memahami dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak

tingkah laku dan tindakannya sejalan dengan fitrahnya tersebut. Manusia,

menurut Islam dilahirkan dalam atau dengan membawa fitrah, yaitu berbagai

kemampuan potensial bawaan dan kecenderungan sebagai muslim.

Bimbingan dan penyuluhan Islam membantu klien/konseli untuk mengenal

dan memahami fitrahnya itu, atau mengenal kembali fitrahnya tersebut

manakala pernah tersesat, serta menghayatinya sehingga dengan demikian


15

akan mampu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat karena

bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya itu.

Adapun persamaan dan perbedaan antara sekeripsi deatas dengan


skripsi yang dibuat peneliti adalah :
1. Tempat
Dari segi tempat, peneliti mengambil tempat di Kabupaten
Bengkulu Selatan. Sedangkan skripsi yang berjudul ““Penanggulangan
kenakalan remaja menurut prof. H.m. arifin (analisis bimbingan dan
penyuluhan islam)” adalah kota Semarang.
2. Isi
Isi yang dibahas peneliti adalah masalah kenakalan remaja dengan
batasan masalah yaitu penyalahgunaan pemakaian narkoba dan miras
serta pencegahannya dan penanggulangan yang di tinjau dari peranan
MUI. Sedangkan untuk sekripsi yang berjudul “Penanggulangan
kenakalan remaja menurut prof. H.m. arifin (analisis bimbingan dan
penyuluhan islam) adalah pencegahan kenakalan remaja yang ditinjau
dari pendapat prof. H.m. arifin.
G. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian ini dapat mengarah pada tujuan yang telah

ditetapkan,,maka disusun sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari

tiga bab, masing-masing memperlihatkan titik berat yang berbeda namun dalam

satu kesatuan.

BAB I : berisi pendahuluan, merupakan gambaran umum secara global namun

holistik dengan memuat: latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan Masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitaian,

sistematika pembahasan dan kajian relevan.


16

BAB II: berisi landasan teori dengan memuat: tentang sejarah singkat Majlis

Ulama Indonesia, jenis-jenis kelembagaan Majlis Ulama Indonesia,

visi dan misi serta tugas Majlis Ulama Indonesia, pengertian remaja,

batasan usia remaja, perkembangan remaja, pengertian kenakalan

remaja, bentuk kenakalan remaja ( penyalahgunaan narkoba dan

miras), dan upaya pencegahan dan penanggulangan kenakalan remaja

( penyalahgunaan narkoba dan miras).

BAB III, berisi metode penelitian dengan memuat: jenis penelitian, waktu dan

tempat penelitian, focus penelitian, sumber data, alat pengumpulan

data dan teknik analisis data.

BAB IV,berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian atau analisis

hasil penelitian

BAB V, berisi kesimpulan dari hasil analisis atau pembahasan penelitian serta

saran.

BAB II

LANDASAN TEORI
17

A. Majlis Ulama Indonesia (MUI)

1. Sejarah berdirinya Majelis Ulama Indonesia (MUI)

“MUI adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama,

zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina

dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia”14. “MUI berdiri pada

tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di

Jakarta, Indonesia”.15

Antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26
Propinsi di Indonesia, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari
ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, Nahdatu Ulama,
Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, Math’laul
Anwar, dan al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam,
Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Polisi Republik
Indonesia serta 13 orang tokoh cendikiawan yang merupakan tokoh
perorangan.16

“Dari musyawarah yang diadakan tersebut, dapat dihasilkan sebuah

kesepakatan dengan terpilihnya Dr. Hamka sebagai ketua Majelis Ulama

Indonesia yang pertama”.17

Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama

Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan

muslim berusaha untuk :

14
Yudhi Andika Dwi Putra. “Pencantuman Label Halal Pada Makanan Dalam
Kemasan Di Kota Bengkulu Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999”.
Makalah. Bengkulu, Fakultas Hukum, 2014. H. 37
15
Anonim. “Sejarah Berdirinya Mui”. Dalam Https://id.wikipedia.org/wiki/Majlis
Ulama Indonesia, 20 Mei 2016. 17
16
Yudhi Andika Dwi Putra. “Pencantuman Label Halal… H. 37
17
Mohammad Ababilil Mujaddidyn. “Sertifikasi Halal Terhadap Produk Impor
Dalam Perspektif Majelis Ulama Indonesia (Mui) Dan Badan Pengawas Obat Dan Makanan
(Bpom)”. Skripsi. Tulungagung, Institut Agama Islam Negeri, Fakultas Syariah Dan Ilmu
Hukum, 2015. H. 45
18

1. Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia


dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang
diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan
kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan
kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antar-
umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan
bangsa.
3. Menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan
penterjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna
mensukseskan pembangunan nasional.
4. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga
Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan
dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan
mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.18

Dalam khittah pengabdian MUI telah dirumuskan lima fungsi dan

peran utama Majelis Ulama Indonesia yaitu :

1. Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul Anbiya)


2. Sebagai pemberi fatwa (mufti)
3. Sebagai pembimbing dan pelayan umat (Ri’ayat wa khadim al
ummah)
4. Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid
5. Sebagai penegak amar ma’ruf nahi munkar19
2. Jenis-jenis Kelembagan Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Dari berbagai kegiatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan

menyadari tanggung jawabnya yang harus jalankan untuk melindungi

masyarakat, maka MUI mendirikan beberapa bentuk kelembagaannya antara

lain. “Dewan Syariah Nasional, lembaga pengkajian Pangan, Obat-obatan,

dan Kosmetika, Basyarnas (Badan Arbitrase Syariah Nasional), Lembaga

18
Yudhi Andika Dwi Putra. “Pencantuman Label Halal Pada Makanan Dalam
Kemasan Di Kota Bengkulu Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999”.
Skripsi. Bengkulu, Fakultas Hukum, 2014. H. 38
19
Yudhi Andika Dwi Putra. “Pencantuman Label Halal… H. 38
19

Pemeliharaan Lingkungan Hidup dan sumber Daya Alam Majelis Ulama

Indonesia”.20

1.  Dewan Syariah Nasional

Salah satu lembagaga yang terdapat pada MUI adalah Dewan

Syariah Nasional.

Dewan Syariah Nasional ini memiliki lembaga yang wilayah


kerjanya adalah memberikan saran atau menampung berbagai
masalah yang berkaiatan dengan lembaga keuangan syari’at.
Dewan Syari’ah Nasional didirikan MUI dengan harapan dapat
berfungsi untuk mendorong penerapan ajaran Islam dalam
kehidupan ekonomi.21

2. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, Dan Kosmetik

Selain Dewan Syariah Nasional, MUI juga memiliki lembaga yang

mengenai halal dan haram makanan yaitu Lembaga Pengkajian Pangan,

Obat-obatan, dan Kosmetik. Lembaga ini  didirikan berfungsi sebagai

bagian dari upaya untuk memberikan ketenteraman batin umat, mengenai

kehalalan produk yang ada di masyarakat, terutama dalam

mengkonsumsi pangan, obat-obatan dankosmetik. Hal ini sangat

diperlukan, mengingt umat Islam diperintahkan untuk mengkonsumsi

makanan yanghalaldan dilarang menggunakan atau memakan makanan

yang haram.

Lembaga pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika


didirikan pada tanggal 6 Januari 1989 dan telah memberikan
peranannya dalam menjaga kehalalan produk-produk yang beredar
di masyarakat..Pada awal-awal tahun berdirinya,
20
Observasi awal. Wawancara dengan ketua MUI Moh Misrah, tanggal 14 Juni
2016, Jam 16.ooWib.
21
Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”..Dalam.http://khazanahkeislaman.blogspo
t.co.id/2015/11/makalah-sejarah-berdirinya-majelis.html, 20 Mei 2016.
20

Lembaga pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika


berulang kali mengadakan seminar, diskusi-diskusi dengan para
pakar, termasuk pakar ilmu Syari’ah, dan kunjungan-kunjungan
yang bersifat studi banding serta muzakarah. Hal ini dilakukan
untuk mempersiapkan diri dalam menentukan standar kehalalan
dan prosedur pemeriksaan, sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kaidah agama. Pada awal tahun 1994, barulah
lembaga pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika
mengeluarkan sertifikat halal pertama yang sangat didambakan
oleh konsumen maupun produsen, dan sekarang dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.22

3. Basyarnas (Badan Arbitrase Syariah Nasional)

MUI disamping memiliki lembaga (LP-POM), lembaga ini juga

memiliki lembaga Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas). Badan

Arbitrase Syariah Nasional di Indonesi ini adalah salah satu wujudnya

dari arbitrase Islam yang pertama kali. “Tujuan didirikan Badan

Arbitrase Syariah Islam ini adalah sebagai penyelesaikan kemungkinan

adanya masalah muamalat yang muncul di dalam hubungan edangan,

industri, keuangan, jasa dan lain sebagainya dikalangan umat muslim”23.

4. Lembaga Pemeliharaan Lingkungan Hidup dan sumber Daya Alam

Selain itu MUI juga memiliki lembaga dibidang sumber daya dan

lingkungan hidup yaitu Lembaga Pemeliharaan Lingkungan Hidup dan

sumber Daya Alam (LPLH dan SDA). “Lembaga Pemeliharaan

22
Anonim..“Sejarah.Berdirinya`Mui”..Dalam.http://khazanahkeislaman.blogspo
t.co.id/2015/11/makalah-sejarah-berdirinya-majelis.html, 20 Mei 2016.
23
Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”… 20 Mei 2016
21

Lingkungan Hidup dan sumber Daya Alam MUI didirikan pada tanggal

23 septembe 210 oleh MUI”.24

Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan

kesadaran untuk umat Islam bahwa pelestaraian lingkungan hidup serta

manfaat sumberdaya alam yang baik sangatlah penting. Hal ini

dikarnakan agar kekayaan alam yang melimpah ini tidak digunakan

dengan senaknya dan tidak membiarkan munculnya kerusakan-kerusakan

di bumi.

3. Visi dan Misi serta Tugas MUI

1. Visi dari MUI

Didalam berdirinya Majlis Ulama Indonesia Memiliki Visi yaitu :

Terciptanya kondisi kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan


kenegaraan yang baik, memperoleh ridha dan ampunan Allah swt
(baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur) menuju masyarakat
berkualitas (khaira ummah) demi terwujudnya kejayaan Islam dan
kaum muslimin (izzul Islam wal-muslimin) dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai manifestasi dari rahmat bagi
seluruh alam ( ‫للعاملني‬ ‫)رمحة‬.25

2. Misi dari MUI

Misi dari MUI yaitu :

1. Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan umat secara


efektif dengan menjadikan ulama sebagai panutan (qudwah
hasanah), sehingga mampu mengarahkan dan membina umat

Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”..Dalam.http://khazanahkeislaman.
24

blogspot.co.id/2015/11/makalah-sejarah-berdirinya-majelis.html, 20 Mei 2016


25
Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”…., 20 Mei 2016.
22

Islam dalam menanamkan dan memupuk aqidah Islamiyah, serta


menjalankan syariah Islamiyah.
2. Melaksanakan dakwah Islam, amar ma’ruf nahi mungkar dalam
mengembangkan akhlak karimah agar terwujud masyarakat
berkualitas (khaira ummah) dalam berbagai aspek kehidupan.
3. Mengembangkan ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.26

3. Tugas dan Fungsi MUI

1. Mengeluarkan fatwa tentang ekonomi syariah untuk dijadikan


pedoman bagi praktisi dan regulator.
2. Menerbitkan rekomendasi, sertifikasi, dan syariah approval bagi
lembaga keuangan dan bisnis syariah.
3. Melakukan pengawasan aspek syariah atas produk/jasa di
lembaga keuangan/bisnis syariah melalui Dewan Pengawas
Syariah.27

4. Wewenang MUI dalam Kelembagaannya

a. Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas Syariah


di masing-masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar
tindakan hukum pihak terkait.
b. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi
ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank Indonesia.
c. Memberikan rekomendasi dan mencabut rekomendasi nama-
nama yang akan duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS)
pada suatu lembaga keuangan dan bisnis syariah.
d. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang
diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah, termasuk
otoritas moneter/lembaga keuangan dalam maupun luar negeri.
e. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah
untuk menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional.

26
Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”..Dalam.http://khazanahkeislaman.blogspo
t.co.id/2015/11/makalah-sejarah-berdirinya-majelis.html, 20 Mei 2016
27
Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”... 20 Mei 2016
23

f. Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil


tindakan apabila peringatan tidak diindahkan.28

4. Peranan MUI

“Peranan dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah tindakan

yang dilakukan oleh seorang dalam suatu pristiwa”. 29 Jadi peran MUI adalah

segala bentuk tindakan yang dilakukan oelh Majelis Ulama Indonesia.

Islam adalah agama yang ditunkan oleh Allah SWT sebagai

“Rahmatan Lil’alamin” yang menyelamatkan manusia. Sebagaimana firman

Allah SWT dalam surah Al-Anbiya ayat 107 :

َ َ‫ين َر ْح َمةً إِاَّل أ َْر َسلْن‬


‫اك َو َما‬ ِ ِ
َ ‫لل َْعالَم‬

Artinya :
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkam untuk (menjadi rahmat bagi
semesta alam (QS. Al-Anbiya :107)30

Mengajak kejalan Allah adalah wajib hukumnya. Keberhasilan

ajakannya mencerminkan prospek kelestarian dan pengembangan Islam

dimasa mendatang. Sebab maju mundurnya suatu agama terletak ditangan

penganut-pengnutnya. Sebagaiman Firman Allah dalam surah Al-Imran ayat

104 :

‫وف َويَأ ُْم ُرو َن الْ َخ ْي ِر إِلَى يَ ْدعُو َن أ َُّمةٌ ِم ْن ُك ْم‬


ِ ‫ك الْم ْن َك ِر َع ِن وي ْنهو َن بِالْمعر‬
ُْ َ َْ ََ
ِ
ُ َ ‫َوأُولَئ‬
‫َولْتَ ُك ْن‬

Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”..Dalam.http://khazanahkeislaman.blogspot.co
28

.id/2015/11/makalah-sejarah-berdirinya-majelis.html, 20 Mei 2016.


29
Dinas Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996),
H. 345
30
Departemen Agama RI. Al-Quran Dan Terjemahan, (Bandung : Diponogoro,
2005), H. 264
24

‫ال ُْم ْفلِ ُحو َن ُه ُم‬


Artinya :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebijakan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Imron : 104)31

Menurut Din Syamsudin, Majelis Ulama Indonesia mempunyai peran

utama yaitu :

1. Sebagi pewaris tugas para nabi (Warasatu Ambiyah)


Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pewaris tugas-tugas
para Nabi, yaitu menyebarkan agama islam serta memperjuangkan
terwujudnya suatu kehidupan sehari-hari dengan arif dan bijaksana
yang berdasarkan islam serta memperjuangkan perubahan
kehidupan agar berjalan sesuai dengan ajaran islam.
2. Sebagi pemberi fatwa
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pemberi fatwa bagi
umat islam baik diminta maupun tidak diminta.
3. Sebagi pembimbing dan pelayanan umat
Yaitu melayani umat islam dan masyarakat luas dalam memenuhi
harapan, aspirasi, dan tuntutan, Majelis Ulama Indonesia Harus
senantiasa berikhtiar memenuhi permintaan umat islam baik secara
lansung maupun tidak lansung. Serta Majelis Ulama Indonesia
harus selalu berusaha tampil dalam membela dan memperjuangkan
aspirasi umat islam dan masyarakat luas.
4. Sebagai gerakan islam (Wal-Tajdid)
Majelis Ulama Indinesia berperan sebagai pelopor islam yaitu
gerakan pembaharuan pemikiran islam, maka MUI harus
menempuh dengan jalan tajdid yaitu gerakan pembaharuan islam,
jalan taufiq (kompromi) dan tajih (mencari hukum yang lebih kuat)
5. Sebagai penegak Amar Ma’ruf dan Hahyi Munkar
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai wahana penegakan
amar ma’ruf nahyi munkar, yaitu dengan menegaskan kebenaran.
Sebagaimana kebenaran dan kebaikan kebenaran dan kebatilan.
Sebagiman kebatilan dengan penuh hikmah dan istiqomah. Oleh
sebab itu MUI dalam menjalankan fungsinya harus tampil dibarisan
terdepan sebagi kekuatn moral (Moral Force).32
31
Departemen Agama RI. Al-Quran Dan Terjemahan Bandung : Diponogoro, 2005) H. 50
32
Nahyadi. “ Peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bambu Apus Dalam
Penanggulangan Perjudian di Desa Bambu Apus Pamulang”. Skripsi. Universitas Islam
25

Dari diatas jadi peran MUI adalah segalah bentuk tindakan yang
dilakukan MUI dalam mencegah kenakalan remaja untuk menegakan Amar
Ma’ruf dan Hahyi Munkar sebagaimana tugas utamanya adalah sebagai
penerus Nabi dalam memberikan bimbingan, layanan kepada masyarakat
dan sebagai gerakan islam.

B. Remaja dan Kenakalannya

1. Remaja

a. Pengertian remaja

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa.

Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak,

namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia

sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering

dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak

kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran

serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya,

orangtuanya.

“Masa remaja (adolesensi) adalah masa peralihan dari masa anak-

anak menuju masa dewasa, anak-anak mengalami pertumbuhan cepat di

segala bidang”.33 Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk jasmani,

sikap, cara berfikir dan bertindak. Tetapi bukan pula orang dewasa yang

telah matang.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Masa remaja

(adolescence):12 -25 tahun, yaitu masa topan badai (strum und drang),

Negeri, Fakultas Dakwa dan Komunikasi, 2005. H. 12


33
Sarlito Wirawan Sarwono. Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2002), H. 72
26

yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat

pertentangan nilai-nilai34.

Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah suatu

masa dimana :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan


tandatanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.35

b. Batasan usia remaja

Dalam kajian psikologi, ‘secara umum untuk masyarakat Indonesia

batasan usia remaja adalah usia 11-24 tahun dan belum menikah.”36

Adapun hal-hal yang menjadi pertimbangan yaitu:

1. Usia 11 tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual

sekunder mulai tampak (kriteria fisik).

2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil

balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak

lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).

3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan

perkembengan jiwa seperti tercapainya identitas diri, tercapainya fase

genital dari perkembangan psikoseksual, dan tercapainya puncak

perkembangan kognitif maupun moral (kriteria psikologis).


34
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 24
35
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja… H. 9
36
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja… H. 14
27

Berdasarkan tahapan usia akhir batasan usia remaja menurut Prof.

dr. soetjiningsih, SpA(K) remaja akan melewati tiga tahap yaitu “Masa

remaja awal/dini (early adolescence) umur 11-13 tahun, masa remaja

pertengahan (middle adolescence) umur 14-16 tahun dan masa remaja

lanjut (late adolescence) umur 17-20 tahun.”37

Menurut undang-undang kesejahteraan anak No.4 tahun 1979,

“remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

menikah”38.

Menurut undang-undang perkawinan no.1 tahun 1974 “anak

dianggap remaja apabila cukup matang untuk menikah yaitu umur 16

tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki” 39. Jelas bahwa

undang-undang tersebut menganggap anak diatas umur tersebut bukan

legi anak-anak sehingga mereka sudah boleh menikah.

Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia

kronologis, yaitu ”antara 13 hingga 21 tahun, yang dibagi pula atas

remaja awal13-17 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun”40.

Menurut DIKNAS anak dikatakan remaja apabila “sudah berumur

18 tahun, yang sesuai saat lulus sekolah menengah atas”41.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa usia remaja

relative tak ada ada ketentuan yang pasti dimana seseorang dianggap
37
Soetjiningsih.Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya, ( Jakarta: CV
Agung Seto, 2004), H. 2
38
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 6
39
Soetjiningsih.Tumbuh Kembang… H. 2
40
Panut panuju dan ida Umami. Psikologi Remaja. (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya,2005).
41
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja… H. 2
28

remaja secara umum adalah 12-24 tahun dan pada perempuan relative

lebih muda dibandingkan dengan usia remaja pada laki-laki. Hal ini

menjadikan perempuan memiliki masa remaja yang lebih panjang

dibandingkan dengan laki-laki.

c. Perkembangan remaja

a. Perkembangan fisik

Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa

terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik

seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis

(kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada

masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting,

berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem

reproduksi.

Sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan

mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. ”Pada remaja

wanita usia 12-19 tahun rahim sudah bisa dibuahi, menstruasi tumbuh

jerawat di wajah, peningkatan lemak pinggul melebar dan

payudara mulai tumbuh serta bagian paha membesar”42.

Pada alat kelamin tumbuh rambut pubik, perubahan tubuh ini


akan semakin mencapai keseimbangan yang sifatnya individual.
Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai
bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai
kematangan secara fisiologis, sebelum akhirnya nanti
mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia.
Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini,
seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya,
42
Nanang. Perkembangan Psikologis Remaja, (Jakarta : Persada, 2008) H. 2
29

artinya sudah dapat mempunyai keturunan. Meskipun demikian,


hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi
dengan aman secara fisik43.
b. Perkembangan psikis

Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai

sistem kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan

selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan

ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga,

sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat

tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut.

Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat

saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.

Prof.Dr. Sarlito menjelaskan perkembangan psikologis(psikis )

remaja ada enam, yakni :

1. Konsep diri
2. Inteligensi
3. Perkembangan pran sosial
4. Perkembangan pran gender
5. Moral dan religi44

c. Perkembangan sosial

Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak

praremaja untuk berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja

membuat penganut aliran kontemporer memasukan mereka dalam

kategori remaja. Menurut Prof. dr. soetjiningsih, SpA(K) usia remaja

43
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 72
44
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 69
30

menjadi tiga kelompok, yaitu ”Masa remaja awal/dini (early

adolescence) umur 11-13 tahun, masa remaja pertengahan (middle

adolescence) umur 14-16 tahundan masa remaja lanjut (late

adolescence) umur 17-20 tahun.”45

Pada usia tersebut, Robert Young havighurst menyatakan tugas-

tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan


teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminim
3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya
secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan
orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan
kehidupan keluarga
8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep
intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga
negara
9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat di
pertanggung jawabkan secara sosial
10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai
pedoman perilaku 46

2. Kenakalan Remaja

a. Pengertian kenakalan remaja

Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca

tentang perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini.

45
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. (Jakarta: CV
Agung Seto, 2004), H. 2
46
Panut panuju dkk. Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2005), H. 23
31

Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian

antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman

keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini.

Kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai

dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.

Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja.

“Masa remaja (adolescence):12 -25 tahun, yaitu masa topan badai (strum

und drang), yang mencerminkan kebudayaan moderen yang penuh

gejolak akibat pertentangan nilai-nilai”47 . “masa remaja adalah masa

‘stress and strain’ (masa keguncangan dan kebimbangan)” 48. Pada usia

tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih

belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa

transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering melakukan

perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari

norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku

tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya..

Kenakalan remaja juga disebut dengan istilah juvenile delinquent.

Juvenile berasal dari bahasa latin “juvenilis”, “artinya anak-anak, anak

muda, ciri karakteristik pada masa muda, dan sifat-sifat khas pada

periode remaja”49. Sedangkan delinquent, dalam bahasa latin


47
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 72
48
Panut panuju dkk. Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2005), H. 20
49
Dinas Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka,
1996), H. 336
32

“delinquere”, “berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian

diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar

aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi,

durjana, dursila dan lain sebagainya”.50 Sehingga, dapat diartikan bahwa,

Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat


(dursila) atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan
gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja
yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial, sehingga
mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang51.

Kartono (1986: 209) mengatakan, kenakalan remaja biasa disebut


dengan istilah juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang
artinya anak-anak, anak muda, cirri karakteristik pada masa muda,
sifat-sifat khas pada priode remaja. Sedangkan delinquent berasal
dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan,
mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat,
nakal, anti sosial, kriminal, pelangaran aturan, pembuat rebut,
pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juveneile
delinquency atau kenakalan remaja adalah prilaku jahat atau
kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit atau patologi
secara social pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian social, sehingga mereka mengembangkan bentuk
prilaku yang menyimpang52.
Salah satu upaya untuk mendefinisikan penyimpangan perilaku

remaja dalam arti kenakalan remaja dilakukan oleh M. Gold dan J.

Petronio yang mendefinisikan bahwa “kenakalan remaja adalah tindakan

oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan

yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat

diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman”53.

50
Dinas Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia … H. 336
51
Dinas Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesi, …..H. 336
52
Rudi Lestriono. “Tinjawan Krimonologis Terhadap Kenakalan Remaja Di
Kabupaten Luwu Timur “ . Skripsi. Makasar, Univesitas Hasanudin, Fakultas Hukum,
2013. H. 22
53
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 205
33

Santrock mendepinisikan kenakalan remaja merupakan kumpulan


dari berbagai perilaku, mulai dari perilaku yang tidak dapat
diterima secara social sampai tindakan kriminal. Kemudian Mussen
juga mengungkapkan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku
yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan
oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini
dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sanksi hukum54.

Pendapat lain oleh Singgih D. Gunarso bahwa dari segi hukum

kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yaitu:

a. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diatur


dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit
digolongkan sebagai pelanggaran hukum.
b. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian
sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku, sama
dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang
dewasa55.

Menurut M Arifin, pengertian kenakalan tersebut mengandung

beberapa ciri pokok, sebagai berikut :

1. Tingkah laku yang mengandung kelainan-kelainan berupa


perilaku atau tindakan yang bersifat a-moral, a-sosial, atau anti
sosial.
2. Dalam perilaku atau tindakan tersebut terdapat pelanggaran
terhadap norma-norma sosial, hukum, dan norma Islam yang
berlaku dalam masyarakat.
3. Tingkah/perilaku, perbuatan serta tindakan-tindakan yang
bertentangan dengan nilai-nilai hukum atau undang-undang
yang berlaku yang jika dilakukan oleh orang dewasa hal tersebut
jelas merupakan pelanggaran atau tindak kejahatan (kriminal)
yang diancam dengan hukuman menurut ketentuan yang
berlaku.
4. Perilaku, tindakan dan perbuatan tersebut dilakukan oleh
kelompok usia Remaja.56
b. Faktor penyebab kenakalan remaja ( penyalahgunaan narkoba dan miras)
54
Rudi Lestriono. “Tinjawan Krimonologis Terhadap Kenakalan Remaja Di
Kabupaten Luwu Timur“ ….. H. 23
55
Rudi Lestriono. “Tinjawan Krimonologis Terhadap Kenakalan… H. 23
34

1. Faktor individu

Faktor individu adalah faktoe dali dalam diri seseorang itu

sendiri. Dari sudut pandang faktor individu ada lima penyebab

kecanduan yaitu :

1. Keyakinan adiktif
2. Keperibadian
3. Ketidak mampuan menghadapi masalah
4. Tidak terpenuhinya kebutuhan emosional, sosial, dan
spiritual
5. Kurangnya dukungan sosial57

2. Faktor keturunan

Faktor keturunan juga dapat menyebabkan sesorang menjadi

pecandu. Seperti anak seorang pengedar narkoba sudah tentu selama

hidupnya ia dekat dengan barang-barang seperti itu. Dengan tampa

sengaja orang tua mengajarkan kepada anaknya tentang hal tersebut.

“faktor keturunan yang bertanggung jawab besar adalah orang tua

karena anak lebih banyak belajar dari orang tua”.58

3. Lingkungan

Faktor selanjutnya yang menyebabkan anak/remaja berperilaku

menyimpang adalah karena pengaruh lingkungan. “Baik di lingkungan

sekolah maupun di lingkungan sehari-hari, anak/remaja yang

56
Khoirul Shiddiq. “Penanggulangan Kenakalan Remaja Menurut Arifin”.
Skripsi. Semarang , Institut Islam Islam Negeri Walisongo,Fakultas Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam, 2011. H. 30
57
Martono. Lydia. Membantu Pemulihan Pencandu Narkoba dan Keluarganya,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), H. 2
58
Martono. Lydia. Membantu Pemulihan Membantu Pemulihan Pencandu
Narkoba dan Keluarganya, …… H. 2
35

mengalami krisis identitas atau tidak mampu mengontrol diri dapat

dengan mudah terpengaruh oleh perilaku teman-teman sebayanya.”59

c. Bentuk-bentuk kenakalan remaja

Kenakalan remaja menurut Jensen dikelompokan menjadi 4 yaitu :

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain :


perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan kerugian materi: pecurian,
perusakan, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
3. Kenakalan social yang menimbulkan korban dipihak orang lain:
pelacuran, penyalah gunaan obat. Di Indonesia dapat dimasukan
juga hubungan seks diluar nikah.
4. Kenakalan yang melawan setatus, misalnya mengingkari setatus
anak, sebagai anak yakni suka membolos, mengingkari setatus
orang tua dengan minggat dari rumah dan membantah perintah
orang tu. Pada usia mereka60.

Bentuk kenakalan sosial yaitu penyalahgunaan narkoba dan

minuman keras.

1. Penyalahgunaan narkoba

Narkotika berasal dari bahasa yunani “narkosis” yang

dikemukakan oleh bapak ilmu kedokteran, hepokrates, untuk zat-

zat yang menimbulkan mati rasa atau rasa lumpuh. “Narkoba

merupakan singkatan narkotika dan obat-obatan terlarang, dalam

ilmu kedokteran narkoba digunakan untuk tujuan pengobatan. Jadi

yang berbahaya itu bukan narkoba tapi penyalah gunaannya”.61

59
Rudi Lestriono. “Tinjawan Krimonologis Terhadap Kenakalan Remaja Di
Kabupaten Luwu Timur“ . Skripsi. Makasar, Univesitas Hasanudin, Fakultas Hukum,
2013. H. 66
60
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2008), H. 209
61
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2008), H. 209
36

“Yang dikatakan berbahaya adalah bahan yang tidak aman

digunakan atau membahayakan pengguna serta bertentangan

dengan hukum yang berlaku”62.

Karena bahaya ketergantungan, pengguna, dan peredaran

narkoba diatur dalam undang-undang No 22 tahun 1997 tentang

narkotika dan undang-undang No.5 tahun 1997 tentang

psikotropika. “Menurut undang-undang narkoba dibagi atas

narkotika dan psikotropika”63:

1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman baik sentesis atau nonsintesisyang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri.

Menurut potensi menyebabkan ketergantungannya maka

narkotika dikelompokan mejadi:

1. Golongan I yang berpotensi tinggi menyebabkan


ketergantungan dan tidak digunakan untuk terapi.
Contoh: heroin, kokain dan ganja.
2. Golongan II yang berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan dan digunakan sebagai alat terapi
sebagai pilihan terakhir. Contoh: marfin dan petidian.
3. Golongan III yang berpotensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi.
Contoh: kodein64

62
Martono, Lydia. Membantu Pemulihan Pencandu Narkoba dan
Keluarganya. (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), H. 5
63
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja… H. 7
37

2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun

sentesis yang berkhasiat psikoaktif melaluai pengaruh selektif

pada susunan saraf daan menyebabkan perubahan khas pada

ktifitas mental dan prilaku.

Menurut potensi menyebabkan ketergantungan maka

psikotropika dibagi menjadi:

1. Golongan I yang amat kuat menyebabkan


ketergantungan. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD,dan
STP.
2. Golongan II kuat menyebabkan ketergantungan dan
sering digunakan dalam terapi secara terbatas. Contoh:
ampetamin, metampetamin( sabu-sabu), fensiklin
(PCP), dan Ritalin.
3. Golongan III berpotensi sedang terhadap
ketergantungan. Contoh: pentobarbital, plinitrazepam.
4. Golongan IV yang berotensi ringan terhadap
ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam,
fenobarbital, netrazepam( Pil BK, DUM, MG).65

Adapun undang-undang yang mengatur dalam

memperoduksi, menyebarkan memiliki dan menyimpan

psikotropika golongan I yaitu undang-undang psikotropika pasal

59, yang mana pelaku dapat dipidana penjara 4-15 tahun dan

pidana denda 150-170 juta rupiah. Dan barang siapa yang tanpa

hak melawan dan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,

menjual mengangkut maka akan mendapat hukuman pidana 4-

64
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2008), H. 7
65
Martono dan Lydia. Membantu Pemulihan Pencandu Narkoba dan
Keluarganya”, (Jakarta :Balai Pustaka, 2006), H. 8
38

hukuman mati atau penjara seumur hidup dan denda 100juta- 5

miliyar sebagai diatur dalam UU psikotropika pasal 78, 80,

81,82.

Seorang pemakai narkoba dapat dilihat dari gejalah-

gelalahnya sebagai berikut:

Table 1
Gejalah Fisik Penyalah Guna Narkoba66

Jenis narkoba Gejala fisik


Ganja 1. Saat menggunakan: mata merah

2. Sedang ketagihan : tidak suka makan,

tidur terganggu, banyak keringat, mual,

muntah, dan menceret


Obat penenang 1. Saat menggunakan: mengantuk, jalan

sempoyongan, dan berbicara cadel.

2. Sedang ketagihan : mual, muntah, letih,

jantung berdebar-debar, serta lidah, tangan

dan kelopak mata bergetar.


Opium (heroin, 1. Saat menggunakan: jalan sempoyongan,

Martono dan Lydia. Membantu Pemulihan Pencandu Narkoba dan


66

Keluarganya”, (Jakarta :Balai Pustaka, 2006), H. 23


39

putauw, candu, bicara cadel, mengantuk atau acuh.

marfin) 2. Kelebihan dosis: napas, detak jantung, dan

nadi lambat, kulit terasa dingin serta

pernapasan dapat berhenti atau meninggal.

3. Sedang ketagihan: mata dan hidung berair,

menguap terus-menerus, mual, muntah,

sakit perut, diare, rasa sakit seluruh tubuh,

takut air sehingga tidak mau mandi,

kejang dan kesadaran turun

4. Pengaruh jangka penjang: penampilan

tidak sehat, acuh tak acuh terhadap

kesehatan dan kebersihan diri, terdapat

sederetan bekas suntikan pada lengan atau

bagian tubuh lain.


Stimulansia 1. Saat menggunakan: berkeringat, mual,

(ampetamib, muntah, mulut kering, tidak bias diam.

exstasi dan sabu- 2. Kelebihan dosis: pembuluh darah otak

sabu) cepat dan meninggal.

3. Saat ketagihan: tidak bias tidur.

4. Pengaruh jangka panjang: dapat timbul

gangguan jiwa (paranoid)


Inhalansia 1. Saat menggunaka: sempoyongan, cadel,

aceton dan thine) pusing dan detak jantung tidak teratur.


40

Pelaku yang memakai narkoba secara terus-menerus dapt

menyebabkan ketergantungan, pemakain terus menerus tidak

berarti setiap hari, pemakain seminggu sekali juga dikatakan terus-

menerus. Ketergantungan narkoba adalah penyakit kronis yang

ditandai dengan adanya gangguan fisik, psikologis, dan sosial.

Pemakain terus menerus disebut penyakit karena gejalanya yang

khas yang berulang kali kambuh dan berlangsung progresif yang

artinya makin memburuk jika tidak diterapi dan dirawat dengan

baik. Adapun gejala ketergantungan yaitu:

a. Keinginan kuat untuk memakai narkoba berulang kali


b. Kesulitan mengendalikan pemakaian narkoba
c. Terjadi gejala putus zat
d. Mengabaikan alternative kesenangan lain
e. Terus memakai 67

Akibat penyalahgunaan narkoba yaitu :

1. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal


remaja
2. Intoksikasi (keracunan)
3. Overdosis (OD)
4. Gejala putus zat
5. Sering kambuh
6. Gangguan prilaku/ mental sosial
7. Gangguan kesehatan
8. Kendornya nilai-nilai
9. Masalah ekonomi dan hukuman68

Majlis Ulama Indonesi (MUI) mengaharamkan segalah

bentuk kegiatan yang mengenai narkoba. Dimana dijelaskan dalam


67
Martono dan Lydia. Membantu Pemulihan Pencandu Narkoba dan
Keluarganya”, (Jakarta :Balai Pustaka, 2006), H. 16
68
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2008), H. 8
41

hadist riwayat ahmad” melarang Rasulullah SAW dari pada tiap-

tiap barang yang memabukan dan melemahkan akal dan badan”.69

Dimana narkoba dapat mengakibatakan kerusakan jaringan saraf

dan bahkan menyebabkan kematian pada pengonsumsi.

Begitupula dalam Al-quran dijelaskan dalam surah al-

baqarah ayat (QS. Al-Baqarah[2] :195)

ۚ
‫َنف ُقواْ يِف َسبِ ِيل ٱللَّ ِه َواَل تُ ۡلُقواْ بِأَ ۡي ِدي ُك مۡ إِىَل ٱلتَّ ۡهلُ َك ِة َوأَ ۡحِسنُ ٓو ْا إِ َّن ٱللَّ َه‬
ِ ‫وأ‬
َ
‫ني‬ ِ ِ ۡ ُّ ِ‫حُي‬
َ ‫ب ٱ ل ُم ۡحسن‬
Artinya :
“dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan Janganlah
kamu menjerumuskan dirimu kepada kecelakaan/kebiasaan
(sebagaimana akibat tangan) tangan-tanganmu. Dan berbuatlah
kebaikan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik” (QS. Al-Baqarah:195)70

ِ ‫تَ ۡأ ُكلُ ٓاوْ أَ مٰۡولَ ُكم ب ۡينَ ُكم بِٱ ۡلب‬


‫ٰط ِل إِٓاَّل أَن تَ ُكو َن جِت ََٰر ًة‬ ِ َّ ٓ ٰ
َ َ َ ‫ين ءَ َامنُواْ اَل‬َ ‫يَأَيُّ َها ٱلذ‬
٢٩ ‫س ُك مۡۚ إِ َّن ٱللَّهَ َكا َن بِ ُك مۡ َر ِحيما‬ ۡ
َ ‫تَ قُتلُ ٓواْ أَن ُف‬ ‫َعن َتَراض ِّمن ُك مۡۚ َواَل‬
Artinya :
“wahai orang-orang yang beriman! Dan janganlah kamu
saling memakan harta sesmamu dengan jalan yang batil, kecuali
dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka
diantara kamu. janganlah kamu membunuh dirimu (dengan
mencapai sesuatu yang membahyakanmu) karena sesunggunya
Allah maha pengasih kepadamu.” (QS. An-Nisa : 29)71

2. Pengonsumsian minuman keras

Dari sudut pandang remaja,”minuman” mungkin dilihat

sebagai sebuah ritual akil baliq yang esensisal. “Bagi orang barat

MUI. Himpunan Fatwa MUI , (Jakarta : Erlangga, 2009), H. 143


69

Departemen Agama RI. Al-Quran Dan Terjemahan, (Bandung :


70

Diponogoro, 2005), H. 24
71
Departemen Agama RI. Al-Quran Dan Terjemahan, (Bandung :
Diponogoro, 2005). H.25
42

dengan bangga memperomosikan konsumsi alkohol sebagai bagian

dari kehidupan orang dewasa, sehingga remaja percaya bahwa

sangat penting bagi mereka untuk minum alkohol”.72

Alkohol dapat menyebabkan mabuk, jalan sempoyongan,

bicara cadel, kekerasan atau perbuatan merusak, ketidak mampuan

belajar dan mengingat. Pemakaian jangka panjang dapat

menyebabkan kerusakan pada hati, lambung, saraf tepi, otak,

gangguan jantung, meningkatkanya resiko kanker dan bayi lahir

cacat dari ibu pencandu alcohol.

Standard keharaman miras (Khamr), ditetapkan oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) sebagai berikut :

1) Khamr adalah setiap yang memabukkan, baik minuman


maupun yang lainnya. Hukumnya haram.
2) Minuman yang termasuk dalam kategori khamr adalah
minuman yang mengandung ethanol (C2H5OH), minimal
1%.
3) Minuman yang termasuk dalam kategori khamr adalah
najis.
4) Minuman yang mengandung ethanol di bawah 1% sebagai
hasil fermentasi yang direkayasa adalah haram atas dasar
pencegahan (preventif), jadi tidak najis.
5) Minuman yang dibuat dari air perasan tape dengan
kandungan ethanol minimal 1%, termasuk kategori
khamr.73

72
Kathryn Geldard, Konseling Remaja ( Intervensi Praktis Bagi Remaja
Beresiko), (Yogyakarta: pustaka Pelajar, 2012), H. 217
73
Yudhi Andika Dwi Putra. “Pencantuman Label Halal Pada Makanan
Dalam Kemasan Di Kota Bengkulu Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69
Tahun 1999”. Skripsi. Bengkulu, Fakultas Hukum, 2014. H. 17
43

“Minuman keras adalah minuman yang memabukan, yang

dapat menyebabkan pengonsumsinya merasakan melayang dan

haram mengonsumsinya. Sebagaimana di jelaskan dalam (QS. Al-

Baqarah[2] :219)

ِ ‫ك َع ِن اخْلَ ْم ِر َوالْ َمْي ِس ِر ۖ قُ ْل فِي ِه َما إِمْثٌ َكبِريٌ َو َمنَافِ ُع لِلن‬


‫َّاس َوإِمْثُُه َما‬ َ َ‫يَ ْسأَلُون‬
ِ ِ
َ ‫ك َماذَا يُْنف ُقو َن قُ ِل الْ َع ْف َو ۗ َك َٰذل‬
ُ‫ك يَُبنِّي ُ اللَّه‬ َ َ‫أَ ْكَب ُر ِم ْن َن ْفعِ ِه َما ۗ َويَ ْسأَلُون‬
‫ات لَ َعلَّ ُك ْم َتَت َف َّك ُرون‬ِ ‫لَ ُكم اآْل ي‬
َ ُ
Artinya :
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya dan mereka menanyakan kepadamu tentang apa
yang harus mereka infakan . katakanlah kelebihan dari apa yang
diperlukan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya
kepadamu agar kamu memikirkan”. (QS. Al-Baqarah[2] :219)74

‫َخَب َريِن أَبُو َس لَ َمةَ بْ ُن‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬ ِ


ْ ‫ال أ‬ َ َ‫ي ق‬ ُّ ‫ب َع ْن‬ ٌ ‫َخَبَرنَا ُش َعْي‬ْ ‫َح َّد َثنَا أَبُو الْيَ َم ان أ‬
ِ ُ ‫َن عائِ َش ةَ ر ِض ي اللَّه عْنه ا قَالَت س ئِل رس‬ ِ
ُ‫ص لَّى اللَّه‬ َ ‫ول اللَّه‬ ََُ ُ ْ ََُ َ َ َ َّ ‫َعْب د الرَّمْح َ ِن أ‬
‫ال‬َ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َع ْن الْبِْت ِع َو ُه َو نَبِي ُذ الْ َع َس ِل َو َك ا َن أ َْه ُل الْيَ َم ِن يَ ْش َربُونَهُ َف َق‬
‫َس َكَر َف ُه َو َحَر ٌام‬ ْ ‫اب أ‬ٍ ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه وسلَّم ُك ُّل َشر‬ ُ ‫َر ُس‬
َ َ ََ َ
Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah


mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri dia berkata;
telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman
bahwa Aisyah radliallahu 'anha berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah ditanya tentang bit'i yaitu (minuman
keras) yang terbuat dari perasan madu dan sebagai minuman yang
banyak di konsumsi oleh penduduk Yaman, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Setiap minuman yang
memabukkan hukumnya haram."(sahih bukhari)75

Departemen Agama RI. Al-Quran Dan Terjemahan, (Bandung:


74

Diponogoro, 2005), H. 27
75
Abu Ahmad. Kitab Shahih Bukhari, (Jakarta: Pustaka pribadi, 2009),
H. 87
44

Hadits di atas adalah salah satu dari dalil-dalil pasti yang

menjelaskan tentang keharaman semua yang memabukkan, baik

yang terbuat dari anggur, kurma, jagung, atau yang lain, dan sedikit

atau banyaknya sama saja. Adapun yang membedakan antara

khamr yang satu dengan yang lain dan membedakan sedikit atau

banyak adalah batil.

‫ك َع ْن نَافِ ٍع َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن عُ َمَر‬ ٌ ِ‫َخَبَرنَا َمال‬


ْ‫فأ‬
ِ
ُ ُ‫َح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّه بْ ُن ي‬
َ ‫وس‬
‫ب‬َ ‫ال َم ْن َش ِر‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬
ِ
ُ َ َّ ‫َرض َي اللَّهُ َعْن ُه َما أ‬
‫ب ِمْن َها ُح ِر َم َها يِف اآْل ِخَرة‬ ُّ ‫اخْلَ ْمَر يِف‬
ْ ُ‫الد ْنيَا مُثَّ مَلْ َيت‬
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah
mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari Abdullah bin
Umar radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa meminum khamr di dunia dan
tidak bertaubat, maka akan di haramkan baginya di akhirat
kelak."(sahih bukhari)76.

Allah swt mengharamkan khamr bagi laki-laki dan

perempuan Karena khamar adalah minuman mereka disurga.

"(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada

orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai

dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari

khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan

sungaisungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di

dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan

mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi

76
Abu Ahmad. Kitab Shahih Bukhari,… H. 87
45

minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong

ususnya.

Berdasarkan KUHP pasal 300 bahwa: pelaku yang membeli


minuman keras untuk diminum sendiri atau diberikan pada
orang lain secara sengaja, dengan atau tampa ancaman
kekerasan dan mengakibatkan mabuk, melanggar KUHP
pasal 300 yang mana dapat dikenai pidana penjara selama-
lamanya 1 tahun dan mabuk didepan umum sehingga
merintangi lalu lintas, mengganggu ketertiban atau
mengancam keselamatan orang lain melanggar dipidana
kurungan 6 hari atau denda.77

C. Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kenakalan Remaja(Narkoba

Dan Alkhol)

Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan

perubahan dan rentan munculnya masalah kenakalan remaja. Untuk itu perlu

adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang

tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di

kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling

menentukan.

Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru

dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang

pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan

bahagia.

Penceghan penyalahgunaan narkoba dan miras yang dilakukan oleh

Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu Bimbingan,

77
Martono , Lydia. Membantu Pemulihan Pencandu Narkoba dan Keluarganya.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), H. 8
46

penyuluhan dan dakwah. Bimbingan secara etimologi adalah menunjukkan,

memberi jalan, atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi

kehidupannya dimasa kini dan masa mendatang.

Istilah bimbingan mempunyai terjemahan dari kata bahasa Inggris

guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan.

Adapun bimbingan Islam menurut Sutoyo adalah upaya membantu individu

belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah, dengan cara

memberdayakan iman, akal dan kemauan yang dikaruniahi Allah kepadanya

untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada

diri individu itu berkembang dengan benar dan kukuh sesuai tuntunan Allah.

Untuk itu, bimbingan dan konseling Islam dapat diartikan sebagai suatu proses

pemberian bantuan kepada individu untuk belajar mengembangkan fitrahnya

yakni iman, akal, dan kemauan agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah. Pada dasarnya manusia memiliki dua potensi hubungan,

selain dia merupakan makhluk sosial atau hidup dengan orang lain, manusia

juga mempunyai hubungan dengan Allah, akan tetapi terkadang manusia tidak

dapat mengoptimalkan hubungannya tersebut, sehingga tidak jarang dari

mereka mengalami kekosongan pada hatinya yang haus akan sentuhan rohani,

disinilah peran bimbingan dan konseling Islam sebagai usaha pemberian

bantuan menyeluruh pada diri individu yang bermasalah.

Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berarti obor atau “pelita” atau

“yang member terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuandikatakan meningkat bila


47

terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu atau yang tahu menjadi lebih

tahu.

Secara etimologi, penyuluhan berasal dari bahasa inggris “counseling”

yang mengandung arti “ menerangi, menasehati”, atau memberikan kejelasan

kepada orang lain agar ia memahami dan mengerti hal-hal yang sedang

dialaminya.

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang

mempelajari system dan proses perubahan pada indivindu serta masyarakat

agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuia dengan yang diharapkan.

Strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan manajemen, karena

orientasi keduanya sama-sama mengarah pada sebuah keberhasilan atau sebuah

rencana yang sudah ditetapkan oleh individu maupun organisasi.

Menurut H. Ali Nundiha S.H dakwah merupakan metode, siasat atau

kegiatan yang digunakan dalam aktifitas dakwah. Dari pengertian diatas maka

dapat disimpulkan metode dakwah adalah strategi atau taktik yang digunakan

dalam melakukan aktifitas dakwah dengan perencanaan yang disusun dehingga

apa yang menjadi tujuan dakwah itu dapat terlaksana.

Menurut ida panutu, “Tidakan dalam mencegah dan mengatsi kenakalan

remaja yaitu tindakan preventif, reprensif dan rehabilitasi”78 .

1. Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat

dilakukan melalui cara berikut:

78
Panut panuju dan ida Umami. Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogyakarta, 2005), H. 163
48

1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja


2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para
remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab
timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
3. Dengan memberikan binaan dan bimbingan kepada remaja. Usaha
pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya.
2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan
pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan
pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
3. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal
demi perkembangan pribadi yang wajar.
4. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga
maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.79

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil

dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan,

maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari

sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam

gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan

bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang

bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan

membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan

pembinaan yang perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan yang terarah,

para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan

diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran

yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas,

79
Panut panuju dan ida Umami. Psikologi Remaja,… H. 164
49

sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan

kesulitan atau persoalan masing-masing.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus juga dapat

dilakukan oleh MUI (majlis Ulama Indonesia) bekerja sama dengan para

pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Karena sekolah adalah

tempat dimana lembaga yang bersinggungan lansung dengan remaja setelah

Keluarga. Dengan dilakukan bimbingan dan penyuluhan terhadap remaja

sekolah. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan

mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap

penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.

Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua

pendekatan:

1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara


pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan
mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan
anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut.80

2. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat

dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan

pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut,

diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal

yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan

80
Panut panuju dan ida Umami. Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogyakarta, 2005), H. 167
50

melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan

kriminalitas tanpa pandang bulu.

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang

berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman

yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara

keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. “Setiap

pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak

dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan dan umur”81.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya

dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja

itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui

pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus

maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan

remaja antara lain:

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa


dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan
point pertama.
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti
berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.

81
Panut panuju dan ida Umami. Psikologi Remaja,… H. 169
51

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus
bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.82

Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan

kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan

teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan

remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan

remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang

mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa

yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan

(iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

82
Panut panuju dan ida Umami. Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogyakarta, 2005), H. 171
52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

”Penulis menggunakan metode deskriftif dengan desain kualitatif” 83 yaitu

memaparkan upaya pencegahan dalam masalah-masalah kenakalan remaja

terutama masalah penyalahgunaan narkoba (narkotika dan obat-obatan

terlarang) dan pengunsumsian minuman keras serta hasil temuan penelitian

sebagaimana adanya dengan disertai argumentasi-argumentasi yang

mendukung konsep tioritis. Masalah terkait dengan peranan Majlis Ulama

Indonesia (MUI) dalam mencegah kenakalan remaja di kabupaten Bengkulu

Selatan tampak telah dilakukan akan tetapi belum terealisasi secara sempurna

sehingga masih ada sebagian remaja yang melakukan kenakalan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan rumusan permasalahan, maka

penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bengkulu Selatan, dengan alasan dan

pertimbangan sebagai berikut :

83
Djam’an Satori. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Afabeta, 2014), H. 104
53

1. Bahwa penulis berdomisili di Kabupaten Bengkulu Selatan sehingga

perlu untuk melakukan penelitian di wilayah Kota Bengkulu Selatan.

2. Bahwa banyaknya remaja yang melakukan penyimpangan dalam

penggunaan narkotika dan miras di Kabupaten Bengkulu Selatan,

sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

3. Bahwa dari segi tempat atau lokasi penelitian ini berada di wilayah

Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga lebih mempermudah penulis


53
dalam memperoleh data penelitian apabila terjadi kekurangan data.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini yang berjudul peranan majelis ulama indonesia dalam

mencegah kenakalan remaja diKabupaten Bengkulu Selatan dilaksanakan pada

bulan agustus sampai dengan selesia.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan

skunder yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga

sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara

langsung. Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil data primer dari

responden-responden secara langsung dari Kantor Majlis Ulama Indonesia

(MUI) maupun pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini.


54

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder diperoleh dari membaca literatur-literatur seperti buku-buku,

perundang-undangan dan lain sebagainya, yang berhubungan dengan objek

dan subjek yang dimaksud dalam penelitian ini. Kemudian membandingkan

antara satu dengan yang lain dan dari hasil perbandingan itulah ditarik

kesimpulan sebagai bahan kajian.

D. Alat Pengumpulan Data

a. Observasi

“Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan oleh

peneliti seara langsung, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud

merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena, untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan”84. Dengan demikian, dalam

rangka pengumpulan data dalam penelitian ini, maka observai dilakukan

dengan mengamati dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kenakalan remaja di kabupaten Bengkulu Selatan. pengamat sebagai

partisipan yang lazimnya sekali kunjungan atau wawancara dengan ketua

majelis ulama Indonesia dan hal-hal terkait dengan kenakalan remaja. Disini

keterlibatan pengamat terhadap perilaku para remaja yang menjadi objek

serta Majlis Ulama Indonesia dalam mengatasi kenakalan remaja tersebut

dan instansi-instansi terkait seperti polres. Selain itu agar peneliti

84
Djam’an Satori. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Afabeta, 2014), H.
104
55

mendapatkan data yang maksimal sebab berpartisipasi lansung dalam

observasi tersebut.

b. Wawancara (Interview)

“Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data primer yang

bersumber langsung dari responden penelitian di lapangan.”85 Melalui

teknik tersebut, maka wawancara akan dilakukan secara langsung terhadap

beberapa pihak, baik yang terlibat langsung dengan permasalahan yang

diteliti maupun yang tidak terlibat langsung, disamping itu, juga

mengumpulkan data-data lainnya dari pihak-pihak yang bersangkutan

dengan penelitian ini. Dalam hal ini pengamat menggunakan wawancara

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan peranan

Majlis Ulama Dalam mencegah dan mengatasi kenakalan remaja berupa

narkoba dan miras sehingga peneliti mendapatkan data-data yang valid.

Informan-informan yang akan dilibatkan antara lain Majlis Ulama

Indonesia, BNN , remaja pelaku penyimpangan dan pihak-pihak yang

terkait.

c. Dokumentasi

“Dokumentasi yang di maksud peniliti adalah dokumentasi dengan

pengumpulan data dengan berbentuk tulisan, gambar-gambar atau foto-foto,

85
Djam’an Satori. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Afabeta, 2014), H.
129
56

buku-buku, arsip-arsip, daftar hadir, dan data tertulis lainnya yang dapat

mendukung proses penelitian”86. Dalam penelitian ini, data yang diharapkan

dari dokumentasi adalah data dari kegiatan-kegiatan penelitian mengenai

masalah peranan Majlis Ulama Indonesia (MUI) dalam mencegah kenakalan

remaja di kabupaten Bengkulu Selatan.

E. Teknik Analisa Data.

Teknik analisis yang digunakan adalah interactive analysis model yang

dikembangkan Miles dan Huberman, langkah- langkah sebagai berikut87 :

1. Penyajian Data (data display)

Dalam penyajian data, penulis mengutip perkataan dari nara sumber

apa adanya. Namun demikian, tidak seluruh pernyataan dikutip melainkan

yang penulis nilai memang penting dan berkaitan sekali dengan apa yang

ditanyakan. Perkataan penting penulis dikatagorikan menjadi beberapa

katagori yang nantinya dipergunakan untuk mereduksi data. Proses

penyajian data yaitu dengan menelaah keseluruan hasil wawancara

damemberi lambang pada setiap kata-kata yang penting terkait konteks

permasalahan penelitian yang diutarakan oleh setiap narasumber.

Pernyataan-pernyataan yang sudah diberi lambang atau kode disusun

menurut katagori.

2. Reduksi Data (data reduction)

Himpunan data yang telah diperoleh dan dikatagorikan kedalam kelas

permasalahan kemungkinan ada yang sama sekali tidak masuk konten

86
Djam’an Satori. Metodologi Penelitian Kualitati,… H. 145
87
Djam’an Satori. Metodologi Penelitian Kualitatif, … H. 218
57

klafisikasi permasalahan. Data seperti ini disngkirkan atau dihilangkan

sehingga data yang diolah adalah data yang benar-benar memberikan

penjelasan terhadap permasalahan yang diteliti dan dapat digunakan dalam

rumusan jawaban permasalahan. Tujuan reduksi data ini adalah untuk

memperoleh satuan unit paling spisifik yang ada kaitanya dengan fokus dan

masalah penelitian.

3. Menarik Kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Data yang telah direduksi harus diverifikasi kembali dengan data

maupun informasi pendukung lainnya sehingga diperoleh kesesuaiannya.

Tujuannya ialah agar apa yang dideskripsikan telah benar-benar layak

dipaparkan. Memverifikasi berarti menguji ulang dengan membandingkan

sihingga diketahui apakah data yang sebelumnya masih sama bunyi dan

maknanya dengan yang sekarang saat ditanya kembali. Sebab kalau tidak,

maka akan mengganggu kemandirian data dan oleh sebab itu pula informasi

pendudkung perlu sebagai alat verifikasi.


58

BAB IV

HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Observasi

1. Keadaan Remaja dan lingkungan sekitar

Bengkulu selatan adalah sebuah kota kecil yang mana berbatasan

lansung dengan pagar alam, provensi lampung dan kota bengkulu. Yang

mana kabupaten Bengkulu selatan merupakan jalan penghubung antara

tiga provensi tersebut, sehingga dapat memicu masuknya narkoba dan

miras.

Kabupaten Bengkulu selatan memiliki wilaya terbesarnya adalah

hutan dan perkebunan serta infrastruktur yang kurang diawasi serta

banyaknya wisata yang tampa penerangan, dan menjamurnya bisnis-

bisnis malam. Hal ini menjadi pemicu besar atau menjadi tempat yang

member kesempatan pada remaja.

Adapun dari pengamatan dan observasi peneliti, remaja kabupaten

Bengkulu selatan sebagian besar adalah anak-anak kosan yang mana

kurang ada pengawasan orang tua. Sehingga sering kali ditemukannya

renmaja yang mabuk-mabukan dengan ditemukannya bungkus komik,


59

lem dan botol alkhohol dalam jumlah yang memabukan. Bahkan adapula

yang menggunakan jamur kotoran sapi yang masuk dalam narkoba

golongan atas. Terkait kasus narkoba yang terjaring oleh polisi tiga tahun

terakhir tercatata sampai September 2016 yaitu:

Tabel 4.1
Data Kasus Narkoba Di Kabupaten Bengkulu Selatan

No Tahun Jumlah
1 2014 9
2 2015 19
3 2016 23
Jumlah 51

Sumber: Polres Bengkulu Selatan88

2. Sikap dan intraksi remaja

Remaja kabupaten Bengkulu selatan yang mayoritas adalah

pendatang yang mana mereka melanjutkan sekololah setelah selesai

tingkat menengah lalu masuk sekolah tingkat atas. Yang artinya mereka

adalah remaja-remaja tampa pengawasan orang tua, remaja yang masih

mengikuti ego dan cendrung pada kesenangan.

Dari pengamatan peneliti sikap dan intraksi remaja pada

masyarakat kurang dimana mereka lebih suka bergaul dengan teman

sebaya dari pada masyarakat, dan tak luput pula remaja kabupaten

Bengkulu selatan adalah anak yang putus seklah bukan karena tak

mampu tapi karena mereka adalah remaja yang sering bermasalah

disekolah sehingga berhenti dari sekolah. Dan dari sampel observasi

peneliti terlihat dimana remaja putus sekolah sangat memberikan

88
Oservasi awal. Yogi Yusuf, wawancara tanggal 14 Juni 2016, Jam 16.00 Wib.
60

kontribusi besar dalam mempengaruhi remaja kabupaten Bengkulu

selatan.

Dan sebagai contoh yang diambil peneliti yaitu kehidupan

dimasjid, dimana masjid selalu sepi dari remaja kalaupun ada hanya satu

dua orang yang ikut meramaikan masjid. Akan tetapi kalaw kita lihat dari

kehidupan luar banyak sekali remaja yang melakukan balab liar. Tak

lepaspun pada malam minggu kehidupan tampak seperti siang, dimana

peneliti sering memantau bahwa kegiatan mereka pada malam minggu

ketika mencapai jam Sembilan keatas adalah mabuk-mabukan, minum-

minuman keras, ngelem.

Dimana seorang yang diteliti oleh peneliti adalah sampel dari

penyalahguna narkoba kelas arkin dan juga minuman keras, lem. Dimana

sikap remaja tersebut adalah memiliki tempramen yang keras dan sering

melawan orang tua serta terhadap masyarakat sekitar ia kurang bergaul.

Kehidupanya adalah malam hari, dimana waktu mmasyarakat sedang

tidur mereka sering berkumpul dan kadang sering membuat keributan.

Begitupan remaja kost yang mana kegiatan mereka sehari-hari

adalah pada pagi hari sekolah, sepulang sekolah merekah tidur dan

bangun pada sore hari sehingga mereka kurang berintraksi dengan

masyarakat sekitar. Dan mereka hanya memiliki waktu hanya disekolah

bertemu dengan bermacam-macam remaja yang memiliki sikap yang

berbeda. serta tampa pengawasan orang tua membuat mereka berbuat

semena-mena mengatur hidup mereka, sehingga sering mereka berpesta


61

miras didalam kost tampa diketahui orang lain. Pada akhirnya

menciptakan sikap yang pendiam dan tertutup pada remaja tersebut.

b. Wawancara

1. Kegiatan Majelis Ulama Indonesia Dalam mencegah

penyalahgunaan Narkoba dan Miras

Pencegahan adalah tindakan awal yang dilakukan agar memutus

kegiatan penyalahgunaan narkoba dan miras. Pencegahan adalah

tanggung jawab kita semua sehingga generasi penerus bangsa menjadi

generasi yang bermoral dan agamis. Begitupun majelis ulama Indonesia

juga memberikan kontibusi dalam mencegah penyalahgunaan narkoba

dan miras. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua I, program yang

dicanangkan oleh Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu selatan

yaitu sebagai berikut : Penyuluhan, bimbingan dan dakwah. Sebagaimana

yang dijelaskan H. Ali Nundiha H.R “program-program kegiatan MUI

dalam mencegah penyalahgunaan narkoba dan miras adalah penyuluhan,

bimbingan, dan dahwah. ….”89

Akan tetapi dalam pelaksanaannya Majelis Ulama Indonesia

Kabupaten Bengkulu Selatan berkerja sama dengan instansi-instansi

pemerintah seperti BNN dan Polres. Hal ini sebagaimana dijelaskan dari

wawancara dengan H. Ali Nundiha H.R selaku Ketua satu Majelis Ulama

Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan “… Majelis Ulama Indonesia

tidak dapat berkerja sendiri dan juga tak memiliki wewenang yang tinggi

89
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
62

dalam pemerintah. Dalam pelaksanaannya kami berkerja sama dengan

instansi pemerintah baik BNN, Polres dan sekolah bahkan pemerintah

desa90.” Dan hal ini sesuai dengan pernyataan BNN “ dalam pencegahan

penyalahgunaan narkoba dan miras adalah tanggung jawab kita semua.

Dalam penyelengaraan program-program pencegahan kami juga

membutuhkan dari sisi agama, maka sering dalam pelaksanaan

bimbingan dan penyuluhan kami berkerja sama dengan MUI”91

Adapun program Majelis Ulama Indonesi Kabupaten Bengkulu

Selatan yaitu:

a) Penyuluhan

Penyuluhan adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh Majelis

Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan dengan bekerja sama

dengan polres dan BNN. Penyuluhan dilakukan dalam sebulan satu

kali bahkan lebih. Majelis Ulama Indonesia memberikan penyuluhan

Narkoba dan Miras kepada seluruh masyarakat dari sudut keagamaan

saja, dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang

keharaman serta balasan bagi penyalagguna baik didunia maupun

akhirat.

“dalam mencegah kenakalan remaja terutama dalam


penyalahgunaan narkoba dan miras kami memberikan
bimbingan dan penyuluhan kepada seluruh masyarakat dengan
memberikan pemahaman kepada mereka dari sudut pandang
keagamaan bahwa narkoba dan miras itu haram dan dilarang
dalam islam. Dan apabila masih memakai maka jelas dalam Al-

90
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
91
Wawancara Dengan BNN, Erwan. Tanggal 26 September 2016, Jam 09.00
Wib
63

quran dan hadis memberikan azab atau balasan akhirat yaitu


neraka.”92
Penyuluhan MUI dengan berkerja sama dengan BNN dan Polres

setempat, dimana BNN dan Polres adalah instansi pemerintah yang

berkaitan lansung dan bertanggung jawab besar terhadap

penyalahguna narkoba dan miras. Kegiatan Penyuluhan MUI, sebelum

pada objek maka MUI memberikan pengetahuan kepada seluruh

jajaranya biasanya dengan melakukan pertemuan dan penyuluhan

kepada anggotanya sehingga mereka memahami sebelum terjun

lapangan.

Metode penyuluhan oleh MUI yaitu metode lansung. Dimana

MUI terjun lansung atau bertatap muka dengan objek sehingga dapat

terjadi intaksi timbale balik.

Adapun Kegiatan Penyuluhan MUI yaitu:

1. Ceramah agama dimasjid-masjid


Kegiatan ceramah adalah hal yang lumrah apalagi
dimasjid. Masjid adalah tempat sentral agama dimana dimana
hamper seluruh golongan belajar dimasjid tak lepas anak-
anak dan remaja. Maka disini adalah tempat yang pas untuk
mencegah penyalah gunaan narkoba dan miras.
Kegiatan cerama agama dilakukan oleh ulama
kabupaten Indonesia hamper setiap hari dan disetiap masjid.
Akan tetapi tak pernah terkontrol atau terorganisir oleh MUI.
2. Ceramah agama lembaga pemasyarakatan
Ceramah agama di LP dilakukan stiap satu minggu satu
kali yaitu pada hari jum’at. Dan Ustadnya selalu bergantian
atau bergilir.
3. Ceramah agama didesa-desa
Penyuluhan didesa oleh MUI berkerja sama dengan
BNN dan Polres. Penyuluhan Oleh MUI didesa dilakukan
sebulan satu kali. Dan secara bergantian desanya.93
b) Bimbingan
92
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
64

Bimbingan adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh Majelis

Ulama Indonesia dengan bekerja sama dengan polres dan BNN.

Bimbingan dilakukan dalam sebulan satu kali bahkan lebih. Majelis

Ulama Indonesia memberikan penyuluhan Narkoba dan Miras kepada

seluruh masyarakat dari sudut keagamaan saja, dengan memberikan

pemahaman dan membimbing masyarakat bagaimana cara mengatasi

anak dan melihat tingkah lakunya perihal penyimpangan

penyimpangan perilaku remaja.

“Bukan hanya dengan memberikan pemahaman saja tapi kami

juga memberikan pemahaman kepada orang tua remaja bagaimana

perilaku anak dan memberikan serta mendidik anak menurut islam”94

Bimbingan yang diberikan kepada para penerima manfaat antara

lain adalah tentang motivasi masa depan, selain itu bimbingan sosial

juga diberikan guna mempersiapkan mereka untuk dapat kembali

kepada masyarakat dengan baik. Tidak lupa bimbingan tentang

keagamaan seperti di ingatkan untuk salat selalu dilakukan oleh para

pekerja sosial.

Adapun jenis kegiatan bimbingan yang dilakukan MUI meliputi:

1. Terapi wudhu
Terapi wudhu diterapkan pada pemakai setiap hari
selama dilaksanakannya shalat lima waktu. Terapi wudhu ini
terdiri dari wudhu sunah yang dilakukan pada saat sholat
sunah dan wudhu wajib yang dilakukan pada sholat wajib.
Dimana pengguna diteliti kesempuranaan wudhunya. Dengan

93
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
94
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
65

sebelumnya ditanya apakah dia muslim, lalu ditanya bacaan


beserta niat dan tata cara berwudhu, baru kemudian
dijelaskan perihal tentang wudhu karena sebelumnya mereka
tidak pernah sholat apalagi wudhu jadi diniatkan lagi supaya
mereka cinta dengan sholat dan wudhu dikarenakan tidak
pernah dekat lagi dengan agama.

2. Kultum atau tausiah / ceramah


Penerapan bimbingan dengan mengajarkan dan kultum
kepada remaja-remaja dan pelaku penyalahguna narkoba.
Dimana pada awalnya mereka diberinasehat atau ceramah
keagamaan kemudian setelah itu mereka disuruh satu persatu
naik mimbar belajar kultum. Sehingga mereka lebih terisi
waktu dengan kegiatan-kegiatan positif dengan lebih
mendekatkan pada kehidupan keagamaan.
3. Tadarusan
Kegiatan tadurusan dilakukan pada bulan puasa dan
biasanya dengan membimbing remaja-remaja masjid dan
juga remaja bermasalah di Lp.
4. Nonton bareng
Memberikan tontonan bersama tentang filem2
dokumenter tentang akibat penyalahgunaan narkoba.95

Pembahasan mengenai pelaksanaan pembinaan di MUI dalam

upaya mewujudkan tujuan di atas dapat dijabarkan menjadi tiga hal

yang meliputi:

1. Materi pembinaan
Materi pembinaan yang dilaksanakan oleh MUI dapat
digolongkan menjadi:
a. Materi Sosial
Materi sosial berisikan tentang sosialisasi pengenalan
kepada masyarakat, dialog tentang bahaya narkoba bagi
diri sendiri dan orang lain, penyakit yang disebabkan oleh
penyalahgunaan narkoba. dan juga memberikan pengertian
bahwasannya Remaja Penyalahguna Narkoba bukanlah
seorang kriminal namun mereka adalah korban yang perlu
di bantu dan dibimbing agar mereka dapat berperan
sebagaimana mestinya dan sesuai dengan statusnya dalam
masyarakat. Adapun cara sosialisasi adalah dengan
mengadakan seminar sekaligus mengadakan pencarian dan
seleksi siswa yang nantinya akan bersama-sama dibina.
95
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
66

b. Materi Edukasi
Bentuk dari materi edukasi sendiri meliputi seminar,
dialog tentang bahaya narkoba bagi diri sendiri dan orang
lain, penyakit yang disebabkan oleh penyalahgunaan
narkoba. Selain materi yang bersifat kemasyarakatan ada
juga materi edukasi yang diberikan kepada penerima
manfaat melalui bimbingan kelompok, seperti permainan
yang dilakukan rutin setiap hari setelah bersih-bersih balai.
Di dalam permainan tersebut, terdapat unsur pendidikan
bersosialisasi dan melatih para penerima manfaat agar
dapat hidup berdampingan antara satu dengan yang lain.
c. Materi Rehabilitasi
Materi rehabilitasi banyak berisikan tentang bimbingan
dan bekal skill atau keterampilan. Bimbingan yang
diberikan sendiri meliputi bimbingan fisik, bimbingan
mental atau psikologis, bimbingan sosial, bimbingan
mental spiritual, bimbingan vokasional. Tujuan
diadakannya bimbingan itu sendiri adalah untuk
meningkatkan taraf kesehatan penerima manfaat,
meningkatkan keberfungsian sosial penerima manfaat
sesuai dengan status dan peran yang disandangnya, serta
membentuk sikap perilaku penerima manfaat agar beriman
dan bertakwa.

2. Metode bimbingan
Metode yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung.
a. Metode Langsung
Metode langsung ini menggunakan metode pekerja sosial
yaitu pekerja sosial langsung bertatap muka dengan
penerima manfaat. Dalam metode ini fokus kepada
persoalan pelayanan dan perlindungan terhadap
penyalahguna narkoba. Adapun bentuk dari pembinaan
tersebut adalah pertama, pelayanan yaitu aktivitas yang
ditunjukan dalam pembinaan yang bersifat pelayanan
adalah berhubungan dengan edukasi, kesehatan, dan juga
profesionalitas dalam bentuk keterampilan. Dalam
pelaksanaan aktivitas pelayanan ini dapat dilakukan dalam
dua cara, yaitu dengan cara individu yaitu pekerja sosial
melakukan percakapan pribadi dengan penerima manfaat,
dan dengan cara kelompok yaitu pekerja sosial melakukan
komunikasi langsung dengan penerima manfaat dalam
kelompok. Adapun teknik-teknik yang digunakan adalah
dengan diskusi kelompok; sosiodrama, yakni bimbingan
dan konseling yang dilakukan dengan cara bermain peran
untuk memecahkan atau mencegah timbulnya masalah
67

(psikologis); psikodrama, yakni bimbingan dan konseling


yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk
memecahkan atau mencegah timbulnya masalah
(psikologis); group teaching, yakni pemberian bimbingan
dan konseling dengan memberikan materi bimbingan dan
konseling tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah
disiapkan yang rutin diadakan setiap hari senin sampai
kamis setelah bersih lingkungan Baresos. Kedua,
perlindungan yaitu aktivitas perlindungan sendiri
berbentuk kegiatan yang diperuntukkan untuk kepentingan
penerima manfaat yang berkaitan dengan kekeluargaan,
dan mental spiritual.
b. Metode Tidak Langsung
Adapun dalam melaksanakan metode tidak langsung ini,
MUI tidak hanya melibatkan pekerja sosial dengan
penerima manfaat saja namun juga masyarakat dan
beberapa instansi yaitu mengadakan kerjasama dengan
pemerintahan kabupaten atau kota, kecamatan, dan bahkan
pemerintahan desa. Berbeda dengan metode langsung
yang menggunakan pendekatan pekerja sosial, dalam
metode tidak langsung ini menggunakan model TC
(Therapeutic Community). Dengan menggunakan model
TC ini diharapkan dapat tercapainya tujuan pembinaan
remaja eks penyalahguna narkoba yaitu pulihnya eks
penyalahguna narkoba dari ketergantungan narkoba,
memiliki sikap dan perilaku positif serta mampu berfungsi
sosial.

c) Dakwah

Dakwah adalah kegiatan utama Majelis Ulama Indonesia

Kabupaten Bengkulu Selatan, yang mana merupakan kegiatan utama

yang paling sering dilakukan baik secara lansung atau lisan.

“Dakwa yang diberikan oleh Majelis Ulama Indonesia


Kabupaten Bengkulu Selatan adalah bil-lisan dan Hikmah.
Dakwa hikmah dilakukan dengan mengajak dengan ucapan yang
tepat dan benar dengan argument-argumen yang kuat dan
meyakinkan atau yang sering kita dengar yaitu ceramah
sedangkan Bil-Lisan dilakukan dengan :
a. Berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang disertai misi
agama
b. Mengingatkan orang lain jika berbuat salah
68

c. Member nasehat kepada orang lain


d. Pengajian umum dengan menyajikan materi-materi dakwah
didepn umum
e. Berdebat dengan argument dan alasan serta diakhiri dengan
kesepakatan bersama.”96

Adapun bentuk dakwah yang dilakukan Majelis Ulama


Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan Yaitu:

1. Metode hikmah
Metode ini yaitu dengan mengajak dengan ucapan yang tepat
dan benar dengan argument-argumen yang kuat dan
meyakinkan.
2. Metode maw’izha Hasanah
Ma’izhah hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat
yang baik, yang dapat bermanpaat bagi orang-orang yang
mendengar atau argument-argumen yang memuaskan
sehingga pihak yang mendengarkan dapat membenarkan apa
yang disampaikan oleh pembawa argument tersebut. Maka
para da’I akan lebih mudah dalam menyampaikan pesan
sebagai misi dari apa yang disampaikan oleh para
narasumber.
3. Dakwa Bil-Lisan
Dakwa ini menggunakan lisan yaitu dengan :
1. Berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang disertai misi
agama
2. Mengingatkan orang lain jika berbuat salah
3. Member nasehat kepada orang lain
4. Pengajian umum dengan menyajikan materi-materi
dakwah didepn umum
5. Berdebat dengan argument dan alasan serta diakhiri
dengan kesepakatan bersama.97
2. Objek dan tempat Penyuluhan, Bimbingan serta dakwah Majelis

Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan

a. Objek Penyuluhan, Bimbingan dan Dakwah

96
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
97
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
69

Pencegahan dan penanggulangan kenakalan remaja yang

dilakunan oleh Majelis Ulama Indonesia kabupaten Bengkulu Selatan

dalam penyalahgunaan narkoba dan miras oleh remaja dengan cara

penyuluhan, bimbingan dan Dakwah memiliki dua objek yaitu remaja

dan masyarakat tau orang tua.

1. Remaja

Penyuluhan dan bimbingan serta dakwah pencegahan

penyalahgunaan narkoba dan miras dilakukan oleh Majelis Ulama

Indonesia dengan sasaran utama adalah Remaja.

“Dimana Remaja penerus generasi dan akan menjadi


pendakwah dikemudian hari maka bimbingan dan
penyuluhan serta dakwah dilakukan pada mereka. Dan untuk
mencegah berarti kita harus melihat pelakunya maka kita bisa
memberikan bentuk bimbingan atau rehabilitasi pada
mereka.”98

Dan adapun kiat bagi remaja yang dikemukakan oleh Erwan

selaku kasubaq pencegahan nararkoba dan miras (BNN) dalam

hasil wawancara tanggal 25 september 2016 yaitu :

1. “Belajar untuk mengatakan tidak,baik kepada diri sendiri


ataupun kepada orang lain yang mencoba menawarkan
barang haram itu kepada kita.
2. Tidak usah terpancing,dibilang kuper (kurang pergaulan).
Justru terbalik, pengguna narkobalah yang nantinya akan
jadi kuper dan terkucil.
3. Tidak usah selalu ingin dianggap. Misalnya dianggap
hebat,dianggap berani,dianggap gaul atau dianggap
cool,dan sebagainya.
4. Bergaullah dengan teman yang baik,jauhi teman yang
buruk. (siapa temanmu hari ini akan menentukan siapa
kamu kelak).

Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17


98

Oktober 2016, Jam 16.30 Wib


70

5. Jangan pernah coba-coba. Sekali mencoba narkoba maka


seumur hidup akan sengsara.
6. Pikirkanlah bahwa,narkoba akan mengakibatkan
penderitaan. Baik bagi diri kamu maupun bagi orang lain.
7. Isilah hari-harimu dengan kegiatan yang positif. Seperti
berolah raga, ikut kegiatan karang taruna,ekstra
kokulikuler dan sebagainya.
8. Ingatlah selalu nasehat dan pesan-pesan orang tua,untuk
mengarahkan kita pada hal-hal yang positif. Nasehat dan
pesan orang tua adalah cahaya yang menerangi kegelapan
jalan kita.
9. Mendekatlah dan selalu berada di jalan Tuhan. Dengan
mempertebal iman dan rajin sembahyang.”99

2. Masyarakat (orang tua)

Masyarakat adalah objek penyuluhan dan bimbingan serta

dakwah yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia Kabupaten

Bengkulu Selatan. Dimana keluarga merupakan lingkungan

kelompok masyarakat yang paling kecil, akan tetapi juga

merupakan lingkungan paling dekat dan terkuat di dalam mendidik

anak. Pada hakekatnya, kondisi keluarga yang menyebabkan

timbulnya kenakalan remaja bersifat kompleks. Dikarenakan orang

tua adalah yang paling utama dan yang sangant berperan utama

pada anaknya. Dengan memberikan pemahaman mengenai narkoba

dan kiat-kiat pengawasan mengenai anak kepada orang tua.

Menurut H. Ali Nundiha selaku ketua I Majelis Ulama

Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan.

“Adapun yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah

1. Bantu anak-anak untuk selalu berpikir positif tentang


dirinya.
99
Wawancara Dengan BNN, Erwan. Tanggal 26 September 2016, Jam
09.00 Wib
71

Agar anak dapat meningkatkan kepercayaan dirinya, orang


tua dapat menerapkan hal-hal berikut.
a. Memberikan dorongan dan pujian yang bersifat positif
setiap kali anak berhasil melakukan tugas seperti
bekerja membersihkan rumah, menjadi juara kelas, dan
dalam menolong teman dalam kesulitan.
b. Sediakan waktu untuk anak. Ajak mereka bicara apa
saja yang bersifat positif, termasuk kehidupan dunia
remaja, sekolah, dan keberadaan keluarganya.
c. Selalu melakukan aktivitasdirumah secara bersama-
sama.
d. Berikan mereka kepercayaan dan tanggung jawab.
e. Ajaklah mereka terlibat langsung dalam pekerjaan
rumah tangga. Hal ini akan membuat mereka merasa
dihargai dan berguna. Tidak jarang penyalahgunaan
narkoba dan minuman keras disebabkan oleh
kurangnya komunikasi antara orangtua dan anaknya.
Akibatnya, anak merasa diabaikan dan tidak
diperhatikan oleh orangtua.
2. Berikan anak-anak informasi tentang narkoba
Anak sering mencoba narkoba karena keingintahuan
sekaligus penolakan. Namun, dengan mengetahui bahaya
dan akibat dari penyalahgunaan narkoba dan minuman
keras, diharapkan mereka tidak akan pernah mencobanya.
Ada yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah
a. Memanfaatkan informasi yang berkembang pada
masyarakat untuk lebih mengatahui tentang
penyalahgunaan narkoba dan minuman keras. Dengan
mengetahui perkembangan penyalahgunaan narkoba
dan minuman keras, sudah tentu orang tua dapat
melakukan diskusi lebih bermakna tentang narkoba dan
minuman keras dengan anak-anak.
b. Memanfaatkan waktu yang tepat untuk berbicara
tentang narkoba dengan anak-anak, misalnya bersama
anak-anak ketika acara televise membahas masalah
narkoba dan minuman keras.
c. Mengingatkan anak tentang bahaya penggunaan
narkoba. Gunakanlah kalimat yang mudah diingat dan
dipahami oleh anak ketika mengingatkan anak.
Contoh : Narkoba dan minuman keras dapat membuat
72

kamu pusing. Narkoba dan minuman keras akan


membuat kamu sakit. Narkoba dan minuman keras
membuat penampilanmu tidak menarik.100

b. Tempat Penyuluhan, Bimbingan dan Dakwah

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua I Majelis Ulama

Indonesia Penyuluhan dan bimbingan serta dakwa yang pernah

dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia yaitu

1. Sekolah
Sekolah adalah tempat utama remaja dalam mencari ilmu untuk
menjalani kehidupan masa depan. Dan sekolah adalah tempat
berkumpul dari semua remaja dengan segalah tingkah dan pola
hidup serta latar belakang yang berbeda. Maka akan membawa
pengaruh besar terhadap kehidupan remaja diaman akan
menciptakan dan menularkan segala bentuk kenakalan remaja yang
bermaslah. Seorang siswa yang baik akan terpengaruh akan siswa
yang nakal.
2. Lembaga Pemasyarakatan
selain itu juga di Lapas disini biasanya setiap hari jum,at tepat pada
hari jum’at dalam khotbah jumat tapi tidak setiap jum’at
berkhotbah tentang narkoba. Dilapas biasanya lansung bertemu
dengan penyalahguna disini kami memberikan pendekatan lansung
dengan memberikan nasehat yang baik-baik serta mengarahkan
mereka kepada yang baik.”101
3. Desa
Desa atau lingkungan masyarakat yaitu tempat lansung bersentuhan
dengan remaja dan orang tua mereka, sehingga disini dapat
memberikan pemahaman lansung kepada remaja dan juga orang
tuanya sehingga orang tua juga dapat mengawasi kehidupan
mereka sehari-hari. Dan mengarahkan remaja kepada kehidupan
yang lebih baik. Mengapa kami memilih desa karena desa kami
bisa bertemu lansung dengan orang tua mereka dan biasanya yang
paling rawan adalah desa, dengan kami memberikan pengarahan
lansung kepada remaja juga orang tua`
4. Masjid
Masjid adalah sentral kehidupan kegamaan maka Majelis Ulama
Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan menjadikannya sebagai
tempat memberikan nasihat dan nilai-nilai kegamaan kepada
100
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
101
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
73

remaja sehingga remaja memiliki kehidupan yang beragamis, jauh


dari hal-hal yang diharamkan oleh agama.”102

c. Dokumentasi

1. Data Kepengurusan Majelis Ulama Indonesia

a. Dewan Penasehat

Ketua : Drs. K.H. Abdullah Munir, M.Pd

Wakil ketua : Drs. H. A. Nazimuddin

Sekretaris : H. Teguh Haryono, M.Pd

Anggota :

1. DR. drh. Rohidin Mersyah, M.MA


2. Drs. Yasaroh Maksum
3. H. Jami’an Khatmir, BA
4. H. Sirajuddin Abidin
5. H. Mudin A Gumay, BA
b. Dewan Pimpinan

Ketua Umum : H. Moh. Misrah


Ketua I : H. M.Ali Nundiha, SH
Ketua II : H. Bahrul Ulum, S.Sos
Ketua III : H. Suryadi Saimin
Sekretaris Umum : H. Teguh Haryono, M.Pd
Sekretaris I : Suyanto, M.Pd
Sekretaris II : Ahmad Syukri CH, S.Ag, M.Pd
Bendahara Umum : Hj. Katarina Ngatini, B.Se
Bendahara I :Dra. Joharnengsi, M.Pd
c. Anggota Pleno

a. Komisi Fatwa dan Hukum

102
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
74

Ketua : Drs. H. Musrinal

Sekretaris : Drs. Muhemin, M.Pd

Anggota :

1. Khalidi Jamal, S.Sos

2. H. Arsan Suryani, S.Ag. MHI

b. Komisi Dakwah, Litbang dan Pendidikan

Ketua : Drs. H. Mizwar Yatim

Sekretaris : M. Arif Lufti, M.Pd

Anggota :

1. Drs. H. Heli Johan, MM


2. Drs. H. Agustinus Suharto, M.Pd
3. Drs. Muslim
c. Komisi Ukhuwah dan Kerukunan Umat Beragama

Ketua : H. Amaludin, S.S.Ag

Sekretaris : Khayadi, S.Ag

Anggota :

1. H. Wakidi, S.Pd
2. Etrisno, S.Ag
d. Komisi Pemberdayaan Perempuan

Ketua : Hj. Yusti Murni, S.Pd

Sekretaris : Hj. Susilawati D, S.Pd

Anggota :

1. Dra. Hj. Siti Halimah


2. Hj. Isma Yurti, BA
e. Komisi Ekonomi
75

Ketua : H. Syapuddin

Sekretaris : Drs. Winraini

Anggota :

1. H. Mawir
2. H. Baidun, S.Pd
2. Data kegiatan Bimbingan Dan Penyuluhan

Table 4.2

Data Penyuluhan Dan Bimbingan MUI Tahun 2016

No Tempat Jumlah Jumlah peserta Jumlah

kegiatan @kegiatan
1 Sekolah 10 90 900
2 Masyarakat 8 40 320
Jumlah 18 130 1220

Sumber : Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan103

3. Data Kasus Penyalahguna Narkoba

Tabel 4.3

Data Kasus Narkoba Di Kabupaten Bengkulu Selatan

No Tahun Jumlah
1 2014 9
2 2015 19
3 2016 23
Jumlah 51

Sumber : Polres Bengkulu Selatan104

103
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
104
Wawancara Dengan Ajun Komisaris Polisi Kasat Narkoba, Yogi Yusuf, Tanggal
14 Juni 2016, Jam 16.00 Wib
76

B. Pembahasan

a. Peranan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam

Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Dan Miras.

“Peranan dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah

tindakan yang dilakukan oleh seorang dalam suatu pristiwa”.105 Jadi peran

MUI adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oelh Majelis Ulama

Indonesia. Peranan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan

Dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Dan Miras adalah segala bentuk

tindakan atau perbuatan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu

Selatan dalam mencegah remaja untuk menyalahgunakan Narkoba dan

Miras.

Dimana keadaan remaja kabupaten Bengkulu selatan adalah berada

dalam keadaan darurat. Sebagimana Kabupaten Bengkulu Selatan adalah

sebuah kota kecil yang mana berbatasan lansung dengan pagar alam,

provensi lampung dan kota bengkulu. Yang mana kabupaten Bengkulu

selatan merupakan jalan penghubung antara tiga provensi tersebut,

sehingga dapat memicu masuknya narkoba dan miras.

Kabupaten Bengkulu selatan memiliki wilaya terbesarnya adalah

hutan dan perkebunan serta infrastruktur yang kurang diawasi serta

banyaknya wisata yang tampa penerangan, dan menjamurnya bisnis-

bisnis malam. Hal ini menjadi pemicu besar atau menjadi tempat yang

member kesempatan pada remaja.


105
Dinas Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,
1996), H. 345
77

Adapun dari pengamatan dan observasi peneliti, remaja kabupaten

Bengkulu selatan sebagian besar adalah anak-anak kosan yang mana

kurang ada pengawasan orang tua. Sehingga sering kali ditemukannya

remaja yang mabuk-mabukan dengan ditemukannya bungkus komik, lem

dan botol alkhohol dalam jumlah yang memabukan. Bahkan adapula

yang menggunakan jamur kotoran sapi yang masuk dalam narkoba

golongan atas. Terkait kasus narkoba yang terjaring oleh polisi tiga tahun

terakhir tercatata sampai September 2016 yaitu:

Tabel 4.4
Data Kasus Narkoba Di Kabupaten Bengkulu Selatan

Tahun Jumlah
1 2014 9
2 2015 19
3 2016 23
Jumlah 51

Sumber: Polres Bengkulu Selatan106

106
Oservasi awal. Yogi Yusuf, wawancara tanggal 14 Juni 2016, Jam 16.00 Wib.
78

persentase kasus narkoba 2014-2016

1
18%

3
45%

2
37%

Dari data diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan kasus

penggunaan narkoba dikabupaten Bengkulu selatan pertahunnya. Pada

tahun 2014 terdapat 9 kasus narkoba dan pada tahun 2015 terjadi 1 kasus

a
narkoba dengan persentase kenaikan ( x=b−a x ) jadi peningkatan
100

9
kasus pada tahun 2015 terhadap tahun 2014 yaitu 19−9 x = 111 %.
100

Dan pada tahun 2016 terjadi kenaikan kasus dengan jumlah 23 kasus dengan

persentase kenaikan terhadap tahun 2015 yaitu ¿) jadi peningkatan kasus

19
pada tahun 2016 terhadap 23−19 x = 21,06 %. Dari analisis persentase
100

kenaikan kasus narkoba diatas menunjukan peningkatan kasus setiap

tahunnya dengan tahun 2015 meningkat 111% dari tahun 2014 dan pada

tahun 2016 meningkat 21,06% dari tahun 2015. Jika dilihat dai tahun 2013
79

sampai 2016 terjadi peningkatan kasus dengan persentase kenaikan ¿) jadi

9
peningkatanya yaitu 23−9 x = 155,6 %.
100

Dilihat dari data tersebut maka kabupaten Bengkulu selatan

mengalami peningkatan terhadap penyalahgunaan narkoba dan miras.

Terutama remaja yang labil masih mudah terpengaruh dengan lingkungan,

dengan dukungan lingkungan sekitar dan teman sebaya yang banyak putus

sekolah akan membawa mereka pada penyalahgunaan narkoba dan miras.

Remaja yang menyalahgunakan narkoba dan miras akan mengalan

memilki temperamen yang tinggi atau cepat marah bahkan membuat

masyarakat terganggu. Dimana mengonsumsi narkoba dan miras akan

membuat mereka hilang akal sehat, bahkan mencuri dan lainnya. Jadi akibat

penyalahgunaan narkoba dan miras sangatlah buruk.

Maka dari itu harus ada upaya penanggulangan dan juga pencegahan

sehingga dapat menekan angkah penyalahguna narkoba. Pencegahan adalah

tanggung jawab kita semua bahkan Majelis ulama Indonesia.

Peranan majelis ulama Indonesia kabupaten Bengkulu Selatan dalam

mencegah penyalahgunaan narkoba dan miras oleh remaja adalah sebagai

pembimbing dan pelayanan umat yaitu melayani umat islam dan masyarakat

luas dalam memenuhi harapan, aspirasi, dan tuntutan, Majelis Ulama

Indonesia harus senantiasa berikhtiar memenuhi permintaan umat islam baik

secara lansung maupun tidak lansung. Serta sebagai penegak Amar Ma’ruf

dan Nahyi Munkar yaitu dengan menegaskan kebenaran. Sebagaimana


80

menegakkan kebenaran dan kebaikan dengan penuh hikmah dan istiqomah.

Oleh sebab itu MUI dalam menjalankan fungsinya harus tampil dibarisan

terdepan sebagi kekuatn moral (Moral Force). Pada saat peranan ini

terlaksana, maka bentuk penyimpangan dan pelanggaran terhadap hukum

islam dan pidana akan berkurang tak ubahnya seperti penyalahgunaan

narkoba dan miras akan sedikit tercegah serta nilai-nilai kegamaan remaja

akan meningkat.

Peranan Majelis Ulama dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang

dilakukannya. Kegiatan-kegiatan tersebut pada akhirnya akan membawa

dampak positif remaja yang selanjutnya akan memahami akibat dari

penyalahgunaan narkoba dan miras baik dari sudut hukum pidana,

kesehatan dan hukum islam.

Dalam menjalankan perannya Majelis Ulama Indonesia Kabupaten

Bengkulu Selatan melakukan beberapa kegiatan yaitu :

1. Penyuluhan dan bimbingan

Penyuluhan dan bimbingan dilakukan oleh Majelis Ulama

Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan dengan bekerja sama dengan

BNN serta POLRES. Penyuluhan dan bimbingan ini dilakukan

disekolah-sekolah, desa-desa, dan Lembaga Pemasyarakatan dengan

objek penyuluhan dan bimbingan adalah remaja dan orang tua. Adapun

data kegiatan penyuluhan dan bimbingan oleh Majelis Ulama Indonesia

sebagai berikut:

Tabel 4.5
81

Data kegiatan MUI sepuluh bulan terakhir

No Tempat Jumlah Jumlah peserta Jumlah

kegiatan @kegiatan
1 Sekolah 10 90 900
2 Masyarakat 8 40 320
Jumlah 18 130 1220

Sumber: Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan107

Adapun kegiatan bimbingan dan penyuluhan oleh MUI yaitu

dengan memberikan cerama keagamaan didesa-desa, masjid , lembaga

Pemasyarakatan. Selain itu dengan memberikan motivasi masa depan

dengan memberikan guna mempersiapkan mereka untuk dapat kembali

pada masyarakat dengan baik. Selain itu MUI juga memberikan

bimbingan kepada pelaku penyalahguna nerkoba dan miras sehingga

mereka kembali kepada kehidupan masyarakat yang beragama. Dengan

memberikan bimbingan wudhu, sholat, kultum/ceramah, tadarusan.

Materi yang diberikan yaitu materi pembinaan meliputi materi

pendidikan , rehabilitasi dan sosial. Dengan metode lansung, dimana

MUI bertatap muka lansung dengan remaja memberikan cerama agama

setelah ditu diberikan interaksi tanya jawab antara MUI dan peserta

Bimbingan dan penyuluhan.

2. Dakwah

Dakwah adalah mengajak manusia kejalan yang benar dengan cara

bijaksana, sesuai dengan perintah Tuhan untuk keselamatan manusia

107
Wawancara Dengan Ketua 1 MUI H. Ali Nundiha H.R Tanggal 17 Oktober
2016, Jam 16.30 Wib
82

didunia dan akhirat. Metode Dakwah adalah cara-cara yang digunakan

oleh seorang da’I menyampaikan materi dakwah, dengan serentetan

kegiatan untuk menapai tujuan tertentu. Jadi hakikat dakwah adalah tidak

hanya menyeru kepada manusia tetapi lebih dari itu yaitu mengubah

manusia baik sebagai individu atau kelompok ajaran atau nilai-nilai

islam. Metode dakwah telah dilakukan dan diajarkan oleh rasulullah

SAW. Sumber metode dakwa yang terdapat dalam Al-quran menunjukan

ragam yang banyak seperti dalam Qs. Al-Nahl: 125.

       


           
    
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.

Seprti yang dijelaskan dalam hadist riwayat muslim metode

dakwah bisa menggunakan kekuatan tubuh(tangan), lisan dan hati. Dari

itu maka metode dakwa tumbuh dengan oprasionalnya yaitu ceramah,

diskusi, khobah, seminar dan lain-lain.

Ada beberapa metode dakwa dakwah yang digunakan oleh Majelis

Ulama Indonesia dalam mencegah kenakalan remaja dalam hal

penyalahgunaan narkoba dan miras :

1. Metode hikmah

Metode ini yaitu dengan mengajak dengan ucapan yang tepat

dan benar dengan argument-argumen yang kuat dan meyakinkan.


83

2. Metode maw’izha Hasanah

Cara dakwah dengan ma’izhah hasanah telah diteladani oleh

Nabi Muhammad Saw, sebagai rosul dan nabi. Keteladanannya adalah

sebagai satu-satunya contoh suri teladan yang baik. Yang mana beliau

dapat pengakuan yang telah terkenal yaitu dengan gelar al-amin dan

Allah. menerangkan dalam Al-quran bahwa didalam diri rasul terdapat

teladan yang baik. QS. Al-Ahzab :21

          
      
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullah itu suri teladan
yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah
dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-
Ahzab: 21).

Ma’izhah hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat

yang baik, yang dapat bermanpaat bagi orang-orang yang mendengar

atau argument-argumen yang memuaskan sehingga pihak yang

mendengarkan dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh

pembawa argument tersebut. Maka para da’I akan lebih mudah dalam

menyampaikan pesan sebagai misi dari apa yang disampaikan oleh

para narasumber.

3. Dakwah Bil-Lisan

Dakwah ini menggunakan lisan yaitu dengan :

1. Berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang disertai misi agama

2. Mengingatkan orang lain jika berbuat salah

3. Member nasehat kepada orang lain


84

4. Pengajian umum dengan menyajikan materi-materi dakwah

didepan umum

5. Berdebat dengan argument dan alasan serta diakhiri dengan

kesepakatan bersama.

Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan dalam

pelaksanaan dakwahnya yaitu dengan menyampaikan ceramah agama

yang intinya mengingatkan kepada remaja bahwa penyalahgunaan

Narkoba dan miras hukumnya haram serta memberikan bimbingan

keagamaan kepada remaja bermasalah.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun dalam mencegah penyalahgunaan narkoba dan miras, Majelis

Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki peran dengan cara

penyuluhan dan bimbingan serta dakwah dengan materi Al-quran, Al-hadist,

dan figh sunah. Agar efektifitasnya penyuluhan dan bimbingan serta metode

dakwah Majelis Ulama Indonesia bekerja sama dengan aparat pemerintah,

remaja dan pihak pemerintah lainnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan


85

dalam menanggulangi kenakalan remaja dalam penyalahgunaan narkoba dan

miras yaitu mengadakan komunikasi, pendekatan, penyuluhan dan bimbingan

kepada remaja, orang tua dan masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan buruk

menyalahgunakan narkoba dan miras serta saling mengingatkan dan

menasehati bahwa hal tersebut salah. Dengan memberikan cerama keagamaan

didesa, LP, Sekolah dengan serta memberikan bimbingan dengan materi

wudhu, sholat, tadarusan, baca-quran. Adapun metode yang digunakan adalah

metode langsung. Dengan adanya penyuluhan dan bimbingan serta dakwa

kepada masyarakat sehingga mereka dapat memahami akan akibat, hukum, dan

balasan bagi penyalahguna narkoba dan miras baik dunia dan akhirat. Sehingga

menyebabkan berkurangnya penyalahgunaan narkoba dan miras.

B. Saran

1. Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan

Agar lebih berperan aktif, tetap semangat dan mencari metode yang

lebih tepat lagi untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba dan miras

oleh remaja.

2. Aparat pemerintah

Agar bertindak tegas lagi terhadap remaja yang terlibat

penyalahgunaan narkoba dan miras bekerja sama dengan aparat kepolisian

dan BNN untuk menindak oknum-oknum yang menyalahgunakan narkoba

dan miras agar diberi hukuman. Peran tokoh masyarakat sangatlah


86

mendudukng untuk memberikan pendekatan pada masyarakat secara

persuasive.

3. Remaja kabupaten Bengkulu Selatan

Ingatlah bahwa penyalahgunaan narkoba sangat berakibat buruk bagi

diri anda sendiri. Tidak ada orang sehat dengan menyalahgunakan narkoba

dan miras. Tataplah masa depan bebas tanpa narkoba dan miras.
1

DAFTAR PUSTAKA

Ababilil, Mujaddidyn. Sertifikasi Halal Terhadap Produk Impor Dalam


Perspektif Majelis Ulama Indonesia (Mui) Dan Badan Pengawas Obat Dan
Makanan (Bpom). Skripsi, Tulungagung, Institut Agama Islam Negeri,
Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum, Jurusan Hukum Keluarga, 2015.

Abu, Ahmad. Kitab Shahih Bukhari. Jakarta : Pustaka pribadi, 2009.

Andika, Dwi Putra. Pencantuman Label Halal Pada Makanan Dalam Kemasan
Di Kota Bengkulu Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999.
Skripsi, Universitas Bengkulu, Fakultas Hukum, 2014.

Anonim..“Sejarah.Berdirinya.Mui”..Dalam.Https://id.wikipedia.org/wiki/Majlis
Ulama Indonesia, 20 Mei 2016.

Aqilatul Munawaroh. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Proses


Rehabilitasi Pecandu Narkoba Di Madani Mental Health Car. Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, 2014.

Departemen Agama. Quran dan Terjemahan. Bandung : CV Penerbit


Diponogoro, 2005.

Djam’an Satori. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Afabeta, 2014

Kathryn Geldard. 2012. Konseling Remaja ( Intervensi Praktis Bagi Remaja


Beresiko). Yogyakarta: pustaka Pelajar.

Martono dan Lydia, Harlina. Membantu Pemulihan Pencandu Narkoba dan


Keluarganya. Jakarta: Balai Pustaka, 2006.

Khoirul. Penanggulangan Kenakalan Remaja Menurut Prof. H.M. Arifin


(Analisis Bimbingan Dan Penyuluhan Islam). Skripsi. Semarang, Institut
Islam Islam Negeri Walisongo, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, 2011.

Lestri Nurratu. Bimbingan Dan Konseling Dalam Pembinaan Mental Remaja Eks
Penyalahguna Narkoba Di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Penyalahguna
Napza Mandiri (Analisis Bimbingan Dan Konseling Islam). Skripsi.
Semarang, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Fakulstas
Dakwah Dan Komunikasi. 2014.

Mirah. Peranan Bimbingan Rohani Islam Dalam Mengatasi Prilaku


Penyimpangan dikalangan Remaja Di Panti Sosial Marsudi Putra
2

Handayani Bambu Apus Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta, Universitas Islam


Negeri Syarif Hidayatullah, Fakulstas Ilu Dakwah dan Hukum, 2014.

MUI. Himpunan Fatwa MUI . Jakarta : Erlangga, 2009.

Muhamad. Skripsi Keluarga dan Kenakalan Remaja. Skripsi. Yogyakarta,


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Sosiologi, 2009.

Muhammad, Nashiruddin, al-Albani. Ensiklopedi Fatwa Syaikh Albani.


pustakaassunnah@telkom.net .Jakarta Timur, 2005.

Rudi. Tinjauan Kriminologis Terhadap Kenakalan Remaja Di Kabupaten Luwu


Timur. Skripsi. Makasar, Universitas Hasanudin, Fakultas Hukum, 2009.

Panut, Panuju dan Ida, Umami. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 2005.

Sarlito, Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Sarlito, Wirawan. Pengantar Umum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, . 2007.

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: CV


Agung Seto, 2004.
1
1

MAJELIS ULAMA INDONESIA KABUPATEN


BENGKULU SELATAN
Jln. Opret Ghalib, Kec. Pasar Mulya Kab. Bengkulu Selatan

KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN


NOMOR :

Berdasarkan izin penelitian atas nama sekolah tinggi ilmu tarbiyah al-quraniyah
manna Bengkulu selatan nomer 136/STIT/YAA/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016,
menerangkatan bahwa :

Nama : Eri Oktadio


NIM : 13.01.1345
Program studi : PAI

Telah melakukan kegiatan penelitian di Majelis Ulama Indonesia Bengkulu


Selatan dengan:

Judul : Peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dalam Pencegahan


Kenakalan Remaja Di Kabupaten Bengkulu Selatan

Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Manna, Oktober 2016


Ketua MUI
Kabupaten Bengkulu Selatan

( )
DOKUMENTASI PHOTO

1. Kondisi Lingkungan Bengkulu Selatan

Photo ini diambil pada tanggal 17 oktober 2016 di salah satu kawasan
wisata Bengkulu selatan, terlihat banyak bungkus komik yang berserakan
dipinggir pantai.

Photo ini diambil oleh peneliti pada tanggal 17 oktober 2016 dari salah
satu fasilitas pemerintah yang terbengkalai, terlihat terdapat botol minsen
(minuman keras )
2

Photo ini diambil pada tanggal 17 oktober 2016 , dari salah satu fasilitas
pemerintah yang terbengkalai, diman terlihat kaleng lem AAbon dalam jumlah
banyak .

Photo ini diambil pada tanggal 17 oktober 2016 , dari salah satu fasilitas
pemerintah yang terbengkalai, dimana terlihat bungkus komik dalam jumlah
banyak.
3

2. Wawancara Dengan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan

Photo ini diambil oleh peneliti pada bulan oktober 2016. Diman terlihat
peneliti sedang melakukan wawancara dengan ketua 1 MAjelis Ulama
Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan ( H. Ali Nundiha H.R)

3. Wawancara Dengan Polres Bengkulu Selatan

Photo ini diambil oleh peneliti pada bulan JUNI 2016. Diman terlihat
peneliti sedang melakukan wawancara dengan Kapolres riset narkoba
Kabupaten Bengkulu Selatan
4

4. Wawancara Dengan BNN

Photo ini diambil oleh peneliti pada bulan oktober 2016. Diman terlihat
peneliti sedang melakukan wawancara dengan BNN Kabupaten Bengkulu
Selatan (Kasubag umum dan pencegahan)
5

5. Kegiatan MUI

Photo ini diambil dari dokumen MUI, dalam acara penyuluhan di organisasi-
organisasi masyarakat.

Photo ini diambil dari kegiatan MUI bersama dengan Polres dalam acara
penyuluhan dan dakwah islam tentang narkoba di masjid Al-farizi

Photo ini diambil dari dokumen MUI, dimana H. Arsan Suryani memberikan
penyuluhan dan menyampaikan materi
6

Dokumen MUI, Nampak dirwan Mahmud bersama Ketua 1 MUI (h. Ali
Nundiha S.H) Bersama Siswa Sman 1 dalam acara dakwah islam

Dalam photo ini Nampak seorang ulama memberikan dakwah kepada remaja
mengenai akibat miras.

Penyuluhan narkoba didesa, Nampak warga antusias dalam mengikuti,dan


photo bersama polres bersama dengan ulama dan perangkat desa.

LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUI


7

Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keagamaan dari segi ilmu dan

amal yang disampaikan oleh orang yang dijadikan contoh dan panutan dalam

bidang agama.

Majelis Ulama Indinesia Kabupaten Bengkulu Selatan Berdiri pada tangggal

05 Desember 1977. Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan saat

di ketuai oleh H.Moh. MIsrah. HR.

Adapun latar belakang berdirinya Majelis Ulama Indonesia Kabupaten

Bengkulu Selatan ini adalah sebagai :

a. Wadah penasehat tinggi dibidang keagamaan yang memiliki peran strategis

b. Lembaga yang mewakili umat Islam Indonesia di Kabupaten Bengkulu Selatan

c. Membantu pemerintah dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan

keagamaan dlam pelaksanaan pembangunan, sekaligus sarana konunikasi

antara pemimpin dan umat Islam

d. Wadah pertemuan dan silahturahmi para ulama dalam mewujudkan ukhuwah

Islamiyah.

e. Wadah musyawarah bagi para ulama, pemimpin (Zu’ama) dan cendikiawan

muslim dalam membicarakan kemasalahatan umat.

VISI DAN MISI MUI


8

Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan Memiliki Visi

sebagai berikut yaitu:

a. Terciptanya kondidi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara

yang baik.

b. Terciptanya kejayaan Islam dan umatnya

c. Mewujudkan Islam yang penuh rahmat bagi seluruh alam.

Sedangkan misi Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan

adalah :

a. Menggerakan kepemimpinan dan kelembagaan Islam secara efektif.

b. Membina umata Islam dalam menanamkan dan memupuk aqidah Islamiyah.

c. Menjadikan ulama sebagai panutan dalam mengembangkan akhlakul karimah

agar terwujud masyarakat yang baik.

STRUKTUR ORGANISASI MAJELIS ULAMA INDONESIA


9

Dalam keorganisasisan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu

Selatan memiliki struktur sebagai berikut :

d. Dewan Penasehat

Ketua : Drs. K.H. Abdullah Munir, M.Pd

Wakil ketua : Drs. H. A. Nazimuddin

Sekretaris : H. Teguh Haryono, M.Pd

Anggota :

6. DR. drh. Rohidin Mersyah, M.MA

7. Drs. Yasaroh Maksum

8. H. Jami’an Khatmir, BA

9. H. Sirajuddin Abidin

10. H. Mudin A Gumay, BA

e. Dewan Pimpinan

Ketua Umum : H. Moh. Misrah

Ketua I : H. M.Ali Nundiha, SH

Ketua II : H. Bahrul Ulum, S.Sos

Ketua III : H. Suryadi Saimin

Sekretaris Umum : H. Teguh Haryono, M.Pd

Sekretaris I : Suyanto, M.Pd

Sekretaris II : Ahmad Syukri CH, S.Ag, M.Pd

Bendahara Umum : Hj. Katarina Ngatini, B.Se

Bendahara I :Dra. Joharnengsi, M.Pd

f. Anggota Pleno
10

f. Komisi Fatwa dan Hukum

Ketua : Drs. H. Musrinal

Sekretaris : Drs. Muhemin, M.Pd

Anggota :

3. Khalidi Jamal, S.Sos

4. H. Arsan Suryani, S.Ag. MHI

g. Komisi Dakwah, Litbang dan Pendidikan

Ketua : Drs. H. Mizwar Yatim

Sekretaris : M. Arif Lufti, M.Pd

Anggota :

4. Drs. H. Heli Johan, MM


5. Drs. H. Agustinus Suharto, M.Pd
6. Drs. Muslim
h. Komisi Ukhuwah dan Kerukunan Umat Beragama

Ketua : H. Amaludin, S.S.Ag

Sekretaris : Khayadi, S.Ag

Anggota :

3. H. Wakidi, S.Pd
4. Etrisno, S.Ag

i. Komisi Pemberdayaan Perempuan

Ketua : Hj. Yusti Murni, S.Pd

Sekretaris : Hj. Susilawati D, S.Pd

Anggota :

3. Dra. Hj. Siti Halimah


11

4. Hj. Isma Yurti, BA


j. Komisi Ekonomi

Ketua : H. Syapuddin

Sekretaris : Drs. Winraini

Anggota :

3. H. Mawir
4. H. Baidun, S.Pd
12
13

DATA PENYALAHGUNA NARKOBA

Tabel

Data Kasus Narkoba Di Kabupaten Bengkulu Selatan

No Tahun Jumlah
1 2014 9
2 2015 19
3 2016 23
Jumlah 51

DATA KEGIATAN PENYULUHAN DAN BIMBINGAN

Table 4.2

Data Penyuluhan Dan Bimbingan MUI Tahun 2016

No Tempat Jumlah Jumlah peserta Jumlah

kegiatan @kegiatan
1 Sekolah 10 90 900
2 Masyarakat 8 40 320
Jumlah 18 130 1220

Anda mungkin juga menyukai