Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

RESUME MATERI MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU

Roy Fachraby Ginting, SH.,M.Kn

DISUSUN OLEH

Nama : Glorya Eva Widya Br Situmeang

NIM : 192407038

Kelas : STATB 2019

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga tugas “makalah” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang bersangkutan yang
telah membimbing saya dalam penyelesaian tugas ini.

Saya menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata,semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

BAB I PEMBUKAAN................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5

A. Pengantar Pendidikan Pancasila......................................................................5

B. Sejarah Peradaban Bangsa Indonesia..............................................................9

C. Pancasila Sebagai Ideologi, Dasar dan Sistem Filsafat Bangsa dan Negara 15

D. Pancasila Sebagai Etika dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia…………21

E Identitas Nasional…...………………………………………………………26

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................31

A. KESIMPULAN.............................................................................................32

B. SARAN.........................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................34

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................................35

3
BAB I PEMBUKAAN

A. Latar Belakang

Diawali dengan latar belakang pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan,


kebijakan nasional pembangunan bangsa dan karakter; landasan hukum
pendidikan pancasila; kerangka konseptual pendidikan pancasila; visi dan misi;
tujuan pendidikan pancasila; desain mata kuliah; kompetensi inti dan kompetesi
dasar. Pada bagian pengantar ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep,
hakikat, dan perjalanan pendidikan pancasila di Indonesia. Selain itu, kebijakan
penyelenggaraan pendidikan pancasila di perguruan tinggi tidak serta merta
diimplementasikan, baik diperguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi
swasta. Keadaan tersebut terjadi karena dasar hukum yang mengatur berlakunya
pendidikan pancasila diperguruan tinggi selalu mengalami perubahan dan
persepsi pengembang kurikulum di perguruan tinggi berganti-ganti. Lahirnya
ketentuan dalam pasal 35 ayat (5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan perguruan tinggi wajib memuat mata
kuliah Pendidikan Pancasila yang menunjukan nilai-nilai pancasila dari anak-
anak bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pendidikan pancasila?
2. Bagaimana sejarah peradaban pancasila?
3. Bagaimana sejarah lahirnya pancasila?
4. Pengertian ideologi pancasila?
5. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi, dasar dan sistem
filsafat bangsa dan negara?
6. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebgai pandangan hidup bangsa
indonesia?
7. Pengertian identitas nasional?
8. Apa tujuan dan manfaat identitas nasion

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengantar Pendidikan Pancasila

Pengertian Pendidikan Pancasila

Lahirnya ketentuan dalam Pasal 35 ayat (5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun


2012 yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata
kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan
bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa Negara berkehendak agar pendidikan
Pancasila dilaksanakan dan wajib dimuat dalam kurikulum peguruan tinggi sebagai
mata kuliah yang berdiri sendiri. Dengan demikian, mata kuliah pendidikan
Pancasila ini dapat lebih fokus dalam membina pemahaman dan penghayatan
mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia. Artinya, pendidikan Pancasila
diharapkan menjadi ruh dalam membentuk jati diri mahasiswa dalam
mengembangkan jiwa profesionalitas mereka sesuai dengan bidang studi masing-
masing. Selain itu, dengan mengacu kepada ketentuan pasal 2 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012, sistem pendidikan tinggi di Indonesia harus berdasarkan
Pancasila. Implikasinya, sistem pendidikan tinggi di Indonesia harus terus
mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai segi kebijakannya dan
menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila secara sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab.

Mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi: bersyukur atas karunia


kemerdekaan dan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia; menunjukkan sikap
positif terhadap pentingnya pendidikan Pancasila; menjelaskan tujuan dan fungsi
pendidikan Pancasila sebagai komponen mata kuliah wajib umum pada program
diploma dan sarjana; menalar dan menyusun argumentasi pentingnya pendidikan
Pancasila sebagai komponen mata kuliah wajib umum dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon pemegang
tongkat estafet kepemimpinan bangsa untuk berbagai bidang dan tingkatan, yaitu
agar tidak terpengaruh oleh paham-paham asing yang negatif.

5
Mata kuliah pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan
keahlian, sesuai dengan program studinya masing-masing. Dengan demikian,
mahasiswa mampu memberikan kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Hal ini berarti
mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan
skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa
profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing, serta dengan
menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga
menjadi warga negara yang baik (good citizenship)

Pendidikan pancasila adalah pendidikan mengenai Pancasila yang


merupakan dasar negara Indonesia dengan tujuan menanamkan nilai-nilai
luhur pada generasi muda Indonesia sehingga memiliki karakter/watak Pancasila di
dalam dirinya.

Pendidikan Pancasila ini diwujudkan secara nyata dengan memasukkan mata


pelajaran PKN atau PPKn dalam kurikulum sekolah (tepatnya dalam program wajib
belajar 9 tahun). PKN/PPKN sendiri bisa kita jumpai di tingkat Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas. Pendidikan mengenai
Pancasila juga bisa dijumpai di bangku perkuliahan dan umumnya menjadi mata
kuliah yang harus dilewati mahasiwa baru di awal perkuliahan.

Pendidikan mengenai Pancasila ini memang perlu dilaksanakan mengingat peran


dan kedudukan Pancasila yang sangat vital bagi masyarakat Indonesia. Pancasila
sendiri adalah dasar Indonesia di mana di dalamnya terkandung nilai luhur yang
wajib menjadi acuan/landasan dalam berpikir dan berprilaku dalam lingkungan
sosial sehari-hari pun juga dalam lingkungan berbangsa dan bernegara.

Dasar Hukum

Dasar-dasar yang dimaksud yakni dasar filosofis, sosiologis, dan dasar yuridis.

6
Gerakan untuk merevitalisasi Pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala
yang menggembirakan. Forum-forum ilmiah di berbagai tempat telah
diselenggarakan baik oleh masyarakat umum maupun kalangan akademisi. Tidak
terkecuali lembaga negara yaitu MPR mencanangkan empat pilar berbangsa yang
salah satunya adalah Pancasila. Memang ada perdebatan tentang istilah pilar
tersebut, karena selama ini dipahami bahwa Pancasila adalah dasar negara, namun
semangat untuk menumbuhkembangkan lagi Pancasila perlu disambut dengan baik.

Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan


Tinggi yang telah disahkan, secara eksplisit juga menyebutkan bahwa terkait dengan
kurikulum nasional setiap perguruan tinggi wajib menyelenggarakan mata kuliah
Pancasila, Kewarganegaraan, Agama dan Bahasa Indonesia.

Sehingga landasan Hukum pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini


meliputi ;

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;.

4. Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi


Mental;

5. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun


2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

Maksud Dan Tujuan

Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dipahami dengan


menelaah dasar-dasar pendidikan Pancasila sebagai bagian yang tidak terpisah
dalam konsep pendukung pencapaian dalam penyelenggaraan pendidikan Pancasila
di perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

7
Pancasila adalah dasar filsafah negara indonesia, sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia harus
mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkan dalam segala bidang
kehidupan. Pancasila merupakan warisan luar biasa dari pendiri bangsa yang
mengacu kepada nilai-nilai luhur. Nilai nilai luhur yang menjadi panutan hidup
tersebut telah hilang otoritasnya, sehingga manusia menjadi bingung. Kebingungan
tersebut dapat menimbulkan krisis baik itu krisis moneter yang berdampak pada
bidang politik, sekaligus krisis moral pada sikap perilaku manusia.

Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Dengan penyelenggaraan


Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, diharapkan dapat tercipta wahana
pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara akademik mengkaji, menganalisis,
dan memecahkan masalah-masalah pembangunan bangsa dan negara dalam
perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik
Indonesia.

Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan untuk


mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional yang ada
merupakan rangkaian konsep, program, tata cara, dan usaha untuk mewujudkan
tujuan nasional yang diamanatkan Undang -Undang Dasar Tahun 1945, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila
di Perguruan Tinggi pun merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Penjabaran secara spesifik sehubungan dengan tujuan penyelenggaraan


Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:

1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa


melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945.

8
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

B. Sejarah Peradaban Bangsa Indonesia

Sejarah Bangsa Indonesia

Secara singkat, Indonesia dijajah dimulai dari Portugis saat pertama tiba di
Malaka pada tahun 1509. Di saat itu Portugis menguasai Malaka berhasil pada 10
Agustus 1511 dalam pimpinan Alfonso de Alburquerque. Setelah menguasai area
Malaka penjelajahan Portugis yang ingin menguasai Indonesia ke Ternate dan Madura.
Untuk bangsa Indonesia melakukan berbagai perlawanan terhadap Portugis. Salah satu
perlawanan yang menonjol adalah dari Fatahillah berasal dari Demak dan berhasil
merebut Sunda Kelapa dari Portugis. Sebelum Indonesia merdeka secara singkatnya
pada saat masa penjajahan portugis beakhir pada tahun 1602 setelah Indonesia di
masuki oleh Belanda. Belanda masuk Indonesia, Banten dalam pimpinan Cornelis de
Houtman. Pada saat itu Belanda berkeinginan membentuk VOC yang menguasai
rempah-rempahan Indonesia pada tahun 1602. Karena pasar dikuasai oleh tionghoa dan
inggris kantor VOC berpindah ke Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan sendiri VOC
mengalami dapat perlawanan menjadi dari Sultan Hasanudin. Berbagai perjanjian dibuat
yang salah satunya adalah perjanjian Bongaya. Akan tetapi Sultan Hasanudin pun
melanggar perjanjiannya dengan Belanda. Setelah itu mereka berpindah-pindah tempat
sampai Yogyakarta. Di Yogyakarta, VOC menandatangai Perjanjian Giyanti yang
isinya “Belanda mengakui mengkubumi sebagai Sultan Hamengku Buwono yang
pertama”.
Perjanjian ini nembuat pecah kerajaan Mataram yang sampai sekarang menjadi
Kasultanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Maka dari itu VOC di bubarkan pada
1 Januari 1800 setelah Belanda kalah dari Perancis. Pada masa itu, usai VOC

9
dibubarkan, penjajahan Belanda tidak berhenti sampai situ saja. Belanda sendiri
menunjuk Herman  William Daendels sebagai gubernur jendral Hindia-Belanda. Pada
masanya, masyarakat Indonesia di paksa untuk bekerja membuat jalan dari Anyer-
Panarukan. Masa ia juga tidak lama, ia digantikan oleh Johannes van den Bosch. Ia
menerapkan sistem tanam paksa. Sistem tanam paksa ini tiap desa diharuskan
menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor khususnya tebu, nila
dan kopi. Hasil nya akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah di
pastikan sebelumnya sebanyak 20% dan hasil panen di serahkan kepada pemerintah
kolonial. Belanda menguasai Indonesia selama 350 tahun, pemerintahan Belanda di
Indonesia digantikan oleh Jepang. Pada saat Belanda menyerang, mereka menyerah
tanpa syarat kepada Jepang dengan melakukan perjanjian Kalijati pada tanggal 8 Maret
1942. Masa pendudukan Jepang ini selama 3,5 tahun dengan rentan waktu pada tahun
1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada saat Indonesia yang akan bangkit dari penjajahan yang terus menerus di
Indonesia. Dari Jepang sendiri selama memerintah membentuk beberapa organisasi.
Organisasi yang dibuat Jepang salah satunya adalah PETA ( Pembela Tanah Air),
PUTERA, Heiho (tentara pembantu) dan lain-lain. Pemerintahan Jepang di Indonesia
berakhir setelah Jepang kalah dari tentara sekutu pada saat Perang Dunia II. Dua kota di
Jepang Hirosima dan Nagasaki di bom oleh tentara sekutu. Setelah mendengar adanya
kekalahan Jepang, dibentuklah sebuah badan yakni BPUPKI atau Dokuritsu Junbi
Cosakai yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat. Nama BPUPKI atau menjadi
PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkahi untuk lebih mengesakan keinginan Indonesia
merdeka. Soekarno-Hatta selaku pemimpin PPKI dan Dr. Radjiman Widyodiningrat
selaku mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal
Teauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jeapng sedang diambang kekalahan dan
akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun pada tanggal 10 Agustus
1945, Sutan Syahrir telah mendengar kekalahan Jepang melalui radio republik
Indonesia (RRI). Para pejuang bawah tanah siap-siap untuk memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak kemerdekaan RI sebagai hadiah dari Jepang. Saat
Soekarno-hatta dan Radjiman pulang ke Indonesia, sutan syahir mendesak agar cepat
dilakukan proklamasi kemerdekaan. Soekarno belum yakin Jepang telah menyerah, dan

10
Hatta menjelaskan bahwa syahrir tidak berhak memproklamasikan karena akan menjadi
bagian penting hak PPKI.
Setelah mendengar kekalahan Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan
muda mendesak agar golongan tua cepat melakukan proklamasi kemerdekaan. Namun,
golongan tua tidak ingin terburu-buru, mereka tidak mau pertumpahan darah di
Indonesia terjadi. Soekarno-Hatta dan Achmad Soebardjo mendatangi rumah
Laksamana Maeda membicarakan tentang kemerdekaan RI. Pagi hari sekitar jam 10
pagi tepat pada 16 Agustus 1945 Soekarno tidak muncul jadi tidak bisa di laksanakan
proklamasi. Peserta rapat sendiri tidak tahu atas terjadinya peristiwa yang menimpa
mereka yaitu peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan terhadap Soekarno
dan Hatta oleh golongan muda untuk mempercepat pelaksanaan proklamasi. Setelah
kembali ke Jakarta sepulangnya dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta menyusun
teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda yang dibantu oleh Achmad Soebardjo dan
disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro dan Sajuti Melik.
Setelah konsep selesai, Sayuti Melik mengetik naskah tersebut. Teks tersebut
akhirnya di bacakan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. Pada awalnya
pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan
keamanan dipindahkan ke Jalan Pegangsaan Timur 56, kediaman Soekarno.Tanggal 18
Agustus 1945, anggota PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar
negara Republik Indonesia yang masyarakat kenal sebagai UUD 45. Lalu terbentuklah
pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia berbentuk Republik (NKRI) dengan
kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat atau MPR. Setelah itu Soekarno dan M. Hatta terpilih sebagai Presiden dan
wakil Presiden Indonesia yang pertama kalinya. Di usul dari Oto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI. Indonesia memiliki wilayah yang bisa di bilang luas, transportasi
dan komunikasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Larangan dan hambatan untuk
menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia merupakan faktor
yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di berbagai daerah.
Penyebaran proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dilakukan secara cepat dan
menyebar secara luas. Pada saat itu juga teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala
Bagian Radio dari Kantor Domei atau Kantor Berita ANTARA. Baru dua kali F. Wuz

11
menyiarkan, tiba-tiba masuk orang Jepang ke ruangan radio tersebut pada saat di
umumkan dan marah karena telah mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar.
Akibat penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk harus
ralat berita dan menyatakan sebagai adanya kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945
pemancar tersebut disegel Jepang para pegawainya pun di larang masuk. Namun
sekalipun pemancar pada kantor Doimei disegel, para pemuda bersama Jusuf
Ronodipuro yaitu seorang pembaca berita di Radio Domei membuat pemancar baru
dengan bantuan teknisi radio. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31. Dari
sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan secara luas. Selain lewat
radio, yang di lakukan para pemuda dalam menyebarkan berita proklamasi juga
dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh koran harian di Jawa
yang penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan
dan UUD 1945. Koran yang pertama kali memuat berita proklamasi adalah Harian
Suara Asia yang berada di Surabaya. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan
kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada
dinding tembok, dengan tulisan dalam bahasa Indonesia adalah Hormatilah Konstitusi
kami tanggal 17 Agustus. Usaha tersebut tidak sia-sia pada akhirnya berita Proklamasi
kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia dan sampai
keluar negeri. Selain melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan oleh para
utusan daerah secara langsung pelosok negri yang menghadiri sidang PPKI

Sejarah Lahirnya Pancasila

Proses Lahirnya Pancasila

Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam
sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia:"Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan") pada tanggal 1 Juni 1945.Dalam pidato inilah konsep dan
rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar
negara Indonesia Merdeka.

12
Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul
dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPK Dr.
Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang
kemudian dibukukan oleh BPUPK tersebut.

Sejak tahun 2017, hari tersebut resmi menjadi hari libur nasional.Menjelang
kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan
Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan
membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: "Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan" atau BPUPKI, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan
tambahan "Indonesia").Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal
29 Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945).Rapat dibuka pada tanggal 28
Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema
dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan
Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.

Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedungVolksraad (bahasa


Indonesia: "Perwakilan Rakyat").Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang,
pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan
gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya
"Pancasila".Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu
diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai.

Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk


merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato
Bung Karno tersebut.Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno,
Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar
Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin)
yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara
berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan
menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.

13
Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila
hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan
dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah
sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
BPUPKI.Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato tersebut, yang untuk
pertama kali terbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman
Wedyodiningrat menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila”.

”Bila kita pelajari dan selidiki sungguh-sungguh “Lahirnya Pancasila” ini, akan
ternyata bahwa ini adalah suatu Demokratisch Beginsel, suatu Beginsel yang
menjadi dasar Negara kita, yang menjadi Rechtsideologie Negara kita.Suatu
Beginsel yang telah meresap dan berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno dan yang
telah keluar dari jiwanya secara spontan, meskipun sidang ada dibawah penilikan
yang keras dari Pemerintah Balatentara Jepang.Memang jiwa yang berhasrat
merdeka, tak mungkin dikekang-kekang ! Selama Fascisme Jepang berkuasa
dinegeri kita, Demokratisch Idee tersebut tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno,
selalu dipegangnya teguh-teguh dan senantiasa dicarikannya jalan untuk
mewujudkannya.

Mudah-mudahan ”Lahirnya Pancasila” ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa


dan bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan
Kemerdekaan Negara.”

Kutipan Pidato Soekarno 1 Juni 1945

"Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia merdeka dengan


bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip ketuhanan! Bukan saja bangsa
Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan
Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih.
Yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW.Orang Budha
menjalankan ibadahnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita
semuanya bertuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap
orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa.

14
Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni tiada egoisme
agama. Dan hendaknya Negara Indonesia satu negara yang berTuhan! Marilah kita
amalkan, jalankan agama, baik Islam, maupun Kristen dengan cara berkeadaban.
Apakah cara berkeadaban itu? Ialah hormat menghormati satu sama lain."

C. Pancasila Sebagai Ideologi, Dasar dan Sistem Filsafat Bangsa dan


Negara

1. Pengertian Ideologi Pancasila


 Ideologi Pancasila adalah pandangan atau nilai-nilai luhur budaya dan religius yang
digunakan bangsa Indonesia. Hal itu berarti setiap nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ideologi merupakan gabungan dari bahasa Yunani 'ideos' dan 'logos' yang berarti tujuan,
cita-cita, sudut pandang, pemikiran, dan pengetahuan. Ideologi merupakan seperangkat
ide atau keyakinan yang menentukan cara pandang seseorang untuk mencapai tujuan
dengan berdasar kepada pengetahuan.

Sementara, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu
'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip atau asas.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan, ideologi pancasila merupakan kumpulan nilai


dan norma yang menjadi landasan keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan
dengan berdasar kepada lima sila dalam pancasila.

Jadi, selain bunyi kelima sila pancasila yang harus kita hafal dan pahami, penting juga
untuk mengetahui mengenai ideologi pancasila. Dengan begitu, kecintaan terhadap
negara ini akan makin bertambah.

Makna Ideologi Pancasila


Pancasila tak hanya berkedudukan sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai ideologi
nasional bangsa Indonesia.

Pancasila ialah sebagai ideologi yang mempunyai makna sebagai berikut:

15
1. Nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila itu menjadi cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara.

2. Nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila ini merupakan nilai yang disepakati
secara bersama, oleh karena itu menjadi satu di antara sarana di dalam pemersatu
(integrasi) masyarakat Indonesia.

Fungsi Ideologi Pancasila

1. Sarana pemersatu bangsa Indonesia, memperkukuh, dan memelihara kesatuan dan


persatuan.

2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan.

3. Memberikan motivasi untuk menjaga dan memajukan jati diri bangsa Indonesia.

4. Menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan negara.

5. Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme.

6. Menunjukkan jalan serta mengawasi dalam upaya mewujudkan cita-cita yang


terkandung dalam Pancasila.

Tujuan Ideologi Pancasila

 Menghendaki seluruh rakyat Indonesia untuk memiliki sikap religius, memeluk


agama sesuai dengan keyakinan, dan taat kepada Tuhan.
 Menanamkan dan menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan menghormati
HAM (Hak Asasi Manusia).

 Menciptakan bangsa yang nasionalis dan menanamkan rasa cinta tanah air
kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

 Menciptakan bangsa yang demokrasi, yaitu mendahulukan kepentingan umum


untuk kesejahteraan bersama.

 Menciptakan bangsa yang adil, baik secara sosial maupun ekonomi, sehingga
seluruh rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan usaha tanpa membeda-bedakan.

16
Dimensi Ideologi Pancasila

1. Dimensi Idealisme

Dimensi Idealisme adalah suatu dimensi ideologi Pancasila yang terkandung di


dalam landasan dasar negara sehingga dimensi ideologi ini memberikan harapan
bagi kehidupan masyarakat bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

2. Dimensi Realita

Dimensi realita adalah suatu nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi


Pancasila untuk dilaksanakan dan diamalkan dalam kehidupan nyata. Dimensi
realita ini menuntut setiap orang untuk berperilaku sesuai dengan landasan negara,
yakni Pancasila dalam kehidupan masyarakat.

3. Dimensi Fleksibilitas

Dimensi Fleksibilitas adalah suatu kemampuan dari ideologi tersebut untuk


menyesuaikan diri dan memengaruhi dengan perkembangan kehidupan sosial di
Indonesia.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap,
maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang
menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara.
Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan,
rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara.5 Pancasila sebagai dasar
Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus
berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh
atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep pancasila
sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir
sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan pancasila
sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag bagi Negara
Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota

17
sidang. Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan
sebagai berikut:

1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.

2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.

3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.

4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan

5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah


maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.

Pancasila sebagai ideology juga mengandung system nilai yang bersifat menyuruh.
Pancasila merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik berdasarkan realita
kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, masyarakat
harus lebih dahulu memahami dasar falsafah dan ideologi negara itu, yang
selanjutnyaakan mendorong perilaku warga negara, rakyat maupun penyelenggara
negara dalam suasana realitas. Pancasila juga merupakan ideology terbuka. Artinya,
yang dikandung oleh sila-sila pancasila hanyalah terbatas pada nilai-nilai dasar dan
prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar dan pandangan
hidup bernegara.

Dalam prinsipnya, Pancasila sebagai filsafat merupakan perluasan manfaat dari yang
bermula sebagai dasar dan ideologi, merambah hingga produk filsafat.

Pengertian Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat


negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia.

Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Soekarno, Pancasila merupakan filsafat asli


Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India
( hindu-budha ), Barat ( Kristen ) dan Arab ( Islam ).

18
Beliau berpendapat bahwa ( ketuhanan ) ialah asli berasal dari Indonesia ( keadilan
sosial ) terinpirasi dari konsep ratu adil.

Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian


ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang


memiliki fungsi tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan.
Filsafat adalah upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun
peradaban manusia. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bernegara
Indonesia.

Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk dicari
landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang berkembang.
Maka dari itu Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan
pembangunan nasional. 

Kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya mempelajari betul apa makna
landasan filosofi Pancasila dan juga mengkritisi prinsip-prinsip kehidupan kita
dengan melihat Pancasila, bukan ketika ada prinsip hidup kita yang berlawanan
dengan Pancasila kita malah ingin mengganti ideologi Pancasila tersebut.

Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis,


dan Aksiologis. Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling
mendalam dan paling umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat dasar
pengetahuan. Aksiologis adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai.

Landasan Ontologis Pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila Pancasila


sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W. Littlejohn dan Karen
A. Foss, ontology bergadapan dengan sifat makhluk hidup, dimana ada 3
mainstream utama yaitu determinisme, pragmatism, dan kompromisme. Pancasila
sebagai dasar filosofis negara Indonesia sebagai Ontologis, pada sila ke:

1. Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain.


2. Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama.

19
3. Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia)
4. Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk
menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas.
5. Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara social)

Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari


pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui pandangan
komprehensif kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

Menurut Littlejohn dan Foss, pengetahuan muncul melalui rasionalisme dan atau
empirisme, yang memiliki 2 tingkatan yaitu pengetahuan mutlak dan pengetahuan
relative.

Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), Filosofi Pancasila pada sila ke:

1. Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia.


2. Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad.
3. Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu domba Belanda melaluit politik
Devide et Impera.
4. Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bermusyawarah
mufakat.
5. Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bergotong royong.

Landasan Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas,
musyawarah, dan keadilan. 

Pancasila merupakan sumber nilai untuk memahami hidup berbangsa dan


bernegara secara utuh. Nilai-nilai dari Pancasila berdasarkan filosofinya yaitu sila
ke:

1. Kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.


2. Martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
3. Solidaritas dan kesetiakawanan.

20
4. Demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
5. Kepedulian dan gotong royong.

D. Pancasila Sebagai Etika dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

1. Pancasila Sebagai Etika

Etika merupakan  hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan


berbangsa dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu
menjalankan kehidupan bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang
mempunyai  perilaku yang  baik, kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian ini, etika sama
maknanya dengan moral.

Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam


realita sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun
sebenarnya juga nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun dan
kapan pun. Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia.

Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai
ajaran moral (Suseno, 1987). 

Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh
karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu

21
kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar
yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,


persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku
manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia sebagai
sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan
demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan
kekuasaan) dapat diminimalkan.

Nilai-nilai Etika dalam Pancasila

Etika membantu manusia menunjukkan nilai-nilai untuk membulatkan hati


dalam mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan
mengapa perlu dilakukan. Pancasila adalah etika bagi bangsa Indonesia dalam
bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai etika yang terkandung dalam Pancasila
tertuang dalam berbagai tatanan berikut ini:

1. Tatanan bermasyarakat, nilai-nilai dasarnya seperti tidak boleh ada eksploitasi


sesame manusia, berperikemanusiaan dan berkeadilan sosisal.
2. Tatanan bernegara, dengan nilai dasar merdeka, berdaulat,bersatu, adil dan
makmur.

3. Tatanan kerjasama antar negara atau tatanan luar negeri, dengan nilai tertib
dunia, kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

4. Tatanan pemerintah daerah, dengan nilai permusyawaratan mengakui asal usul


keistimewaan daerah.

5. Tatana hidup beragama, kebebasan beribadah sesuai dengan agamanya masing-


masing

6. Tatanan bela negara, hak dan kewajiban warga negara untuk membela negara

22
7. Tatanan pendidikan,mencerdaskan kehidupan bangsa

8. Tatanan berserikat,berkumpul dan menyatakan pendapat

9. Tatanan hokum dan keikutsertaan dalam pemerintahan

10. Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran masyarakat

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang bersifat kodrat dengan


tingkatannya yang berbeda-beda untuk menentukan masa depan seseorang. Arti
pandangan hidup itu sendiri adalah pemikiran atau pendapat yang dijadikan
pedoman, pegangan atau sebagai arahan yang mencerminkan citra diri seseorang,
karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita dan aspirasinya. Pandangan
hidup memiliki fungsi sebagai acuan untuk menata hubungan manusia dengan
sesamanya, lingkungannya dan dengan Tuhan. pandangan hidup masyarakat
berproses secara dinamis sehingga menghasilkan pandangan hidup bangsa.
Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan, petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya. Klasifikasi pandangan hidup berdasarkan asalnya ada beberapa macam,
yaitu:

1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan yang mutlak
kebenarannya. 2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norma yang ada.

3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan yang relative kebenarannya

Pandangan hidup bangsa merupakan nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
diyakini kebenarannya sehingga menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya.
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia dinilai sangat penting bagi masyarakat Indonesia sendiri

23
karena Pancasila dijadikan petunjuk atau pedoman hidup bagi masyarakat Indonesia
dalam segala kegiatan manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dalam
perjuangan untuk mencapai kehidupan yang sempurna memerlukan nilai-nilai luhur
yang dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur merupakan
suatu tolak ukur yang berkenaan dengan hal-hal yang sifatnya mendasar dalam
hidup manusia, seperti cita-cita yang hendak dicapai.

Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah
suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup
berfungsi sebagai kerangka acuan untuk menata kehidupan diri pribadi, antar
manusia lainnya, serta alam sekitarnya. Sebagai makhluk sosial manusia tak dapat
hidup sendiri dan memerlukan bantuan oranglain. Manusia hidup sebagai bagian
dari lingkungan sosial yang lebih luas secara berturut-turut dari lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan bangsa dan lingkungan negara yang
merupakan lembaga-lembaga masyarakat yang utama yang dapat mewujudkan
pandangan hidupnya. dengan demikian dalam kehidupan bersama dalam suatu
negara membutuhkan suatu tekad kebersamaan, cita-cita yang ingin dicapainya
bersumber pada pandangan hidupnya. Dalam proses perumusan pandangan hidup
masyarakat dituangkan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan
hidup bangsa dituangkan menjadi pandangan hidup Negara.

Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideology Negara. Dalam


kehidupan modern antara pandangan hidup masyarakat dengan pandangan hidup
bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbale balik. Pandangan hidup bangsa
diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat serta tercermin dalam
sikap hidup pribadi warganya. Dalam negara Pancasila pandangan hidup masyarakat
tercermin dalam kehidupan negara yaitu pemerintah terikat oleh kewajiban
konstitusional, yaitu kewajiban pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-
cita moral rakyat yang luhur. Transformasi pandangan hidup masyarakat menjadi
pandangan hidup bangsa dan akhirnya menjadi dasar negara juga terjadi pada
pandangan hidup pancasila. Sebelum pancasila dirumuskan menjadi dasar Negara
dan ideology negara, nilai-nilainya sudah terdapat dalam bangsa Indonesia dalam

24
adat istiadat, dalam budaya serta dalam agama sebagai pandangan hidup masyarakat
Indonesia. Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan
hidup bersama yang bersumber pada akar budaya dan nilai-nilai religi. Dengan suatu
pandangan hidup yang diyakininya bangsa Indonesia akan mampu memandang dan
memecahkan segala persoalan yang dihadapinya dalam segala aspek seperti masalah
politik, sosial budaya, ekonomi, hukum, hankam dan persoalan lainnya. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung didalamnya konsepsi dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Oleh karena Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia maka pandangan hidup tersebut dijunjung tinggi oleh
warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan
hidup masyarakat.

Dengan demikian, pandangan hidup pancasila bagi bangsa Indonesia yang


Bhinneka Tunggal Ika tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga
tidak boleh mematikan keanekaragaman. Sebagai intisari dari nilai budaya
masyarakat Indonesia, maka pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang
memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku luhur
dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah sebagai pedoman
bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku sehari-hari.
Pancasila sebagai pandangan hidup menjadi landasan moral kepedulian manusia
sepanjang masa.

Pancasila pada hakikatnya adalah nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan, dan
nilai religi yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Karena berasal
dari pandangan hidup masyarakat, Pancasila merupakan kepribadian bangsa dan sebagai
sumber hukum negara.

Pandangan hidup bangsa merupakan nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa yang diyakini
kebenarannya sehingga menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya. Pandangan hidup
bangsa Indonesia adalah Pancasila, yang sering disebut juga sebagai way of life,
pegangan hidup, pedoman hidup, atau pandangan dunia.

25
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dinilai sangat penting bagi
masyarakat Indonesia sendiri karena Pancasila dijadikan petunjuk atau pedoman hidup
bagi masyarakat Indonesia dalam segala kegiatan manusia. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang sempurna
memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup.

Sikap Positif Terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah sikap adalah tindakan yang didasari
dari pikiran, perasaan yang menjiwai Pancasila sebagai ideologi persatuan. Sikap ini,
diterapkan di keluarga, sekolah, masyarakat hingga pergaulan internasional dengan
warga negara lainnya.

Pancasila dalam kehidupan berbangsa sehari-hari, berfungsi dan berperan sebagai dasar
negara sekaligus menjadi ideologi persatuan bangsa. Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan yang meliputi bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

E. Identitas Nasional

1. Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional merupakan suatu penanda atau jati diri suatu bangsa yang
dapat membedakan ciri khasnya dengan bangsa lain, karena ciri khas suatu bangsa
terletak pada konsep bangsa itu sendiri. Secara etimologis, istilah identitas nasional
berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Identitas bersal dari kata identity yang
artinya memiliki tanda, ciri atau jati diri yang melekat pada suatu individu,
kelompok atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan nasional
berasal dari ka nation yang artinya bangsa.

26
Pengertian bangsa menurut sosiologis antropologis yaitu persekutuan hidup
yang berdiri sendiri dan merasa kesatuan agama, bahasa, ras dan adat istiadat.
sedangkan bangsa dalam pengertian politik ialah masyarakat yang tinggal dalam
suatu daerah dan tunduk terhadap kedaulatan negaranya. Dengan demikian nasional
merujuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, fisik, citacita
dan tujuan. Maka dapat disimpulkan bahwa, identitas nasional adalah suatu
kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif
yang diberi sebutan nasional. Berdasarkan pengertian tersebut setiap bangsa di dunia
pasti memiliki identitas tersendiri yang sesuai dengan karakter, ciri khas dari bangsa
tersebut.

Karakteristik Identitas Nasional Identitas

setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara alami akan berakulturasi
dan membentuk ciri khas dalam norma kehidupan. Dalam antropologi identitas
merupakan suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri,
golongan, komunitas dan negara sendiri. Identitas meliputi nilai, norma dan simbol
ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun solidaritas dan kohesivitas sosial
untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi simbol ekspresi tindakan pada masa
lalu, sekarang dan mendatang. Nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi
diri bangsa, maka identitas nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk
bangsa, yaitu berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional,
wilayah nusantara dan ideologi pancasila. Jati diri bangsa merupakan totalitas
penampilan bangsa yang utuh dengan muatan dari masyarakat sehingga dapat
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Mengukuhkan jati diri bangsa
merupakan usaha yang sangat dibutuhkan karena sebagai akar dalam keutuhan
hidup berbangsa dan bernegara

Bentuk Identitas Nasional Indonesia

Secara lebih rinci beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:

27
a) Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan. Bahasa Indonesia
berawal dari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan yang
kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa
Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus
sebagai identitas nasional Indonesia.

b) Sang Merah Putih sebagai bendera negara. Warna merah berarti berani dan putih
berarti suci. Lambang merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia yang
kemudian diangkat sebagai bendera negara. Bendera merah putih dikibarkan pertama
kali pada tanggal 17 Agustus 1945, namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah
Pemuda.

c) Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Lagu Indonesia Raya pertama
kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II.

d) Burung Garuda yang merupakan burung khas Indonesia dijadikan sebagai lambang

e) Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang berarti berbeda-beda tetapi
satu jua. Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun tetap
berkeinginan untuk menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

f) Pancasila sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang dijadikan sebagai
dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan identitas nasional
yang berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan hidup (ideologi) bangsa.

g) UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara. UUD 1945 merupakan hukum
dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan peraturan
perundangan dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan bernegara.

h) Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.


Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan adalah republik. Sistem
politik yang digunakan adalah sistem demokrasi (kedaulatan rakyat). Saat ini identitas
negara kesatuan disepakati untuk tidak dilakukan perubahan.

i) Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungan yang serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan

28
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

j) Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah


diterima sebagai kebudayaan nasional. Berbagai kebudayaan dari kelompok-kelompok
bangsa dinegara Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima
oleh masyarakat luas sebagai kebudayaan nasional.

2. Tujuan dan Manfaat

Identitas nasional bertujuan untuk mempertahankan kesatuan sebuah negara,


pembeda dari negara lain, landasan negara, dan alat pemersatu bangsa. Indonesia
memiliki berbagai macam suku, ras, agama dan kebudayaan.

Identitas nasional kemudian hadir untuk mempersatukan keberagaman masyarakat


tersebut. Identitas nasional juga menjadi salah satu ciri khas sebuah negara. Dari
ciri khas tersebut, Indonesia dapat mudah dikenali oleh negara-negara lain yang
ada di dunia.

Selain itu, Identitas Nasional juga menjadi landasan negara Indonesia. Landasan
negara Indonesia adalah Pancasila yang berasal dari budaya dan kebiasaan
masyarakat Indonesia yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Identitas nasional tercipta dari berbagai macam faktor yakni agama yang
menciptakan ideologi yang menciptakan sebuah identitas, tokoh bangsa dan
pemimpin bangsa yang berperan penting yang dianggap sebagai simbol persatuan
dan sejarah bangsa yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap
masa lalu yang telah dialaminya.

Makna dari Identitas nasional adalah hal berupa konsep yang dimana identitas nasional


menjadi hal penanda bahwa adanya jati diri bangsa nasional yang berbeda dengan yang
lainnya. kata "Identitas" yang diartikan sebagai penanda adanya ciri-ciri khas dari suatu
individu yang berbeda dengan yang lainnya. Yang berarti Identitas dapat dijadikan
sebagai sebuah simbol untuk seseorang (individu) agar terlihat perbedaan dengan orang
lain. Sedangkan, kata "Nasional" yang diartikan sebagai hal melekat tidak pada individu

29
saja. Bisa saja dianggap secara nasional ataupun berkelompok dan didasarkan pada
beragam hal yang bisa kita lihat baik dari segi ras, suku, agama, bahasa dan lainnya.
Dari penjelasan ini, kita bisa memahami bahwa Identitas Nasional berarti jati diri dari
suatu bangsa dan itu mencakup secara Nasional tidak untuk individu saja.

30
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi:Sistem pendidikan nasional yang ada


merupakan rangkaian konsep, program, tata cara, dan usaha untuk mewujudkan tujuan
nasional yang diamanatkan Undang -Undang Dasar Tahun 1945, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Penjabaran secara spesifik sehubungan dengan tujuan penyelenggaraan Pendidikan


Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:Mahasiswa agar mampu menganalisis dan
mencari solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD
NRI Tahun 1945. Sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta penguatan
masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan
Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal
masyarakat bangsa Indonesia.

Fungsi Ideologi Pancasila:Menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia untuk menjaga


keutuhan negara. Menunjukkan jalan serta mengawasi dalam upaya mewujudkan cita-
cita yang terkandung dalam Pancasila.

Sebagai Dasar Negara:Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila


menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara
Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara. 5
Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara
Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila
harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk
Negara. Konsep pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir.Soekarno dalam
pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya

31
untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische
gromdslag bagi Negara Indonesia merdeka.

Etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan kehidupan
bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai perilaku yang
baik, kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
yang lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral.
Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realita
sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga
nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun dan kapan pun. Etika
Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran
moral .
Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan
etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan manusia .
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis.

Identitas nasional bertujuan untuk mempertahankan kesatuan sebuah negara, pembeda


dari negara lain, landasan negara, dan alat pemersatu bangsa. Indonesia memiliki
berbagai macam suku, ras, agama dan kebudayaan.
Identitas nasional kemudian hadir untuk mempersatukan keberagaman masyarakat
tersebut. Identitas nasional juga menjadi salah satu ciri khas sebuah negara. Dari ciri
khas tersebut, Indonesia dapat mudah dikenali oleh negara-negara lain yang ada di
dunia.
Selain itu, Identitas Nasional juga menjadi landasan negara Indonesia. Landasan negara
Indonesia adalah Pancasila yang berasal dari budaya dan kebiasaan masyarakat

32
Indonesia yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Identitas nasional tercipta dari berbagai macam faktor yakni agama yang menciptakan
ideologi yang menciptakan sebuah identitas, tokoh bangsa dan pemimpin bangsa yang
berperan penting yang dianggap sebagai simbol persatuan dan sejarah bangsa yang
dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap masa lalu yang telah dialaminya.

B. SARAN

Demikianlah makalah ini saya susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini saya sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik
yang membangun sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

33
DAFTAR PUSTAKA
Herman, Pancasila Dalam Kedudukuan dan Fungsinya Sebagai Dasar Negara,
Jakarta:Manggu Makmur Tanjung Lestari,2019

Kaelan.1996.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma

Pohan, Fachruddin, Kembali Memahami Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa


Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional,1981.

Rahayu, Ani Sri. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta:
Bumi Aksara.

Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar Terbatas Pengembangan


Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta

34
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Prbadi:

Nama : Glorya Eva Widya Br Situmeang

Tempat, Tanggal Lahir : Panti, 20 Februari 2001

Agama : Kristen Protestan

Hobby : Memasak

Cita-Cita : Keliling Dunia

Alamat : Dusun 1 Jln. Stasiun

Nomor Telepon : 081263291275

Email : gloriaevawidyasitumeang@gmail.com

Riwayat Pendidikan:

2006-2013 : SD Negeri 101730 desa Kampung lalang

2013-2016 : SMP Negeri 1 Sunggal

2016-2019 : SMA Negeri 1 Sunggal

35
36

Anda mungkin juga menyukai