Anda di halaman 1dari 17

MODUL KEBIJAKAN, PEMBINAAN

PENGAWASAN K3 LISTRIK
(TEKNISI K3 LISTRIK)
DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................................................................................................................... 1

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 2

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 2

BAB 2 PERATURAN UNDANG-UNDANG KELISTRIKAN ............................................. 3

BAB 3 PENUTUPAN .......................................................................................................13

3.1. Kesimpulan ......................................................................................................13

3.2. Evaluasi ............................................................................................................15


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sudah
seharusnya menjadi pedoman dan acuan yang harus dilaksanakan oleh semua
pihak. Karena semua peraturan yang telah dibuat dan disahkan memiliki proses
pembuatan yang sistematis dan proses yang panjang untuk membuatnya.
Dibutuhkan orang-orang yang kompeten dan berwenang untuk bisa membuat
peraturan perundang-undangan hingga disahkan.

Peraturan perundang-undangan terkait peraturan K3 kelistrikan dibuat sebagai


acuan dan pedoman bagi siapa saja baik pengguna, teknisi, ahli atau siapapun
yang akan melakukan pembelajaran akan instalasi kelistrikan. Semua yang
berhubungan dengan instalasi listrik mulai dari perencanaan, pemasangan, sampai
dengan pemeliharaan instalasi listrik semuanya tertera pada peraturan perundang-
undangan terkait peraturan K3 kelistrikan.

Mengapa diperlukan sebuah pedoman untuk kesehatan dan keselamatan kerja


dalam sebuah tindakan terutama di bidang kelistrikan ? seberapa perlukah
pemahaman tentang kelistrikan tersebut ? mungkin segelintir orang akan
berasumsi seperti di atas ketika dipaparkan sebuah pembahasan yang seakan di
pentingkan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja dibidang kelistrikan.
Namun ada juga sebagian lagi dari mereka yang mengatakan bahwa k3 itu
sangatlah penting dalam dunia kerja terutama bagi mereka yang tidak ingin terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan. Sehingga mereka yang beranggapan bahwa k3 di
bidang kelistrikan itu sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang
keselamatan kerja dengan mempertimbangkan berbagai hal yang mungkin terjadi
di bidang kelistrikan.
BAB 2
Peraturan Perundang-Undangan Terkait
Peraturan K3 Kelistrikan

UNDANG – UNDANG NO. 1 TAHUN 1970


TENTANG KESELAMATAN KERJA

Pasal 2

1. Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana
:
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air;

Pasal 3

2. Dengan peraturan perundangan diterapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk


:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara atau getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi;
3. Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut dalam
ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan tekhnologi
serta pendatapan-pendapatan baru di kemudian hari

Pasal 9

3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja


yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

UNDANG – UNDANG NO.13 TAHUN 2003


TENTANG KETENAGAKERJAAN

Pasal 1

1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja


pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-
badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain
5. Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
yang berkedudukan diluar wilayah indonesia
6. Perusahaan adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
Pasal 86
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesulitan;
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PERATURAN PEMERINTAH NO.50 TAHUN 2012


TENTANG
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pasal 1

1. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat


SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluhuran
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
3. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat
4. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain
5. Perusahaan adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain
6. Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
yang berkedudukan diluar wilayah indonesia.
7. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan
yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan
8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan

Pasal 2

Penerapan SMK3 bertujuan untuk:


a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh;serta
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NO.12 TAHUN 2015


TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK DI TEMPAT KERJA
Pasal 1

1. Keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala


kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya, termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-
bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
3. Perusahaan adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain
4. Pembangkit listrik adalah kegiatan untuk memproduksi dan membangkitkan
tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga.
5. Transmisi listrik adalah kegiatan penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik sampai ke saluran distribusi listrik
6. Distribusi listrik adalah kegiatan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
listrik besar sampai ke pemanfaatan listrik
7. Pemanfaat listrik adalah kegiatan mengubah energi listrik menjadi energi bentuk
lain.
8. Perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disebut PJK3
adalah perusahaan yang usahanya di bidang jasa keselamatan dan kesehatan
kerja untuk membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
9. Instalasi listrik adalah jaringan perlengkapan listrik yang membangkitkan,
memakai, mengubah, mengatur, mengalihkan, mengumpulkan atau membagikan
tenaga listrik
10. Perlengkapan listrik adalah setiap benda yang digunakan untuk keperluan
pembangkitan, konversi, transmisi, distribusi atau pemanfaatan energi listrik
11. Peralatan listrik adalah barang pemanfaatan listrik yang merupakan unit lengkap
dan dapat mengubah energi listrik menjadi bentuk lain
12. Pegawai pengawas ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut pengawas
ketenagakerjaan adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam
jabatan fungsional pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
13. Pengawas ketenagakerjaan spesialis k3 listrik adalah pengawas ketenagakerjaan
yang mempunyai keahlian khusus di bidang K3 listrik yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pembinaan, pemeriksaan, dan pengujian bidang listrik serta
pengawasan, pembinaan, dan pengembangan sistem pengawasan
ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
14. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu
tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri
15. Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
yang berkedudukan diluar wilayah indonesia.
16. Ahli keselamatan dan kesehatan kerja bidang listrik yang selanjutnya disebut ahli
K3 bidang listrik adalah tenaga teknis dari luar instansi yang membidangi
ketenagakerjaan yang mempunyai keahlian di bidang K3 listrik yang ditunjuk oleh
menteri atau pejabat yang ditunjuk.
17. Teknisi keselamatan dan kesehatan kerja listrik yang selanjutnya disebut teknisi
K3 listrik adalah tenaga teknis yang mempunyai keterampilan di bidang K3 listrik
dan memiliki lisensi dari menteri atau pejabat yang ditunjuk.
18. Dinas provinsi adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di provinsi
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan

Pasal 2

Pengusaha dan/atau pengurus wajib melaksanakan K3 listrik di tempat kerja

Pasal 3

Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 bertujuan :


a. Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang
berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik
b. Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya
c. Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong
produktivitas
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2015


Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Ketenagakerjaan

Pasal 1

1. Kementrian ketenagakerjaan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada


presiden.
2. Kementrian ketenagakerjaan dipimpin oleh menteri

Pasal 2

Kementerian ketenagakerjaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang ketenagakerjaan untuk membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.

Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, kementerian
ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
daya saing tenaga kerja dan produktivitas, peningkatan penempatan tenaga
kerja dan peluasan kesempatan kerja, peningkatan peran hubungan industrial
dan jaminan sosial tenaga kerja, pembinaan pengawasan ketenagakerjaan
serta keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian
ketenagakerjaan;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian ketenagakerjaan
d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan kementerian
ketenagakerjaan
e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
kementerian ketenagakerjaan di daerah
f. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. Pelaksanaan perencanaan, penelitian dan pengembangan di bidang
ketenagakerjaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NO PER-04/MEN/1995


TENTANG
PERUSAHAAN JASA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pasal 1

1. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan


tujuan mencari untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara
2. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut PJK3
adalah perusahaan yang usahanya di bidang jasa K3 untuk membantu
pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
3. Pengawasan ketenagakerjaan adalah suatu sistem pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan yang
merupakan rangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian guna melakukan
tindakan korektif baik secara prefentif maupun represif
4. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
bahan keterangan tentang suatu keadaan disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam rangka tindakan korektif
5. Pengujian adalah rangkaian kegiatan penilaian suatu obyek secara teknis atau
medis yang mempunyai risiko bahaya dengan cara memberi beban uji atau
dengan teknik pengujian lainnya sesuai dengan ketentuan teknis atau medis yang
telah ditetapkan
6. Pemeriksaan dan pengujian teknik adalah pemeriksaan dan pengujian yang
dilakukan pada keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat dan peralatan
kerja, bahan-bahan, lingkungan kerja sifat pekerjaan, cara kerja dan proses
produksi
7. Pemeriksaan dan pengujian kesehatan kerja adalah pemeriksaan yang dilakukan
terhadap kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja
8. Ahli keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disebut ahli K3 adalah
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar departemen tenaga kerja yang ditunjuk
oleh menteri tenaga kerja untuk mengawasi langsung ditaatinya undang-undang
keselamatan kerja
9. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri
10. Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
yang berkedudukan diluar wilayah indonesia.
11. Dokter pemeriksa adalah dokter yang ditunjuk oleh oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) undang-
undang No.1 Tahun 1970
12. Direktur adalah pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja untuk
melaksanakan undang-undang keselamatan kerja

Pasal 2

1. PJK3 dalam melaksanakan kegiatan jasa K3 harus terlebih dahulu memperoleh


keputusan penunjukan dari menteri tenaga kerja c.q. Direktur jenderal pembinaan
hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan
2. Untuk memperoleh keputusan penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Bab II

Pasal 3
PJK3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) meliputi :
a. Jasa konsultasi K3
b. Jasa Pabrikasi, pemeliharaan, reparasi dan instalasi Teknik K3
c. Jasa pemeriksaan dan pengujian teknik
d. Jasa pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja
e. Jasa audit K3
f. Jasa pembinaan K3
Pasal 4

1. Perusahaan jasa pemeriksaan dan pengujian teknik sebagaimana dimaksud


dalam pasal 3 huruf c meliputi bidang;
a. Pesawat uap dan bejana tekan
b. Listrik
c. Penyalur petir dan peralatan elektronik
d. Lift
e. Instalasi proteksi kebakaran
f. Konstruksi bangunan
g. Pesawat angkat dan angkut dan pesawat tenaga dan produksi
h. Pengujian merusak (destructif test) dan tidak merusak (Non Destructiv test)
2. Perusahaan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf (d) meliputi bidang
:
a. Kesehatan tenaga kerja
b. Lingkungan kerja
3. Rincian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2 dapat diubah sesuai dengan
perkembangan teknik dan teknologi yang ditetapkan oleh menteri tenaga kerja

Pasal 5
Perusahaan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) dilarang melakukan kegiatan
PJK3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a,b,e, dan f

Pasal 6

Ahli K3 atau dokter pemeriksa yang bekerja pada PJK3 mempunyai tugas melakukan
pemeriksaan dan pengujian teknik atau pemeriksaan /pengujian dan atau pelayanan
kesehatan kerja sesuai dengan keputusan penunjukanya
BAB 3
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan

- Dengan peraturan perundangan diterapkan syarat-syarat keselamatan kerja


untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara atau getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan
dan penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi;
- Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
- Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja
- Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat
- Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain
- Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badan-badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain
- Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
- Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya
disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluhuran dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
- Keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
- Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat
- Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3
di perusahaan
- Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan
- Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
bahaya, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman
dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut.
- Pembangkit listrik adalah kegiatan untuk memproduksi dan membangkitkan
tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga.
- Transmisi listrik adalah kegiatan penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik sampai ke saluran distribusi listrik
- Distribusi listrik adalah kegiatan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
listrik besar sampai ke pemanfaatan listrik
- Pemanfaat listrik adalah kegiatan mengubah energi listrik menjadi energi
bentuk lain.
- Perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disebut
PJK3 adalah perusahaan yang usahanya di bidang jasa keselamatan dan
kesehatan kerja untuk membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
- Instalasi listrik adalah jaringan perlengkapan listrik yang membangkitkan,
memakai, mengubah, mengatur, mengalihkan, mengumpulkan atau
membagikan tenaga listrik
- Perlengkapan listrik adalah setiap benda yang digunakan untuk keperluan
pembangkitan, konversi, transmisi, distribusi atau pemanfaatan energi listrik
- Peralatan listrik adalah barang pemanfaatan listrik yang merupakan unit
lengkap dan dapat mengubah energi listrik menjadi bentuk lain
- Pegawai pengawas ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut pengawas
ketenagakerjaan adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dan ditugaskan
dalam jabatan fungsional pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
- Pengawas ketenagakerjaan spesialis k3 listrik adalah pengawas
ketenagakerjaan yang mempunyai keahlian khusus di bidang K3 listrik yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pembinaan, pemeriksaan, dan
pengujian bidang listrik serta pengawasan, pembinaan, dan pengembangan
sistem pengawasan ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
- Ahli keselamatan dan kesehatan kerja bidang listrik yang selanjutnya disebut
ahli K3 bidang listrik adalah tenaga teknis dari luar instansi yang membidangi
ketenagakerjaan yang mempunyai keahlian di bidang K3 listrik yang ditunjuk
oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk.
- Teknisi keselamatan dan kesehatan kerja listrik yang selanjutnya disebut teknisi
K3 listrik adalah tenaga teknis yang mempunyai keterampilan di bidang K3 listrik
dan memiliki lisensi dari menteri atau pejabat yang ditunjuk.
- Dinas provinsi adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di provinsi
- Kementerian ketenagakerjaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan untuk membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
- Pengawasan ketenagakerjaan adalah suatu sistem pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan
yang merupakan rangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian guna
melakukan tindakan korektif baik secara prefentif maupun represif
- Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh bahan keterangan tentang suatu keadaan disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka tindakan
korektif
- Pengujian adalah rangkaian kegiatan penilaian suatu obyek secara teknis
atau medis yang mempunyai risiko bahaya dengan cara memberi beban uji
atau dengan teknik pengujian lainnya sesuai dengan ketentuan teknis atau
medis yang telah ditetapkan
- Pemeriksaan dan pengujian teknik adalah pemeriksaan dan pengujian yang
dilakukan pada keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat dan
peralatan kerja, bahan-bahan, lingkungan kerja sifat pekerjaan, cara kerja
dan proses produksi
- Pemeriksaan dan pengujian kesehatan kerja adalah pemeriksaan yang
dilakukan terhadap kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja

Anda mungkin juga menyukai