Anda di halaman 1dari 29

Data:

Tebal Slab Lantai Jembatan ts= 0.2 m


Tebal lapisan aspal+overlay ta= 0.1 m
Tebal genangan air hujan th= 0.03 m
Jarak antara balok s= 1.8 m
Lebar Jalur lalu lintas b1= 9m
Lebar trotoar b2= 0.5 m
Lebar total jembatan b= 10 m
Panjang bentang jembatan L= 20 m

Bahan Struktur
Mutu beton K- 300
Kuat tekan beton f'c = 0.83*K/10 24.9 MPa
Modulus Elastik Ec = 4700*√fc' 23,452.95 MPa
Angka Poisson υ= 0.2
Modulus Geser G=Ec/(2*(1+υ))= 9772.06 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton α= 1E-05 /°C

Mutu Baja
Untuk Baja tulangan dengan Ø > 12 mm U- 39
Tegangan leleh baja Fy = U*10 390 MPa
Untuk Baja tulangan dengan Ø <12 mm U- 24
Tegangan leleh baja Fy = U*10 240 MPa

Spesific Gravity KN/m3 SNI 2013-Standar Pembebanan untuk Jembatan,


Berat beton bertulang WB= 25
Berat beton tidak bertulang W'C= 24
Berat Aspal Wa= 22
Berat Jenis Air Ww= 9.8
Berat Baja Ws= 78.5
1. Analisis beban Slab Lantai Jembatan

1. Berat Sendiri Slab


Faktor beban ultimit Kms= 1.3
Ditinjau slab lantai jembatan selebar b= 1m
tebal slab lantai jembatan h=ts= 0.2 m
Berat beton bertulang Wc= 25 KN/m3
Berat sendiri, Qms=b*h*Wc= Qms= 5 KN/m

2. Beban Mati Tambahan (MA)


faktor beban utimit KMA= 2
No Jenis Tebal (m)
Berat (KN/m3) Beban (KN/m)
1 Lapisan Aspal+Overlay 0.1 22 2.2
2 Air Hujan 0.05 9.8 0.49
Beban Mati Tambahan QMA= 2.69 KN/m

3. Beban Truk "T" (TT)


Faktor beban ultimit: KTT= 2

Beban Hidup Pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk (Beban T) yang besar nya
T= 100 KN
Fakor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA= 0.3
Beban Truk "T" : PTT= (1+DLA)*T = 130 KN

4. Beban Angin (EW)


Faktor Beban Ultimit KEW= 1.2
Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan diatas jembatan dihitung dengan rumus:

TEW = 0.0012*Cw*(Vw)² KN/m


dengan,
Cw = Koefisien Seret = 1.2
Vw = Kecepatan angin rencana = 35 m/det
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)² = 1.764 KN/m

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan


dengan tinggi 2 m diatas lantai jembatan
h= 2m
Jarak antar roda kendaraan x= 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan, PEW= 1/2*h/x*TEW
PEW= 1.008 KN
5. Pengaruh Temperatur (ET)
Faktor Beban Ultimit KET= 1.2
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh
temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih
antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Temperatur maksimum rata-rata Tmax= 40 °C
Temperatur minimum rata-rata Tmin= 15 °C
ΔT= (Tmax-Tmin)/2
Perbedaan temperatur pada slab, ΔT= 12.5 °C
Koefisien muai panjang untuk beton, α= 1E-05 /°C
Modulus elastisitas beton, Ec= 23,452,952.91 Kpa

6. Momen pada slab lantai jembatan


Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan momen maksimum pada bentang menerus
dilakukan seperti pd gambar.
Momen maksimum pd slab dihitung
berdasarkan metode one way slab
dengan beban sebagai berikut :
QMS= 5 KN/m
QMA= 2.69 KN/m
PTT= 130 KN
PEW= 1.008 KN
ΔT= 12.5 °C

Koefisien momen lapangan dan momen tumpuan untuk bentang


menerus dengan beban merata, terpusat, dan perbedaan
temperatur adalah sebagai berikut :

K= Koefisien momen S= 1.8 m


Untuk beban merata Q: M= K*Q*S²
Untuk Beban Terpusat P: M= K*P*s
Untuk Beban Temperatur, ΔT: M=K*α*ΔT*Ec*S³
Momen akibat beban sendiri (MS):
Momen Tumpuan, Mms= 0.0833 *QMs*S² 1.349
Momen Lapangan, Mms= 0.0417 *QMs*S² 0.676
Momen Akibat beban mati tambahan (MA):
Momen Tumpuan, MMA= 0.1041 *QMA*S² 0.907
Momen Lapangan, MMA= 0.054 *QMA*S² 0.471
Momen Akibat Beba Truck (TT):
Momen Tumpuan, MTT= 0.1562 *PTT*S 36.551
Momen Lapangan, MTT= 0.1407 *PTT*S 32.924
Momen Akibat Beban Angin (EW):
Momen Tumpuan, MEW= 0.1562 *PEW*S 0.283
Momen Lapangan, MEW= 0.1407 *PEW*S 0.255
Momen Akibat Temperatur (ET):
Momen Tumpuan, MET= 5.62E-07 *α*ΔT*Ec*S³ 0.010
Momen Lapangan, MET= 2.81E-06 *α*ΔT*Ec*S³ 0.048
6.1. MOMEN SLAB
Faktor M Tumpuan
No Jenis Beban Daya Layan Keadaan Ultimit
Beban (KNm)
1 Berat Sendiri KMS 1 1.3 1.349
2 Beban Mati Tanbahan KMA 1 2 0.907
3 Beban Truk "T" KTT 1 2 36.551
4 beban Angin KEW 1 1.2 0.283
5 Pengaruh temperatur KET 1 1.2 0.010

6.2. Kombinasi-1
Faktor M Tumpuan M Lapangan Mu Tumpuan
No Jenis Beban
Beban (KNm) (KNm) (KNm)
1 Berat Sendiri 1.3 1.349 0.676 1.754
2 Beban Mati Tanbahan 2.0 0.907 0.471 1.815
3 Beban Truk "T" 2.0 36.551 32.924 73.102
4 beban Angin 1.0 0.283 0.255 0.283
5 Pengaruh temperatur 1.0 0.010 0.048 0.010
Total Momen Ultimit slab, Mu= 76.964

6.3. Kombinasi-2
Faktor M Tumpuan M Lapangan Mu Tumpuan
No Jenis Beban
Beban (KNm) (KNm) (KNm)
1 Berat Sendiri 1.3 1.349 0.676 1.754
2 Beban Mati Tanbahan 2.0 0.907 0.471 1.815
3 Beban Truk "T" 1.0 36.551 32.924 36.551
4 beban Angin 1.2 0.283 0.255 0.340
5 Pengaruh temperatur 1.2 0.010 0.048 0.012
Total Momen Ultimit slab, Mu= 40.471

7. PEMBESIAN SLAB
7.1. TULANGAN LENTUR NEGATIF
Momen Rencana Tumpuan: Mu = 76.964 KNm
Mutu Beton :K-300 Kuat Tekan Beton F'c = 24.9 MPa
Mutu Baja : U-39 Tegangan Leleh Baja Fy = 390 MPa
Tebal slab beton, h= 200 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 35 mm
Modulus elastisitas baja, Es Es = 200000
Faktor Bentuk distribusi tegangan beton β1 = 0.85
ρb = β1*0.85*f'c/fy*600/(600+fy) = 0.027957
Rmax =
mbebanan untuk Jembatan, Hal 24 PDF
KNm
KNm

KNm
KNm

KNm
KNm

KNm
KNm

KNm
KNm
M Lapangan
(KNm)
0.676
0.471
32.924
0.255
0.048

Mu Lapangan
(KNm)
0.878
0.941
65.848
0.255
0.048
67.970 Mu Ultimit Tumpuan = 76.964
Mu Ultimit Lapangan = 67.970

Mu Lapangan
(KNm)
0.878
0.941
32.924
0.306
0.058
35.107
Panjang bentang jembatan L= 20 m
Lebar Jalan (Jalur Lalu Lintas) B1= 9
Lebar Trotoar B2= 0.5 m
Lebar Total Jembtan B1+2*B2= 10.0 m
Jarak Antar Girder s= 1.8 m
Dimensi Girder : Lebar Girder b= 0.5 m
Tinggi Girder h= 1.2 m
Dimensi Diafragma : Lebar Diafragma bd= 0.3 m
Tinggi Diafragma hd= 0.5 m
Tebal Slab Lantai Jembatan ts= 0.2 m
Tebal Lapisan Aspal + Overlay ta= 0.1 m
Tinggi genangan air hujan th= 0.03 m
Tinggi bidang samping ha= 2.5 m
Jumlah Balok diafragma sepanjang L, nd= 6 bh
Jarak antar balok diafragma, sd= L/nd 3.33 m

B. BAHAN STRUKTUR
Mutu Beton K- 300
Kuat tekan beton f'c= 0,83*K/10 24.9 MPa
Modulus Elastic, Ec Ec= 4700*√f'c 23452.95291 MPa
Angka Poisson, υ υ= 0.2
Modulus Geser G=Ec/{2*(1+υ)} 9772.06 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton α= 1E-05 °C

Mutu Baja
Untuk Baja Tulangan dengan Ø > 12 mm : U- 39
Tegangan leleh baja Fy = U*10 = 390 MPa
Untuk Baja Tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U- 24
Tegangan leleh baja Fy = U*10 = 240 MPa

Spesific Gravity :
Berat beton bertulang, wc= 25 KN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c= 24 KN/m3
Berat aspal padat, wa= 22 KN/m3
Berat jenis air, ww= 9.8 KN/m3

C. ANALISIS BEBAN

1. Berat Sendiri (MS)


Faktor beban Ultimit Kms= 1.3
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada Girder dihitung sbb :

Panjang bentang girder, L= 20 m


Berat satu balok diafragma, Wd= bd*(hd-ts)*s*wc 4.05 KN
Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L, nd= 6 bh
Beban diafragma pada girder, Qd=Nd*wd/L 1.22 KN/m

Beban berat sendiri pada girder


Berat Beban
No. Jenis Lebar (m) Tebal (m) (KN/m3) (KN/m)
1 Pelat Lantai 1.8 0.2 25 9.0
2 Girder 0.5 1 25 12.5
3 Diafragma Qd= 1.22
QMS= 22.7

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS = 1/2*QMS*L 227.15 KN
MMS = 1/8*QMS*L² 1135.75 KNm

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)

Faktor beban ultimit : KMA= 1.3


Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan
mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu
memikul beban tambahan seperti :
1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari,
2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Panjang bentang Girder, L L= 20 m

Beban mati tambahan pada Girder


No. Jenis Lebar (m) Tebal (m) Berat Beban
(KN/m3) (KN/m)

Lap Aspal+Overlay
1 1.8 0.1 22 3.96
2 Air Hujan 1.8 0.05 10 0.9
QMA= 4.86

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA) :
VMA = 1/2*QMA*L = 48.6 KN
MMA = 1/8*QMA*L² = 243 KNm

4. BEBAN LALU-LINTAS
4.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)
Faktor Beban Ultimit : KTD = 1.8
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly
Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pd Gambar 1.
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pd panjang bentang L yg
dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0 KPa Untuk L ≤ 30
q = 8.0*(0.5+15/L) KPa Untuk L > 30

Gambar 1. Beban Lajur "D"

Gambar 2. Intensitas Uniformly Distributed Load (UDL)

Untuk panjang bentang L= 20 m q= 8.0


KEL mempunyai intensitas, p= 44
DLA = 0.4 Untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L-50) Untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 Untuk L ≥ 90 m
Gambar 3. Faktor beban dinamis (DLA)

Jarak antar girder s= 1.8


Untuk panjang bentang, L= 20 m maka DLA = 0.4

beban lajur pada girder QTD = q*s = 14.4


PTD = (1+DLA)*p*s = 110.88

Gaya geser dan momen yang terjadi pada T-Girder akibat beban lajur "D"
VTD = 1/2*(QTD*L+PTD) 199.44
MTD = 1/8*QTD*L²+1/4*PTD*L = 1274.4

4.2. BEBAN TRUK "T" (TT)

Faktor Beban Ultimit: KTT = 1.8


Beban hidup pada lantai embatan berupa beban roda ganda oleh truk (Beban T)
yang besarnya, T= 100
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.4
Beban truk "T" : PTT = (1+DLA)*T = 140

a= 5
b= 5

Panjang girder, L= 20
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban truk "T" :
VTT = [9/8*L-1/4*a+b]/L*PTT = 183.75
MTT = VTT*L/2-PTT*b = 1837.5

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yang memberikan
pengaruh terbesar terhadap T-Girder diantara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 183.75
Momen Maksimum akibat beban, D MTD = 1274.4

4. GAYA REM (TB)

Faktor beban ultimit : KTB = 1.8


Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1.8 m diatas lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB= 250 Untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB= 250+2.5*(Lt-80) Untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB= 500 Untuk Lt ≥ 180 m

Panang bentang girder, L= 20


Jumlah girder, n girder = 6
Gaya rem, HTB = 250
Jarak antar girder, s= 1.8
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m : TTB=HTB/n girder 41.67
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis

Gaya rem, TTB = 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q*s = 14.4
PTD = p*s = 79.2
TTB = 0.05*(QTD*L+PTD) = 18.36
TTB < 50 KN diambil gaya rem, TTB = 50

Lengan thd. Titik berat balok, y = 1.8+ta+h/2 = 2.5


Beban momen akibat gaya rem, M = TTB*y = 125
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M/L = 6.25
MTB = 1/2*M = 62.5

6. BEBAN ANGIN (EW)


Faktor beban ultimit : KEW = 1.2
Gaya angin tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)² KN/m² dengan, Cw = 1.2
kecepatan angin rencana, Vw = 35
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0.0012*CW*(VW)² = 1.764

Bidang vertikal yang ditiup angin meupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2 m diatas lantai jembatan. h= 2
jarak antara roda kendaraan x x= 1.75
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h/x*TEW 1.008

Panjang bentang girder, L= 20


Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) :
VEW = 1/2*QEW*L = 10.08
MEW = 1/8*EW*L² = 50.4

7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap
gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
ΔT = 20
Koefisien muai panjang untuk beton, α= 1E-05
Panjang bentang girder, L= 20
Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 15000
Temperatur movement, δ =α*ΔT*L = 0.004
Gaya akibat temperatur movement, FET = k*δ = 60
Tinggi girder, h= 1.2
Eksentrisitas, e e = h/2 0.6
Momen akibat pengaruh temperatur M = FET*e 36
Gaya geser dan momen pada girder akibat pengaruh temperatur (ET)
VET = M/L = 1.8
MET = M = 36

8. BEBAN GEMPA (EQ)

Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah minimal sebesar 0.1*g (g=percepatan gravitasi) atau dapat diambil 50%
koefisien gempa horisontal statik ekivalen

Koefisien beban gempa horisontal :


Kh = C*S

Kh = Koefisien beban gempa horisontal,


C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat
S = faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktalitas) dari struktur

waktu getar struktur dihitung dengan rumus :


T = 2*π*√[Wt/(g*Kp)]

Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = Kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan
satu satuan lendutan.
g = percepatan grafitasi bumi, g= 9.81

Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 22.7
Beban mati tambahan, QMA = 4.86
Panjang bentang, L= 20
Berat total, Wt = (QMS+QMA)*L = 551.5
Ukuran Girder, b= 0.5 m h= 1.2
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12*b*h³ 0.072
Modulus elastik beton, Ec = 23453
Ec= 23452953
Kekuatan lentur Girder, Kp = 48*Ec*I/L³ = 10131.6757
Waktu getar, T =2*π*√[Wt/(g*KP)] = 0.4678

Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium)


Lokasi wilayah gempa Wilayah = 3
Koefisien geser dasar, C= 0.18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton bertulang, maka
faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1.0*F
dengan, F = 1.25 - 0.025*n dan F harus diambil ≥ 1
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur
Untuk nilai, n = 1 maka: n= 1
F = 1.25-0.025*n = 1.225
Faktor tipe struktur, S = 1.0*F = 1.225
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0.2205
Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50%*Kh = 0.110
Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0.11

Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv*Wt = 60.665

Beban gempa vertika, QEQ = TEQ/L = 3.033


Gaya geser dan momen Gider akibat gempa vertikal (EQ) :
VEQ = 1/2*QEQ*L = 30.333
MEQ = 1/8*QEQ*L² = 151.663

9. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE

Faktor
No. Jenis Beban Beban Komb-1 Komb-2 Komb-3
1 Berat sendiri (MS) 1.3 √ √ √
2 Beban mati tambahaan (MA) 2 √ √ √
3 beban Lajur "D" (TD) 2 √ √ √
4 Gaya rem (TB) 2 √ √
5 Beban Angin (EW) 1.2 √
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.2 √
7 beban Gempa (EQ) 1 √

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


Faktor M (KNm) Mu (KNm) Mu (KNm) Mu (KNm)
No. Jenis Beban Beban
1 Berat Sendiri (MS) 1.3 1135.75 1476.475 1476.475 1476.475
2 beban mati tambahan (MA) 2 243 486 486 486
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2 1274.4 2548.8 2548.8 2548.8
4 Gaya Rem (TB) 2 62.5 125 125
5 Beban Angin (EW) 1.2 50.4 60.48
6 Pengaruh temperatur (ET) 1.2 36 43.2
7 Beban Gempa (EQ) 1 151.663 151.6625
4696.755 4679.475 4662.9375

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


Faktor V (KN) V (KN) Vu (KN) Vu (KN)
No. Jenis Beban Beban
1 Berat Sendiri (MS) 1.3 227.15 295.295 295.295 295.295
2 Beban mati tambahan (MA) 2 48.6 97.2 97.2 97.2
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2 199.44 398.88 398.88 398.88
4 Gaya rem (TB) 2 6.25 12.5 12.5
5 Beban Angin (EW) 1.2 10.08 12.096 12.096
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.2 1.8 2.16
7 Beban Gempa (EQ) 1 30.333 30.3325
815.971 806.035 833.8035

momen ultimate rencana girder Mu = 4696.755 KNm


Gaya geser ultimate rencana girder Vu = 833.8035 KN
Note:
Gambar Balok diganti Balok T
RSNI-Standar Pembebanan Jembatan, Hal 25 PDF,
Tabel 4 - Faktor beban untuk beban mati tambahan

RSNI-Standar Pembebanan Jembatan, Hal 50 PDF,


Tabel 12 - Faktor beban untuk beban lajur "D"
Kpa
KN/m
m

KN/m
KN

KN
KNm

KN

KN

m
m

m
KN
KNm

KN
KNm

m
bh
KN
m
KN

KN/m
KN
KN
KN

m
KNm

KN
KNm
m/det

KN/m²

m
m

KN/m

KN
KNm

°C
°C
m
KN/m
m
KN
m
m
KNm

KN
KNm

m/det²
KN/m
KN/m
m
KN
m
m4
MPa
Kpa
KN/m
detik

> 0.10

KN

KN/m

KN
KNm

Anda mungkin juga menyukai