Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................2
DASAR TEORI.....................................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3. Dasar Teori............................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................................10
PEMBAHASAN.................................................................................................................................10
2.1. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Hal-Hal Ghaib.............................................................10
2.2. Pandangan Hukum Islam Terhadap Hal Ghaib....................................................................12
2.3. Faktor-fator mepercayai hal ghaib......................................................................................15
2.4. Cara menyikapi kepercayan kaum muslimin tentang hal ghaib...........................................15
KESIMPULAN...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

1
BAB I
DASAR TEORI

1.1. Latar Belakang Masalah

Sederhananya, Setiap masyarakat pasti akan menumbuhkan suatu kebudayaan


sebagai tanggapan aktif terhadap lingkungannya dalam arti luas. Setiap kelompok
kebudayaan memiliki unsur kepercayaan, terutama bagi masyarakat tradisional. Bagi
masyarakat tradisional, seluruh aktivitasnya sangat berhubungan erat dengan unsur-unsur
kepercayaan. Hal ini sangat berhubungan erat dengan sistem pengetahuan masyarakat itu
juga yang masih sederhana, sehingga banyak hal - hal yang tidak dapat dipecahkan oleh
akal. Pengetahuan yang masih sederhana itu membentuk keyakinan terhadap hal-hal yang
ghaib (teori batas akal). Selain itu, di alam sekitar hidup manusia juga banyak ditemukan
kejadian-kejadian, baik yang langsung diterima oleh mata dengan penglihatan, telinga
dengan pendengaran, hidung oleh penciuman, kulit dengan perasaan panas-dingin
(pancaindra manusia). Hal itu disebut sebagai teori kekuatan ghaib. Dengan demikian
manusia meyakini bahwa ada kekuatan ghaib di luar kemampuan manusia.

Untuk melakukan hubungan atau interaksi dengan kekuatan ghaib itu, masyarakat
mengadakan upacara-upacara ritual, yang kemudian membentuk sebuah pola kehidupan
mereka, sehingga dalam segala aktivitasnya, misalnya dalam sistem matapencaharian,
kesenian, sistem kemasyarakatan, teknologi, memiliki hubungan yang erat dengan sistem
kepercayaan itu. Sehubungan dengan itu, tidak berlebihan apabila disebut bahwa dengan
adanya kepercayaan masyarakat, sangat mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan masyarakat,
yang membentuk kebudayaan masyarakat itu sendiri.

Rudolf otto mengemukakan dalam buku Sejarah Teori Antropologi, menurutnya


semua sistem religi, kepercayaan dan agama di dunia berpusat pada suatu konsep tentang
hal ghaib yang dianggap maha dahsyat dan keramat oleh manusia. Menurut Emile
Durkheim, agama merupakan sistem yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan
peribadatan yang berkaitan dengan benda-benda sakral. Kepercayaan dan peribadatan
tersebut yang memepersatukan masyarakat yang menganutnya ke dalam suatu komunitas
moral. Supranatural dan sakral adalah aspek keyakinan, ritual adalah aspek perilaku dari
ajaran agama. Ketiganya menimbulkan kesan rasa atau penghayatan rohaniah dalam diri

2
yang mempercayai dan mengamalkan ajaran agama. Agama juga mencoba menjelaskan
hakikat dan asal-usul benda-benda dan makhluk-makhluk sakral tersebut.

Dukun merupakan salah satu contoh kepercayaan yang sampai saat ini masih
diyakini oleh masyarakat. Dukun adalah seseorang yang membantu masyarakat dalam
upaya penyembuhan penyakit melalui tenaga supranatural. dukun di perkotaan lebih pesat
dengan banyak dibutuhkannya dukun oleh masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa
peran dukun tidak megalami kemerosotan. Perdukunan adalah suatu bentuk pencarian
suatu hakikat dengan perkara yang tidak ada dasarnya sama sekali yang landasan
utamanya adalah spekulasi.

Di kehidupan modern, peran dukun terus berkembang sehingga ada beberapa


fungsi baru dukun seperti permasalahan penyakit, kesulitan ekonomi, karir, dan jodoh.
Manusia dalam mengahadapi berbagai permasalahan memilih jalan keluar yang rasional,
ada pula yang irasional. Jalan yang rasional dilakukan berkaitan dengan melalui cara
berpikir logis dan empiris. Namun, fakta sosial menyatakan bahwa masyarakat banyak
mecari hal-hal mistis. Agama seringkali menjadi salah satu jalan keluar dari berbagai
persoalan tersebut. Walaupun begitu, tidak sekit pula yang bertentangan dengan ajaran
agama itu sendiri. Meskipun saat ini merupakan era digital dan kesejagatan, tetapi pada
sebagian masyarakat Indonesia masih ada yang mempercayai bahawa dukun adalah
sosok yang bisa dimintai jasa untuk kepentingan tertentu. Terdapat Istilah-istilah tentang
dukun, yaitu:

a) Kahin
Al-Baghawi rahimahullahu mengatakan bahwa Al-Kahin adalah seseorang yang
mengabarkan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Ada pula yang
mengatakan, al-kahin adalah yang mengabarkan apa yang tersembunyi dalam qalbu.
b) ‘Arraf
‘Arraf merupakan bentuk mubalaghah (penyangatan) dari kata ‘arif (yang tahu-
admin).Ada sebagian ulama mengatakan bahwa ‘arraf itu sama dengan kahin (dukun)
yaitu orang yang memberitahukan tentang sesuatu yang akan datang. Sebagian yang
lain mengatakan ‘arraf adalah nama umum dari kata kahin, dukun, munajjim,
rammal, dan selainnya, yaitu orang yang berbicara tentang sesuatu yang ghaib
dengan tanda-tanda yang dia pergunakan.Di antara alat yang dipergunakan untuk

3
mengetahui perkara yang ghaib adalah: pertama, melalui kasyf dan kedua, melalui
setan.
c) Rammal
Ramml dalam bahasa Arab berarti pasir yang lembut. Rammal adalah seorang tukang
ramal yang menggaris-garis di pasir untuk meramal sesuatu. Ilmu ini telah dikenal di
masyarakat Arab dengan sebutan ilmu raml.
d) Munajjim, ahli ilmu nujum
Nujum artinya bintang-bintang. Akhir-akhir ini populer dengan nama astrologi (ilmu
perbintangan) yang dipakai untuk meramal nasib.
e) Sahir, tukang sihir
Ini lebih jahat dari yang sebelumnya, karena dia tidak hanya terkait dengan ramalan
bahkan dengan ilmu sihir yang identik dengan kejahatan.

Kepercayaan masyarakat mengenai "Santet" juga masih diyakini hingga saat ini.
Santet atau guna-guna adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jarak
jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Santet dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam media antara lain, rambut, foto, boneka, dupa, rupa-rupa kembang, dan lain-lain.
Seseorang yang terkena santet akan berakibat cacat atau meninggal dunia. Santet sering
dilakukan oeh orang yang memiliki dendam terhadap orang lain. Santet digunakan
dengan menggunakan manter-mantera. Mantera merupakan bunyian yang digunakan
dalam melakukan santet, mantera biasanya berupa doa-doa dalam berbagai bahasa. Salah
satu penyebab dari munculnya fenomena ini adalah kurangnya keimanan seseorang
terhadap Tuhan dan mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang kurang baik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa penyebab masyarakat masih tetap mempercayai hal-hal ghaib?


2. Bagaimana pandangan hukum islam mengenai perdukunan atau santet?
3. Factor apa saja yang membuat masyarakat masih mempercayai sesuatu berbau mistis
atau hal yang ghaib?
4. Bagaimana cara menyikapi, mayarakat yang masih mempercayai hal-hal ghaib?

4
1.3. Dasar Teori

Definisi syirik adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sikap menyekutukan Allah
secara dzat, sifat, perbuatan, dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah dengan
meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat makhlukNya. Syirik secara sifat artinya seseorang
meyakini bahwa sifat-sifat makhluk sama dengan sifat-sifat Allah. Sedangkan syirik
secara perbuatan artinya seseorang meyakini bahwa makhluk mengatur alam semesta dan
rezeki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini. Sedangkan syirik secara
ibadah artinya seseorang menyembah selain Allah dan mengagungkannya seperti
mengagungkan Allah serta mencintainya seperti mencintai Allah. Syrik-syirik dalam
pengertian tersebut, secara eksplisit maupun implisit, telah ditolak oleh Islam. Karenanya,
seorang muslim harus benar-benar berhati-hati dan menghindar jauh-jauh dari syirik.

Contoh bentuk-bentuk syirik ada banyak. Di antaranya, pertama, menyembah


patung atau berhala (al-ashnaam). Allah swt. menyebutnya dalam ayat berikut ini.

Artinya:
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa
yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya.
Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan
kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan
jauhilah perkataan-perkataan dusta.[QS. Al Hajj (22): 30]

Artinya:
Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal
Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan
mengatakan) bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa

5
(berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang
mereka berikan. [QS. Al An’aam (6): 100]

Para ulama mengatakan bahwa syirik terbagi menjadi 2 bagian. Bagian


pertama syirik akbar, bagian yang kedua syirik asghar. Pembagian ini berdasarkan
hadits riwayat Imam Ahmad dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda:
‫ك األَصْ َغ ُر‬
ُ ْ‫إِ َّن أَ ْخ َوفَ َما أَخَافُ َعلَ ْي ُك ُم ال ِّشر‬

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik ashgor.” (HR.
Ahmad)

Di sini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan ada istilah


syirik asghar. Berarti pemahamannya ada istilah syirik akbar. Dan itu tersirat dalam
hadits riwayat Imam Bukhari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‫أَاَل أُنَبِّئُ ُك ْم بِأ َ ْكبَ ِر ْال َكبَائِ ِر؟‬

“Maukah kalian aku beritahukan dengan dosa yang paling terbesar?” kemudian Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ُ ‫اَإْل ِ ْش َرا‬
ِ‫ك بِاهلل‬

“Menyekutukan Allah” (HR. Bukhari)

secara tersirat ada istilah “syirik akbar”. Makanya para ulama membagi syirik
menjadi 2; syirik akbar dengan syirik asghar. Syirik akbar pada rububiyah (kekuasaan
Allah Subhanahu wa Ta’ala). Jadi yang dimaksud dengan syirik rububiyah adalah
meyakini ada yang mengatur, mencipta, berkuasa, menghidupkan, mematikan,
menyembuhkan, memberikan penyakit, memberikan rizki, menahan rizki,
memberikan mudzarat, memberikan manfaat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Inilah yang disebut dengan syirik rububiyah.

Ketahuilah bahwa takwa adalah melakukan ketaatan kepada Allah karena


beriman kepada Allah dan berharap pahala dari-Nya dan meninggalkan perbuatan
maksiat karena beriman kepada Allah dan merasa takut dengan siksaan-Nya.
Menjadi kewajiban setiap muslim untuk hidup di dunia ini dalam keadaan merasa

6
khawatir jika melakukan suatu hal atau suatu dosa yang menyebabkan Allah marah
dan murka. Perkara paling penting yang seorang hamba itu wajib merasa takut
dengannya sehingga dia bersemangat untuk menjaga diri darinya dan memaksa
jiwanya untuk menjauhinya adalah kemusyrikan. Memang merasa takut untuk
melakukan kemusyrikan adalah sebuah tujuan agung yang wajib diwujudkan oleh
setiap muslim.

Kemusyrikan adalah dosa yang paling besar, paling berbahaya, merupakan


tindakan kezaliman yang paling zalim, kejahatan yang paling besar dan dosa yang
tidak bakal terampuni.Menyekutukan Allah adalah perbuatan menghancurkan
rububiyyah dan melecehkan uluhiyyah Allah serta berburuk sangka dengan pencipta
alam semesta. Kemusyrikan adalah menyamakan makhluk dengan Allah yang hal
ini berarti menyamakan makhluk yang tidak sempurna dan tidak punya apa-apa
dengan zat yang agung serta kaya raya.

Terdapat banyak dalil dalam al Qur’an dan sunah yang jika direnungkan dan
ditelaah oleh seorang hamba akan menyebabkan timbulnya rasa takut di dalam hati
terhadap kemusyrikan sehingga dia akan mewaspadainya dan menjaga diri jangan
sampai terjerumus ke dalamnya. Renungkanlah firman Allah yang terdapat dalam
dua ayat dalam surat an Nisa:48

َ ‫ن ي ُ ْش َر‬lْ َ‫إِ َّن هَّللا َ ال يَ ْغفِ ُر أ‬


َ ِ‫ك بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ َذل‬
‫ن يَ َشا ُء‬lْ ‫ك لِ َم‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(QS an Nisa: 48)

Dalam ayat ini terdapat penjelasan yang sangat jelas bahwa orang yang
berjumpa Allah dalam keadaan musyrik maka tidak ada harapan baginya untuk
mendapatkan ampunan Allah karena tempat kembalinya adalah neraka dan dia akan
kekal di dalamnya. Di dalamnya dia tidak akan mati tidak pula ada keringanan siksa
untuknya. Sebagaimana firman Allah,

7
Artinya:
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.
Demikianlah Kami membalas Setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak
di dalam neraka itu: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami niscaya Kami akan
mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah Kami kerjakan”. dan
Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir
bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang
zalim seorang penolongpun.”
(QS Fathir: 36-37)
Di antara faktor penyebab timbulnya rasa takut di dalam hati orang yang
beriman dengan kemusyrikan adalah merenungkan keadaan orang-orang shalih dan
para nabi yang merasa demikian takut terhadap dosa yang sangat besar ini.Cukuplah
dalam kesempatan ini kita renungkan bersama doa pemimpin orang-orang yang
bertauhid, sang kekasih Allah, Ibrahim. Beliau adalah seorang yang telah Allah
angkat sebagai kekasih-Nya. Beliau hancurkan patung-patung berhala dengan
tangannya. Beliau berdakwah mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah dan
telah melakukan hal yang luar biasa untuk itu. Renungkanlah doa beliau
sebagaimana yang terdapat dalam al Qur’an,

8
Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
(Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada
menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah
menyesatkan kebanyakan daripada manusia. Maka barangsiapa yang mengikutiku,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa yang
mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”

(QS Ibrahim 35-36)

Renungkanlah pemimpin orang-orang yang bertauhid berdoa kepada Allah agar


dirinya dan anak keturunannya dijauhkan dari penyembahan terhadap berhala. Artinya
beliau meminta agar dirinya dan keturunannya diletakkan di posisi yang jauh dan tidak
dekat dengan kemusyrikan dengan bahasa lain tidak terjerumus dalam jaring-jaring dan
berbagai sarana pengantar menuju kemusyrikan.

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Hal-Hal Ghaib

Kebudayaan masyarakat Indonesia seringkali terintegrasi dengan kepercayaan


masyarakat terhadap alam gaib, kesaktian, roh, makhluk-makhluk gaib dan para dewa.
Ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai
kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan disebut Mitologi. Banyak
nilai budaya, nilai moral serta kearifan lokal yang dapat dipetik dari mitologi Nusantara,
khususnya makhluk-makhluk gaib, namun sangat disayangkan tidak disadari oleh
masyarakat umum. Selain itu masih kurang media tentang makhluk mitologi Nusantara
untuk anak-anak sehingga kurang dikenal oleh anak-anak. Agar mitologi Nusantara tetap
terjaga sebagai warisan budaya, akan lebih baik jika anak usia dini belajar dan
mengetahui tentang makhluk mitologi Nusantara.

Perkembangan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu, ketika dinasti-


dinasti kerajaan masih berkuasa, sampai sekarang, selalu diwarnai dengan nuansa-nuansa
mistik, kepercayaan pada hal-hal irasional. Hal ini merupakan bentuk kebudayaan turun
temurun dari nenek moyang. Muchtar Lubis mengatakan bahwa, mempercayai hal-hal
gaib, bahkan cenderung “menuhankannya” merupakan ciri khas masyarakat
Indonesia. Mereka masih percaya pada benda-benda keramat, seperti kekuatan keris
pusaka, sumur keramat para Wali Songo. Bahkan masyarakat sampai sekarang
masih mempercayai keramat pada tongkat Soekarno,mantan Presiden RI,
kepercayaan pada Nyi RoroKidul di Pantai Selatan Jawa, dan banyak contoh
lainnya.

Dalam konteks masyarakat modern dewasa ini, gejala tersebut menjadi


menarik untuk diperbincangkan karena masyarakat Indonesia masih terikat dengan
budaya mistiknya. Apalagi ritual mistik dan tempat-tempat yang dianggap
keramat kemudian ditayangkan di media massa. Baik berupa film, sinetron, atau
bahkan reality show. Penayangan kisah-kisah makhluk gaib di televisi
menimbulkan sejumlah persoalan dan ancaman dalam kehidupan masyarakat, seperti

10
munculnya rasa ketakutan berlebihan, kepercayaan kesaktian benda-benda tertentu,
air yang mujarab, orang sakti, dan sebagainya.

Mistik adalah hubungan realitas “kebatinan” dan kesadaran manusia yang


lebih mengutamakan kekuatan pengindraan manusia dalam menafsirkan realitas,
bentuk dari adegan-adegan mistik yang terjadi dalam tayangan program acara
televisi, seperti mendatangi tempat-tempat yang dipercaya memiliki mitos dan kekuatan
gaib. Tempat yang didatangi adalah tempat yang telah dipilih sebelumnya dan
memiliki sejarah tentang mitos dan gaib. Alasan pemilihan acara Dua Dunia sebagai
subjekpenelitian karena tayangan Dua Dunia memiliki keunikan dibandingkan dengan
tayangan mistik lainnya.

Banyak program televisi menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat begitu


banyak tempat-tempat yang dipercaya memiliki kekuatan mistik. mistik dalam
konsep masyarakat adalah suasana misteri, kengerian, mencekam, horor, dan
sebagainya. Ketidakmampuan masyarakat menjawab konsep mistik inilah sehingga
rasa ingin tahu masyarakat terhadap fenomena mistik menjadi sangat besar. Di
bawah ini merupakan unsur mistik yang terbagi menjadi beberapa dimensi, antara
lain :

1. RitualistikDinamisme : Ritual pemujaan pada benda-benda atau kekuatan


alam,seperti akik, keris, batu besar, pohon besar, makam-makam, benda ritual gaib,
dan lain-lain.
2. Animisme : Ritual pemujaan pada makhluk berkekuatan gaib, seperti jin, iblis dan
lain-lain.
3. Interaksi Persekutuan : Meminta tolong atau mencari solusi masalahpada
makhluk atau kekuatan gaib, meminta perlindungan, rejeki, dan lain-
lain.Permusuhan : Bertarung dengan kekuatan gaib, pertarungan antar makhluk gaib
4. Visualisasi : Penampakan realitas gaib, munculnya symbol, firasat/pertanda,
makhluk gaib, kekuatan supranatural, dan lain-lain.

KarakterKarakter yang terlibat dalam peristiwa bermuatan mistik atau


supranatural seperti kyai atau pemuka agama, dukun, manusia (laki-laki atau
perempuan), makhluk atau kekuatan gaib.

11
2.2. Pandangan Hukum Islam Terhadap Hal Ghaib

Kita akan membicarakan hal-hal gaib dalam Al-Quran. Pembicaraan yang


pertama menyangkut apa yang disebut gaib menurut Al-Quran. Yang kedua mengenai
macam-macam hal yang gaib menurut Al-Quran. Dan yang ketiga tentang hal-hal gaib
yang diberitakan oleh Al-Quran. Menurut arti katanya, gaib berarti sesuatu yang
tersembunyi dari pengamatan. Ada dua macam gaib, yaitu :

1. Gaib mudhâfi adalah sesuatu yang relatif di suatu waktu dan tempat. Misalnya,


orang yang tidak hadir di suatu pertemuan, berarti ia gaib di tempat itu. Ia gaib di
tempat tersebut, tapi tidak gaib di tempat yang lain.
2. Gaib muthlaq adalah sesuatu yang tidak bisa diamati oleh panca indera dalam
situasi apa pun.
menurut Al-Quran, sesuatu yang gaib itu adalah sesuatu yang tertutup tirai,
yang menghalangi pandangan. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Andaikan tirai
diangkat, keyakinanku tidak akan bertambah.” Artinya, keyakinan Ali dalam agama
sudah mencapai puncak tertentu. Sehingga, walaupun ke ghaiban dibukakan baginya,
keimanannya tidak akan berubah, tidak akan bertambah. Orang-orang tasawuf
berbicara tentang kasyaf. Kasyaf artinya membuka tirai. Kalau seseorang sudah
mencapai tingkat tertentu, maka tirai akan terbuka baginya, sehingga ia akan melihat
hal yang gaib yang tidak bisa dilihat dengan pengamatan.
sekitar pada tahun 1970-an, di kalangan ilmuwan fisika tumbuh suatu minat
baru terhadap dunia gaib. Fisika, ketika didalami lebih lanjut, membawa mereka
kepada dunia metafisika. Seorang ahli fisika pernah mengatakan, “Kita tiba-tiba
berjalan menuju pintu agama, rahasia-rahasia alam; tiba-tiba menyingkap sesuatu
yang gaib di alam semesta ini yang tidak bisa diamati secara empirik, tetapi detaknya
ada.” Pada tahun 1970-anlah mulai terjadi arus balik pemikiran ilmuwan. Mereka
mulai mengakui adanya unsur gaib di alam semesta ini, yakni unsur-unsur yang tidak
bisa diamati oleh panca indera, oleh alat-alat laboratorium. Itulah yang disebut dengan
gaib muthlaq, bukan gaib mudhâfi.
Sekarang mereka mengakui adanya gaib muthlaq. Mereka merumuskan crazy
hypotheses, hipotesis gila. Misalnya ketika mereka menemukan bahwa elektron bisa
berpindah dari satu lingkaran ke lingkaran lain tanpa melewati ruang, kemudian

12
mereka merumuskan hipotesis gila: Karena peredaran bumi —berikut planet-planet
lain— mengelilingi matahari mirip edaran elektron mengelilingi proton, maka bisa
saja dihipotesiskan bahwa tiba-tiba bumi ini pindah ke orbit yang lain, tanpa melewati
ruang dan waktu. Ketika kita berbicara tentang suatu benda yang tidak terikat ruang
dan waktu itu, berarti kita berbicara tentang yang gaib. Sebab, sesuatu yang hadir,
yang syahid, terikat dengan ruang dan waktu. Kita terikat dengan ruang dan waktu.
Misalnya saya mau pindah dari tempat duduk ini ke tempat duduk yang lain. Saya
harus bergerak lewat ruang, dan memerlukan waktu. Itu terjadi karena saya tidak
termasuk gaib muthlaq, melainkan gaib mudhafi.
Islam mengakui adanya dua jenis makhluk, baik yang gaib maupun yang
syahid. Allah berfirman dalam Al-Quran, surat al-hasyr,59:22

Artinya:
  Dialah Allah yang tiada tuhan selain Dia; Maha Mengetahui yang gaib dan
syahid. Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (QS Al-Hasyr, 59:22).

Mengenai ayat ini, ada ahli tafsir yang mengatakan bahwa sifat Al-Rahman itu
berhubungan dengan hal-hal yang gaib dan syahadah, sedangkan sifat Al-Rahim
berhubungan dengan kenikmatan yang gaib. Jadi, Al-Rahman adalah kasih sayang
Allah yang meliputi hal yang gaib dan syahid. Sedangkan Al-Rahim adalah kasih
sayang Allah yang khusus berkaitan dengan nikmat-nikmat ghaybiyah, nikmat-nikmat
yang gaib. Sebagian ulama yang lain menafsir-kan bahwa Al-Rahman ialah kasih
sayang Allah kepada orang Islam dan orang kafir, kasih sayang kepada semua
manusia. Adapun Al-Rahim merupakan kasih sayang Allah yang khusus kepada
orang beriman saja.
Ada sebuah buku berjudul Al-Imdâd Al-Ghaybi fi Al-Hayât Al-Basyariyah.
Artinya, Bantuan Gaib dalam Kehidupan Manusia. Maksudnya adalah bahwa dalam
kehidupan ini terdapat bekas-bekas yang gaib. Sebetul-nya kita ini berhubungan
dengan yang gaib. Ada sambungan antara kita dengan yang gaib. Salah satu cara
untuk menghubungkan kita dengan yang gaib itu ialah salat. Pada saat salat,

13
sebetulnya kita sedang berhubungan dengan yang gaib. Al-Quran sebenarnya juga
merupakan bekas-bekas dari yang gaib, yang tampak pada kita.
Ada beberapa jenis berita gaib dalam Al-Quran, yaitu: pengetahuan tentang
Allah Swt, nama-nama-Nya, kitab-kitab-Nya, berita tentang makhluk-makhluk
ruhaniah, seperti malaikat dan jin, berita tentang kehidupan sesudah mati di alam
barzakh, kehidupan ruh sebelum dibangkitkan, surga dan neraka. Itu semua berita-
berita gaib yang disampaikan oleh Al-Quran yang tidak bisa dirasakan oleh panca
indera.

Mempercayai dukun sebagai penolong atau untuk mencelaki seseorang yang


di kenal sebagai “santet atau guna-guna ” sangat jelas hukum nya syirik karena
merupakan perbuatan tercela. Syirik jelas adalah perbuatan dosa besar, terutama jika
sampai keluar daripada agama Islam sehingga jelas bahwa hukumnya adalah haram.
Merupakan dosa besar jika seseorang berbuat syirik terhadap Allah SWT. Jika
seseorang benar-benar memiliki iman yang kuat, tidak mungkin ia berbuat sehina itu
dengan menyekutukan Allah dengan apapun. Syirik saat berdoa Yakni orang yang
meminta, memohon, dan memanjatkan hajatnya dalam doa dengan tujuan kepada
selain Allah SWT. Padahal tiada yang kuasa mengabulkan semua doa kecuali Allah
SWT. Allah SWT berfirman :

Artinya:
“Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa
meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. (Q. S. Faathir : 13-14)
Sungguh orang yang syirik adalah mereka yang sudah sangat tersesat dan tak
mendapatkan petunjuk.. syirik akbar adalah menjadikan selain daripada Allah SWT
sebagai tujuannya dalam beribadah, misalnya; memohon dan bernadzar sesuatu

14
kepada selain Allah, takut kepada kuburan, jin, atau setan serta percaya bahwa semua
itu bisa memberi bahaya. Syirik ini menyebabkan seseorang keluar daripada agama
Islam sehingga jika ia meninggal dalam keadaan demikian maka akan kekal di dalam
neraka.

2.3. Faktor-fator mepercayai hal ghaib

Di kehidupan modern, peran dukun terus berkembang sehingga ada beberapa


fungsi baru dukun seperti permasalahan penyakit, kesulitan ekonomi, karir, dan jodoh.
Manusia dalam mengahadapi berbagai permasalahan memilih jalan keluar yang rasional,
ada pula yang irasional. Jalan yang rasional dilakukan berkaitan dengan melalui cara
berpikir logis dan empiris. Namun, fakta sosial menyatakan bahwa masyarakat banyak
mecari hal-hal mistis. Agama seringkali menjadi salah satu jalan keluar dari berbagai
persoalan tersebut. Walaupun begitu, tidak sekit pula yang bertentangan dengan ajaran
agama itu sendiri. Meskipun saat ini merupakan era digital dan kesejagatan, tetapi pada
sebagian masyarakat Indonesia masih ada yang mempercayai bahawa dukun adalah sosok
yang bisa dimintai jasa untuk kepentingan tertentu.

2.4. Cara menyikapi kepercayan kaum muslimin tentang hal ghaib

terdapat beberapa cara yang dapat di tempuh dalam menyikapi masalah kepercayaan
kaum muslimin tengtang hal ghaib sehingga cendrung menimbulkan syirik, yang pertama, dengan
mengikuti cara salaf, yaitu menyucikan allah dari adanya keserupaan dengan makhluknya dan
melakukan tafwidh terhadap nas-nas tersebut. Kedua, dengan mengikuti cara khalaf, yaitu
menakwilkannya. dasar-dasar agama islam di buat atas dasar akal. Apabila akal menetapkan
sesuatu, kemudian naqal menetapkan sebaliknya, hukum akal yang harus dipegangi atas dasar
bahwa yang di informasikan oleh naqal itu bukanlah menurut arti lahihrnya, melainkan menurut
arti lain yang sesuai ditetapkan oleh akal. Untuk menghindari hal-hal yang menjeruuskan kita
kedalam kesyirikan yaitu bersyukur atas ketetapan Allah SWT. dan secara tidak langsung kita
sedang meningkatkan keimanan sehingga perbuatan syirik jauh dari perbuatan kita. Dan dengan
selalu mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW. sehingga kita bisa senantias diberi syafaat
nabi Muhammad SAW.

15
16
KESIMPULAN

17
SARAN DAN REKOMENDASI

 SARAN
1. Mempertahankan tradisi di era modern ini merupakan sebuah hal yang patut untuk
diapresiasi namun jika tradisi tersebut dianggap bertentangan dengan ajaran agama
khususnya agam islam, sudah sepantasnya tradisi tersebut untuk ditinggalkan atau
tidak lagi dipertahankan, apalagi kita sebagai pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW,
yang dengan tegas mengharamkan menyekutukan Allah SWT.
2. Masyarakat hendaknya dapat meningkatkan kesadaran serta meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT, guna menjalankan perintah dan menjauhi larangan sehingga kita
tidak terjerumus dalam kesesatan dan kesyirikan yang dapat menggoyakkan iman kita
keoada Allah SWT.

 REKOMENDASI
1. Membentengi diri dan memohon perlindungan dari Allah SWT dengan doa
dan zikir yang disyariatkan, seperti zikir pagi dan petang, zikir sebelum tidur,
serta zikir-zikir lainnya yang di sunnahkan.
2. Menjaga pelaksanaan shalat fardhu secara berjamaah dan pada waktunya dan
selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
3. Meneguhkan tawakal dan selalu bersandar terhadap Allah SWT dan semakin
meningkatkan ketaatan dan memurnikan keikhlasan dalam beribadah kepada
Allah SWT.
4. Sungguh-sungguh dalam bertobat atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. dan
selalu bersedekah dan berbuat baik kepada orang lain, sehingga memadamkan
api benci dan dengki dalam diri mereka.
5. Memurnikan tauhid kepada Allah SWT, sehingga tidak terjerumus dalam
kesyirikan yang dapat menggoyakkan iman kita kepada Allah SWT.

18
DAFTAR PUSTAKA

 Saputra, de, Syahrial. 2010. Kearifan Lokal yang Terkandung dalam Upacara
Tradisional Kepercayaan Masyarakat Sakai-Riau.
 Widya Sherliawati. 2014. Kepercayaan Masyarakat terhadap Dukun [Skripsi].
Bengkulu (ID). Universitas Bengkulu.
 https://muslim.or.id/1680-bahaya-syirik.html
 Ridha rasyid. 2006. Konsep teologirasional dalam tafsir al-manar. erlangga

19

Anda mungkin juga menyukai