Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERSONAL HYGIENE:
1. MEMANDIKAN PASIEN
2. PERAWATAN KUKU
3. PERAWATAN RAMBUT
4. PERINIUM HYGENE
8
9
a. Kulit
Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi,
kita sebaiknya menggunakan jenis sabun yang banyak
mengandung lemak nabati karena dapat mencegah hilangnya
kelembaban dan menghaluskan kulit. Sabun detergen jarang
digunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih
dan memakai sabun, make up, deodorant, dan shampoo
hendaknya pilih produk yang tidak menimbulkan rasa perih atau
iritasi. Kulit anak – anak cenderung lebih tahan terhadap trauma
dan infeksi. Meski demikian, kita harus rutin membersihkannya
karena anak sering sekali buang air dan senang bermain dengan
kotoran.
Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut :
1) Biasakan mandi minimal 2 kali sehari atau setelah
beraktifitas.
2) Gunakan sabun yang tidak bersifat ititatif.
3) Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela –
sela jari, ketiak, belakang telinga, dll.
4) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah.
5) Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari
wajah, tangan, badan, hingga kaki.
b. Kuku
Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringan
epitel. Badan kuku adalah bagian yang tampak di sebelah luar,
sedangkan akarnya terdapat didalam lekuk kuku tempat kuku
tumbuh dan mendapat makanan. Kuku sehat berwarna merah
muda. Cara – cara merawat kuku antara lain :
1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau
memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti
bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk
lurus.
2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai
selaput kulit dan kulit disekitar kuku.
3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda
tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah kuku.
4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5) Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera
setelah mandi atau direndam dengan air hangat terlebih
dahulu.
6) Jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku.
c. Rambut
Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai
rambut yang tumbuh melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat
mengkilap, tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah.
Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan umum tubuh/
normalnya, rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari
pembuluh – pembuluh darah disekitar rambut. Bila rambut kotor
dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu
kepala. Cara merawat rambut antara lain :
1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu ( atau sesuai kebutuhan )
dengan memakai shampoo yang cocok.
2) Pangkas rambut agar terlihat rapi. Gunakan sisir yang
bergerigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesi
rambut dengan minyak.
3) Jangan gunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa
melukai kulit kepala.
4) Pijat – pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk
merangsang pertumbuhan rambut.
5) Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari
bagian ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan hati – hati.
d. Gigi dan mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari system perncernaan dan
merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam
rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam
proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva
yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut
merupakan rongga tidak bersih sehingga harus selalu dibersihkan.
Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk
mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut
(misal : tifus, hepatitis) mencegah penyakit mulut dan gigi,
meningkatkan daya tahan tubuh (Adam, syam sunir, 1994). Cara
merawat gigi antara lain :
1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.
2) Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel
benda keras. (misal : membuka tutup botol).
3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat
menyebabkan gigi patah.
4) Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur.
5) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil
sehingga dapat menjangkau bagian dalam gigi.
6) Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan
gusi dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi.
7) Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya.
8) Memeriksakan gigi secara teratur tiap 6 bulan sekali
e. Mata
Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran.
Kotoran dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara
merawat mata antara lain :
1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke bagian
luar.
2) Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan
lembut.
3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.
4) Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai.
5) Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter.
f. Hidung
Cara merawat hidung antara lain :
1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil.
2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam lubang hidung,
sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas
serta menyebabkan luka pada membran mukosa.
3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan
secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung
tetap terbuka.
4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
g. Telinga
Saat membersihkan telinga bagian luar hendaklah kita tetap
memperhatikan telinga bagian dalam. Cara – cara merawat telinga
adalah sebagai berikut :
1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara
perlahan dengan menggunakan penyedot telinga.
2) Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan
hati – hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga
akibat tekanan air yang berlebih.
3) Aliran air yang masuk hendaklah dialirkan ke saluran telinga
dan bukan langsung ke gendang telinga.
4) Jangan gunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihkan
kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga.
h. Perineum
Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan
mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan
kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri (Poter &
Perry, 2000).