Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Journal Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)

Jurnal Taman Vokasi


Volume 6, Nomor 1, Juni 2018 (Hal. 68 – 76)
p-ISSN: 2338-1825; e-ISSN: 2579-4159
Tersedia Online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN


SISTEM PENGAPIAN DI SMK

Adhi Yoga Utomo 1, Dianna Ratnawati 2


12
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: 1adhi.yoga@rocketmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran video tutorial dan menguji
kelayakan produk yang dihasilkan. Penelitian Research and Development ini menggunkan 10
tahapan pengembangan yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain, (4)
validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba kelompok kecil, (7) revisi produk, (8) uji coba kelompok
besar, (9) revisi produk, (10) implementasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI PTSM di
SMK Diponegoro Depok Sleman yang terdiri dari 35 siswa. Objek penelitian ini adalah
pengembangan media pembelajaran video tutorial sistem pengapian sepeda motor. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar penilaian dan soal tes. Hasil validasi ahli
media menunjukkan bahwa media pembelajaran video tutorial sistem pengapian sangat layak
dengan rerata persentase 89%. Hasil validasi ahli materi menunjukkan bahwa media
pembelajaran video tutorial sistem pengapian sangat layak dengan rerata persentase penilaian
86%. Hasil penilaian pengguna menunjukkan bahwa media pembelajaran video tutorial sistem
pengapian ini sangat layak, dengan persentase 85% pada uji coba kelompok kecil dan 87% pada
uji coba kelompok besar. Ketuntasan hasil belajar meningkat 31%. Pada tes before diperoleh
hasil sebesar 51% kemudian pada tes after diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 82%.
Kata kunci: hasil belajar, media, video tutorial

THE DEVELOPMENT OF TUTORIAL VIDEO ON IGNITION


SYSTEM LEARNING
Abstract
The purpose of this research is to develop the tutorial video learning media and to test feasibility
of the resulting pdosuct. This Research and Development using 10 stages of development: (1)
potential and problem, (2) data collection, (3)design, (4)validation, (5) design revision, (6) try
small groups, (7) product revisions, (8) large group trials, (9) product revisions, (10)
implementation. The subjects of this research is students of XI PTSM class at SMK Diponegoro
Depok Sleman consist of 35 students. The object of this research is the development of tutorial
video learning media of motorcycle ignition system. Data collection techniques in this research
are assessment sheets and test questions. The result of expert validation media showed that
tutorial video learning media of ignition system is very feasible with mean percentage 89%. The
results of expert validation material showed that the tutorial video learning media of system
ignition is very reasonable with average percentage of 86%. The results of the user ratings
indicate that the tutorial video learning media of this ignition system is very feasible, with a
percentage of 85% in small group trials and 87% in large group trials. Completeness of learning
increased 31%. In the test before the result obtained 51% and then on the test after obtained
mastery of student learning results by 82%.
Keywords: learning results, media, tutorials video

68
69 - Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK...........

Pendahuluan membawa-bawa media benda nyata untuk


dimasukkan kedalam kelas, kemudian
Pendidikan memiliki peranan penting penggunaan media tersebut juga memiliki efek
dalam mempersiapkan sumber daya manusia negatif karena jumlahnya yang terbatas dan
yang berkualitas bagi suatu bangsa. Karena tidak mampu menjangkau keseluruhan jumlah
kualitas sumber daya manusia merupakan siswa yang ada. Sehingga proses pembelajaran
suatu hal yang sangat penting untuk menjadi tidak seimbang karena hanya siswa
menunjukkan corak peradaban suatu bangsa. yang duduk di bangku depan saja yang mampu
Tinggi rendahnya kualitas sumber daya melihat media pembelajaran (benda nyata)
manusia pada suatu bangsa tentunya tidak secara jelas dan utuh sedangkan siswa yang
lepas dari kualitas pendidikan yang ada di duduk dibelakang tidak bisa melihat dengan
bangsa tersebut. Kualitas Pendidikan bangsa di jelas.
masa sekarang memiliki pengaruh yang sangat
besar di masa yang akan datang. Berdasarkan permasalahan diatas maka
dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mampu membangkitkan perhatian dan minat
adalah sekolah formal yang berbasis belajar siswa untuk mengikuti proses
kompetensi atau life skill. Menurut Hamalik pembelajaran sistem pengapian sehingga
(2001:24) pendidikan kejuruan adalah suatu nantinya diharapkan hasil belajar siswa juga
bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar meningkat. Penggunaan media yang tepat
keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang ketika menyampaikan materi tentang teori
mengarah pada dunia kerja yang dipandang sistem pengapian sepeda motor akan
sebagai latihan keterampilan. Selain memiliki meningkatkan pemahaman siswa sehingga
tujuan untuk memberikan keterampilan khusus nantinya mengurangi kecelakaan kerja atau
bagi peserta didik, Sekolah Menengah kerusakan komponen pada sepeda motor ketika
Kejuruan juga memiliki tujuan untuk siswa melakukan praktik.
meningkatkan pengetahuan, kepribadian dan
ahlak mulia pada peserta didik agar nantinya Menurut Arsyad (2014:3) kata media
peserta didik memiliki kemampuan dan berasal dari Bahasa latin medius yang secara
kompetensi kerja yang efektif dan efisien. harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau
‘pengantar’. Lebih lanjut Sadiman (2002:6)
Berdasarkan hasil observasi pada mengemukakan bahwa media sebagai segala
tanggal 20 Maret 2018 dengan guru mata sesuatu yang dapat digunakan untuk
pelajaran. Diperoleh data bahwa minat dan menyalurkan pesan dan pengiriman pesan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem kepada penerima pesan, sehingga dapat
pengapian masih rendah. Hal tersebut dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
ditunjukkan dari aktivitas siswa didalam kelas minat serta perhatian siswa sedemikian rupa,
saat mengikuti proses pembelajaran. Ketika sehingga proses belajar mengajar berlangsung
proses pembelajaran ada beberapa siswa yang dengan efektif dan efisien sesuai dengan yang
tidak memperhatikan ketika guru diharapkan. Dari pendapat ahli tersebut dapat
menyampaikan materi pembelajaran, diambil kesimpulan bahwa media
kemudian selanjutnya kurangnya antusiasme pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan
siswa terhadap mata pelajaran sistem sebagai perantara untuk menyampaikan pesan
pengapian, selain itu juga dapat dilihat dari atau materi dari guru ke peserta didik sehingga
perolehan nilai ulangan UTS mata pelajaran materi yang disampaikan nantinya bisa
sistem pengapian yang masih berada dibawah diterima dengan mudah dan proses
standar. Karena dari 35 siswa yang ada, hanya pembelajaran bisa menjadi lebih efektif dan
14 siswa yang mendapatkan nilai diatas 75, efisien.
sedangkan sisanya masih di bawah KKM.
Kemudian metode yang digunakan guru dalam Menurut Cecep (2013:64) video adalah
mengajar adalah ceramah dan terkadang juga alat yang dapat menyajikan informasi,
memakai metode demonstrasi dengan memaparkan proses, menjelaskan konsep-
menggunakan benda nyata. Penggunaan media konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
tersebut dirasa kurang efisien karena setiap kali menyingkat atau memperlambat waktu dan
akan memulai pembelajaran guru harus mempengaruhi sikap. Lebih lanjut Firdaus
(2010:13-14) mengatakan bahwa video atau

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK ....... - 70

film adalah rangkaian banyak frame gambar


yang diputar secara cepat. Dari pendapat di atas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa video
adalah sebuah gambar hidup yang ditayangkan
lewat layar yang mampu menyajikan informasi
dan menjelaskan konsep-konsep yang rumit
yang bahkan tidak mampu untuk ditangkap
oleh indra manusia jika dilihat prosesnya
secara langsung atau dengan kasat mata. Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan
Kemudian menurut Kamus Besar metode R&D Borg and Gall
Bahasa Indonesia (2012:907), Tutorial adalah (Sugiyono 2016:409)
(1) pembimbingan kelas oleh seorang pengajar Subjek dalam penelitian ini adalah satu
(tutor) untuk seorang atau sekelompok kecil orang ahli materi, dan satu orang ahli media
mahasiswa, (2) pengajaran tambahan melalui dan siswa kelas XI PTSM. Ahli materi akan
tutor. Sehingga dapat dikatakan bahwa tutorial melibatkan guru pengampu mata pelajaran
adalah sebuah pengajaran yang dilakukan oleh sistem pengapian kemudian ahli media adalah
seorang ahli kepada sekelompok orang. dosen media pembelajaran di Universitas
Berdasarkan pengertian diatas maka Sarjanawiyata Tamansiswa. Kemudian siswa
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa video kelas XI PTSM menjadi responden pada media
tutorial adalah rangkaian gambar hidup yang yang dikembangkan.
mampu menyajikan informasi yang diberikan Objek penelitian ini ditujukan pada
oleh seorang ahli atau tutor kepada sekelompok media pembelajaran video tutorial pada mata
orang sehingga sekelompok orang tersebut pelajaran sistem pengapian. Penelitian ini
mampu memahami proses atau menambah bertujuan untuk mengetahui kelayakan media
pengetahuannya hanya dengan melihat video yang dikembangkan, serta hasil belajar siswa
tersebut. ketika diajar menggunakan media video
Mata pelajaran sistem pengapian adalah tutorial.
salah satu kompetensi dalam mata pelajaran Dalam penelitian ini Teknik
produktif. Mata pelajaran produktif adalah pengumpulan datanya dengan menggunakan
mata pelajaran yang berfungsi membekali angket dan observasi. Tujuannya yaitu untuk
peserta didik agar memiliki kompetensi kerja memperoleh keterangan, data, dan informasi
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja yang terkait dengan penelitian. Kuesioner
Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar merupakan Teknik pengumpulan data yang
kompetensi yang disepakati oleh lembaga yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
mewakili dunia usaha atau industri. pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada
Kompetensi mata pelajaran sistem pengapian responden untuk dijawabnya (Sugiyono
diberikan dalam 1 semester yaitu di semester 2016:199). Sehingga dapat dipahami bahwa
genap. Kegiatan belajar mengajar mata angket atau kuesioner merupakan seperangkat
pelajaran sistem pengapian dalam 1 minggu 4 pernyataan yang digunakan untuk mengetahui
x 45 menit dalam sehari. respon tentang sesuatu hal yang diukur.
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2016:203)
Metode Penelitian mengatakan bahwa, observasi merupakan
Penelitian pengembangan ini suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
menggunakan metode penelitian Borg and Gall tersusun dari berbagai proses biologis dan
yang ada dalam buku Sugiyono. Berikut adalah psikologis. Dua diantara yang terpenting
gambaran langkah-langkahnya: adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Observasi disini akan digunakan untuk
mencari informasi atau data sebagai studi
pendahuluan pembuatan media pembelajaran
sistem pengapian.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


71 - Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK...........

Analisa Data sudah dibuat dalam hal ini adalah media


pembelajaran video tutorial sistem pengapian
Pada penelitian ini akan digunakan skala
sepeda motor.
pengukuran dengan skala likert. Penilaian
(rating scale) dari item-item instrumen dibuat Setelah uji kelayakan selesai maka
dengan interval 1-4 dengan kriteria: selanjutnya adalah menguji efektifitas produk.
Metode Before – After digunakan untuk
Tabel 1. Skala Pengukuran Instrumen
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Alternatif Jawaban Angka Dengan skema sebagai berikut:
Sangat baik 4
Cukup baik 3
Kurang baik 2
Gambar 2. Desain before-after. O1 nilai
Sangat tidak baik 1 sebelum treatment dan O2 nilai
Sugiyono (2016:141) sesudah treatment (Sugiyono
Kemudian skor yang diperoleh dijadikan 2016:415).
persentase. Data kuantitatif yang berwujud Berdasarkan gambar tersebut dapat
angka-angka hasil perhitungan dengan cara diberikan penjelasan bahwa, eksperimen
dijumlah kemudian dibandingkan dengan dilakukan dengan membandingkan hasil
jumlah yang diharapkan sehingga diperoleh observasi O1 dengan O2. O1 adalah nilai hasil
persentase kelayakan. Sehingga rumus yang belajar sebelum diajar dengan media
digunakan adalah sebagai berikut: pembelajaran baru. Kemudian O2 adalah nilai
hasil belajar siswa setelah diajar dengan
menggunakan media pembelajaran baru.
Efektifitas media pembelajaran baru, diukur
Tabel 2. Tabel skala persentase dengan cara membandingkan antara nilai O2
dengan O1. Bila nilai O2 lebih besar daripada
Persentase Klasifikasi O1, maka media pembelajaran tersebut
Pencapaian Kelayakan dinyatakan efektif (Sugiyono 2016:415).
81-100% Sangat layak
61-80% Layak Hasil Penelitian dan Pembahasan
41-60% Cukup layak
Pengumpulan Data
21-40% Kurang layak
0-20% Tidak layak Berdasarkan hasil peninjauan yang
Arikunto (2010:35) sudah dilakukan ada beberapa data yang bisa
digunakan untuk membuat media
Maka akan diperoleh persentase
pembelajaran baru yaitu RPP yang digunkanan
kelayakan produk media pembelajaran yang
guru, silabus, dan buku pegangan guru.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK ....... - 72

Hasil Desain
Mulai

Loading Screen

Main Menu (Home)

Komponen
Warna Jenis Sisitem Pemeriksaan Pemeriksaan
Sistem
Kabel Pengapian CDI Primer Koil
Pengapian

Pemeriksaan Pemeriksaan Masalah


Pemeriksaan Pemeriksaan
Sekunder Spull dan Sistem
Baterai Busi
Koil Pulser Pengapian

Gambar 3. Diagram alir program media pembelajaran video tutorial


Ketika program dimulai maka pengguna a. Saran dari ahli media 1:
akan langsung menuju loading screen dan
Fokus pada materi yang akan
menunggu sebentar hingga prosesnya selesai,
disampaikan dan tambahkan fitur kuis.
kemudian pengguna akan langsung masuk ke
tampilan main menu yang disitu sudah berisi b. Saran dari ahli media 2:
icon-icon menu sesuai dengan materi yang Ubah warna garis pada main menu
akan di ajarkan. Pengguna hanya perlu menjadi warna kuning agar tidak kontras
memilih salah satu menu tersebut dengan cara dengan background dan font “main menu”
klik kiri satu kali hingga jendelanya terbuka
diganti menjadi arial black.
dan menampilkan video tutorial sistem
pengapian yang diinginkan.

Gambar 5. Hasil revisi desain program


Gambar 4. Hasil desain program 2. Validasi Materi
Validasi Desain Produk Skor kelayakan materi yang diperoleh
dari validator materi 1 adalah 87,5%.
1. Validasi Media
Kemudian skor yang diperoleh dari validator
Skor kelayakan media yang diperoleh materi 2 adalah 85%. Sehingga rerata skor dari
dari validator media 1 adalah 90%. Kemudian kedua ahli materi adalah 86 %, mengacu pada
skor yang diperoleh dari validator media 2 tabel klasifikasi kelayakan maka relevansi
adalah 88%. Sehingga rerata skor dari kedua materi pembelajaran dalam program media
ahli media adalah 89 %, mengacu pada tabel pembelajaran video tutorial sistem pengapian
klasifikasi kelayakan maka program media masuk dalam kategori sangat layak.
pembelajaran masuk dalam kategori sangat
layak.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


73 - Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK...........

a. Saran dari ahli materi 1: siswa dengan 8 indikator adalah 410, sehingga
nilai kelayakan media pembelajaran video
Mohon dilengkapi kutipan/refrensi dari
tutorial sistem pengapian adalah 85%.
pabrikan sepeda motor sehingga bisa
Mengacu pada tabel kelayakan produk, maka
memudahkan ketika akan melihat setandar
hasil uji coba produk dalam skala kecil masuk
pengukuran pada komponen sistem pengapian.
dalam kategori sangat layak.
b. Saran dari ahli materi 2:
6. Revisi Produk
Tambahkan menu buku materi pada
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
aplikasi sebagai sumber rujukan siswa setelah
uji coba kelompok kecil maka dilakukan
melihat video yang ditampilkan.
diskusi dengan ahli media dan materi. Dari
hasil diskusi tersebut ditemukan sedikit
kekurangan pada media yang dibuat yaitu
penambahan tombol home pada menu kuis
untuk memudahkan pengguna jika ingin
kembali ke menu utama.

Gambar 6. Hasil revisi materi


3. Validasi Soal Tes
Berdasarkan validasi yang sudah
dilakukan dengan ahli, didapatkan hasil yaitu
dari jumlah 24 item soal tes pilihan ganda
before ditemukan 2 item soal yang kurang Gambar 7. Hasil revisi produk
valid menurut ahli sehingga harus dihapus. 7. Uji Coba Kelompok Besar
Sehingga jumlah item soal untuk tes before
menjadi 22 butir. Kemudian pada soal tes after Jumlah skor penilaian berdasarkan hasil
juga ditemukan soal yang kurang valid uji coba kelompok besar yang melibatkan 35
menurut ahli sebanyak 2 butir, sehingga item siswa dengan 8 indikator adalah 975, sehingga
soal yang semula 24 harus dikurangi menjadi nilai kelayakan media pembelajaran video
22 butir. Detail instrumen dan hasil validasi tutorial sistem pengapian adalah 87%.
dari ahli bisa dilihat dilampiran tiga. Mengacu pada tabel kelayakan produk, maka
hasil uji coba produk dalam skala besar masuk
4. Revisi Desain dalam kategori sangat layak.
Berdasarkan saran dari ahli materi dan 8. Revisi Produk
media maka dilakukan revisi pada desain
produk yang dibuat. Revisi yang pertama Berdasarkan hasil uji coba kelompok
adalah bagian media atau program yaitu besar yang sudah dilakukan ditemukan sedikit
dengan penambahan fitur kuis sebagai kekurangan pada produk. Kekurangan yang
feedback dan perbaikan tampilan layout dimaksud adalah ukuran atau kapasitas
program. Kemudian revisi yang kedua adalah program yang terlalu besar sehingga ketika
dari ahli materi, yaitu dengan menambahkan dijalankan pada laptop dengan spesifikasi
sumber rujukan pada video dan penambahan rendah, program tidak bisa berjalan dengan
fitur atau menu refrensi pada program yang mudah atau terlalu berat dan sering lag.
sesuai dengan buku pedoman reparasi yang Sehingga dilakukan perbaikan dengan cara
digunakan di sekolah yaitu Astra Honda Motor mengompres ukuran program agar bisa lancar
Jakarta. dijalankan di semua perangkat.

5. Uji Coba Kelompok Kecil 9. Implementasi

Jumlah skor penilaian berdasarkan hasil Setelah selesai perbaikan tahap akhir,
uji coba kelompok kecil yang melibatkan 15 maka selanjutnya adalah tahap implemetasi.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK ....... - 74

Pada tahap ini produk di uji cobakan kepada tersebut kemudian di diskusikan dengan ahli
siswa pada pembelajaran sistem pengapian. materi sehingga didapatkan saran yaitu,
melengkapi kutipan sumber refrensi dari
Ketuntasan Hasil Belajar
pabrikan sepeda motor pada video tutorial
Uji ketuntasan hasil belajar ini dilakukan sehingga siswa lebih mudah dalam melihat
pada kelas XI PTSM di SMK Diponegoro standar pengukuran yang benar setelah melihat
Depok Sleman dengan jumlah siswa 35 yang video tutorial sistem pengapian dan
terdiri dari 33 siswa dan 2 siswi. Dari hasil tes penambahan fitur menu yang berisi buku
tersebut dapat dilihat jumlah siswa yang lolos materi sistem pengapian sepeda motor yang
KKM. Pada tes before jumlah siswa yang lolos biasa digunakan sebagai buku ajar oleh guru,
KKM berjumlah 18 siswa, kemudian pada tes sehingga nantinya siswa bisa lebih leluasa
after jumlah siswa yang lolos KKM 29 siswa. untuk belajar secara mandiri. Hal tersebut
Bila dijadikan persentase maka hasilnya adalah sesuai dengan pernyataan Levied and Lentz
siswa yang lolos tes before sebanyak 51%, dalam Sukiman (2012:38) bahwa media
kemudian siswa yang lolos tes after sebanyak pendidikan memiliki fungsi atensi sebagai inti,
82%. Sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
bahwa setelah menggunakan media baru peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
naik sebesar 31%. Merujuk kepada teori yang ditampilkan atau menyertai teks materi
metode before – after dalam Sugiyono pelajaran. Lebih lanjut lagi penelitian Syahriar
2016:415, maka produk media pembelajaran dan Rabiman (2017) menyatakan bahwa
video tutorial sistem pengapian dinyatakan multimedia pembelajaran memiliki beberapa
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa keunggulan, yaitu: (1) penggunaan yang
secara klasikal. mudah, (2) materi yang relevan, (3) multimedia
Tabel 3. Hasil tes Before-After dapat digunakan berulang-ulang, (4)
multimedia dapat digunakan para siswa
Jumlah Tes masing-masing. Keunggulan tersebut tentu
No Deskripsi Statistik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan
Before After
1 Nilai Minimum 60 60 memudahkan siswa dalam belajar secara
2 Nilai Maksimum 88 92 mandiri.
3 Rata-Rata 73,71 79,42 Kemudian berdasarkan saran dari ahli
4 Standar Deviasi 9,46 6,80 media yaitu penambahan fitur kuis dan
5 Varians 89,68 46,25 tampilan layout main menu yang dibuat lebih
berwarna agar mampu menarik perhatian
siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Tes Before-After Sukiman (2012:188) bahwa media video dalam
100% proses pembelajaran harus mampu menarik
minat dan menarik rangsang (stimulus)
50% seseorang untuk menyimak lebih dalam. Lebih
lanjut lagi Oemar (1986) dalam Arsyad
0% (2014:19) menyatakan bahwa pemakaian
Hasil Tes media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar harus dapat membangkitkan
Before After keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan
Gambar 8. Diagram hasil tes kegiatan belajar, dan bahkan membawa
Pembahasan pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa

Berdasarkan hasil dari serangkaian uji Kemudian berdasarkan hasil uji coba
coba diatas maka dapat dijelaskan bahwa kelompok besar ditemukan sedikit kekurangan
berdasarkan hasil uji coba produk pada pada media pembelajaran video tutorial yang
kelompok kecil ditemukan beberapa dibuat yaitu ukuran file program yang terlalu
kekurangan pada produk media pembelajaran besar. Berdasarkan masukan dan saran dari ahli
video tutorial sistem pengapian. Kekurangan media maka dilakukan pengompresan file

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


75 - Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK...........

program sehingga ukurannya menjadi lebih pengapian dengan metode before-after


kecil dan lebih ringan ketika dijalankan. diperoleh hasil bahwa media pembelajaran
Sehingga media pembelajaran yang dibuat yang dibuat mampu meningkatkan hasil belajar
mampu dijalankan di perangkat laptop yang siswa secara klasikan sebesar 31%. Hal
memiliki spesifikasi rendah. tersebut membuktikan bahwa produk media
pembelajaran yang dibuat sudah layak untuk
Metode tes before – after digunakan
digunakan dalam pembelajaran sistem
untuk mengetahui tingkat efektifitas produk
pengapian sepeda motor.
media pembelajaran video tutorial sistem
pengapian sepeda motor. Pengujian ini
Daftar Pustaka
dilakukan dengan cara membandingkan hasil
belajar siswa setelah diajar menggunakan Arifin, Djohar. 2007. Pendidikan Teknologi
media lama yaitu benda nyata dengan hasil dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan Aplikasi
belajar siswa setelah diajar menggunakan Pendidikan. Bandung. Pedagogiana
media baru yaitu video tutorial sistem Pers.
pengapian. Pada tes before atau tes setelah Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
pembelajaran dengan menggunakan media Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
lama yaitu benda nyata, nilai rata-rata siswa Jakarta. PT. Rineka Cipta.
hanya sebesar 73,71 dengan jumlah siswa yang
lolos KKM adalah 18 siswa atau hanya 51% Arsyad, Ashar. 2014. Media Pembelajaran.
padahal menurut Hudojo (2003:11) ketuntasan Jakarta. Rajawali Pers.
belajar klasikal adalah 80% sehingga hasil Cecep Kustandi & Bambang Stjipto. 2013.
yang didapat pada tes before ini masih Media Pembelajaran Manual & Digital
tergolong rendah. Kemudian setelah dilakukan Edisi Kedua. Bogor. Ghalia Indonesia.
treatment dengan cara mengubah media
pembelajaran lama yaitu benda nyata menjadi Firdaus, Al Iqra’. 2010. Buku Lengkap
media pembelajaran baru yaitu video tutorial Tuntunan Menjadi Kameramen
sistem pengapian dan dilakukan tes after Profesional. Yogyakarta. Buku Biru.
setelah proses pembelajaran, diperoleh rata- Hafiz Arif Syahriar dan Rabiman. 2017.
rata hasil belajar siswa sebesar 79,42 dengan “Pengembangan Multimedia
jumlah siswa yang lolos KKM sebanyak 29 Pembelajaran Sistem Rem pada
siswa atau 82%. Sehingga dapat disimpulkan Pelajaran Pemeliharaan Chasis dan
bahwa penggunaan media pembelajaran video Pemindah Tenaga” (versi online) Jurnal
tutorial mampu meningkatkan ketuntasan hasil Taman Vokasi (Vol. 5 Nomor 2).
belajar siswa secara klasikal sebanyak 31%.
Merujuk pada teori metode before – after Hamalik, Oemar. 2001. Pendidikan Tenaga
dalam Sugiyono (2016:415) yang menyatakan Kerja Nasional: Kejuruan,
bahwa bila nilai O2 lebih besar daripada O1, Kewirausahaan dan Manajemen.
maka metode atau media mengajar tersebut Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.
efektif. Herman, Hudojo. 2003. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran
Simpulan Matematika. Bandung. UPI.
Hasil pengembangan media Sadiman S. Arief. 2002. Media Pembelajaran
pembelajaran berdasarkan validasi dari ahli & Proses Belajar Mengajar, Pengertian
media mendapatkan rerata persentase penilaian Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
sebesar 89%. Kemudian rerata persentase Jakarta. Raja Grafindo Persada.
penilaian dari ahli materi sebesar 86%.
Selanjutnya berdasarkan uji coba kelompok Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
kecil yang sudah dilakukan mendapatkan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
rerata persentase penilaian sebesar 85% dan Kualitatif dan R&D). Bandung.
pada uji coba kelompok besar mendapatkan Alfabeta.
rerata persentase penilaian sebesar 87%. Sukiman. 2012. Pengembangan Media
Berdasarkan hasil uji efektifitas produk Pembelajaran. Yogyakarta. Pedagogia.
media pembelajaran video tutorial sistem

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


Pengembangan Video Tutorial dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK ....... - 76

Tim Pustaka Phoenix. 2012. Kamus Besar


Bahasa Indonesia (cetakan keenam).
Jakarta. PT. Media Pustaka Phoenix.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai