Anda di halaman 1dari 22

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERM OF REFERENCE)

STUDI DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED)


FASILITAS PELABUHAN MIANGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TAHUN 2017

JAKARTA

1
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
LAPORAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN KEGIATAN DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED) FASILITAS
PELABUHAN MIANGAS PROVINSI SULAWESI UTARA

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Perhubungan


Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Provinsi : DKI Jakarta
Kode/Nama Satker : Peningkatan Fungsi Kepelabuhan Pusat
Program : Program Pembangunan Transportasi Laut
Sasaran Program : Meningkatkannya Keandalan Prasaran dan Sarana
Transportasi Laut
Kegiatan : Studi/Kajian/Survey/Master Plan
Sub Kegiatan : Studi/Kajian/Survey/Master Plan
MAK : Belanja Modal Lainnya

1. LATAR BELAKANG

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang
dan/bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan/ atau moda
transportasi.

Perencanaan fasilitas pelabuhan di Indonesia khususnya konstruksi dermaga dan trestle


didominasi material beton dan baja sebagai material utamanya.Hal tersebut dikarenakan
beton dalam penggunaannya mudah untuk dibentuk dan materialnya mudah diperoleh.
Penggunaan tiang pancang baja juga mulai digunakan dalam konstruksi dermaga karena
material baja yang lebih baik dalam menyalurkan beban karena memiliki tahanan ujung
yang besar

Dalam masa pelaksanaan dan pemeliharaan dermaga dari struktur beton, sering dijumpai
permasalahan yaitu berupa kerusakan pada struktur beton, baik berupa keretakan, korosi
pada baja tulangan, gompal, keropos dan kerontokan. Pada struktur baja sering dijumpai
korosi pada tiang yang disebabkan oleh serangan dari klorida

Pada lingkungan yang agresif, beton akan mengalami kerusakan dini karena adanya
korosi pada tulangannya. Akibat korosi tersebut akan mempengaruhi kekuatan dan umur
pemakaiannya. Kualitas beton yang yang dipengaruhi antara lain ketidakmampuan
tulangan untuk menahan beban dan adanya permeabilitas yang tinggi. Selain pengaruh
fisik kandungan laut, biota laut juga berpotensi menyebabkan korosi pada beton bertulang.
Biota laut berpotensi menyebabkan kerusakan pada konstruksi dan menyebabkan karat

Pelabuhan Miangas yang berada di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi


Utara, berdasarkan laporan tertulis dari Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
Kelas III Lirung Nomor LT.106/01/01/UPP.LRG-2016 disebutkan bahwa kondisi dermaga
telah mengalami kerusakan dan dikhawatirkan tidak mampu optimal melayani aktivitas
bongkar muat

2
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Garis besar tahapan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
pelabuhan dapat digambarkan dalam grafik berikut:

Berdasarkan hal-hal tersebut, dalam rangka mempersiapkan pembangunan pelabuhan


yang baik dan memenuhi syarat untuk kelancaran operasional dan keselamatan
pelayaran, maka Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan perlu
mengadakan Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut
Miangas

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Pekerjaan Detail Investigasi dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Miangas ini
mempunyai maksud untuk persiapan pembangunan pelabuhan yang baik dan memenuhi
syarat untuk kelancaran operasional dan keselamatan pelayaran
Adapun Tujuan Pelaksanaan studi ini adalah :
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi eksisting fasilitas pelabuhan
berdasarkan hasil assessment yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
2. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi hidrografi, topografi, struktur dan
jenis lapisan tanah, serta mendapatkan hasil berupa desain teknis untuk
pembangunan pelabuhan dan fasilitas lainnya.
3. Untuk mendapatkan dokumen menyiapkan dokumen Spesifikasi teknis sebagai acuan
konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial, operasional, dan
lingkungan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi.
4. Untuk menyiapkan dokumen bagi pelaksanaan fisik kegiatan yang bersifat teknis dan
berskala (terukur) dan berisikan hasil identifikasi titik lokasi pembangunan fasilitas
pelabuhan, layout pelabuhan, hasil test tanah, arus laut, batimetri serta desain umum
fasilitas pokok fasilitas pelabuhan

Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang memuat masukan azas,
kriteria dan proses yang dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan konsultan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud oleh
Pemberi Tugas

3
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
3. SASARAN

Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi para pelaksana studi
lanjutan maupun pelaksana pembangunan serta para pengambil kebijakan. Secara
substansial, penyusunan dokumen DED ini diperlukan dalam menjamin kepastian dan
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat sasaran, efisien
dan berkesinambungan.

4. KELUARAN

Keluaran dari Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Miangas
adalah sebuah dokumen rinci yang mengkaji hasil assessment fasilitas pelabuhan, hasil
test tanah, arus laut, batimetri serta desain umum fasilitas pokok fasilitas pelabuhan.
Secara garis besar kegiatan DED akan menghasilkan suatu dokumen:
a. Analisa terhadap kondisi eksisting fasilitas pelabuhan yang dilakukan dari serangkaian
hasil pengujian
b. Dokumen survei yang dibutuhkan untuk desain rincii, berisi :
1) Hasil pengujian core drill, hasil uji pile integrity test (PIT), hasil uji accelerometer
2) hasil penyelidikan tanah dan survei topografi;
3) survei hidrografi untuk mendapatkan gambaran tentang konfigurasi dasar
laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan melintang pantai, areal
darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana, kedudukan pasang surut, kedudukan
dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode
gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta pengambilan
sampel sedimen dasar dan layang yang diuji komposisinya di laboratorium.
4) Dokumen spesifikasi teknis yang berisi metode konstruksi dan rencana konstruksi
sebagai acuan konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial,
operasional, dan lingkungan

5. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan studi Detail Engineering dan Desain
(DED) pelabuhan laut ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan dengan
perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013;
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2011;
j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.901 tahun 2016 tentang Penetapan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional;

4
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
k. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PP 72/2/28-99 Tahun 1999
Tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Laut;
l. Berbagai konvensi internasional yang diterbitkan oleh International Maritime
Organization (IMO) dan beberapa peraturan pelaksanaan yang relevan

6. LOKASI STUDI
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi
Sulawesi Utara pada tahun anggaran 2017 akan dilaksanakan pada lokasi Miangas

7. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut:
Lingkup Studi
DED

Survei Hidro- Penyelidikan


Survei
oceanografi dan Tanah dan
Pendahuluan
Topografi Properti Material

Pasang Surut deep boring


kajian studi (Pengambilan
terdahulu sample tanah
Bathimetri dan dan Nilai N-SPT)
Topografi
pengumpulan
data sekunder
dan metodologi laboratorium
Arus

Penyelaman
dibawah pengujian properti
dermaga Sample air (salinitas material (tanah
dan sedimen layang) timbunan, batu,
dan sedimen dasar agregat, dll)

Survei fasilitas
eksisting :
Hammer Test
Core Drill
(compressive
strength test)
Pengujian Tulangan
Terpasang (Rebar
Scan)
Tes Karbonasi
Tes frekuensi
struktur
(accelerometer)
PIT (pile integrity
test) / SST (Seismic
Shock Test), dll
CBR dan Sand Cone

5
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
7.1 KAJIAN STUDI TERDAHULU DAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, diperlukan pengumpulandan pengkajian
terhadap studi terdahulu yaitu : Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN), dokumen
Rencana Induk Pelabuhan (RIP) dan dokumen Studi Survei Investigasi dan Desain
(SID) serta dokumen persetujuan desain terdahulu
Data sekunder yang diperlukan antara lain :
1. Peta Laut di Lokasi Studi;
2. As built drawing;
3. Data kronologis pembangunan;
4. Data Fasilitas Pelabuhan Eksisting
a. Gambar Tata Letak (Layout) Fasilitas Pelabuhan Eksisting
b. Informasi dan Dimensi Fasilitas Pelabuhan Eksisting
5. Data Operasional Kepelabuhanan
a. Administasi pengelolaan pelabuhan
b. Data arus barang dan penumpang kepalabuhanan di lokasi studi
c. Data trayek perintis dan PELNI
d. Rute/ asal tujuan kapal
e. Data kapal yang beroperasional di lokasi studi minimal 5 tahun terakhir
6. Kebijakan pemerintah yang dianggap mempengaruhi terhadap operasional
pelabuhan terkait;
7. Data sekunder lainnya yang diperlukan.

7.2 SURVEY RECONNAISSANCE


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan reconnaissance yakni
pengamatan lokasi.
- Dokumentasi berupa foto dan video yang dilengkapi dengan foto/video udara
(aerial photo/video) yang telah di edit sehingga dapat menjelaskan kondisi perairan
hingga darat lokasi rencana pelabuhan;
- Mengamati fasilitas pelabuhan eksisting dan perbandingannya terhadap master
plan sesuai dengan kebutuhan eksisting apakah sesuai dengan masterplan serta
melakukan pendataan dimensi dan jumlah fasilitas pelabuhan eksisting serta
membandingkan kesesuaiannya dengan Rencana Induk Pelabuhan;
- Pengumpulan profil pelabuhan, data-data operasional pelabuhan, kondisi
lingkungan dan data penunjang lainnya;
- Pengumpulan data-data sekunder meliputi kondisi pelabuhan yang ada (informasi
teknis dan operasional) dan masterplan/rencana pengembangan pelabuhan.
- Mengamati secara visual kerusakan-kerusakan yang terjadi pada fasilitas
pelabuhan, melakukan identifikasi dan pemetaan kerusakan seperti:
a) Deformasi berlebih baik lokal (tekuk) maupun global (lendutan)
b) Retak pada elemen struktur beton
c) Korosi pada besi tulangan dan baja profil elemen struktur
d) Penurunan tanah dan longsoran pada timbunan
e) Di samping itu, dilakukan pula pengumpulan data-data sekunder meliputi
kondisi pelabuhan yang ada (informasi teknis dan operasional) dan
masterplan/rencana pengembangan pelabuhan

Lingkup Pengamatan Visual


a. Pengamatan visual pada keseluruhan fasillitas laut mencakup yaitu :
1) Sarana sandar berupa breasting dolphin meliputi konstruksi tiang pancang, pile
cap, quick release hook / bolard / bolder, dan rubber fender. Termasuk pula
sistem fender yang terpisah dari breasting dolphin seperti flexible pile fender /
face fender.

6
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
2) Sarana tambat berupa mooring dolphin meliputi konstruksi tiang pancang, pile
cap, bolard / bolder.
3) Sarana platform berupa jetty head dan trestle meliputi konstruksi tiang
pancang, pile cap, balok dan lantai. Termasuk turap sheet pile untuk jenis
dermaga caisson.
4) Sarana bongkar muat meliputi loading arm, hose, pipeline.

b. Pengamatan visual pada keseluruhan fasillitas darat mencakup yaitu :


1) Talud;
2) Timbunan;
3) Perkerasan;
4) Bangunan darat.

c. Pengamatan visual pada struktur baja terhadap indikasi kerusakan, antara lain
sebagai berikut :
1) Korosi
2) Deformasi karena bekas tabrakan dari kapal dan benda terapung lainnya.
3) Retak / crack pada sambungan las.

d. Pengamatan visual pada struktur beton terhadap indikasi kerusakan antara lain
sebagai berikut :
1) Retak dan munculnya gel berwarna putih (bunga garam-kering)
2) Keluarnya cairan karat dari bagian yang retak
3) Pengelupasan dan kerontokan beton penutup
4) Terbukanya baja tulangan
5) Honeycomb (bagian beton yang adukan semennya tidak cukup karena
kekurangan pada saat konstruksi).

e. Pengamatan visual pada aksesoris dermaga terhadap indikasi kerusakan antara


lain sebagai berikut :
1) Kerusakan pada rubber fender seperti retak/robek/pecah dan menurunnya
daya absorbs;
2) Kerusakan pada bollard seperti pecah dan hilang;
3) Kerusakan pada pelindung korosi pasang surut tiang pancang;

Pelaksanaan Pengamatan Visual


Pada saat pelaksanaan pengamatan visual terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan pemeriksanaan antara lain sebagai berikut :
a. Periksa apakah terjadi pergoyangan struktur saat mengalami beban operasional
maupun tidak;
b. Periksa apakah terdapat penurunan, kemiringan pada setiap struktur
c. Dilakukan pengukuran terhadap dimensi struktur maupun pada setiap elemen
strukturnya;
d. Pemeriksaan visual pada struktur tiang pancang:
1) Periksa alignment horizontal dan vertical;
2) Periksa kerusakan-kerusakan pada sambungan;
3) Periksa keausan, patahan, kekasaran;
4) Periksa deformasi atau distorsi bagian struktur dalam bentuk suatu kerutan
yang tajam/jelas, atau tekanan dari bearing atau batter pile yang
mengindikasikan adanya kemungkinan overload;
e. Untuk tiang pancang baja :
1) Periksa korosi: karat, kerak, dan lubang yang kemudian ditandai lokasi, luas
dan jenis korosi (berat jenis pitting, dll) yang ditemukan;

7
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
2) Periksa keutuhan pelindung korosi pasang surut tiang pancang terdapat
pengelupasan, melepuh, erosi, sobekan dan lain-lain;
3) Periksa mulai dari splash/tidal zone dan pada kedalaman sekitar 60 cm (24
inci) di bawah rata-rata permukaan air terendah ( MLW ), tempat dimana
kerusakan korosi dan mekanikal paling banyak ditemukan.
f. Untuk tiang pancang beton :
1) Bersihkan marine growth sepanjang 40 hingga 60 cm (24 inci).
2) Area yang sudah dibersihkan tersebut diperiksa secara visual perihal retak
dengan tanda karat, pengelupasan beton atau kerusakan karena benturan,
dan baja tulangan yang terbuka
3) Area yang sudah dibersihkan diketok dengan palu untuk mendeteksi
terlepasnya lapisan beton atau rongga pada tiang pancang atau struktur.
Bunyi yang tajam/jelas menandai bunyi beton. Permukaan beton lapuk akan
terdeteksi, tidak hanya oleh perubahan bunyi tetapi juga oleh perubahan
dalam pantulan kembali, atau sentuhan dari palu itu. Sedangkan bunyi
bergema menandai delaminasi suatu lapis beton hampir dapat dipastikan
terjadi korosi basi tulangan
g. Pemeriksaan visual pada struktur atas dermaga/ trestle :
1) Periksa alignment horizontal dan vertical;
2) Periksa kerusakan permukaan lantai dan bagian tepi dermaga;
3) Periksa pile cap dan tiang pancang terhadap kemungkinan patahan, retak
dan pengelupasan beton, karat dan besi tulangan yang terbuka;
4) Periksa bagian bawah deck dermaga dan pile cap terhadap kemungkinan
pelapukan dan proses disintegrasi
5) Periksa kemungkinan terdapat susut, pembengkakan dan kerusakan kimiawi,
kerusakan pembekuan/pencairan, pengausan dan kerusakan tiang pancang
akibat overload;
h. Pemeriksaan visual pada talud/timbunan :
1) Penurunan;
2) Scouring;
3) Retak pada talud;
4) Longsoran;
5) Abrasi;
6) Sliding;
7) Dll

7.3 SURVEY HIDROOCEANOGRAFI DAN TOPOGRAFI


Wilayah survey bathymetri seluas ± 40 Ha dan topografi seluas ± 5 Ha (luas dapat
berubah sesuai dengan hasil survey reconnaissanse) untuk mendapatkan gambaran
tentang konfigurasi dasar laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan
melintang pantai, laut/sungai dan areal darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana,
kedudukan pasang surut, kedudukan dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi
gelombang dan periode gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta
pengambilan sampel sedimen dasar dan layang yang diuji komposisinya di
laboratorium.
Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey dalam hal ini terutama untuk mendapatkan
gambaran tentang :
- Konfigurasi detil permukaan dasar laut / sungai (peta situasi alur pelayaran, kolam
pelabuhan, areal breakwater dan area reklamas).
- Profil / potongan melintang dan memanjang khusus untuk alur pelayaran.
- Identifikasi keberadaan terumbu karang / halangan lainnya disekitar lokasi
dermaga / alur pelabuhan tersebut.

8
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Peralatan Utama
Untuk pekerjaan Hydrografi harus rnempergunakan peralatan minimum :
- Alat perum gema dengan pembaca analog dan/atau digital.
- Mempunyai frekuensi operasi untuk dual/single frekuensi, yaitu 30-33 Hz dan 200-
300 kHz
- Rentang gema 30-33 Hz <5o, 200-300 kHz <3.5o
- Pengaturan kecepatan gema dapat disesuaikan untuk 1400 – 1600 m/s, rentang 1
m/s
- Akurasi kedalaman 1% (satu perseratus)

Peralatan Bantu
Kapal survey yang digunakan dalam kegiatan survey ini, mempunyai beberapa
ketentuan :
- Kapal yang akan melakukan pekerjaan survei harus sesuai dengan semua
peraturan yang relevan, izin, lengkap dan mampu beroperasi dengan aman dan
melakukan pekerjaan survei pada dua puluh empat jam sehari.
- Kapal yang digunakan mempunyai system pasokan listrik yang mampu memasok
semua instrumen survei dan sistem komputer secara berkelanjutan dan stabil.
- Kapal memiliki peralatan keselamatan standard.
- Peralatan didalam kapal, mampu untuk menunjang kegiatan survey, seperti:
1. Kegiatan perekaman dan akuisisi data lapangan yang tersambung dan
terintegrasi pada peralatan survey. Dengan tidak melupakan kegiatan
keamanan dan keselamatan navigasi kapal.
2. Mampu menarik peralatan survey pada tingkat kestabilan tertentu yang
dibutuhkan untuk pengambilang data lapangan.

Acuan / Referensi
Sebagai acuan kedalaman maupun ketinggian dipergunakan ± 0,00 LWS, pekerjaan
selanjutnya referensi ini harus dipindahkan kepada Bench Mark (BM) yang telah ada
di lokasi pelabuhan.
Dengan titik koordinat BM sebagai berikut :
Koordinat BM 02 : X : 553001,772
Y : 366739,181
Z : + 3,741 m (elevasi diatas patok/BM)
Koordinat CP 02 : X : 553057,000
Y : 366719,000
Z : + 3,733 m (elevasi diatas patok/BM)

7.2.1 Pekerjaan Pemeruman (Sounding)


Koordinat-koordinat titik-titik dalam peta hydrografi harus menggunakan
koordinat geografis (dapat dengan DGPS), atau dapat menggunakan koordinat
lokal (x,y) atau UTM (dengan persetujuan Pengguna Jasa).
Pengukuran-pengukuran sudut dalam penentuan titik referensi dan beacon
maupun azimuth digunakan theodolit Wild T2.
Pengukuran jarak basis lebih dari 200 m diukur dengan alat ukur optis (theodolit
Wild T2), untuk jarak basis kurang dari 200 m boleh memakai alat pengukur
panjang pita baja (meetband).

9
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Kedalaman diukur dengan alat perum gema (Echosounder) dengan ketelitian
yang tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Alat.perum
gema yang dimaksud adalah alat gema yang menggunakan kertas pencatat
kedalaman dan bukan sinar.

Posisi pemeruman (sounding)


Posisi sounding ditentukan dengan salah satu dari cara-cara sebagai berikut:
1. Cara Snellius dengan mengunakan 2 buah sextant
Dalam Laporan harus dilampirkan data-data lapangan dengan urutan
sebagai berikut:
a. Titik-titik yang dipakai dan rencana lembar-lembar busur (arch-sheet).
b. Perhitungan lembar-lembar busur yang sudah dicek.
c. Daftar seluruh pasangan sudut dari tiap posisi fixed sounding (dalam
daftar rapih).
2. Bila terdapat areal di dekat garis pantai yang tidak dapat di-sounding, maka
kedalamannya harus diukur dengan bandul pengukur hand-load atau
disipat datar (levelling) dari darat.
3. Selama pekerjaan sounding, kecepatan kapal harus tetap dipertahankan
konstan (maksimum 4 knot) dan berada dalam satu jalur, dengan posisi
echosounder tetap diaktifkan.
4. Haluan perum diusahakan tegak lurus pantai atau dermaga, sedangkan
untuk pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara
sounding silang minimal 3 jalur.
5. Jarak antar raai pada area rencana
Haluan perum / sounding.
Haluan sounding diusahakan tegak lurus pantai / dermaga. Untuk kontrol
kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding silang
minimal 3 jalur. Dan dilakukan dengan jarak antar lintasan 25 M hingga 100
m, tergantung proporsi desain. Untuk sounding di daerah rencana
pembangunan dermaga, breakwater dan kolam pelabuhan jarak antar
lintasan adalah 25 m, sedangkan untuk daerah trestle hingga areal darat
dapat lebih besar dari 25 m;
Peta dasar laut yang dihasilkan dari kegiatan survey lapangan diwajibkan
merupakan area yang akan diidentifikasi sesuai dengan yang sudah
diasistensikan dan disetujui,
6. Tumpang tindih pengambilan data pada saat pelaksanaan kegiatan,
diserahkan atas kebijaksanaan penyedia jasa, akan tetapi tidak ada
kekosongan data dapat diterima.
7. Peta keluaran hasil pekerjaan, merupakan peta situasi dan hasil rekayasa
penggambaran berupa potongan memanjang dan potongan melintang,
pada skala penggambaran 1:1000 dan 1:2500 yang dilakukan pada piranti
lunak penggambaran.

7.2.2 Survey pengukuran besar dan arah arus


- Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 3 lokasi.
- Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan interval waktu
30 menit, menggunakan alat current meter dan floater yang dilakukan pada
saat pasang tertinggi (Spring Tide) dan pada saat pasang terendah (Neap
Tide) pada bulan yang sama.
- Posisi pengamatan arus adalah 0,2d; 0,6d; dan 0,8d dari permukaan air,
dimana d = kedalaman di lokasi pengamatan arus.

10
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
- Apabila memungkinkan, hasil simulasi arus dengan menggunakan perangkat
lunak agar ditampilkan pada saat pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi.
- Lokasi pengamatan diplotkan dalam peta hidrografi dan hasil pengamatan
arus dilampirkan pada laporan dalam bentuk:
1. Grafik hubungan antara pergerakan pasang surut dan kecepatan arus.
2. Peta arah arus.
- Pengolahan data hasil survey arus:
1. Membuat scatter plot dan mawar arus
2. Membuat statistic kejadian pada periode ulang

7.2.3 Pengambilan Contoh Air


- Pengambilan contoh air dilakukan dengan water sampler pada posisi
pengamatan arus pada kedalaman 0,2d; 0,6d dan 0,8d.
- Pengambilan contoh air dilakukan pada saat Spring Tide dan Neap Tide
pada bulan yang sama.
- Contoh air kemudian diuji di laboratorium dalam hal kadar endapan/sedimen
dan kadar garam/salinitas. Satuan kadar garam dalam 0/0 dan satuan
sedimen dalam mg/l.

7.2.4 Pengukuran Pasang surut


- Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan
kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun
kedudukan LWS.
- Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimum selama
15×24 jam atau 30×24 jam terus menerus secara manual oleh
pengamat/surveyor atau menggunakan alat pencatat otomatis (automatic
tide gauge).
- Kertas rekaman atau hasil pencatatan dibawa untuk diperlihatkan kepada
Tim Evaluasi Teknis saat pembahasan Laporan Antara dengan Tim Evaluasi
Teknis.
- Untuk perhitungan-perhitungan konstanta harmonis, duduk tengah, air tinggi
yang dapat dicapai maupun LWS mempergunakan metode Admiralty (tidak
diperkenankan menggunakan formula penentuan air terendah untuk Indian
Low Water Spring). Uraian perhitungan dengan metode Admiralty agar
disampaiakan dengan urutan sebagai berikut:
1. Rumus umum yang dipakai dalam perhitungan.
2. Perhitungan konstanta harmonis dan elevasi duduk tengah (DT) atau
MSL.
3. Perhitungan elevasi 0,00 LWS dan air tinggi yang dapat dicapai.
4. Sketsa urutan tiap elevasi air untuk 0,00 LWS, DT, AT yang dapat
dicapai berdasarkan perhitungan.
- Elevasi LWS harus dipindahkan ke bangunan gudang atau dermaga yang
ada pada bagian yang aman, terlindung dan mudah terlihat.
- Data air tertinggi atau muka air banjir yang pernah terjadi harus dicatat
dengan jelas (bila data ada).

7.2.5 Pengambilan contoh sedimen dasar dan layang


- sebanyak 3 titik tiap lokasi
- sedimen layang diambil pada lokasi kedalaman 0,2d, 0,6d, dan 0,8d dengan
metoda komposit.

11
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
- sedimen dasar diambil pada dasar laut dengan menggunakan bottom
grabber
- Pengujian sampel wajib dilakukan pada Laboratorium terkemuka untuk
mendapatkan parameter property yang diperlukan untuk kegiatan kalibrasi
kegiatan pemodelan matematika mengenai hydrodinamika laut. Pengolahan
data minimal harus mencakup:
1. Untuk Sedimen layang, dilakukan analisa di Laboratorium Air untuk
mendapatkan konsentrasi sedimen
2. Untuk Sedimen dasar, dilakukan uji saringan untuk mendapatkan median
grain size

7.2.6 Survey Topografi

- Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada salah


satu BM.
- Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi:
1. Dipakai titik BM sebagai basis.
2. Pengukuran jarak basis dengan alat elektronik atau optis (T2 dan
intervarbasis) atau sejenis.
3. Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa-luar biasa.
Selisih sudut antara tipa bacaan titik boleh lebih daripada 10 detik.
- Pengukuran Poligon
1. Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antara titik-
titik poligon maksimum 50 m dan radius survey dari tiap poligon adalah
75 m.
2. Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon
harus tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang
sama atau ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koordinatnya
sehingga kesalahan-kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol).
- Pengukuran Sipat Datar
1. Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titik-titik poligon dan
diikatkan pada Bench Mark.
2. Pengukuran sipat datar dari Bench Mark ke Bench Mark dengan alat
waterpass dilakukan dengan teliti, dengan kesalahan penutup tidak
boleh lebih dari (3 Vd) mm dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km).
3. Semua ketinggian harus mengacu pada LWS.
4. Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara double stand (pulang
pergi). Selisih bacaan setiap stand maksimum 2 mm dan selisih hasil
ukuran total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm
dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km).
- Pengukuran Situasi dan Detail
1. Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan
desain harus diambil posisinya.
2. Setiap ujung dermaga existing harus diambil posisinya dan jarak antara
ujung-ujung dermaga yang bersebelahan juga harus diukur (guna
pengecekan)
- Buku ukur harus diperlihatkan kepada Pengguna Jasa.

7.2.7 Permodelan gelombang, arus dan sedimentasi


Kegiatan pemodelan wajib dilakukan pada keadaan ekstrim yang
menggambarkan simulasi hydrodinamika untuk keperluan desain selanjutnyai,
antara lain:

12
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
1. Level permukaan air;
2. Angin;
3. Tinggi / periode gelombang dominan;
4. Pola arus;
5. Pola sedimentasi;
6. Perencanaan breakwater.

Hasil kegiatan pemodelan harus menggabungkan beberapa hal sebagai berikut:


1. Pasang surut (termasuk resonansi superposisi, jika terjadi) Interaksi pasang
surut dan air tawar pada lokasi studi di dalam sungai;
2. Dispersi gelombang pada area Pelabuhan;
3. Dispersi gelombang pada perairan disekitar Pelabuhan
4. Kegiatan hindcasting harus mendapatkan input data desain untuk 5, 10, 25,
dan 50, tahun periode ulang, termasuk jika terjadi probabilitas gabungan;
5. Simulasi olah gerak kapal.

7.3 SURVEY DAN PENYELIDIKAN TANAH

7.3.1 Survey dan penyelidikan tanah di lokasi pekerjaan

Pekerjaan ini berupa penelitian di lapangan dan di laboratorium adalah untuk


mengetahui struktur dan jenis tiap lapisan tanah di bawah permukaan. Dimana hasil
pekerjaan penyelidikan tanah ini dimaksudkan sebagai data yang akan
dipergunakan untuk melaksanakan konstruksi yang akan dibangun di lokasi
bersangkutan. Hasil tersebut harus memadai sebagai bahan analisa perencanaan
dan perhitungan yang meliputi, antara lain:
1. Perencanaan sistem pondasi
2. Analisa daya dukung untuk pondasi
3. Perencanaan dermaga, trestle, causeway dan fasilitas darat

Kegiatan yang dilakukan pada saat survey penyelidikan tanah antara lain:
1. Boring laut: 3 titik dengan flatform boring sebanyak 3 set. 3 titik boring
dilaksanakan sepanjang ± 30 m/ titik untuk perencanaan struktur fasilitas
pelabuhan laut.
2. Uji lapangan Undisturbed dan disturbed soil
3. Uji Laboratorium Undisturbed dan disturbed soil

titik pengeboran lainnya dilaksanakan sampai kedalaman -30 meter dari dasar laut
dengan pengambilan contoh tanah dan pelaksanaan SPT setiap interval 2 meter
(SPT pertama kali dilaksanakan pada kedalaman -1 meter dari dasar laut). Serta
dihentikan setelah SPT > 60 sebanyak 3 (tiga) kali untuk penurunan berturut-turut
setinggi 30 cm sampai dengan ketebalan minimal 5 meter, sedangkan
pengeborannya sendiri tetap dilakukan sampai – 30 meter dari dasar laut.
Apabila sampai pada kedalaman – 30 meter dari dasar laut belum dijumpai lapisan
tanah keras (SPT > 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada
Pengguna Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut.

7.3.2 Survey quarry


Survey ini bertujuan untuk mendapatkan sumber material untuk pekerjaan
pembetonan, reklamasi, breakwater dan talud.

13
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Sumber quarry diusahakan dekat dengan lokasi pekerjaan tidak menutup
kemungkinan material hasil pengerukan dapat digunakan untuk pekerjaan
konstruksi.
Untuk material tanah diperlukan adanya uji laboratorium berupa uji plastisitas, size
analysis dan hidrometer.
Sedangkan untuk material batuan diperlukan untuk mengetahui ukuran, berat dan
kekerasan material batuan tersebut.

7.4 Desain Perencanaan Konstruksi


Desain Fasilitas Pelabuhan
Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi, rencana kerja, dan
syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana.
Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi rencana fasilitas
pelabuhan meliputi:
- Desain konsep rencana penanggulangan yang sesuai dengan fasilitas pelabuhan
yang akan dibangun.
- Perhitungan konstruksi desain rencana fasilitas pelabuhan, rencana kerja, dan syarat-
syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana detail.
- Fasilitas pelabuhan yang dibangun sesuai dengan perencanaan RIP di lokasi
pekerjaan yang bersangkutan.
- Perencanaan desain termasuk didalamnya melakukan kaji ulang terhadap tata letak
fasilitas pelabuhan.

Detail desain digunakan untuk merencanakan fasilitas pelabuhan, antara lain :


- Detail desain fasilitas Dermaga rehabilitasi/replacement dan pengembangan
- Detail desain Fasilitas Darat
- Perhitungan konstruksi desain rencana fasilitas pelabuhan, rencana kerja, dan syarat-
syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana detail.

8 TENAGA AHLI

8.1 Kebutuhan Tenaga Ahli


Kualifikasi minimal dari personil yang dipersyaratkan untuk pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Ahli Perencanaan Kepelabuhanan (Team Leader)
Seorang Sarjana Teknik Sipil / Kelautan / dengan sertifikasi keahlian madya
dengan pengalaman minimum 7 tahun di bidang kepelabuhanan dengan
pendidikan S1 dengan tugas sebagai berikut:
a. Sebagai penanggung jawab pekerjaan secara keseluruhan dan bertanggung
jawab secara langsung kepada Pemberi Tugas.
b. Menyusun program dan rencana kerja serta jadual penugasan personal.
c. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada seluruh anggota tim dalam
hal teknis operasional pekerjaan.
d. Memantau dan mengevaluasi seluruh kegiatan pekerjaan yang sedang
berjalan.
e. Menyelesaikan seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan dari awal
hingga akhir yang ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan

2. Ahli Struktur
Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar kuat dalam kajian aspek struktur
bangunan pantai untuk pembangunan pelabuhan. Mempunyai pengalaman

14
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
minimal 5 tahun (ahli muda) dibidang penyehatan lingkungan dan mampu
bekerjasama dalam tim. Ahli struktur bertugas untuk menganalisa kekuatan
struktur seluruh bangunan rencana di pelabuhan terhadap aspek-aspek yang
mempengaruhi teknis struktur bangunan tersebut.

3. Ahli Geoteknik
Seorang Sarjana Sipil dengan sertifikasi keahlian madya madya dengan
pengalaman minimum 5 tahun di bidang sipil dengan pendidikan S1, dengan
tugas sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data-data sekunder mengenai kondisi geoteknik tanah di
lokasi pekerjaan dan sekitarnya.
b. Menyusun rencana dan mengkooordinir kegiatan survei geoteknik.
c. Membuat model kondisi geoteknik untuk kedalaman alur.
d. Melakukan analisis terhadap hasil pemodelan dan membuat rekomendasi
alternatif struktur.

4. Ahli Kelautan
Sarjana Kelautan / Godesi / Oceanografi dengan sertifikasi keahlian madya
dengan pengalaman minimum 5 tahun di bidang kepelabuhanan dengan
pendidikan S1dengan tugas sebagai berikut :
a. Melakukan analisis transformasi gelombang atau refraksi-difraksi.
b. Membuat model simulasi hidrodinamika pada perairan.
c. Melakukan analisis untuk pola pergerakan sedimen atau pola perubahan
garis pantai yang terjadi maupun yang akan terjadi pada kurun waktu
tertentu.

5. Ahli Geodesi (Pengukuran)


Seorang Sarjana Geodesi dengan sertifikasi keahlian madya di bidang geodesi /
survey hydrografi dan bathymetri dengan pendidikan S1 pengalaman 5 tahun,
dengan tugas sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi surveyor yang melakukan kegiatan pengukuran di
lapangan.
b. Melakukan inventarisasi permasalahan dan metode penanganan terhadap
kendala kegiatan lapangan.
c. Melakukan kendali mutu dalam setiap keluaran yang dihasilkan pengukuran
lapangan.
d. Membuat laporan survey yang merangkum semua kegiatan di lapangan,
termasuk keluaran peta situasi beserta analisanya

6. Ahli Spesifikasi dan Dokumen Tender


Sarjana teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam
penyusunan spesifikasi teknis dan engineering estimate konstruksi dermaga,
trestle, causeway, prasarana sandar/tambat kapal dan fasilitas darat untuk
dokumen tender.

7. Ahli Arsitektur
Sarjana arsitektur dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam menangani
desain arsitektural bangunan fasilitas-fasilitas darat yang ada di pelabuhan.

8.2 Kebutuhan Tenaga Pendukung teknis

15
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
1. Bor Master (2 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
perkerjaan boring jika dilakukan survey dan penyelidikan tanah.

2. Surveyor (2 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
perkerjaan survey pemetaan jika dilakukan pekerjaan survey hidrooceanografi
dan topografi.
3. Draftman (1 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
pekerjaan menggambar desain konstruksi menggunakan program komputer,
4. Administrasi Proyek (1 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam
perkerjaan pengujian laboratorium mekanika tanah.

9 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Studi DED dalam rangka pembangunan pelabuhan laut memerlukan jangka waktu
pelaksanaan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan terhitung sejak Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) ditandatangani.

10 PELAPORAN
Sesuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, maka laporan pekerjaan yang harus
dihasilkan oleh pihak konsultan terdiri dari laporan sebagai berikut:

10.1 Laporan Pendahuluan (Reconnaissance Survey Report)


Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Pendahuluan sebanyak
10 (sepuluh) eksemplar dimana 8 (delapan) set digunakan untuk pembahasan dan
2 (dua) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan, yang diserahkan
kepada pemberi tugas 6 (enam) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan.
Isi laporan, minimal meliputi:
1. Ulasan terhadap studi-studi terdahulu yang berhubungan dengan kondisi
eksisting dan rencana lokasi pengembangan. Studi terdahulu dapat dilakukan
terhadap Rencana Induk Pelabuhan daerah dan/atau nasional, peraturan dan
keputusan yang berpengaruh.
2. Kondisi operasional pelabuhan yang ada berupa data jenis, ukuran dan jumlah
kapal eksisting dan kesesuaian dengan masterplan.
3. Berita acara pelaksanaan reconnaissance survey.
4. Foto-foto keseluruhan kondisi struktur dan fasilitas lainnya
5. Hasil survey secara visual kondisi eksisting fasilitas pelabuhan, identifikasi
kerusakan dan permasalahan yang ada dan rencana penyelidikan detail yang
akan dilakukan selanjutnya
6. Kondisi konstruksi fasilitas eksisting, identifikasi penyebab kerusakan yang ada
dan penyelidikan yang akan dilakukan.
7. Foto-foto detil kerusakan elemen struktur dan fasilitas lainnya
8. Kriteria penilaian kondisi eksisting
9. Hasil pengujian yang dilaksanakan pada fasilitas pelabuhan.

16
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
10. Pengecekan kekuatan struktur eksisting dimana input data sesuai dengan
keadaan eksisting.
11. Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan
lapangan.
12. Data sekunder, seperti gambaran umum wilayah studi, data operasional
pelabuhan selama beberapa tahun terakhir, hierarki dan proyeksinya dalam
rencana induk pelabuhan terkait, sejarah rehabilitasi dan pengembangan yang
pernah dilakukan, dll.
13. Rekomendasi sementara penanggulangan kerusakan, terhadap bagian
struktur yang masih dapat dilakukan perbaikan dan struktur yang harus diganti
(replace).
14. Hasil pengamatan dan analisa hidrooceanogarfi yaitu :
a) Pengamatan pasang surut selamat 15 atau 30 hari, kemudian diolah untuk
mendapatkan perkiraan tunggang pasang surut maksimal di lokasi
pekerjaan;
b) Analisa pasang surut digunakan metode admiralty yang dibandingkan
dengan metode least square (dipilih analisa metode yang hasilnya paling
mendekati data pasang surut global);
c) Grafik Pasang surut lengkap dengan HWS, MSL dan LWS.;
d) Perbaikan benchmark eksisting sebagai referensi pengukuran topografi
dan survei lapangan lainnya;
e) Gambar situasi (hasil survey topografi);
f) Semua gambar harus dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan, nama dan
tanda tangan pelaksana, penggambar dan penanggung jawab;
g) Data angin 10 tahun terakhir;
h) Penentuan area pembangkitan gelombang;
i) Peramalan gelombang;
j) Data arus, grafik kecepatan arus yang memperlihatkan hubungannya
dengan pasang surut, peta arah dan kecepatan arus;
k) Hasil uji laboratorium terhadap sampel sedimen dasar dan sedimen
layang, beserta kesimpulannya;
l) Simulasi pola dan transformasi gelombang di sekitar lokasi pekerjaan (jika
stuktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh
gelombang). Simulasi dilakukan berdasarkan data gelombang
(berdasarkan peramalan dari data angin atau dari data gelombang
eksisting), dengan menggunakan profil kedalaman dari data hasil survei
batimetri dan peta DISHIDROS;
m) Simulasi pola dan kecepatan arus (akibat pasang surut) di lokasi
pekerjaan (jika struktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap
terpengaruh oleh arus);
n) Simulasi dilakukan berdasarkan data pasang surut global di sekitar lokasi
pekerjaan;
o) Simulasi perubahan batimetri akibat sedimen di lokasi pekerjaan (jika
pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh sedimentasi);
p) Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan
lapangan. Semua data asli hasil pengecekan lapangan dijilid tersendiri
dan diserahkan kepada Pengguna Jasa saat pembahasan laporan dengan
Tim Evaluasi Teknis.
q) Evaluasi dan rekomendasi hasil survey terhadap kesesuaian tata letak
pelabuhan yang terdapat pada studi terdahulu (PraFS, FS dan RIP). Serta
alternatif tata letak jika diperlukan adanya perubahan;
r) Analisa olah gerak kapal;
s) Alternatif perencanaan alur pelayaran;

17
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
t) Seluruh pekerjaan lapangan dilengkapi dengan foto dokumentasi
pelaksanaan survei.
15. Kriteria desain kapal rencana (untuk DED pengembangan);
16. Analisa tata letak dermaga sesuai dengan rencana pengembangan;
17. Usulan Pengujian yang akan dilaksanakan, berupa : usulan titik uji core drill,
usulan titik uji hammer test, usulan titik uji PIT, usulan pelaksanaan pengujian
hammer test dan usulan pengujian boring serta hammer test
18. Usulan titik uji penyelidikan tanah yaitu boring sebanyak 3 titik
19. Rencana pekerjaan selanjutnya yang akan dilakukan pada Laporan Antara

10.2 Laporan Antara (Interim Report)


Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Antara (Interim Report)
DED sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dimana 8 (delapan) set digunakan untuk
pembahasan dan 2 (dua) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan, yang
diserahkan kepada pemberi tugas 14 (empat belas) minggu setelah Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan ditambah dengan laporan pekerjaan lapangan
untuk rencana pembangunan fasilitas pelabuhan yang meliputi, minimal :
1. Hasil pengujian terhadap struktur eksisting yaitu:
a. Hasil pengujian hammer test yang dilakukan pada pelat lantai, balok dan
poer
b. Hasil pengujian beton inti (cored drill test) yang dilakukan pada pelat
lantai, balok dan poer
c. Hasil pengujian karbonasi
d. Hasil pengujian tulangan terpasang (rebar scan)
e. Hasil pengujian vibrasi accelerometer
f. Hasil pengujian integritas tiang pancang

2. Hasil pengujian geoteknik :


a. SPT, soil description berdasarkan contoh tanah yang diperoleh dari spon
sampler, sample dan lain-lain dengan memasukkan hasil dan besaran dari
percobaan laboraturium.
b. Gambar korelasi (statigrafi) tanah antar bor-log dengan konstanta
kedalaman m-LWS dan N-SPT.
c. Hasil pekerjaan survey berupa grafik-grafik dan tabel-tabel yang
menggambarkan besaran-besaran tahanan ujung (end resistance),
tahanan geser setempat (local friction) dan jumlah tahanan geser (total
friction).
d. Hasil percobaan laboratorium lengkap dengan lampiran-lampiran grafik,
tabel dan lain-lain untuk penentuan index dan properti fisik tanah.
e. Evaluasi atas hasil pekerjaan lapangan dan laboratorium
f. Posisi/koordinat titik-titik boring diplotkan dalam gambar
hidrografi/topografi.
g. Hubungan antara derajat konsolidasi (u%) dengan waktu penurunan (time
settlement).
h. Klasifikasi tanah.
i. Rekomendasi dan kesimpulan yang meliputi rencana sistem pondasi,
analisa daya dukung tanah dan analisa soil improvement (jika diperlukan).
j. Apabila hasil-hasil laboratorium tidak sesuai dengan lapangan atau
dijumpai kejanggalan-kejanggalan dalam hasil lapangan/laboratorium
maka Penyedia Jasa Konsultasi dapat merekomendasikan tambahan
pekerjaan penyelidikan tanah sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.
k. Lokasi quarry dan parameter material hasil uji.

18
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
3. Analisa struktur eksisting menggunakan input data dari hasil assessment yang
dilaksanakan
4. Hasil penilaian dan evaluasi integritas struktur fasilitas pelabuhan terkait
dengan kemampuan struktur untuk menjaga integritasnya agar tidak
mengalami keruntuhan atau kegagalan struktur serta terkait dnegan kapasitas
struktur dalam menahan beban yang bekerja pada struktur
5. Hasil penilaian dan evaluasi kondisi fisik struktur fasilitas pelabuhan terkai
dengan ada tidaknya kerusakan termasuk jumlah, tingkat keparahan dan
distribusi kerusakan dari hasil pemeriksaan visual, pengujian dan
pertimbangan teknis
6. Hasil penilaian dan evaluasi terhadap kondisi operasional yaitu evaluasi
terhadap fungsi fasilitas, struktur atau elemen struktur yang menyebabkan
boleh tidaknya seluruh atau sebagian fasilitas pelabuhan untuk beroperasi.
7. Rekomendasi tindakan lanjut atau perbaikan terhadap hasil evaluasi yang
telah dilaksanakan

10.3 Konsep Laporan Akhir


Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratoruim selesai, Tim
pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Semi Rampung DED
sebanyak 5 (lima) set, yang diserahkan kepada pemberi tugas 20 (dua puluh)
minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan, yaitu :
1. Dokumen Perencanaan Dermaga/Trestle
a. Penjabaran kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan/analisa
struktur
b. Rekomendasi perbaikan atau rehabiitasi struktur fasiltas pelabuhan yang
meliputi rencana perbaikan dan analisa perhitungan struktur perbaikan jika
ditemukan permasalahan struktur.
c. Analisa sistem konstruksi fasilitas pelabuhan rencana yang dibutuhkan
berdasarkan hasil survey
d. Penjabaran metode dan hasil desain struktur
e. Sistem pelaksanaan pekerjaan (metode konstruksi) rencana
pembangunan sesuai dengan sistem struktur yang digunakan.
f. Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan.
g. Pada setiap kolom keterangan gambar konstruksi, dilengkapi dengan
keterangan titik sondir dan boring, dengah fasilitas pelabuhan rencana,
tampak, potongan dan detail konstruksi.
h. Rekomendasi perbaikan pada elemen struktur yang mengalami kerusakan
i. Gambar-gambar detail konstruksi bangunan laut dan bangunan darat yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
j. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencakup item/pekerjaan sesuai
dengan perencanaan.
k. Rencana Anggaran Biaya (RAB).
l. Analisa harga satuan

2. Dokumen Perencanaan Area Darat dan Fasilitas Darat


a. Penjabaran kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan/analisa
struktur areal darat
b. Analisa sistem konstruksi fasilitas pelabuhan rencana yang dibutuhkan
berdasarkan hasil survey areal darat
c. Penjabaran metode dan hasil desain struktur areal darat
d. Sistem pelaksanaan pekerjaan (metode konstruksi) rencana
pembangunan sesuai dengan sistem struktur yang digunakan.
e. Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan.

19
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
f. Pada setiap kolom keterangan gambar konstruksi, dilengkapi dengan
keterangan titik sondir dan boring, dengah fasilitas pelabuhan rencana,
tampak, potongan dan detail konstruksi.
g. Perencananaan bangunan fasilitas darat;
h. Gambar-gambar detail konstruksi bangunan darat yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
i. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencakup item/pekerjaan sesuai
dengan perencanaan.
j. Rencana Anggaran Biaya (RAB).
k. Analisa harga satuan.

10.4 Laporan Akhir Desain (Final Report)


Laporan ini harus diselesaikan oleh Tim Konsultan dalam waktu 6 (enam) bulan
atau 180 hari kalender setelah terbit SPMK dengan jumlah Laporan Akhir yang
harus diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 5 (lima) eksemplar dan
dilengkapi dengan tanggapan, perbaikan dan kesimpulan terhadap semua hasil
analisis, serta lampiran yang diperlukan sebagai berikut:
- Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) sebanyak 5 (lima) eksemplar;
- Hard Disk Eksternal berisikan softcopy seluruh Laporan yang telah diselesaikan
beserta bahan presentasi sebanyak 2 (dua) unit;
- Album Gambar Rancangan Awal
Laporan ini lebih bersifat penyempurnaan maupun pemantapan dari draft
laporan semi rampung DED. Penyempurnaan laporan ini didasarkan pada
beberapa masukan dari berbagai yang telah dilibatkan dalam pembahasan
sebelumnya.

10.5 Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)


Dibuat sebanyak 5 (lima) buku ukuran A4 yang meliputi :
- ringkasan/kesimpulan hasil survey pendahuluan
- ringkasan/kesimpulan hasil survey hidrografi, topografi dan penyelidikan tanah
yang menyajikan parameter-parameter penting dengan jelas
- Rekomendasi sistem pondasi dan ringkasan hasil perhitungan daya dukung
- Ringkasan peta stratigrafi tanah (dibuat dalam satu lembar)
- Rekomendasi perbaikan terhadap kondisi eksisting fasilitas pelabuhan
- Layout Rekomendasi pengembangan dermaga (jika pengembangan dermaga)
- Analisa kebutuhan ruang fasilitas darat
- Lay-out desain pelabuhan

10.6 Eksternal Hardisk (HDD External)


Dibuat dalam 2 (dua) unit Eksternal Hardisk (HDD External). Berisi semua softcopy
laporan yang telah disempurnakan.

11 PEMBAHASAN DAN PENYEMPURNAAN LAPORAN


Setiap tahap penyampaian laporan akan dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis yang
dibentuk dengan melibatkan stakeholder terkait. Konsultan diwajibkan memperbaiki dan
menyempurnakan setiap laporan sesuai masukan dan arahan Tim Teknis.

12 NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA

20
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
Pengguna Jasa kegiatan ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia.

13 SUMBER PENDANAAN
Sumber dana kegiatan ini dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Peningkatan Fungsi
Kepelabuhan Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun Anggaran 2017 (HPS
Terlampir).
Jakarta, 2017

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


SATKER PENINGKATAN FUNGSI KEPELABUHAN PUSAT

MAURITZ H.M.SIBARANI
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19681129 199403 1 002

21
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DED FASILITAS PELABUHAN MIANGAS PROVINSI SULAWESI UTARA
Tahapan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Dokumen 2017
1. Proses Lelang
2. Tandatangan
SPMK

3. Lap.Pendahuluan

4. Laporan Antara
5. Laporan Draft
Final
6. Laporan Final

Catatan : # Setiap tahap penyampaian laporan akan dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis Kementerian Perhubungan dengan melibatkan
stakeholder terkait

22
Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Miangas Provinsi Sulawesi Utara

Anda mungkin juga menyukai