(TERM OF REFERENCE)
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TAHUN 2017
JAKARTA
1
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
LAPORAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN KEGIATAN DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED) FASILITAS
PELABUHAN MIANGAS PROVINSI SULAWESI UTARA
1. LATAR BELAKANG
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang
dan/bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan/ atau moda
transportasi.
Dalam masa pelaksanaan dan pemeliharaan dermaga dari struktur beton, sering dijumpai
permasalahan yaitu berupa kerusakan pada struktur beton, baik berupa keretakan, korosi
pada baja tulangan, gompal, keropos dan kerontokan. Pada struktur baja sering dijumpai
korosi pada tiang yang disebabkan oleh serangan dari klorida
Pada lingkungan yang agresif, beton akan mengalami kerusakan dini karena adanya
korosi pada tulangannya. Akibat korosi tersebut akan mempengaruhi kekuatan dan umur
pemakaiannya. Kualitas beton yang yang dipengaruhi antara lain ketidakmampuan
tulangan untuk menahan beban dan adanya permeabilitas yang tinggi. Selain pengaruh
fisik kandungan laut, biota laut juga berpotensi menyebabkan korosi pada beton bertulang.
Biota laut berpotensi menyebabkan kerusakan pada konstruksi dan menyebabkan karat
2
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Garis besar tahapan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
pelabuhan dapat digambarkan dalam grafik berikut:
Pekerjaan Detail Investigasi dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Miangas ini
mempunyai maksud untuk persiapan pembangunan pelabuhan yang baik dan memenuhi
syarat untuk kelancaran operasional dan keselamatan pelayaran
Adapun Tujuan Pelaksanaan studi ini adalah :
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi eksisting fasilitas pelabuhan
berdasarkan hasil assessment yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
2. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi hidrografi, topografi, struktur dan
jenis lapisan tanah, serta mendapatkan hasil berupa desain teknis untuk
pembangunan pelabuhan dan fasilitas lainnya.
3. Untuk mendapatkan dokumen menyiapkan dokumen Spesifikasi teknis sebagai acuan
konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial, operasional, dan
lingkungan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi.
4. Untuk menyiapkan dokumen bagi pelaksanaan fisik kegiatan yang bersifat teknis dan
berskala (terukur) dan berisikan hasil identifikasi titik lokasi pembangunan fasilitas
pelabuhan, layout pelabuhan, hasil test tanah, arus laut, batimetri serta desain umum
fasilitas pokok fasilitas pelabuhan
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang memuat masukan azas,
kriteria dan proses yang dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan konsultan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud oleh
Pemberi Tugas
3
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
3. SASARAN
Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi para pelaksana studi
lanjutan maupun pelaksana pembangunan serta para pengambil kebijakan. Secara
substansial, penyusunan dokumen DED ini diperlukan dalam menjamin kepastian dan
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat sasaran, efisien
dan berkesinambungan.
4. KELUARAN
Keluaran dari Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Miangas
adalah sebuah dokumen rinci yang mengkaji hasil assessment fasilitas pelabuhan, hasil
test tanah, arus laut, batimetri serta desain umum fasilitas pokok fasilitas pelabuhan.
Secara garis besar kegiatan DED akan menghasilkan suatu dokumen:
a. Analisa terhadap kondisi eksisting fasilitas pelabuhan yang dilakukan dari serangkaian
hasil pengujian
b. Dokumen survei yang dibutuhkan untuk desain rincii, berisi :
1) Hasil pengujian core drill, hasil uji pile integrity test (PIT), hasil uji accelerometer
2) hasil penyelidikan tanah dan survei topografi;
3) survei hidrografi untuk mendapatkan gambaran tentang konfigurasi dasar
laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan melintang pantai, areal
darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana, kedudukan pasang surut, kedudukan
dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode
gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta pengambilan
sampel sedimen dasar dan layang yang diuji komposisinya di laboratorium.
4) Dokumen spesifikasi teknis yang berisi metode konstruksi dan rencana konstruksi
sebagai acuan konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial,
operasional, dan lingkungan
5. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan studi Detail Engineering dan Desain
(DED) pelabuhan laut ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan dengan
perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013;
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2011;
j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.901 tahun 2016 tentang Penetapan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
4
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
k. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PP 72/2/28-99 Tahun 1999
Tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Laut;
l. Berbagai konvensi internasional yang diterbitkan oleh International Maritime
Organization (IMO) dan beberapa peraturan pelaksanaan yang relevan
6. LOKASI STUDI
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi
Sulawesi Utara pada tahun anggaran 2017 akan dilaksanakan pada lokasi Miangas
Penyelaman
dibawah pengujian properti
dermaga Sample air (salinitas material (tanah
dan sedimen layang) timbunan, batu,
dan sedimen dasar agregat, dll)
Survei fasilitas
eksisting :
Hammer Test
Core Drill
(compressive
strength test)
Pengujian Tulangan
Terpasang (Rebar
Scan)
Tes Karbonasi
Tes frekuensi
struktur
(accelerometer)
PIT (pile integrity
test) / SST (Seismic
Shock Test), dll
CBR dan Sand Cone
5
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
7.1 KAJIAN STUDI TERDAHULU DAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, diperlukan pengumpulandan pengkajian
terhadap studi terdahulu yaitu : Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN), dokumen
Rencana Induk Pelabuhan (RIP) dan dokumen Studi Survei Investigasi dan Desain
(SID) serta dokumen persetujuan desain terdahulu
Data sekunder yang diperlukan antara lain :
1. Peta Laut di Lokasi Studi;
2. As built drawing;
3. Data kronologis pembangunan;
4. Data Fasilitas Pelabuhan Eksisting
a. Gambar Tata Letak (Layout) Fasilitas Pelabuhan Eksisting
b. Informasi dan Dimensi Fasilitas Pelabuhan Eksisting
5. Data Operasional Kepelabuhanan
a. Administasi pengelolaan pelabuhan
b. Data arus barang dan penumpang kepalabuhanan di lokasi studi
c. Data trayek perintis dan PELNI
d. Rute/ asal tujuan kapal
e. Data kapal yang beroperasional di lokasi studi minimal 5 tahun terakhir
6. Kebijakan pemerintah yang dianggap mempengaruhi terhadap operasional
pelabuhan terkait;
7. Data sekunder lainnya yang diperlukan.
6
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
2) Sarana tambat berupa mooring dolphin meliputi konstruksi tiang pancang, pile
cap, bolard / bolder.
3) Sarana platform berupa jetty head dan trestle meliputi konstruksi tiang
pancang, pile cap, balok dan lantai. Termasuk turap sheet pile untuk jenis
dermaga caisson.
4) Sarana bongkar muat meliputi loading arm, hose, pipeline.
c. Pengamatan visual pada struktur baja terhadap indikasi kerusakan, antara lain
sebagai berikut :
1) Korosi
2) Deformasi karena bekas tabrakan dari kapal dan benda terapung lainnya.
3) Retak / crack pada sambungan las.
d. Pengamatan visual pada struktur beton terhadap indikasi kerusakan antara lain
sebagai berikut :
1) Retak dan munculnya gel berwarna putih (bunga garam-kering)
2) Keluarnya cairan karat dari bagian yang retak
3) Pengelupasan dan kerontokan beton penutup
4) Terbukanya baja tulangan
5) Honeycomb (bagian beton yang adukan semennya tidak cukup karena
kekurangan pada saat konstruksi).
7
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
2) Periksa keutuhan pelindung korosi pasang surut tiang pancang terdapat
pengelupasan, melepuh, erosi, sobekan dan lain-lain;
3) Periksa mulai dari splash/tidal zone dan pada kedalaman sekitar 60 cm (24
inci) di bawah rata-rata permukaan air terendah ( MLW ), tempat dimana
kerusakan korosi dan mekanikal paling banyak ditemukan.
f. Untuk tiang pancang beton :
1) Bersihkan marine growth sepanjang 40 hingga 60 cm (24 inci).
2) Area yang sudah dibersihkan tersebut diperiksa secara visual perihal retak
dengan tanda karat, pengelupasan beton atau kerusakan karena benturan,
dan baja tulangan yang terbuka
3) Area yang sudah dibersihkan diketok dengan palu untuk mendeteksi
terlepasnya lapisan beton atau rongga pada tiang pancang atau struktur.
Bunyi yang tajam/jelas menandai bunyi beton. Permukaan beton lapuk akan
terdeteksi, tidak hanya oleh perubahan bunyi tetapi juga oleh perubahan
dalam pantulan kembali, atau sentuhan dari palu itu. Sedangkan bunyi
bergema menandai delaminasi suatu lapis beton hampir dapat dipastikan
terjadi korosi basi tulangan
g. Pemeriksaan visual pada struktur atas dermaga/ trestle :
1) Periksa alignment horizontal dan vertical;
2) Periksa kerusakan permukaan lantai dan bagian tepi dermaga;
3) Periksa pile cap dan tiang pancang terhadap kemungkinan patahan, retak
dan pengelupasan beton, karat dan besi tulangan yang terbuka;
4) Periksa bagian bawah deck dermaga dan pile cap terhadap kemungkinan
pelapukan dan proses disintegrasi
5) Periksa kemungkinan terdapat susut, pembengkakan dan kerusakan kimiawi,
kerusakan pembekuan/pencairan, pengausan dan kerusakan tiang pancang
akibat overload;
h. Pemeriksaan visual pada talud/timbunan :
1) Penurunan;
2) Scouring;
3) Retak pada talud;
4) Longsoran;
5) Abrasi;
6) Sliding;
7) Dll
8
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Peralatan Utama
Untuk pekerjaan Hydrografi harus rnempergunakan peralatan minimum :
- Alat perum gema dengan pembaca analog dan/atau digital.
- Mempunyai frekuensi operasi untuk dual/single frekuensi, yaitu 30-33 Hz dan 200-
300 kHz
- Rentang gema 30-33 Hz <5o, 200-300 kHz <3.5o
- Pengaturan kecepatan gema dapat disesuaikan untuk 1400 – 1600 m/s, rentang 1
m/s
- Akurasi kedalaman 1% (satu perseratus)
Peralatan Bantu
Kapal survey yang digunakan dalam kegiatan survey ini, mempunyai beberapa
ketentuan :
- Kapal yang akan melakukan pekerjaan survei harus sesuai dengan semua
peraturan yang relevan, izin, lengkap dan mampu beroperasi dengan aman dan
melakukan pekerjaan survei pada dua puluh empat jam sehari.
- Kapal yang digunakan mempunyai system pasokan listrik yang mampu memasok
semua instrumen survei dan sistem komputer secara berkelanjutan dan stabil.
- Kapal memiliki peralatan keselamatan standard.
- Peralatan didalam kapal, mampu untuk menunjang kegiatan survey, seperti:
1. Kegiatan perekaman dan akuisisi data lapangan yang tersambung dan
terintegrasi pada peralatan survey. Dengan tidak melupakan kegiatan
keamanan dan keselamatan navigasi kapal.
2. Mampu menarik peralatan survey pada tingkat kestabilan tertentu yang
dibutuhkan untuk pengambilang data lapangan.
Acuan / Referensi
Sebagai acuan kedalaman maupun ketinggian dipergunakan ± 0,00 LWS, pekerjaan
selanjutnya referensi ini harus dipindahkan kepada Bench Mark (BM) yang telah ada
di lokasi pelabuhan.
Dengan titik koordinat BM sebagai berikut :
Koordinat BM 02 : X : 553001,772
Y : 366739,181
Z : + 3,741 m (elevasi diatas patok/BM)
Koordinat CP 02 : X : 553057,000
Y : 366719,000
Z : + 3,733 m (elevasi diatas patok/BM)
9
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Kedalaman diukur dengan alat perum gema (Echosounder) dengan ketelitian
yang tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Alat.perum
gema yang dimaksud adalah alat gema yang menggunakan kertas pencatat
kedalaman dan bukan sinar.
10
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
- Apabila memungkinkan, hasil simulasi arus dengan menggunakan perangkat
lunak agar ditampilkan pada saat pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi.
- Lokasi pengamatan diplotkan dalam peta hidrografi dan hasil pengamatan
arus dilampirkan pada laporan dalam bentuk:
1. Grafik hubungan antara pergerakan pasang surut dan kecepatan arus.
2. Peta arah arus.
- Pengolahan data hasil survey arus:
1. Membuat scatter plot dan mawar arus
2. Membuat statistic kejadian pada periode ulang
11
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
- sedimen dasar diambil pada dasar laut dengan menggunakan bottom
grabber
- Pengujian sampel wajib dilakukan pada Laboratorium terkemuka untuk
mendapatkan parameter property yang diperlukan untuk kegiatan kalibrasi
kegiatan pemodelan matematika mengenai hydrodinamika laut. Pengolahan
data minimal harus mencakup:
1. Untuk Sedimen layang, dilakukan analisa di Laboratorium Air untuk
mendapatkan konsentrasi sedimen
2. Untuk Sedimen dasar, dilakukan uji saringan untuk mendapatkan median
grain size
12
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
1. Level permukaan air;
2. Angin;
3. Tinggi / periode gelombang dominan;
4. Pola arus;
5. Pola sedimentasi;
6. Perencanaan breakwater.
Kegiatan yang dilakukan pada saat survey penyelidikan tanah antara lain:
1. Boring laut: 3 titik dengan flatform boring sebanyak 3 set. 3 titik boring
dilaksanakan sepanjang ± 30 m/ titik untuk perencanaan struktur fasilitas
pelabuhan laut.
2. Uji lapangan Undisturbed dan disturbed soil
3. Uji Laboratorium Undisturbed dan disturbed soil
titik pengeboran lainnya dilaksanakan sampai kedalaman -30 meter dari dasar laut
dengan pengambilan contoh tanah dan pelaksanaan SPT setiap interval 2 meter
(SPT pertama kali dilaksanakan pada kedalaman -1 meter dari dasar laut). Serta
dihentikan setelah SPT > 60 sebanyak 3 (tiga) kali untuk penurunan berturut-turut
setinggi 30 cm sampai dengan ketebalan minimal 5 meter, sedangkan
pengeborannya sendiri tetap dilakukan sampai – 30 meter dari dasar laut.
Apabila sampai pada kedalaman – 30 meter dari dasar laut belum dijumpai lapisan
tanah keras (SPT > 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada
Pengguna Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut.
13
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Sumber quarry diusahakan dekat dengan lokasi pekerjaan tidak menutup
kemungkinan material hasil pengerukan dapat digunakan untuk pekerjaan
konstruksi.
Untuk material tanah diperlukan adanya uji laboratorium berupa uji plastisitas, size
analysis dan hidrometer.
Sedangkan untuk material batuan diperlukan untuk mengetahui ukuran, berat dan
kekerasan material batuan tersebut.
8 TENAGA AHLI
2. Ahli Struktur
Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar kuat dalam kajian aspek struktur
bangunan pantai untuk pembangunan pelabuhan. Mempunyai pengalaman
14
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
minimal 5 tahun (ahli muda) dibidang penyehatan lingkungan dan mampu
bekerjasama dalam tim. Ahli struktur bertugas untuk menganalisa kekuatan
struktur seluruh bangunan rencana di pelabuhan terhadap aspek-aspek yang
mempengaruhi teknis struktur bangunan tersebut.
3. Ahli Geoteknik
Seorang Sarjana Sipil dengan sertifikasi keahlian madya madya dengan
pengalaman minimum 5 tahun di bidang sipil dengan pendidikan S1, dengan
tugas sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data-data sekunder mengenai kondisi geoteknik tanah di
lokasi pekerjaan dan sekitarnya.
b. Menyusun rencana dan mengkooordinir kegiatan survei geoteknik.
c. Membuat model kondisi geoteknik untuk kedalaman alur.
d. Melakukan analisis terhadap hasil pemodelan dan membuat rekomendasi
alternatif struktur.
4. Ahli Kelautan
Sarjana Kelautan / Godesi / Oceanografi dengan sertifikasi keahlian madya
dengan pengalaman minimum 5 tahun di bidang kepelabuhanan dengan
pendidikan S1dengan tugas sebagai berikut :
a. Melakukan analisis transformasi gelombang atau refraksi-difraksi.
b. Membuat model simulasi hidrodinamika pada perairan.
c. Melakukan analisis untuk pola pergerakan sedimen atau pola perubahan
garis pantai yang terjadi maupun yang akan terjadi pada kurun waktu
tertentu.
7. Ahli Arsitektur
Sarjana arsitektur dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam menangani
desain arsitektural bangunan fasilitas-fasilitas darat yang ada di pelabuhan.
15
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
1. Bor Master (2 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
perkerjaan boring jika dilakukan survey dan penyelidikan tanah.
2. Surveyor (2 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
perkerjaan survey pemetaan jika dilakukan pekerjaan survey hidrooceanografi
dan topografi.
3. Draftman (1 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
pekerjaan menggambar desain konstruksi menggunakan program komputer,
4. Administrasi Proyek (1 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam
perkerjaan pengujian laboratorium mekanika tanah.
Studi DED dalam rangka pembangunan pelabuhan laut memerlukan jangka waktu
pelaksanaan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan terhitung sejak Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) ditandatangani.
10 PELAPORAN
Sesuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, maka laporan pekerjaan yang harus
dihasilkan oleh pihak konsultan terdiri dari laporan sebagai berikut:
16
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
10. Pengecekan kekuatan struktur eksisting dimana input data sesuai dengan
keadaan eksisting.
11. Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan
lapangan.
12. Data sekunder, seperti gambaran umum wilayah studi, data operasional
pelabuhan selama beberapa tahun terakhir, hierarki dan proyeksinya dalam
rencana induk pelabuhan terkait, sejarah rehabilitasi dan pengembangan yang
pernah dilakukan, dll.
13. Rekomendasi sementara penanggulangan kerusakan, terhadap bagian
struktur yang masih dapat dilakukan perbaikan dan struktur yang harus diganti
(replace).
14. Hasil pengamatan dan analisa hidrooceanogarfi yaitu :
a) Pengamatan pasang surut selamat 15 atau 30 hari, kemudian diolah untuk
mendapatkan perkiraan tunggang pasang surut maksimal di lokasi
pekerjaan;
b) Analisa pasang surut digunakan metode admiralty yang dibandingkan
dengan metode least square (dipilih analisa metode yang hasilnya paling
mendekati data pasang surut global);
c) Grafik Pasang surut lengkap dengan HWS, MSL dan LWS.;
d) Perbaikan benchmark eksisting sebagai referensi pengukuran topografi
dan survei lapangan lainnya;
e) Gambar situasi (hasil survey topografi);
f) Semua gambar harus dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan, nama dan
tanda tangan pelaksana, penggambar dan penanggung jawab;
g) Data angin 10 tahun terakhir;
h) Penentuan area pembangkitan gelombang;
i) Peramalan gelombang;
j) Data arus, grafik kecepatan arus yang memperlihatkan hubungannya
dengan pasang surut, peta arah dan kecepatan arus;
k) Hasil uji laboratorium terhadap sampel sedimen dasar dan sedimen
layang, beserta kesimpulannya;
l) Simulasi pola dan transformasi gelombang di sekitar lokasi pekerjaan (jika
stuktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh
gelombang). Simulasi dilakukan berdasarkan data gelombang
(berdasarkan peramalan dari data angin atau dari data gelombang
eksisting), dengan menggunakan profil kedalaman dari data hasil survei
batimetri dan peta DISHIDROS;
m) Simulasi pola dan kecepatan arus (akibat pasang surut) di lokasi
pekerjaan (jika struktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap
terpengaruh oleh arus);
n) Simulasi dilakukan berdasarkan data pasang surut global di sekitar lokasi
pekerjaan;
o) Simulasi perubahan batimetri akibat sedimen di lokasi pekerjaan (jika
pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh sedimentasi);
p) Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan
lapangan. Semua data asli hasil pengecekan lapangan dijilid tersendiri
dan diserahkan kepada Pengguna Jasa saat pembahasan laporan dengan
Tim Evaluasi Teknis.
q) Evaluasi dan rekomendasi hasil survey terhadap kesesuaian tata letak
pelabuhan yang terdapat pada studi terdahulu (PraFS, FS dan RIP). Serta
alternatif tata letak jika diperlukan adanya perubahan;
r) Analisa olah gerak kapal;
s) Alternatif perencanaan alur pelayaran;
17
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
t) Seluruh pekerjaan lapangan dilengkapi dengan foto dokumentasi
pelaksanaan survei.
15. Kriteria desain kapal rencana (untuk DED pengembangan);
16. Analisa tata letak dermaga sesuai dengan rencana pengembangan;
17. Usulan Pengujian yang akan dilaksanakan, berupa : usulan titik uji core drill,
usulan titik uji hammer test, usulan titik uji PIT, usulan pelaksanaan pengujian
hammer test dan usulan pengujian boring serta hammer test
18. Usulan titik uji penyelidikan tanah yaitu boring sebanyak 3 titik
19. Rencana pekerjaan selanjutnya yang akan dilakukan pada Laporan Antara
18
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
3. Analisa struktur eksisting menggunakan input data dari hasil assessment yang
dilaksanakan
4. Hasil penilaian dan evaluasi integritas struktur fasilitas pelabuhan terkait
dengan kemampuan struktur untuk menjaga integritasnya agar tidak
mengalami keruntuhan atau kegagalan struktur serta terkait dnegan kapasitas
struktur dalam menahan beban yang bekerja pada struktur
5. Hasil penilaian dan evaluasi kondisi fisik struktur fasilitas pelabuhan terkai
dengan ada tidaknya kerusakan termasuk jumlah, tingkat keparahan dan
distribusi kerusakan dari hasil pemeriksaan visual, pengujian dan
pertimbangan teknis
6. Hasil penilaian dan evaluasi terhadap kondisi operasional yaitu evaluasi
terhadap fungsi fasilitas, struktur atau elemen struktur yang menyebabkan
boleh tidaknya seluruh atau sebagian fasilitas pelabuhan untuk beroperasi.
7. Rekomendasi tindakan lanjut atau perbaikan terhadap hasil evaluasi yang
telah dilaksanakan
19
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
f. Pada setiap kolom keterangan gambar konstruksi, dilengkapi dengan
keterangan titik sondir dan boring, dengah fasilitas pelabuhan rencana,
tampak, potongan dan detail konstruksi.
g. Perencananaan bangunan fasilitas darat;
h. Gambar-gambar detail konstruksi bangunan darat yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
i. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencakup item/pekerjaan sesuai
dengan perencanaan.
j. Rencana Anggaran Biaya (RAB).
k. Analisa harga satuan.
20
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Pengguna Jasa kegiatan ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia.
13 SUMBER PENDANAAN
Sumber dana kegiatan ini dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Peningkatan Fungsi
Kepelabuhan Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun Anggaran 2017 (HPS
Terlampir).
Jakarta, 2017
MAURITZ H.M.SIBARANI
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19681129 199403 1 002
21
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DED FASILITAS PELABUHAN MIANGAS PROVINSI SULAWESI UTARA
Tahapan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Dokumen 2017
1. Proses Lelang
2. Tandatangan
SPMK
3. Lap.Pendahuluan
4. Laporan Antara
5. Laporan Draft
Final
6. Laporan Final
Catatan : # Setiap tahap penyampaian laporan akan dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis Kementerian Perhubungan dengan melibatkan
stakeholder terkait
22
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara