Anda di halaman 1dari 10

NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI

SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2021

Disusun Oleh:

Demaris, S.Kep. 2004031


Kristin Eka Restuti Laoli, S.Kep. 2004047
Ni Putu Ira Sudiantari, S.Kep. 2004054
Rista Royani, S.Kep. 2004059
Vrisa Krismi Damayanti, S.Kep. 2004064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul penelitian : Gambaran Tingkat Kecemasan Penderita


Hipertensi Selama Pandemi COVID-19 di Kota
Yogyakarta Tahun 2021
a. Nama lengkap : Nining Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
b. Program studi : Pendidikan Profesi Ners
c. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
d. Nomor HP : 08156863836
e. Alamat surat (e-mail) : nining@stikesbethesda.ac.id
Anggota peneliti (1)
a. Nama lengkap : Demaris, S.Kep.
b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Anggota peneliti (2)
a. Nama lengkap : Kristin Eka Restuti Laoli, S.Kep.
b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Anggota peneliti (3)
a. Nama lengkap : Ni Putu Ira Sudiantari, S.Kep.
b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Anggota peneliti (4)
a. Nama lengkap : Rista Royani, S.Kep.
b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Anggota peneliti (5)
a. Nama lengkap : Vrisa Krismi Damayanti, S.Kep.
b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Yogyakarta, Agustus 2021


Wakil Ketua I Bidang Akademik Ketua Peneliti

Nurlia Ikaningtyas, S.Kep., Ns., Nining Indrawati, S.Kep., Ns.,


M.Kep., Sp.Kep.MB M.Kep., Sp.Kep.MB

Menyetujui,
Plt. UPPM STIKES Bethesda Yakkum

Nurlia Ikaningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB.


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes-----------------------------------------Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf11101
Gambaran Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Yogyakarta

Nining Indrawati, S.kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB


STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta; nining@stikesbethesda.ac.id
Demaris, S.Kep
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta; demaris2171@gmail.com
Kristin Eka Restuti Laoli, S.Kep
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta; kristinlaoli864@gmail.com
Ni Putu Ira Sudiantari, S.Kep
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta; irasudiantari@gmail.com
Rista Royani, S.Kep
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta; ristaroyani29@gmail.com
Vrisa Krismi Damayanti, S.Kep
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta; vrisadamayanti@gmail.com

ABSTRACT

Corona Virus Disease 2019 or COVID-19 is a disease that has become a global pandemic, patients with COVID-19
will show symptoms from mild to severe symptoms, one of the factors that causes severe symptoms in COVID-19
patients is comorbidities). The most common comorbidity found in patients with COVID-19 is hypertension by 48%
(Task Force for the Acceleration of Handling COVID-19, 2021). This can affect psychology which can cause
anxiety, especially for people with hypertension. Objective, to describe the anxiety level of hypertension sufferers
during the COVID-19 pandemic in the city of Yogyakarta in 2021. Methods, the research design used descriptive
quantitative. Sampling using non-probability sampling technique with accidental sampling method, and
determining the sample size using the Lemeshow formula so that 96 respondents were obtained with a
questionnaire measuring instrument to be analyzed by the univariate test. Results, characteristics of people who
suffered from hypertension during the COVID-19 pandemic in the city of Yogyakarta, namely most of them were
male as much as 53.1%, the most age was 31-44 years 42.7%, junior high school education was 26.0%, other
occupations - other as much as 32.3%, environmental conditions were exposed to COVID-19 as much as 76.0%, a
history of hypertension for 1-5 years as much as 83.3% and an overview of the anxiety level of hypertension
sufferers during the COVID-19 pandemic in the city of Yogyakarta in 2021, namely not anxious 28.1%, mild anxiety
63.5%, moderate anxiety 8.3%, anxiety level 0%. Conclusion, most people with hypertension in the city of
Yogyakarta experience anxiety at a mild level of anxiety Suggestion, researchers suggest that further researchers
can examine the relationship between anxiety levels and blood pressure conditions in patients with hypertension in
participating in the COVID-19 vaccination
ABSTRAK

Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 merupakan penyakit yang sudah menjadi global pademic, pada
penderita COVID-19 akan menunjukan gejala dari gejala ringan hingga berat, salah satu faktor yang mengakibatkan
gejala berat pada pasien COVID-19 adalah penyakit penyerta (komorbid). Komorbid yang banyak ditemukan pada
penderita COVID-19 yaitu hipertensi sebesar 48%. Hal ini dapat mempengaruhi psikologi yang dapat menimbulkan
kecemasan, terutama bagi para penderita hipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat
kecemasan penderita hipertensi selama masa pandemi COVID-19 di kota Yogyakarta Tahun 2021. Desain
penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling
dengan metode accidental sampling, dan penentuan besar sampel menggunakan rumus Lemeshow sehingga
didapatkan 96 responden dengan alat ukur kuisioner yang akan dianalisis uji univariate. Hasil dari penelitian ini
didapatkan karakteristik masyarakat yang menderita hipertensi selama pandemi COVID-19 di Kota Yogyakarta
yaitu sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 53,1%, usia terbanyak 31-44 tahun 42,7%, pendidikan
SMP sebanyak 26,0%, pekerjaan lain-lain sebanyak 32,3%, kondisi lingkungan ada yang terpapar COVID-19
sebanyak 76,0%, riwayat hipertensi selama 1-5 tahun sebanyak 83,3% dan gambaran tingkat kecemasan penderita
hipertensi selama masa pandemi COVID-19 di kota Yogyakarta tahun 2021 yaitu tidak cemas 28,1%, kecemasan
ringan 63,5%, kecemasan sedang 8,3%, kecemasan berat 0%. Kesimpulannya sebagian besar penderita hipertensi di
kota yogyakarta mengalami kecemasan pada tingkat kecemasan ringan. Peneliti menyarankan agar peneliti
selanjutnya dapat meneliti tentang hubungan tingkat kecemasan dengan kondisi tekanan darah pada penderita
hipertensi dalam mengikuti vaksinasi COVID-19.
Kata Kunci; Covid 19; tingkat kecemasan; hipertensi

1 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes-------------http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes-----------------------------------------Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

PENDAHULUAN

Latar Belakang
WHO (Word Health Organization) pada tanggal 9 Maret 2020 secara resmi mendeklarasikan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi. Prevalensi angka kejadian orang terkonfirmasi COVID-19 di
Indonesia semakin tinggi, pada 26 Juli 2021 sebanyak 3.194.733, meninggal sebanyak 84.766, dan dalam masa
penyembuhan sebanyak 2.549.692.(1) Di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 26 Juli 2021 yang terkonfirmasi positif
COVID-19 perhari sebanyak 2.667 kasus. Kota Yogyakarta pada tanggal 26 Juli 2021 ditemukan data penambahan
kasus perhari sebanyak 460 kasus.(2)

Pada penderita COVID-19 akan menunjukkan gejala dan gejala yaitu lain demam, kelelahan, batuk kering,
sakit kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, batuk berdahak, nafas pendek, nyeri otot atau sendi, mual,
muntah, dan diare.(3) Pasien yang memiliki gejala ringan akan sembuh dalam waktu yang singkat sedangkan gejala
sedang dan berat membutuhkan pemulihan yang lama bahkan mengakibatkan keparahan sampai kematian. Kasus
keparahan akibat COVID-19 disebabkan oleh faktor usia dan penyakit penyerta. Secara biologis, semakin
bertambah usia megalami proses penuaan yang ditandai dengan penurunan daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan kerentanan tubuh terhadap penyakit.(4) Selain usia, orang dengan penyakit penyerta (komorbid) juga
memperburuk prognosis COVID-19. Beberapa komorbid yang banyak ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta
yaitu hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit paru obstruktif kronis gangguan
napas lain, kanker, gangguan imun, asma, hamil, dan TBC. Salah satu komorbid yang banyak ditemukan yaitu
hipertensi sebesar 48%.(5) Hipertensi sering ditemukan pada usia 31-44 tahun (31%), usia 45-54 tahun (45.3%), usia
55-64 tahun (55,2%).(6)

Pandemi COVID-19 membawa dampak yang cukup besar bagi kehidupan secara ekonomi, sosial, fisik,
dan psikologi. Psikologi akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang berupa rasa bingung, panik, stres,
frustasi, khawatir, cemas. Kecemasan yang dirasakan masyarakat saat pandemi COVID-19 ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, tahap perkembangan, tipe kepribadian, pendidikan, status kesehatan,
makna yang dirasakan, nilai-nilai budaya dan spiritual, mekanisme koping, pekerjaan, dukungan sosial dan
lingkungan.(7)

Tingkat kecemasan setiap individu akan berbeda tergantung pada faktor risiko terpapar dan demografi. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putra, Saam, Arlizon (2021) dengan hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kecemasan masyarakat terhadap pandemi COVID-19 jika ditinjau
dari zona tempat tinggal, masyarakat yang tinggal di zona merah atau lingkungan yang banyak terkonfirmasi
COVID-19 memiliki kecemasan yang lebih tinggi dari pada masyarakat yang tinggal di zona hijau atau lingkungan
yang lebih sedikit terkonfirmasi COVID-19. Kepadatan penduduk menjadi salah satu indikator yang berpengaruh
terhadap persebaran COVID-19. Semakin rendah kepadatan penduduk maka risiko COVID-19 lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah yang kepadatan penduduknya tinggi.(8)

METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif
adalah salah satu jenis desain penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.Populasi dalam
penelitian ini yaitu semua masyarakat penderita hipertensi di Kota Yogyakarta yang berusia ≥31- 64 tahun. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan metode
accidental sampling, dan penentuan besar sampel menggunakan rumus Lemeshow sehingga didapatan jumlah
sampel sebanyak 96 Responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner tingkat
kecemasan berisi 22 pertanyaan. Nilai validitas instrumen ini yaitu 2,8171 dan nilai reliabilitas intrumen ini yaitu
0,8013. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner kecemasan secara daring menggunakan google
form. Data dianalisa secara univariat menggukan distrubusi frekuensi dan crosstab.

2 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes-------------http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


HASIL
Pelaksanaan pengambilan data telah dilakukan oleh peneliti, yakni menyebarkan google form kepada subjek. Di
dapatkan hasil sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
Tabel 1.
Distribusi frekuensi karakteristik responden masyarakat daerah istimewa yogyakarta tahun 2021
Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 51 53,1
Perempuan 45 46,9
Usia 31-44 tahun 41 42,7
45-54 tahun 27 28,1
55-64 tahun 28 29,2
Tingkat pendidikan Tidak sekolah 2 2,1
Tamat SD 18 18,8
Tamat SMP 25 26,0
Tamat SMA 23 24,0
Perguruan tinggi 14 14,6
Tamat perguruan tinggi 14 14,6
Pekerjaan Mahasiswa/i 6 6,3
IRT 19 19,8
Wiraswasta 14 14,6
Wiirausaha 11 11,5
Petani 7 7,3
Buruh 4 4,2
ASN 4 4,2
Lainnya 31 32,3
lingkungan Ada yang terpapar 73 76,0
COVID-19
Tidak ada yang terpapar 23 24,0
COVID-19
Riwayat Hipertensi 1-5 tahun 80 83,3
6.10 Ahun 11 11,5
>10 tahun 5 5,2

Sumber: Data Primer Terolah, 2021


Analisis: Tabel 1 menunjukkan jenis kelamin responden paling banyak yaitu laik-laki berjumlah 51 responden
(53,1%), usia 31-44 tahun paling banyak yaitu 41 responden (42,7%), tingkat pendidikan yang paling banyak
yaitu SMP berjumlah 25 responden (26,0%), jenis pekerjaan responden terbanyak adalah lain-lain dengan
jumlah 31 responden (32,3%), lingkungan yang paling banyak ada terpapar COVID-19 sebanyak 73 orang
(76,0%).
Tingkat Kecemasan
Karakteristik Tidak cemas Kecemasan Kecemasan Kecemasan Total
ringan sedang berat
F P F P F P F P F P
Jenis Laki-laki 18 35.3% 30 58.8% 3 5.9% 0 0.0% 51 100.0%
kelamin
Perempuan 9 20.0% 31 68.9% 5 11.1% 0 0.0% 45 100.0%
Usia 31-44 tahun 14 34.1% 24 58.5% 3 7.3% 0 0.0% 41 100.0%
45-54 tahun 4 14.8% 20 74.1% 3 11.1% 0 0.0% 27 100.0%
55-64 tahun 9 32.1% 17 60.7% 2 7.1% 0 0.0% 28 100.0%
Tingkat Tidak sekolah 0 0.0% 1 50.0% 1 50.0% 0 0.0% 2 100.0%
pendidikan Tamat SD 6 33.3% 11 61.1% 1 5.6% 0 0.0% 18 100.0%
Tamat SMP 3 12.0% 18 72.0% 4 16.0% 0 0.0% 25 100.0%
Tamat SMA 5 21.7% 17 73.9% 1 4.3% 0 0.0% 23 100.0%
Perguruan 7 50.0% 7 50.0% 0 0.0% 0 0.0% 14 100.0%
Tinggi
Tamat 6 42.9% 7 50.0% 1 7.1% 0 0.0% 14 100.0%
perguruan
tinggi
Pekerjaan Mahasiswa/i 3 50.0% 2 33.3% 1 16.7% 0 0.0% 6 100.0%
IRT 4 21.1% 13 68.4% 2 10.5% 0 0.0% 19 100.0%
Wiraswasta 4 28.6% 8 57.1% 2 14.3% 0 0.0% 14 100.0%
Wirausaha 4 36.4% 7 63.6% 0 0.0% 0 0.0% 11 100.0%
Petani 4 57.1% 2 28.6% 1 14.3% 0 0.0% 7 100.0%
Buruh 2 50.0% 2 50.0% 0 0.0% 0 0.0% 4 100.0%
ASN 0 0.0% 4 100. % 0 0.0% 0 0.0% 4 100.0%
Lain-lain 6 19.4% 23 74.2% 2 6.5% 0 0.0% 31 100.0%
Lingkungan Lingkungan 15 20.5% 50 68.5% 8 11.0% 0 0.0% 73 100.0%
sekitar ada
yang positif
COVID-19
Lingkungan 12 52.2% 11 47.8% 0 0.0% 0 0.0% 23 100.0%
sekitar tidak
ada yang
positif
COVID-19
Lama 1-5 tahun 25 31.3% 49 61.3% 6 7.5% 0 0.0% 80 100.0%
menderita 6-10 tahun 1 9.1% 9 81.8% 1 9.1% 0 0.0% 11 100.0%
hipertensi >10 tahun 1 20.0% 3 60.0% 1 20.0% 0 0.0% 5 100.0%
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Tabel 2.
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kecemasan
Sumber: Data Primer Terolah, 2021

Analisis:
a. Jenis Kelamin
1) Dari 51 responden laki-laki paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 30 responden (58.8%)
dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 3 responden (5.9%).
2) Dari 45 responden perempuan paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 31 responden
(68.9%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 5 responden (11.1%).
b. Usia
1) Dari 41 responden yang berusia 31-44 paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 24
responden (58.5%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 3 responden (7.3%).
2) Dari 27 responden yang berusia 45-54 tahun paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 20
responden (74.1%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 3 responden (11.1%).
3) Dari 28 responden yang berusia 55-64 tahun paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 17
responden (60.7%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 2 responden (7.1%).
c. Tingkat Pendidikan
1) Dari 2 responden tidak sekolah 1 responden (50.0%) mengalami kecemasan ringan dan 1 responden
(50.0%) mengalami kecemasan sedang.
2) Dari 18 responden dengan pendidikan tamat SD paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu
11 responden (61.1%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 1 responden (5.6%).
3) Dari 25 responden berpendidikan tamat SMP paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 18
responden (72.0%) dan paling sedikit mengalami tidak cemas yaitu 3 responden (12.0%).
4) Dari 23 responden berpendidikan tamat SMA paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 17
responden (73.9%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 1 responden (4.3%).
5) Dari 14 responden berpendidikan perguruan tinggi terdapat 7 responden (50.0%) yang mengalami
tidak cemas dan terdapat 7 responden (50.0%) yang mengalami cemas ringan.
6) Dari 14 responden dengan pendidikan tamat perguruan tinggi paling banyak mengalami kecemasan
ringan yaitu 7 responden (50.0%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 1
responden (7.1%).
d. Pekerjaan
1) Dari 6 responden pekerjaan mahasiswa paling banyak mengalami tingkat kecemasan tidak cemas
yaitu 3 responden (50.0%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 1 responden
(16.7%).
2) Dari 19 responden pekerjaan IRT paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 13 responden
(68.4%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 2 responden (10.5%).
3) Dari 14 responden pekerjaan wiraswasta paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 8
responden (57.1%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 2 responden (14.3%).
4) Dari 11 responden pekerjaan wirausaha mengalami kecemasan ringan yaitu 7 responden (63.6%)
dan paling sedikit mengalami kecemasan tidak cemas yaitu 4 responden (36.4%).
5) Dari 7 responden pekerjaan petani paling banyak mengalami tingkat kecemasan tidak cemas yaitu 4
responden (57.1%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 1 responden (14.3%).
6) Dari 4 responden pekerjaan buruh terdapat 2 responden (50.0%) mengalami tingkat kecemasan tidak
cemas dan 2 responden (50.0%) mengalami kecemasan ringan.
7) Dari 4 responden pekerjaan ASN mengalami kecemasan ringan yaitu 4 responden (100.0%).
8) Dari 31 responden pekerjaan lain-lain paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 23
responden (74.2%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 2 responden (6.5%).
e. Lingkungan
1) Dari 73 responden dengan lingkungan terpapar COVID-19 paling banyak mengalami kecemasan
ringan yaitu 50 responden (68.5%) dan paling sedikit mengalami kecemasan sedang yaitu 8
responden (11.0%).
2) Dari 23 responden dengan lingkungan tidak terpapar COVID-19 paling banyak mengalami tingkat
kecemasan tidak cemas yaitu 12 responden (52.2%) dan paling sedikit mengalami kecemasan ringan
yaitu 11 responden (47.8%).
f. Lama Menderita Hipertensi
Dari 96 responden terdapat 80 responden dengan lama menderita hipertensi 1-5 tahun paling banyak
mengalami kecemasan ringan yaitu 49 responden (61.3%) dan paling sedikit mengalami kecemasan
sedang yaitu 6 responden (7.5%).
3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan penderita hipertensi

Tabel 3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan
penderita hipertensi selama pandemi covid-19 di kota yogyakarta tahun 2021
Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase (%)
Tidak cemas 27 28,1
Kecemasan ringan 61 63,5
Kecemasan sedang 8 8,3
Kecemasan berat 0 0
Total 96 100

sumber: data primer terolah, 2021


Analisis:
Tabel 3 menunjukkan dari 96 responden, sebagian responden tingkat kecemasan
Penderita hipertensi adalah kecemasan ringan dengan persentase 63,5% sedangkan 0%
Adalah kecemasan berat.

PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 96 responden, sebagian besar jenis kelamin
responden adalah laki-laki sebanyak 51 responden (53,1%). Jenis kelamin laki-laki lebih tinggi mengalami
hipertensi dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan karena perempuan biasanya
terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause, perempuan yang belum mengalami
menopouse dilindungi oleh hormon esterogen.(9)
Estrogen berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL), dan kadar HDL
yang tinggi merupakan faktor pencegah terjadinya proses aterosklerosis pada pembuluh darah. Seiring
dengan bertambahnya umur, pada masa premenopause, hormon estrogen yang selama ini melindungi
kerusakan pembuluh darah perlahan mulai berkurang. (10) Faktor pola hidup yang menyatakan bahwa jenis
kelamin laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung dapat menaikkan tekanan darah dari pada
perempuan.(11)
b. Usia
Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 96 responden, sebagian besar usia responden
adalah usia 31-44 tahun sebanyak 41 responden (42,7%). Hipertensi umumnya berkembang diusia 30-50
tahun. umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dari sikap, makin tua umur
seseorang makin konstruktif dalam mengunakan koping terhadap masalah yang dihadapi. Dengan
demikian usia dewasa muda cenderung memiliki sikap acuh tak acuh dan koping yang belum efektif
terhadap kondisi kesehatan sehingga menyebabkan seseorang berpotensi mengalami hipertensi.(12)
c. Tingkat pendidikan
Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 96 responden, sebagian besar tingkat
pendidikan responden adalah SMP sebanyak 25 responden (26,0%). Semakin rendah pendidikan maka
lebih beresiko terkena hipertensi karena tidak mengetahui tentang pola hidup yang sehat. (13) jika tingkat
pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima sebuah informasi dan
mengolahnya sebelum menjadi sebuah perilaku yang baik maupun buruk sehingga dapat berdampak
terhadap status kesehatannya. Dengan demikian tingkat pendidikan tamatan SMP kemungkinan
mempengaruhi kemampuan dalam menerima informasi kesehatan yang akan berpengaruh pada upaya
dalam meningkatkan perilaku hidup sehat. Sehingga dalam penelitian ini tamatan SMP terbanyak
mengalami hipertensi.(14)
d. Pekerjaan
Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 96 responden, sebagian besar pekerjaan
responden adalah lain-lain sebanyak 31 responden (32,3%). Responden dengan pekerjaan lain-lain
diartikan bahwa kemungkinan tidak bekerja atau selain pekerjaan yang tercantum dalam karateristik
responden. Jenis pekerjaan berpengaruh dengan pola aktivitas fisik, dimana pekerjaan yang tidak
mengandalkan aktivitas fisik berpengaruh pada tekanan darah, orang yang bekerja dengan melibatkan
aktivitas fisik dapat terlindungi dari penyakit hipertensi. Peneliti berasumsi bahwa semakin berkurangnya
aktivitas fisik seseorang maka kemungkinan berpotensi mengalami hipertensi.(15)
e. Lingkungan
Hasil analisis tabel 1 menunjukkan bahwa dari 96 responden, sebagian besar responden penelitian
di lingkungannya ada yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 73 responden (76,0%). COVID-19
umumnya ditransmisikan melalui kontak fisik erat dan percikan dari saluran pernapasan, sedangkan
transmisi melalui udara dapat terjadi saat prosedur medis yang menghasilkan aerosol. Transmisi COVID-
19 belum secara pasti dikaitkan dengan permukaan lingkungan yang terkontaminasi, namun pertimbangan
bukti mengenai kontaminasi permukaan lingkungan berdasarkan pengalaman dikaitkan dengan trasmisi
infeksi coronavirus lainnya. Dengan demikian lingkungan berpengaruh terhadap peyebaran COVID-19
sehingga membutuhkan tindakan pencegahan dan pengendalian COVID-19.(16)
f. Lama Menderita Hipertensi
Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 96 responden, sebagian besar lama menderita
hipertensi adalah 1-5 tahun sebanyak 80 responden (83,3%). Penderita hipertensi dapat beradaptasi dengan
kondisi penyakitnya dan dapat melakukan kontrol tekanan darah sesuai anjuran petugas kesehatan serta
meminum obat antihipertensi dengan teratur.(17)

2. Gambaran Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi


Hasil analisis pada tabel 3 menunjukkan bahwa dari 96 responden, sebagian besar tingkat kecemasan
penderita hipertensi adalah kecemasan ringan sebanyak 61 responden (63,5%). Kecemasan ringan yang paling
banyak dialami pasien hipertensi karena sebagian besar pasien dengan hipertensi memiliki rasa waspada dan
pandangan perseptual yang meningkat. Pandangan perseptual adalah bagaimana pandangan seseorang tentang
lingkungan sekitarnya. Mereka menjadi lebih peka dalam menganalisa lingkungan sekitarnya. (18) Salah satu
kondisi kesehatan yang dapat memperburuk COVID-19 adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.(19)
Kecemasan pada umumnya bersifat subjektif yang ditandai dengan perasaan tegang, khawatir, takut yang
mendalam. Hal ini disebabkan karena seseorang belum pernah mendengar dan belum siap menghadapi kondisi
pandemi COVID-19 sehingga mengalami kecemasan. Seiring berjalannya waktu informasi mengenai penyakit
COVID-19 diterima dari berbagai sumber membuat masyarakat semakin mampu beradaptasi dengan kondisi
tersebut sehingga kecemasan yang dialami juga menurun. Jangka waktu pandemi lebih dari satu tahun
membuat seseorang mampu beradaptasi dengan kondisinya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik masyarakat yang menderita hipertensi selama pandemi COVID-19 di Kota Yogyakarta yaitu
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 53,1%, usia terbanyak 31-44 tahun 42,7%, pendidikan
SMP sebanyak 26,0%, pekerjaan lain-lain sebanyak 32,3%, kondisi lingkungan ada yang terpapar COVID-
19 sebanyak 76,0%, riwayat hipertensi selama 1-5 tahun sebanyak 83,3%.
2. Tingkat kecemasan penderita hipertensi selama pandemi COVID-19 di Kota Yogyakarta Tahun 2021 yaitu
dari 96 responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 61 responden (63,5%).

Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang hubungan tingkat kecemasan dengan
kondisi tekanan darah pada penderita hipertensi dalam mengikuti vaksinasi COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes. (2020). Komorbid jadi penyebab terbanyak kematian pasien covid-19. Diakses pada 26 Juli 2021
dari https://www.kemkes.go.id/article/view/20102100001/komorbid-jadi-penyebab-terbanyak-kematian-
pasien-covid-19.html
2. Dinkes DIY. (2021). Buletin germas covid 19 edisi 26 juli 2021. Diakses pada 26 Juli 2021 dari
https://instagram.com/dinas_kesehatan_diy?utm_medium=copy_link
3. Pariang, N. F. E., dkk (2020). Panduan praktis untuk apoteker menghadapi pandemi covid-19. Ikatan
Apoteker Indonesia. Diakses pada 29 Juli 2021 dari
http://www.google.com/amp/s/gudangilmu.farmasetika.com/pp-iai-terbitkan-panduan-praktis-untuk-
apoteker-menghadapi-pandemi-covid-19/amp/
4. Ilpaj, S. M., & Nurwati, N. (2020). Analisis pengaruh tingkat kematian akibat covid-19 terhadap kesehatan
mental masyarakat di Indonesia. Jurnal Pekerjaan Sosial. Diakses pada 30 Juli 2021 dari
https://jurnal.unpad.ac.id/focus/article/view/28123/13683
5. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2021). Peta sebaran covid-19. Diakses pada 30 Juli 2021
dari https://covid19.go.id/peta-sebaran

6. Riskesdas. (2018). Hasil utama riskesdas 2018. Diakses pada 10 Agustus 2021 dari
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
7. Untari & Rohmawati. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada usia pertengahan dalam
menghadapi proses menua (aging process). Jurnal Keperawatan Akper. Diakses pada 29 Juli 2021 dari
https://drive.google.com/file/d/0Bx8eC1QkvspuZjF5WFBCcWVLNFk/view?resourcekey=0-
J8waXS3WwwzL_PfLD8VFEQ
8. Halmahera, M., Purnama, A. S., Murtiningrum, T., Fauzi, N., & Adam. (2020). Analisis pengaruh
lingkungan tempat tinggal terhadap kasus terpapar covid-19. Jurnal Resporologi Indonesia. Diakses pada 30
Juli 2021 dari https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/32004_3604172004_6_Desa%20_20200915_051641.pdf
9. Aristatoles. (2018). Korelasi umur dan jenis kelamin dengan penyakit hipertensi di Emergency Center Unit
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang 2017. Indonesia Jurnal Keperawatan. Diakses pada 11 Agustus
2021 dari https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ijp/article/viewFile/576/409
10. Hakim, A., Ali, Z., & Tjekyan, R. M. S. (2015). Prevalensi dan faktor risiko hipertensi di Kecamatan Ilir
Timur II Palembang tahun 2012. Majalah Kedokteran Sriwijaya. Diakses pada 10 Agustus 2021 dari
https://media.neliti.com/media/publications/181821-ID-prevalensi-dan-faktor-risiko-hipertensi.pdf
11. Simbolon, P., Simbolon, N., Sirongo-ringo, M., & Sihotang, V. A. (2020). Hubungan karakteristik dengan
peningkatan tekanan darah di Sumbul Sumatera Utara. Jurnal Dunia Kesmas. Diakses pada 11 Agustus 2021
dari http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/article/download/2870/pdf
12. Wijayanto, W & Satyabakti, P. (2014). Hubungan tingkat pengetahuan komplikasi hipertensi dengan
keteraturan kunjungan penderita hipertensi usia 45 tahun ke atas. Jurnal urnal Berkala Epidemiologi.
Diakses pada 10 Agustus 2021 dari https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:OqRY_FI62aYJ:https://ejournal.unair.ac.id/JBE/article/download/150/24+&cd=19&hl=en&ct=clnk
&gl=id
13. Prasetya, W. A. (2018). Perbedaan pemberian jus tomat dan jus wortel terhadap tekanan darah di RT 03 dan
04 Dusun Kadilono Canden Jetis Bantul Yogyakarta. STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta. Diakses pada 11
Agustus 2021 dari http://repo.stikesbethesda.ac.id/id/eprint/241
14. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
15. Ningsih, D. L. R. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pekerja sector
informal di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universtas Aisyiyah Yogyakarta.
Diakses pada 11 Agustus 2021 dari http://digilib.unisayogya.ac.id/2689/1/1610104364_DWI
%20LESTARI_NASPUB.pdf
16. WHO. (2020). Pembersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan dalam konteks covid-19. Diakses pada 10
Agustus 2021 dari https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/pembersihan-dan-
disinfeksi-permukaan-lingkungan-dalam-konteks-covid-19.pdf?sfvrsn=2842894b_2
17. Sari, R. A. P. (2015). Gambaran kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kasihan 1 Bantul
Yogyakarta. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammad Yogyakarta. Diakses pada 11
Agustus 2021 dari http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t53253.pdf
18. Kati, R. K., Opod, H., Pali, C. (2018). Gambaran emosi dan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di
Puskesmas Bahu. Jurnal e-Biomedik (eBm). Diakses pada 12 Agustus 2021 dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/download/18679/18211
19. Saludung, M. P. & Malinti, E. (2021). Gambaran gaya hidup penderita hipertensi di Puskesmas Bua
Tallulolo Toraja Utara pada masa pandemi. Klabat Journal of Nursing. Diakses pada 11 Agustus 2021 dari
http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn/article/download/526/499/

Anda mungkin juga menyukai