Anda di halaman 1dari 6

RESENSI BUKU BAHASA INDONESIA

Untuk Perguruan Tinggi


(Karangan Ahmad Bahtiar, M. Hum; Fatimah, M. Pd)

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Dewi Yanti, M.Pd

Oleh:

Syaidina Sapta Wilandra

(11160220000002)

Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri

2016-2017
Identitas Buku

Judul : Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

Pengarang : Ahmad Bahtiar, M. Hum; Fatimah, M. Pd

Halaman : 120 Halaman

Tahun terbit : 2014

Penerbit : IN MEDIA – Bogor

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah yang atas berkat kehendak-Nya mengizinkan saya menyelesaikan
resensi buku yang berjudul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi ini. Buku ini juga yang
menjadi buku pegangan kami para mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam di semester
pertama kami dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Tugas ini saya buat untuk memenuhi
kewajiban saya mengerjakannya sebagai tugas untuk Ujian Tengah Semester.

Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia kami,
yakni Ibu Dewi Yanti, M.Pd. Bersama bimbingan beliau lah kami satu semester ini diajarkan dan
diberi tambahan ilmu yang bisa bermanfaat untuk kami. Juga terima kasih kepada teman-teman
saya di kelas 1A jurusan Sejarah Peradaban Islam angkatan 2016, yang telah menemani bersama
selama satu semester ini. Mungkin saja hasil tugas resensi ini tidak begitu sempurna. Maka dari
itu saya memohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penyelesaian tugas resensi ini.
Buku berjudul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi ini pada bab pertama secara
lengkap melampirkan bagaimana perjalanan bahasa Indonesia hingga saat ini. Namun
kekurangannya belum disebutkan asal-usul bahasa Melayu yang menjadi cikal-bakal bahasa
Indonesia dan bagaimana penyebarannya. Awal pertama kali bahasa Indonesia diakui
keberadaannya ialah pada saat hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2016. Dalam salah satu
ikrarnya ialah “..menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Bahasa Melayu juga dipilih
karena saat itu di Indonesia bahasa ini sudah begitu dikenal dan menyebar dikalangan
masyarakat. Perjalanan bahasa Indonesia sendiri sudah begitu panjang dan mengalami beberapa
perubahan mulai dari Ejaan Van Opusyen, Ejaan Soewandi, hingga Ejaan Yang Disempurnakan.

Pada buku karya Ahmad Bahtiar, M.Hum dan Fatimah, M.Pd ini dalam bab keduanya
menjelaskan tentang ejaan. Ejaan sendiri dapat diartikan sebagai lambing bunyi dari bahasa.
Menurut KBBI ejaan adalah kaidah-kaidah atau cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk
tulisan serta penggunaan tanda baca. Indonesia sendiri pernah berlaku beberapa ejaan. Pertama
ada Ejaan Van Ophyusen pada 1901, lalu ada Ejaan Soewandi pada 1947, dan terakhir adalah
Ejaan Yang Disempurnakan yang diresmikan pada 1972. Untuk ruang lingkupnya, ejaan sendiri
membahasa tentang pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur,
penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Di bab kedua ini buku ini menjelaskan
secara lengkap tentang pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur,
penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca dalam Ejaan Yang Dibenarkan. Namun
belum dijelaskan bagaimana perbedaan antar ejaan yang ada di Indonesia. Dan juga pembahasan
mengenai EYD-nya juga terlalu panjang dan memakan banyak halaman.

Buku yang terbit tahun 2014 ini dalam bab ketiganya menjelaskan tentang kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan ataupun tulisan yang mengungkapkan
pikiran utuh. Kalimat merupakan satuan bahasa yang terdiri dari rangkaian kata yang berdiri
sendiri dan menyatakan makna lengkap. Kalimat biasanya diawali dengan huruf besar (kapital),
dan diakhiri dengan tanda titik. Kalimat bahasa Indonesia yang baku sekurang-kurangnya harus
terdiri atas unsur subyek dan predikat. Fungsi unsur lain yakni objek, pelengkap, dan keterangan
tidak wajib hadir. Predikat adalah kalimat yang memberi tahu melakukan apa atau dalam
keadaan bagaimana pelaku. Subyek adalah kalimat yang menunjukkan pelaku atau sosok. Obyek
adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Pelengkap adalah bagian yang melengkapi
predikat. Sedangkan keterangan adalah kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian
kalimat lainnya. Cukup lengkap dalam bab ini menjelaskan tentang seluk-beluk mengenai
kalimat mulai dari pengertian, unsur, hingga jenis-jenisnya, termasuk juga bagaimana cara
membuat kalimat efektif.

Buku setebal 120 halaman ini di bab keempat memuat tentang paragraph yang cukup
lengkap untuk kita memahami tentang paragraph mulai dari pengertian, jenis dan bentuknya.
Dengan informasi ini setidaknya akan lebih memudahkan kita ketika dalam membuat karangan.
Paragraf dapat diartikan sebagai rangkaian kalimat yang disusun untuk menjelaskan sebuah ide
pokok. Secara visual paragraph ditandai dua hal: 1) baris pertama ditulis atau diketik menjorok
ke dalam sebanyak lima ketukan dari mergin kiri; 2) selalu diawali baris baru. Paragraf biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan baris baru. Paragraf memiliki
unsur lahiriah berupa kalimat, frasa, kata, dll. Sedangkan unsur nonlahiriahnya berupa makna
atau maksud penulis yang dikandung dalam keseluruhan paragraph itu. Lazimnya
paparagraphersusun dari kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan kalimat transisi.

Buku terbitan IN MEDIA Bogor ini di dalam bab kelimanya dijelaskan bagaimana kita
membuat perencanaan karangan, termasuk di dalamnya adalah membuat kerangka karangan Hal
ini membantu ketika kita ingin membuat sebuah teks agar tulisan tidak keluar dari topik masalah
yang ingin kita bahasa. Cukup lengkap apa yang dijelaskan di dalam bab ini mengenai
perencanaan karangan. Mulai dari pola, jenis, hingga syaratnya dapat kita pahami di dalam bab
ini. Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Secara teoritis terdiri atas tiga
tahapan yaitu prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Dengan membuat perencanaan
karangan maka dapat membantu kita agar menyusun kerangka secara teratur dan tidak keluar
dari fokus judul ataupun topik.

Bab keenam di buku karangan salah satu dosen UIN Jakarta, Ahmad Bahtiar, ini
menjelaskan mengenai diksi. Makna kata mulai dari sinonim, antonym, hingga homgraf bisa kita
temukan di dalam buku ini. Begitu juga mengenai makna denotative dan konotatif. Hingga majas
atau gaya bahasa pun dibahas pada bab ini. Hanya saja kekurangan pada bab ini adalah kurang
banyaknya contoh yang disediakan. Padahal untuk lebih memahami tentang diksi ini setidaknya
kita memerlukan banyak contoh. Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya ialah memilih kata yang
tepat untuk menyatakan sesuatu. Pemilihan kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepa tapa yang disampaikannya. Selain itu pemilihan diksi yang baik
juga bisa membuat pembaca tulisan merasa nyaman membaca tulisan kita. Karena itu diksi pun
perlu kita perhatikan dalam membuat suatu karangan.

Pada bab ketujuh buku karangan Fatimah, M.Pd, yang juga dosen di Universitas
Indraprasta PGRI, ini menjelaskan mengenai notasi ilmiah. Bagaimana cara menulis kutipan,
caranya, jenisnya, lalu mengenai catatan kaki, hingga daftar pustaka dijelaskan pada bab ini.
Untuk menulis karya ilmiah diperlukan penunjang sebagai bahan bukti berbagai pendapat dan
ulasan dari penulis. Untuk menambah keilmiahan sebuah tulisan maka perlunya berbagai notasi
ilmiah yang berupa kutipan dan penulisan referensi baik berupa catatan kaki maupun daftar
pustaka.

Buku yang terbit tahun 2014 ini di bab kedepalan menjelaskan tentang konvensi.
Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah berdasarkan kebiasaan, aturan lazim,
dan sudah disepakati. Persyaratan pengetikan teks karangan ilmiah mencakup penggunaan
kertas, batas margin, spasi, bentuk, dan ukuran huruf.
Di buku terbitan IN MEDIA, Bogor, ini pada bab kesembilan dijelaskan secara lengkap
jenis-jenis plagiasi baik ketika mengutip dari teks lain maupun hasil wawancara. Juga dijelaskan
cara bagaimana kita agar terhindar dari plagiasi. Namun kekurangan contoh yang diberikan
membuat kita agak sulit untuk memahami bentuk-bentuk plagiasinya. Salah satu pelanggaran
kode etik dalam penulisan karya adalah plagiarisme. Yang dimaksud plagiarisme adalah mencuri
gagasan, kata-kata, kalimat, atau hasil penelitian orang lain dan menyajikannya seolah-olah itu
adalah karya sendiri. Ada beberapa jenis plagiasi seperti plagiasi penuh, plagiasi parsial,
minimalis plagiarisme, dan plagiarisme mosaic. Dan sanksi terhadap pelaku plagiasi pun
beragam berdasarkan tingkatannya.

Pada bab kesepuluh buku Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi ini menjelaskan
tentang transliterasi, yakni pergantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang
lainnya. Umumnya transliterasi dilakukan dari huruf Arab ke huruf Latin untuk memudahkan
masyarakat Indonesia baik untuk kajian keislaman maupun penulisan karya. Manfaat dari
transliterasi ini bisa membantu umat islam yang belum memahami huruf Arab dan juga dalam
bidang keagamaan khususnya studi islam.

Kelebihan buku ini ialah memuat materi yang begitu lengkap dan dijelaskan dengan
ringkas. Hampir semua materi berfokus pada pembuatan karya ilmiah yang baik dan benar. Dan
hal itu sangat diperlukan bagi para pelajar atau mahasiswa. Karena ringkas namun padat isi ini,
kita bisa membacanya dalam waktu singkat namun mendapat banyak informasi penting di
dalamnya.

Hanya saja kekurangan buku ini ialah kurangnya contoh pada materi di hampir tiap bab
hingga untuk pembaca pemula mungkin akan susah memahami maksud dari penjelasannya.
Seandainya saja di buku ini ditambahkan dengan contoh mungkin akan semakin bagus sebagai
buku pegangan atau pedoman dalam penulisan karya ilmiah.
Autobiografi

Nama saya Syaidina Sapta Wilandra, lahir pada 15


Agustus 1998 di DKI Jakarta. Ayah Saya adalah orang asli
Jawa Tengah sedangkan Ibu Saya berasal dari Betawi. Sebagai
anak kelahiran Jakarta Saya pun melanjutkan kehidupan di Ibu
Kota Indonesia ini. Saya adalah anak kedua dari dua
bersaudara.

Awal pendidikan saya adalah sekolah dasar di MI.


Miftahul Umum di daerah Pondok Labu yang juga tempat
kelahiran Saya. Saya lulus dari sekolah dasar pada tahun 2010
dan melanjutkan ketingkat menengah pertama di MTS Negeri
19 Jakarta di kota yang sama dan lulus pada tahun 2013. Lalu
melanjutkan ke tingkat menengah atas di SMA Negeri 66
Jakarta di jurusan Ilmu Sosial dan lulus pada tahun 2016.
Hingga saat ini Saya melanjutkan pendidikan di tingkat S1
jurusan Sejarah Kebudayaan Islam di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai