GLASSWARE biakan untuk ditumbuhkan di tempat lain. Tujuan: mengetahui fungsi dan deskripsi alat dan bahan yang digunakan selama percobaan. FERMENTASI TEMPE
1. Autoklaf : alat sterilisasi dengan Tujuan: mengetahui mikroorganisme
memanfaatkan panas uap air dibawah dalam pembuatan tempe dan faktor- tekanan. Tekanan, waktu, dan faktor yang mempengaruhi temperatur dapat diatur. Temperatur fermentasi tempe. antara 121-125°C. 2. Oven : alat sterilisasi dengan 1. Fermentasi : perubahan pada memanfaatkan aliran udara panas. bahan karena aktivitas mikroba. Kelemahan: waktu sterilisasi lama (±2 Dapat meningkatkan nilai gizi bahan, jam). Temperatur antara 160-170°C. untuk mengawetkan, untuk 3. LAF : untuk menciptakan menghilangkan zat antinutrisi. keadaan aseptis (bebas kontaminan). 2. Media fermentasi: Digunakan saat membuat medium dan Padat: tempe, tape, kimchi, manipulasi objek mikroorganisme. angkak. 4. Inkubator : untuk menginkubasi Cair: cuka, soyghurt, kefir, wine, dengan memanfaatkan panas-kering. yoghurt. Dilengakpi pengatur suhu dan waktu. 3. Tempe : strukturnya kompak, Digunakan untuk memeram mikroba difermentasi golongan Rhizopus (R. dalam kondisi terkontrol. oligosporus, R. stolonifer, R. oryzae, R. 5. Mikropipet : memindahkan arrhizus. cairan bervolume kecil (<1000𝜇l). Ada 4. Prinsip : menumbuhkan spora yang yang volumenya bisa disesuaikan dan dapat membentuk benang hifa berupa ada yang tidak dapat diubah-ubah. padatan kompak berwarna putih. 6. Mikroskop : untuk melihat 5. Fungsi jamur: mikroorganisme yang tak dapat dilihat Mengikat biji kedelai sehingga dengan mata telanjang (<0,1 mm). kompak. 7. Timbangan analitik : untuk Menghasilkan enzim yang menimbang bahan kimia. Jika meningkatkan nilai cerna saat ketelitian tinggi, kapasitasnya rendah dikonsumsi. dan berlaku sebaliknya. 6. Rhizopus oligosporus: 8. Cawan petri : untuk membiakkan Aktivitas protease dan lipase kuat, mikroba. aktivitas amilase rendah. 9. Bunsen : alat sterilisasi sebagai Cocok untuk tempe seralia atau bahan bakar untuk memanaskan campurannya medium, sterilisasi jarum inokulum, 7. Rhizopus oryzae: dan menciptakan kondisi steril. Aktivitas amilase kuat, dapat 13. Perlakuan: perebusan, perendaman, menghasilkan protease. penimbangan, peragian, pemberian Warna koloni putih keabu-abuan. lubang, pembungkusan. Tidak cocok untuk serealia, digunakan di Jateng dan Jatim. 8. Rhizopus arrhizus: PERHITUNGAN JUMLAH SEL Ada aktivitas pectinase, aktivitas BAKTERI amilase dibawah R. Oryzae. Digunakan di Jatim, Malang. Tujuan: mengetahui pertumbuhan 9. Rhizopus stolonifer: dan metode perhitungan Tidak ada aktivitas amilase, mikroorganisme. aktivitas protease rendah. Cocok untuk tempe kedelai. 1. Pertumbuhan sel : penambahan Tumbuh di suhu rendah. volume sel dan bagian-bagiannya serta 10. Faktor pada pembuatan tempe: penambahan kandungan pada sel. Oksigen: untuk pertumbuhan 2. Pertumbuhan populasi : disebabkan kapang, tetapi jika alirannya pertumbuhan individu. terlalu cepat bisa merusak 3. Media : berfungsi sebagai wadah pertumbuhan kapang. zat hara untuk pertumbuhan Suhu: kapang termasuk mikroba mikroorganisme, sintesis sel, mesofilik yang tumbuh di suhu keperluan energi pada metabolisme ruang. dan pergerakan. Uap air: dapat menghambat 4. Kapang : terdiri dari hifa, dapat pertumbuhan kapang karena tiap dilihat dengan mata telanjang. Aerob kapang memiliki Aw optimum. sejati, reproduksi dengan spora secara Keaktifan laru: jangan seksual-aseksual. Contoh: Aspergillus, menggunakan laru yang disimpan Penicillium, Rhizopus, dll. terlalu lama karena keaktifannya 5. Khamir : uniseluler, aseksual, aerob berkurang. fakultatif. Dapat merusak bahan 11. Gangguan pada pembuatan tempe: pangan, tetapi juga bisa digunakan tempe basah, pertumbuhan jamur untuk fermentasi. Contoh: kurang baik, berbau busuk, bercak Saccharomyces, Candida, dll. hitam, jamur hanya tumbuh di 1 area. 6. Bakteri : uniseluler, aseksual, 12. Prosedur: aerob/anaerob, prokariotik, hidup Bahan dan air direbus 45 menit → berkoloni dan kosmopolit, berbentuk Direndam 12-24 jam → Kulit ari basil, spiral, atau coccus. Contoh: disisihkan → Ditimbang 1,5 kg → Streptococcus, Lactobacillus, dll. Diinokulasi ragi 1% → Dibungkus 7. Koloni mikroorganisme : kumpulan dengan plastik yang dilubangi → mikroorganisme pada media kultur Difermentasi 24-48 jam. dari keturunan suatu sel mikroorganisme. 8. Media pertumbuhan : berisi nutrisi terbentuknya gas pada tabung durham untuk pertumbuhan dan (u/ mikroba pembentuk gas). perkembangan mikroorganisme. 15. Prosedur: Syarat: mengandung unsur hara; pH, Pengenceran sampel tape: Timbang tekanan osmosis, suhu sesuai; steril; 5 gr tape ketan → Tambahkan memperhatikan jenis media. pepton water 45 ml → Diremas- 9. Jenis media: remas (pengenceran 10-1) → Padat: mengandung banyak agar diambil 1 ml dengan pipet → atau pemadat ±15%. Tambahkan pepton water → Semi Padat: mengandung agar Masukkan ke tabung reaksi ±0,3-0,4% (pengenceran 10-2 sampai 10-5) → Cair: tidak mengandung agar. Dihomogenkan → Hasil 10. PDA : berbentuk padat, untuk pengenceran. menumbuhkan dan mengidentifikasi Pertumbuhan dengan metode kapang dan khamir. PDA = % × spread plate: Tuang 15 ml PDA kebutuhan (ml). steril ke cawan petri → Padatkan 11. Perhitungan sel mikroorganisme: → Ambil 0,1 ml hasil pengenceran metode untuk menghitung koloni pada 10-1 dan 10-5 → Tumbuhkan secara media perbiakan. spread plate pada medium PDA 12. TPC : metode perhitungan steril → Ratakan dengan glass rod mikroba dengan menumbuhkan sel → Tutup dan bungkus cawan petri mikroorganisme yang masih hidup dengan kertas cokelat → Inkubasi pada media agar, sehingga selama 120 jam pada suhu 30°C → mikroorganisme berkembang biak Amati dan catat perhitungan membentuk koloni yang dapat diihat pertumbuhan mikroorganisme. dengan mata telanjang. 16. Perlakuan : sterilisasi, diberi bungkus TPC = Jmlh koloni per cawan × 𝑓𝑝 1 coklat agar tidak terkontaminasi saat inkubasi, peremasan tape ketan agar 13. Syarat TPC: tercampur dan mikroorganismenya Jumlah koloni 25-250 keluar, pengenceran berulang untuk Koloni yang bertumpuk dan mengurangi mikroorganisme. berhubungan dihitung 1 Jika lebar >1⁄2 cawan maka tidak dihitung atau tidak dianggap 1 KINETIKA PERTUMBUHAN Jika lebar <1⁄2 cawan dihitung 1 MIKROORGANISME Jika bisa dibedakan, 2 koloni berhimpitan dihitung 2 Tujuan: mengetahui fase 14. MPN : menggunakan media cair pertumbuhan E. coli pada medium pada tabung reaksi, dihitung menurut NB. jumlah tabung positif yang ditumbuhi mikroba setelah diinkubasi. Dapat 1. Pertumbuhan mikroba: pertambahan dilihat dari timbulnya kekeruhan dan jumlah sel, terjadi selama nutrisi masih ada, dapat diukur dengan 11. Pembelahan biner : terjadi pada melihat kenaikan biomassa atau bakteri berbentuk basil yang jumlah sel, menghasilkan metabolit memanjang lalu membelah menjadi 2. primer/sekunder. 12. Waktu generasi : waktu untuk 2. Faktor yang mempengaruhi: membelah diri dari 1 menjadi 2 sel Intrinsik: pH, kelembapan, sempurna. potensial reduksi-oksidasi, Waktu generasi = waktu pertumbuhan struktur biologi, kandungan nutrisi eksponensial / jumlah generasi dan antimikroba. Jumlah generasi = (log N – log N0 / Ekstrinsik: suhu, kelembapan 0,301). relatif, konsentrasi gas. 13. NB : media pertumbuhan bakteri 3. Kurva pertumbuhan : menggam- probiotik yang mengandung barkan tahap pertumbahan mikroba, karbohidrta, asam amino, pepton, dan untuk mengamati fase perkembangan vitamin kompeks. Komposisi: glukosa, mikroba. pepton, natrium klorida, yeast extract. 4. Lag : mikroorganisme belum 14. Pengukuran mikroba : masukkan menunjukkan perubahan nyata, tabung T0 ke spektro, amati %T dari mikroba beradaptasi dengan suspense dalam tabung. Setelah 1 jam, lingkungan baru. ambil NB dari shaker, lalu ambil 7 ml 5. Log : bakteri telah beradaptasi, medium NB sebagai T1. Lakukan laju kecepatan pembelahan sel baik. prosedur hingga T akhir. Hitung OD. 6. Stasioner : pertumbuhan seimbang OD = 2 - log %T dengan kematian. Terjadi kompetisi 15. Prosedur: pada penggunaan substrat, sebagian Pengukuran mikroba: Timbang 0,4 sel teracuni perubahan kondisi gr NB → Masukkan 50 ml aquadest lingkungan karena metabolit yang ke gelas beker → Aduk hingga dihasilkan. homogen → Pindahkan ke 7. Kematian : nutrisi habis, Erlenmeyer → Ditutup → pertumbuhan jumlah sel terhambat Dibungkus plastik dan diikat dan sel mati. dengan karet → Sterilisasi dengan 8. Rumus laju pertumbuhan spesifik: autoklaf → Inokulasi E. coli pada 𝜇= 𝐿𝑛 𝑁𝑡 − 𝐿𝑛 𝑁𝑜 × 100% NB → Panaskan jarum ose diatas 𝑡 9. Spektrofotometer : mengetahui api Bunsen → Tanam kultur konsentrasi mikroba dengan bakteri pada NB → Erlenmeyer mengukur sinar yang melalui medium ditutup dengan aluminium foil dan cair. Digunakan untuk mengukur OD plastic wrap → Letakkan NB pada 610 nm. shaker selama 1 jam → Hasil. 10. E. coli : gram negatif, tak berspora, Pengukuran mikroba: E. coli pada berbentuk batang, bakteri mesofilik, NB → Diatur gelombang spektro tumbuh optimal di suhu 27°C, suhu 610 nm → Kalibrasi alat dengan maks 40-45°C. mengukur absorbansi larutan blanko → Pengukuran absorbansi Fakultatif anaerob: dapat hidup sampel → Hasil. dengan/tanpa oksigen 16. Perlakuan : penimbangan bubuk NB Mikroaerofilik: perlu oksigen agar jumlahnya sesuai, Erlenmeyer dalam jumlah terbatas dibungkus agar tak terkontaminasi, 5. Salinitas (tingkat garam terlarut): sterilisasi jarum ose dan medium, Non halofil: optimal pada kadar pemindahan bakteri pada LAF dan garam <2% penggunaan Bunsen untuk sterilisasi, Halotoleran: dapat hidup pada shaker untuk meratakan bakteri pada kadar garam 10% medium. Halofil: dapat hidup pada kadar garam 30% Halofil ekstrem: dapat hidup pada FAKTOR YANG BERPENGARUH kadar garam tinggi. PADA FERMENTASI 6. Susu : substansi cair yang Tujuan: menjelaskan faktor yang dikeluarkan kelenjar mamae mamalia. berpengaruh dalam fermentasi, Mengandung air, lemak, protein, gula, mengetahui pengaruh suhu pada abu. fermentasi yoghurt. 7. Yoghurt : pembuatan produk fermentasi susu dengan 1. Fermentasi : pemanfaatan mikrobia memanfaatkan L. bulgaricus dan S. untuk menghasilkan metabolit primer thermophillus. dan sekunder pada lingkungan yang 8. Prosedur: Masukkan 1 L susu segar dikendalikan. Perubahan gradual ke panci → Panaskan diatas enzim yang dihasilkan khamir, jamur, kompor dengan api kecil sambil dan bakteri. diaduk → Masukkan susu skim 6% 2. Suhu : umumnya bakteri tumbuh dan gula pasir 3% → Homogenkan di suhu 5-8°C. → Panaskan pada suhu 85°C Psikrofil: tumbuh di suhu 0-20°C, selama 15 menit → Angkat dan optimum di suhu 15°C. dinginkan hingga suhu 37°C → Mesofil: tumbuh di suhu 20-45°C, Inokulasikan starter yoghurt 2% optimum di suhu 37°C. dan essence → Inkubasi pada suhu Termofil: tumbuh di suhu ≥35°C, ruang, 35°C, dan 45°C selama 24 optimal di suhu 45-60°C untuk jam → Amati, catat, dan fakultatif obligat dan ≥60°C untuk dokumentasikan perubahan obligat termofil. sebelum dan sesudah → Hasil. 3. pH : bakteri pada pH 4-9, optimum di 9. Perlakuan : pemanasan, homogenisasi, pH 6,5-7,5. Jamur pada pH 1-9, pendinginan, penambahan starter optimum di pH 4-6. yoghurt. 4. Kebutuhan oksigen untuk respirasi Aerob: memerlukan oksigen Anaerob: tidak memerlukan O2 FERMENTASI SUBSTRAT PADAT sehingga terbentuk aroma alkoholik pada tape. Tujuan: mendeskripsikan media BAL menghasilkan rasa asam pada fermentasi substrat padat, tape. menjelaskan karakteristik dan cara 7. Prosedur : Kupas 1⁄2 kg singkong → pembuatan tape, mengenal Potong 5-10 cm → Cuci → Kukus mikroorganisme pada fermentasi selama 25-30 menit → Tiriskan → tape. Inokulasikan ragi 1⁄2 keping → Fermentasi 72 jam → Tape. 1. SSF : mikroorganisme ditumbuhkan 8. Perlakuan : pengupasan untuk pada matriks padat yang lembab mempermudah penyerapan ragi, dengan sedikit atau tanpa fase cair pencucian, pemotongan agar dengan kelembapan yang mendukung fermentasi lebih mudah, pengukusan pertumbuhan dan aktivitas untuk melunakkan dan mensterilkan, mikroorganisme. Contoh: tempe, meletakkan di tempat tertutup. kecap, angkak, tape. 2. Kelebihan : produktivitas tinggi, dapat menghasilkan produk dalam jumlah FERMENTASI SUBSTRAT CAIR besar, mengurangi risiko kontaminasi karena kelembapannya rendah. Tujuan: mendeskripsikan media 3. Kekurangan : beberapa bahan fermentasi cair, menjelaskan harus dikupas dahulu, memerlukan karakteristik dan cara pembuatan inokulum dalam jumlah besar. yoghurt, mengenal mikroorganisme 4. Tape : hasil fermentasi dengan pada fermentasi yoghurt. mengukus bahan mentah, diinokulasi dengan inokulum, lalu disimpan pada 1. Substrat cair: rasio inokulum lebih suhu dan waktu tertentu. Pada kecil, dapat digunakan secara prosesnya terjadi perubahan pati → batch/kontinyu, diperlukan agitasi, glukosa → alkohol. utilisasi substrat cepat, risiko 5. Mikroorganisme tape kontaminasi rendah, terdapat proses Kapang: Amylomyce rouxii, Mucor foaming, kontrol parameter lebih sp, Rhizopus sp. mudah, tenaga kerja yang diperlukan Khamir: Pichia burtonii, lebih sedikit. Saccharomyces sp, Candida utilis, 2. Substrat padat : rasio inokulum Saccharomycopsis fibuligera. besar, dilakukan secara batch, jarang Bakteri: Pediococcus sp, Bacillus membutuhkan agitasi, utilitas sp. substrat lambat, risiko kontaminasi 6. Tahapan tinggi, tak terjadi foaming, control Kapang memecah amilum menjadi parameter lebih sulit, diperlukan lebih gula sederhana. banyak tenaga kerja. Khamir mengubah sebagian gula 3. Batch : memasukkan media dan sederhana menjadi alkohol, inokulum bersama/hampir bersamaan pada bioreactor dan produk diambil di akhir fermentasi. 4. Fed batch : menambahkan media baru secara teratur pada kultur tertutup tanpa mengeluarkan cairan kultur pada fermentor sehingga volumenya semakin bertambah. Sebagian sumber nutrisi dimasukkan ke bioreactor pada volume tertentu, konsentrasi sumber nutrisi tetap konstan. 5. Continuous : substrat dan inokulum ditambahkan bersama secara berkelanjutan sehingga fase eksponensialnya dapat diperpanjang. 6. Nata de coco : nata adalah gel atau agar terapung yang dihasilkan Acetobacter xylinum di permukaan media yang mengandung gula, hidrogen, nitrogen, dan asam. Prosedur: bakteri memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa untuk metabolisme sel dan mengeluarkan enzim untuk menyusun senyawa glukosa menjadi polisakarida atau selulosa ekstraseluler. Nata terbentuk setelah 24 jam. 7. Bahan : air kelapa murni, gula sebagai sumber karbon, Acetobacter xylinum sebagai sumber nitrogen dan asam asetat glasial, bibit nata sebagai starter. 8. Prosedur yoghurt : fermentasi laktosa menjadi asam laktat pada susu. Asam laktat menghasilkan cita rasa dan aroma khas. 9. Bahan : susu segar sebagai sumber laktosa, susu skim untuk menaikkan kandungan bahan kering tanpa lemak sehingga tekstur dan konsistensinya meningkat serta menambah nilai gizi yoghurt, BAL untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat.