“ FURUNKEL SINISTRA”
A. Pengertian
Furunkel adalah Infeksi akut dari satu folikel rambut yang biasanya
mengalami nekrosis disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan yang
disekitarnya, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Furunkel merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang
terbentuk dibawah kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan
inflamasi pada satu atau lebih folikel rambut. Furunkel juga merupakan
infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutaneus disekitarnya.
Furunkel atau bisul merupakan inflamasi akut yang timbul dalam
pada satu atau lebih folikel rambut dan menyebar kelapisan dermis
sekitarnya. Kelainan ini lebih dalam daripada folikulitis. (furunkolosis
mengacu pada lesi yang multiple atau rekuren) furunkel dapat terjadi pada
setiap bagian tubuh kendati lebih prevalen pada daerah-daerah yang
mengalami iritasi, tekanan, gesekan dan perspirasi berlebihan, seperti
bagian posterior leher, aksila atau pantat (gluteus).
Furunkel dapat berawal sebagai “jerawat“ yang kecil, merah,
menonjol dan kerasa sakit. Kerap kali infeksi ini berlanjut dan melibatkan
jaringan kulit serta lemak subkutan dengan menimbulkan nyeri tekan, rasa
sakit dan sellulitis didaerah sekitarnya. Daerah kemerahan dan indurasi
menggambarkan supaya tubuh untuk menjaga agar infeksi terlokalisasi.
Bakteri (biasanya stapilococcus) menimbulkan nekrosis pada jaringan
tubuh yang diserangnya. Terbentuknya bagian tengah bisul yang khas
terjadi beberapa hari kemudian. Kalau hal ini terjadi, bagian tengah
tersebut berwarna kuning atau hitam, dan bisul semacam ini dikatakan
oleh orang awal sebagai bisul “yang sudah matang”.
B. Etiologi
a. Bakteri : stafilokokus aureus, berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-
1,5µm, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul,
nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna
ungu.
b. Bakteri lain atau jamur
Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong.
Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga,
atau jari-jari tangan.
C. Gejala Klinis
Mula-mula modul kecil yang mengalami keradangan pada folikel
rambut, kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrose dan
menyembuh setelah pus keluar dan meninggal sikatrik. Proses nekrosis
dalam 2 hari – 3 minggu.
a. Nyeri, terutama pada yang akut, besar, di hidung, lubang telinga luar.
b. Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual).
c. Dapat satu atau banyak dan dapat kambuh-kambuh.
d. Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan tangan dan jari-
jari tangan, pantat dan daerah anogenital.
Gambaran klinis
1. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah
dan bewarna merah disekitarnya.
2. Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat
mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih
3. Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit
berat
4. Jika pecah spontan atau disengaja, akan mongering dan
membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah
dan sembuh perlahan dengan granulasi
5. Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg
6. Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan
jelas.
D. Patofisiologi
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan
atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus
aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut
untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi
oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan
sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang
dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut
menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri,
dan sel kulit mati).
E. Komplikasi
Berikut adalah beberapa komplikasi furunkel:
a. furunkel malignan : yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga
yang dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh
karena dapat meluas ke dalam intra kranial melalui vena facialis dan
anguular emissary dan juga pada vena tersebut tidak mempunyai katup
sehingga menyebar ke sinus cavernosus yang nantinya bisa menjadi
meningitis.
b. selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.
c. bakterimia dan hematogen : bakteri berada di dalam darah dapat
mengenai katup jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ viseral
khususnya ginjal
d. furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh higine yang buruk.
F. Penatalaksanaan
a. Bila furunkel disertai demam berikan antibiotic sistemik.
b. Jika infeksi berat atau pada area berbahaya dosis antibiotik maximal
harus diberikan dalam bentuk parenteral.
c. Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi, insisi dan drainase sangat
diperlukan.
d. Jika infeksi berulang atau ada komplikasi, periksa kultur perlu
dilakukan.
e. Terapi antimicrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi
berkurang dan berubah.